• Tidak ada hasil yang ditemukan

BEST PRACTICE PENERAPAN PROFIL PELAJAR PANCASILA ( P5 ): PROJEK MBAH YAM

N/A
N/A
Reny Pradina

Academic year: 2023

Membagikan "BEST PRACTICE PENERAPAN PROFIL PELAJAR PANCASILA ( P5 ): PROJEK MBAH YAM"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BEST PRACTICE

PENERAPAN PROFIL PELAJAR PANCASILA ( P5 )

“ PROJEK MBAH YAM “ KELOMPOK B TAHUN 2022

TK MUSLIMAT NU 089 KEPATIHAN

Di Susun oleh :

Reny Pradina, S,Pd

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PONOROGO

(2)

BEST PRACTICE

PENERAPAN PROFIL PELAJAR PANCASILA ( P5 )

“ PROJEK MBAH YAM “ KELOMPOK B TAHUN 2022

TK MUSLIMAT NU 089 KEPATIHAN

Di Susun oleh :

Reny Pradina, S,Pd

DINAS PENDIDIKAN KABUPATEN PONOROGO

i

(3)

HALAMAN PERSETUJUAN

BEST PRACTICE

“ PROJEK MBAH YAM”

Disusun Oleh : Reny Pradina, S.Pd

Telah disetujui, Pada tanggal 13 Oktober 2022

ii

(4)

SURAT PENYATAAN ORISINALITAS BEST PRACTICE

Kami yang bertandatangan di bawah ini : Nama : Reny Pardina, S.Pd

NIP : -

Jabatan : Ketua Tim P5

Sekolah : TK Muslimat NU 089 Kepatihan

Menyatakan bahwa “Best Practice ” yang kami buat dengan judul:

“ PROYEK MBAH YAM ”

Adalah hasil karya Tim Sekolah saya sendiri dan bukan Duplikasi dari karya orang lain, tidak mengandung unsur SARA, Pornoaksi, dan Pornografi.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa ada paksaan dari siapapun.

Ponorogo,13 Oktober 2022

Hormat Saya

iii

(5)

KATA PENGANTAR

Bisminlaahirrahmaaniraahiim

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan best practice ini dengan.

Best practice yang berjudul “Projek Mbah Yam” untuk memotret kinerja guru/pendidik.

Dengan selesainya best practice ini penulis sampaikan terima kasih yang setulus- tulusnya kepada pengawas Pembina yang memberi dorongan untuk menulis karya ini, serta semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan karya ini.

Penulis tidak berpretensi bahwa karya ini sempurna, hanya sebagai upaya berkarya sambil belajar yang penulis lakukan. Dan penulis yakin bahwa best practice ini masih terlalu banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran selalu penulis harapkan.

Akhirnya semoga karya ini bermanfaat. Aamiin.

Ponorogo, 13 Oktober 2022

Penulis

Iv

(6)

ABSTRAK

Judul Best Practice : Projek Mbah Yam

Oleh : Reny Pradina, S.Pd

Siti Yuniarti, S.Pd

Kata kunci : Aku suka makanan tradisional, bahan sekitar, P5

Pada era industri 4.0 ini, tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi semakin pesat berkembang dan kian maju makin harinya. Kecanggihan dari teknologi ini telah merambah ke berbagai belahan dunia, baik dalam segi politik, ekonomi, sosial, budaya dan termasuk didalamnya adalah pendidikan. Inovasi dan pembaharuan dari pendidikan sangat dibutuhkan setiap saat bahkan setiap detiknya.Tujuan penulisan best practice ini, meningkatkan semua aspek perkembangan anak usia dini (kognitif, bahasa, fisik motoric, nilai agama moral, social emosional, seni) meningkatkan semangat belajar anak-anak dengan menggunakan media alam, menumbuhkan karakter profil pelajar pancasila dalam diri anak-anak (beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, mandiri, bernalar kritis, bergotong royong, kreatif. Selain itu menambah media pembelajaran bagi guru atau pendidik dilingkungan sekolah.

Melihat dari berbagai macam perkembangan teknologi dan kurikulum sekarang ini tentunya banyak muncul masalah baru yang harus dihadapi oleh guru. Terbiasanya dengan masa pandemi yang harus menuntut semua dilakukan secara daring dan meminimkan luring maka sangat banyak sekali dampak bagi anak – anak. Mereka banyak mengenal sesuatu dengan instan. Begitu juga dengan makanan mereka banyak yang tidak mengenal tentang apa saja itu makanan tradisional. Itu dapat terlihat dari berbagai macam bekal makanan yang mereka bawa.

Maka ketika masuk tema “ Aku Cinta Indonesia “ pada Topik makanan maka guru mencoba menstimulasi kepada anak – anak sejauh mana anak – anak mengenal makanan tradisional yang ada di daerah mereka.

v

(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……….. i

LEMBAR PERSETUJUAN……… ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS BEST PRACTISE ……….. iii

KATA PENGANTAR………. iv

DAFTAR ISI……… v

ABSTRAK………... vi

BAGIAN I LATAR BELAKANG A. Situasi dan Kondisi... B. Peran Best Practice………...………... 1 3 BAGIAN II TANTANGAN PRAKTIK BAIK A. Tantangan untuk mencapai tujuan praktik baik……...……… B. Pihak yang terlibat………...……… 5 5 BAGIAN III AKSI PRAKTIK BAIK A. Langkah – langkah dalam menghadapi tantangan………. B. Strategi yang digunakan ………….………... C. Pihak – pihak yang terlibat………. D. Sumber daya……….. 6 6 7 7 BAGIAN IV REFLEKSI A. Dampak dari aksi…..……… B. Faktor keberhasilam…..……… 8 8 LAMPIRAN……… 9

(8)

BAGIAN I LATAR BELAKANG

A. Situasi dan Kondisi

Pada era industri 4.0 ini, tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi semakin pesat berkembang dan kian maju makin harinya. Kecanggihan dari teknologi ini telah merambah ke berbagai belahan dunia, baik dalam segi politik, ekonomi, sosial, budaya dan termasuk didalamnya adalah pendidikan. Inovasi dan pembaharuan dari pendidikan sangat dibutuhkan setiap saat bahkan setiap detiknya. Adanya inovasi dan pembaharuan ini digunakan untuk memajukan pendidikan yang sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia yang termaktub dalam UUD 1945 Alenia ke-4 yang berbunyi :

“kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”.

UUD 1945 alenia ke-4 juga diuraikan di dalam pasal 28C ayat (1) UUD Negara RI tahun 1945 yang menyatakan bahwa:“setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan berhak memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia”.

Untuk menyambut era industri 4.0 ini bangsa Indonesia harus cerdas di dalam mengambil sisi positifnya dan membuang sisi negatifnya. Generasi muda bangsa indonesia juga harus bisa mengisi era 4.0 ini dengan maksimal dan tidak gampang terpengaruh oleh arus dari luar yang mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Salah satu cara yang dapat diterapkan oleh generasi muda bangsa Indonesia adalah dengan tetap berpegang teguh pada dasar Negara kita yaitu pancasila dan juga nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Nilai-nilai Pancasila ini sebenarnya sudah diajarkan sejak usia dini akan tetapi belum tentu bisa diserap dan implementasikan dengan baik.

Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.

Profil pelajar Pancasila tertuang dalam dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22

1

(9)

Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024. Profil pelajar Pancasila memiliki enam ciri utama: beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia, berkebinekaan global, bergotong royong, mandiri, bernalar kritis, dan kreatif, seperti dikutip dari laman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi.

6 Profil pelajar pancasila tersebut adalah :

1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan Berakhlak Mulia Pelajar Indonesia yang berakhlak mulia adalah pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa. Pelajar Pancasila memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Elemen kunci beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia adalah akhlak beragama, akhlak pribadi, akhlak kepada manusia, akhlak kepada alam, dan akhlak bernegara.

2.Berkebinekaanglobal

Pelajar Indonesia mempertahankan kebudayaan luhur, lokalitas, dan identitasnya, dan tetap berpikiran terbuka dalam berinteraksi dengan budaya lain. Perilaku pelajar Pancasila ini menumbuhkan rasa saling menghargai dan memungkinkan terbentuknya budaya baru yang positif dan tidak bertentangan dengan budaya luhur bangsa. Elemen kunci berkebinekaan global adalah mengenal dan menghargai budaya, kemampuan komunikasi interkultural dalam berinteraksi dengan sesama, dan refleksi dan tanggung jawab terhadap pengamalankebhinekaan.

3.Gotongroyong

Pelajar Indonesia memiliki kemampuan gotong royong, yaitu kemampuan pelajar Pancasila untuk melakukan kegiatan secara bersama-sama dengan sukarela agar kegiatan yang dikerjakan dapat berjalan lancar, mudah dan ringan. Elemen kunci gotong royong adalahkolaborasi,kepedulian,danberbagi.

2

(10)

4.Mandiri

Pelajar Indonesia adalah pelajar mandiri, yaitu pelajar Pancasila yang bertanggung jawab atas proses dan hasil belajarnya. Elemen kunci mandiri adalah kesadaran akan diri dan situasiyangdihadapi.

5.BernalarKritis

Pelajar yang bernalar kritis adalah pelajar Pancasila yang mampu secara objektif memproses informasi baik kualitatif maupun kuantitatif, membangun keterkaitan antara berbagai informasi, menganalisis informasi, mengevaluasi, dan menyimpulkannya.

Elemen kunci bernalar kritis adalah memperoleh dan memproses informasi dan gagasan, menganalisis dan mengevaluasi penalaran, merefleksi pemikiran dan proses berpikir, dan mengambilkeputusan.

6.Kreatif

Pelajar yang kreatif adalah pelajar Pancasila yang mampu memodifikasi dan menghasilkan sesuatu yang orisinal, bermakna, bermanfaat, dan berdampak. Elemen kunci kreatif adalah menghasilkan gagasan yang orisinal dan menghasilkan karya serta tindakan yang original.

B. Peran Dalam Best Practice

Melihat dari berbagai macam perkembangan teknologi dan kurikulum sekarang ini tentunya banyak muncul masalah baru yang harus dihadapi oleh guru. Terbiasanya dengan masa pandemi yang harus menuntut semua dilakukan secara daring dan meminimkan luring maka sangat banyak sekali dampak bagi anak – anak. Mereka banyak mengenal sesuatu dengan instan. Begitu juga dengan makanan mereka banyak yang tidak mengenal tentang apa saja itu makanan tradisional. Itu dapat terlihat dari berbagai macam bekal makanan yang mereka bawa. Maka ketika masuk tema “ Aku Cinta Indonesia “ pada Topik makanan maka guru mencoba menstimulasi kepada anak – anak sejauh mana anak – anak mengenal makanan tradisional yang ada di daerah mereka.

Best practice ini penting saya susun karena menjadi kenang – kenangan dan dapat menjadi referensi bagi teman yang lain jika ingin melakukan praktik baik. Ketika praktik baik tidak terdokumentasikan dengan baik maka sayang sekali akan hilang begitu saja.

3

(11)

Dalam praktik baik ini saya selaku ketua , yang berperan sebagai kunci utama yang menstimuasi anak – anak untuk mengenal makanan tradisional ini. Saya di bantu oleh kepala sekolah saya menstimulasi anak – anak bagaimana agar mereka mengenal atau bahkan menyukai makanan tradisional ini nantinya. Awalanya guru menyampaikan kepada anak – anak apa saja makanan yang pernah ibu guru makan, lalu bergantian anak – anak menyampaiakan apa saja makanan yang pernah mereka makan. Dari berbagai macam makanan yang mereka makan banyak sekali makanan cepat saji yang sering mereka makan. Pada waktu itu guru berceletuk “ Bu Dina tadi sarapan dengan tiwul “ lalu ada anak yang menyaut “ Bu,, aku juga pernah makan tiwul “. Nah dari situlah guru baru mulai masuk ketahap identifikasi kepada anak – anak sejauh mana mereka mengenal tiwul dan makanan tradisional yang lainnya.

4

(12)

BAGIAN II

TANTANGAN PRATIK BAIK

A. Tantangan Untuk Mencapai Tujuan Praktik Baik

Semua yang akan menjadi baik pastinya tidaklah mudah, termasuk ketika saya akan melakukan praktik baik mengenalkan makanan tradisional ini. Sulitnya menstimulasi anak – anak tentang apa saja makanan tradisonal itu. Terlebih dengan anak – anak yang tak memamhami apa yang dimaksud oleh ibu guru, mereka tidak merespon apa yang guru sampaikan bahkan cenderung malah membuat gaduh. Hanya sebagian kecil saja anak – anak yang mengerti apa itu makanan tradisional. Kendala yang selanjutnya yaitu guru kesulitan dalam mendeskripksikan tentang makanan tradisional itu. Mulai dari nama, rasa, bentuk, tekstur dari bahan apa dibuat,karena hampir mereka tidak mengenalnya. Dengan berbagai macam cara mendiskripsikan salah satu makanan tradisional yang mungkin sering dimakan oleh anak – anak atau orang – orang terdekatnya. Guru juga menstimulasi dengan menanyakan kepada anak – anak mungkin anak – anak pernah melihat ayah, ibu atau saudara yang lain makan makanan tradisional itu.

B. Pihak Yang Terlibat

Disinilah peran kepala sekolah yang mendampingi saya ajak ikut membahas apa yang harus dilakukan dalam menghadapi tantangan ini. Awalanya kepala sekolah yang bergantian mencoba menstimulasi kepada anak – anak untuk mengenalkan makanan tradisional. Ternyata semakin banyak stimulasi semakin banyak dan terarah juga pemikiran anak – anak tentang makanan tradisional itu. Mereka baru memahami apa yang pernah mereka makan itu adalah makanan tradisonal. Sebelum menunjukkan bentuk asli apa saja makanan tradisional itu guru tetap terus menggali informasi dari anak agar mereka memahami. Tetiba ada seorang yang menceletuk jika tetangganya mbah yam adalah seorang penjual makanan tradisional. Akhirnya guru mulai merasa semangat sudah mulai banyak anak yang mengerti apa itu makanan tradisional. Guru terus menggali kepada anak – anak siapa mbah yam ini. Ternyata ada banyak anak yang mengenal sosok mbah yam ini, karena memang hampir 90% anak – anak yang bersekolah di lembaga kami berdomilisi disekitar lingkungan sekolah. Dulunya memang mbah yam ini seorang penjual makanan tradisional dengan menggendong barang dagangannya berkeliling menjual dagangannya.

Tetapi dengan faktor usia sekarang beliau sudah tidak berjualan keliling lagi, tetapi hanya berjualan dirumah dan menerima pesananan saja.

5

(13)

BAGIAN III AKSI PRAKTIK BAIK

A. Langkah – langkah dalam mengahadapi tantangan

Dalam melaksanakan aksi baik ini saya perlu menyusun langkah – langkah apa saja yang perlu saya lakukan harus benar – benar tersusun dengan tepat. Langkah – langkah itu berupa apa saja tindakan yang harus saya ambil. Pertama saya mengkomunikasikan dengan kepala sekolah selaku teman kolaborasi. Lalu selanjutnya saya mengkomunikasikan dengan teman sejawat sebagai teman sharing bersama.

Mengkomunikasikan dengan wali murid langkah selanjutnya yang saya lakukan, karena dengan itu saya bisa mendapat informasi tentang makanan tradisional apa yang pernah anak – anak makan. Menstimulasi kepada anak – anak tentang makanan tradisional, apakah anak – anak mau mencoba makan jika ada makanan tradisional di kelas ini. Mereka menjawab mau, baiklah akan ibu guru bawakan besok ya. Dengan menepati janji untuk membawakan makanan tradisional dengan harapan anak – anak bisa mengenal apa itu makanan tradisonal. Langkah yang selanjutnya yaitu menghubungi mbah yam jika sewaktu – waktu anak membutuhkan informasi dari mbah yam.

B. Strategi Yang Digunakan

Strategi yang saya gunakan adalah strategi yang tidak menyulitkan anak dan guru, guru menyusun strategi untuk kegiatan dalam satu minggu ini dalam tema aku cinta indonesia dengan topik makanan dan sub topik makanan tradisional maka kegiatan yang dilakukan harus tersusun dengan baik. Kegiatan itu yaitu berupa hari senin pengenalan apa itu makanan tradisional, hari selasa apa saja jenis atau nama – nama makanan tradisional itu, hari rabu terbuat dari apa saja makanan tradisional itu, hari kamis cara pembuatan makanan tradisional, hari jumat persapan puncak topik, sabtu kegiatan puncak topik.

Karena sebagian anak – anak sudah banyak yang mengenal mbah yam maka ada seorang anak yang menyampaikan pendapatnya “ Bu guru bagaimana kalau kita tanya beli ke rumah mbah yam trus kita tanya “ , lalu ada anak yang menyampaikan pendapat yang lain

“ mbah yam kita ajak kesekolah saja biar kita bisa belajar sama mbah yam “. Dari berbagai pendapat tadi guru menyampaikan kepada semua anak –anak “ bagaimana ya enaknya kita ke rumah mbah yam atau mbah yang kita ajak kesekolah ? “ Mbah yam kita ajak kesekolah bu “ , Baiklah kalau begitu kita undang mbah yam kesekolah ya.

6

(14)

Kegiatan puncak topik yang dikemas bersama teman – teman dengan menghadirkan mbah yam di sekolah merupakan kegiatan yang di tunggu – tunggu oleh anak – anak. Karena dari senin mereka sudah belajar tentang makanan tradisional, mencicipi makanan tradisional yang dibaa oleh guru, membuat makanan tradisional dan mencoba merasakannya. Akhirnya kegiatan puncak topik bersama mbah yam merupakan kegiatan yang ditunggu tunggu oleh anak – anak. Mereka sangat antusias sekali dengan apa yang di bawa mbah yam dalam tampah juga rinjingnya. Mereka tak sabar menjadi pembeli gethuk, cenil, jongkong, ketan dll yang telah di bawa oleh mbah yam. Mereka menyimak rangkaian demi rangkaian kegiatan yang disampaikan oleh guru dan juga mbah yam. Mereka tidak sabar untuk segera membelinya dan mencoba apa nama makanan itu dan bagaimana rasanya.

C. Pihak – pihak Yang Terlibat

Pihak – pihak yang terlibat dalam aksi baik ini adalah kepala sekolah selaku pemimpin di sekolah, guru – guru selaku teman sejawat, wali murid selaku mitra sekolah, anak – anak selaku objek dan mbah yam selaku mitra lingkungan sekolah untuk membantu suksesnya aksi baik ini. Semua phak yang mendukung kegiatan ini berperan aktif dalam suksesnya aksi baik ini, kami semua saling membantu dan melengkapi ketika bekerja sama dalam menjalankan kegiatan ini.

D. Sumber Daya

Sumber daya atau materi yang digunakan dalam aksi baik ini adalah sumber daya dari intern dan dari ekstern. Yang dari intern yaitu kemampuan guru sebagai teman sejawat, murid dan kepala sekolah dalam pelaksanaan kegiatan aksi baik ini. Yang dari ekstern yaitu wali murid, sarana prasarana dan dan juga warga lingkungan sekolah.

Dengan adanya warga sekitar lingkungan sekolah yang dapat menjadi narasumber untuk anak – anak belajar maka tak perlu jauh – jauh untuk mencari narasumber pendukung bagi anak – anak. Dengan dekatnya mereka dengan lingkungan sekitar dan keluarga jadi tidak asing mereka mengenal atau menggunakan alat – alat atau media pendukung pembelajaran. Seperti penggunaan pisau untuk mengupas, kompor, tampah, rinjing juga bahan pendukung lainnya.

7

(15)

BAGIAN IV REFLEKSI

A. Dampak Dari Aksi

Dampak dari aksi ini adalah anak – anak jadi menyukai makanan tradisional, tak hanya menyukai mereka juga mengerti bahan – bahan apa saja yang digunakan untuk membuat makanan tradisional ini. Mereka juga bisa mendeskripsikan dari makanan tersebut. Anak – anak setiap hari jadi selalu menanyakan kepada guru “ Besok kita mau membuat apalagi bu?”. Mereka menjadi rajin masuk sekolah dan bahkan juga datang tepat waktu karena selalu menunggu kegiatan yang menyenangkan dari guru. Kegiatan yang dilaksanakan sangat efektif sekali karena dari segi biaya tidak perlu biaya yang banyak untuk mendatangkan narasumber. Anak – anak juga tidak perlu kunjungan keluar sekolah untuk belajar tentang makanan tradisional, karena mbah yam bisa hadir ke sekolah. Serta mbah yam sudah terbiasa dengan anak – anak.

B. Faktor Keberhasilan

Banyak sekali faktor sehingga aksi baik ini dapat mencapai keberhasilan yaitu antara lain, baiknya kerjasama antara guru, teman sejawat dan kepala sekolah untuk saling melengkapi segala kekurangan dalam melakukan aksi baik ini. Kolaborasi antara murid, wali murid dan lingkungan sekitar dengan komunikasi yang baik jadi terciptanya kegiatan yang lancar dan menghasilkan hasil yang baik. Semua itu tadi dapat di lihat dari testimoni anak – anak, wali murid dan masyarakat lingkungan sekitar. Anak – anak denagn senang hati menikmati makanan tradisional yang sudah disediakan oleh mbah yam dan mereka bercerita kepada orang tua di rumah jika makanan tradisional yang mereka makan di sekolah enak. Dengan testimoni dari anak – anak orang tua jadi sangat senang sekali, karena anak – anak yang selama ini tidak mau makan makanan tradisional jadi mau makan.

Dapat di petik dari pembelajaran ini dengan adanya kurikulum merdeka saat ini memang benar – benar ingin memerdekakan anak dalam belajar, juga memperluas jangkauan guru agar menggali potensi dan keinginan anak ketika dalam belajar. Dengan tema aku cinta indonesia dan topik makanan sub tema makanan tradisional anak – anak jadi mengenal bahkan menyukai makanan tradisional. Banyak harapan kelak mereka dewasa mereka dapat terus melestarikan makanan yang ada didaerah mereka bahka negara mereka sehingga tidak diakui oleh negara lain.

8

(16)

LAMPIRAN

1. Pengenalan macam – macam makanan tradisional

.

Cenil dan ongol – ongol Gethuk dan gethuk lindri

Grontol Gatot

(17)

Praktek membuat tiwul

Muyoni Mengukus

Mengangkat

Memberi kelapa parut dan garam Makan tiwul

(18)

Puncak Topik Bersama Mbah Yam

Informasi dari mbah yam dan bu guru

Anak – anak mempraktekkan sesuai instruksi mbah yam cara membuat gethuk

Membeli berbagai macam Menikmati berbagai macam makanan tradisional makanan tradisional

(19)

Referensi

Dokumen terkait

Contohnya Nasi Kerabu-Malaysia, Tumpeng Kapuranto- Jawa, Nasi Biru- Ambon Bunga Telang adalah salah satu sumber antosianin (pigmen yang larut di air yang secara

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat untuk guru SMP kabupaten Lamongan yang mengkuti kegiatan sosialisasi dan pelatihan e-modul dalam mempromosikan profil pelajar pancasila

Ada berbagai strategi yang dapat menjadi acuan guru dalam menerapkan Profil Pelajar Pancasila, seperti program pembiasaan yang sangat efektif dalam pembentukan karakter peserta didik

Waktu Pelaksanaan Kegiatan Workshop Implementasi Kurikulum Mardeka Penyusunan Perangkat Pembelajaran & Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila P5 untuk guru guru SMKS dan SMAS YPK

Guru membimbing siswa dalam pembuatan laporan kegiatan Projek Penguatan P3 Tema Suara Demokrasi melalui Pemilihan Ketua OSIS 7 JP Penutup - Guru Merefleksi Proses pembuatan laporan

Contoh pemetaan tema “Aku Cinta Indonesia” dengan pengembangan topik yang mungkin membuat anak tertarik untuk menyelidiki: Aku Cinta Indonesia Kemungkinansolusi Permasalahan yang

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar dalam situasi tidak formal, struktur belajar yang fleksibel, kegiatan belajar yang lebih

Kegiatan pengabdian lokakarya kurikulum 2 ini sangat perlu dilakukan agar para kepala sekolah dan juga guru mendapatkan dan menguatkan pemahaman mereka mengenai pelaksanaan projek