Tujuan pendidikan vokasi keperawatan adalah mempersiapkan peserta didik untuk menjalankan fungsi dan peran sebagai perawat. Fase profesional pendidikan keperawatan merupakan fase proses penyesuaian untuk menerima pendelegasian wewenang secara bertahap dalam memberikan asuhan keperawatan profesional, memberikan pendidikan kesehatan, berperan dalam peran advokasi klien, mengambil keputusan hukum dan etika, serta menggunakan wawasan terkini. hasil penelitian yang berkaitan dengan keperawatan. Menjadi lembaga pendidikan yang menghasilkan profesi keperawatan profesional di bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat yang unggul dalam bidang keperawatan komunitas dan mampu bersaing di tingkat nasional dan internasional.
Praktik profesi Keperawatan Gawat Darurat dan Kritis adalah program yang membimbing peserta didik dalam penyesuaian profesional untuk menerima pendelegasian wewenang secara bertahap dalam memberikan asuhan keperawatan profesional, memberikan pendidikan kesehatan, melakukan fungsi advokasi kepada klien, mengambil keputusan hukum dan etika serta penggunaan. hasil penelitian terbaru terkait perawatan darurat dan kritis. Penerapan asuhan keperawatan darurat dan kritis pada klien dalam berbagai sistem di rumah sakit, puskesmas dan masyarakat.
TUGAS MAHASISWA
Pasien ASKEP dengan gagal napas Pasien ASKEP dengan RDS ASKEP dengan henti napas cedera kepala ASKEP.
EVALUASI
TATA TERTIB
Mahasiswa yang tidak hadir/tanpa keterangan pada suatu langkah dianggap tidak lulus mata kuliah dan wajib mengikuti kembali pendidikan profesi keperawatan di MK. Izin di luar ketentuan di atas diberikan oleh koordinator pendidikan profesi keperawatan dengan pertimbangan khusus.
SANKSI
1 Konsultasi klien dengan syok kognitif, afektif & psikomotor 2 Konsultasi klien dengan aritmia Kognitif, afektif & psikomotor 3 Konsultasi klien dengan gagal napas Kognitif, afektif & psikomotor 4 Konsultasi klien dengan SKA Kognitif, afektif & psikomotor 5 Konsultasi klien dengan darurat obstetrik. Kognitif, afektif & psikomotorik 6 Asuhan keperawatan pada klien dengan keracunan Kognitif, afektif & psikomotorik 7 Pertanyaan tentang klien dengan gigitan serangga Kognitif, afektif & psikomotorik 8 Pertanyaan tentang klien dengan gigitan hewan beracun Kognitif, afektif & psikomotorik 9 Pertanyaan tentang kegawatdaruratan pada bayi baru lahir Kognitif, afektif & psikomotorik 10 Asuhan keperawatan Kognitif, afektif & psikomotorik 11 Keterlibatan klien dalam penggunaan ventilator Kognitif, afektif & psikomotorik 12 Keterlibatan klien dalam penggunaan pompa jarum suntik Kognitif, afektif & psikomotorik 13 Keterlibatan klien dalam penggunaan alat hisap Kognitif, afektif & psikomotor 14 Keterlibatan klien pada henti nafas Kognitif, afektif & psikomotor 15 Klien Askep dengan hiperdiabetes Kognitif, afektif & psikomotor 16 Askep RDS akut Kognitif, afektif & psikomotor. 17 Masalah ARF Kognitif, Afektif dan Psikomotor 18 Masalah Cedera Kepala dan Dada Kognitif, Afektif dan Psikomotor 19 Masalah Akut Cedera Tulang Belakang Kognitif, Afektif dan Psikomotor 20 Masalah Akut Perdarahan Perut Kognitif, Afektif dan Psikomotor 21 Masalah Akut Perdarahan Kardiovaskular Kognitif, afektif dan psikomotorik 23 Aspek darurat dan kritis dalam BBL Kognitif, afektif dan psikomotorik.
Mgg 2 Mgg 3 Mgg 4
Mgg 2 Mgg 3 Mgg 4 Kasus: Kasus: Kasus: Kasus
- PENYAJIAN
- ISI MAKALAH
- TANYA JAWAB
- SURVEY PRIMER DAN RESUSITASI AIRWAY DAN KONTROL SERVIKAL
- PENGKAJIAN SEKUNDER / SURVEY SEKUNDER (Dibuat bila pasien lebih dari 2 jam diobservasi di IGD)
- RIWAYAT DAN MEKANISME TRAUMA;
- DIAGNOSA KEPERAWATAN
- Pemeriksaan Tanda
- SECONDARY
12 Argumentasi tepat atau sesuai dengan permasalahan dan menggunakan konsep atau teori. 13 Sikap sopan, jujur dan berpenampilan. 21 Pendelegasian rencana tindakan yang belum dilakukan atau tindakan yang perlu dilanjutkan untuk dilaksanakan kepada perawat ruangan. 9 Jika ada denyut nadi tetapi tidak ada pernapasan atau sesak napas, cukup berikan dukungan ventilasi sekitar 10 – 12 x/menit selama 2 kali.
11 Imobilisasi kepala pasien dengan 2 tangan dan lakukan manuver head tilt-chin lift/jaw dorong *) 12 Jika pasien mendengkur, pasang saluran napas orofaringeal. 15 Periksa pernapasan pasien. Jika pernafasan tidak adekuat/kegagalan pernafasan, lakukan pembersihan jalan nafas definitif (intubasi). 17 Gunakan laringoskop untuk membuka laring dengan cara : tangan kanan menyilangkan jari, ujung laringoskop mengarah ke samping kanan, gerakkan lidah ke kiri hingga menyentuh valeculla, tangan kanan memegang dahi, sambil laringoskop terangkat rahang bawah sesuai dengan sumbu mekanis.
18 Masukkan ETT dengan tangan kanan ke dalam lubang trakea dengan menelusuri bilah hingga kedalaman ETT.
Jumaat 14/07/2023
Zoometing Stiksyo
Kamis 20/07/2023
Maksud dan Tujuan
Sebagai bentuk pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan Emergency Nursing Station pada tahun ajaran program Perawat yaitu. 232/U/2000 pasal 2 ayat 2 bahwa program pendidikan profesi bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang mempunyai kemampuan profesional dalam penerapan, pengembangan, dan penyebarluasan teknologi dan/atau seni dan bertujuan untuk memperkaya taraf hidup. masyarakat dan kebudayaan nasional. Program pendidikan profesi Ners diselenggarakan setelah selesainya program pendidikan sarjana keperawatan (mengacu pada Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi).
Pengalaman belajar mahasiswa dimulai dari situasi nyata yang dihadapinya guna mengaplikasikan ilmu dan keterampilan yang diperolehnya dalam dunia pendidikan sehingga dalam praktik klinik yang akan dijalankannya akan terbentuk pribadi yang terampil dan berbudi luhur, mampu memberikan pelayanan di lapangan. keperawatan. Mempraktikkan profesi keperawatan darurat dan perawatan kritis adalah program yang memberikan siswa penyesuaian profesional untuk menerimanya.
Visi Misi Program Studi Keperawatan a. Visi
TUJUAN
- STRATEGI
PELAKSANAAN
TEMPAT PRAKTIK
- TIME SCHEDULE
- Kognitif (Laporan Kasus, Pre/Post Konfrence, Seminar) 30 %: Penilaian laporan kasus terdiri dari komponen penilaian terhadap laporan
- Afektif (Kedisplinan, Sikap, Presensi/Kehadiran) 20 %
- Ujian Stase (Penampilan Kerja) 25 %: ujian kelolaan Asuhan Keperawatan baik secara motorik, lisan/ responsi dan tulisan
Belajar berinovasi dalam manajemen perawatan melalui media sosial dengan berbagai media yang disajikan secara langsung saat workshop. Segala kegiatan yang dilakukan mahasiswa harus selalu diberitahukan oleh dosen pembimbingnya agar mendapat bimbingan dan solusi yang efektif. Persepsi dan pembekalan serta kontrak pembelajaran Presentasi dan manajemen keperawatan gawat darurat di ruang gawat darurat (CI RSUD Wonosari dan RSUD Panembahan Senopati)* beradaptasi dengan area praktik.
Mahasiswa diharapkan mengikuti seluruh tahapan yang telah ditetapkan oleh penyelenggara program profesi Ners STIKES Yogyakarta. Mahasiswa yang tidak hadir karena sakit atau izin berkebutuhan khusus wajib melaporkan diri terlebih dahulu dan membuat surat pemberitahuan yang ditujukan kepada koordinator MK atau dosen pembimbing akademik dengan didampingi. Bagi yang tidak mendaftar tanpa penjelasan, mahasiswa mendapat tugas dari penanggung jawab Pengadilan Profesi dan diakui oleh penanggung jawab Pengadilan Profesi.
Jika terdapat pelanggaran praktis terhadap aturan yang berlaku, sanksi akan diberikan sesuai dengan beratnya pelanggaran. Apabila pada saat latihan siswa melakukan kesalahan yang mengakibatkan rusak/hilangnya peralatan di tempat latihan, maka siswa wajib menggantinya. Bagi yang praktek di unit perawatan intensif, kegiatan diawali dengan prarekomendasi, penyusunan laporan awal (LP), dilanjutkan dengan pelaksanaan asuhan keperawatan, seminar kasus sesuai format bimbingan dan pengembangan di lapangan. praktek.
Selain itu juga dilakukan pemeriksaan keperawatan terhadap pasien oleh pembimbing klinis akademis dan praktek, presentasi kasus, analisis catatan kelompok, penyusunan DOPS dan laporan serta pembahasan kegiatan setiap minggu sesuai jadwal yang telah disepakati. Bagi yang praktik di IGD, kegiatan diawali dengan pra konferensi yang membuat CV seminar kasus sesuai format pada pedoman dan pengembangan di bidang praktik. Selain itu juga dilakukan pemeriksaan keperawatan terhadap pasien oleh pembimbing klinis akademis dan praktek, presentasi kasus, analisis catatan kelompok, penyusunan DOPS dan laporan serta pembahasan kegiatan setiap minggu sesuai jadwal yang telah disepakati.
Evaluasi keterampilan praktik klinis/kinerja praktik oleh pengawas klinis (CI/mentor area praktik) dan pengawas institusi.
Permasalahan/Kendala
Implementasi praktik keperawatan fase akut dan kritis sebagian besar indikator kompetensi terukur nyata tercapai sebesar 87%. Nilai IP GADAR dan Latihan Kritis tertinggi dengan skor 87 dan skor terendah 76, sedangkan skor kelompok 88 dan skor terendah 80. GADAR dan Latihan Kritis dapat berjalan lancar namun dengan catatan terkait bimbingan siswa dan kedisiplinan masih perlu ditekankan dan mendapatkan strategi yang lebih baik kedepannya. Untuk itu seluruh komponen yang terkait dengan kegiatan praktik belajar mengajar pada pendidikan keperawatan harus melakukan evaluasi, tindak lanjut dan membuat kebijakan yang efektif agar kedisiplinan mahasiswa dapat tetap terjaga.
Saran
18 Masalah cedera kepala, dada Kognitif, afektif dan psikomotorik 19 Masalah cedera tulang belakang akut Kognitif, afektif dan psikomotor 20 Masalah perdarahan akut di perut Kognitif, afektif dan psikomotorik Kognitif, emosional dan psikomotorik.
BERITA ACARA DAN PRESENSI