• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

Judul Skripsi: Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Sosiodrama Siswa Kelas V SD 286 Mallombong Desa Tugondeng Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba. 20 Februari 2015 M sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar S1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar pada hari Sabtu tanggal 28 Februari 2015. Berjudul : Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Sosiodrama Metode pada Siswa Kelas V SD Negeri 286 Mallombong Desa Tugondeng Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba.

Penyusunan disertasi ini dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan pada program studi Sarjana Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Muhammadiyah Makassar. Peningkatan Keterampilan Berbicara Melalui Metode Sosiodrama Siswa Kelas V SD 286 Mallombong Desa Tugondeng Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba.

SIMPULAN DAN SARAN

Alternativ Pemecahan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas maka peneliti merancang penyelesaian masalah melalui tindakan perbaikan dengan menggunakan metode sosiodrama di Kelas V SD 286 Mallombong Kecamatan Herlang Kabupaten Bulukumba. Menurut Roestiyah, agar penerapan metode sosiodrama ini efektif, perlu diperhatikan langkah-langkah sebagai berikut: 1) guru harus menjelaskan kepada siswa cara mengenalkan teknik tersebut, 2) guru harus memilih teknik yang menekan. permasalahan sehingga menarik minat siswa 3) Guru dapat menjelaskan Agar siswa dapat memahami peristiwa maka guru harus mampu. menjelaskan dan mengatur adegan yang akan dimainkan siswa, 4) Guru harus menjelaskan apa yang harus dilakukan siswa dan bagaimana memerankan skenario yang diberikan guru, 5) Siswa lain harus menjadi penonton aktif, selain mendengar dan melihat Selain itu, mereka juga harus bisa memberikan saran dan kritik terhadap apa yang dikerjakan setelah naskah selesai dibuat.

Rumusan Masalah

Tujuan penelitian

KAJIAN PUSTAKA

  • Hasil Penelitian yang Relevan
  • Hakikat Metode Sosiodrama
  • Tujuan dan Manfaat Metode Sosiodrma
  • Peranan Sosiodrama
  • Teknik dan Langkah-Langkah Melaksanakan Metode sosiodrama Teknik permainan sosiodrama dipergunakan sebagai suatu tekhnik untuk
  • Kelebihan dan Kelemahan Metode Sosiodrama
  • Cara Mengatasi Kelemahan-Kelemahan Metode Sosiodrama
  • Penerapan Metode Sosiodrama
  • Hakikat Berbicara
  • Fokus Perhatian pembelajaran Berbicara
  • Pembelajaran Berbicara
  • Teknik pembelajaran berbicara
  • Tujuan pembelajaran berbicara

Tujuan dari metode sosiodrama adalah 1) melatih siswa mendramatisir permasalahan dan lebih tertarik mengikuti pembelajaran, 2) melatih keberanian siswa untuk tampil di muka umum, 3) menjadikan kelas hidup karena dapat menarik perhatian siswa, 4) melatih siswa mengapresiasi suatu peristiwa, 5) melatih anak berpikir teratur, 6) Guru memberikan bekal. Menurut Mansyur (1996) (dalam Hasyim dan Rahim 2006:2-9), metode sosiodrama mempunyai kelebihan seperti: . a) Melatih siswa untuk berkreasi dan berinisiatif, b) melatih siswa memahami sesuatu dan berusaha mengerjakannya, c) menumbuhkan bakat siswa yang mempunyai bibit seni yang baik melalui sosiodrama yang sering dilakukan dengan metode ini, d) mempromosikan kerjasama antar teman yang lebih baik Juga e) membuat siswa merasa senang karena dapat terhibur dengan cuplikan temannya. Persiapan pembelajaran ini sama dengan pembelajaran lainnya. Metode sosiodrama mempunyai langkah persiapan yang harus dilakukan guru sebelum kegiatan pembelajaran dilaksanakan. Guru harus mempersiapkan bahan pelajaran yang akan dipelajari sesuai topik dialog cerita anak dengan cara memainkan peran atau mendramatisasi cerita anak melalui dialog.

Menyiapkan skenario pembelajaran dan merancang metode sosiodrama dalam proses pembelajaran, membuat LKS, membuat alat dan bahan yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang akan dipelajari, membagi kelompok, setiap kelompok terdiri dari 5-6 orang. Setiap pembelajaran dengan menggunakan metode sosiodrama diawali dengan kegiatan penyajian materi pertama kali, guru menjelaskan tujuan pembelajaran dan memberikan motivasi serta penguatan untuk memerankan drama.

Kerangka Pikir

Tujuan utama pembelajaran berbicara di sekolah dasar adalah untuk melatih siswa berbicara bahasa Indonesia dengan baik dan benar. Ada banyak cara untuk melaksanakan pembelajaran berbicara di sekolah dasar, misalnya: meminta siswa menanggapi secara verbal drama drama yang dilakukan oleh beberapa siswa di depan kelas, menceritakan pengalaman pribadi, bertanya jawab, dan lain-lain. Dalam metode sosiodrama, keterampilan berbicara memerlukan keterampilan dan kreativitas agar kegiatan berbicara dapat membuahkan hasil berbicara yang baik.

Jika diterapkan metode sosiodrama, keterampilan berbicara siswa dapat meningkat dibandingkan siswa kelas V SD Mallombong 286, Desa Tugondeng, Kecamatan Herlang, Kabupaten Bulukumba.

Jenis Penelitian

Setting Penelitian dan Subjek penelitian

  • Setting penelitian
  • Subjek Penelitian

Fokus Penelitian

Desain Penelitian

Peneliti juga memilih kelas V sebagai subjek penelitian karena berdasarkan pengamatan peneliti, kelas V mempunyai tingkat IQ yang relatif tinggi, namun kemampuan anak khususnya dalam berbicara masih kurang, dan usia kelas V SD sudah mampu. berpikir kritis untuk memahami suatu topik dan masalah. Dalam pengambilan pembelajaran pada saat proses pembelajaran, kegiatan yang dilakukan pada tahap ini dilakukan sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah disusun. Dalam skenario pembelajaran, tindakan yang ingin dilaksanakan yaitu metode sosiodrama dan aktivitas siswa harus ditonjolkan.

Dengan menggunakan langkah-langkah metode sosiodrama, kami mengamati perilaku dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran serta pengaruh perilaku guru terhadap siswa selama proses pembelajaran. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui apakah telah terjadi peningkatan keterampilan berbicara siswa pada topik dialog cerita anak. Jika nilai klasikal minimal 70% dan siswa telah mencapai nilai 6,5 atau lebih, tindakan dianggap berhasil diselesaikan.

Tahap refleksi dilakukan pada setiap akhir langkah penelitian pada setiap siklus pembelajaran, agar peningkatan penggunaan metode sosiodrama dalam proses pembelajaran mendapat peningkatan. Dan hasil dari setiap refleksi pada setiap siklus merupakan tindakan pada siklus berikutnya, agar proses pembelajaran menjadi lebih baik.

Instrumen Penelitian

Wawancara dimaksudkan untuk menggali kesulitan siswa dalam meningkatkan keterampilan berbicara yang mungkin sulit diperoleh dari hasil kerja siswa atau dalam kegiatan pembelajaran.

Teknik Pengumpulan Data

Teknik Analisis Data

Indikator Keberhasilan

  • Siklus I
  • Siklus II

Skor tertinggi sebesar 76 dan skor terendah sebesar 60 dengan rentang skor sebesar 16 yang berarti hasil belajar keterampilan berbicara yang dicapai siswa Kelas V SD 286 Mallombong Kabupaten Bulukumba tersebar dari skor terendah 60 hingga tertinggi skor. skor sebesar 76. Berdasarkan tabel 4.3 diatas dapat dinyatakan bahwa dari 15 orang siswa kelas V SD 286 Mallombong yang menunjukkan dalam keterampilan berbicara tidak ada siswa yang hasil belajarnya sangat rendah, tidak ada siswa yang berkategori rendah, Kategori sedang sebanyak 11 siswa atau 73,33%, dan kategori sedang sebanyak 4 siswa atau 26,67%. Berdasarkan tabel 4.4 diatas terlihat bahwa dari 15 siswa kelas V SD 286 Mallombong setelah diberikan tindakan terlihat 11 siswa (73,33%) berada pada kategori tidak tuntas dan 4 siswa (26,67%) berada pada kategori tuntas. kategori itu. kategori.

Berdasarkan hasil belajar siswa kelas V SD 286 Mallombong pada siklus 1 menunjukkan bahwa hasil belajar siswa masih kurang baik dimana dari 15 siswa hanya 4 siswa yang memenuhi KKM yaitu 70 dan yang lainnya hanya mendapat nilai dibawah KKM tersebut. Berdasarkan permasalahan tersebut, Siklus II perlu dilaksanakan untuk meningkatkan hasil belajar yang masih rendah pada Siklus I, dan diharapkan Siklus II dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa Kelas V SD 286 Mallombong dengan menggunakan metode sosiodrama. Dari tabel di atas terlihat bahwa keterampilan berbicara siswa mengalami peningkatan dibandingkan siklus I. Perbandingan aktivitas siswa pada siklus I dan II dapat dilihat pada diagram berikut.

Skor tertinggi adalah 100 dan skor terendah adalah 70 dengan rentang skor 28 yang berarti keterampilan berbicara yang dicapai siswa Kelas V SD 286 Mallombong Bulukumba berkisar dari skor terendah 60 hingga skor tertinggi 88. Skor statistik keterampilan berbicara siswa kelas V SD 286 Mallombong dari siklus I sampai siklus II dapat dilihat pada diagram berikut. Keterampilan Berbicara Siklus II Kelas V Siswa SD 286 Mallombong Bulukumba No Interval Skor Kategori Frekuensi Persentase.

Berdasarkan tabel 4.8 di atas, dari 15 siswa kelas V 286 Mallombong setelah menggunakan metode sosiodrama ditemukan 3 siswa (20%) berada pada kategori tuntas dan 12 siswa (80%) berada pada kategori tuntas. kategori. Berdasarkan keterampilan berbicara siswa kelas V SD 286 Mallombong Bulukumba pada siklus II diketahui bahwa keterampilan berbicara siswa mengalami peningkatan, sedangkan pada siklus I hanya 4 siswa yang mencapai nilai KKM dan pada siklus II 12 siswa. mencapai KKM mencapai nilai. nilai KKM yaitu sebesar 70. Berdasarkan peningkatan pembelajaran yang berorientasi pada hasil maka dapat dikatakan bahwa metode sosiodrama layak digunakan dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia dalam meningkatkan keterampilan berbicara siswa Kelas V SD 286 Mallombong, Kabupaten Bulukumba.

Tabel 4.2. Distribusi nilai statistik keterampilan berbicara siklus I Statistik Nilai Statistik
Tabel 4.2. Distribusi nilai statistik keterampilan berbicara siklus I Statistik Nilai Statistik

Pembahasan

Siswa di kelas ini tidak lagi pasif dalam mengemukakan ide atau bertanya. Mereka sudah mulai membangun kerjasama dalam kelompoknya masing-masing dan mulai berani tampil di depan kelas. Pada tindakan siklus II hasil yang diperoleh sudah memberikan indikator keberhasilan yaitu siswa telah mencapai nilai rata-rata 75,47 dan ketuntasan belajar 100%. Jadi dapat dikatakan siswa telah mencapai nilai KKM. Keberhasilan siswa pada Siklus II ini disebabkan karena guru mulai memperhatikan kekurangan siswa, memberikan motivasi dan semangat, serta membimbing siswa dengan sabar sehingga berani berbicara di depan kelas melalui drama bersama. teman kelompok mereka.

Berdasarkan materi yang dipelajari yaitu drama, guru menentukan tema dan melatih siswa memerankan tokoh dalam drama dengan memperhatikan ekspresi wajah, pengucapan, intonasi dan kelancaran, dimana pada siklus I guru tidak terlalu memperhatikan. dia. ini. Guru juga memberikan peran berdasarkan karakteristik yang dimiliki siswa sehingga tidak terlalu menyulitkan siswa dalam melaksanakannya. Tindakan guru seperti ini membuat siswa merasa lebih bahagia dan aktif dalam belajar serta lebih berani dalam berbicara, baik pada saat memerankan drama maupun pada saat proses pembelajaran, misalnya pada saat menyelesaikan materi.

Berdasarkan hal tersebut dapat dikatakan bahwa metode sosiodrama cocok digunakan pada materi drama untuk siswa kelas V SD 286 Mallombong.

Simpulan

Saran

  • Kompetensi Dasar
  • Tujuan Pembelajaran
  • Metode Pembelajaran
  • Langkah-langkah Pembelajaran A. Kegiatan awal
  • Alat dan sumber
  • Penilaian
  • Penilaian

Nama Sekolah : SD 286 Mallombong Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : V/I. Mengungkapkan pikiran dan perasaan secara lisan dalam diskusi dan memerankan drama. Melalui tugas, siswa dapat menyebutkan unsur-unsur drama 3. Dengan membaca dalam hati, siswa dapat menganimasikan naskah drama tersebut.

Ali : “Maaf bu, saya sedang tidur untuk saya, saya bermimpi bertemu ibu saya (dengan suara patah-patah) dia mirip sekali dengan nyonya.” Ali : “Maaf pak, tapi saya akan berusaha (dia segera berbelok dan berjalan menuju lampu merah tempat dia sering berjualan koran). Ali : “Ayo pak, saya akan menyemir sepatunya (sambil meletakkan koran dan mengambil sepatunya) semir sepatu dari tasnya).

Ali : "Oh... Tuhan ampuni dosaku, semoga bapak ini bisa mengampuni kecerobohanku." seraya ia menyerap kesedihan) tanpa mengenal rasa putus asa, ia terus menawarkan bantuan, karena ia lapar, ia duduk termenung di pinggir jalan dan memikirkan kesalahannya. Ibu Ati : “Aduh, bukankah itu anak jalanan yang biasa tidur di depan tokoku (dia mencoba, lalu membangunkannya dan melindungi tubuh Ali dengan payung dari hujan). Ibu Ati : “Kalung itu.. .(sambil langsung memegang kalung itu), itu seperti kalung yang pernah kuberikan pada anakku yang kutinggalkan di desa, mungkin dia...(tidak lama kemudian Ali sadar kembali).

Ibu Ati : “Aku menemukanmu terbaring tak sadarkan diri disini, ini kalungmu” (Ibu Ati menunjukkan kalung itu kepada Ali). perkataan Ali). Akhirnya ibu Ati mengantar Ali pulang, kini Ali mempunyai ibu yang sudah lama ia cari. Berdasarkan drama “Anak Jalanan Ali Topan” di atas, jawablah pertanyaan di bawah ini satu per satu dengan benar.

Latihan drama “Anak Jalanan Ali Topan” bersama teman kelompokmu tanpa melihat teks dengan ekspresi dan intonasi yang tepat.

Gambar

Tabel 4.2. Distribusi nilai statistik keterampilan berbicara siklus I Statistik Nilai Statistik
Tabel 4.4 Distribusi Ketuntasan Belajar Keterampilan Berbicara Siswa pada Siklus I
Gambar 4.1 Grafik perbandimgan aktivitas siswa siklus I dan II b. Hasil belajar
Gambar 4.3 Grafik perbandingan kategori hasil belajar siklus I dan Siklus II
+3

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa langkah yang dapat dijadikan pegangan dalam melaksanakan proses penilaian hasil belajar, yakni: a merumuskan atau mempertegas tujuan-tujuan pengajaran, b mengkaji kembali

The energy sources of the future are Options: 1 nuclear and hydro power 2 coal and natural gas 3 wind and solar power 4 oil and biomass Correct Answer:wind and solar power Question