• Tidak ada hasil yang ditemukan

Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

N/A
N/A
firdaus

Academic year: 2024

Membagikan "Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia "

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

P U T U S A N

Nomor 369/PDT/2019/PT.BDG.

DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Tinggi Bandung yang memeriksa dan mengadili perkara- perkara perdata pada tingkat banding, telah menjatuhkan putusan sebagai berikut dalam perkara antara:

1. PEMERINTAH RI Cq. MENTERI DALAM NEGERI Cq. GUBERNUR KEPALA DT I JAWA BARAT Cq. WALI KOTA CIREBON Cq. DR. R.

PANJI AMIARSA, S.H. M.H. SELAKU DIREKTUR UTAMA PERUSAHAAN DAERAH PEMBANGUNAN KOTA CIREBON, berdasarkan Keputusan Walikota Cirebon No.539Kep.279/Adm Perek/2016 tertanggal 22 Juli 2016 yang berkedudukan di Jalan Raya Siliwangi No.13, yang diwakili oleh Dr. R. PANJI AMIARSA, S.H., M.H., selaku Direktur Utama Perusahaan Daerah Pembangunan Kota Cirebon, dalam hal ini memberikan Kuasa kepada 1. RUDI SETIANTONO, S.H., 2. YOVI ALAMSYAH, S.H.,M.H., 3. A. FURQON NURZAMAN, S.H.,M.H., Advokat dan Konsultan Hukum dari Firma Hukum NouRu & Associaties, yang beralamat kantor di Perumahan Permata Yakut Residence Kav.A5 (samping Kantor Imigrasi) Jalan Sultan Ageng Tirtayasa, Kedawung-Cirebon, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 3 Mei 2019, selanjutnya disebut sebagai PEMBANDING I semula TERGUGAT I;

2. R. HARDADI, Pekerjaan Wiraswasta, bertempat tinggal di Jalan Kesambi Dalam Gg. Pijat Yayat No. 46 Rt. 006 Rw. 004 Kelurahan Drajat Kecamatan Kesambi Kota Cirebon, selanjutnya disebut sebagai Tergugat Ill;

3. NURUL KASANUDIN HADI, Pekerjaan Wiraswasta bertempat tinggal di Jalan Raya Pulasaren No. 14 Kelurahan Lemah Wungkuk Rt. 004 Rw.

001 Kecamatan Lemah Wungkuk Kota Cirebon, selanjutnya disebut sebagai Tergugat IV;

4. R. YUDI SUGARA, Pekerjaan Wiraswasta, bertempat tinggal di Jalan Raya Pulosaren No. 14 Kelurahan Lemah Wungkuk Rt. 004 Rw. 001 Kecamatan Lemah Wungkuk Kota Cirebon, selanjutnya disebut sebagai Tergugat V;

Tergugat III, Tergugat IV dan Tergugat V dalam hal ini memberikan Kuasa kepada 1. WAWAN HERMAWAN, S.H., M.H., 2. SUWANDI,

Halaman 1 dari 35 halaman Putusan Perdata No. 369/PDT/2019/PT.BDG.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

(2)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

S.H., 3. DIMPOS SIREGAR, S.H., M.H., kesemuanya Advokat berkantor di Cirebon Bussines Center (CBC), Blok D, No. 12 A, Jalan Tuparev, Kedawung, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 30 April 2019, selanjutnya disebut sebagai PARA PEMBANDING II semula TERGUGAT III, IV, V ;

5. Hj. ASIH MARYASIH, Pekerjaan Wiraswasta, bertempat tinggal di Jalan Yudistira Rt. 021 Rw. 004 Kelurahan Karangasem Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon, dalam hal ini memberikan Kuasa kepada ABDI MUJIONO, S.H., Advokat dan Konsultan Hukum, yang beralamat di Jalan Saleh No. 19 Kota Cirebon, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 3 Mei 2019, selanjutnya disebut sebagai PEMBANDING III semula TERGUGAT II ;

MELAWAN

DADI BACHRUDIN, Wiraswasta, bertempat tinggal di Jalan Ciptomangunkusumo No. 79 Rt. 07 Rw. 04 Kelurahan Kesambi Kecamatan Kesambi Kota Cirebon, selanjutnya disebut sebagai TERBANDING semula PENGGUGAT ;

DAN

PEMERINTAH RI Cq. KEPALA KANTOR BADAN PERTANAHAN NASIONAL PUSAT Cq. KEPALA KANTOR BADAN PERTANAHAN NASIONAL WILAYAH JAWA BARAT Cq. KEPALA KANTOR PERTANAHAN NASIONAL KOTA CIREBON berkedudukan di Jalan Raya Dr. Wahidin Sudirohusodo Kota Cirebon, yang diwakili oleh ANDI KADANDIO ALEPUDDIN, A.Ptnh., M.Si., selaku Kepala Kantor pada Kantor Pertanahan Kota Cirebon, selanjutnya disebut sebagai TURUT TERGUGAT I ;

PEMERINTAH RI Cq. MENTERI DALAM NEGERI Cq. GUBEMUR KEPALA DT I JAWA BARAT Cq. KEPALA DT II KOTA CIREBON CIREBON Cq. CAMAT KECAMATAN KESAMBI Cq. LURAH KELURAHAN PEKIRINGAN, yang diwakili oleh GANDHI, S.STP., M.Si., Jabatan Lurah, berkedudukan di Jalan Arya Kemuning No. 85 Pekiringan Kota Cirebon, selanjutnya disebut sebagai TURUT TERGUGAT II ;

PEMERINTAH RI Cq. KEPALA KANTOR BADAN PERTANAHAN NASIONAL PUSAT Cq. KEPALA KANTOR BADAN PERTANAHAN NASIONAL WILAYAH JAWA BARAT Cq. KEPALA KANTOR PERTANAHAN NASIONAL KABUPATEN CIREBON, berkedudukan di

Halaman 2 dari 35 halaman Putusan Perdata No. 369/PDT/2019/PT.BDG.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

(3)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Jalan Raya Sunan Drajat No 2. Sumber Kabupaten Cirebon, yang diwakili oleh RISWAN SUHENDI, S.H., selaku Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Cirebon, selanjutnya disebut sebagai TURUT TERGUGAT III ;

PEMERINTAH RI Cq. MENTERI DALAM NEGERI Cq. GUBERNUR KEPALA DT I JAWA BARAT Cq. KEPALA DT II KABUPATEN CIREBON Cq. CAMAT KECAMATAN KEDAWUNG Cq. KUWU DESA TUK, selanjutnya disebut sebagai TURUT TERGUGAT IV ;

KANTOR NOTARIS KOMARUDIN S.H., yang berkedudukan di jalan Tuparev Ruko Cirebon Bisinis Center (CBC) Blok D. No. 17 Desa Sutawinangun Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon, selanjutnya disebut sebagai TURUT TERGUGAT V ;

Dalam hal ini kesemuanya disebut sebagai PARA TURUT TERBANDING semula TURUT TERGUGAT I, II, III, IV, dan V ;

PENGADILAN TINGGI tersebut;

Membaca, Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Bandung tanggal 7 Agustus 2019, Nomor 369 / PEN.PDT / 2019 / PT.BDG tentang Penunjukan Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini;

Telah membaca Berkas perkara serta salinan resmi Putusan Pengadilan Negeri Cirebon tanggal 23 April 2019 Nomor 37/Pdt.G/2018/PN.Cbn. serta surat – surat yang berhubungan dengan perkara ini ;

TENTANG DUDUK PERKARA

Menimbang, bahwa Penggugat dengan surat gugatannya tanggal 30 Mei 2018 yang diterima dan didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Cirebon pada tanggal 28 Juni 2018 dalam Register Nomor 37/Pdt.G/2018/PN Cbn, telah mengajukan gugatan yang telah diperbaiki sebagai berikut:

1. Bahwa Penggugat mempunyai sebidang tanah adat terletak di Jalan Dr.

Cipto Mangunkusumo Kelurahan Pekiringan Kecamatan Kesambi Kota Cirebon, seluas ± 1780 M2, sebagaimana temyata bukti kepemilikan berupa girik tahun 1975 Letter C 26 Persil 156 Klas II atas nama Dadi Bachrudin (Penggugat) yang didapat dari H. P.R.Maulana Pakuningrat girik tahun 1959 . Adapun batas-batas tanah tersebut adalah;

Sebelah Utara : Tanah milik Darwin;

Sebelah Timur : Jalan Raya Dr. Cipto Mangunkusumo;

Sebelah Selatan : Sekolah SMKK;

Sebelah Barat : Solokon/Saluran air;

Halaman 3 dari 35 halaman Putusan Perdata No. 369/PDT/2019/PT.BDG.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

(4)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

2. Bahwa tanah tersebut di atas sampai saat ini secara fisik dalam penguasaan Penggugat dan tidak pemah dijual atau dipindahtangankan kepada siapapun ataupun melepaskan hak atas tanah tersebut kepada siapapun;

3. Bahwa obyek tanah milik Penggugat, sebagaimana tersebut pada butir satu diatas adalah masuk dalam wilayah Kelurahan Pekiringan Kecamatan Kesambi Kota Cirebon. Sebagaimana temyata masuk dalam peta wilayah Kelurahan Pekiringan (Turut Tergugat II);

4. Bahwa berdasarkan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Bandung Perkara No. 54/G/2004/PTUN-BDG tertanggal 8 Nopember 2004 yang telah mempunyai kekuatan hukum yang pasti obyek sengketa sebagaimana tersebut pada butir 1 diatas yang merupakan hak milik Penggugat adalah masuk dalam wilayah Kelurahan Pekiringan Kecamatan Kesambi Kota Cirebon;

5. Bahwa namun oleh Tergugat I pada sekitar bulan Juli 1993 tanpa sepengetahun Penggugat obyek sengketa didaftarkan oleh Tergugat I kepada Kantor Pertanahan Nasional Kota Cirebon (Turut Tergugat I), sebagaimana temyata SKPT Nomor 130/1993 tanggal 14 Juli 1993. Dengan demikian Tergugat I melakukan perbuatan bersifat melawan hukum atas tindakan pendaftaran tanah tersebut oleh karena faktanya tanah tersebut adalah milik Penggugat. Sehingga Pendaftaran tanah tersesebut harus dinyatakan batal demi hukum dan Turut Tergugat I harus tunduk dan patuh terhadap putusan ini;

6. Bahwa kemudian obyek sengketa tersebut oleh ahli waris almarhum R Sopia yaitu Tergugat III, Tergugat IV dan Tergugat V, mengaku miliknya, dimana obyek sengketa tersebut menurut Pengakuan Tergugat III s/d Tergugat V adalah masuk dalam wilayah Desa Tuk Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon (Turut Tergugat IV). Hal ini adalah sama sekali tidak benar oleh karena obyek tersebut masuk dalam wilayah Kelurahan Pekiringan Kecamatan Kesambi Kota Cirebon. Maka dengan demikian perbuatan Tergugat III, Tergugat IV dan Tergugat V mengaku miliknya adalah perbuatan melawan hukum oleh karena faktanya obyek sengketa tersebut dikuasai dan digarap oleh Penggugat sampai saat ini, untuk itu Turut Tergugat IV, harus tunduk dan patuh terhadap putusan ini;

7. Bahwa tanpa sepengetahuan Penggugat, di mana Tergugat I, Tergugat II dan Tergugat III, Tergugat IV, Tergugat V, melakukan konspirasi perbuatan melawan hukum dengan cara, membuat Dading atas obyek sengketa

Halaman 4 dari 35 halaman Putusan Perdata No. 369/PDT/2019/PT.BDG.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

(5)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

tersebut, melalui Notaris PPAT Komarudin, SH (Turut Tergugat V), di mana antara Tergugat I melakukan Dading dengan Tergugat III, Tergugat IV, Tergugat V, sebagaimana ternyata Akta Dading No. 13 tertanggal 15 April 2015 yang dibuat dihadapan Notaris PPAT Komarudin, SH (Turut Tergugat V). Padahal obyek yang diiadikan dading adalah bukan milik / Penguasaan Tergugat I ataupun milik Tergugat III, Tergugat IV, Tergugat V, melainkan milik Penggugat. Untuk itu Akta Dading No. 13 tertanggal 15 April 215 adalah perbuatan bersifat melawan hukum dan harus dinyatakan batal demi hukum atau tidak sah dan tidak mempunyai kekutan hukum, serta Turut Tergugat V harus tunduk dan patuh terhadap putusan ini;

8. Bahwa tanpa sepengetahuan Penggugat, yang mana pihak Tergugat I, juga melakukan kong kalikong dengan Tergugat II, dengan dibantu Turut Tergugat V, atas obyek sengketa tersebut yaitu; Pihak Tergugat I melepaskan hak atas tanah tersebut pada butir 1 diatas kepada Tergugat II, sebagaimana temyata Akta Pelepasan Hak dan Kepentingan No. 1 tertanggal 6 Mei 2015 Notaris PPAT Komarudin, S.H. Maka jelas dan terang perbuatan yang dilakukan Tergugat I dan Tergugat II serta dibantu Turut Tergugat V, padahal tanah tersebut adalah bukan miliknya melainkan milik Penggugat dan sampai saat ini dalam penguasan dan digarap oleh Penggugat, oleh karenanya Perbuatan yang dilakukan Tergugat I dan Tergugat II Serta dibantu oleh Turut Tergugat V, adalah perbuatan yang bersifat melawan hukum, untuk itu akta tersebut harus dinyatakan batal demi hukum dan tidak mempunyai kekuatan hukum, adapun untuk Turut Tergugat V, harus tunduk dan patuh atas keputusan pengadilan ini;

9. Bahwa berdasarkan hal tersebut pada butir 8 di atas, kemudian Tergugat II memproses obyek sengketa tersebut untuk diterbitkan Sertipikat atas nama Tergugat II, oleh karenanya Tergugat II melakukan perbuatan-perbuatan hukum yang bersifat melawan hukum dalam memproses penerbitan Sertipikat atas obyek sengketa tersebut, dibantu oleh Turut Tergugat IV dan Turut Tergugat III, sehingga kemudian terbit Sertpikat Hak Milik No. 2371 seluas 1684 M2. Atas nama Hajah Asih Maryasih (Tergugat II) tertanggal 6 Agustus 2016. Padahal obyek tersebut masuk kepada wilayah Kelurahan Pekeringan Kecamatan Kesambi Kota Cirebon, sedangkan Sertipikat atas obyek tersebut diterbitkan Kantor Pertanahan Kabupaten Cirebon (Turut Tergugat III). Dengan demikian maka jelas dan terang perbuatan penerbitan sertipikat tersebut adalah Perbuatan bersifat melawan hukum, sehingga Sertipikat Hak Milik No. 2371 tahun 2016 atas nama Hajjah Asih Maryasih

Halaman 5 dari 35 halaman Putusan Perdata No. 369/PDT/2019/PT.BDG.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

(6)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

seluas 1684 M2 tertanggal 6 Agustsus 2016 harus dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum. Dan Turut Tergugat III, Turut Tergugat II, harus tunduk dan patuh terhadap putusan ini;

10. Bahwa yang jelas-jelas perbuatan konspirasi Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, Tergugat IV, Tergugat V dan Turut Tergugat III, Turut Tergugat IV, dan Turut Tergugat V mengetahui obyek sengketa tersebut masuk wilayah Kelurahan Pekeringan Kecamatan Kesambi Kota Cirebon, namun dalam Akta Dading, Penerbitan Sertipkat Hak Milik tersebut Obyek sengketa masuk wilayah Sumber Kabupaten Cirebon. Bukankah merupakan hasil rekayasa. Lebih-lebih Tergugat I. Mengetahui obyek tersebut masuk wilayah Kota Cirebon. Sesuai dengan bukti-bukti yang dimiliki Penggugat. Dengan demikian Perbuatan yang dilakukan oleh Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, Tergugat IV, Tergugat V dan Turut Tergugat III, Turut Tergugat IV, dan Turut Tergugat V adalah perbuatan yang bersifat melawan hukum dan tidak sah, di mana perbuatan tersebutsangat merugikan Penggugat. Maka Turut Tergugat I Turut Tergugat II, Turut Tergugat III, Turut Tergugat IV, dan Turut Tergugat V harus tunduk dan patuh terhadap putusan ini;

dan harus tunduk dan patuh terhadap putusan ini;

11. Bahwa Penggugat mempunyai sak wasangka yang beralasan terhadap itikad buruk dari Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, Tergugat IV, dan Tergugat V, untuk mengalihkan atau memindah tangankan tanah yang menjadi obyek sengketa, dan untuk menjamin agar gugatan ini tidak menjadi sia-sia (ilusionir) dikemudian hari, maka mohon terlbih dahulu agar Pengadilan Negeri Cirebon berkenan meletakan sita jaminan atas tanah yang menjadi obyek sengketa tersebut;

12. Bahwa Penggugat juga mohon kepada Pengadilan Negeri Cirebon, untuk menghukum Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, Tergugat IV, Tergugat V dan atau siapa saja yang menguasai tanah darat yang menjadi obyek sengketa atau mendapat hak dari padanya, untuk mengosongkan dan selanjutnya menyerahkan dalam keadaan bebas dan lepas dari segala ikatan apapun kepada Penggugat bila perlu dengan bantuan yang berwajib (Polisi);

13. Bahwa untuk menjamin agar putusan ini dilaksanakan dengan baik oleh Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, Tergugat IV, Tergugat V, maka wajar dan berdasarkan hukum menuntut uang dwang some sebesar Rp1000.000

Halaman 6 dari 35 halaman Putusan Perdata No. 369/PDT/2019/PT.BDG.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

(7)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

(satu juta rupiah), untuk setiap harinya apabila lalai dalam melaksanakan putusan ini;

14. Bahwa kiranya cukup beralasan bila Penggugat mohon agar putusan perkara ini dinyatakan dapat dijalankan dijalankan lebih dahulu walaupun ada verzet, banding ataupun kasasi dari Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, Tergugat IV, Tergugat V ataupun Turut Tergugat I, II, III, IV dan Turut Tergugat V;

15. Bahwa tanpa sepengetahuan Penggugat yang mana pihak Tergugat II sudah melepaskan haknya atas tanah yang menjadi objek sengketa sebagaimana pada poin 1 di atas kepada Tergugat I. Untuk itu pelepasan hak atas tanah tersebut adalah perbuatan bersifat melawan hukum dan harus dinyatakan batal demi hukum atau tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum;

Berdasarkan uraian dan alasan-alasan tersebut di atas, maka dengan ini kami mohon kepada Pengadilan Negeri Cirebon, semoga berkenan memberikan putusan sebagai berikut;

1. Menerima dan mengabulkan gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

2. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan yang dilakukan oleh Juru Sita Pengadilan Negeri Cirebon tersebut;

3. Menyatakan tanah adat terletak di Jalan Dr. Cipto Mangunkusumo Kelurahan Pekiringan Kecamatan Kesambi Kota Cirebon, seluas ± 1780 M2, Letter C. 26 Persil 156 Klas II dengan batas-batas;

Sebelah Utara : Tanah milik Darwin;

Sebelah Timur : Jalan Raya Dr. Cipto Mangunkusumo;

Sebelah Selatan : Sekolah SMKK Kota Cirebon;

Sebelah Barat : Solokon/Saluran air;

Adalah hak milik Penggugat;

4. Menyatakan obyek sengketa didaftarkan oleh Tergugat I kepada Kantor Pertanahan Nasional Kota Cirebon (Turut Tergugat I), sebagaimana temyata SKPT Nomor 130/1993 tanggal 14 Juli 1993, adalah bersifat melawan hukum, dan tidak sah serta tidak mempunyai kekutan hukum;

5. Menyatakatan Akta Dading yang dibuat oleh Tergugat I dengan Tergugat III, Tergugat IV, Tergugat V, yang menjadi obyek sengketa, sebagaimana temyata Akta Dading No. 13 tertanggal 15 April 2015 yang dibuat dihadapan Notaris PPAT Komarudin, SH adalah perbuatan bersifat melawan hukum dan harus dinyatakan batal demi hukum atau tidak sah;

Halaman 7 dari 35 halaman Putusan Perdata No. 369/PDT/2019/PT.BDG.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

(8)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

6. Menyatakan Akta Pelepasan Hak dan Kepentingan ,Akta No. 1 tertanggal 6 Mei 2015 Notaris PPAT Komarudin, SH. Atas obyek sengketa tersebut antara Tergugat I dan Tergugat II adalah perbuatan yang bersifat melawan hukum /tidak sah dan batal demi hukum serta tidak mempunyai kekuatan hukum;

7. Menyatakan penerbitan Sertipikat Hak Milik No. 2371 tahun 2016 atas nama Hajjah Asih Maryasih (Tergugat II), seluas 1684 M2 tertanggal 6 Agustsus 2016, yang menjadi obyek sengketa yang dilakukan Tergugat II dengan bantuan Turut Tergugat III dan Turut Tergugat IV adalah bersifat melawan hukum dan tidak sah serta dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum;

8. Menghukum Turut Tergugat I, Turut Tergugat II, Turut Tergugat III, Turut Tergugat IV dan Turut Tergugat V, untuk tunduk dan patuh terhadap putusan ini;

9. Menghukum Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, Tergugat IV, Tergugat V dan atau siapa saja yang menguasai tanah darat yang menjadi obyek sengketa atau mendapat hak dari padanya, untuk mengosongkan dan selanjutnya menyerahkan dalam keadaan bebas dan lepas dari segala ikatan apapun kepada Penggugat bila perlu dengan bantuan yang berwajib (Polisi);

10. Menghukum Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, Tergugat IV, Tergugat V, secara tanggung renteng untuk membayar uang paksa (dwang some) sebesar Rp. 1.000.000.- (satu juta rupiah) untuk setiap harinya apabila lalai dalam melaksanakan putusan ini;

11. Menyatakan putusan ini dapat dijalankan lebih dahulu meskipun timbul Verzet, Banding ataupun kasasi;

12. Menghukum Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, Tergugat IV, Tergugat V, untuk membayar semua biaya yang timbul dalam perkara ini;

13. Menyatakan pelepasan hak atas tanah yang dilakukan oleh Tergugat II kepada Tergugat I adalah dinyatakan pebuatan bersifat melawan hukum dan tidak sah oleh karena perbuatan Tergugat II adalah bukan pemilik tanah maka, harus dinyatakan batal demi hukum atau tidak sah dan tidak mempunyai kekuatan hukum;

Atau:

Apabila Pengadilan Negeri Cirebon berpendapat lain, maka Mohon putusan yang seadil-adilnya;

Menimbang, bahwa pada hari persidangan yang telah ditentukan, untuk Penggugat datang menghadap Kuasanya tersebut di atas, demikian pula

Halaman 8 dari 35 halaman Putusan Perdata No. 369/PDT/2019/PT.BDG.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

(9)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Tergugat I, Tergugat II, Tergugat III, Tergugat IV, Tergugat V, Turut Tergugat I Turut Tergugat II, Turut Tergugat III, Turut Tergugat V masing-masing menghadap Kuasanya tersebut di atas, sedangkan Turut Tergugat IV tidak datang dan tidak mengirimkan wakilnya yang sah meskipun telah dipanggil secara sah dan patut sebanyak 4 (empat) kali berturut-turut berdasarkan relas panggilan tertanggal 5 Juli 2018, 16 Juli 2018, 31 Juli 2018 dan 14 Agustus 2018, sedangkan tidak ternyata bahwa tidak datangnya itu disebabkan oleh sesuatu halangan yang sah sehingga Turut Tergugat IV dianggap tidak mempertahankan haknya dan persidangan dilanjutkan tanpa hadirnya Turut Tergugat IV;

Menimbang, bahwa atas gugatan tersebut, Kuasa Tergugat I telah mengajukan jawaban pada pokoknya sebagai berikut:

DALAM POKOK PERKARA

1. Bahwa pada dasarnya Tergugat I menolak dalil-dalil Gugatan Penggugat untuk seluruhnya, kecuali yang diakuinya secara tegas kebenarannya;

2. Bahwa Tergugat I menolak secara tegas dalil-dalil Gugatan Penggugat pada point 1 s/d 6, dengan alasan sebagai berikut:

a. Bahwa Tergugat I adalah Badan Hukum milik Pemerintah Daerah Kota Cirebon yang didirikan berdasarkan Peraturan Daerah Kotamadya Cirebon No. 07/Perda/1973 Perihal: Pendirian Perusahaan Daerah Tanah dan Bangunan Kota Cirebon;

b. Bahwa tujuan didirikan Badan Hukum tersebut adalah untuk mengelola aset-aset tanah yang sudah dipisahkan milik Pemerintah Daerah Kota Cirebon yang berasal dari tanah-tanah eks Bengkok atau Tanah Titisara serta pembelian yang kemudian pengelolaannya diserahkan sepenuhnya kepada Tergugat I (PD Pembangunan Kota Cirebon) sebagai modal usaha untuk Peruahaan Daerah yang berorientasi kepada Profit guna menunjang pendapatan khas daerah;

c. Bahwa lingkup kerja dari Tergugat I (PD Pembangunan Kota Cirebon) berdasarkan Perda No. 7/PERDA 1973, No. 03/PERDA 1982, No.

10/PERDA 1984, adalah meliputi:

- Penyediaan tanah untuk pembangunan perumahan dan keperluan- keperluan lainnya;

- Mengurus dan menyelenggarakan pembebasan, pematangan, dan pengukuran tanah;

- Menyewakan tanah-tanah dan rumah-rumah milik Perusahaan Daerah Pembangunan Kota Cirebon;

Halaman 9 dari 35 halaman Putusan Perdata No. 369/PDT/2019/PT.BDG.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

(10)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

- Melakukan jual beli tanah yang disesuaikan dengan program Pemerintah;

- Menertibkan, mengurus, dan menguasai tanah-tanah yang belum jelas statusnya;

- Mengatur, mengurus dan menyelenggarakan pembangunan perumahan dan untuk keperluan-keperluan lainnya;

Yang kesemuanya bertujuan untuk meningkatkan profit guna pendapatan kas daerah;

d. Bahwa diantara aset-aset tanah yang merupakan milik aset Pemerintah Daerah Kota Cirebon yaitu tanah yang terletak di Jalan Dr. Cipto Mangunkusumo Kelurahan Pekiringan Kecamatan Kesambi Kota Cirebon seluas ± 7.000 M2 (lebih kurang tujuh ribu meter persegi) yang sudah dilakukan penjualan dan sekarang tersisa seluas ± 2.100 M2 ( berdasarkan validasi pengukuran tanah oleh BPN Sumber seluas ± 1.684 M2 ), Persil No. 50/ Kohir C 382 yang semula merupakan bekas tanah Bengkok atau Tanah Titisara dahulu terletak di Desa Tuk, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon dan terdaftar atas nama Hj.

ASIH MARYASIH yang beralamat di Jalan Yudistira RT.021/RW.004, Kelurahan Karangasem Kecamatan Plumbon Kabupaten Cirebon yaitu sebagaimana SHM Nomor: 2371;

e. Bahwa tanah tersebut sejak tahun 1960 merupakan milik Tergugat I yang kemudian dikuatkan melalui Surat Keputusan Gubernur Propinsi Jawa Barat tanggal 7 Januari 1974 No. 276/A- I/2/Des/SK/1974 tentang persetujuan dan pengesahan pemindahan hak pakai tanah Titisara dan Tanah Bengkok ex Desa - Desa dalam wilayah Kotamadya Cirebon dan Sukabumi sebagaimana yang tercatat dalam buku bendel berita acara penyerahan pengelolaan secara nyata (Fetelijke Levering) atas tanah - tanah ex Bengkok / Titisara dari ex Desa-Desa dalam lingkungan Kotamadya daerah tingkat II Cirebon tanggal 30 November 1977;

f. Bahwa berdasarkan pasal 8 Peraturan Menteri Pertanian dan Agraria No.2 tahun 1962 tentang penegasan konversi dan pendaftaran bekas hak-hak Indonesia atas tanah, yaitu : Jika di daerah- daerah dimana peraturan pemerintah No.10 tahun 1961 sudah mulai diselenggarakan terjadi perbuatan hukum sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 4 dan tidak dimintakan penegasan menurut ketentuan- ketentuan peraturan ini, maka hak yang bersangkutan dianggap sebagai hak pakai jangka waktu paling lama 5 tahun sejak berlakunya Undang-undang Pokok

Halaman 10 dari 35 halaman Putusan Perdata No. 369/PDT/2019/PT.BDG.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

(11)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Agraria dan sesudah jangka waktu tersebut lampau tanahnya menjadi tanah negara, yaitu yang dimaksud Pemerintah Kotamadya Cirebon yang pengelolaannya diserahkan sepenuhnya kepada Tergugat I (PD Pembangunan Kota Cirebon) sebagai modal usaha untuk peningkatan kas daerah, sebagaimana yang diamanatkan dalam PERDA No.

07/PERDA 1973, No. 03/PERDA 1982, No. 10/PERDA 1984;

3. Bahwa Penggugat tidak mempunyai hak terhadap objek perkara a quo, karena dengan diterbitkannya Sertifikat Hak Milik No: 2371 atas nama Hj.

Asih Maryasih (Tergugat II) merupakan alat bukti kepemilikan yang kuat dan sempurna hal ini sebagaimana diatur dalam Pasal 19 Undang- Undang Pokok Agraria, namun demikian berdasarkan saran tindak BPK RI perihal upaya penyelesaian permasalahan pelepasan tanah PD Pembangunan Kota Cirebon yang berlokasi di Blok Sigardu Desa Tuk (Jl. Dr. Cipto Mangunkusumo), maka Tergugat II dengan itikad baik mengembalikan dan melepaskan hak kepemilikan atas sebidang tanah dimaksud dalam perkara a quo kepada Tergugat I yaitu sebagaimana tertuang dalam Berita acara rapat pengembalian hak kepemilikan tanggal 12 Juli 2017 dan Akta pelepasan hak dan kepentingan nomor: 11 tanggal 11 Juli 2017 yang dibuat dihadapan Turut Tergugat V;

4. Bahwa Akta Pelepasan Hak No. 11 tanggal 14 Juli 2017, merupakan Akta Otentik, sehingga memiliki bukti yang sempurna tentang apa yang dimuat di dalamnya. Hal ini sebagaimana diatur dalam:

a. Pasal 1870 KUHPerdata: “Bagi para pihak yang berkepentingan beserta para ahli warisnya ataupun bagi orang-orang yang mendapatkan hak dari mereka, suatu akta otentik memberikan suatu bukti yang sempurna tentang apa yang termuat di dalamnya*;

b. Penjelasan Pasal 165 H.I.R: “Akte otentik itu merupakan bukti yang cukup bagi kedua belah pihak dan ahli warisnya serta sekalian orang yang mendapat hak dari padanya, tentang segala hal yang disebutkan dalam akte itu dan juga tentang yang ada dalam surat itu sebagai pemberitahuan saja. Isi dari akte otentik itu dianggap tidak dapat disangkal kebenarannya, kecuali jika dapat dibuktikan, bahwa apa yang oleh pejabat umum itu dicatat sebagai benar, tetapi tidaklah demikian halnya”;

Dengan demikian, Akta Otentik itu tidak dapat disangkal kebenarannya, kecuali Penggugat dapat membuktikan ketidaksahan Akta Otentik tersebut.

Halaman 11 dari 35 halaman Putusan Perdata No. 369/PDT/2019/PT.BDG.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

(12)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

5. Bahwa berdasarkan argumentasi hukum sebagaimana tersebut di atas pada point (4), maka dalil-dalil Penggugat tidak memiliki dasar hukum sama sekali oleh karena menurut hukum sudah sepatutnya dikesampingkan;

6. Bahwa Tergugat I menolak permohonan Sita Jaminan Penggugat terhadap tanah objek perkara, yaitu Sebidang tanah dengan Persil No. 50 Kohir C.382 S.l, sesuai pengukuran dari Kantor Pertanahan Kabupaten Cirebon seluas ± 1684 M2 yang terletak di Blok Sigardu, Desa Tuk, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, atau sekarang lebih dikenal terletak di Jalan Cipto Mangunkusumo, (Depan Bank Bukopin) Cirebon, dengan batas- batas, sebagai berikut:

Sebeleh Utara : Ruko Estetica No. 199 A;

Sebelah Selatan : SMK Kota Cirebon;

Sebelah Barat : Kali Cicemplung;

Sebelah Timur : Jalan Cipto Mangunkusumo;

Karena tidak berdasarkan hukum, yakni sebagaimana:

a. Pasal 227 ayat (1) tersebut dengan tegas menyatakan bahwa sita jaminan hanya dapat dimohonkan oleh “Penagih Hutang” terhadap

“Seorang yang Berhutang”. Dalam kaitannya dengan perkara a quo, Tergugat I sama sekali tidak mempunyai kewajiban hutang apapun kepada Penggugat, tanah yang didalilkan Penggugat untuk dimohonkan Sita Jaminan tersebut sudah beralih haknya kepada Tergugat I, hal ini berdasarkan Berita acara rapat pengembalian hak kepemilikan tanggal 12 Juli 2017 dan Akta pelepasan hak dan kepentingan nomor: 11 tanggal 11 Juli 2017 yang dibuat dihadapan Turut Tergugat;

b. Tidak ada alasan bagi Tergugat I (satu) untuk menggelapkan atau membawa barangnya dengan maksud menjauhkan barang tersebut dari

“Penagih Hutang”. Penggugat dalam perkara a quo tidak pantas jika menempatkan dirinya sebagai “Penagih Hutang” sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 227 ayat (1), karena segala kewajiban yang seharusnya dilakukan oleh TERGUGAT I sebagaimana termuat dalam Akta Pelepasan Hak dan Kepentingan No: 11 tanggal 14 Juli 2017;

Bahwa berdasarkan hal-hal sebagaimana terurai di atas, maka permohonan Sita Jaminan yang dimohonkan Penggugat adalah tidak beralasan hukum, oleh karenanya sudah sepatutnya ditolak ;

7. Bahwa Tergugat I menolak dalil penggugat pada point 14 (hal. 7) yang menyatakan agar putusan dalam perkara ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu meskipun ada upaya hukum Banding, maupun Kasasi. Karena

Halaman 12 dari 35 halaman Putusan Perdata No. 369/PDT/2019/PT.BDG.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

(13)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Permohonan Putusan Serta Merta tersebut Tidak Beralasan Hukum “Bahwa Mahkamah Agung telah mengeluarkan Surat Edaran MARI No. 03 Tahun 2000 tertanggal 21 Juli 2000: “...agar supaya tidak menjatuhkan keputusan

“Uitvoerbaar bij Voorraad” walaupun syarat- syarat dalam pasal 180 ayat 1 H.I.R/ 191 ayat 1 Rbg telah terpenuhf.

Dengan demikian, permohonan Penggugat agar putusan perkara a quo dapat dijalankan terlebih dahulu atau serta merta (Uitvoerbaar bij voorraad) haruslah ditolak;

Bahwa berdasarkan hal-hal yang telah kami uraikan di atas, maka gugatan yang diajukan Penggugat tidak berdasarkan atas hukum, maka Tergugat I Mohon dengan hormat kiranya yang mulia Majelis Hakim Pemeriksa Perkara a quo berkenan memutus dengan amar putusan sebagai berikut:

1. Menolak Gugatan Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima;

2. Menyatakan berita acara rapat pengembalian hak kepemilikan tanggal 12 Juli 2017, dan Akta pelepasan hak nomor: 11 tanggal 14 Juli 2017 dari Hj.

Asih maryasih (Tergugat II) kepada PD Pembangunan Kota Cirebon (Tergugat I) adalah sah dan mengikat secara hukum;

3. Menyatakan atas sebidang tanah seluas ±1684 M2 di Blok Sigardu, Desa Tuk, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, atau sekarang lebih dikenal terletak di Jalan Cipto Mangunkusumo, (Depan Bank Bukopin) Cirebon, dengan batas-batas, sebagai berikut:

Sebeleh Utara : Ruko Estetica No. 199 A;

Sebelah Selatan : SMK Kota Cirebon;

Sebelah Barat : Kali Cicemplung;

Sebelah Timur : Jalan Cipto Mangunkusumo;

Adalah milik PD Pembangunan Kota Cirebon (Tergugat I);

4. Menghukum Penggugat untuk membayar seluruh biaya yang timbul dalam perkara ini;

Atau: Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, dalam peradilan yang baik dan bijaksana mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono);

Menimbang, bahwa atas gugatan tersebut, Kuasa Tergugat II telah mengajukan jawaban pada pokoknya sebagai berikut:

A. DALAM EKSEPSI

GUGATAN PENGGUGAT OBSCUUR LIBEL(TIDAK JELAS DAN KABUR) 1. Bahwa berdasarkan dalil Penggugatangka 1 halaman 3 mempunyai

sebidang tanah adat terletak di Jalan Dr. Cipto Margunkusumo Kelurahan

Halaman 13 dari 35 halaman Putusan Perdata No. 369/PDT/2019/PT.BDG.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

(14)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Pekiringan Kecamatan Kesambi Kota Cirebon, seluas ± 1780 M 2, sebagaimana ternyata bukti kepemilikan berupa girik tahun 1975 Letter C.

26 Persil 156 Klas II atas nama DADI BACHRUDIN (PENGGUGAT) yang didapat dari H. P.R.MAULANA PAKUNINGRAT girik tahun 1959.Adapun batas-batas tanah tersebut adalah;

Sebelah Utara : Tanah milik Darwin;

Sebelah Timur : Jalan Raya Dr. Cipto Mangunkusumo;

Sebelah Selatan : Sekolah SMKK;

Sebelah Barat : Solokon/Saluran air;

Sedangkan Sertifikat Hak Milik No. 2371/ Desa Tuk, tertanggal 06 agustus 2015 atas nama Hj. Asih Maryasih (Tergugat II) terletak Desa Tuk, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, atau sekarang lebih dikenal terletak di jalan Cipto Mangunkusumo dan masuk wilayah Tergugat III, oleh karenanya gugatan Penggugat tidak jelas karena tidak berdasarkan fakta hukum;

2. Bahwa kemudian Penggugat menyatakan Tergugat III, IV, dan V adalah sebagai ahli waris almarhum R. Sopiah, padahal tidak ada satupun dalil yang dikemukakan oleh Penggugat bahwa Tergugat III, IV dan V sebagai ahli waris yang sah berdasarkan hukum. Maka gugatan Penggugat dengan sendirinya menjadi kabur, sehingga gugatan yang demikian patut ditolak atau setidak- tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima;

3. Bahwa berdasarkan dalil Penggugat angka 7 halaman 5 dan angka 10 halaman 6 gugatan Penggugat didasarkan pada perbuatan melawan hukum (onrecht matige daad) dari Tergugat I, II, III, IV dan VsertaTurut Tergugat III, IV dan Vdengan cara melakukan konspirasi membuat dading atas objek perkara a quo. Sebagaimana Pasal 1365 BW yakni:

"Tiap-tiap perbuatan melonggarkan hukum yang membawa kerugian kepada seorang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut";

Bahwa atas dalil-dalil yang dikemukakan Penggugat Penggugat dalam petitumnya angka 5 halaman 8 menyatakan perbuatan yang dilakukan Tergugat I, III, IV, V dan dibantu Turut Tergugat V merupakan perbuatan melawan hukum dengan tidak pernah mencantumkan kerugian apa yang ditimbulkan akibat perbuatan para Tergugat dan Turut Tergugat serta Akta Dading No. 13 Tertanggal 15 April 2015 tidak pernah di buat oleh Tergugat II;

Halaman 14 dari 35 halaman Putusan Perdata No. 369/PDT/2019/PT.BDG.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14

(15)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

4. Gugatan Penggugat yang mendasarkan pada perbuatan melawan hukum yang mengakibatkan kerugian materil dan moril kepada Penggugat, maka sudah sepantasnya Penggugat wajib mencantumkan uraian kerugian dimaksud dan pada petitumnya kepada pihak yang telah merugikannya dan sepantasnya terhadap Para Tergugat diwajibkan untuk bertanggungjawab mengganti kerugian dimaksud;

5. Jadi terbukti dalil-dalil gugatan Penggugat tidak konsisten dan bertentangan antara dalil yang satu dengan dalil lainnya selain itu antara posita (fundamentum petendi) dengan petitum tidak konsisten satu sama lainnya.

Fakta tersebut mengakibatkan gugatan Penggugat menjadi kabur dan tidak jelas (obscuur libel);

6. Bahwa keharusan posita (fundamentum petendi) harus konsisten dengan petitum tampak dalam putusan Mahkamah Agung RI No.67/K/Sip/1975 tanggal 13 Mei 1975 yang menegaskan sebagai berikut:

"Bahwa karena petitum tidak sesuai dengan dalil-dalil gugatan (posita), maka permohonan kasasi diterima dan putusan Pengadilan Tinggi dan Pengadilan Negeri dibatalkan";

Kalaupun Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi mengabulkan gugatan yang nyata-nyatanya petitumnya tidak sesuai atau bertentangan dengan dalil-dalil gugatan, maka Mahkamah Agung RI akan membatalkan putusan Pengadilan Negeri dan Pengadilan Tinggi tersebut;

Pendirian yang demikian ditegaskan kembali dalam putusan Mahkamah Agung RI No. 28/K/Sip/1973 tanggal 15 November 1975 sebagai berikut:

"Karena rechtsfeiten diajukan bertentangan dengan petitum gugatan harus ditolak".

Bahwa berdasarkan uraian diatas, maka terbukti dengan sah dan meyakinkan bahwa gugatan Pengugat kabur, tidak jelas atau obscuur libel.

Oleh karena itu Tergugat II mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini agar berkenan untuk menolak gugatan Penggugat atau setidak- tidaknya menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet Onvankelijke Verklaard);

B. DALAM POKOK PERKARA

1. Bahwa Tergugat menolak dengan tegas dalil-dalil Penggugat kecuali dalil-dalil yang diakui dengan tegas kebenarannya oleh Tergugat II;

Tanggapan Terhadap Dalil Angka 1 Gugatan

2. Bahwa pada angka 1 posita Gugatan disebutkan Penggugat mempunyai sebidang tanah adat terletak di Jalan Dr. Cipto

Halaman 15 dari 35 halaman Putusan Perdata No. 369/PDT/2019/PT.BDG.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15

(16)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Margunkusumo Kelurahan Pekiringan Kecamatan Kesambi Kota Cirebon, seluas ± 1780 M2, sebagaimana ternyata bukti kepemilikan berupa girik tahun 1975 Letter C. 26 Persil 156 Kias II atas nama DADI Bachrudin [Penggugat] yang didapat dari H.P.R. Maulana Pakuningrat girik tahun 1959. Adapun batas-batas tanah tersebut adalah;

Sebelah Utara : Tanah milik Darwin;

Sebelah Timur : Jalan Raya Dr. Cipto Mangunkusumo;

Sebelah Selatan : Sekolah SMKK;

Sebelah Barat : Solokon/Saluran air;

Berdasarkan dalil tersebut Tergugat II menolak secara tegas karena tidak sesuai dengan fakta hukum Sertifikat Hak Milik No. 2371/ Desa Tuk, tertanggal 06 agustus 2015 atas nama Hj. Asih Maryasih (Tergugat II) terletak Desa Tuk, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon;

3. Bahwa berdasarkan Posita Gugatan diatas Tergugat II (Hj. Asih Maryasih) adalah pembeli yang beritikad baik karena telah membeli tanah sesuai prosedur, maka tanah yang sudah dibeli oleh pembeli yang beritikad baik tidak dapat diganggu gugat oleh siapapun;

Hal tersebut sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA] No. 7 tahun 2012. Di dalam butir ke-IX dirumuskan bahwa:

"Perlindungan harus diberikan kepada pembeli yang itikad baik sekalipun kemudian diketahui bahwa penjual adalah orang yang tidak berhak (obyek jual beli tanah).”;

"Pemilik asal hanya dapat mengajukan gugatan ganti rugi kepada Penjual yang tidak berhak.";

Tanggapan Terhadap Dalil Angka 2, 3 dan 4 Gugatan

4. Bahwa posita Angka 2, 3 dan 4 Penggugat mendalilkan secara fisik tanah objek sengketa dalam penguasaan Penggugat, namun faktanya saat ini dikuasai oleh Tergugat I dan terletak di wilayah Desa Tuk, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon;

Tanggapan Terhadap Dalil Angka 5 dan 6 Gugatan

5. Bahwa dalam posita Angka 5 dan 6 Tergugat II tidak menanggapi, kecuali dalil- dalil yang diakui dengan tegas kebenarannya oleh Tergugat II, karena tidak mengetahui permasalahan hukum antara Penggugat dengan Tergugat I, III, IV dan V dan merupakan pembeli yang beriktikad baik;

Tanggapan Terhadap Dalil Angka 7,8,9 dan 10 Gugatan

Halaman 16 dari 35 halaman Putusan Perdata No. 369/PDT/2019/PT.BDG.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16

(17)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

6. Bahwa dalam Posita Angka7, 8,9 dan 10 Tergugat II menolak dengan tegas telah melakukan konspirasi perbuatan melawan hukum dan kong kalikong dengan Tergugat I ataupun Tergugat III, IV, dan V serta Turut Tergugat V selaku Notaris sehingga terbit SHM No. 2371 seluas 1.684 M2 terletak di Desa Tuk, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon atas nama Tergugat II oleh Tergugat III tertanggal 6 agustus 2016.

Penerbitan Sertifikat Hak Milik No. 2371/ Desa Tuk tersebut sudah sesuai prosedur dan ketentuan hukum yang berlaku;

Bahwa perlu Tergugat II jelaskan terhadap Obyek perkara aquoyaitu tentang adanya Pengembalian Hak Kepemilikan Tanah Objek Perkara, sebagaimana tertuang dalam Berita Acara Rapat Pengembalian Hak Kepemilikan Tanah Pd Pembangunan Dari Hj. Asih Maryasih yang terletak di Blok Sigardu Desa Tuk, Kecamatan Kedawung Kabupaten Cirebon, tertanggal 12 juli 2017, dan atas kesepakatan tersebut kemudian terbitlah Akta Pelepasan Hak dan Kepentingan, Nomor.ll tanggal 14 juli 2017 dari Tergugat II kepada Tergugat I;

Bahwa kesepakatan antara Tergugat II dan Tergugat I tersebut dikarenakan adanya Laporan Hasil Pemeriksaan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK) atas laporan keuangan Pemerintah Daerah Kota Cirebon tahun 2015 yang tertuang dalam Laporan Hasil Pemeriksaan Atas Sistem Pengendalian Intern No.

32B/LHP/XVIII.BDG/05/2016 tanggal 31 Mei 2016 dalam hal terdapat prosedur pelepasan tanah yang di nilai tidak memperhatikan peraturan perundang-undangan serta ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam ijin prinsip Walikota Cirebon No. 539/521-adm Perek tanggal 22 april 2017 terhadap tanah PD Pembangunan Kota Cirebon, yang terletak d Blok Sigardu, Desa Tuk (Jl. Dr. Mangunkusumo) seluas 1700 M2, dan menurut validasi BPN Kabupaten Cirebon luasnya menjadi 1.684 M2, dimana hal tersebut merupakan bentuk ketaatan Tergugat II terhadap LHP BPK RI dimaksud, dan guna memenuhi saran Pihak Bareskrim Mabes Polri yang memberikan ruang penyelesaian berbentuk

"restorative justice” dikarenakan adanya laporan pidana. Dalam hal ini Tergugat II adalah Pihak yang paling dirugikan;

Tanggapan Terhadap Dalil Angka 11 Gugatan

7. Bahwa dalam Posita Angka 11 agar Pengadilan Negeri Cirebon berkenan meletakan sita jaminan atas tanah yang menjadi objek sengketa tersebut, sesuai dengan Pasal 50 huruf d Undang-Undang

Halaman 17 dari 35 halaman Putusan Perdata No. 369/PDT/2019/PT.BDG.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17

(18)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara, disebutkan bahwa pihak manapun dilarang melakukan penyitaan terhadap barang tidak bergerak dan hak kebendaan lainnya milik negara/ daerah;

Mengingat permohonan Penggugat mengenai sita jaminan (conservatoir beslag) terhadap harta sengketa milik Tergugat I (PD Pembangunan Kota Cirebon) tidak memenuhi syarat karena telah bertentangan dengan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara. Oleh karenanya mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini berkenan untuk menolak dalil angka 11 gugatan Penggugat;

Tanggapan Terhadap Dalil Angka 12 dan 13 Gugatan

8. Bahwa dalam Posita Angka 12 dinyatakan siapapun yang menguasai tanah darat terhadap obyek sengketa agar mengosongkan adalah sangat kontradiktif karena posita angka 2 yang menyatakan bahwa obyek sengketa perkara aquod\ kuasai oleh Penggugat;

Sedangkan dalam posita angka 13 Bahwa denda uang paksa/dwangsom atas kelalaian dalam pelaksanaan putusan terhitung sejak putusan dibacakan setiap hari sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah) kepada Tergugat I, II, III, IV dan V untuk tidak mengabulkannya atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima karena tidak berdasar hukum;

Tanggapan Terhadap Dalil Angka 14 dan 15 Gugatan

9. Bahwa dalam Posita Angka 14 dinyatakan agar putusan dapat di jalankan terlebih dahulu adalah harus dikesampingkan, karena Pada dasarnya putusan pengadilan hanya dapat dilaksanakan apabila putusan tersebut mempunyai kekuatan hukum tetap (inkracht van gewijsde), kecuali apa yang dinamakan putusan yang dapat dilaksanakan lebih dahulu (uit voerbaar bij voorraad), sebagai mana diatur dalam Pasal 180 ayat (1) HIR/Pasal 191 ayat (1) RBg, yang menyatakan bahwa Pengadilan Negeri dapat memerintahkan supaya putusan dijalankan lebih dahulu walaupun ada perlawanan (verzet) atau banding jika:

a) Ada surat otentik atau tulisan dibawah tangan yang menurut Undang- Undang mempunyai kekuatan bukti;

b) Ada Putusan pengadilan sebelumnya yang sudah mempunyai kekuatan tetap;

c) Ada gugatan provisionil yang dikabulkan;

d) Dalam sengketa-sengketa mengenai bezitrecht;

Halaman 18 dari 35 halaman Putusan Perdata No. 369/PDT/2019/PT.BDG.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18

(19)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Jika salah satu syarat diatas dipenuhi, barulah dapat dijatuhkan putusan yang dapat dilaksanakan lebih dahulu (uit voerbaar bij voorraad);

Sedangkan dalam posita Angka 15 dalam perbaikan gugatan Penggugat telah di jelaskan sebelumnya dalam Jawaban Tergugat II angka 6 halaman 4;

Berdasarkan hal-hal yang telah diuraikan di atas, dengan ini Tergugat II mohon kepada Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini, berkenan untuk menjatuhkan putusan sebagai berikut:

A. DALAM EKSEPSI

- Menerima Eksepsi Tergugat II untuk seluruhnya;

B. DALAM POKOK PERKARA

- Menolak Gugatan Penggugat untuk seluruhnya atau setidak-tidaknya menyatakan Gugatan Penggugat tidak dapat diterima untuk seluruhnya (Niet Onvankelijk Verklaard);

- Menghukum Penggugat untuk membayar semua biaya perkara yang timbul dalam perkara ini menurut hukum yang berlaku;

Atau apabila Majelis Hakim berpendapat lain, mohon putusan yang seadil- adilnya (Ex Aequo Et Bono);

Menimbang, bahwa atas gugatan tersebut, Kuasa Tergugat III, IV, V telah mengajukan jawaban pada pokoknya sebagai berikut:

Bahwa, sebelum Tergugat III, IV, dan Tergugat V menyampaikan secara rinci bantahan-bantahan atas surat gugatan Penggugat, perlu disampaikan, bahwa pada intinya Tergugat III, IV, dan V, menolak seluruh dalil-dalil gugatan Penggugat, kecuali terhadap hal-hal yang secara tegas diakui dan sejalan dengan apa yang menjadi Jawaban Tergugat III, IV dan Tergugat V;

Bahwa, apabila dipelajari secara seksama atas seluruh dalil-dalil gugatan Penggugat, sebagaimana tertuang dalam posita, maupun dalam petitum surat Penggugat sepatutnya dinyatakan tidak dapat diterima, dengan alasan eksepsi, sebagai berikut:

1. Eksepsi tentang: Kewenangan Mengadili;

Bahwa, apabila melihat kepada batas-batas lokasi tanah yang menjadi objek dari gugatan, seperti apa yang tertuang dalam butir 1 posita surat gugatan, petitum gugatan butir 3, maupun pihak-pihak yang digugat, seperti Tergugat II, III, IV, V dan Turut Tergugat III, IV serta Turut Tergugat V, maka dapat dipastikan, bahwa tanah yang menjadi objek sengketa dari gugatan Penggugat adalah merupakan tanah adat atas nama R. Sopiah, yang terletak

Halaman 19 dari 35 halaman Putusan Perdata No. 369/PDT/2019/PT.BDG.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19

(20)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

di Blok Sigardu, Desa Tuk, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, yang sekarang telah tercatat dalam Sertifikat Hak Milik No. 2371 atas nama Hj.

Asih Maryasih (Tergugat IlI);

Bahwa, oleh karena yang menjadi objek sengketa dari surat gugatan Penggugat tersebut, adalah tanah yang terletak di Desa Tuk, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, maka sesuai dengan asas Forum Rei Sitae, secara hukum gugatan harus diajukan melalui Pengadilan Negeri ditempat benda tidak bergerak tersebut terletak;

Bahwa, oleh karena objek sengketa dari gugatan yang diajukan oleh Penggugat tersebut terletak dalam wilayah hukum dari Pengadilan Negeri Sumber, maka secara relative contributief Pengadilan Negeri Cirebon tidak berwenang mengadili perkara gugatan ini;

Bahwa, oleh sebab Pengadilan Negeri Cirebon secara kompentensi relative tidak berwenang mengadili perkara ini, maka dengan demikian gugatan Penggugat harus dinyatakan tidak dapat diterima;

2. Eksepsi tentang: Error in Objekto:

Bahwa, sebagaimana terurai dalam surat gugatannya, yang telah menjadi objek sengketa dari gugatan, maka Tergugat III, IV dan V, berpendapat gugatan menjadi objek sengketa dari Gugatan yang diajukan Penggugat tersebut, adalah tanah dengan Leter C. 26, Persil 156, Klas II, yang terletak di Jalan Cipto Mangunkusumo, Kelurahan Pekiringan, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, seluas 1789 M atas nama Penggugat;

Bahwa, akan tetapi senyatanya objek yang ditunjuk / diklaim oleh Penggugat dalam surat gugatannya tersebut, adalah tanah adat dengan Persil No. 50, Kohir C. 382, S.I, luas semula seluruhnya ± 3000. M2, tercatat atas nama R.

Sopiah, yang merupakan harta warisan hak dari Tergugat III, IV dan Tergugat V, terletak di Blok Sigardu, Desa Tuk, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, atau sekarang lebih dikenal terletak di Jalan Cipto Mangunkusumo, (Depan Bank Bukopin) Cirebon;

Bahwa, tanah adat peninggalan almarhum R. Sopiah terletak di Desa Tuk, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, dengan Persil No. 50/Kohir C.

382, atau lebih dikenal terletak di Jalan Dr. Cipto Mangunkusumo (Depan Bank Bukopin), adalah sesuai dengan rincikan buku tanah di Desa Tuk, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon dan atas tanah tersebut, sekarang telah tercatat atas nama, Hj. Asih Maryasih (Tergugat III), sebagaimana telah terbit sertifikat Hak Milik No. 2371 dari Badan Pertanahan Nasional, Kantor Pertanahan Kabupaten Cirebon (Turut Tergugat III);

Halaman 20 dari 35 halaman Putusan Perdata No. 369/PDT/2019/PT.BDG.

Disclaimer

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :

Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20

(21)

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Mahkamah Agung Republik Indonesia

Bahwa, dengan demikian antara tanah yang menjadi objek gugatan PENGGUGAT, yaitu tanah dengan Leter C. 26 Persil 156 Kls II, terletak di Jalan Cipto Mangunkusumo, Kelurahan Pekiringan, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon, adalah berbeda dengan tanah yang telah menjadi objek warisan dari Tergugat III, IV dan Tergugat V, yaitu tanah adat dengan rincikan Persil 50 dan Leter C. 382, yang terletak di Blok Sigardu, Desa Tuk, Kecamatan Kedawung, Kabupaten Cirebon, sehingga gugatan Penggugat demikian, adalah telah Error in Objekto;

Atas dasar hal-hal sebagaimana terurai di atas, maka dengan demikian surat gugatan yang diajukan Penggugat telah salah Objek, sehingga beralasan kiranya apabila terhadap gugatan tersebut, dinyatakan tidak dapat diterima;

Berdasarkan uraian eksepsi di atas, dengan ini Tergugat III, IV, dan Tergugat V, mohon kepada Majelis Hakim yang terhormat, agar sebelum memeriksa pokok perkara, mengingat adanya eksepsi tentang kewenangan relative, maka kiranya beralasan atas eksepsi ini diputus lebih dahulu, sebelum memeriksa pokok perkara, dengan menyatakan:

1. Menerima dan mengabulkan eksepsi dari Tergugat III, IV dan Tergugat V, seluruhnya;

2. Menyatakan Pengadilan Negeri Cirebon secara relative tidak berwenang mengadili perkara ini;

3. Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima;

4. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya menurut hukum;

Selanjutnya apabila Majelis Hakim berpendapat lain,

Referensi

Dokumen terkait

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan

Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan