• Tidak ada hasil yang ditemukan

The purpose of research is to know validity and practicality module based discovery learning

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "The purpose of research is to know validity and practicality module based discovery learning"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI TEOREMA PYTHAGORAS UNTUK KELAS VIII

SMPN 3 SIJUNJUNG

Erin S Begina*), Yulia Haryono**), Lita Lovia**)

*)Mahasiswa Program Studi Pendidi kan Matematika STKIP PGRI Sumatera Barat

**) Staf Pengajar Program Studi Pendidi kan Matematika STKIP PGRI S umatera Barat

ABSTRACT

The background of this research is be the need of subtance study to learning process. The kind of subtance study has used textbook. Textbook do not yet to bring a problem at first lesson and do not yet to facility student to autodidact. To allied has expanded subtance study at mathematical module based discovery learning at phythagoras theorem subject. The purpose of research is to know validity and practicality module based discovery learning. The kind of research is development by use of 4D’S model. 4D’S model comprise with 4 step is define, design, develop and dessiminate. The result of validity test module based discovery learning by validator to present that module based disvery learning hane criteria very valid is on the average 3, 34. Where as the result of practicality by student and teacher to indicate module based discovery learning at category very practical as 88,9%. So that be able to conclusion module based discovery learning at pythagoras theorem subject is very valid and very practical.

Keywords: Module, Discovery learning, Development

PENDAHULUAN

Salah satu pokok bahasan yang diajarkan dalam pembelajaran matematika dikelas VIII SMP adalah materi Teorema Pythagoras. Teorema Pythagoras merupakan materi pelajaran untuk siswa kelas VIII Sekolah Menengah Pertama pada semester I.

Berdasarkan observasi yang dilakukan pada tanggal 21 Maret 2014 di SMPN 3 Sijunjung proses belajar-mengajar

yang dilakukan hanya menggunakan satu buku teks, buku teks tersebut hanya dimiliki oleh guru, hal ini disebabkan oleh terbatasnya buku teks yang ada disekolah. Dari hasil wawancara guru menjelaskan bahwa buku teks belum mampu membimbing siswa memahami konsep matematika dengan baik, khususnya pada materi pythagoras. Guru menjelaskan, bahwa materi pythagoras merupakan salah satu materi yang sulit untuk dimengerti

1

(2)

oleh siswa. Hal ini disebabkan karena kebanyakan soal-soal berbentuk soal cerita sehingga siswa sulit dan masih banyak yang keliru untuk menggunakan dan membedakan pemakaian rumus.

Melihat permasalahan yang ada, maka diperlukan suatu bahan ajar yang mampu memfasilitasi siswa untuk belajar mandiri dan memudahkan siswa dalam menemukan konsep matematika dengan benar. Pembelajaran berbasis penemuan terbimbing menuntun siswa agar siswa benar-benar aktif belajar menemukan sendiri bahan yang dipelajarinya

Menurut Nasution (2010 : 205)”Modul adalah suatu unit yang lengkap yang berdiri sendiri dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar yang disusun untuk membantu siswa mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas”.

Modul berfungsi sebagai sarana belajar yang bersifat mandiri, sehingga peserta didik dapat belajar secara mandiri sesuai dengan kecepatan masing- masing.

Menurut Daryanto (2013: 9) Karakteristik modul tersusun sebagai berikut:

Pertama Self Insruction, merupakan karakteristik penting dalam modul.

Kedua Self Contained, modul dikatakan self contained bila seluruh materi pembelajaran yang dibutuhkan termuat dalam modul tersebut. Ketiga Stand Alone atau berdiri sendiri merupakan karakteristik modul yang tidak tergantung pada bahan ajar lain.

Keempat Adaptif, Dikatakan adaptif jika modul dapat menyesuaikan perkembangan IPTEK, serta fleksibel digunakan berbagai perangkat keras.

Selanjutnya User Friendly, modul hendaknya memenuhi kaidah user friendly atau bersahabat dengan pemakainya.

Disamping itu Unsur-unsur modul menurut Prastowo (2011: 112) adalah: Judul, petunjuk belajar (petunjuk peserta didik atau pendidik), kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, latihan-latihan, petunjuk kerja atau lembar kerja dan evaluasi.

Suherman (2013: 212) mengemukakan bahwa kata penemuan sebagai metode

(3)

mengajar merupakan penemuan yang dilakukan oleh siswa. Ini berarti, dalam proses pembelajarannya siswa menemukan sendiri sesuatu hal yang baru namun sudah diketahui oleh orang lain (guru). selain itu Suherman (2003:

213) juga menambahkan bahwa metode penemuan dapat dilakukan secara terpimpin (terbimbing).

Supaya pelaksanaan model penemuan terbimbing ini berjalan dengan efektif, Menurut Markaban (2006: 16) beberapa langkah yang perlu ditempuh oleh guru matematika adalah sebagai berikut: Merumuskan masalah yang akan diberikan kepada siswa dengan data secukupnya, perumusannya harus jelas, hindari pernyataan yang menimbulkan salah tafsir sehingga arah yang ditempuh siswa tidak salah. Setelah itu dari data yang diberikan guru, siswa

menyusun, memproses,

mengorganisir, dan menganalisis data tersebut. Dalam hal ini, bimbingan guru dapat diberikan sejauh yang diperlukan saja. Bimbingan ini sebaiknya mengarahkan siswa untuk melangkah ke arah yang hendak dituju, melalui pertanyaan-

pertanyaan, atau Modul. Kemudian Siswa menyusun konjektur (prakiraan) dari hasil analisis yang dilakukannya. Bila dipandang perlu, konjektur yang telah dibuat siswa tersebut diperiksa oleh guru. Hal ini penting dilakukan untuk meyakinkan kebenaran prakiraan siswa, sehingga akan menuju arah yang hendak dicapai. Apabila telah diperoleh kepastian tentang kebenaran konjektur tersebut, maka verbalisasi konjektur sebaiknya diserahkan juga kepada siswa untuk menyusunya. Di samping itu perlu diingat pula bahwa induksi tidak menjamin 100%

kebenaran konjektur. Sesudah siswa menemukan apa yang dicari, hendaknya guru menyediakan soal latihan atau soal tambahan untuk memeriksa apakah hasil penemuan itu benar.

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah: Melisa (2012), dalam penelitiannya yang berjudul,

“Pengembangan Modul Berbasis Penemuan Terbimbing pada Perkuliahan Kalkulus Peubah Banyak 1. Hasil penelitian yang dikembangkan sudah valid dilihat dari 4 aspek yaitu, isi, konstruksi, teknis, dan penggunaan

(4)

bahasa. Artinya Modul berbasis penemuan terbimbing telah layak digunakan.

METODE PENELITIAN

Prosedur pengembangan menggunakan 4-D yang ditemukan oleh Thiagarajan dkk dalam Trianto (2011: 93). Model ini terdiri dari 4 tahap penembangan yaitu: tahap pendefinisian(define),tahap perencangan (design),tahap pengembangan (develop) dan tahap penyebaran (disseminate). Pada penelitian ini tahap penelitian terbatas sampai tahap develop saja yaitu sampai tahap praktikalitas.

Tahap define bertujuan untuk menetapkan dan mendefinisikan syarat- syarat pembelajaran Tahap design bertujuan untuk merancang modul berbasis penemuan terbimbing untuk pembelajaran sesuai dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan Tahap develop bertujuan menghasilkan modul berbasis penemuan terbimbing yang divalidasi oleh praktisi pembelajaran matemtika Bentuk akhir modul diujicoba di kelas untuk mengetahui praktikalitas modul Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar validasi, angket, pedoman wawancara. Parah

ahli dan praktisi yang dipilih sebagai validator adalah dosen pendidikan matematika STKIP PGRI Sumatera Barat, guru Matematika SMPN 3 Sijunjung dan guru Bahasa Indonesia SMPN 3 Sijunjung Angket Praktikalitas dan lembar wawancara diberikan kepada guru matematika SMPN 3 Sijunjung dan 6 orang siswa SMPN 3 Sijunjung Selanjutnya, data yang diperoleh melalui berbagai instrumen dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembuatan modul berbasis penemuan terbimbing pada materi Teorema Pythagoras telah melalui tiga tahapan yaitu define, design, dan develop.Komponen-komponen dalam tahap pendefinisian adalah analisis ujung depan, analisis siswa, dan analisis tugas.

Tahap pertama yang dilakukan adalah tahap pendefinisian (define). Pada tahap ini diawali dengan analisis ujung depan bertujuan untuk memunculkan dan menetapkan masalah dasar yang dihadapi dalam pembelajaran matematika di SMPN 3 Sijunjung Berdasarkan analisis-analisis yang telah dilakukan pada tahap pendefinisian,

(5)

maka dirancanglah Modul berbasis penemuan terbimbing pada materi teorema pythagoras. Modul yang dirancang terdiri dari empat kegiatan belajar. Modul diharapkan dapat membantu kemandirian siswa dalam pembelajaran matematika dan menemukan konsep dengan tepat.

Pada tahap develop, dihasilkan modul berbasis penemuan terbimbing pada materi teorema pythagoras yang valid dan praktis Setelah itu diujicobakan.

Hasil Validasi Modul secara keseluruhan adalah 3,34. Maka kesimpulan dari penilaian terhadap Modul dapat dikategorikan Sangat valid Berdasarkan uji coba, diperoleh data data bahwa rata-rata hasil praktikalitas modul oleh guru dan siswa adalah 88,9 % , sehingga modul dapat dikategorikan sangat praktis.

Setelah menyebar angket peneliti melakukan wawanca dengan siswa Berdasarkan hasil wawancara dengan siswa menunjukkan bahwa uraian materi pada modul mudah dipahami.

Dari hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa modul Teorema Pythagoras berbasis penemuan terbimbing sudah tergolong praktis dan dapat digunakan dalam pembelajaran.

Namun adanya beberapa soal pada Modul yang tidak dikerjakan oleh siswa. Hal ini tentu berpengaruh juga pada kepraktisan modul. Untuk itu siswa diharapkan lebih giat lagi membaca dan mengulang materi pada modul.

KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: modul berbasis penemuan terbimbing pada materi teorema pythagoras memiliki validitas yang sangat valid dan modul berbasis penemuan terbimbing pada materi teorema pythagoras sudah sangat praktis

Saran yang dapat dikemukakan diantaranya sebagai berikut: penelitian pengembangan akan lebih sempurna jika dilakukan sampai tahap efekttivitas. efektifitas dapat dilakukan melalui kerjasama dengan pihak sekolah dan modul ini dapat dijadikan

contoh bagi guru dalam

mengembangkan modul yang lain.

Kepada pihak yang ingin melanjutkan penelitian ini atau memakai modul ini, peneliti menyarankan untuk dapat menggunakan strategi tertentu dalam

(6)

proses pembelajaran sehingga bisa diperoleh hasil yang maksimal.

DAFTAR RUJUKAN

Daryanto. 2013. Menyusun Modul Bahan Ajar untuk Persiapan Guru dalam Mengajar.

Malang: Gava Media.

Markaban. 2006. Model Pembelajaran Matematika dengan Pendekatan Penemuan Terbimbing.

Yogyakarta: Depatemen Pendidikan Nasional.

Nasution. 2010. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara

Prastowo, Andi. 2011. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif.

Jogjakarta: DIVA Press

Suherman, Erman. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Bandung: Jica.

Trianto. 2012 Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT.Bumi Aksara.

(7)

Referensi

Dokumen terkait

Maya Mutia Risva*Erna Juita**Ade Irma Suryani** Mahasiswa Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat* Dosen Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat** ABSTRAK Penelitian