• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rekayasa Ulang Proses Bisnis dalam Manajemen Proses Bisnis

N/A
N/A
Sinta Melani

Academic year: 2024

Membagikan "Rekayasa Ulang Proses Bisnis dalam Manajemen Proses Bisnis"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN PROSES BISNIS

“REKAYASA ULANG PROSES BISNIS”

Disusun Untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Manajemen Proses Bisnis

Dosen Pengampu : Iqbal,M.M

Disusun Oleh :

Muhammad Ahlan Saputra (2271020121) Muhammad Rafif Indo Farhan (2271020125)

Jurusan : Sistem Informasi Semester : 3 (Tiga)

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG 2023 M/ 1445 H

(2)

KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillahhirobbil’alamiin puji syukur selalu dipanjatkan kepada AllahSWT yang masih memberikan kami kesempatan untuk terus belajar dan menggali ilmu, sehingga kami dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan judul REKAYASA ULANG PROSES BISNIS”.

Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad Saw.

Selanjutnya, kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah Manajemen Proses Bisnis. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada yang telah membantu dalam pengerjaan tugas ini, yang mana makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Manajemen Proses Bisnis.

Kami yakin masih terdapat banyak kekurangan dalam makalah ini.

Oleh karena itu kami berharap pembaca memberikan saran dan kritik mengenai makalahkami, agar kedepannya kami dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Bandar Lampung, 2023

Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... iv

A. Latar Belakang ... iv

B. Rumusan Masalah ... v

C. Tujuan ... v

BAB II PEMBAHASAN ... 2

A. Pengertian Rekayasa Ulang Proses Bisnis ... 2

B. Tujuan Dari Rekayasa Ulang Proses Bisnis ... 3

C. Prinsip dan Tahapan Dalam Rekayasa Ulang Proses Bisnis ... 5

BAB III PENUTUP ... 9

A. Kesimpulan ... 9

DAFTAR PUSTAKA ... 10

(4)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dalam era globalisasi dan persaingan yang semakin ketat, perusahaan dituntut untuk terus beradaptasi dan meningkatkan efisiensi operasional. Salah satu pendekatan yang telah terbukti efektif dalam meningkatkan kinerja perusahaan adalah rekayasa ulang proses bisnis (business process reengineering/BPR). Rekayasa ulang proses bisnis bukan hanya sekadar pembaruan atau perbaikan pada sistem yang sudah ada, melainkan transformasi fundamental dalam cara perusahaan menjalankan operasionalnya.

Dalam lingkungan bisnis yang terus berubah, perusahaan-perusahaan harus mampu mengidentifikasi kelemahan dan peluang untuk memastikan kelangsungan usaha. Rekayasa ulang proses bisnis menjadi suatu pendekatan strategis yang memungkinkan perusahaan untuk mengevaluasi, menyusun kembali, dan meningkatkan proses-proses inti mereka. Dengan demikian, perusahaan dapat mencapai efisiensi yang lebih tinggi, memberikan produk atau layanan dengan kualitas yang lebih baik, dan merespon perubahan pasar dengan lebih cepat.

Adopsi teknologi informasi, integrasi sistem, dan peningkatan fleksibilitas organisasi merupakan elemen-elemen kunci dalam implementasi rekayasa ulang proses bisnis. Pemanfaatan teknologi modern, seperti sistem ERP (Enterprise Resource Planning) atau RPA (Robotic Process Automation), dapat mempercepat eksekusi tugas rutin, mengurangi kesalahan manusia, dan memberikan visibilitas yang lebih baik terhadap proses bisnis secara keseluruhan.

Tidak hanya sektor korporat, tetapi juga sektor publik semakin menyadari pentingnya rekayasa ulang proses bisnis untuk meningkatkan efektivitas pelayanan dan pengelolaan sumber daya. Implementasi BPR di sektor publik dapat memberikan dampak positif terhadap pelayanan masyarakat, transparansi, dan akuntabilitas.

Dalam konteks ini, makalah ini akan membahas secara mendalam mengenai konsep rekayasa ulang proses bisnis, manfaat yang dapat diperoleh oleh perusahaan atau organisasi, serta tantangan dan faktor-faktor kritis yang perlu dipertimbangkan selama proses implementasinya. Dengan memahami prinsip-prinsip dasar dan praktik terbaik dalam rekayasa ulang proses bisnis, diharapkan pembaca dapat mendapatkan wawasan yang lebih baik tentang bagaimana melahirkan perubahan yang berkelanjutan dan memberikan kontribusi positif terhadap keberhasilan suatu

(5)

entitas bisnis.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan rekayasa ulang proses bisnis?

2. Bagaimana tujuan dari rekayasa proses bisnis?

3. Bagaimana tahapan yang dilakukan perusahaan dalam rekayasa ulang proses bisnis?

C. Tujuan

1. Mengetahui apa itu rekayasa ulang proses bisnis

2. Agar mengetahui tujuan dari rekayasa ulang proses bisnis 3. Mengetahui tahapan dalam rekayasa ulang proses bisnis

(6)

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Dari Rekayasa ulang Proses Bisnis

Rekayasa ulang proses bisnis (Business Process Reengineering atau BPR) adalah suatu pendekatan manajemen yang bertujuan untuk melakukan transformasi mendalam terhadap proses-proses bisnis suatu organisasi. BPR melibatkan pemikiran ulang secara menyeluruh terhadap cara suatu organisasi menjalankan proses-proses bisnisnya.

Pendekatan ini mencakup peninjauan kembali strategi, struktur, dan teknologi yang digunakan dalam rangka mengoptimalkan proses bisnis.

Tujuan utama dari BPR adalah untuk mencapai peningkatan kinerja yang signifikan, efisiensi, dan efektivitas dalam proses bisnis. Definisi rekayasa ulang proses bisnis adalah proses berfikir kembali (rethinking) dan proses perancangan kembali (redesign) secara mendasar (fundamental) untuk memperoleh perbaikan yang memuaskan atas performansi perusahaan yang mencakup cost, quality, delivery, service, and speed dengan pengukuran yang teliti atau kontemporer.

Menurut Manganelli dan Klein (1994: 7): Reengineering is the rapid and radical redesign of strategic, value-added business processes and the systems, policies and organizational structures that support them to optimize the work flows and productivity in an organization.Dalam definisi rekayasa ulang ini memuat empat kata kunci, yaitu Process, yaitu serangkaian aktivitas yang mengubah masukan menjadi keluaran.

Terdapat tiga aktivitas dalam proses yaitu:

1) Value-adding activites aktivitas untuk menghaslikan nilai tambah.

2) Hand-off activities aktivitas yang memindahkan aliran kerja dengan melewati hambatan-hambatan fungsional, departemental atau organisasional.

3) a. Control activities → aktivitas yang tercipta untuk mengendalikan hand-offs activities.

b. Strategic and value added. Target utama rekayasa ulang proses bisnis adalah strategi dan nilai tambah. Untuk memaksimumkan tingkat pengembalian investasi dalam rekayasa ulang, perusahaan

(7)

mulai memfokuskan pada proses yang terpenting dalam perusahaan, yaitu tidak hanya strategi dan nilai tambah tetapi keseluruhan sistem, kebijakan dan struktur organisasi yang mendukung proses.

c. Optimization of work flow and productivity in organization, yaltu meningkatkan produktivitas, pangsa pasar, pendapatan, tingkat pengembalian Investasi dan aset. Rekayasa ulang proses bisnis dapat diukur dari pengurangan biaya per unit.

d. Rapid, radical and redesign. Rekayasa ulang harus dilaksanakan secara cepat dan radikal serta merancang kembali proses bisnis untuk menghilangkan aktivitas yang tidak perlu.

B. Tujuan dari Rekayasa Ulang Proses Bisnis

Tujuan rekayasa ulang proses bisnis adalah perbalkan proses untuk meningkatkan kepuasan total balk bagi pelanggan internal maupun pelanggan eksternal. Tujuan rekayasa ulang proses bisnis menurut Andrews dan Stalick (1994:8) adalah sebagai berikut :

1) Meningkatkan kemampuan organisasi dalam menghasilkan barang atau jasa yang khusus serta mempertahankan produksi masal.

2) Meningkatkan kepuasan pelanggan atas barang atau jasa sehingga pelanggan akan memilih barang atau lasa perusahaan daripada perusahaan persaingan.

3) Membuat lebih mudah dan menyenangkan bagi pelanggan untuk melakukan bisnis dengan perusahaan.

4) Memutuskan batasan organisasional, membawa pelanggan kepada saluran Informasi melalui komunikasi, jaringan dan teknologi komputer.

5) Mempercepat waktu respon kepada pelanggan, mengeleminasi kesalahan dan ketidakpuasan, serta mengurangi pengembangan barang atau jasa dalam waktu siklus pabrik.

6) Memproses permintaan pelanggan yang lebih dan peningkatan volume dari setiap pelanggan serta menetapkan harga "value-driven"

(8)

untuk pelanggan tanpa mengurangi profitabilitas. "Memperbaiki kualitas kerja dan kemampuan Individu dalam memberikan kontribusi pada perusahaan. "Memperbalki pembagian dan kegunaan pengetahuan organisasi sehingga organisasi tidak tergantung pada keahlian beberapa orang saja.

C. Prinsip dan Tahapan Dalam Rekayasa Ulang Proses Bisnis

Prinsip dan Tahapan Rekayasa Ulang Proses Bisnis Dengan memperhatikan karakteristik rekayasa ulang proses bisnis tersebut di atas, maka dalam melakukan rekayasa ulang proses bisnis harus berlandaskan pada beberapa prinsip rekayasa ulang proses bisnis, yang terdiri atası

a. Mengorganisasikan hasil dari seluruh langkah dalam proses, bukan satu langkah saja;

b. Orang yang mengusulkan disain proses baru tersebut harus bisa melakukannya dengan tepat;

c. Pekerjaan dalam memproses Informasi diusahakan menjadi kerja nyata yang menghasilkan informasi akurat yang dibutuhkan;

d. Sumber-sumber produksi yang letaknya menyebar harus dibuat agar seolah-olah disentralisasikan;

e. Lebih menghubungkan aktivitas paralel daripada mengintegrasikan hasilnya;

f. Meletakkan titik keputusan di mana pekerjaan tersebut dilakukan, dan menentukan kontrol atas proses tersebut;

g. Menerima Informasi satu kall saja daripada menerima informasi berulang kali.

Tahapan dasar dalam rekayasa ulang proses bisnis terdiri atas 3 R, yaitu:

1. Rethink, Memikirkan kembali tujuan yang akan dicapai saat sekarang dengan asumsi yang diperlukan untuk menentukan apakah tujuan tersebut masih bisa diunakan pada komitmen yang baru untuk memenuhi kepuasan pelanggan di waktu yang akan

(9)

datang.

2. Redesign, Mencakup analisis tentang cara organisasi dalam memproduksi barang atau jasa, bagaimana struktur kerjanya, siapa yang menyelesaikan suatu tugas tertentu dan apa hasil yang dicapai dari masing-masing prosedur tersebut. . Retool, Mencakup evaluasi tentang keuntungan 3 atau manfaat yang diperoleh dari teknologi mutakhir yang digunakan khususnya pada electronic word and data processing system untuk menentukan kemungkinan merubah teknologi tersebut agar kualitas meningkat.

Menurut Manganelli dan Klein (1994: 30) metodologi rekayasa ulang proses bisnis meliputi tiga tahap, yaitu:

1) Persiapan. Tahap Ini dimulai dengan pengembangan dari persetujuan bersama yang telah disepakati oleh eksekutif pada terobosan tujuan dan sasaran, yang mewakili maksud untuk keberadaan organisasi serta proyek rekayasa ulang. Persiapan membentuk hubungan yang utama antara tujuan bisnis dan kinerja proses rekayasa ulang, dan mendefinisikan parameter proyek yang menyangkut jadwal, biaya, resiko dan perubahan organisasional. Pada tahap ini, tehnik manajemen mengidentifikasikan: penetapan tujuan, fasilitasi, kelompok membangun, motivasi, manajemen perubahan, taksiran sendiri, taksiran lingkungan dan manajemen proyek.

2) Identifikasi. Tahap ini mengembangkan model bisnis yang berorientasi pelanggan, mengidentifikasi proses strategi nilai tambah, dan peta organisasi, sumber daya dan volume untuk proses yang spesifik dan prioritas, serta merekomendasikan proses spesifik sebagai akibat target rekayasa ulang yang tertinggi. Teknik manajemen yang digunakan adalah model pelanggan, pengukuran kinerja dan analisis waktu siklus, proses model, Integral pemasok dan program kerja sama, analisis alur kerja, peta organisasional, analisis baya berdasarkan kegiatan, manajemen perubahan dan fasilitasi. Visi Melihat peluang terobosan bisnis, analisis dan struktur sebagal visi dari

(10)

perubahan radikal. Teknik manajemen yang digunakan adalah:

analisis alur kerja, analisis proses nilal, benchmarking, manajemen perubahan, manajemen proyek dan fasilitas.

Pemecahan tahap pemecahan ini dibagi dua, yaitu: Rancangan Teknis tujuan tahap ini adalah untuk menetapkan dimensi teknis dari proses yang baru. Spesifikasi ini akan menghasilkan deskripsi tentang teknologi, standar prosedur, sistem dan kontrol bagi karyawan, perancangan interaksi elemen sosial dan teknik, persiapan perencanaan untuk pengembangan, perolehan, fasilitas, pengujian, konversi dan penyebaran. Teknik manajemen yang digunakan adalah analisis alur kerja Informasi teknik mesin, pengukuran kerja, strategik otomatisasi, manajemen perubahan, manajemen proyek dan fasilitas.

Rancangan Sosial tujuan tahap ini adalah untuk menetapkan dimensi sosial proses bisnis yang baru. Tahap Ini menghasilkan gambaran tentang organisasi, staf, pekerjaan, jalur karir, Insentif bagi karyawan, perancangan interaksi elemen teknik dan sosial, dan perencanaan awal untuk perekrutan, pendidikan dan pelatihan, organisasi ulang dan penyebaran ulang. Teknik manajemen yang digunakan adalah kekuasaan karyawan, acuan keahlian, kelompok membangun, mengatur ulang organisasional, dan peta organisasional, pekerjaan produksi, broadbanding, manajemen perubahan, manajemen proyek, fasilitasi, penghargaan karyawan dan Insentif.

3) Transformasi. Tahap ini bertujuan untuk mewujudkan visi proses rekayasa ulang. Tahap Ini adalah tahap akhir untuk melakukan implementasi pada perencanaan proses. Teknik manajemen yang digunakan adalah proses model, informasi teknik mesin, acuan keahllan, kelompok membangun, perbaikan terus menerus, pengukuran kinerja, manajemen perubahan, manajemen proyek dan fasilitas.

(11)
(12)

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan

Dari pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa rekayasa ulang proses bisnis (BPR) merupakan suatu pendekatan strategis yang sangat relevan dalam konteks bisnis yang dinamis dan kompetitif. Melalui BPR, perusahaan dapat mengalami transformasi mendalam dalam cara mereka beroperasi, memungkinkan peningkatan efisiensi, fleksibilitas, dan kualitas layanan.

Penerapan BPR tidak sekadar melibatkan penggunaan teknologi modern, tetapi juga melibatkan perubahan budaya dan mindset organisasi. Proses ini membutuhkan keterlibatan seluruh lapisan organisasi, mulai dari manajemen hingga karyawan operasional, untuk memastikan keberhasilan implementasinya. Keberhasilan BPR tidak hanya diukur dari efisiensi operasional semata, tetapi juga dari kemampuan perusahaan untuk beradaptasi dengan perubahan pasar, memenuhi kebutuhan pelanggan, dan menciptakan nilai jangka panjang.

Selain manfaatnya, penting untuk diakui bahwa BPR juga melibatkan tantangan dan risiko. Kesadaran akan faktor-faktor kritis, seperti komunikasi yang efektif, manajemen perubahan, dan pengelolaan resistensi, menjadi kunci untuk menghindari hambatan yang mungkin muncul selama proses implementasi.

Dalam era di mana perubahan adalah konstan, rekayasa ulang proses bisnis tidak hanya menjadi kebutuhan, tetapi suatu keharusan. Perusahaan yang mampu beradaptasi dan terus menerapkan perbaikan pada proses bisnis mereka akan memegang kendali atas masa depan mereka. Dengan memahami esensi BPR, perusahaan dapat membuka pintu menuju inovasi, efisiensi, dan daya saing yang berkelanjutan.

Dengan demikian, rekayasa ulang proses bisnis bukan hanya sekadar metode perbaikan, melainkan kunci untuk

(13)

membentuk masa depan yang lebih baik, lebih efisien, dan lebih responsif terhadap dinamika pasar yang terus berubah.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Andrews, Dorine C., dan Stalick, Susan K. (1994). Business reengineering:

The survival guide.

Englewood Cliffs, New Jersey: Prentice Hall, Inc. Bounds, G. (1994).

Beyond total quality management toward the emeging paradigma.

New York: Mc. Graw Hill, Inc.

Goetsch, D.L. and Davis S (1994). Introduction to total quality. Englewood Cliffs, N.J.: Prentice Hall Internal, Inc.

Hammer, V and Champy V (1993). The promise of reengineering. Fortune, May 3, pp 94-97.

(15)
(16)

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil rekayasa ulang proses bisnis didapatkan penysunan Standar Operating Procedure pelaksanaan kerja karyawan yang meliputi pada proses bisnis reception yang

Alur dilaksanakannya rekayasa proses bisnis adalah dengan mengetahui permasalahan dan solusi yang tepat pada setiap proses menggunakan metode VSM, sesudah ditemukan permasalahan

Hasil simulasi proses bisnis menunjukkan bahwa rekayasa yang dilakukan dapat mengurangi waktu proses, yaitu lebih efisien rata-rata 62,9 menit, atau sebesar

Secara singkat rekayasa ulang proses bisnis dapat diartikan sebagai ”mulai dari awal”, meninggalkan prosedur- prosedur yang telah lama mapan dan mencari lagi kerja yang diperlukan

Rekayasa proses bisnis dalam penelitian ini menggunakan salah satu dari teknik ESIA yakni proses automate automatisasi untuk menentukan aktivitas yang dapat diotomatisasikan dengan

Makalah ini membahas analisis proses bisnis berbasis web untuk platform Sembako Online yang dimiliki Dinda

Makalah membahas tentang proses bisnis produksi, bao gồm các hoạttivitas dan informasi yang

Makalah ini membahas tentang proses manajemen pengembangan kurikulum