• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANGKUMAN MATA KULIAH 03 AUDIT 1

N/A
N/A
Shanella Oktabilla T

Academic year: 2023

Membagikan "RANGKUMAN MATA KULIAH 03 AUDIT 1"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

RINGKASAN MATERI KULIAH PEMERIKSAAN AKUNTANSI 1

“TUJUAN DAN TANGGUNG JAWAB AUDIT”

OLEH:

SHANELLA OKTABILLA TIMORIAWAN 21013010085

KELAS D

JURUSAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAWA TIMUR SURABAYA 2023

(2)

TUJUAN PELAKSANAAN AUDIT

CAS 200 menyebutkan bahwa tujuan keseluruhan audit laporan keuangan adalah memperoleh keyakinan yang cukup tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material yang disusun sesuai dengan kerangkan pelaporan keuangan yang berlaku, dan melaporkan dan mengkomunikasikan laporan keuangan sesuai dengan temuan auditor (Alvin & Elder Beasley, 2021). Menurut Labib (2011), tujuan audit dari laporan keuangan yaitu untuk menilai kewajaran atau kelayakan penyajian laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan yang mengacu pada prinsip akuntansi yang berterima umum dan atas penilaian tersebut akan tercermin pada opini audit.

TANGGUNG JAWAB MANAJEMEN DAN AUDITOR Tanggung Jawab Manajemen

Tanggung jawab manajemen, yaitu untuk menerapkan kerangka pelaporan keuangan yang sehat dan tepat serta kebijakan akuntansi yang sesuai, mempertahankan pengendalian internal yang memadai, dan membuat representasi yang wajar dalam laporan keuangan. Tanggung jawab manajemen atas kewajaran representasi dalam laporan keuangan disertai dengan hak istimewa untuk menentukan pengungkapan mana yang dianggap perlu.

CAS 200 menyebutkan tanggung jawab manajemen untuk menyediakan hal-hal berikut kepada auditor:

1. Akses ke semua informasi yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan seperti catatan, dokumentasi, dan hal lainnya.

2. Setiap informasi tambahan yang diminta auditor

3. Akses yang tidak dibatasi kepada orang-orang dalam entitas yang dianggap perlu oleh auditor untuk memperoleh bukti audit.

Tanggung Jawab Auditor

Auditor bertanggung jawab untuk mendeteksi salah saji material. Jaminan yang wajar merupakan ukuran kepastian yang diperoleh auditor pada saat penyelesaian audit.

• Tanggung Jawab Auditor untuk Mendeteksi Salah Saji Material

Salah saji dibagi menjadi dua jenis, yaitu kesalahan atau penipuan. Kesalahan yang tidak disengaja baiasanya diakibatkan oleh kesalah terhadap perhitungan, kelalaian, kesalahpahaman dan kesalahan penerapan standar akuntansi, serta ringkasan dan deskripsi yang salah. Sedangkan penipuan merukan tindakan yang disengaja dan dibagi menjadi dua jenis, yaitu penyalahgunaan aset dan pelaporan keuangan yang curang.

CAS 200 mengungkapkan keterbatasan kemampuan auditor untuk mendeteksi salah saji material terkait asersi, berikut:

a. Keberadaan dan kelengkapan pihak berelasi dan transaksi b. Ketidakpatuhan terhadap hukum dan peraturan

c. Peristiwa atau kondisi di masa mendatang yang dapat menyebabkan entitas berhenti beroperasi

• Tanggung Jawab Auditor atas Hubungan dan Transaksi Pihak Berelasi

ASPE dan IFRS memiliki persyaratan akuntansi dan pengungkapan khusus untuk hubungan pihak terkait, transaksi, dan saldo. Namun dengan keterbatasan kemampuan auditor untuk mendeteksi salah saji yang melibatkan pihak berelasi, auditor tetap harus bertanggung jawab untuk melaksanakan prosedur audit untuk mengidentifikasi, minilai, dan merespon risiko kesalahan penyajian material yang timbul dari kegagalan

(3)

entitas untuk mencatat dan mengungkapkan hubungan, transaksi, dan saldo pihak berelasi dengan tepat.

• Tanggung Jawab Auditor untuk Mempertimbangkan Hukum dan Peraturan

Tanggung jawab auditor tentangketidakpatuhan dengan hukum dan peraturan tergantung pada apakah hukum dan peraturan memiliki dampak langsung atau tidak langsung pada jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Jika peraturan berdapkan langsung terhadap laporan keuangan, auditor bertanggung jawab untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan kuat tentang kepatuhan organisasi terhadap ketentuan peraturan tersebut. Sedangkan, ketika peraturan tidak berdampak langsung terhadap laporan keuangan, auditor bertanggung jawab untuk melaksanakan prosedur audit tertentu untuk membantu mengidentifikasi ketidak patuhan terhadap peraturan tersebut.

• Tanggung Jawab Auditor untuk Mengevaluasi Kelangsungan Hidup

Auditor bertanggung jawab untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat dan menyimpulkan tentang apakah penggunaan basis akuntansi kelangsungan usaha sudah sesuai. Sehingga, berdasarkan bukti yang telah diperoleh, auditor bertanggung jawab untuk menyimpulkan apakah terdapat ketidakpastiaan material tentang kemampuan entitas untuk mempertahankan keberlangsungan usahanya.

SKEPTISME PROFESIONAL Aspek Skeptisisme Profesional

Skeptisisme profesional terdiri dari dua komponen utama, yaitu pikiran yang selalu bertanya- tanya dan penilaian kritis atas bukti audit. Auditor harus bersikap skeptis terhadap bukti audit dan terhadap proses penilaian mereka sendiri. Ciri utama Skeptisisme profesional, sebagai berikut:

a. Menanyakan pikiran, kecenderungan untuk bertanya dan memiliki rasa ragu.

b. Penangguhan putusan, menahan penilaian sampai benar-benar memiliki bukti yang kuat.

c. Mencari pengetahuan, yaitu keinginan untuk menyelidiki di luar yang sudah jelas.

d. Pemahaman antar pribadi, percaya bahwa motivasi dan persepsi orang lain dapat mengakibatkan keputusan yang bias.

e. Otonomi, keyakinan untuk memutuskan sendiri daripada dipengaruhi oleh orang lain.

f. Harga diri, kepercayaan diri untuk menolak ajakan dan tantangan asumsi.

PRINSIP DASAR ETIKA PROFESI

Etika didefinisikan sebagai seperangkat prinsip atau nlai moral. Seperangkat prinsip yang dikembangkan Josephson Institure of Ethics, diantaranya yaitu dapat dipercaya, menghargai, keadilan, kepedulian, dan kepemimpinan (Arens et al., 2017). Dalam audit laporan keuangan, kepatuhan terhadap prinsip dasar etika mendukung penerapakn skeptisisme professional, seperti: (IAI, 2020)

• Integritas, akuntan harus bersikap lugas dan jujur.

• Objektivitas, akuntan tidak mengompromikan pertimbangan professional atau bisnis karena adanya bias, benturan kepentingan atau pengaruh yang tidak semestinya dari pihak lain.

• Kompetensi dan kehati-hatian professional, akuntan harus memiliki pengetahudan dan keahlian profesional pada level yang disyaratkan dan bertindak dengan sikap kehati- hatian sesuai standar dan peraturan perundang-undangan.

(4)

ASERSI MANAJEMEN

Asersi manajemen adalah representasi tersirat maupun tersurat oleh manajemen tentang pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan po-pos yang termasuk dalam laporan keuangan dan catatannya. Asersi digunakan oleh auditot dalam mempertimbangkan berbagai jenis potensi salah saji ketika proses mengidentifikasi, menilai, dan merespon risiko salah saji material. Berdasarkan Standar audit Internasional, asersi diklasifikasikan menjadi dua kategori, yaitu:

1. Asersi golongan transaksi dan peristiwa, serta pengungkapan terkait untuk periode yang diaudit.

• Kejaidan, semua transaksi yang dicatat dan diungkapkan pada laporan keuangan harus benar-benar terjadi pada periode tersebut.

• Kelengkpan, semua transaksi dan pengungkapan terjait harus dicantumkan dalam laporan keuangan.

• Ketepatan, semua transaksi telah dicatat dengan jumlah yang benar.

• Pisah batas, semua transaksi harus dicatat dalam periode akuntansi yang benar.

• Klasifikasi, semua transaksi dicatat dalam akun yang sesuai.

• Penyajian, deskripsi dan pengungkapan golongan transaksi harus relevan dan mudah dipahami.

2. Asersi saldo akun dan pengungkapan terkait pada akhir periode.

• Adanya keberadaan, semua aset, kewajiban, dan kepemilikan ekuitas yang dimasukkan dalam neraca adalah valid dan benar-benar ada pada tanggal neraca.

• Hak dan Kewajiban, entitas memiliki hak yang tepat atas semua aset dan liabilitas dan berkewajiban untuk membayar liabilitas pada tanggal tertentu,

• Kelengkapan, semua akun dan jumlah yang benar harus dicantumkan pad alapoeran keuangan.

• Akurasi Penilaian dan Alokasi, aset, liabilitas, dan ekuitas telah dicatat pad ajumlah yang tepat dan dialokasikan ke akun buku besar yang sesuai.

• Klasifikasi, aset, liabilitas, dan kepemilikan ekuitas telah diklasifikasikan dengan tepat dalam laporan keuangan dan di catatan kaki, serta deskripsi saldo.

• Penyajian, meniali apakah laporan keuangan menggambarkan realitas ekonomi dari apa yang sebenarnya terjadi serta pertimbangan penting dari manajemen.

Asersi yang relevan adalah asersi yang memiliki kemungkinan yang wajar untuk mencangkup suatu materi saji yang berakibat salah saji material pada laporan keuangan. Hal yang harus dipertimbangkan auditor untuk menentukan asersi mana yang lebih relevan, ayitu mempertimbangkan bias manajemen, insentif, tekanan, kompleksitas, dan risiko penipuan dan kesalahan.

(5)

DAFTAR PUSTAKA

Alvin, A. ,and, & Elder Beasley. (2021). The Art and Science of Assurance Engagements.

Arens, A. A., Elder, R. J., Beasley, M. S., & Hogan, C. E. (2017). Auditing and Assurance Services An Integrated Approach.

IAI. (2020). Kode Etik Akuntan Indonesia Efektif 1 Juli 2020. In Institut Akuntan Manajemen Indonesia. chrome-

extension://efaidnbmnnnibpcajpcglclefindmkaj/http://www.iaiglobal.or.id/v03/files/file_

berita/Kode Etik Akuntan Indonesia - 2020.pdf

Labib, N. (2011). Standar Audit Laporan Keuangan & Tahapan Audit Laporan Keuangan.

1–22.

Referensi

Dokumen terkait

Auditor merupakan suatu profesi yang sangat penting untuk dikaji, dalam hal ini kualitas kerja seorang auditor dibutuhkan diantara tugas-tugas dan tanggung jawab profesi akuntan,

Menilai Keandalan Laporan Keuangan pada Kelompok Akuntansi Sebelum Mendapat Pelajaran Audit dan Manajemen ...103 Lampiran 12 Hasil Output Pengujian Mann-Whitney Tanggung

Standar audit ini mengatur tanggung jawab auditor untuk mengkomunikasikan dengan tepat kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dan

b. Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan yang disebutkan dalam laporan auditor telah diaudit oleh auditor. Suatu pernyataan bahwa lapran keuangan adalah tanggung jawab

ISA 200 membahas tanggung jawab keseluruhan auditor independen ketika melakukan audit laporan keuangan sesuai dengan ISA, ISA 240 membahas dengan tanggung jawab auditor yang

Tanggung jawab auditor adalah untuk memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat tentang ketepatan penggunaan asumsi kelangsungan usaha oleh manajemen dalam penyusunan

Bilamana peraturan perundang-undangan atau kerangka pelaporan keuangan tidak melarang manajemen untuk membatasi perubahan atas laporan keuangan yang disebabkan

Standar audit ini mengatur tanggung jawab auditor untuk mengkomunikasikan dengan tepat kepada pihak yang bertanggung jawab atas tata kelola dan