• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENSTRA KEMENTAN 2020-2024 REVISI 2 (26 Agt 2021)

N/A
N/A
Bappeda Natuna

Academic year: 2023

Membagikan "RENSTRA KEMENTAN 2020-2024 REVISI 2 (26 Agt 2021)"

Copied!
161
0
0

Teks penuh

Pada tahun 2015, kontribusi sektor pertanian dalam arti sempit (subsektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, dan peternakan) terhadap PDB adalah sebesar 10,27%. Produksi Chili meningkat menjadi 2,76 juta ton pada tahun 2020, atau 0,18 juta ton lebih banyak dibandingkan tahun 2019.

Gambar 1 Nilai dan Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Pertanian  Sempit 2015-2020
Gambar 1 Nilai dan Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Pertanian Sempit 2015-2020

POTENSI DAN PERMASALAHAN

Berdasarkan data BPS (2018), pendapatan utama penduduk Indonesia di 73 ribu desa (87%) berasal dari sektor pertanian. Kinerja tersebut merupakan akumulasi kontribusi emisi dengan dan tanpa pengurangan aktivitas di sektor pertanian.

Gambar 15 Proyeksi Dependency Ratio dan Pertumbuhan Penduduk Indonesia  2015-2045.
Gambar 15 Proyeksi Dependency Ratio dan Pertumbuhan Penduduk Indonesia 2015-2045.

VISI

Keadaan tersebut dapat dicapai dengan mewujudkan pertanian Indonesia yang maju, mandiri, dan modern dengan kriteria yang sejalan dengan visi presiden dan wakil presiden. Kemajuan sektor pertanian ditandai dengan meningkatnya produksi dan produktivitas komoditas pangan serta terpenuhinya kebutuhan rumah tangga (kemandirian pangan) yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan petani.

MISI

Pembangunan pertanian bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan petani melalui peningkatan ketahanan pangan dan daya saing pertanian. Daya saing pertanian merupakan kemampuan sektor pertanian dalam memenuhi kebutuhan masyarakat dengan mampu menggantikan produk pesaing dengan nilai tambah yang dihasilkan dalam setiap kegiatan produksi dan distribusi barang pertanian.

TUJUAN

Salah satu tujuan utama pembangunan pertanian adalah menjadikan kehidupan petani dan keluarganya lebih baik dan sejahtera. Ketahanan pangan merupakan suatu kondisi penyediaan pangan bagi suatu negara maupun individu yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup baik kuantitas maupun kualitasnya.

SASARAN STRATEGIS

Indikator kinerja sasaran strategis di atas merupakan alat ukur yang menunjukkan tercapainya sasaran strategis Kementerian Pertanian dengan tujuan yang dijelaskan dalam Sasaran Kinerja (Bab IV) Rencana Strategis Kementerian Pertanian Tahun 2020-2024. Indikator Strategis sebagai rumusan tujuan pembangunan dalam RPJMN sesuai dengan tugas dan fungsi Kementerian Pertanian dirangkum menjadi Tujuan dan Indikator Kegiatan (disajikan selengkapnya pada lampiran Renstra).

Gambar 26 Peta Strategi Kementerian Pertanian
Gambar 26 Peta Strategi Kementerian Pertanian

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI NASIONAL

Memperkuat ketahanan perekonomian untuk pertumbuhan yang berkualitas dan berkeadilan dan PN 3: Mengembangkan tenaga kerja yang berkualitas dan berdaya saing. Tujuan dan indikator PP 6: Peningkatan nilai tambah, penyerapan tenaga kerja dan investasi di sektor riil, serta industrialisasi disajikan pada Tabel 8.

Tabel  7 Sasaran dan indikator PP 3: Peningkatan Ketersediaan, Akses dan  Kualitas Konsumsi pangan.
Tabel 7 Sasaran dan indikator PP 3: Peningkatan Ketersediaan, Akses dan Kualitas Konsumsi pangan.

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI KEMENTERIAN PERTANIAN

Pengembangan 1 juta Alsintan

Alat dan mesin pertanian (Alsintan) merupakan salah satu faktor produksi yang dapat mempengaruhi prapanen pertanian. Alat dan mesin pertanian merupakan aset yang sangat penting untuk menunjang peningkatan produksi, mutu hasil dan pendapatan petani. Peranan alat dan mesin pertanian menjadi sangat penting, dengan meningkatnya luas tanam, panen dan produksi pertanian serta tuntutan penggunaan teknologi mekanisasi pertanian, kebutuhan akan alat dan mesin pertanian terus meningkat.

Penyediaan Benih/Bibit Unggul Hasil Litbang

Pengembangan Bank Pakan

Pertumbuhan dan perkembangan agribisnis merupakan bagian dari upaya pemberdayaan yang dapat mewujudkan transformasi kelembagaan petani menjadi badan usaha yang menerapkan modernisasi dalam pengelolaan seluruh rantai nilai agribisnis di permukaan. Oleh karena itu, pemerintah terus menggalakkan tumbuh dan berkembangnya perusahaan pertanian sebagai salah satu terobosan dalam mewujudkan kesejahteraan petani yang merupakan tujuan utama pembangunan pertanian. Beberapa kegiatan untuk melaksanakan prinsip pengembangan kawasan pertanian berbasis masyarakat agraris antara lain:

Gambar 29 Konsep pengembangan korporasi petani.
Gambar 29 Konsep pengembangan korporasi petani.

Pengembangan 1000 Kampung Hortikultura

Pengembangan Korporasi Sapi 200.000 Ekor

Pengembangan 1.000 Desa Perkebunan

Salah satu solusi untuk meningkatkan ketersediaan dan konsumsi sumber pangan karbohidrat pengganti nasi adalah dengan menerapkan diversifikasi pangan lokal agar pilihan pangan non-beras dan non-gandum lebih beragam. Pengembangan Diversifikasi Pangan Lokal berbasis kearifan lokal difokuskan pada enam pangan lokal sumber karbohidrat non beras, yaitu singkong/ubi kayu, jagung, sagu, pisang, kentang, dan sorgum. Kegiatan diversifikasi pangan lokal memiliki peluang yang besar, selain dapat mengurangi ketergantungan impor pangan juga terdapat peluang berkembangnya UMKM pengolahan pangan.

Gambar 30 Konsep Pengembangan KSPP/Food Estate.
Gambar 30 Konsep Pengembangan KSPP/Food Estate.

Program Pengembangan Sagu

Pertanian Keluarga (Family Farming)

Pengembangan Diversifikasi Pangan Lokal berbasis kearifan lokal merupakan kegiatan utama yang akan dilakukan untuk memenuhi ketersediaan pangan serta meningkatkan nilai tambah bagi pengembangan usaha pengolahan pangan. Pangan lokal ini memiliki keunggulan dari segi kandungan gizinya, yang menunjukkan bahwa konsumsi pangan yang berbeda-beda merupakan aspek penting untuk mencapai ketahanan pangan. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan mengamanatkan bahwa untuk terwujudnya Cadangan Pangan Nasional, Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mengembangkan cadangan pangan.

Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan melalui fasilitasi Toko Tani Indonesia (TTI/TTIC)

Untuk menjamin ketersediaan pangan yang menjangkau seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka cadangan pangan nasional harus dibangun secara koordinasi dan sinergi satu sama lain, yaitu terdiri dari cadangan pangan Pemerintah Pusat yang saat ini berbentuk Cadangan Beras Pemerintah (CBP). . dikelola oleh BULOG, Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota), Cadangan Pangan Kewenangan Desa, serta Cadangan Pangan Masyarakat yang dikuasai dan dikelola oleh pedagang, masyarakat, dan rumah tangga. Implikasi dari sasaran pencapaian cadangan pangan nasional adalah perlu dibangun mekanisme sistem pangan terpadu yang menekankan peran Pusat, daerah, dan pemangku kepentingan lainnya dalam pengelolaan cadangan pangan nasional yang efektif dan efisien. Kebutuhan akan cadangan pangan nasional yang kuat dan mandiri semakin meningkat, seiring dengan meningkatnya ancaman krisis pangan global, terutama pada masa pandemi Covid-19 saat ini, yang tentunya menyebabkan fluktuasi pasokan dan harga pangan dunia.

Pengembangan Sistem Logistik Pangan

Dari sisi ketersediaan data (big data), pengembangan jaringan data diawali melalui Agriculture War Room (AWR) yang akan diintegrasikan dengan berbagai sumber data dan informasi. Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks) merupakan program untuk melipatgandakan ekspor pertanian. Triple ekspor bukan hanya soal volume, tapi juga nilai dan daya saing yang perlu ditingkatkan.

Pengembangan Komoditas Porang

Ekspor pertanian tidak hanya berorientasi pada produk primer saja, namun komoditas pertanian apapun (pangan, perkebunan, hortikultura, dan peternakan) berpotensi dikembangkan untuk menghasilkan berbagai produk turunan yang mempunyai permintaan tinggi di pasar. Hal ini menunjukkan bahwa melalui Gratieks akan membuka peluang besar bagi pertumbuhan industri lokal sehingga berkontribusi terhadap penyerapan lapangan kerja. Strategi pengembangan tanaman jeruk akan dilakukan dengan mendorong penelitian pengolahan dan produk turunannya terhadap industri pangan.

Pengembangan Seribu (1.000) Desa Sarang Burung Walet

Berdasarkan hal tersebut, Kementerian Pertanian perlu menyusun kebijakan dan pola pengembangan kewirausahaan di bidang pertanian yang dilakukan oleh berbagai pihak yang dilengkapi dengan ekosistem yang mampu mendukung terwujudnya motivasi berwirausaha yang timbul dari pendidikan formal dan non-formal pada usaha-usaha yang memiliki pendidikan formal dan non-formal. berkembang secara berkelanjutan. Kegiatan penumbuhan dan pengembangan UMKM sektor pertanian meliputi: (1) pendampingan UMKM penghasil pengolahan pangan; (2) memfasilitasi pendirian dan sertifikasi UMKM; (3) sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pemangku kepentingan dalam pembangunan. Strategi peningkatan mutu pendidikan dan pelatihan vokasi antara lain: (1) pengembangan dan penyelarasan kurikulum dengan Dunia Usaha dan Industri (DUDI); (2) inovasi pembelajaran yang mendorong keterampilan dan keahlian melalui perluasan learning factory yang dirancang untuk mendorong inovasi dan produktivitas; (3) pemenuhan dan peningkatan profesionalisme dosen, guru, dan tenaga kependidikan; (4) standarisasi sarana dan sasaran utama; (5) pemutakhiran program kerja sama.

Penumbuhan 2,5 Juta Petani Milenial

Melalui PEN, diluncurkan stimulus perekonomian yang bertujuan membantu dunia usaha seperti usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) serta korporasi. Termasuk insentif yang ditujukan untuk menjaga kinerja sektor pertanian yaitu Program Karya Pertanian Intensif, Banpres UKM Produktif Sektor Pertanian; Subsidi bunga mikro/Pinjaman untuk usaha rakyat; dan Dukungan Pendanaan Koperasi dengan Skema Dana Bergulir. Program PEN sektor pertanian yang digalakkan pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani bertujuan untuk: (1) mengembangkan khasiat pangan berbasis korporasi dalam rangka penguatan sistem pangan nasional; (2) pengembangan klaster usaha padi dengan pendekatan pengelolaan lahan yang awalnya tersegmentasi dalam satu kawasan; (3) pengembangan kawasan hortikultura berorientasi ekspor dengan model kemitraan Creation of Shared Value (CSV) antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, swasta dan petani; (4) Kemitraan Closed Loop Komprehensif pada produk hortikultura sebagai wujud implementasi sinergi antara akademisi, dunia usaha, pemerintah dan komunitas (ABGC); (5) pengembangan program 1000 kampung sapi untuk meningkatkan populasi dan produktivitas sapi dan; (6) pengembangan korporasi petani yang bersifat satu arah menuju sistem agrobisnis hulu-hilir yang mengutamakan pemberdayaan petani.

Padat Karya Pertanian

Program PEN sektor pertanian yang dikelola pemerintah untuk memperkuat ketahanan pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani bertujuan untuk: (1) mengembangkan food estate berbasis korporasi dalam rangka penguatan sistem pangan nasional; (2) pengembangan klaster usaha padi dengan pendekatan pengelolaan lahan yang awalnya dibagi dalam satu kawasan; (3) pengembangan kawasan hortikultura berorientasi ekspor dengan model kemitraan Creation of Shared Value (CSV) antara Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, swasta dan petani; (4) Kemitraan inklusif close loop pada komoditas hortikultura sebagai wujud implementasi sinergi antara akademisi, dunia usaha, pemerintah, dan komunitas (ABGC); (5) pengembangan program 1.000 desa sapi untuk meningkatkan populasi dan produktivitas sapi dan; (6) pengembangan korporasi petani dengan arah sistem agrobisnis hulu-hilir yang mengutamakan pemberdayaan petani. pembangunan pertanian, mulai dari penetapan topik, tujuan, metodologi dan sasaran yang ingin dicapai serta pembagian sasaran pada tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan kecamatan dalam satu simpul koordinasi yang terpadu. Penguatan mekanisme ini diharapkan dapat menjamin pembangunan pertanian di Indonesia lebih terarah dan terpantau dengan baik hingga ke tingkat kecamatan serta diharapkan dapat memberikan gambaran utuh mengenai keadaan pertanian di Indonesia secara faktual dan komprehensif. Caranya, dengan melakukan koordinasi dan memberikan fasilitasi terhadap pelaksanaan pembangunan pertanian yang dilakukan oleh masyarakat.

Kolaborasi dan Koordinasi Strategi Pembangunan Pertanian dalam Satu Komando

Pengembangan Agricultural War Room (AWR)

Satu Data Pertanian

KERANGKA REGULASI

Sebagai salah satu strategi penataan peraturan, pendekatan omnibus law dapat digunakan dengan kemungkinan menyederhanakan atau mencabut dan merevisi atau menggabungkan beberapa peraturan yang hampir sama muatannya, tumpang tindih atau konfliknya. Inti dari pendekatan omnibus legal adalah melakukan evaluasi, pengkajian, penelitian terkait peraturan dan pengambilan kebijakan untuk memastikan peraturan telah tepat, fleksibel dan akuntabel. Selain itu, untuk lebih mendukung pembangunan nasional, Kementerian Pertanian juga terlibat dalam penyusunan kerangka peraturan yang diinisiasi oleh Bappenas dan kementerian/lembaga lainnya yaitu.

KERANGKA KELEMBAGAAN

Departemen Pertanian mempunyai tugas menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang pertanian dan membantu Presiden dalam menyelenggarakan pemerintahan negara. Telah dibentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) untuk melaksanakan tugas teknis operasional dan/atau tugas teknis penunjang di lingkungan Kementerian Pertanian. Menyikapi hal tersebut di atas, Kementerian Pertanian terkait penyederhanaan birokrasi mengeluarkan Peraturan No.

Gambar 33 Struktur Organisasi Kementerian Pertanian.
Gambar 33 Struktur Organisasi Kementerian Pertanian.

TARGET KINERJA

7 Persentase tindak lanjut temuan OPTK, HPHK dan keamanan hayati yang tidak memenuhi persyaratan karantina pada.

Tabel  11 Indikator Kinerja Utama Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian 2020-2024 (Semula)
Tabel 11 Indikator Kinerja Utama Kementerian Pertanian Kementerian Pertanian 2020-2024 (Semula)

KERANGKA PENDANAAN

Pembiayaan melalui penerbitan SBSN diharapkan dapat menjadi alternatif pembiayaan pembangunan pertanian khususnya untuk pembangunan infrastruktur baru pada tahun berikutnya. Secara umum pemerintah mengalokasikan dana APBN untuk belanja K/L lainnya dan belanja non-K/L serta transfer ke daerah untuk pembangunan pertanian. Sedangkan diperlukan investasi sebesar 200 (dua ratus) triliun rupiah pada tahun 2024, untuk meningkatkan daya saing melalui peningkatan investasi pertanian, untuk mendukung pencapaian tujuan pembangunan pertanian, baik yang bersumber dari penanaman modal dalam negeri maupun penanaman modal asing.

Tabel  13 Indikasi Kebutuhan Pendanaan Pembangunan Pertanian (Triliun Rupiah).
Tabel 13 Indikasi Kebutuhan Pendanaan Pembangunan Pertanian (Triliun Rupiah).

PENUTUP

Melaksanakan birokrasi penelitian dan pengembangan pertanian yang efektif dan efisien, dengan fokus pada pelayanan prima. Terselenggaranya birokrasi penelitian dan pengembangan pertanian yang bertanggung jawab, bermutu, dan fokus pada pelayanan prima. Terciptanya birokrasi badan penelitian dan pengembangan pertanian yang efektif, efisien dan fokus pada pemberian pelayanan prima.

15. Persentase SDM pertanian yang kapasitasnya meningkat % N/A Badan Pusat Penyuluhan Pertanian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. Terciptanya birokrasi badan penelitian dan pengembangan pertanian yang efektif, efisien dan fokus pada pemberian pelayanan prima.

Gambar

Gambar 1 Nilai dan Pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Pertanian  Sempit 2015-2020
Gambar 6 Realisasi Investasi PMDN dan PMA Sektor Pertanian Sempit   2014-2019.
Gambar 7 Produksi Padi Menggunakan Metode SP-Padi dan KSA, 2015-2017  dan 2018-2020.
Gambar 8 Produksi Jagung 2015-2020.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Renstra ini merupakan rencana dari Direktorat Jenderal Penguatan Riset dan Pengembangan untuk lima tahun ke depan yang disusun dengan mengacu pada berbagai dokumen, yakni

Sedangkan tujuan penetapan mekanisme dan hubungan kerja yaitu untuk meningkatkan koordinasi dan sinergitas program dan kegiatan antar lembaga yang membidangi pertanian baik di

Inovasi dan Riset untuk mengembangkan Peta Makro (Nasional) dan Messo (Daerah/ Lokal) yang bersifat komprehensif- Pengembangan model pengembangan karir Pendidik dan Tenaga

Berangkat dari latar belakang dan permasalahan di atas, kajian ini diarahkan untuk menjadi rujukan dalam pengembangan program dan kebijakan pengembangan

ingin diwujudkan pada misi ini adalah Pengawasan yang terarah yaitu pengawasan yang berfokus pada Upaya untuk meraih Opini WTP dan Pemeriksaan pada Program Strategis Daerah

Program prioritas untuk mencapai dalam pengembangan peternakan berbasis kawasan dan komoditi unggulan adalah: Gerakan Terpadu Pensejahteraan Petani, Pengembangan Satu

02 Nilai Kinerja Anggaran Balai Besar penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian (berdasarkan regulasi yang berlaku) 31. 02 Nilai Pembangunan

ALAM DI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA 12 Diseminasi produk teknologi kultur jaringan untuk mengembangkan sentra pisang Program Prototipe Teknologi Untuk Masyarakat