• Tidak ada hasil yang ditemukan

RELASI IDEAL SUAMI-ISTRI DALAM ISLAM (KRITIK KH. HUSEIN MUHAMMAD TERHADAP KITAB UQUD AL-LUJAIN) SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "RELASI IDEAL SUAMI-ISTRI DALAM ISLAM (KRITIK KH. HUSEIN MUHAMMAD TERHADAP KITAB UQUD AL-LUJAIN) SKRIPSI"

Copied!
277
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Fokus Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Definisi Istilah

Metode Penelitian

  • Metode Penelitian
  • Jenis Penelitian
  • Sumber Data
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data

Sistematika Pembahasan

TELAAH PUSTAKA

Definisi Nikah

3 Rahmat Hakim, Hukum Perkawinan Islam (Bandung: CV Pustaka Setia mengartikan perkawinan sebagai hubungan yang terjalin antara suami dan isteri sesuai dengan ikatan hukum Islam, dengan terpenuhinya syarat-syarat dan rukun perkawinan seperti wali, mahar, dua saksi yang jujur ​​dan dilegalkan dengan ijab kabul dan qabul.4 Ada pula pendapat yang mengatakan bahwa perkawinan adalah akad syariat yang memperbolehkan hiburan antara laki-laki dan perempuan dan menghalalkan hiburan antara perempuan dan laki-laki serta saling membantu antara keduanya. dan menentukan hak dan kewajiban diantara keduanya 6. Namun dari perbedaan tersebut penulis mengambil kesimpulan bahwa perkawinan adalah : suatu akad yang menimbulkan suatu ikatan dan hubungan timbal balik antara suami dan isteri.

Hukum Pernikahan

Maksudnya: “Dan nikahkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang layak (berkahwin) dari hamba-hamba sahaya kamu yang lelaki dan hamba-hamba sahaya kamu yang perempuan”. 14. Dahulu, perkahwinan adalah satu kebajikan yang diutamakan untuk melangsungkan kehidupan secara halal dan menghargai maruah wanita.” 17.

Tujuan Pernikahan

  • Hak dan Kewajiban Suami-Istri

Jadi seolah-olah benih perdamaian ada dalam diri kedua belah pihak—laki-laki dan perempuan—namun tetap pada tempatnya, tidak tumbuh atau berbuah, kecuali setelah benih-benih itu bertemu melalui perkawinan.24 Dengan menikah, laki-laki yang 'seorang laki-laki harus membagi hasil usahanya kepada anak-anaknya dan orang lain, setelah sebelumnya bekerja hanya untuk dirinya sendiri. Mengenai hak dan kewajiban suami istri, setidaknya ada tiga hal penting yang dibahas dalam kajian teori ini.

Hak Suami atas Istri

Abdul Hakam Abdullatif Ash-Sha'idi, menyebutkan bahawa hak suami terhadap isterinya ialah: (1) memimpin keluarga, (2) taat kepada suami dalam perkara yang tidak mentaati Allah, (3) pelayanan yang baik, ( 4). ) iman kepada nama dan harta, (5) melihat harta suami yang kecil menjadi banyak, (6) menghormati keluarga suami dan (7) setia kepada suami. 31. Tihami dan Sohari Sahrani, hak lelaki ke atas perempuan ialah: (1) dihormati dalam perkara yang tidak maksiat, (2) perempuan menjaga diri dan harta lelaki, (3) menjauhi mencampuri perkara yang boleh mengganggu suami, (4) tidak bermasam muka di hadapan suami dan (5) tidak menunjukkan keadaan yang tidak disukai suami. 32.

Hak Istri atas Suami

Sedangkan menurut Syekh Ali Yusuf as-Subki, hak-hak istri yang harus dipenuhi oleh suaminya adalah: (1) mahar, (2) penghidupan, (3) pendidikan dan pelatihan, dan (4) menafkahi istri. Dengan demikian, menurut para feminis muslim, misalnya Siti Mujibatun, hal tersebut termasuk dalam hak istri atas suaminya: hubungan seksual.

Hak dan Kewajiban Bersama

  • Relasi Suami-Istri dalam Islam

Pergaulan Suami-Istri

Artinya: “Dan kewajiban ayah memberi makan dan memberi pakaian kepada ibu dengan cara yang makruf.”50. Artinya: “Yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik hati terhadap istrimu, dan akulah yang terbaik di antara kalian terhadap istriku.”82. Mereka – para suami yang memukuli istrinya – bukanlah yang terbaik di antara kalian.”95.

Kedudukan Suami-Istri

  • Feminisme, Sex, dan Gender dalam Islam

Menurut Ibnu Katsir, kata ar-rijalu qawwamuna 'ala an-nisa' berarti laki-laki mempunyai kekuasaan atas perempuan. Bagi az-Zamakhsari, ada dua alasan mengapa laki-laki memimpin perempuan dalam rumah tangga. Sedangkan menurut al-Alusi, surat an-Nisa ayat 34 tidak menjelaskan apa kelebihan laki-laki dibandingkan perempuan.

Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa superioritas laki-laki atas perempuan sudah begitu jelas sehingga tidak perlu lagi dijelaskan secara rinci. Sementara itu, FK3 melihat superioritas laki-laki atas perempuan sudah tidak relevan lagi dengan kenyataan saat ini. Sebab jika melihat realita yang ada di masyarakat saat ini, superioritas laki-laki atas perempuan tidak sepenuhnya benar.

Sementara itu, Amina Wadud Muhsin mempertanyakan pendapat ulama yang mengatakan kelebihan laki-laki dibandingkan perempuan adalah fisik dan intelektual. Kalau normatif, maka kepemimpinan laki-laki dalam rumah tangga bersifat permanen, itu norma yang tidak bisa diubah.

Perbedaan Seks, Gender, dan Feminisme

Pertama, karena ketiganya merupakan tiga serangkai yang hampir selalu dibahas dalam penelitian-penelitian terhadap perempuan saat ini. 34;Gender mengacu pada peran yang telah dirancang dan ditetapkan oleh masyarakat kepada perempuan dan laki-laki. Jika gender merupakan konsep budaya yang digunakan untuk membedakan laki-laki dan perempuan berdasarkan pengaruh lingkungan sosial, maka feminisme merupakan gerakan yang mewujudkan hal tersebut.

Sebab, feminis memerlukan alat untuk melawan, dan alat itu disebut feminisme, bukan genderisme. Kemudian ditambahkan kata “isme” yang kemudian menjadi feminisme yang berarti hal-hal tentang perempuan atau pengertian tentang perempuan.135 Dari segi istilah, definisi feminisme bermacam-macam. Sebab, feminisme tidak memperoleh landasan konseptual dan teoretisnya dari satu rumusan teori tunggal.

Meskipun konsep gender dan feminisme dalam kajian perempuan pada abad ini saling berhubungan dan berkaitan, namun sebenarnya keduanya mempunyai akar sejarah yang berbeda. Dalam analisis feminis, sejarah perbedaan gender antara laki-laki dan perempuan telah melalui proses yang sangat panjang.

Aliran-Aliran Feminisme Global

Mereka tidak mempertanyakan struktur ideologi patriarki yang menindas dan struktur politik-ekonomi yang didominasi oleh laki-laki.142. Feminisme liberal juga meyakini bahwa sistem patriarki dapat dihancurkan dengan mengubah sikap setiap individu, khususnya sikap perempuan terhadap laki-laki. Tuntutan ini akan menyadarkan laki-laki, dan jika kesadaran ini terdistribusi secara merata, maka dengan kesadaran baru ini masyarakat akan membentuk masyarakat baru di mana laki-laki dan perempuan bekerja sama secara setara.

Pertama, melakukan pendekatan psikologis dengan meningkatkan kesadaran individu, termasuk melalui diskusi yang membahas pengalaman perempuan dalam masyarakat yang didominasi laki-laki. Kedua, dengan menuntut reformasi undang-undang yang tidak menguntungkan perempuan dan mengubah undang-undang tersebut menjadi peraturan baru yang memperlakukan perempuan setara dengan laki-laki.145. Kelompok paling ekstrim dari gerakan feminis radikal bahkan berusaha memutuskan hubungan dengan laki-laki.

Mereka mengatakan hubungan heteroseksual sebagai institusi dan ideologi merupakan benang merah kekuasaan laki-laki. Oleh karena itu, tidak mungkin perempuan mempunyai kesempatan yang sama dengan laki-laki jika mereka masih hidup dalam masyarakat yang terhormat.149.

Feminisme Islam dan Posisi KH. Husein Muhammad

Setelah tiga tahun bersekolah di Pondok Pesantren Lirboyo, Kiai Husein melanjutkan pendidikannya di Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur'an Jakarta (PTIQ). Sebagai seorang feminis muslim, pemikiran yang dikemukakan Kiai Husein berbeda dengan pemikiran feminis muslim lainnya. Syekh Nawawi sendiri merupakan pengikut tarekat Qadiriyah (diambil dari nama Abdul Qadir Jailani, seorang sufi agung).

Dalam kitab Uqud al-Lujain, Syekh Nawawi dengan jelas menyebutkan sebagian besar kitab yang dijadikan referensinya. Jadi, adapun kritik Kiai Husein terhadap Uqud al-Lujain, setidaknya dapat dibagi menjadi dua fokus permasalahan. Kiai Husein mengatakan, pandangan Syekh Nawawi dalam kitab Uqud al-Lujain secara umum menunjukkan kecenderungan yang sangat kuat ke arah perspektif patriarki.

Kiai Husein juga menolak pendapat Syekh Nawawi yang mengatakan bahwa laki-laki mempunyai kelebihan dibandingkan perempuan dalam banyak aspek, baik hukum alam maupun hukum agama (syar'i). Pertama, tentang hubungan antara pria dan wanita. Hal ini sangat ditekankan oleh Kiai Husein, yakni perlunya mu'asyarah bi al-ma'ruf.

MENGENAL KH. HUSEIN MUHAMMAD, SYEIKH

Mengenal KH. Husein Muhammad

Husein Muhammad – yang selanjutnya penulis sebut sebagai Kiai Husein – lahir di Arjawinangun, Cirebon, tepatnya di Pondok Pesantren Dar at-Tauhid, pada tanggal 9 Mei 1953. Pendidikan jurnalistik dan pengalamannya dalam pembuatan majalah dinding memberikan Kiai Kemampuan Husein dalam menulis cukup baik.6. Kiai Husein belajar di Mesir selama tiga tahun dan kembali ke Indonesia pada tahun 1983.

Setelah itu, pemikiran Kiai Hussain berubah menjadi lebih progresif dibandingkan sebelum ia bertemu Masdar Farid Mas'udi.13. Kiai Husein memandang kitab kuning sebagai karya yang dirancang untuk menjawab permasalahan sosial pada masanya. Selain aktif sebagai guru di Pondok Pesantren Dar at-Tauhid, Arjawinangun, Cirebon, Kiai Husein juga aktif dalam berbagai kegiatan diskusi dan seminar.

Saat rumah di Ciganjur direnovasi dan dipindahkan sementara ke Jalan Poso, Kiai Husein pun datang dan pulang. Selain menulis dan menerjemahkan, Kiai Husein juga aktif di bidang pendidikan formal – menjadi kepala sekolah.

Mengenal Syeikh Nawawi al-Bantani dan Kitab Uqud al-Lujain

  • Tentang Syeikh Nawawi al-Bantani
  • Tentang Kitab Uqud al-Lujain
  • Kritik KH. Husein Muhammad terhadap Kitab Uqud al-
  • Basis Pemikiran KH. Husein Muhammad dalam Mengkritik

Nama penuh Syeikh Nawawi ialah Abu Abdul Mu'thi Muhammad Nawawi bin Umar bin 'Arabi. 29 Sejak kecil, Syeikh Nawawi menunjukkan minat yang tinggi terhadap ilmu pengetahuan khususnya ilmu agama. Menurut maklumat FK3, Syeikh Nawawi berkahwin dengan Nyai Hamdanah, puteri KH, pada usia 100 tahun.

Di Tanah Suci, sumber perekonomian utama Syekh Nawawi adalah usaha di bidang jasa haji. Syekh Nawawi dimakamkan di Ma'la dekat makam Asma' binti Abu Bakar as-Siddiq. Pandangan Syekh Nawawi mengenai hal ini dapat dibaca dalam karyanya yang juga dikenal di kalangan pesantren, Kasyifah as-Saja'.

Sedangkan wacana yang dikembangkan oleh Sheikh Naveviu dalam tulisannya banyak yang bertentangan dengan aliran Wahhabi. Kecenderungan pemikiran tradisionalis, sufi dan zuhud Syeikh Nawawi nampaknya telah banyak mempengaruhi penulisan kitab Uqud al-Lujain. Maksudnya, Syaikh Navewiu - semasa menulis Ukudul-Luxhain - banyak bergantung kepada kitab-kitab yang ada pada masa itu dan banyak merujuk kepada beberapa kitab yang cukup popular di kalangan ulama. 92.

Menurut Kiai Husein, keunggulan (superioritas) laki-laki atas perempuan, sebagaimana dijelaskan Syekh Nawawi dalam an-Nisa: 34, bukanlah sesuatu yang kodrati melainkan konstruksi budaya, sehingga dapat dipertukarkan dan diubah.

Analisis Data

  • Relasi Ideal Suami-Istri dalam Islam Menurut KH. Husein

Posisi Kiai Husein yang melarang laki-laki memukul istri sama persis dengan posisi para feminis muslim lainnya, seperti Asghar Ali Engineer, 95 Mufidah Ch, 96 dan Mansour Fakih.97 Namun pandangan ini berbeda. Namun Kiai Husein tidak menyebutkan apakah Ar-Raghib al-Isfahani berbicara dalam konteks Al-Qur'an secara umum, atau secara khusus tentang Surat an-Nisa: hanya 34. Kiai Husein juga mengatakan bahwa dharaba dalam bahasa Arab berkembang saat ini. , juga berarti 'tindakan tegas'.

Pernyataan Kiai Husein sebenarnya lebih jauh menunjukkan bahwa makna dharaba yang benar dan diinginkan dalam surat an-Nisa: 34 adalah “menyerang”. Jika Kiai Husein menjunjung tinggi prinsip kesetaraan, keseimbangan dan keadilan; Insinyur Asghar Ali hanya menekankan prinsip kesetaraan.107. Selain hak seksual, Kiai Husein juga menegaskan bahwa perempuan mempunyai hak reproduksi, seperti hak untuk tidak hamil (tidak mempunyai anak).

Pendapat Kiai Hussain ini sama dengan pendapat dua tokoh feminis muslim lainnya, yakni Nasaruddin Umar dan Musdah Mulia. Pandangan Kiai Husain ini jelas berbeda dengan pandangan mayoritas ulama yang menganggap surat an-Nisa: 34 sebagai ayat yang mempunyai kekuatan hukum, sehingga tampuk kepemimpinan keluarga berada di tangan suami saja.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Referensi

Dokumen terkait

“ Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan

al- Nisâ’ [4]: 1 tentang penciptaan perempuan yang dijadikan dasar oleh sebagian ulama tafsir untuk menjustifikasi bahwa perempuan diciptakan dari tulang rusuk laki-laki,

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan... karena

Kaum lelaki adalah pemimpin bagi kaum wanita oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita) dan karena mereka (laki-laki)

“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh Karena Allah Telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan

Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena

“ Laki-laki adalah pelindung (pemimpin, pengayom) bagi perempuan, oleh karena Allah telah memberikan kelebihan di antara mereka di atas sebagian yang lain, dan karena mereka

1 Pendapat di atas diperkuat oleh Hamka yang menyatakan bahwa perempuan dan laki-laki mempunyai posisi yang setara yakni sebagai makluk Allah.2 Sedangkan Rohmatullah menyatakan bahwa