• Tidak ada hasil yang ditemukan

RANGKUPAN MAKALAH SOSIOANTRO

N/A
N/A
DIVA RAHAYU PUSPITASARI

Academic year: 2024

Membagikan "RANGKUPAN MAKALAH SOSIOANTRO"

Copied!
68
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH

SOSIO–ANTROPOLOGI KESEHATAN

STRATIFIKASI DAN DIFERENSIASI SOSIAL BUDAYA

Dosen Pengampu : Dr. Indah Budiastutik, SKM, M.Kes

Kelompok 1:

Naila Farhana Azzahida (211510047) Yogi Rizki Ramadhani (211510046) Diva Rahayu Puspitasari (211510044)

Nova Dwi Safitri (211510042) Yuni (211510039)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK 2023

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah banyak memberikan kekuata dan Kesehatan “lahir dan batin”. Tidak lupa penyusun juga menghaturkan salawat serta salam kepada nabi besar “islam” Muhammad SAW, yang telah memberikan titik terang bagi umat islam. Dan tidak lupa pula mengucapkan terima kasih kepada dosen ini “Ibu Dr. Indah Budiatutik, SKM, M.Kes” yang telah memberikan bimbingan dan arahan dalam mata kuliah ini.

Penyusun juga berterima kasih kepada semua pihak yang ikut terlibat dalam proses pembuatan makalah ini. Semoga dengan adanya makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan kita. Penyusun juga menyadari bahwa masih terdapat banyak kekurangan. Maka dari itu penyusun mengharapkan kepada semua pihak yang membaca dan menemukan kekeliruan itu, agar dapat memberikan saran yang sifatnya membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Demikian yang dapat penyusun sampaikan, lebih dan kurangnya mohon dimaafkan.

Pontianak, 4 April 2023

Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI... 3

BAB I... 4

PENDAHULUAN... 4

A. Latar Belakang...4

B. Rumusan Masalah... 5

C. Tujuan...5

BAB II... 6

PEMBAHASAN...6

A. Stratifikasi Sosial Budaya... 6

1. Sebab-Sebab Terjadinya Stratifikasi Sosial Budaya...6

2. Proses Terjadinya Stratifikasi Sosial Budaya...7

3. Unsur-Unsur Stratifikasi Sosial Budaya...7

4. Stratifikasi Terbuka dan Stratifikasi Tertutup...8

5. Mobilitas Sosial...9

B. Diferensiasi Sosial Budaya... 9

1. Proses Terjadinya diferensiasi Sosial Budaya...9

2. Unsur-Unsur Diferensiasi Sosial Budaya...10

BAB III... 11

PENUTUP... 11

A. Kesimpulan... 11

B. Saran... 11

DAFTAR PUSTAKA...12

(4)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam setiap masyarakat, perbedaan antar individu maupun kelompok merupakan fenomena sosial umum yang bersifat horizontal maupun vertikal. Perbedaan horizontal, dikenal pul sebagai diferensiasi sosial, adalah perbedaan individu-individu tanpa adanya peringkat atau jenjang. Seluruh unsur bersifat setara tidak ada unsur yang lebih tinggi atau pun rendah. Hal itu dapat berupa diferensiasi etnis, agama, jenis kelamin, ras. Sedangkan perbedaan secara vertikal merupakan perbedaan individu-individu dalam lapisan-lapisan sosial yang bersifat hierarkis. Terdapat peringkat atau jenjang yang membedakan posisi sosial seseorang dengan orang lain dalam masyarakat. Perbedaan seperti ini, disebut pula pelapisan sosial, dalam sosiologi dikenal sebagai stratifikasi sosial.Terminologi stratifikasi sosial berasal dari kata stratum yang berarti lapisan; dan socius yang berarti masyarakat.

Stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai perbedaan posisi sosial individu-individu dalam masyarakat secara hierarkis.

Fenomena dari stratifikasi sosial ini akan selalu ada dalam kehidupan manusia, sesederhana apapun kehidupan mereka, tetapi bentuknya mungkin berbeda satu sama lain, semua tergantung bagaimana mereka menempatkannya. . Biasanya keadaan ini muncul dikarenakan beberapa sebab, antara lain dikarenakan oleh kehidupan sosial masyarakat tersebut, maupun kehidupan ekonomi masyarakat. Stratifikasi sosial ini muncul karena adanya si “kaya” dan si “miskin”. Perbedaan kelas ini juga memunculkan hal-hal yang semakin membedakan masyarakat dalam satu wilayah tersebut, dimana orang-orang yang memiliki strata kelas yang tinggi menjadi penguasa dalam suatu wilayah yang dihuni (Ajar, 2013).

Diferensiasi sosial yakni pembeda atau adanya pemisah antara masyarakat satu dengan masyarakat lainnya secara horizontal (tidak bertingkat) (Sitorus, 2003). Sedangkan diferensiasi budaya ialah pengelompokan bagi sebagian kelompok dan dianggap penting bagi kelompok tertentu, sehingga dalam hubungannya akan ada yang merasa kebudayaan ini sangat baik namun tentu diterima oleh kelompok tertentu. Kebudayaan merupakan rutinitas sosial masyarakat dengan lingkungan sosial maupun lingkungan alam tempat mereka tinggal, diferensiasi budaya biasanya bersifat horizontal sehingga tak ada yang lebih unggul di dalamnya. Biasanya diferensiasi budaya terjadi akibat interaksi sosial antar individu yang memiliki perbedaan baik secara fisik maupun non fisik. Interaksi sosial merupakan suatu hal yang diperlukan manusia, dengan berinteraksi manusia mendapatkan pengetahuan baru dan saling bertukar pikiran satu sama lain (richard oliver ( dalam Zeithml., 2021).

Hal tersebut diatas berkaitan dengan mobilitas sosial yaitu gerak sosial atau perpindahan sosial yang mencakup status dan peran seseorang untuk dapat beralih menjadi gerak sosial vertikal atau horizontal (Sari, 2016:3). Mobilitas sosial dapat terjadi pada individu ataupun pada antargenerasi dalam sebuah keluarga. Tipe-tipe gerak sosial ada dua macam yaitu gerak sosial yang horizontal dan vertical (KE, 2016).

(5)

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari stratifikasi dan diferensiasi sosial budaya?

2. Bagaimanakah proses terjadinya sratifikasi dan diferensiasi sosial budaya?

3. Apa sajakah unsur-unsur stratifikasi dan diferensiasi sosial budaya?

4. Apa yang dimaksud dengan stratifikasi terbuka dan stratifikasi tertutup?

5. Apa yang dimaksud dengan mobilitas sosial?

C. Tujuan

1. Memahami konsep dan teori stratifikasi dan diferensiasi sosial budaya 2. Memahami apa yang dimaksud dengan mobilitas sosial

(6)

BAB II PEMBAHASAN

A. Stratifikasi Sosial Budaya

Stratifikasi sosial merupakan suatu konsep dalam sosiologi yang melihat bagaimana anggota masyarakat dibedakan berdasarkan status yang dimilikinya. Stratifikasi berasal dari kata stratum yang berarti strata atau lapisan dalam bentuk jamak. Sebagaimana Pitirin A. Sorokin mendefinisikan stratifikasi sebagai pembedaan penduduk atau anggota masyarakat ke dalam kelas-kelas secara hierarkis. Sedangkan menurut Bruce J. Cohen sistem stratifikasi akan menempatkan setiap individu pada kelas sosial yang sesuai berdasarkan kualitas yang dimiliki. Sementara Max Weber mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan, previllege dan prestise.

(Maunah, 2015)

Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial adalah kekayaan (materi atau kebendaan), ukuran kekuasaan dan wewenang, ukuran kehormatan, dan ukuran ilmu pengetahuan. Hal yang mewujudkan unsur dalam teori sosiologi tentang sistem lapisan sosial masyarakat adalah kedudukan (status) dan peranan (role). Kedudukan dan peranan merupakan dua unsur baku dalam lapisan sosial dan mempunyai arti penting dalam bagi sistem sosial. Yang diartikan sebagai sistem sosial adalah pola-pola yang mengatur hubungan timbal-balik antara individu dalam masyarakat dan tingkah laku individu-individu tersebut. (Ajar, no date)

1. Sebab-Sebab Terjadinya Stratifikasi Sosial Budaya

Setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargai, bisa berupa kepandaian, kekayaan, kekuasaan, profesi, keaslian keanggotaan masyarakat dan sebagainya. Selama manusia membeda-bedakan penghargaan terhadap sesuatu yang dimiliki tersebut, pasti akan meni mbulkan lapisan-lapisan dalam masyarakat. Semakin banyak kepemilikan, kecakapan masyarakat/seseorang terhadap sesuatu yang dihargai, semakin tinggi kedudukan atau lapisannya. Sebaliknya bagi mereka yang hanya mempunyai sedikit atau bahkan tidak memiliki sama sekali, maka mereka mempunyai kedudukan dan lapisan yang rendah.

Seseorang yang mempunyai tugas sebagai pejabat atau ketua atau pemimpin pasti menempati lapisan yang tinggi daripada sebagai anggota masyarakat yang tidak mempunyai tugas apapun. Karena penghargaan terhadap jasa atau pengabdiannya seseorang bisa pula ditempatkan pada posisi yang tinggi, misalnya pahlawan, pelopor, penemu, dan sebagainya. Dapat juga karena keahlian dan ketrampilan seseorang dalam pekerjaan tertentu dia menduduki posisi tinggi jika dibandingkan dengan pekerja yang tidak mempunyai ketrampilan apapun. (Asmadi, 2008)

(7)

2. Proses Terjadinya Stratifikasi Sosial Budaya

Stratifikasi sosial terjadi melalui proses sebagai berikut :

Terjadinya secara otomatis, karena factor-faktor yang dibawa individu sejak lahir. Misalnya, Kepandaian, usia, jenis kelamin, keturunan, sifat keaslian keanggotaan seseorang dalam masyarakat. Terjadinya dengan sengaja untuk tujuan bersama dilakukan dalam pembagian kekuasaan dan wewenang yang resmi dalam organisasi- organisasi formal, Seperti Pemerintah, Partai politik, Perusahaan, Perkumpulan, Angkatan Bersenjata.

Stratifikasi dapat terjadi dengan sendirinya sebagai bagian dari proses pertumbuhan masyarakat, juga dapat dibentuk untuk tercapainya tujuan bersama.

Faktor yang menyebabkan stratifikasi sosial dapat tumbuh dengan sendirinya adalah kepandaian, usia, sistem kekerabatan, dan harta dalam batas-batas tertentu.

3. Unsur-Unsur Stratifikasi Sosial Budaya

Stratifikasi sosial terdiri dari dua unsur, yaitu kedudukan (status) dan peranan (role).

Kedudukan dan peranan merupakan dua unsur yang memiliki arti penting bagi sistem sosial.

1. Kedudukan (Status)

Status sosial menurut Ralph Linton adalah sekumpulan hak dan kewajiban yang dimiliki seseorang dalam masyarakatnya. Orang yang memiliki status sosial yang tinggi akan ditempatkan lebih tinggi dalam struktur masyarakat dibandingkan dengan orang yang status sosialnya rendah. Ada tiga macam status sosial dalam masyarakat:

a. Ascribed Status

Ascribed Status merupakan status yang diperoleh seseorang secara alamiah, artinya posisi yang melekat dalam diri seseorang diperoleh tanpa melalui serangkaian usaha.

Latar belakang ras, gender,dan usia dapat dikategorikan sebagai Ascribed Status.

Contohnya, seseorang yang dilahirkan dari keluarga bangsawan secara otomatis akan mendapatkan gelar bangsawan begitu ia dilahirkan.

b. Achieved Status

Achieved Status merupakan status sosial yang disandang melalui perjuangan. Pola-pola ini biasanya banyak terjadi distruktur sosial yang telah mengalami perubahan dari pola- pola tradisional kearah modern. Lebih-lebih dalam struktur masyarakat kapitalis liberal dengan menekan pada kebebasan individu untuk mencapai tujuan masing-masing yang sarat dengan persaingan, dalam struktur seperti itu, biasanya struktur sosial lebih terbuka sehingga membuka peluang bagi siapa saja untuk meraih status sosial ekonomi sesuai dengan tujuan masing-masing, beberapa contoh model ini adalah:

1) Stratifikasi berdasarkan Jenjang Pendidika

Jenjang seseorang biasanya memperngaruhi setatus sosial seseorang di dalam struktur sosialnya. Seseorang yang berpendidikan tinggi hingga bergelar Doktor tentunya akan bersetatus lebih tinggi dibandingkan dengan seorang yang lulusan SD.

(8)

2) Stratifikasi di bidang Senioritas

Ini biasanya di kaitkan dengan profesi atau perkerjaan yang dimiliki seseorang. Tingkat senioritas dalam berbagai lembaga perkerjaan biasanya di tentukan berdasarkan tingkat tenggang waktu berkeja dan jenjang kepangkatan atau golongan yang lazi sering disebut dengan jabatan.

3) Stratifikasi di bidang Perkerjaan

Berbagai jenis perkerjaan juga berpengaruh pada system pelapisan sosial. Anda tentu sering memiliki penilaian bahwa orang yang berprofesi sebagai panrik becak, kuli bangunan, buruh pabrik dan para pekerja kantoran yang berpakaian bersih, berpenampilan rapi, berdasi dan mengendari mobil, selalu membawa Hp tentu memiliki perbedaan status sosial dalam masyarakat.

4) Stratifikasi di bidang Ekonomi

Ini hampir ada diseluruh penjuru dunia. Yang paling mudah di identifikasi di dalam struktur sosial adalah didasarkan pada besar kecilnya penghasilan dan kepemilikan benda-benda materi yang sering disebut harta benda. Indikator antara kaya dan miskin juga mudah sekali di identifikasi, yaitu melalui pemilikan sarana hidup. Orang kaya perkotaan dapat dilihat dari tempat tinggalnya seperti di kawasan real estate elite dengan rumah mewahnya yang dilengkapi dengan taman, kolam renang, memiliki mobil mewah dan benda-benda berharga lainnya. Sedangkan kelompok masyarakat miskin berada dikawasan marginal (pinggiran), hidup di pemukiman kumuh, tidak sehat, kotor, dan sebagainya. Adapun orang kaya perdesaan biasanya diidentifikasi dengan kepemilikan jumlah lahan pertanian, binatang ternak, kebun yang luas dan sebagainya.

c. Assigned Status

Assigned Status adalah status sosial yang diperoleh seseorang atau kelompok orang dari pemberian. Akan tetapi status sosial yang berasal dari pemberian ini sebenarnya juga tak luput dari usaha-usaha seseorang atau sekelompok orang sehingga dengan usaha-usaha tersebut ia memperoleh penghargaan.

4. Stratifikasi Terbuka dan Stratifikasi Tertutup

Stratifikasi sosial terbuka adalah sistem stratifikasi di mana setiap anggota masyarakatnya dapat berpindah-pindah dari satu strata / tingkatan yang satu ke tingkatan yang lain. Misalnya seperti tingkat pendidikan, kekayaan, jabatan, kekuasaan dan sebagainya. Seseorang yang tadinya miskin dan bodoh bisa mengubah penampilan serta strata sosialnya menjadi lebih tinggi karena berupaya sekuat tenaga untuk mengubah diri menjadi lebih baik dengan sekolah, kuliah, kursus dan menguasai banyak keterampilan sehingga dia mendapatkan pekerjaan tingkat tinggi dengan penghasilan yang tinggi.

Stratifikasi tertutup adalah stratifikasi di mana tiap-tiap anggota masyarakat tersebut tidak dapat pindah ke strata atau tingkatan sosial yang lebih tinggi atau lebih rendah. Contoh stratifikasi sosial tertutup yaitu seperti sistem kasta di India dan Bali serta di Jawa ada golongan darah biru dan golongan rakyat biasa. Tidak mungkin anak keturunan orang biasa seperti petani miskin bisa menjadi keturunan ningrat atau bangsawan darah biru. Pada stratifikasi terbuka kemungkinan terjadinya mobilitas social cukup besar, sedangkan pada stratifikasi tertutup kemungkinan terjadinya mobilitas sosial sangat kecil.

(9)

5. Mobilitas Sosial

Mobilitas sosial merupakan perubahan status individu atau kelompok dalam stratifikasi sosial.Mobilitas dapat terbagi atas mobilitas vertikal dan mobilitas horizontal.

Mobilitas vertikal juga dapat terbagi dua, mobilitas vertikal intragenerasi, dan mobilitas antar generasi. Berkaitan dengan mobilitas ini maka stratifikasi sosial memiliki dua sifat, yaitu stratifikasi terbuka dan stratifikasi tertutup.

B. Diferensiasi Sosial Budaya

Diferensiasi sosial adalah pengelompokkan masyarakat secara horizontal berdasarkan ciri-ciri tertentu. Perbedaan-perbedaan itu tidak dapat diklasifikasikan secara bertingkat/vertikal seperti halnya pada tingkatan dalam lapisan ekonomi, yaitu lapisan tinngi, lapisan menengah, dan lapisan rendah. Pengelompokkan horizontal yang didasarkan pada perbedaan profesi dan jenis kelamin disebut heterogenitas sosial (Setiadi, M. Elly dan Kolip,Usman.2011).

Diferensiasi sosial secara umum merupakan perbedaan antara anggota masyarakat secara horizontal, yakni adanya faktor pembeda yang menunjukan semua pihak berada pada level atau tingkatan dan derajat yang sama. Misalnya saja dalam satu kelas, setiap siswa memiliki sejumlah perbedaan. Mulai dari perbedaan jenis kelamin karena ada siswa dan siswi, kemudian perbedaan agama yang dianut masing-masing siswa, perbedaan ras, suku, dan lain sebagainya.

1. Proses Terjadinya diferensiasi Sosial Budaya

Diferensiasi sosial dalam masyarakat ditimbulkan oleh adanya ciri-ciri tertentu,yaitu ciri-ciri fisik, sosial, dan budaya.

a. Ciri fisik berkaitan erat dengan apa yang dinamakan ras, yaitu penggolonganmanusia atas dasar persamaan ciri-ciri fisik yang tampak dari luar, seperti warna dan bentuk rambut, warna dan bentuk mata, warna kulit, tinggi badan, jenis kelamin dan sebagainya.

b. Ciri sosial berkaitan dengan fungsi para warga masyarakat dalam kehidupan sosial.Dalam masyarakat setiap orang melakukan fungsi atau tugas untuk kepentingandirinya sendiri dan masyarakatnya. Aneka macam fungsi dan tugas ini berkaitandengan pekerjaan dan profesi para warga masyarakat, termasuk mata pencaharian danokupasi.

c. Ciri budaya. Dalam ciri budaya, orang cenderung membedakan antara masyarakatsatu dan masyarakat yang lain, bangsa yang satu dengan bangsa yang lain, suku bangsa yang satu dan suku bangsa yang lain atas dasarperbedaan kebudayaan.

(10)

2. Unsur-Unsur Diferensiasi Sosial Budaya

Unsur-unsur diferensiasi sosial budaya dalam masyarakat berdasarkan perbedaan Ras, Agama, Jenis Kelamin, Profesi, Klan, dan Suku Bangsa. Diferensiasi itu tidak terdapat tingkatan-tingkatan, namun yang membedakan satu individu dengan individu yang lainnya adalah sesuatu yang biasanya telah ia bawa sejak lahir.

1. Diferensiasi ras (racial differentiaton)

Diferensiasi ras merupakan pengelompokkan yang bersifat jamaniah yang berdasarkan pada ciri-ciri fisik seperti warna kulit, warna rambut, serta bentuk- bentuk bagian wajah.

2. Diferensiasi Agama (religion differentiation)

Menurut Emile Durkheim, agama adalah suatu system kepercayaan beserta praktiknya, berkenaan dengan

yang sacral yang menyatukan pengikutnyadalam suatu komunitas moral.

Diferensiasi agama terwujud dalam kenyataan social bahwa masyarakat terdiri dari  orangorang yang menganut suatu agama tertentu termasuk dalam komunitas atau golongan yang disebut dengan umat

3. Diferensiasi Jens Kelamin (sex differentiation)

Jenis kelamin adalah ciri fisik yang dibawa sejak lahir dan tidak ditentukan sendiri oleh individu sesuai keinginannya

4. Diferensiasi Profesi (profession differentiation)

Diferensiasi profesi merupakan pengelompokan masyarakat yang didasarkan pada je nis pekerjaan atau profesinya. Diferensiasi profesi bersifat khusus yang melahirkandiferensiasi profesi. Hal ini berarti di antara profesi-profesi tersebut tidak ada perbedaan tinggi rendah atau terhormat tidak terhormat. Perbedaan profesi cenderungmemengaruhi perilaku sosialnya

5. Diferensiasi Klan (clan differentiation)

Pengertian klan menurut Koentjaraningrat adalah suatu kelompok kekerabatanyang terdiri dari semua keturunan dari seorang nenek moyang yang diperhitungkanmelalui garis keturunan sejenis yaitu keturunan warga pria dan wanita.Istilah klan disebut juga kerabat, keluarga besar, atau keluarga luas (extended family). Klan merupakan kesatuan geanologis (kesatuan turunan), religio magis(kesatuan kepercayaan), dan tradisi (kesatuan adat).

(11)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian-uraian yang telah kami paparkan diatas, maka dapat kami simpulkan bahwa Stratifikasi sosial merupakan pembedaan masyarakat atau penduduk berdasarkan kelas-kelas yang telah ditentukan secara bertingkat berdasarkan dimensi kekuasaan, previllege dan prestise. Stratifikasi sosial terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu stratifikasi tertutup, terbuka maupun campuran. Stratifikasi tertutup yaitu seseorang ketika sudah tergolong menjadi kelas tinggi, dia tidak akan menjadi kelas bawah dan sebaliknya. Stratifikasi terbuka yaitu seseorang yang berada dikelas bawah bisa naik ke kelas atas dengan usahanya yang bersungguh-sungguh. Sedangkan stratifikasi campuran yaitu seseorang awalnya dihormati karena terdapat didalam kelas atas, namun tiba-tiba berbalik arah karena harus menyesuaikan tempat ia tinggal.

Serta kami juga dapat menyimpulkan tentang definisi diferensiasi social adalah pembedaan individu atau kelompok dalam masyarakat yang tidak menunjukkan adanya suatu tingkatan (hierarki). Serta unsur-unsur diferensiasi social yaitu, Diferensiasi ras (racial differentiation), Diferensiasi etnis atau suku bangsa (tribal differentiation), Diferensiasi agama (religion differentiation), Diferensiasi gender/jenis kelamin (sex differentiation), Diferensiasi profesi (profession differentiation), Diferensiasi klan (clan differentiation).

B. Saran

Masyarakat diharapkan tidak bersifat tertutup, namun lebih bersifat terbuka dalam melakukan gerak sosial agar tercipta kehidupan sosial yang selaras tanpa adanya diskriminasi. Dan perlu kita perhatikan bahwa stratifikasi sosial bukan halangan bagi kita untuk menjadi lebih baik. Maka sifat optimis dan merasa cukup dalam hal ini sangat diperlukan. Serta dalam hal ini kami enyadari bahwa masih jauh dari kata sempurna, kedepanya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah ini dengan sumber-sumber yang lebih banyak. Oleh karena itu kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan ke depannya.

(12)

DAFTAR PUSTAKA

Abdulsyani,  Sosiologi Skematika, Teori dan Terapan, Bumi Aksara, (Jakarta : IKAPI, 1994).

Robert M. Z. Lawang, Pengantar Sosiologi (Jakarta: Universitas Terbuka, 1994).

Soerjono Soekanto, Sosiologi Suatu Pengantar ( Jakarta: Rajawali Pers, 2010).

Sanderson Stephen K.. Makro Sosiologi sebuah pendekatan terhadap realitas sosial.

(Jakarta: PT RajaGrafindo., 2003).

Karsidi Ravik. Sosiologi Pendidikan. (Surakarta, UNS press, 2007).

https://deepublishstore.com/blog/materi/diferensiasi-sosial/

Ajar, B. (no date) ‘Moeis.S “Struktur Sosial Stratifikasi SosiaL.’

Asmadi (2008) ‘Konsep Dasar Keperawatan’, 3(2), p. 175. Available at:

http://books.google.co.id/books?

id=O3y5bNnwND0C&pg=PA175&dq=tahap+III+perencanaan&hl=en&sa=X&ei=_p0eU7SVO4T BrAeE_4CYCQ&redir_esc=y#v=onepage&q=tahap III perencanaan&f=false.

KE, M. (2016) 147(March), pp. 11–40.

Maunah, B. (2015) ‘Stratifikasi Sosial dan Perjuangan Kelas’, Ta’allum: Jurnal Pendidikan Islam, 3(1), pp. 19–38.

richard oliver ( dalam Zeithml., dkk 2018 ) (2021) ‘済無No Title No Title No Title’, Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952., (1), pp. 2013–2015.

(13)

MAKALAH MASYARAKAT, KELOMPOK SOSIAL DAN KEBUDAYAAN

SOSIO – ANTROPOLOGI KESEHATAN Dosen Pengampu :

Dr. Indah Budiastutik, SKM, M.Kes Disusun Oleh :

Ayu Tri Wulandari (211510048) Cindy Febi Dwi Aulia (211510051) Hawa Cahya Purnama (211510043) Lutfiah Laras Dewi Sari (211510041)

M. Aji Abdurahman (211510049)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK

2022/2023

(14)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...3

BAB I PENDAHULUAN... 4

1.1 Latar Belakang...4

1.2 Rumusan masalah...4

1.3 Tujuan penulisan...4

BAB II PEMBAHASAN...5

2.1 Definisi... 5

2.2 Kelompok Sosial dan Masyarakat...5

2.3 Hubungan masyarakat dan kebudayaan...7

2.4 Sifat sifat universal kebudayaan...8

2.5 Sifat – sifat kebudayaan...9

BAB III KESIMPULAN...10

DAFTAR PUSAKA...11

(15)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ungkapkan kepada Allah swt. Atas segala rahmat dan hidayah yang telah dlimpahkan-Nya sehingga makalah matakuliah Bahasa Indonesia dapat penulis selesaikan dengan baik. Selanjutnya, shalawat dan salam penulis sanjungkan kepada Rasulullah Saw. Beserta keluarga dan para sahabat Beliau yang telah membawa umat manusia dari alam kebodohan ke alam yang penuh ilmu pengetahuan.

Terlepas dari semua itu, penulis menyucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah mempercayai tim kami untuk menyelesaikan tugas ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah tentang MASYARAKAT, KELOMPOK SOSIAL DAN KEBUDAYAAN ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

(16)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Secara umum Pengertian Masyarakat adalah sekumpulan individu-individu yang hidup bersama, bekerja sama untuk memperoleh kepentingan bersama yang telah memiliki tatanan kehidupan, norma-norma, dan adat istiadat yang ditaati dalam lingkungannya.

Pengertian kebudayaan secara umum menunjukkan karakteristik dan pengetahuan sekelompok orang tertentu, yang meliputi bahasa, agama, masakan, kebiasaan sosial, musik, dan seni. Dipahami pula pengertian kebudayaan secara umum adalah pola bersama perilaku dan interaksi, konstruksi kognitif dan pemahaman yang dipelajari oleh sosialisasi. Kebudayaan atau yang dapat disebut juga "Peradaban"

mengandung pengertian yang sangat las dan mengandung pemahaman perasaan suatu bangsa yang sangat kompleks meliputi pengetahuan, kepercayaan, senl, moral, hukum, adat-istiadat, kebiasaan dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat. (Taylor, 1897).

Kelompok sosial adalah himpunan atau kesatuan manusia yang hidup bersama.

Ada aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Antara individu dengan individu, individu dengan kelompok dan antara kelompok dengan kelompok.

1.2 Rumusan masalah

1. Pengertian masyarakat dan kebudayaan 2. Kelompok sosial masyarakat

3. Hubungan masyarakat dan kebudayaan 4. Unsur Universal kebudayaan

5. Sifat – sifat kebudayaan 1.3 Tujuan penulisan

1. Mengetahui pengertian masyarakat dan kebudayaan 2. Mengetahui sosial masyarakat

3. Mengetahui hubungan masyarakat dan kebudayaan 4. Mengetahui unsur Universal kebudayaan

5. Mengetahui sifat – sifat kebudayaan

(17)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Manusia satu yang bersatu dengan manusia lainya dalam suatu wilayah tertentu akan membentuk sebuah masyarakat. Dari masyarakat inilah akan lahir nilai-nilai bermasyarakat yang berkembang menjadi kebudayaan. Kebudayaan masyarakat di daerah tertentu akan berbeda dengan kebudayaan masyarakat di daerah lain. Karena setiap kelompok masyarakat memiliki aspek nilai yang berbeda. Dan kebudayaan juga dipengaruhi oleh faktor bahasa, keadaan geografis dan kepercayan. Secara etimologi, kata kebudayaan berasal dari kata sangsekerta buddayah yang merupakan bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal, dengan kata lain kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal. Seorang antropolog, yaitu E.B. Tylor dalam tahun 1871 mendefinisikan kebudayaan sebagai berikut "Kebudayaan adalah kompleks yang mencangkup pengetahuan, kepercavaan, kesenian, moral.

hukum. adat-istiadat dan Kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Kebudayaan atau yang dapat disebut juga "Peradaban" mengandung pengertian yang sangat las dan mengandung pemahaman perasaan suatu bangsa yang sangat kompleks meliputi pengetahuan, kepercayaan, senl, moral, hukum, adat-istiadat, kebiasaan dan pembawaan lainnya yang diperoleh dari anggota masyarakat. (Taylor, 1897). Mempelajari kebudayaan bukanlah suatu kegiatan yang mudah dan sederhana, karena banyak sekali batasan konsep dari berbagai bahasa, sejarah, sumber bacaan atau literatur baik pendekatan metode juga telah banyak disiplin ilmu lam yang juga mengkaji berbagai macam permasalahan terkait kebudayaan seperti, Sosiologi, Psikoanalisis, Psikologi (Perilaku) dan sebagainya yang masing-masing mempunyai tingkat kejelasan sendiri-sendiri tergantung pada konsep dan penekanan masing- masing. Apabila ditinjau dari asal katanya, maka "Kebudayaan"* berasal dari bahasa Sanskerta yaitu "Budhayah:, yang merupakan bentuk jamak dari "Budhi" yang berarti Budi atau Akal. Dalam hal ini, "Kebudayaan" dapat diartikan sebagai Hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal. Dalam disiplin Ilmu Antropologi Budaya, pengertian Kebudayaan dan Budaya tidak dibedakan. Adapun pengertian Kebudayaan dalam kaitannya dengan Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) adalah : *Penciptaan, penertiban dan pengolahan nilai-nilai insani yang tercakup di dalamnya usaha memanusiakan diri di dalam alam lingkungan, baik fisik maupun sosial. Manusia memanusiakan dirinya dan memanusiakan lingkungannya.

2.2 Kelompok Sosial dan Masyarakat

Kelompok sosial adalah kumpulan manusia yang memiliki kesadaran bersama akan keanggotaan dan saling berinteraksi. Kelompok sosial bertujuan mewujudkan penerapan nilai-nilai sosial yang ada dan dibutuhkan dalam suatu struktur sosial pada suatu masyarakat. Kelompok sosial merupakan bagian dari realitas sosial yang bersifat universal dan menjadi bagian dari sistem sosial.  Pembentukan kelompok sosial terjadi pada para anggota masyarakat yang memiliki latar belakang sama serta memiliki kesadaran tentang hubungan yang terjalin di antara mereka. Secara sosiologis,

(18)

kelompok adalah setiap kumpulan manusia dengan pola interaksi terorganisasi dan terjadi secara berulang-ulang. Hakikat keberadaan kelompok sosial bukanlah terletak pada dekatnya jarak fisik melainkan pada kesadaran untuk berinteraksi.

Bila ditemukan ciri-ciri seperti di bawah ini, bisa dikatakan sebagai kelompok sosial.

1. Ada motivasi, dorongan, dan motif yang sama antara satu individu dengan lainnya.

2. Ada pembagian tugas atau penegasan fungsi sehingga masing-masing memiliki kesadaran peran dan wewenangnya di dalam kelompok.

3. Ada akibat dari interaksi yang dilakukan oleh anggota satu dengan anggota lain.

4. Terbentuk norma di dalam kelompok yang sesuai dengan nilai-nilai yang diusung oleh anggota.

5. Kepentingan berjalan dan berproses.

6. Ditemukan pergerakan yang dinamis dalam aktivitas mereka.

kelompok sosial terbentuk karena beberapa faktor yaitu:

1. Kelompok primer. Kelompok primer terdiri dari anggotanya yang saling mengenal secara akrab dan pribadi. Biasanya dalam kelompok sosial ini, hubungan anggota sosialnya bisa melibatkan hubungan fisik.  Wajar saja, bila para anggotanya memiliki kedekatan personal dan emosional. Contoh dari kelompok sosial primer ialah anggota keluarga.

2. Kelompok sekunder. Kelompok sekunder umumnya dibentuk sebagai tempat pertukaran manfaat bagi para anggotanya. Pertukarannya lebih sering bersifat materiil, seperti uang, barang jualan, dan semacamnya.  Meski begitu, hubungannya juga bisa beralih menjadi relasi kelompok primer. Contoh: serikat pekerja, koperasi, dan partai politik.

3. Kelompok formal. Kelompok formal sengaja dibentuk melalui keputusan dari atasan atau manajer melalui suatu bagan organisasi yang berfungsi menyelesaikan tugas secara efektif dan efisien. Contoh: lembaga negara dan organisasi kemasyarakatan.

4. Kelompok keanggotan. Kelompok keanggotan menunjuk seseorang secara resmi menjadi anggota. Orang lain biasa mudah mengenali anggotanya. Biasanya mereka bisa dikenali melalui tanda pengenal yang dimilikinya. Contoh: OSIS, komunitas pecinta hewan.

5. Publik. Publik ialah sejumlah orang yang biasanya memiliki minat sama terhadap suatu hobi atau kegemaran tertentu tanpa perlu memiliki pendapat yang sama.

Pemecahan masalah pun bisa dilakukan tanda ada pengalaman tertentu.  Contoh:

sekumpulan orang di tempat umum.

6. Kelompok referensi. Kelompok referensi dijadikan sebagai dasar perbandingan bagi seseorang dalam pembentukan nilai dan sikap umum/khusus atau pedoman khusus dalam perilaku. Contoh: kelompok pemeluk agama.

7. Patembayan. Patembayan merupakan kelompok yang memiliki ikatan hanya dalam jangka waktu pendek dan bersifat sementara. Contoh: pedagang, organisasi pengusaha, serikat buruh, dan koperasi pegawai.

(19)

8. Paguyuban. Paguyuban merupakan kelompok sosial yang bersifat kekeluargaan.

Kelompok ini dibentuk oleh orang-orang yang sepaham (sedarah) untuk membina kerukunan dan persatuan antara para anggotanya. Contoh: kelompok arisan dan paguyuban RT.

9. Kelompok informal. Kelompok informal adalah kelompok sosial yang memiliki struktur dan organisasi tertentu. Kelompok-kelompok tersebut biasanya terbentuk akibat dari pertemuan berulang kali. Setelah itu, pertemuan tersebut menjadi dasar bagi bertemunya pengalaman yang sama. Contoh: kelompok belajar.

2.3 Hubungan masyarakat dan kebudayaan

Terdapat hubungan timbal balik antara kebudayaan dengan masyarakat, sebagaiamana ada hubungan antara kebudayaan, peradaban dan sejarah. Masyarakat itu menghasilkan kebudayaan, sedangkan kebudayaan itu menentukan corak masyarakat.

Jadi antara manusia dan kebudayaan merupakan suatu kesatuan yang memiliki hubungan yang sangat erat. Tidak mungkin keduanya dipisahkan.

Ada manusia (dalam arti luas, masyarakat), maka ada kebudayaan, tidak akan ada kebudayaan kalau tidak ada pendukungnya, yaitu manusia. Akan tetapi manusia itu hidupnya tidak berapa lama, karena semua pasti akan menemui ajal. Maka untuk melangsungkan atau melestarikan kebudayaan, pendukungnya harus merupakan kesinambungan dari satu keturunan ke keturunan lainnya. Sebagai contoh, bahasa 'ngapak' yang merupakan hasil kebudayaan masyarakat di wilayah Kebumen, Banyumas, Tegal, Purbalingga dan sekitarnya, tentu akan menjadi ciri khas atau corak tersendiri bagi masyarakat yang menguasai bahasa 'ngapak'. Bintang dapat pula meneruskan atau meregenerasi kepandainya kepada anaknya, tetapi yang diteruskan itu hanyalah yang bersifat instingsif belaka atau berdasarkan kodrat alam. Lain halnya dengan manusia. Kecuali hal-hal yang diturunkan secara kodrat, manusia dapat pula meregenerasikan kepandaian, pengalaman, dan seluruh kebudayaan kepada anak cucunya. Tetepu untuk dapat memiliki kebudayaan dari generasi sebelumnya, mereka harus belajar. Karunia dan rahmat yang dilimpahkan kepada manusia untuk mengajar, mendapatkan pelajaran, dan belajar itulah yang memungkinkan kebudayaan itu dapat berlangsung terus turun temurun. Dilanjutkannya kebudayaan oleh generasi penerus itu tidak hanya melalui garis tegak lurus ke bawah, tetapi juga melalui garis mendatar, yaitu kepada orang-orang lain di sekitarnya, karena manusia merupakan bagian dari "zoon politicon" yang berarti binatang yang berkelompok. Memang manusia tidak dapat hidup seorang diri, ia membentuk kelompok dengan orang-orang lain, yang sifatnya berbeda sekali dari gerombolan binatang, yaitu terletak pada akal, atau cara berfikir.

Pengelompokan orang-oranga yang sengaja dibentuk itu disertai aturan-aturan tertentu mengenai hubungan anggota satu dengan yang lain, misalnya pembagian kerja, aturan, tata tertib, dan sebagainya. Persekutuan terkecil antara laki-laki dan perempuan merupakan arti secara singkat dari sebuah keluarga yang kemudian membentuk persekutuan dalam skala yang lebih besar atau luas yang disebut masyarakat. Cara-cara melanggengkan atau melestarikan kebduayaan yang sedemikian luasnya itu dimungkinkan karena manusia diberikan karunia oleh Tuhan dalam hal kepandaian berbicara. Bahasa adalah alat perantara yang paling pokok bagi manusia. Dengan

(20)

adanya bahasa, manusia tidak usah mengalami sendiri sesuatunya untuk dapat mengetahui dan memahaminya. Cukuplah ia belajar mendengarkan kata-kata yang terbungkus dalam sebuah bahasa orang lain. Ditambah lagi dengan pengalaman- pengalaman sendiri, maka semakin luaslah pengetahuan yang menjadi milik manusia itu. Tetapi, perlu diingat, bahwa kemampuan manusia itu terbatas yang menyebabkan tidak dapat mendukung seluruh kepandaian yang menjadi milik bersama itu.

Kekurangan pada manusia secara individu itu ditampung oleh masyarakat. Hal ini mungkin karena para anggota masyarakat itu tentu tidak sama minatnya, berlainan kepentingannya, berbeda kemampuannya, meskipun masih tetap dalam lingkungan bersama. Maka sesungguhnya, pendukung kebudayaan itu bukanlah manusia secara individu (perorangan) melain masyarakat seluruhnya.

2.4 Sifat sifat universal kebudayaan

Ada beberapa sifat Universal kebudayaan 1. Bahasa

Adalah sarana bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan sosialnya dalam berinteraksi atau berhubungan dengan sesamanya.

2. Sistem peralatan dan teknologi

Sistem yang timbul karena manusia mampu menciptakan barang – barang dan sesuatu yang baru agar dapat memenuhi kebutuhan hidup dan membedakan manusia dengam makhluk hidup yang lain.

3. Sistem mata pencaharian

Terlahir karena manusia memiliki hawa nafsu dan keinginan yang tidak terbatas dan selalu ingin lebih.

4. Sistem pengetahuan

Sistem yang terlahir karena setiap manusia memiliki akal dan pikiran yang berbeda sehingga memunculkan dan mendapatkan sesuatu yang berbeda pula, sehingga perlu disampaikan agar yang lain juga mengerti.

5. Sistem kekerabatan dan organisasi social

Sistem yang muncul karena kesadaran manusia bahwa meskipun diciptakan sebagai makhluk yang paling sempurna namun tetap memiliki kelemahan dan kelebihan masing – masing antar individu sehingga timbul rasa utuk berorganisasi dan bersatu.

6. Sistem religi

Kepercayaan manusia terhadap adanya Sang Maha Pencipta yang muncul karena kesadaran bahwa ada zat yang lebih dan Maha Kuasa

7. Kesenian

Setelah memenuhi kebutuhan fisik manusia juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka sehingga lahirlah kesenian yang dapat memuaskan

2.5 Sifat – sifat kebudayaan

Kebudayaan juga memiliki sifat – sifat yaitu 1. Entosentris

(21)

Kecendrungan untuk memandang orang lain lebih rendah. Biasanya akan dilihat dengan cara memandangan dan mengukur kebudayan asing dengan kebudayaan miliknya sendiri.

2. Universal

Kebudayaan yang dimana akan memberikan pencarian akan jawaban atas sebuah bentuk problem yang dimana terjadi di masyarakat

3. Alkuturasi

Sebuah bentuk proses sosial yang dimana timbul dikarenakan pada sebuah kelompok manusia dengan sebuah kebudayaan tertentu.

4. Adaptif

Sebuah mekanisme yang dimana akan dapat menyesuaikan diri. Karena sejatinya kebudayaan adalah sebuah bentuk keberhasilan dari mekanisme pada spesies manusia itu sendiri

5. Dinamis

Kebudayaan tidaklah hanya bersifat statis, tapi akan selalu berubah dan dinamis biasanya akan mengikuti perkembangan dari sebuah zaman

6. Integratif

Keadaan yang dimana berasal dari sebuah kelompok etnik dan juga beradaptasi dan memberikan sebuah sikap komformitas terhadap sebuah bentuk kebudayaan yang dimiliki oleh banyak orang, akan tetapi masih tetap mempertahankan kebudayaan yang dimiliki oleh mereka sendiri.

(22)

BAB III KESIMPULAN

Kebudayaan daerah merupakan kesenian tradisional yang di miliki oleh setiap daerah, maupun suku yang ada di Indonesia. Kebudayaan daerah yang dimiliki Indonesia merupakan sebuah aset mahal dan berharga nilainya, karena kebuyaan lokal yang di miliki Indonesia memiliki ciri dan identitas yang berfungsi sebagai pemerkaya dan pemersatu keragaman kebudayaan yang ada di Indonesia dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika. Kebudayaan adalah kegiatan atau tingkah laku yang sesuai dalam adat istiadat pada suatu daerah yang dikembangkan secara turun temurun.

(23)

DAFTAR PUSAKA

Abdulsyari. 2001. Sosiologi Kelompok dan masalah sosial. Jakarta: Bumi Aksara.

Al-barry Yacub Dahlan M. 200 l. Kamus Sosiologi Antropologi. Indah. Surabaya Abidin, Zaianal Yusuf dan Beni. 2014. Pengantar Sistem Sosial Budaya di

Indonesia. Bandung: CV Pustaka Setia.

Mustamant, Mugy. 2013. Kamus Sosiologi. Bandung: CV Titian Ilmu.

Nasikun. 2011. Sistem Sosial Indonesia. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Setiadi, M Elly dan Usman Kolip. 2011. Pengantar Sosiologi Pemahaman Fakta dan Gejala Permasalahan Sosial Teori, Aplikasi, dan Pemecahannya. Jakarta:

Prenada Media Group.

Koentjaraningrat. 2013. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta.

Anwar, I. C. (2020). Pengertian Perubahan Sosial, Ciri-ciri, dan Faktor Penyebabnya Baca selengkapnya di artikel “Pengertian Perubahan Sosial, Ciri-ciri, dan Faktor Penyebabnya.” Tirto.Id Baca Selengkapnya Di Artikel “Pengertian Perubahan Sosial, Ciri-Ciri, Dan Faktor Penyebabnya”, Https://Tirto.Id/F8pX.

Lawang, R. M. Z. (1985). Buku Materi Pokok Pengantar Sosiologi (02 ed.).Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Universitas

Terbuka.https://opac.perpusnas.go.id/DetailOpac.aspx?id=69181.

Nahak, H. M. (2019). Upaya melestarikan budaya indonesia di era globalisasi. Jurnal Sosiologi Nusantara, 5(1), 65-76.

Shadily, H. (1993). Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia. Rineka Cipta.

Soekanto, S. (2010). Sosiologi Suatu Pengantar. Rajawali Pers.

(24)

Makalah Sosio Antropologi Kesehatan Tentang

Pengertian sosial, Tahap – Tahap Dalam Teori Sosial, Dan Kesepadanan Dalam Teori

Disusun untuk memenuhi tugas Mata kuliah : Sosio Antropologi Kesehatan Dosen Pengajar : Dr. Indah budiastutik, SKM., M . kes

Disusun oleh :

1. Nurayu Oktaviana (211510060) 2. Succy Afifah (211510053) 3. Dimas Budi Pramono (211510052)

4. Nina Indah (211510059) 5. Rezza Amalia Maharani (211510054)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK 2022/2023

(25)

Kata Pengatar

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Alah SWT. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga dan sahabat beliau serta pengikutnya hingga akhir zaman. Syukur Alhamdulilah, atas Rahmat dan Hidayah yang diberikan Allah SWT sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul "Teori Sosial".

Dalam proses penyusunan makalah ini, banyak sekali sumbangan pikiran dan pemberian data yang kami dapatkan dari berbagai pihak.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Namun kami berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi yang berkepentingan. kritik dan saran serta tanggapan yang sifatnya membangun akan kami terima demi kesempurnaan makalah ini.

Pontianak, 04 April 2023

Penulis

(26)

Daftar Isi

Kata Pengatar...i Daftar Isi...ii BAB I PENDAHULUAN...1 A. Latar Belakang...1 B. Rumusan Masalah... 2 C. Tujuan Pembahasan... 2 BAB II PEMBAHASAN...3 A. Pengertian Teori Sosial... 3 B. Tahap – tahap teori sosial...3 C. Tahap – tahap dalam interaksi sosial dalam masyarakat...5 D. Tahap- tahap dalam perubahan perilaku sosial...5 E. Kesepadanan Dalam Teori... 6 BAB III PENUTUP... 8 A. Kesimpulan... 8 B. Saran... 8 DAFTAR PUSTAKA...9

(27)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap kehidupan manusia senantiasa mengalami perubahan- perubahan. Hal ini terjadi karena manusia mempunyai kepentingan- kepentingan yang berbeda, dan perubahan ini merupakan fenomena sosial yang wajar dalam kehidupan manusia baik itu individu maupun kelompok.P erubahan sosial yang terjadi di dalam masyarakat, dapat terjadi karena proses penyebaran manusia (difusi) dari individu yang satu ke individu yanglain. Hal ini dikarenakan, proses perubahan sosial tidak saja berasal melalui proses evaluasi, namun juga dapat terjadi melalui proses penyebaran unsur- unsur kebudayaan antar masyarakat.Masyarakat merupakan istilah yang paling penting untuk menyebutkan kesatuan- kesatuan hidup manusia, baik dalam tulisan ilmiah, maupun dalam bahasan sehari-hari. Dalam Bahasa Inggris masyarakat disebut society, asal katanya sociusyang berarti kawan. Adapun kata masyarakat berasal dari Bahasa Arab, yaitu syirk, artinya bergaul (M Munandar: 2009: 122). Adanya saling bergaul ini bukan hanya ada bentuk-bentuk aturan hidup, yang disebabkan oleh manusia sebagai perseorangan, melainkan oleh unsur-unsur kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan.

Teori merupakan bentuk tertinggi dari pengetahuan. Karena tidak semua para ahli para ahli pandai membuat dan menghasilkan teori - teori baru. Di sinilah mengapa orang yang berhasil membuat teori sangat dihargai, karena teori merupakan tujuan utama dari ilmu pengetahuan pada umumnya.

Hal yang paling penting yang sama sama dimiliki oleh para teoritikus adalah bahwa mereka tidak semata-mata melukkiskann kehidupan sosial atau menceritakan sejarah perkembangan sosial demi kehidupan sosial, atau menceritakan sejarah perkembangan sosial itu sendriri. Mereka lebih berusaha membantu kita untuk melihat masyarakat manusia dengan cara tertentu sehingga apa yang kita peroleh dengan membaca karya karya mereka tidak hanya lebih banyak informasi mengenai kehidupan sosial, melainkan sesuatu yang jauh lebih penting lagi, yaitu sebuah pemahaman yang lebih baik mengenai hakekat hubungan - hubungan sosial manusia.

Oleh karenanya setiap ilmu yang mempelajari dan mengkaji aspek kehidupan manusia di masyarakat, termasuk bagian dari ilmu sosial. Aspek kehidupan manusia itu

(28)

terdiri dari: interaksi sosial, budaya, kebutuhan materi, pendidikan, nomma dan peraturan, sikap dan reaksi kejiwaan, geografi, dan sebagainya. Aspek-aspek ini kemudian menghasilkan ilmu-ilmu sosial (IIS) seperti Sosiologi, Antropologi, Ilmu Ekonomi, Ilmu Pendidikan, Ilmu Hukum, Psikologi Sosial, Geografi, Sejarah, dan lain sebagainya. Pada pengembangan selanjutnya, berdasarkan pendekatan struktural, ilmu- ilmu tadi telah berkembang menjadi cabang-cabang ilmiah yang lebih terperinci.

Mempelajari ilmu sosial dikandungmaksud mengantarkan para mahasiswa agar memahami konsep-konsep dasar ilmu-ilmu sosial dilihat dari obyek material dan formalnya serta ruang lingkupnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dari makalah ini adalah : 1. Apa yang dimaksud dengan teori sosial ?

2. Apa saja tahap – tahap dalam teori sosial ?

3. Apa saja tahap – tahap dalam interaksi sosial dalam masyarakat ? 4. Apa saja tahap – tahap dalam perubahan perilaku sosial ?

5. Apa itu kesepadanan dalam teori sosial ? C. Tujuan Pembahasan

Adapun tujuan penulisan dari makalah ini adalah : 1. Untuk mengetahui tentang pengertian teori sosial

2. Untuk mengetahui tentang tahap -tahap dalam teori sosial

3. Untuk mengetahui tentang tahap – tahap dalam interaksi sosial dalam masyarakat 4. Untuk mengetahui tentang tahap tahap dalam perubahan perilaku sosial

5. Untuk mengetahui tentang kesepadanan dalam teori sosial

(29)

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Teori Sosial

Teori sosial merujuk pada ide, argumen, hipotesis, eksperimen pemikiran, dan spekulasi penjelas tentang bagaimana dan mengapa masyarakat manusia atau elemen atau struktur masyarakat semacam itu - terbentuk, berubah, dan berkembang seiring waktu atau menghilang. Teori adalah bagian penting dari kerangka yang digunakan untuk mengatur fenomena sosial tertentu dalam ilmu sosial. Teori sosial membahas konteks sosial dari tindakan manusia, dengan alasan bahwa cara kita bertindak dan keyakinan kita dihasilkan sebagian oleh struktur sosial tetapi juga dalam komunikasi antar individu dan dalam kelompok sosial.

Teori dan fakta berjalan secara simultan, teori sosial merupakan refleksi dari fakta sosial, sementara fakta sosial akan mudah dianalisis melalui teori-teori sosial. Teori sosial melibatkan isu-isu mencakup filsafat, untuk memberikan konsepsi-konsepsi hakekat aktifitas sosial dan prilaku manusia yang ditempatkan dalam realitas empiris. Charles lemert dalam Sosial Theory The Multicultural And Classic Readings menyatakan bahwa teori sosial memang merupakan basis dan pijakan teknis untuk bisa survive.

Teori sosial merupakan refleksi dari sebuah pandangan dunia tertentu yang berakar pada positivisme. Menurut Anthony Giddens secara filosofis terdapat dua macam analisis sosial. Pertama, analisis intitusional, yaitu ansos yang menekan pada

keterampilan dan kesetaraan aktor yang memperlakukan institusi sebagai sumber daya dan aturan yang diproduksi terus-menerus. Kedua, analisis perilaku strategis, adalah ansos yang memberikan penekanan institusi sebagai sesuatu yang diproduksi secara sosial.

B. Tahap – tahap teori sosial

1. Teori evolusi (evalutionary theory)

Menurut Teori evolusi , perubahan sosial adalah proses yang terjadi dalam waktu yang cukup panjang, relatif lambat dan mengarah pada tujuan tertentu. Artinya, nggak ada perubahan sosial yang datang dengan sendirinya.

Tahapan perubahan sosial dalam Teori evolusi

(30)

- Tahap Primitif: masyarakat belum mengenal dan menerapkan adat istiadat, poal hidupnya masih seputar berburu dan meramu.

- Tahap Tradisional: masyarakat telah menerapkan adat istiadat dan sudah mulai bercocok tanam.

- Tahap Modern: tidak lagi mengutamakan adat istiadat, melainkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, kehidupan telah bergantung pada industrialisasi.

2. Teori siklus (cyclicaltheory)

Menurut Teori Siklus, perubahan sosial adalah sebuah proses yang berulang. Maka, perubahan yang terjadi di era digital sekarang bisa memiliki kesamaan dengan apa yang terjadi di masa lampau.

Contoh Fenomena Teori Siklus

Coba lihat deh fenomena tren gaya rambut dan pakaian klasik yang kembali ngetren akhir-akhir ini di masyarakat. Selain itu, semakin banyak pula komunitas pencinta motor klasik yang muncul. Inilah bukti bahwa perubahan sosial itu bisa berulang.

Fenomena ini menunjukkan bahwa secara tidak sadar, masyarakat telah menghidupkan kembali tren yang pernah ada di masa lalu.

3. Teori Fungsional( functionalist theory)

Menurut Teori Fungsional, masyarakat dilihat sebagai sebuah sistem yang saling terhubung dan memiliki fungsi. Jika fungsi tersebut bisa dijalankan dengan tepat, maka keseimbangan sosial akan tercipta.

Pandangan Teori Fungsional terhadap perubahan sosial:

* Perubahan sosial dapat terjadi akibat perubahan sistem sosial

* Perubahan sosial bisa menciptakan keseimbangan sosial baru di masyarakat

* Konflik akibat perubahan sosial dianggap dapat mengganggu keharmonisan di masyarakat

4. Teori Konflik( conflict theory)

(31)

Menurut Teori Konflik, perubahan sosial tercipta akibat adanya pertentangan antar kelas atau konflik. Menurut teori ini, perubahan sosial dianggap telah menciptakan perbedaan kelas sosial di masyarakat. Misalnya industrialisasi yang membedakan antara kelas pemilik modal dan kelas buruh. Akibatnya, perubahan sosial dianggap dapat menghasilkan kesenjangan. Selain itu, konflik juga dianggap sebagai cara untuk menghasilkan perubahan sosial.

C. Tahap – tahap dalam interaksi sosial dalam masyarakat 1. Kontak sosial

Kontak sosial tak hanya bersentuhan fisik saja, ada juga yang lainnya seperti surat- menyurat, telepon, sms, dan lainnya. Sehingga bersentuhan fisik bukan menjadi syarat utama terjadi interaksi sosial karena saat ini banyak teknologi yang memudahkan berinteraksi.

2. Komunikasi

Komunikasi bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya menggunakan alat bantu seperti telepon. Komunikasi pada saat ini dimudahkan karena ada berbagai teknologi yang bisa membuat komunikasi terjalin dengan baik.

3.Tindakan sosial

Meski begitu, tak semua tindakan sosial merupakan interaksi sosial. Terdapat ciri-ciri tindakan sosial disebut sebagai interaksi sosial, antara lain:

• Jumlah pelaku lebih dari satu orang.

• Adanya timbal balik.

• Komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol yang sudah disepakati.

• Terdapat tujuan tertentu

D. Tahap- tahap dalam perubahan perilaku sosial

1. Precontemplation (Prekontemplasi)

Pada tahap ini, orang-orang masih berpikir jika perilaku mereka baik-baik saja.

Mereka kerap disebut menyangkal (denial), tidak menganggap perilaku yang ingin diubah sebagai masalah.

(32)

 

2. Contemplation (Kontemplasi)

Pada tahap ini orang-orang mulai menyadari akan perilaku yang hendak diubah.

Hanya saja akan terjadi konflik diri yang cukup berat. Karena ketidakpastian ini, tahap perubahan kontemplasi dapat berlangsung berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun.

3. Preparation (Persiapan)

Selama tahap persiapan, Anda mungkin mulai membuat perubahan kecil untuk mempersiapkan perubahan hidup yang lebih besar.

Misalnya, jika menurunkan berat badan adalah rencananya, orang itu mungkin beralih ke makanan yang tidak berlemak atau memiliki kadar lemak yang rendah.

4. Action (Aksi)

Pada tahap ini seseorang mulai melakukan tindakan nyata dalam membentuk perilaku mereka. Beberapa hal dapat dilakukan untuk mendukung langkah yang akan kita tempuh.

5. Maintenance (Pemelihara atau Menjaga)

Selama tahap ini, orang menjadi lebih yakin bahwa mereka akan dapat melanjutkan perubahan mereka.

6. Relapse  (Muncul Kembali)

Tahap keenam adalah relapse (muncul kembali). Sudah menjadi hal mendasar jika perilaku yang hendak kita ubah kerap muncul kembali. Pada saat itu kita mungkin kecewa atau frustasi. Namun itu tidak masalah.

E. Kesepadanan Dalam Teori

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Kesepadanan berasal dari kata sepadan yang bearti seimbang. Perihal dari kata padan. Kesepadanan memiliki arti sebanding, imbang, dan setara. Dalam Kamus Sosiologi (Haryanta,2012), membahas tentang sepadan atau setara yang bearti tata sosial dimana semua orang yang berada dalam suatu masyarakat atau kelompok tertentu memiliki status yang sama. Di masyarakat terdapat tingkat pendidikan, kedudukan, atau status peran yang berbeda. Namun setiap

(33)

individu mempunyai hak yang sama untuk kehidupannya seperti pendidikan, pekerjaan yang layak dan lainnya. Apabila tidak adanya kesepadanan dalam tata sosial, maka akan menyebabkan perpecahan dan konflik baik individu maupun kelompok. Karena tidak adanya keseimbangan dan hanya memihak kepada mereka yang punya kekuasaan.

(34)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Sesuai paparan diatas dapat disimpulkan bahwaa teori evolusi, menurut perubahan social adalah proses yang terjadi dalam waktu yang cukup Panjang, relatif lambat dan mengaruh pada tujuan tertentu. Artinya, nggak ada perubahan social yang datang dengan sendirinya , melalui tahapan perubahan social dalam teori evolusi yaitu, Tahap Primitif, Tahap Tradisional dan tahap modern.

Teori siklus, menurut perubahan social adalah sebuah proses berulang. Maka, perubahan yang terjadi diera digital sekarang bisa memiliki kesamaan dengan apaa yang terjadi dimassa lampau. Dan menurut teori fungsional masyarakat, dilihat sebagai sebuah system yang saling terhubung dan memiliki fungsi. Jika fungsi tersebut bisa dijalankan dengan tepat, maka keseimbangan social akan tercipta. Pandangan Teori Fungsional terhadap perubahan social, Perubahan sosial dapat terjadi akibat perubahan sistem sosial, Perubahan sosial bisa menciptakan keseimbangan sosial baru di masyarakat, Konflik akibat perubahan sosial dianggap dapat mengganggu keharmonisan di masyaraka

Teori Konflik, menurut perubahan sosial tercipta akibat adanya pertentangan antar kelas atau konflik. Menurut teori ini, perubahan sosial dianggap telah menciptakan perbedaan kelas sosial di masyarakat. Misalnya industrialisasi yang membedakan antara kelas pemilik modal dan kelas buruh. Akibatnya, perubahan sosial dianggap dapat menghasilkan kesenjangan. Selain itu, konflik juga dianggap sebagai cara untuk menghasilkan perubahan sosial.

Teori dalam tahap – tahap interaksi social dalam masyarakat yang pertama Kontak Social, yaitu tak hanya bersentuhan fisik saja, ada juga yang lainnya seperti surat – menyurat, telepon, sms, dan lainya,yang kedua Komunikasi, yaitu bisa dilakukan dengan berbagai cara, salah satunya menggunakan alat bantu seperti telepon, yang ketiga Tindakan Social, yaitu tak semua Tindakan social merupakan interaksi social, terdapat ciri – ciri Tindakan social disebut sebagai interaksi social , jumlah pelaku lebih dari satu orang, adanya timbal balik, dan komunikasi dengan menggunakan symbol – symbol yang sudah disepakati.

Teori dalam tahap – tahap perubahan perilaku social, yg pertama Precontemplation (Prekontemplasi), yg kedua Contemplation (Kontemplasi), yg ketiga Preparation (Persiapan), yang keermpat Aktion (Aksi), yang kelima Maintenance (Pemeliharan atau Menjaga), yg ke enam Relapse (muncul kembali).

(35)

B. Saran

Semoga makalah ini bermanfaat untuk kita semua dan menjadikan kita lebih memahami lagi tentang berbagai persfektif dalam teori sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Bachtiar Wardi, 2006 Sosiologi Klasik dari Comte hingga Parsons, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Bayu Galih Permana (2021). Tahapan Perubahan Perilaku dan Cara Membuatnya agar Lebih Mudah Terwujud. Diakses melalui https://www.sehatq.com/artikel/tahapan- perubahan-perilaku

Febryan Kevin (2022). Pengertian dan Tahapan Interaksi Sosial di Dalam Masyarakat.

Diakses melalui https://kids.grid.id/amp/473496377/pengertian-dan-tahapan- interaksi-sosial-di-dalam-masyarakat

Pusat Bahasa, 2008 Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pusat Bahasa, Jary David dan Julia jary, 1991. Sosiology Dictionary, New York: Harper Collins, Supardan Dadang..

2008 Pengantar Ilmu Sosial Sebuah Kajian Pendekatan Sruktural, Jakarta Malang:

Averroes Press

Urry, John 2000. "Metaphors". Sociology beyond societies: mobilities for the twenty-first century. Routledge.

https://www.kompas.com/skola/read/2020/10/30/174210769/4-teori-perubahan-sosial-dan- contohnya?amp=1&page=2

(36)

MAKALAH INTERAKSI SOSIAL

Dosen pengampu : Indah Budiastutik,SKM,M.Kes

Disusun Oleh:

Kelompok 4

Dessy Endah Kartika (211510061) Fransiska Sya’bania Oktaviana (211510063)

Muhammad Rizki Febrian (211510062) Rahmadinda (211510057)

Reza Prasetian (211510055)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PONTIANAK 2023

(37)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...3

BAB I...4

PENDAHULUAN...4

1.1 Latar Belakang...4

1.2 Rumusan masalah... 4

BAB II... 5

PEMBAHASAN...5

2.1 Pengertian interaksi sosial...5

2.2 Pengertian Lembaga sosial...6

2.3 Tahap tahap perkembangan Lembaga sosial...9

2.4 Sifat dan hakikat Lembaga sosial...10

2.5 Proses proses sosial...11

BAB 3... 14

PENUTUP...14

Kesimpulan...14

DAFTAR PUSTAKA...15

(38)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga saat ini masih

memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga kami diberi kesempatan yang luar biasa ini yaitu kesempatan untuk menyelesaikan tugas penulisan makalah tentang “Interaksi sosial.” Shalawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk junjungan nabi gung kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk ALLAH SWT.

Sekaligus pula kami menyampaikan rasa terimakasih yang sebanyak- banyaknya untuk ibu Indah Budiastutik,SKM,M.Kes selaku dosen mata kuliah Sistem Informasi kesehatan yang telah menyerahkan kepercayaan kepada kami guna menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.

Selain itu kami juga sadar bahwa pada makalah kami ini dapat ditemukan

banyak sekali kekurangan serta jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, kami

mohon maaf dan benar-benar menanti kritik dan saran untuk kemudian dapat

kami revisi dan kami tulis di masa yang selanjutnya, sebab sekali kali lagi kami

menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa disertai saran yang

konstruktif.

(39)

BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Manusia senantiasa melaksanakan hubungan dan pengaruh timbal balik dengan manusia yang lain dalam rangka memenuhi kebutuhan dan

mempertahankan kehidupannya. Bahkan, secara ekterm manusia akan

mempunyai arti jika ada manusia yang lain tempat dia berinteraksi. Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik yang saling mempengaruhi. Ada aksi dan ada reaksi. Pelakunya lebih dari satu. Individu vs individu. Individu vs

kelompok. Kelompok vs kelompok dll. Contoh guru mengajar adalah contoh interaksi sosial antara individu dengan kelompok. Interaksi sosial memerlukan syarat yaitu kontak sosial dan komunikasi sosial. Indentifikasi adalah interaksi sosial yang didasari oleh faktor adanya individu yang mengindentikkan

(menyadi sama) dengan pihak yang lain. Contoh menyamakan kebiasaan pemain sepakbola idolanya. Simpati adalah interaksi sosial yang didasari oleh foktor rasa tertarik atau kagum pada orang lain.

Empati adalah interaksi sosial yang disasari oleh faktor dapat merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain, lebih dari simpati. Contoh tindakan membantu korban musibah alam. Interaksi sosial mensyaratkan adanya kontak sosial dan komunikasi sosial. Kemudian membuat terjadinya proses sosial. Proses sosial dapat bersifat asosiatif dan disasosiatif Asosiatif meliputi akomodasi, difusi, asimilasi, akulturasi, kooperasi (kerjasama) (Intinya interaksi sosial baik-baik, kerjasama, rukun, harmonis, serasa dll).

Disasosiatif meliputi konflik, kontravensi dan kompetensi (Intinya interaksi sosial yang tidak baik, penuh persaingan, perang dingin, bertengkar dll). Contoh Bapak memukul anaknya sebab tidak mendengarkan nasihatnya. Menyuruh pergi seorang pengemis dengan cara membentak.

1.2 Rumusan masalah

1. Apa pengertian dari interaksi sosial?

2. Apa pengertian dari lembaga sosial?

3. Apa saja tahap-tahap perkembangan dari lembaga sosial 4. Apa saja Sifat dan hakikat dari Lembaga sosial

5. Apa saja Proses proses sosial ?

(40)

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian interaksi sosial

Interaksi sosial berasal dari kata interaksi  artinya tindakan yang terjadi secara dua orang atau lebih yang bereaksi akan timbal balik melalui kontak langsung maupun tidak langsung.Sosial  yang berarti mencakup saling berkesinambungan atau bekerja sama seperti halnya manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan akan membutuhkan orang lain.Secara sederhana, pengertian interaksi sosial adalah hubungan timbal balik antara individu maupun kelompok untuk menjalin hubungan pertemanan, diskusi, kerjasama yang diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat.

Menurut Bonner interaksi sosial adalah suatu hubungan antara dua individu atau lebih yang saling mempengaruhi, mengubah, atau memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya. 10 Sedangkan menurut Astrid.

S.Susanto Interaksi Sosial adalah hubungan antar manusia yang

menghasilkanhubungan tetap dan pada akhirnya memungkinkan pembentukan struktur sosial.Hail interaksi sangat ditentukan oleh nilai dan arti serta

interpretasi yang diberikan oleh pihak-pihak yang terlibat dalam interaksi ini.

Menurut Kimball Young dan Raymond, W. Mack, interaksi sosial adalah kunci dari semua kehidupan sosial, oleh karena tapa interaksi sosial, tak akan

mungkin ada kehidupan bersama. Dengan kata lain bahwa interaksi sosial

merupakan intisari kehidupan sosial. Artinya, kehidupan sosial dapat terwujud

dalam berbagai bentuk pergaulan seseorang dengan orang lain.* Sedangkan

menurut Gillin dan Gillin, Interaksi sosial sebagai hubungan-hubungan sosial

(41)

yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perorangan, antara kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok manusia. (Guanabara et al., no date)

Interaksi sosial adalah syarat utama bagi terjadinya aktivitas sosial dan hadimya kenyataan sosial, kenyataan sosial didasarkan pada motivasi individu dan tindakan-tindakan sosialnya. Ketika berinteraksi seorang individu atau kelompok sosial sebenarya tengah berusaha tau belajar bagaimana memahami tindakan sosial seorang individu atau kelompok

sosial lain. Interaksi sosial akan berjalan dengan tertib dan teratur dan anggota masyarakat bisa berfungsi secara normal, yang diperlukan bukan hanya

kemampuan untuk bertindak sesuai dengan konteks sosialnya, tetapi juga memerlukan kemampuan untuk menilai secara objektif perilaku pribadiya dipandang dari sudut sosial masyarakatnya.(Sukanto and Persada, 2013)

2.2 Pengertian Lembaga sosial

Lembaga sosial adalah suatu jenis Lembaga yang mengatur proses dan prosedur dalam hubungan antar sesame manusia,Ketika semua orang menjalani kehidupan sosial dengan tujuan mendapatkan keteraturan hidup antar sesama.

Istilah Lembaga sosial dalam Bahasa inggris adalah social institution,Lembaga sosial juga di definisiakan sebagai Lembaga masyarakat. Hal ini karena

Lembaga sosial mengacu pada tatacara mengatur perilaku anggota

masyarakatnya. Lembaga sosial merupakan keseluruhan dari sistem norma yang terbentuk berdasarkan tujuan dan fungsi tertentu dalam masyarakat.

Ada beberapa definisi lembaga sosial menurut para ahli,yaitu ;

a.Paul Horton dan chester L.Hunt

(42)

Lembaga sosial adalah sistem norma - norma sosial dan hubungan hubungan yang menyatukan nilai - nilai dan prosedur - prosedur tertentu dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar masyarakat.

b.Peter L.Beger

Lembaga sosial adalah suatu prosedur yang menyebaban perbuatan manusia ditekan oleh pola tertentu dan dipaksa bergerak melalui jalan yang, tianggap sesuai dengan keinginan masyarakat.

c.Mayor Polak

Lembaga sosial adalah suatu kompleks atau sistem peraturan dan adat istiadat yang mempertahankan nilai - nilai penting.

d.W.Hamilton

Lembaga sosial adalah prosedur atau tata cara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antarmanusia yang tergabung dalam suatu kelompok masyarakat.

e.Robert Maclver dan C.H.Page

Lembaga sosial adalah prosedur atau tata cara yang telah diciptakan untuk mengatur hubungan antarmanusia yang tergabung dalam suatu kelompok masyarakat.

F.Leopold Von wiese dan becker

(43)

Lembaga sosial adalah jaringan proses antarmanusia dan antarkelompok yang berfungsi memelihara hubungan itu serta pola - polanya sesuai dengan minat dan kepentingan individu dan kelompoknya.

g.Koentjaraningrat

Lembaga sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dan hubungan yang berpusat kepada aktivitas untuk memenuhi kompleksitas kebutuhan khusus dalam kehidupan manusia.

Setelah memahami beberapa pengertian lembaga sosial yang

dikemukakan ole para ahli di atas, dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa lembaga sosial berkaitan dengan hal-hal berikut ini:

a) Seperangkat norma yang saling berkaitan, bergantung, dan memengaruhi.

Maksudnya sistem norma tersebut saling berhubungan satu dengan yang lain dan membentuk sebuah institusi dalam sebuah proses yang cukup panjang.

b) Seperangkat norma yang dapat dibentuk, diubah, dan dipertahankan sesuai dengan kebutuhan hidup. Seperangkat norma bersifat fleksibel, seperti telah dibahas pada saat kamu duduk di kelas X dulu, bahwa norma sosial adalah sesuatu yang dapat menyesuaikan dengan kebutuhan hidup dan juga pola pemikiran seseorang atau sekelompok masyarakat. Dengan adanya suatu perubahan sosial yang sifatnya menyeluruh, maka kemungkinan besar norma sosial juga akan ikut berubah.

c) Seperangkat norma yang mengatur hubungan antarwarga masyarakat agar

dapat berjalan dengan tertib dan teratur. Sebagaimana fungsi dari norma itu

sendiri, yaitu sebagai pengatur pola perilaku manusia sebagai anggota

(44)

masyarakat, yang keberadaannya sangat dibutuhkan untuk mencapai keteraturan sosial.

2.3 Tahap tahap perkembangan Lembaga sosial

Terbentuknya lembaga sosial bermula dari kebutuhan masyarakat akan keteraturan kehidupan bersama. Sebagaimana diungkapkan oleh Soerjono Soekanto lembaga sosial tumbuh karena manusia dalam hidupnya memerlukan keteraturan.[7] Untuk mendapatkan keteraturan hidup bersama dirumuskan norma-norma dalam masyarakat sebagai paduan bertingkah laku Mula-mula sejumlah norma tersebut terbentuk secara tidak disengaja. Namun, lama- kelamaan norma tersebut dibuat secara sadar.

Contoh :

Dahulu di dalam jual beli, seorang perantara tidak harus diberi bagian dari keuntungan. Akan tetapi, lama-kelamaan terjadi kebiasaan bahwa perantara tersebut harus mendapat bagiannya, di mana sekaligus ditetapkan siapa yang menanggung itu, yaitu pembeli ataukah penjual.

Sejumlah norma-norma ini kemudian disebut sebagai lembaga sosial.

[7]

Namun, tidak semua norma-norma yang ada dalam masyarakat merupakan lembaga sosial karena untuk menjadi sebuah lembaga sosial sekumpulan norma mengalami proses yang panjang.

[8]

Menurut Robert M.Z. Lawang proses tersebut dinamakan pelembagaan atau

institutionalized, yaitu proses bagaimana suatu perilaku menjadi berpola atau

bagaimana suatu pola perilaku yang mapan itu terjadi.

[8]

Dengan kata lain,

pelembagaan adalah suatu proses berjalan dan terujinya sebuah kebiasaan dalam

masyarakat menjadi institusi/ lembaga yang akhirnya harus menjadi paduan

dalam kehidupan bersama.

(45)

2.4 Sifat dan hakikat Lembaga sosial

Lembaga sosial disebut juga pranata sosial atau institusi sosial. Lembaga sosial adalah seperangkat aturan yang berkisar

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Pengertian strategi pada umumnya berasal dari bidang militer. Kata itu berasal dari Bahasa Yunani, yang artinya Kepemimpinan atas Pasukan. Pengertian ini juga sangat

BAB I PENDAHULUAN 1. PENGERTIAN DAN PERANAN KEARSIPAN 1.1. Pengertian kearsipan Oleh karena yang menjadi pokok pembahasan dalam buku ini adalah Tata Kearsipan, maka terlebih dahulu akan diberikan penjelasan tentang pengertian

Pengertian media sosial atau dalam bahasa inggris Social Media menurut tata bahasa, terdiri dari kata Social yang memiliki arti kemasyarakatan atau sebuah

Dari segi definisi kata kontraktor sinonim dengan kata Pemborong, definisi lain “Kontraktor” berasal dari kata “kontrak” artinya suatu perjanjian atau kesepakatan kontrak bisa

Dalam bab pembahasan ini berisikan tentang pengertian menopause, penyebab dari menopause, patofisiologi menopause, factor yang mempengaruhi kapan seorang wanita

 Kertas lakmus, nama lakmus berasal dari kata litmus yaitu suatu tanaman yang dapat menghasilkan warna jika bereaksi dengan asam atau basa. Kertas lakmus terdiri

Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian interaksi sosial adalah suatu hubungan timbal balik antar individu dengan indvidu, individu dengan kelompok, dan

BAB II BAB II PEMBAHASAN PEMBAHASAN PERANAN BAKAT DALAM PROSES BELAJAR PERANAN BAKAT DALAM PROSES BELAJAR A.Pengertian bakat A.Pengertian bakat Peng Pengertian bakaertian bakat