• Tidak ada hasil yang ditemukan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

N/A
N/A
General Affair PT. MitraMas Konstruksi Perkasa

Academic year: 2023

Membagikan "Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

P U T U S A N

Nomor : 201 PK/Pid.Sus/2013

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G

memeriksa perkara pidana khusus dalam peninjauan kembali telah memutuskan sebagai berikut dalam perkara Terpidana :

N a m a : MOHAMMAD RIZKY alias UKI ; Tempat Lahir : Jakarta ;

Umur/Tanggal Lahir : 30 tahun /15 Juni 1981 ; Jenis Kelamin : Laki-laki ;

Kebangsaan : Indonesia ;

Tempat Tinggal : Jalan Al-Husna No.29 Kampung Ciku- nir RT. 001/001 Kelurahan Jatikramat

Kecamatan Jatiasih Bekasi Jawa Ba- rat ;

Agama : Islam ;

Pekerjaan : Wiraswasta;

Mahkamah Agung tersebut ;

Membaca surat dakwaan Jaksa/Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat sebagai berikut :

PERTAMA :

Bahwa Terdakwa MOHAMMAD RIZKY alias UKI pada hari Rabu tanggal 09 November 2011 sekira pukul 14.30 Wib, atau pada suatu waktu dalam bulan November 2011, bertempat di salah satu Gang Jalan Menteng Jaya Kelurahan Menteng Kecamatan Menteng Jakarta Pusat, atau pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai, atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman jenis Heroin/Putaw sebanyak 1 (satu)

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

(2)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

bungkus kecil plastik bening dengan berat netto 0,1010 gram. Perbuatan tersebut dilakukan Terdakwa dengan cara sebagai berikut :

- Bahwa awalnya Terdakwa MOHAMMAD RIZKY alias UKI mendapatkan Narkotika jenis Heroin/Putaw sebanyak 1 (satu) paket kecil dengan cara membeli seharga Rp200.000,00 (dua ratus ribu rupiah) dari DENI (DPO), yang ditemuinya di sekitar Jalan Menteng Jaya, Menteng Jakarta Pusat, dan bermaksud akan dikonsumsi sendiri. Selanjutnya pada waktu dan tempat sebagaimana diuraikan di atas, tidak berapa jauh dari tempat Terdakwa membeli Heroin tersebut, Terdakwa didatangi oleh saksi ARIS ALIMUDIN, dan saksi SUMARNO (anggota Polisi Polsek Metro Menteng Jakarta Pusat) yang melaksanakan observasi lapangan terhadap penyalahgunaan Narkotika telah mencurigai Terdakwa, lalu melakukan pemeriksaan badan Terdakwa dan akhirnya ditemukan 1 (satu) bungkus kecil plastik bening berisikan Heroin di atas tanah yang sebelumnya sempat dibuang oleh Terdakwa untuk menghilangkan jejaknya menguasai Heroin tersebut. Selanjutnya Terdakwa berikut barang bukti dibawa ke Polsek Metro Menteng Jakarta Pusat guna penyelidikan lebih lanjut ;

- Bahwa Terdakwa memiliki, menyimpan, atau menguasai Narkotika jenis Heroin tersebut tidak dilengkapi Surat Ijin dari Menteri Kesehatan RI dan berdasarkan Berita Acara Pemeriksaan Laboratoris Badan Narkotika Nasional No.340.H/XU2011/UPT.LAB.UJI.NARKOTIKA tanggal 23 November 2011 menyimpulkan bahwa barang bukti yang disita dari Terdakwa berupa 1 (satu) bungkus kecil plastik bening berisikan serbuk lengket warna putih kecoklatan dengan berat netto 0,1010 gram adalah benar mengandung Heroin yang terdaftar dalam Golongan I Nomor Urut 19 Daftar Lampiran Undang-Undang RI No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika ;

ATAU : KEDUA :

Bahwa Terdakwa MOHAMMAD RIZKY alias UKI pada hari Rabu tanggal 09 November 2011 sekira pukul 14.30 Wib, atau pada suatu waktu dalam bulan November 2011, bertempat di salah satu Gang Jalan Menteng Jaya Kelurahan Menteng Kecamatan Menteng Jakarta Pusat, atau pada suatu tempat yang masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Jakarta Pusat,

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

(3)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

menyalahgunakan Narkotika Golongan I jenis Heroin/Putaw bagi diri sendiri.

Perbuatan tersebut dilakukan Terdakwa dengan cara sebagai berikut :

- Bahwa awalnya Terdakwa MOHAMMAD RIZKY alias UKI memperoleh 1 (satu) paket kecil berisi Heroin/Putaw. Setelah mendapatkan Heroin, Terdakwa pulang ke rumahnya, bermaksud hendak mengkonsumsi Heroin tersebut, namun begitu jauh Terdakwa berjalan kaki, telah didatangi oleh saksi ARTS ALIMUDIN, dan saksi SUMARNO (anggota Polisi Polsek Metro Menteng Jakarta Pusat) yang melaksanakan observasi lapangan terhadap penyalahgunaan Narkotika telah mencurigai Terdakwa, lalu melakukan pemeriksaan badan Terdakwa dan akhirnya ditemukan 1 (satu) bungkus kecil plastik bening berisikan Heroin di atas tanah yang sebelumnya sempat dibuang oleh Terdakwa. Selanjutnya Terdakwa berikut barang bukti dibawa ke Polsek Metro Menteng Jakarta Pusat guna penyelidikan lebih lanjut ; - Bahwa cara Terdakwa menggunakan Heroin yaitu dengan cara di suntik,

pertama serbuk Heroin di campur dengan air putih, lalu dikocok, setelah larut, Terdakwa masukkan ke dalam alat suntik dan siap dipakai dengan cara menyuntik pada bagian tangan Terdakwa ;

- Bahwa Terdakwa untuk menggunakan Heroin tersebut, tanpa dilengkapi Surat Ijin dari Menteri Kesehatan RI dan berdasarkan Berita Acara Hasil Pemeriksaan Laboratoris Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional No.

340.H/XU2011/UPT.LAB.UJI.NARKOTIKA tanggal 23 November 2011 menyimpulkan bahwa barang bukti yang disita dari Terdakwa berupa 1 (satu) bungkus kecil plastik bening berisikan serbuk lengket warna putih kecoklatan dengan berat netto 0,1010 gram adalah benar mengandung Heroin yang terdaftar dalam Golongan I Nomor Unit 19 Daftar Narkotika Undang-Undang RI No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika ;

Perbuatan Terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam Pasal 127 ayat (1) huruf a Undang-Undang Republik Indonesia No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika ;

Membaca tuntutan Jaksa/Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Jakarta Pusat tanggal 12 Maret 2012 yang isinya adalah sebagai berikut :

1. Menyatakan Terdakwa MOHAMMAD RIZKY alias UKI bersalah melakukan tindak pidana “Tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menguasai Narkotika Golongan I bukan tanaman”, sebagaimana diatur dalam Pasal

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

(4)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

112 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika, tersebut dalam dakwaan Pertama;

2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa MOHAMMAD RIZKY alias UKI dengan pidana penjara selama 5 (lima) tahun dikurangi selama Terdakwa berada dalam tahanan dan dengan perintah Terdakwa tetap ditahan dan pidana denda sebesar Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) Subsidair 3 (tiga) bulan penjara;

3. Menyatakan barang bukti berupa :

- 1 (satu) bungkus kecil plastik bening berisikan serbuk lengket warna putih kecoklatan mengandung Heroin dengan berat netto 0,1010 gram (sisa hasil pemeriksaan Lab.Krim seberat 0,0635 gram) ;

Dirampas untuk dimusnahkan;

4. Menetapkan agar Terdakwa dibebani membayar biaya perkara sebesar Rp2.000,00 (dua ribu rupiah);

Membaca putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No.77/Pid/B/2012/

PN.Jkt.Pst. tanggal 12 Maret 2012 yang amar lengkapnya sebagai berikut : 1. Menyatakan Terdakwa MOHAMMAD RIZKI alias UKI tersebut di atas

terbukti bersalah melakukan tindak “Tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menguasai Narkotika Golongan I bukan tanaman” ;

2. Menghukum Terdakwa oleh karena itu dengan hukuman penjara selama 4 (empat) tahun penjara, dikurangi selama Terdakwa berada/dalam tahanan dan dengan sebesar Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) ;

3. Menetapkan apabila Terdakwa tidak bisa membayar denda tersebut diganti dengan pidana penjara selama 3 (tiga) bulan penjara ;

4. Memerintahkan agar Terdakwa tetap berada dalam tahanan ; 5. Menetapkan barang bukti berupa :

- 1 (satu) bungkus kecil plastik bening berisikan serbuk lengket warna putih kecoklatan mengandung Heroin dengan berat netto 0,1010 gram (sisa hasil pemeriksaan Lab.Krim seberat 0,0635 gram) ;

Dirampas untuk dimusnahkan ;

6. Membebankan agar Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar Rp 2.000,00 (dua ribu rupiah) ;

Membaca surat permohonan peninjauan kembali bertanggal 29 Mei 2013 yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

(5)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

tanggal 29 Mei 2013 dari Pemohon Peninjauan Kembali sebagai Terpidana, yang memohon agar putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tersebut dapat ditinjau kembali ;

Membaca surat-surat yang bersangkutan ;

Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tersebut telah dijatuhkan dengan hadirnya Pemohon Peninjauan Kembali/Terpidana pada tanggal 12 Maret 2012 dengan demikian putusan tersebut telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap ;

Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Peninjauan Kembali/Terpidana pada pokoknya adalah sebagai berikut :

1. Bahwa terdapat keadaan baru (Novum).

Bahwa Pemohon Peninjauan Kembali/Terpidana memiliki bukti baru (Novum) dalam perkara a quo yaitu :

1.1. Bahwa Pemohon Peninjauan Kembali/Terpidana adalah korban dari peredaran Narkotika dan menjadi Pasien Ketergantungan dan Penyalahgunaan Obat Terlarang/Narkotika sejak Tahun 2006 dan menjadi pasien dari beberapa Dokter ahli dan di beberapa Rumah Sakit sebagaimana diuraikan lebih lanjut di bawah ini sebagai berikut : 1.1.1.. Bahwa Pemohon Peninjauan Kembali/Terpidana tahun 2006 s/

d tahun 2007 adalah Pasien Rumah Sakit MH. Thamrin Internasional Jakarta di bawah pengawasan Prof. DR. Dr.

DADANG HAWARI dan Dr. RINANTO WIJOYO SUYO ;

1.1.2.. Bahwa Pemohon Peninjauan Kembali/Terpidana tahun 2008 kemudian melanjutkan perawatan di LOH GUAN LYE Specialists Center PENANG Malaysia di bawah pengawasan Dr. DEVIN- DRAN MUNIANDY ;

1.1.3.. Bahwa Pemohon Peninjauan Kembali/Terpidana tahun 2009 s/d tahun 2010 kembali melakukan perawatan di Jakarta di bawah pengawasan Prof. DR.Dr. DADANG HAWARI ;

1.2 Bahwa Pemohon Peninjauan Kembali/Terpidana mengajukan bukti berupa photo yang dibuat ketika masih dalam perawatan Prof. DR. Dr.

DADANG HAWARI di Jakarta di mana Pemohon Peninjauan Kembali/

Terpidana dalam kondisi DETOKSIFIKASI (kondisi setelah racun dikeluarkan dalam tubuh pasien), yang menandakan betul-betul

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

(6)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Pemohon Peninjauan Kembali/Terpidana telah menjadi korban peredaran dan penyalahgunaan Narkotika ;

1.3 Bahwa Pemohon Peninjauan Kembali/Terpidana tertangkap tangan oleh Kepolisian Sektor Menteng saat sedang bertransaksi Narkotika jenis sabu-sabu seberat 0,1010 gram dan Pemohon Peninjauan Kembali/

Terpidana tidak pada posisi melawan hukum memiliki, menyimpan, menguasai atau menyediakan Narkotika Golongan I bukan tanaman sebagaimana dakwaan Pertama Jaksa/Penuntut Umum. Bahwa pembelian Narkotika dimaksud untuk dikonsumsi oleh Pemohon Peninjauan Kembali/Terpidana akibat Ketergantungan Obat Terlarang/

Narkotika yang kambuh walaupun sedang dalam pengobatan dari Dokter Specialist ;

Bahwa Pemohon Peninjauan Kembali/Terpidana benar-benar merupakan korban peredaran Obat Terlarang/Narkotika yang berakibat ketergantungan obat dan menjadi Pasien dari beberapa Rumah Sakit dan Dokter sebagaimana disebutkan di atas atau setidak-tidaknya Pemohon Peninjauan Kembali/Terpidana merupakan Penyalahguna Narkotika sebagaimana Pasal 127 ayat (1), Undang-Undang Nomor : 35 Tahun 2009, sampai Pemohon Peninjauan Kembali/Terpidana akhirnya ditangkap oleh Kepolisian Sektor Menteng Jakarta Pusat, namun bukti ini tidak dapat diajukan dalam persidangan satu dan lain hal Pemohon Peninjauan Kembali/Terpidana tidak menyadari dan tidak mengerti, di samping Pemohon Peninjauan Kembali/

Terpidana juga tidak mendapatkan bantuan hukum dari Penasihat Hukum pada saat persidangan berlangsung padahal bantuan hukum merupakan hak Pemohon Peninjauan Kembali/Terpidana ;

Bahwa oleh karenanya kiranya Novum ini dapat dijadikan bahan pertimbangan judex juris dalam permohonan peninjauan kembali ini agar Pemohon Peninjauan Kembali/Terpidana mendapatkan keadilan yang seadil-adilnya ;

2. Bahwa terdapat suatu kekhilafan Hakim atau kekeliruan yang nyata;

2.1 Bahwa karena dalam putusannya Pemohon Peninjauan Kembali/

Terpidana tidak didampingi Penasihat Hukum pada semua tingkat pemeriksaan, sedangkan menurut ketentuan Pasal 56 ayat (1) KUHAP, perkara yang diancam hukuman di atas 5 (lima tahun), pemeriksaan

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

(7)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Tersangka/Terpidana disemua tingkat pemeriksaan wajib didampingi oleh Penasihat Hukum, bahwa terhadap perkara a quo di mana Pemohon Peninjauan Kembali/Terpidana yang didakwa oleh Jaksa/

Penuntut Umum sebagaimana Pasal 112 ayat (1) Undang-Undang Nomor : 35 Tahun 2009 tentang Narkotika jo Pasal 127 ayat (1) Undang-Undang Nomor : 35 Tabun 2009, mengandung ancaman hukuman lebih dari 5 (lima) tahun, namun ternyata Pemohon Peninjauan Kembali/Terpidana tidak didampingi oleh Penasihat Hukum di semua tingkat pemeriksaan, oleh karena itu bantuan hukum adalah hak setiap Tersangka/Terpidana termasuk hak Pemohon Peninjauan Kembali/Terpidana, maka putusan judex facti perkara a quo harus dinyatakan batal demi hukum (vide putusan Mahkamah Agung No.2588 K/Pid.Sus/2010 (Frengki Cs) ;

2.2 Bahwa pertimbangan judex facti dalam putusan perkara a quo tidak sejalan dengan amar putusannya, yaitu sebagaimana uraian lebih lanjut di bawah ini sebagai berikut : Pada pertimbangan judex facti yang tertera dalam putusan halaman 3 baris 18 tertulis sebagaimana kutipan di bawah ini sebagai berikut :

“Mengingat Pasal 127 ayat (1) huruf a Undang-Undang No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika" ;

Pada pertimbangan judex facti, jelas menunjuk pada Pasal 127 ayat (1) huruf a, Undang-Undang No.35 Tahun 2009 yang menjadi patokan dalam menjatuhkan putusan dalam perkara a quo, akan tetapi ternyata judex facti pada amar putusan halaman 3 mengadili angka 1 memuat putusan sebagaimana kutipan di bawah ini sebagai berikut :

"Menyatakan Terdakwa MOHAMA.D RIZKI alias UKI tersebut di atas terbukti bersalah melakukan tindak "Tanpa hak atau melawan hukum menguasai Narkatika Golongan I bukan tanaman" ;

Bahwa amar putusan di atas merupakan isi dari Pasal 112 ayat (1) Undang-Undang No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika sebagaimana dakwaan Pertama, oleh karenanya antara pertimbangan dengan amar putusan telah saling bertentangan ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

(8)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

3. Bahwa terdapat suatu kekhilafan Hakim atau kekeliruan yang nyata, karena putusan judex facti terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 197 ayat (1) KUHAP antara lain sebagai berikut :

3.1 Putusan tidak memuat dakwaan sebagaimana ketentuan Pasal 197 ayat (1) huruf c KUHAP ;

3.2 Putusan tidak memuat fakta dan keadaan beserta alat bukti seperti ke- terangan saksi-saksi dan Terpidana sebagaimana ketentuan Pasal 197 ayat (1) huruf d KUHAP ;

3.3 Putusan tidak memuat tuntutan pidana sebagaimana dalam surat tuntutan sebagaimana ketentuan Pasal 197 ayat (1) huruf e KUHAP ; Bahwa terhadap isi putusan dimaksud yang tidak sesuai dengan ketentuan sebagaimana Pasal 197 ayat (1) KUHAP, telah merugikan kepentingan Pemohon Peninjauan Kembali/Terpidana, hal mana putusan perkara a quo tidak mengandung keterangan yang sebenar-benarnya dan tidak obyektif, oleh karena itu putusan yang demikian adalah batal demi hukum sebagaimana Pasal 197 ayat (2) KUHAP ;

Menimbang, bahwa atas alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung berpendapat, bahwa mengenai alasan-alasan Pemohon Peninjauan Kembali/ Terpidana tersebut dapat dibenarkan, karena judex facti telah melakukan kekeliruan yang nyata atau terdapat kekhilafan judex facti, dengan pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut :

1. Bahwa bukti yang diberi tanda P.1 sampai dengan P.5 belum pernah diajukan dalam persidangan pemeriksaan perkara, sehingga dapat diterima sebagai bukti baru (Novum);

2. Bahwa Novum Pemohon Peninjauan Kembali/Terpidana berupa Surat Keterangan Riwayat Medis Pemohon Peninjauan Kembali/Terpidana yang menunjukkan Pemohon Peninjauan Kembali/Terpidana pernah menjadi Pasien Rumah Sakit MH. Thamrin Internasional Jakarta, di LOH GUAN LYE Specialist Center Penang Malaysia dan di Jakarta di bawah pengawasan Prof. DR. Dr. Dadang Hawari, Dokumen tersebut tidak dapat menghapuskan perbuatan dan kesalahan Terpidana yang telah terbukti memiliki, membawa dan menguasai Narkotika Golongan I dalam bentuk Heroin melanggar Pasal 112 ayat (1) Undang-Undang No.35 Tahun 2009;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

(9)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

3. Bahwa keberatan yang menyatakan Pemohon Peninjauan Kembali/

Terpidana tidak didampingi oleh Penasihat Hukum sejak dari Penyidikan sampai proses persidangan padahal menurut Pasal 56 ayat (1) KUHAP ancaman hukuman di atas 5 (lima) tahun penjara Terpidana wajib didampingi Penasihat Hukum, oleh karena itu pendampingan Penasihat Hukum adalah hak Terpidana bukan kewajiban, dengan demikian Terpidana yang pada pemeriksaan Pengadilan oleh Penyidik telah diberitahukan tentang hak-hak Terpidana untuk didampingi Penasihat Hukum dan Terpidana telah menolak untuk didampingi Penasihat Hukum oleh karena itu proses pemeriksaan tetap sah ;

4. Bahwa keberatan yang menyatakan putusan judex facti tersebut tidak sesuai dengan ketentuan Pasal 197 ayat (1) karena tidak memuat :

1. Huruf c tidak memuat surat dakwaan;

2. Huruf d tidak memuat ringkasan fakta di persidangan antara lain : ringkasan keterangan saksi-saksi dan keterangan Terpidana;

3. Huruf e tidak memuat tuntutan pidana;

4. Pasal yang tercantum pada frasa mengingat (Pasal 127 ayat (1) dengan amar : Tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menguasai Narkotika Golongan I bukan Tanaman, saling bertentangan;

Keberatan tersebut di atas dibenarkan merupakan suatau kekhilafan Hakim atau kekeliruan yang nyata, oleh karenanya putusan a quo harus dibatalkan;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan hukum seperti diuraikan di atas Terpidana terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana Tanpa hak atau melawan hukum memiliki, menguasai Narkotika Golongan I bukan tanaman sebagaimana didakwakan dalam dakwaan Pertama Pasal 112 ayat (1) Undang-Undang Republik Indonesia No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika, oleh karena itu Terpidana patut dijatuhi hukuman yang setimpal dengan perbuatannya;

Menimbang, bahwa sebelum menjatuhkan pidana Mahkamah Agung akan mempertimbangkan hal-hal yang memberatkan dan hal-hal yang meringankan sebagai berikut :

Hal-hal yang memberatkan :

• Perbuatan yang dilakukan oleh Terpidana telah meresahkan masyarakat ;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

(10)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Hal-hal yang meringankan :

• Terpidana belum pernah dihukum ;

• Terpidana berlaku sopan di persidangan;

• Terpidana mempunyai tanggungan keluarga;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan-pertimbangan

tersebut di

atas, Mahkamah Agung berpendapat permohonan Peninjauan Kembali harus dikabulkan, oleh karena itu berdasarkan Pasal 263 (2) KUHAP terdapat cukup alasan untuk membatalkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat No.77/Pid/B/2012/PN.Jkt.Pst. tanggal 12 Maret 2012 dan Mahkamah Agung RI. akan mengadili kembali perkara tersebut dengan amar seperti yang akan disebutkan di bawah ini;

Menimbang, bahwa oleh karena permohonan Peninjauan Kembali dikabulkan dan Terpidana tetap dihukum maka biaya perkara dalam semua tingkat peradilan dibebankan kepada Terpidana;

Memperhatikan Pasal 112 ayat (1) Undang-Undang No.35 Tahun 2009 tentang Narkotika, Undang-Undang No.48 Tahun 2009, Undang-Undang No.8 Tahun 1981 dan Undang- Undang No.14 Tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No.5 Tahun 2004 dan perubahan kedua dengan Undang-Undang No.3 Tahun 2009 serta peraturan perundang-undangan lain yang bersangkutan;

M E N G A D I L I :

Mengabulkan permohonan peninjauan kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali/Terpidana : MOHAMMAD RIZKY alias UKI tersebut ;

Membatalkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor : 77/Pid/ B/2012/PN.Jkt.Pst. tanggal 12 Maret 2012;

MENGADILI KEMBALI :

• Menyatakan Terdakwa MOHAMMAD RIZKY alias UKI, terbukti secara sah dan meyakinkan telah bersalah melakukan tindak pidana “TANPA HAK ATAU MELAWAN HUKUM MEMILIKI, MENGUASAI NARKOTIKA GOLONGAN I BUKAN TANAMAN”;

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

(11)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

• Menghukum Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 4 (empat) tahun dan denda Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar akan diganti dengan pidana penjara selama 3 (tiga) bulan;

• Menetapkan masa penahanan yang telah dijalani Terdakwa dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan ;

• Memerintahkan agar Terdakwa tetap berada dalam tahanan ;

• Menetapkan barang bukti berupa :

• 1 (satu) bungkus kecil plastik bening berisikan serbuk lengket warna putih kecoklatan mengandung Heroin dengan berat netto 0,1010 gram (sisa hasil pemeriksaan Lab.Krim seberat 0,0635 gram) ;

Dirampas untuk dimusnahkan ;

Membebankan Terpidana untuk membayar biaya perkara dalam semua tingkat peradilan dan biaya dalam pemeriksaan peninjauan kembali ini ditetapkan sebesar Rp2.500,00 (dua ribu lima ratus rupiah) ;

Demikianlah diputuskan dalam rapat permusyawaratan Mahkamah Agung pada hari : Rabu, tanggal 22 Januari 2014 oleh Dr. Artidjo Alkostar, S.H., LLM. Ketua Muda Pidana yang ditetapkan oleh Ketua Mahkamah Agung sebagai Ketua Majelis, H. Suhadi, S.H., M.H. dan Sri Murwahyuni, S.H., M.H.

Hakim-Hakim Agung sebagai Anggota, dan diucapkan dalam sidang terbuka untuk umum pada hari itu juga oleh Ketua Majelis beserta Hakim-Hakim Anggota tersebut, dan dibantu oleh Mariana Sondang Pandjaitan., S.H., M.H.

Panitera Pengganti dengan tidak dihadiri oleh Pemohon Peninjauan Kembali/

Terpidana dan Jaksa/Penuntut Umum ;

Hakim-Hakim Anggota : K e t u a,

ttd/H. Suhadi, S.H., M.H. ttd/Dr. Artidjo Alkostar, SH.,LLM.

ttd/Sri Murwahyuni, SH., MH.

Panitera Pengganti,

ttd/Mariana Sondang Pandjaitan, S.H.,M.H.

Untuk Salinan

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

(12)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia a.n Panitera

Panitera Muda Pidana Khusus

Roki Panjaitan,S.H.

NIP. 195904301985121001

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

Referensi

Dokumen terkait