Bahwa penggugat dan tergugat menikah pada tanggal 12 November 2021 di Jakarta, sebagaimana tercantum dalam ekstrak akta nikah nomor: - diterbitkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Kebayoran Lama Kota Jakarta Selatan Provinsi DKI Jakarta tanggal 12 November 2021 ; Penggugat berpendapat bahwa tergugat tidak netral dan tidak seimbang dalam bertindak sebagai suami bagi penggugat dan sebagai anak bagi ibu tergugat; Setelah berdiskusi dengan tergugat memang benar tergugat mengaku beralih karena penggugat dan ibu tergugat tidak akur.
Bukti minimnya komunikasi antara penggugat dan tergugat adalah penggugat harus meminta bantuan kepada sepupu tergugat dan Diki (mantan pegawai penggugat). Setelah itu, saudara laki-laki Penggugat kembali berupaya untuk mencoba menyelesaikan perselisihan antara Penggugat dan Termohon, namun gagal karena Tergugat tidak mau bertemu; Pada bulan Desember 2023, Kakak Pemohon mengajak Pemohon dan Termohon untuk menunaikan ibadah haji dengan harapan setelah pulang dari Tanah Suci mereka bisa rujuk kembali, namun tetap tidak berhasil;
Bahwa telah terjadi patah hati yang nyata antara penggugat dan tergugat, sehingga perkawinan antara penggugat dan tergugat tidak dapat dipertahankan lagi; Jadi berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. Shughra Tergugat (TERGUGAT) terhadap Penggugat (PENGGUGAH) yang menyatakan perkawinan antara Penggugat dan Tergugat sebagaimana dikutip dari Akta Nikah Nomor : - diterbitkan oleh Kantor Urusan Agama Kecamatan Kebayoran Lama Kota Jakarta Selatan Provinsi DKI Jakarta tanggal November 12 Tahun 2021, bubar karena perceraian;.
Mahkamah Agung Republik Indonesia
Surat
Bukti bahwa surat itu telah tersegel, tersegel dan sesuai dengan aslinya, kemudian Ketua Majelis memprakarsai dan memberi tanda P-1; Bukti bahwa surat itu telah dimeteraikan, disegel dan dicocokkan dengan salinan yang sesuai, kemudian Ketua Majelis memprakarsai dan memberi tanda P-2; Fotokopi Kartu Tanda Penduduk atas nama PENGGUGAT, NIK - Surat keterangan telah dibubuhi stempel, stempel dan ditempelkan pada aslinya yang sesuai, kemudian diprakarsai oleh Ketua Majelis dan diberi tanda P. -3;
Salinan nomor Kartu Keluarga - atas nama kepala keluarga TERGUGAT. Bukti bahwa surat tersebut dibubuhi stempel, cap pos dan dicocokkan dengan salinannya yang sesuai, kemudian diparaf oleh Ketua Majelis dan diberi tanda P. -4;. Membuktikan bahwa surat tersebut dibubuhi stempel, cap pos, dan dicocokkan dengan salinan yang dianggap patut, kemudian diparaf oleh Ketua Majelis dan diberi tanda P-5a; Print out chat via WhatsApp dari Tergugat kepada Penggugat dengan tulisan kasar “Eksploitasi Anak” Bukti surat tersebut dibubuhi stempel, cap pos dan sesuai dengan aslinya yang tampaknya sesuai, kemudian diparaf oleh Ketua Majelis dan diberi tanda P. -6a;.
Cetak hasil obrolan lewat WhatsApp tergugat kepada penggugat dengan kata-kata kasar 'Istri Susah diatur'. Surat bukti dibubuhi stempel, cap pos dan disambung dengan aslinya yang dianggap sesuai, kemudian diparaf oleh Ketua Majelis dan diberi tanda P-6b;. Cetak Dari chat via WhatsApp tergugat kepada penggugat dengan kata-kata kasar 'kualat' Bukti surat tersebut telah distempel, diberi cap pos dan ditautkan dengan aslinya yang dianggap sesuai, kemudian diparaf oleh ketua Majelis dan diberi tanda P-6c; Cetak Dari obrolan via WhatsApp tergugat kepada penggugat dengan kata-kata kasar 'sombong'. Bukti surat telah distempel, cap pos dan ditautkan dengan aslinya yang dianggap sesuai, kemudian diparaf oleh ketua Majelis dan diberi tanda P-6d;
Cetak hasil chat WhatsApp tergugat kepada penggugat dengan kata-kata kasar “kakaknya ustaja tapi ajarannya tidak sampai ke adiknya” Bukti surat itu ada materai, cap pos dan dicocokkan dengan aslinya yang terbukti relevan, kemudian diparaf oleh Ketua Pengadilan dan diberi tanda P-6e;. Bukti bahwa surat tersebut telah dibubuhi stempel, cap pos dan dicocokkan dengan aslinya yang dianggap cukup, kemudian diparaf dan diberi tanda P-9 oleh Ketua Majelis; Bukti bahwa surat tersebut telah diberi stempel, cap pos dan dicocokkan dengan aslinya yang dianggap cukup, kemudian diparaf dan diberi tanda P-10 a oleh Ketua Majelis.
Bukti surat itu dibubuhi stempel, stempel, dan dicocokkan dengan aslinya ternyata sesuai, maka Ketua Majelis memprakarsainya dan memberi tanda pada P-10 b;. Bukti surat itu tersegel, tersegel dan sesuai dengan aslinya, kemudian diprakarsai oleh Ketua Majelis dan diberi tanda P-11a sampai dengan P-11g; Bukti bahwa surat itu telah tersegel, tersegel, dan sesuai dengan aslinya ternyata sesuai, kemudian Ketua Majelis memprakarsainya dan menandai P-12a sampai dengan P-12e;
Saksi
- SAKSI I, umur 35 tahun, agama Islam, pekerjaan wiraswasta, bertempat tinggal di Jakarta Selatan;
- SAKSI II, umur 31 tahun, agama Islam, pekerjaan karyawan swasta, bertempat tinggal di Tangerang Selatan;
- SAKSI III, umur 30 tahun, agama Islam, pekerjaan wiraswasta, bertempat tinggal di Pesawaran Lampung
- SAKSI IV, umur 44 tahun, agama Islam, pekerjaan wiraswasta, bertempat tinggal di Bandung Jawa Barat;
- SAKSI I TERGUGAT, umur 31 tahun, agama Islam, pekerjaan karyawan swasta, beralamat di Jakarta Selatan
- SAKSI II TERGUGAT, umur 64 tahun, agama Islam, pekerjaan wiraswasta, beralamat di Kota Aceh
Sedangkan sepengetahuan saya saksi, penggugat dan tergugat sejak bulan November 2023 sudah pisah rumah hingga saat ini, tergugat telah meninggalkan tempat tinggal bersama; Sejak mediasi dilakukan, penggugat dan tergugat hadir, serta turut serta saksi dan ayah tergugat; Sehingga sekembalinya dari umrah, kondisi rumah tangga Penggugat dan Tergugat tidak mengalami perubahan sedikitpun;
Bahwa saksi mengenal penggugat dan tergugat karena saksi adalah kakak laki-laki penggugat sedangkan tergugat adalah suami penggugat; Meskipun rumah tangga penggugat dan tergugat pada awalnya berfungsi rukun dan harmonis, perselisihan dan pertengkaran mulai muncul antara penggugat dan tergugat beberapa bulan setelah pernikahan; Selain itu, sepanjang pengetahuan saksi, salah satu penyebab putusnya perkawinan penggugat dan tergugat adalah karena penggugat merasa kurang mendapat perhatian dari tergugat.
Menimbang bahwa sepengetahuan saksi, hal kecil sekalipun dapat menjadi besar dalam rumah tangga penggugat dan tergugat dan saksi telah melihat langsung perselisihan antara penggugat dan tergugat; Bahwa saksi mengenal penggugat dan tergugat karena saksi adalah sahabat dari kakak laki-laki penggugat (Mbak Oki), sedangkan tergugat adalah suami dari penggugat; bahwa sepengetahuan saksi, penggugat dan tergugat merupakan suami istri yang menikah sekitar tahun 2021;
Bahwa rumah tangga Penggugat dan Tergugat saat ini tidak harmonis akibat perselisihan dan pertengkaran antara Penggugat dan Tergugat; Saksi berteman baik dengan keduanya, dan saksi sejak awal mengetahui rumah tangga penggugat dan tergugat. Bahwa menurut saksi perkawinan tersebut, penggugat dan tergugat telah dikaruniai seorang anak dan saat ini berada dalam pengasuhan tergugat;
Bahwa saksi mengetahui bahwa keluarga penggugat dan tergugat saat ini tidak harmonis akibat pertengkaran dan perselisihan. Penggugat dan tergugat dan salah satu penyebab utamanya adalah buruknya komunikasi antara keduanya; Bahwa saksi mengenal penggugat dan tergugat karena saksi adalah ayah kandung tergugat sedangkan penggugat adalah istri tergugat;
bahwa saksi mengetahui bahwa rumah tangga penggugat dan tergugat pada mulanya rukun dan rukun, namun kini mengalami keretakan karena adanya perselisihan di antara mereka; bahwa penggugat dan tergugat telah dikaruniai seorang anak bernama ANAK I berjenis kelamin perempuan, lahir di Tangsel pada tanggal 26 Juli 2022;