• Tidak ada hasil yang ditemukan

Psikologi Komunitas

N/A
N/A
Ayu Yunia

Academic year: 2024

Membagikan " Psikologi Komunitas"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Psikologi Komunitas

Tim Pengampu M.K. Psikologi Klinis 2023 Fakultas Psikologi UNDIP

(2)

Perspektif Psikologi Komunitas

Psikologi komunitas adalah pendekatan bagi kesehatan mental yang menekankan pada peran kekuatan lingkungan dalam menciptakan & meringankan masalah.

Psikologi komunitas memperhatikan hubungan antara individu-individu dengan lingkungan sosial &

komunitas mereka.

Psikolog komunitas berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat melalui intervensi kolaboratif yang:

Mencegah masalah-masalah psikologis & sosial,

Meningkatkan kesejahteraan pribadi dan komunitas,

dan Memberdayakan warga dan kelompok yang kurang beruntung.

(3)

Psikologi Komunitas dicirikan sebagai perspektif, memiliki implikasi:

Psikolog komunitas tidak secara eksklusif fokus pada lingkungan/ individu yang tidak memadai, melainkan pada kesesuaian antara lingkungan &

individu; apakah memungkinkan upaya peningkatan adaptasi?

Psikolog komunitas menekankan pada kreasi alternatif melalui identifikasi &

pengembangan sumber serta kekuatan pada diri individu & komunitas;

tindakannya secara langsung diarahkan pada kompetensi individu &

lingkungan (bukan kekurangan)

Psikolog komunitas meyakini bahwa perbedaan antar individu & lingkungan justru diharapkan, dengan demikian sumber daya sosial (societal resources) diperoleh dari sejumlah standar kompetensi (memperhatikan keragaman)

(4)

Guiding values 1:

Kesehatan Individu: Kesehatan Fisik, Psikologis, Sosial, & Spiritual Warga

Fokus pada pemahaman faktor-faktor yang berkontribusi bagi kesejahteraan & perkembangan yang sehat, & pada pengembangan program terkait pencegahan

berkembangnya masalah-masalah fisik & psikologis

Berbeda dengan psikolog klinis yang fokus pada etiologi &

upaya pengembalian kesehatan mental

(5)

Guiding values 2:

Sense of Community: Perasaan Warga sebagai Bagian dari Kelompok yang

Lebih Besar

Melihat penurunan kohesi komunitas sebagai

kontributor utama bagi masalah-masalah individu

& sosial, & peningkatan rasa komunitas sebagai kontributor kunci bagi kesehatan individu &

vitalitas masyarakat

(6)

Guiding values 3:

Keadilan dan Pemberdayaan Sosial:

Distribusi Sumber Daya Ekonomi, Politik, dan Psikologis yang Setara dalam

Masyarakat

Perhatian terhadap upaya pengatasan isu-isu sosial terkini yang mendesak, & terutama terhadap pemberdayaan kelompok marjinal melalui peningkatan akses mereka ke sumber daya ekonomi, politik, & psikologis

(7)

Guiding values 4:

Partisipasi Warga: Keterlibatan Aktif Warga di Semua Aspek Kehidupan

Masyarakat

Waspada terhadap solusi top-down (dari ahli) untuk

pengatasan masalah yang dihadapi masyarakat, melihat bahwa pendekatan tersebut seringkali tidak efektif &

menimbulkan keterasingan serta ketergantungan warga.

Sebaliknya, keterlibatan warga dipandang sebagai antidote (penawar) yang diperlukan untuk membawa revitalisasi komunitas & solusi untuk menekan masalah sosial.

(8)

Guiding values 5:

Kolaborasi dan Kekuatan Komunitas:

Bekerja Bersama Warga dan Kelompok di Komunitas, dan Membangun Kekuatan

Sebagai pendukung perspektif berbasis kekuatan,

psikolog komunitas memandang warga dan kelompok komunitas sebagai sumber solusi untuk mengatasi

masalah komunitas.

Bekerja bersama sebagai mitra memungkinkan kekuatan masing-masing anggota komunitas dan psikolog komunitas untuk berkontribusi bagi

perbaikan komunitas.

(9)

Guiding values 6:

Menghormati Keragaman Manusia:

Apresiasi thd Perbedaan Manusia (Etnis, Gender, Agama, Umur, Cacat Fisik, dan Kelas Sosial)

Kritis terhadap paradigma sosial yang memandang mereka yang ''berbeda'' sebagai penyebab masalah yang dihadapi di masyarakat.

Sebaliknya, menegaskan bahwa keragaman adalah kebaikan publik dan sumber daya yang tak

ternilai.

(10)

Guiding values 7:

Empirical Grounding: Dasar Penelitian

untuk Upaya Membuat Perbedaan Positif di Komunitas dan Masyarakat yang Lebih Luas

Melihat bukti sistematis sebagai kunci untuk

memahami masalah-masalah individu dan sosial, dan memandang bahwa pemahaman tersebut

sebagai pusat untuk pengembangan program, tindakan komunitas, dan kebijakan sosial yang efektif.

(11)

Key concepts

1. kerangka dan analisis multilevel ekologis,

2. konsep kesehatan mental komunitas,

3. konsep pencegahan,

4. promosi dan pemberdayaan,

5. keragaman/ diversity,

6. konsep intervensi sosial dan perubahan komunitas

(12)

Key concept: kerangka dan analisis multilevel ekologis

Kerangka konseptual yang mendasari Psikologi Komunitas adalah ekologi sosial, yang menekankan hal itu pemahaman tentang perilaku manusia harus selalu meliputi lingkungan sosial di mana ia berada berada.

Menekankan pada beberapa prinsip sebagai kerangka bagi psikologi komunitas:

1. Setiap ekosistem terdiri dari beberapa bagian yang saling bergantung (interdependence)

 Individual dengan lingkungan; hubungan antar individual &

ekosistem (mikrosistem, organisasi, wilayah, makrosistem) 2. Ekosistem dapat dipahami dengan mempelajari sumber-

sumber yang digunakan & diperlukan untuk kesejahteraan mereka

3. Individu (dan level lain dalam ekosistem) beradaptasi terhadap lingkungan dengan menanggulangi tekanan &

tuntutan, & menggunakan sumber-sumber yang tersedia

4. Ekosistem bersifat dinamis, tidak statis; sepanjang waktu akan berubah tergantung pada pola

interdependence, sumber-sumber yang tersedia, &

terjadinya perubahan yang adaptif

(13)

Key concept: konsep kesehatan mental komunitas

Perkembangan psikologi komunitas diawali dengan beberapa rekomendasi dasar yang bertujuan mengembangkan kesehatan mental, melalui:

 penelitian, penyediaan pelayanan kesehatan mental, ketersediaan pelayanan di komunitas, perhatian terhadap faktor sosial bagi perkembangan sakit mental

Dalam perkembangannya: model medis sempat menguasai (psikiater berada pada hirarki administratif teratas); terdapat pengabaian yang berkelanjutan terhadap pasien minoritas, miskin, anak-anak

Smith & Hobbs (1966) menegaskan bahwa kendali komunitas terhadap perawatan dan pelayanan kesehatan mental sangatlah penting  pusat kesehatan mental tidak hanya memperhatikan upaya perbaikan individu,

melainkan upaya untuk mengembalikan fungsi sistem sosial menjadi lebih baik

 Pelayanan lebih merata pada kelompok minoritas, miskin, anak, lansia, penduduk pedesaan; pengembangan metode baru (spt intervensi krisis &

tritmen kelompok); advokasi terhadap program aksi sosial (perbaikan perumahan, pekerjaan, kesempatan dalam sesi terapi individual);

memberdayakan agen perubahan sosial

(14)

Key concept: konsep pencegahan

Prinsip dasar: kegiatan pencegahan lebih efisien dan efektif daripada tritmen individual yang diberikan setelah onset gangguan dan masalah

Pencegahan primer  “to counteract harmful circumstances before they have had a chance to produce illness”

Pencegahan sekunder  “to attack problems while they are still manageable, before they become resistant to intervention”

Pencegahan tersier  “to reduce the duration and the negative effects of mental disorders after their occurrence”

Alternatif model pencegahan:

Intervensi pencegahan universal  target pada keseluruhan populasi

Intervensi pencegahan selektif  kelompok dari populasi yang berisiko mengembangkan gangguan

Intervensi pencegahan terindikasi  pada orang-orang yang “berisiko tinggi”

(15)

Key concept: promosi dan pemberdayaan

Pencegahan perasaan ketidakberdayaan adalah tujuan utama psikologi komunitas (Rappaport, 1981)

 Rappaport (1981) lebih menyarankan strategi untuk meningkatkan perasaan bahwa seseorang dapat

mengendalikan nasib mereka sendiri (dibandingkan pendekatan pencegahan/ tritmen)

Rappaport (1987): intervensi pencegahan mungkin sejalan dengan upaya pemberdayaan

 kemungkinan tersebut dapat diwujudkan apabila intervensi pencegahan bersifat kolaboratif (bukan sebagaimana hubungan tradisional terapis-klien)

(16)

Key concept: keragaman/ diversity

Psikolog komunitas menekankan pentingnya pemahaman &

apresiasi terhadap keragaman manusia

Dalam hal ini, psikolog komunitas mengembangkan

kompetensi kultural & pengetahuan tentang keragaman manusia untuk merencanakan & membuat program bagi komunitas

Dimensi keragaman manusia yang harus dipertimbangkan:

Budaya, ras, etnis, jenis kelamin, abilitas/disabilitas, usia, status sosial ekonomi/ kelas sosial, agama &

spiritualitas

(17)

Key concept: konsep intervensi sosial dan perubahan komunitas

Strategi intervensi konvensional berfokus pada usaha individu dalam mengupayakan kesehatan/ pengatasan masalah kesehatan

Psikolog komunitas berupaya melakukan restrukturisasi peran dan organisasi sosial

 menciptakan kesesuaian individu–lingkungan secara layak (bukan pada mengubah individu sehingga sesuai dengan lingkungan)

Permasalahan2 yang muncul bukan bersifat klinis melainkan sosial- komunitas, tanggung jawab tidak bersifat individual (blaming the victim) melainkan dipandang sebagai masalah sosial (blaming the system)

(18)

Area Penelitian Komunitas

MASALAH-MASALAH SOSIAL YANG MENDESAK

 diskriminasi, kemiskinan, pendidikan siswa minoritas, penggunaan zat, HIV/AIDS, tunawisma, pada kelompok terpinggirkan, & pendapatan rendah

STRES DAN KESEHATAN MENTAL

 saling keterkaitan antara stres (akut, ongoing/prolonged), coping, dukungan sosial,

& kesejahteraan psikologis

KOMUNITAS DAN KUALITAS HIDUP

 peran seting komunitas bagi kualitas hidup individu & komunitas (kohesi, sistem dukungan, struktur peran, kepemimpinan); menekankan pada seting seperti

himpunan/asosiasi sukarela, asosiasi blok, organisasi berbasis agama, kelompok bantu diri

RASA KOMUNITAS/ SENSE OF COMMUNITY

(rasa kepemilikan atau keterhubungan terhadap kelompok yang lebih besar)  keanggotaan, pengaruh, integrasi & pemenuhan kebutuhan, berbagi hubungan

emosional; pada komunitas relasional (ex. organisasi profesi) & komunitas geografis (ex. Lingkungan, kota, bangsa)

(19)

Metode Penelitian Komunitas

Metode kualitatif

 deskripsi fenomena yang mendalam, pemahaman terhadap konteks, memperoleh insight baru, kesempatan bagi populasi terpinggirkan untuk menyuarakan pendapatnya

qualitative interviewing, participant observation, & focus groups

Metode kuantitatif

 bertujuan pengujian hipotesis, asesmen kebutuhan, evaluasi program (desain penelitian eksperimen atau kuasi-eksperimen)

Kombinasi metode kualitatif dan kuantitatif (mixed method)

(20)

Metode Intervensi dan Perubahan

konsultasi,

hospitalisasi,

intervensi dini pada masa kanak,

self-help,

paraprofesional

(21)

Konsultasi

Konsultasi adalah proses di mana seorang individu (konsultan) yang memiliki tanggung jawab untuk menyediakan layanan kepada orang lain (klien) secara sukarela berkonsultasi dengan orang lain (konsultan) yang diyakini memiliki keahlian khusus yang akan membantu konsultan memberikan layanan yang lebih baik untuk kliennya (Oxford, 1992)

Untuk menjangkau individu secara luas, konsultasi dilakukan terhadap

penyedia layanan lain (guru, polisi) untuk meningkatkan keterampilan dalam menghadapi permasalahan ke depan (misal keterampilan dalam pengelolaan kelas pada guru)

Beberapa fase dalam konsultasi: (1) fase masuk/ persiapan, (2) fase awal/

pemanasan (menjalin hubungan kerja), (3) fase tindakan alternatif

(pengembangan alternatif solusi & strategi yang spesifik), (4) pengakhiran (apabila disepakati bersama bahwa konsultasi tidak lagi diperlukan)

(22)

Hospitalisasi

Menyediakan alternatif layanan bagi pasien rumah sakit yang dinyatakan “sulit untuk dikembalikan keadaannya pada kondisi awal” yaitu dengan menyediakan lingkungan yang bertujuan untuk memungkinkan pasien melanjutkan kembali tanggung jawabnya di masyarakat

 rumah singgah untuk perawatan pasien & bertujuan untuk meningkatkan keterampilan hidup mandiri

 dengan harapan pasien dapat menemukan pekerjaan, belajar memasak, dll

(23)

Intervensi dini pada masa kanak-kanak

Intervensi terhadap anak-anak miskin yang kurang beruntung dalam memperoleh fasilitas pendidikan, & lingkungan yang tidak memadai

Anak-anak dengan pengalaman deprivasi dini pada masa periode

penting perkembangan  rentan terhadap terhadap berbagai masalah kesehatan mental, hukum, & sosial

Intervensi dapat dilakukan semasa prasekolah sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan yang tepat

Intervensi dapat dibedakan antara program yang berfokus pada anak dan program yang berfokus pada keluarga

(24)

Self-help

Kelompok informal yang memberikan bantuan dapat menyediakan

dukungan berharga sehingga dapat mencegah kebutuhan akan bantuan profesional

Fungsi utama kelompok swa-bantu (self-help group): (a) menyediakan dukungan emosional bagi anggota, (b) menyediakan model peran yaitu pada yang telah berhasil mengatasi permasalahan, (c) menyediakan cara untuk memahami masalah anggota yang lain, (d) menyediakan informasi yang penting & relevan, (e) menyediakan ide-ide baru untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi, (f) memberikan kesempatan untuk membantu anggota yang lain, (g) menyediakan terbentuknya relasi pertemanan/ sosial, (h) meningkatkan rasa penguasaan

mastery” & kendali atas permasalahan yang dihadapi

Profesional dapat terlibat seperlunya dalam grup untuk memberikan konsultasi (dapat dilakukan terhadap pemimpin kelompok) agar lebih efektif dan maksimal

(25)

Paraprofesional

Adalah masyarakat awam yang tidak menerima pelatihan klinis formal

& diperbantukan sebagai terapis

Dalam beberapa kasus, keterlibatan paraprofesional dapat seefektif (dan pada beberapa kasus dapat lebih efektif) daripada profesional

Akses terhadap paraprofesional dirasakan lebih mudah (“terapi”

informal banyak disediakan), bahkan lebih dicari dibandingkan profesional kesehatan mental

Psikolog klinis diperlukan dalam pelayanan sebagai konsultan, tipe tertentu dari masalah kesehatan mental tetap membutuhkan

penanganan profesional kesehatan mental

(26)

Skema Kompetensi Profesional dalam Bidang Pengembangan Komunitas

Menganalisis permasalahan komunitas

Melakukan intervensi dalam bidang kesehatan mental komunitas

Melakukan evaluasi program intervensi komunitas

Melakukan konsultasi program intervensi komunitas

Kegiatan yang dilakukan:

a. Asesmen komunitas dan Interpretasi hasil asesmen b. Konsultasi

c. Konseling d. Monitoring

e. Evaluasi program dan intervensi (Sumber: LSP-PSI HIMPSI)

(27)

Referensi

Ediati, dkk (2020). Psikologi Klinis. Erlangga.

Maton, K. I. (2004). Community psychology. Dalam C.

Spielberger (Ed.), Encyclopedia of applied psychology, Volume 1 (421-428). Elsevier Academic Press.

Trull, T. J., & Prinstein, M. J. (2013). Clinical psychology,

eighth edition. Belmont, CA: Wadsworth, Cengage Learning.

(Referensi bagi: Psikologi Komunitas).

Referensi

Dokumen terkait

Mata kuliah ini menyajikan konsep dasar psikologi pendidikan, tugas-tugas dan teori perkembangan, perbedaan individu, belajar dan pembelajaran, teori belajar, evaluasi hasil

Dalam perkuliahan ini dibahas konsep-konsep dasar mengenai: psikologi sebagai ilmu, pendekatan-pendekatan dalam ilmu psikologi, mekanisme psikologis dalam

Kajian tentang analisis psikologi terhadap kemampuan dasar manusia, dinamika perilaku individu, konsep perkembangan, konsep kepribadian, konsep belajar, sikap, jenis perilaku,

Oleh karena itu mata kuliah Psikologi Lintas Budaya ini membahas tentang konsep psikologi lintas budaya, ruang lingkup psikologi lintas budaya, pewarisan dan perkembangan

DESKRIPSI MATAKULIAH Mata kuliah Teori Dasar & Aplikasi Psikologi Perkembangan mempelajari ;1Ruang Lingkup Psikologi Perkembangan, 2Periode Pranatal 3Masa Bayi baru Lahir dan Masa

Pada buku ini terdiri dari 32 BAB yaitu konsep dasar falsafah dan paradigma keperawatan komunitas, tren dan isu keperawatan komunitas, promosi kesehatan dan pelayanan kesehatan primer,

Pada buku ini terdiri dari 32 BAB yaitu konsep dasar falsafah dan paradigma keperawatan komunitas, tren dan isu keperawatan komunitas, promosi kesehatan dan pelayanan kesehatan primer,

Pada buku ini terdiri dari 32 BAB yaitu konsep dasar falsafah dan paradigma keperawatan komunitas, tren dan isu keperawatan komunitas, promosi kesehatan dan pelayanan kesehatan primer,