• Tidak ada hasil yang ditemukan

Repositori Institusi | Universitas Kristen Satya Wacana: Pengaruh Orientasi Kewirausahaan dan Modal Usaha terhadap Kinerja Usaha (Studi Kasus pada UMKM dI Kecamatan Gubug, Grobogan, Jawa Tengah)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Repositori Institusi | Universitas Kristen Satya Wacana: Pengaruh Orientasi Kewirausahaan dan Modal Usaha terhadap Kinerja Usaha (Studi Kasus pada UMKM dI Kecamatan Gubug, Grobogan, Jawa Tengah)"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Responden

Responden penelitian ini adalah pelaku pemilik UMKM yang ada di Kecamatan Gubug pada industri pengolahan yang berjumlah 274 orang. Responden penelitian ini terdiri UMKM di sektor industri pengolahan yang didominasi oleh UMKM di bidang pengolahan kuliner dibandingkan kerajinan tangan, keramik maupun tas. Industri kuliner sendiri berjumlah 267 responden, sedangkan di bidang lain berjumlah 7 responden memiliki jumlah modal usaha yang lebih besar dari pada UMKM dibidang kuliner yang dapat dilihat dari modal aset yang dimiliki responden dari tabel karakteristik responden.

Tabel 3 menjelaskan sebaran responden yang didasarkan pada jenis kelamin, umur, jumlah karyawan, lama usaha, asset usaha yang dimiliki, pendapatan omzet penjualan setiap bulan, kuantitas output penjualan tiap bulan, laba bersih yang didapat tiap bulan, pertambahan asset tiap bulan dan juga pertambahan laba tiap bulan.

Tabel 3. Karakteristik Responden

Karakteristik Responden Frekuensi Persentase (%)

Jenis Kelamin Pria 96 35%

Wanita 178 65%

Total 274 100%

Umur < 20 tahun 4 1.5%

20-30 tahun 62 22.6%

31-40 tahun 71 25.9%

> 40 tahun 137 50%

Total 274 100%

Jumlah Karyawan 1-3 orang 250 91.2%

4-6 orang 23 8.4%

7-8 orang 1 0.4%

Total 274 100%

Lama Usaha 2 tahun 46 16.8%

3-5 tahun 90 32.8%

> 5 tahun 138 50.4%

Total 274 100%

(2)

Aset Usaha < Rp2,000,000 50 18.2%

Rp2,000,000-Rp5,000,000 148 54%

> Rp 5,000,000 76 27.7%

Total 274 100%

Omzet Penjualan < Rp4,000,000 71 25.9%

Rp4,000,000,000-Rp7,000,000 149 54.4%

> Rp7,000,000 54 19.7%

Total 274 100%

Kuantitas Output Penjualan

< 1000 unit 145 52.9%

1000-4000 unit 106 38.7%

> 4000 unit 23 8.4%

Total 274 100%

Laba Bersih < Rp2,150,000 72 26.3%

Rp2,150,000-Rp3,000,000 141 51.5%

> Rp3,000,000 61 22.3%

Total 213 100%

Pertambahan Aset < Rp300,000 172 62.8%

Rp300,000-Rp500,000 77 28.1%

> Rp 500,000 25 9.1%

Total 249 90.9%

Pertambahan Laba < Rp350,000 81 29.6%

Rp350,000-Rp550,000 75 27.4%

> Rp550,000 118 43.1%

Total 274 100%

Sumber: Data Primer dioalah 2023

Berdasarkan jenis kelamin, Sebagian besar responden dalam penelitian ini berjenis kelamin wanita, yakni sebesar 65% atau berjumlah 178 orang dari keseluruhan total responden. Sebaran responden berdasarkan umur, Sebagian besar responden berumur lebih dari 40 tahun, yaitu sebesar 50% atau berjumlah 137 orang. Sedangkan untuk responden dengan usia termuda sebesar 1.5% atau setara dengan 4 orang.

Berdasarkan lama usaha berjalan, sebesar 50.40% atau sebanyak 138 orang dari keseluruhan total responden sudah menjalankan usaha UMKM lebih dari 5 tahun. Sedangkan pada posisi kedua ditempati oleh responden yang sudah

(3)

menjalankan usaha UMKM selama 3 sampai 5 tahun, yaitu sebesar 32,80% atau sebanyak 90 orang. Sebaran responden berdasarkan jumlah karyawan UMKM, sebagian besar responden memiliki 1-3 karyawan, yang berarti pemilik usaha UMKM mempekerjakan karyawan yakni sebesar 91,2% atau sebanyak 250 orang.

Sedangkan pada posisi kedua, ditempati oleh responden yang memiliki jumlah karyawan 4-6 orang yaitu sebesar 8,4% atau sebanyak 23 orang.

Berdasarkan pendapatan omzet penjualan tiap bulan , sebagian besar responden berpendapatan omzet sekitar Rp4,000,000 sampai Rp7,000,000, yakni sebesar 54,40% atau sebanyak 149 orang. Sedangkan pada posisi kedua, responden berpendapatan kurang dari Rp4,000,00 sebesar 25,90% atau setara dengan 71 orang. Sebaran responden berdasarkan kuantitas output penjualan tiap bulan, Sebagian besar responden hanya mampu menjual kuantitas output penjualan kurang dari 1000 unit tiap bulan sebesar 52.90% atau setara dengan 145 orang.

Sedangkan pada posisi kedua, responden mampu menjual kuantitas output penjualan 1000-4000 unit sebesar 38.70% atau sebesar 106 orang.

Berdasarkan laba bersih yang diperoleh tiap bulan, sebagian besar responden memperoleh laba bersih sekitar Rp2,150,000 sampai Rp3,000,000, yakni sebesar 51,50% atau sebanyak 141 orang, sedangkan di posisi kedua, responden yang memiliki laba bersih tiap bulan kurang dari Rp2,150,000 sebesar 26,30% atau setara dengan 72 orang. Sebaran responden berdasarkan pertambahan aset tiap bulan, sebagian besar responden hanya mampu menambah aset kurang dari Rp300,000, yakni 62,80% atau sebanyak 172 orang. Sedangkan di posisi kedua, responden yang mampu menambah aset tiap bulan sekitar Rp300,000 sampai Rp500,000, yakni 28,10% atau setara dengan 77 orang.

Berdasarkan pertambahan laba yang diperoleh tiap bulan, Sebagian besar responden mampu mendapatkan pertambahan laba lebih dari Rp550,000, yakni 43,10% atau sebanyak 118 orang. Sedangkan di posisi kedua responden hanya mampu menambah pertambahan laba kurang dari Rp350,000, yakni 29,60% atau setara dengan 81 orang.

Deskripsi Variabel Penelitian

Penelitian menggunakan model penelitian eksplanatori dari data yang diperoleh menggunakan kuesioner penelitian berdasarkan pernyataan yang

(4)

diajukan berpedoman pada variabel yang telah ditentukan yaitu orientasi kewirausahaan(X1), modal usaha(X2) dan kinerja usaha(Y). Tanggapan dari responden akan dijelaskan dengan menggunakan rata-rata dengan rumus perhitungan sebagai berikut:

𝑅𝑆 =𝑚 − 1 𝑚 𝑅𝑆 =5 − 1

𝑚5 𝑅𝑆 = 0,8

RS = Rentang skala

m = Jumlah skala (jumlah pilihan jawaban)

berdasarkan rumus diatas, didapatkan kategori penelitian sebagai berikut:

Tabel 4. Tabel Kategori Nilai

Rentang Skala Kriteria Penilaian

1.00 - 1.80 Sangat Rendah

1.81 - 2.60 Rendah

2.61 - 3.40 Cukup

3.41 - 4.20 Tinggi

4.21 - 5.00 Sangat Tinggi

Sumber : Data Primer dioalah, 2022

Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian ini menggunakan alat ukur berupa mean guna mengetahui kategori dari masing-masing variable. Berikut tabel penjelasan dari setiap variabel tersebut.

Variabel Orientasi Kewirausahaan

Variabel orientasi kewirausahaan diukur dengan menggunakan indikator-indikator yang diadopsi dari penelitian (Sulaeman,2018). Indikator-indikator dapat disajikan dengan tabel 5 sebagai berikut:

(5)

Tabel 5. Analisis Deskriptif Orientasi Kewirausahaan

No Indikator Mean Kategori

Inovasi

1 Berorientasi kemasa depan 4.5182 Sangat Tinggi

2 Tanggapan terhadap kritik, saran, dan gagasan baru

4.1898 Tinggi

3 Motif berprestasi tinggi 4.4088 Sangat Tinggi

4 Berpikir positif 4.1679 Tinggi

5 Memiliki kebebasan dan fleksibel 3.8832 Tinggi 6 Menggunakan waktu dengan efektif 4.1350 Tinggi

Rata-Rata Inovasi 4.2172 Sangat Tinggi

Proaktif

1 Mengambil prakarsa(inisiatif), kreatif, dan inovatif

4.0584 Tinggi

2 Percaya diri 4.1569 Tinggi

3 Kepemimpinan 3.9051 Tinggi

4 Ulet, tekun dan kerja keras serta dapat memanage kegagalan

4.3333 Sangat Tinggi

5 Mudah menjalin hubungan 4.5474 Sangat Tinggi

Rata-Rata Proaktif 4.2002 Tinggi

Berani Mengambil Resiko

1 Menetapkan tujuan secara jelas dan terukur

4.3759 Sangat Tinggi

2 Pengambilan resiko 4.4015 Sangat Tinggi

3 Uang hanya sebagai ukuran keberhasilan 4.5766 Sangat Tinggi Rata-Rata Berani Mengambil Resiko 4.4513 Sangat Tinggi Rata-Rata Orientasi Kewirausahaan 4.2896 Sangat Tinggi

Sumber: Data Primer diolah, 2023

Berdasarkan data tersebut, variabel orientasi kewirausahaan memiliki keseluruhan nilai mean sebesar 4.2896, dimana hasil tersebut berada di kisaran 4.21 sampai 5.00 yang termasuk dalam kategori sangat tinggi yang artinya orientasi kewirausahaan yang dimiliki pelaku usaha UMKM sudah baik dilihat dari mean per indikator. Indikator uang hanya sebagai ukuran keberhasilan mendapatkan nilai mean tertinggi yaitu 4.5766 sedangkan mean terendah diperoleh oleh indikator memiliki kebebasan dan fleksibel yakni sebesar 3.8832. Sehingga dapat disimpulkan bahwa responden berorientasi kewirausahaan karena dapat

(6)

memberikan inovasi baru, lebih aktif dan lebih berani mengambil resiko peluang usaha baru pada saat berwirausaha menjalankan usaha UMKM.

Variabel Modal Usaha

Variabel modal usaha diukur dengan menggunakan 11 butir pernyataan yang diadopsi dari indikator-indikator penelitian Safitri & Setiaji, (2018), dengan merubah indikator-indikator variabel penelitian menjadi pernyataan yang lebih sesuai dan mudah dipahami responden. Berikut indikator-indikator yang digunakan dalam penelitian:

Tabel 6. Analisis Deskriptif Modal Usaha

No Indikator Mean Kategori

Modal Investasi

1 Pembelian aset tetap 4.6022 Sangat Tinggi

2 Permodalan (sendiri dan pinjaman)

4.4818 Sangat Tinggi

3 Pemanfaatan modal 4.1679 Tinggi

4 Kemudahan akses pinjaman modal

4.2226 Sangat Tinggi

5 Keadaan setelah menambahkan modal

4.4599 Sangat Tinggi

Rata-Rata Modal Investasi 4.3869 Sangat Tinggi Modal Kerja

1 Kas 4.3796 Sangat Tinggi

2 Piutang 4.1496 Tinggi

3 Persediaan bahan baku 4.4051 Sangat Tinggi

4 Perlengkapan 4.0766 Tinggi

Rata-Rata Modal Kerja 4.2527 Sangat Tinggi Modal Operasional

1 Gaji Pegawai 3.6971 Tinggi

2 Biaya Utilitas 4.1825 Tinggi

Rata-Rata Modal Operasional 3.9398 Tinggi

Rata-Rata Modal Usaha 4.1931 Tinggi

Sumber: Data Primer diolah, 2023

Berdasarkan data tersebut, maka variabel modal usaha memiliki hasil mean keseluruhan sebesar 4.1931, dimana hasil tersebut berada di kisaran 3.41 sampai

(7)

4.20 yang termasuk ke dalam kategori tinggi, yang artinya modal usaha maupun pengelolaan modal pelaku usaha UMKM sudah baik dilihat dari mean per indikator.

Indikator yang memiliki mean tertinggi adalah pembelian aset tetap dengan nilai mean sebesar 4.6022, sedangkan indikator yang memiliki nilai mean terendah adalah gaji pegawai sebesar 3.6971. Sehingga dapat disimpulkan bahwa modal usaha yang dimiliki serta pengelolaan modal tersebut sudah baik, namun masih tetap membutuhkan peningkatan terutama pada indikator terendah agar pelaku UMKM lebih baik kedepannya.

Variabel Kinerja Usaha

Variabel terakhir yaitu kinerja usaha diukur dengan 9 butir pernyataan yang diadopsi dari indikator-indikator penelitian (Hidarwati et al., 2021). Indikator- indikator pada variabel penelitian ini diubah menjadi pernyataan yang lebih sesuai dan mudah dipahami responden. Indikator-indikator dalam tabel 7 berikut:

Tabel 7. Analisis Deskriptif Kinerja Usaha

No Indikator Mean Kategori

Pertumbuhan

1 Pertumbuhan penjualan 4.4842 Sangat tinggi

2 Pertumbuhan aset 4.1241 Tinggi

3 Pertumbuhan jumlah karyawan 3.6545 Tinggi

Rata-Rata Pertumbuhan 4.0876 Tinggi

Rata-Rata Kinerja Usaha 4.0876 Tinggi

Sumber: Data Primer diolah, 2022

Berdasarkan data tersebut, variabel kinerja usaha memiliki hasil mean sebesar 4.0876, dimana hasil tersebut berada di kisaran 3.41 sampai 4.20 yang termasuk ke dalam kategori tinggi, yang artinya kinerja usaha pelaku usaha UMKM sudah baik dilihat dari mean per indikator. Indikator yang memiliki nilai mean tertinggi adalah indikator pertumbuhan penjualan sebesar 4.4842, sedangkan indikator yang memiliki penilaian terendah adalah pertumbuhan jumlah karyawan sebesar 3.6545. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja usaha yang dimiliki oleh pelaku usaha UMKM di Kecamatan Gubug sudah baik, namun dilihat dari nilai mean indikator terendah, pelaku UMKM belum cukup mampu untuk menambah jumlah karyawan dalam berwirausaha menjalankan usahanya guna meningkatkan

(8)

produktivitas kerja sehingga dapat meningkatkan pendapatan/omzet penjualan.

Maka dari itu indikator tersebut perlu ditingkatkan.

Uji Validitas

Hasil pengujian validitas pada kuesioner berdasarkan jawaban 274 responden ditunjukkan pada Tabel 8 berikut ini.

Tabel 8. Uji Validitas

Variabel Item r hitung r tabel Kesimpulan

Orientasi Kewirausahaan (X1)

X1_1 .569** 0.1185 Valid

X1_2 .512** Valid

X1_3 .578** Valid

X1_4 .626** Valid

X1_5 .673** Valid

X1_6 .559** Valid

X1_7 .645** Valid

X1_8 .669** Valid

X1_9 .593** Valid

X1_10 .529** Valid

X1_11 .138* Valid

X1_12 .203** Valid

X1_13 .259** Valid

X1_14 .245** Valid

Modal Usaha (X2)

X2_1 .205** 0.1185 Valid

X2_2 .328** Valid

X2_3 .593** Valid

X2_4 .494** Valid

X2_5 .443** Valid

X2_6 .567** Valid

X2_7 .496** Valid

X2_8 .622** Valid

X2_9 .660** Valid

X2_10 .501** Valid

X2_11 .391** Valid

Y_1 .583** 0.1185 Valid

(9)

Kinerja Usaha (Y)

Y_2 .525** Valid

Y_3 .687** Valid

Y_4 .698** Valid

Y_5 .624** Valid

Y_6 .652** Valid

Y_7 .670** Valid

Y_8 .666** Valid

Y_9 .653** Valid

Sumber: Data Primer diolah, 2023

Hasil uji validitas untuk variabel orientasi kewirausahaan (X1) pada Tabel 8 menunjukkan bahwa r hitung berkisar antara 0.138 sampai dengan 0.673, sedangkan r tabel memiliki nilai sebesar 0.1185. Maka dapat disimpulkan r hitung

> r tabel, sehingga semua item pernyataan dalam variabel tersebut dinyatakan valid.

Variabel modal usaha (X2) berdasarkan hasil uji validitas menunjukkan r hitung berkisar antara 0.205 sampai dengan 0.660, sedangkan r tabel memiliki nilai 0.1185.

sehingga semua item pernyataan dalam variabel dinyatakan valid, dikarenakan r hitung > r tabel. Sedangkan untuk variabel kinerja usaha (Y) berdasarkan uji validitas, r hitung berkisar antara 0.525 sampai dengan 0.698, sedangkan r tabel memiliki nilai sebesar 0.1185. sehingga semua item pernyataan dalam variabel dinyatakan valid, dikarenakan r hitung > r tabel, yang artinya valid dan dapat digunakan untuk penelitian.

Uji Reliabilitas

Pengujian reliabilitas terhadap variabeL orientasi kewirausahaan (X1), modal usaha (X2), dan kinerja usaha (Y) ditunjukkan pada Tabel 9 berikut ini.

Tabel 9. Uji Reliabilitas

Variabel Jumlah Item Cronbach Alpha Standart

Cronbach Alpha

Kesimpulan

Orientasi Kewirausahaan (X1)

14 0.773 0.60 Reliable

Modal Usaha (X2) 11 0.676 0.60 Reliable

Kinerja Usaha (Y) 9 0.806 0.60 Reliable

Sumber: Data Primer diolah, 2023

(10)

Berdasarkan pada Tabel 9 dapat diketahui bahwa hasil Cronbach alpha untuk variabel orientasi kewirausahaan (X1) Sebesar 0.773, modal usaha (X2) sebesar 0.676 dan kinerja usaha (Y) sebesar 0.806, yang berarti hasil dari ketiga variabel tersebut > 0.60, sehingga ketiga variabel tersebut dapat dinyatakan reliabel , yang artinya memiliki reliabilitas yang baik.

Uji Asumsi Klasik Uji Normalitas

Penelitian ini menggunakan uji normalitas dengan metode yang digunakan, yakni Kolmogorov-Smirnov. Hasil tersebut ditunjukkan pada Tabel 10 berikut ini.

Tabel 10. Uji Normalitas

Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual

Monte Carlo Sig. (2-tailed) 0.052

Sumber: Data Primer diolah, 2023

Berdasarkan data tersebut, Monte Carlo Sig. (2-tailed) memiliki nilai lebih besar dari nilai signifikansinya, yakni 0.05. sehingga residual data dapat dinyatakan berdistribusi normal (Firdaus, 2022).

Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas pada penelitian ini dilakukan dengan melihat VIF (Variance Inflation Factor). Apabila nilai tolerance > 0.1 dan nilai VIF ≤ 10, maka berarti tidak terjadi multikolinearitas pada data tersebut. Hasil uji multikolinearitas ditunjukkan pada Tabel 11 berikut ini.

Tabel 11. Uji Multikolinearitas

Variabel Tolerance VIF

(11)

Orientasi Kewirausahaan (X1) 0.578 1.729

Modal Usaha (X2) 0.578 1.729

Sumber: Data Primer diolah, 2023

Berdasarkan data tersebut, hasil menunjukkan bahwa nilai tolerance masing-masing variabel lebih dari 0.1 dan nilai VIF pada masing-masing variabel kurang dari 10. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinearitas di setiap variabel independen tersebut, yang artinya tidak ditemukan masalah multikolinearitas pada semua variabel independen pada penelitian ini.

Uji Heteroskedastisitas

Berdasarkan heteroskedastisitas dalam penelitian ini menggunakan uji glejser. Hasil tersebut ditunjukkan pada Tabel 12 berikut ini.

Tabel 12. Uji Heteroskedastisitas

Variabel Sig.

Orientasi Kewirausahaan (X1) 0.675

Modal Usaha (X2) 0.915

Sumber: Data Primer diolah, 2023

Berdasarkan data tersebut, hasil menunjukkan bahwa masing-masing variabel pada penelitian ini memiliki nilai sig. lebih besar dari 0.05. maka dapat disimpulkan bahwa masing-masing variabel tidak terjadi heteroskedastisitas pada variabel yang digunakan dalam penelitian ini.

Analisis Regresi Linier Berganda

Uji hipotesis adalah pengujian terakhir yang dilakukan oleh peneliti untuk mendapatkan sebuah kesimpulan dari data yang telah dikumpulkan dan dianalisis.

Pada uji hipotesis penelitian ini, terdapat 2 variabel bebas dan 1 variabel terikat maka uji regresi linier berganda akan menjadi uji yang digunakan dalam penelitian.

Analisis regresi berganda dilakukan untuk mengetahui arah dan seberapa besar pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen (Wisudaningsi et al., 2019). Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh antara variabel bebas dan terikat, maka penelitian ini menggunakan uji t, uji f, koefisien determinasi parsial

(12)

dan koefisien simultan untuk mendapatkan jawaban dari rumusan masalah penelitian.

Tabel 13. Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardize d

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -

3.692

2 .335

- 1.581

. 115 Orientasi

Kewirausahaan

.287 .

045

.35 2

6 .406

. 000

Modal Usaha .499 .

061

.44 6

8 .129

. 000 a. Dependent Variable: Kinerja Usaha

Sumber : Data Primer diolah, 2023

Rumus dari regresi linier berganda adalah sebagai berikut:

𝑌 = 𝛼 + 𝛽1𝑥1 + 𝛽2𝑥2 + 𝑒 Keterangan :

Y : Kinerja Usaha

∝ : Konstanta

𝛽 : Koefisien Regresi Variabel Bebas X1 : Orientasi Kewirausahaan

X2 : Modal Usaha 𝑒 : Eror

Dari rumusan tersebut, dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi pada penelitian ini yaitu :

𝑌 = −3.692 + 0.287𝑥1 + 0.499𝑥2 + 𝑒

Dari persamaan regresi diatas, didapatkan bahwa nilai konstanta bernilai negatif -3.692 artinya jika skor variabel orientasi kewirausahaan dan modal usaha dianggap tidak ada atau sama dengan nol, maka skor kinerja usaha akan semakin berkurang. Konstanta negatif tidaklah menjadi persoalan dan bisa diabaikan selama model regresi yang diuji sudah memenuhi uji asumsi klasik(normalitas,

(13)

multikolinearitas dan heteroskedastisitas), selama nilai slope tidak nol maka tidak perlu memperdulikan konstanta negatif ini. Konstanta negatif umumnya terjadi jika rentang yang cukup jauh antara X(variabel independen) dan Y(variabel terikat).

Karena dasarnya regresi digunakan untuk memprediksi Y berdasarkan nilai perubahan X, maka seharusnya yang menjadi perhatian adalah X nya, bukan konstanta.

Nilai koefisien regresi untuk variabel orientasi kewirausahaan(X1) memiliki nilai positif sebesar +0.287, hal ini menunjukkan jika orientasi kewirausahaan mengalami kenaikan 1% maka kinerja usaha akan naik sebesar 0.287 dengan asumsi variabel independen lainnya dianggap konstan atau sama dengan nol. Tanda positif artinya menunjukkan pengaruh yang searah antara variabel independen dan variabel dependen. Nilai koefisien regresi untuk variabel modal usaha(X2) memiliki nilai positif sebesar +0.499, hal ini menunjukkan jika modal usaha mengalami kenaikan 1% maka kinerja usaha akan naik sebesar 0.499 dengan asumsi variabel independen lainnya dianggap konstan atau sama dengan nol. Tanda positif artinya pengaruh searah antara variabel independen dan variabel dependen

Uji Hipotesis Uji T

Uji t adalah yaitu uji hipotesis pada uji analisis regresi berganda bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Adapun hipotesis penelitian ini yakni :

H1 : Orientasi kewirausahaan berpengaruh terhadap kinerja usaha pada UMKM Kecamatan Gubug

H2 : Modal usaha berpengaruh terhadap kinerja usaha UMKM Kecamatan Gubug

Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat, penelitian ini merujuk pada nilai data berupa nilai signifikansi (Sig.) dan t hitung. Pedoman pengambilan keputusan dalam penelitian ini yaitu: 1. Berdasarkan perbandingan nilai signifikansi (Sig.): Jika nilai signifikansi (Sig.) < nilai probabilitas 0.05 maka terdapat pengaruh antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) atau hipotesis diterima. Jika nilai

(14)

signifikansi (Sig.) > nilai probabilitas 0.05 maka tidak terdapat pengaruh antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) atau hipotesis ditolak; 2.

Berdasarkan perbandingan nilai t hitung terhadap t tabel: Jika nilai t hitung > nilai t tabel, maka terdapat pengaruh antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) atau hipotesis diterima. Jika nilai t hitung < nilai t tabel, maka tidak terdapat pengaruh antara variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) atau hipotesis ditolak.

Hasil dari uji t dengan program SPSS 25 adalah sebagai berikut :

Tabel 14. Pengaruh Orientasi Kewirausahaan dan Modal Usaha secara Parsial terhadap Kinerja Usaha

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -3.692 2.335 -1.581 .115

Orientasi Kewirausahaan

.287 .045 .352 6.406 .000

Modal Usaha .499 .061 .446 8.129 .000

a. Dependent Variable: Kinerja Usaha

Sumber : Data Primer diolah, 2023

Dapat dilihat dari Tabel 13, bahwa variabel orientasi kewirausahaan memiliki nilai t hitung sebesar 6.406 dan nilai signifikansi sebesar 0.000 Untuk perbandingan nilai t, penelitian perlu mengetahui nilai dari t tabel dengan rumus (Wisudaningsi et al., 2019):

𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = (𝑎/2; 𝑛 − 𝑘 − 1) Keterangan:

α = tingkat kepercayaan n = jumlah responden k = jumlah variabel bebas

𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = ( 0.05/2 ; 274 − 2 − 1) 𝑡 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = ( 0.025 ; 271)

Pencarian menggunakan t tabel maka akan diperoleh hasil sebesar 1.969.

jika dibandingkan dengan variabel orientasi kewirausahaan (X1) yaitu sebesar 6.406 > 1.969 dan tingkat signifikansi variabel orientasi kewirausahaan (X1)

(15)

dengan nilai 0.00 < 0.05 maka dapat disimpulkan bahwa orientasi kewirausahaan (X1) secara parsial memiliki pengaruh terhadap kinerja usaha (Y) atau dengan kata lain hipotesis H1 diterima.

Nilai signifikansi dari variabel modal usaha yang terdapat pada Tabel 13, sebesar 0.00 < 0.05 dan nilai t hitung sebesar 8.129 > 1.969. Hal ini juga menunjukkan bahwa modal usaha (X2) secara parsial berpengaruh terhadap kinerja usaha (Y) sehingga hipotesis H2 diterima.

Uji F

Dasar pengambilan keputusan yang digunakan terbagi menjadi dua diantaranya dengan membandingkan nilai dari signifikansi (Sig.) pada tabel ANOVA serta membandingkan nilai f hitung dengan nilai f tabel sehingga kriteria pengambilan keputusan menjadi pedoman penelitian sebagai berikut: 1.

Perbandingan nilai signifikansi (Sig.) dari tabel ANOVA: jika nilai Sig. < 0.05, maka terdapat pengaruh variabel antara X1 dan X2 secara simultan terhadap Y sehingga hipotesis diterima. Jika nilai Sig. > 0.05, maka tidak terdapat pengaruh antara nilai variabel X1 dan X2 secara simultan terhadap Y sehingga hipotesis ditolak; 2. Perbandingan nilai f hitung terhadap nilai f tabel: jika nilai f hitung > f tabel, maka terdapat pengaruh variabel antara X1 dan X2 secara simultan terhadap Y sehingga hipotesis diterima. Jika nilai f hitung < f tabel, maka tidak terdapat pengaruh antara variabel X1 dan X2 secara simultan terhadap Y sehingga hipotesis ditolak.

Adapun hipotesis penelitian untuk uji f yaitu :

H3 : Orientasi kewirausahaan dan modal usaha berpengaruh secara simultan terhadap kinerja usaha UMKM Kecamatan Gubug

Hasil dari uji f dengan program SPSS 25 adalah sebagai berikut :

Tabel 15. Pengaruh Orientasi Kewirausahaan dan Modal Usaha secara Simultan terhadap Kinerja Usaha

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 2253.061 2 1126.531 151.084 .000b

Residual 2020.661 271 7.456

Total 4273.723 273

(16)

a. Dependent Variable: Kinerja Usaha

b. Predictors: (Constant), Modal Usaha, Orientasi Kewirausahaan

Sumber : Data Primer diolah, 2023

Pada Tabel 14, nilai f hitung pada variabel X1 dan X2 secara simultan sebesar 151.084 dan nilai Sig. sebesar 0.000. Sedangkan untuk mencari nilai f tabel dibutuhkan rumus sebagai berikut (Wisudaningsi et al., 2019) :

𝑓 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = ( 𝑘 ; 𝑛 − 𝑘) 𝑓 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = ( 2; 274 − 2)

𝑓 𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 = ( 2; 272) Keterangan:

k = jumlah variabel bebas n = jumlah responden

Dari rumus yang diketahui bahwa nilai f tabel sebesar 3.029, jika dibandingkan dengan nilai f hitung, maka nilai f hitung lebih besar dari f tabel yaitu 151.084 > 3.029. Sedangkan nilai Sig. variabel sebesar 0.000 < 0.05 yang menjadikan keputusan atau hipotesis H3 diterima yaitu terdapat pengaruh antara orientasi kewirausahaan (X1) dan modal usaha (X2) secara simultan terhadap kinerja usaha.

Uji Koefisien Determinasi Simultan (R2)

Hasil dari uji f telah diketahui bahwa kedua variabel bebas secara bersama- sama memiliki pengaruh terhadap variabel terikat. Pada uji koefisien determinasi menemukan bahwa besar (%) pengaruh yang dihasilkan oleh variabel orientasi kewirausahaan dan modal usaha secara simultan berpengaruh terhadap kinerja usaha. Pada uji ini, ditemukan nilai dari R2 yang terdapat pada table 15 berikut:

Tabel 16. Koefisien Determinasi Simultan (R2)

Model Summary

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 .726

a

.527 .524 2.731

a. Predictors: (Constant), Modal Usaha, Orientasi Kewirausahaan

(17)

Sumber : Data Primer diolah, 2023

Nilai R2 pada table 15 menunjukkan angka 0.524, besarnya nilai R2 adalah pengaruh simultan antara variabel orientasi kewirausahaan dan modal usaha terhadap kinerja usaha. Jadi pengaruh orientasi kewirausahaan (X1) dan modal usaha (X2) secara simultan berpengaruh sebesar 52.4% terhadap kinerja usaha.

Sedangkan 47.6% merupakan pengaruh lain yang mempengaruhi kinerja usaha berupa variabel lain di luar penelitian ini yang tidak diteliti.

Analisis Sumbangan Prediktor

Pada dasarnya, analisis sumbangan prediktor terbagi menjadi 2 macam yaitu sumbangan efektif (SE) dan sumbangan relatif (SR). Sumbangan efektif adalah ukuran sumbangan suatu variabel prediktor (X) terhadap variabel dependen di dalam regresi.

Pada perhitungan sumbangan efektif dan sumbangan relatif dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut (Atun, 2016):

𝑆𝐸 (𝑋𝑛)% = 𝐵𝑒𝑡𝑎 𝑋𝑛 × 𝑟𝑥𝑦 × 100%

𝑆𝑅(𝑋𝑛)% = 𝑆𝐸(𝑋𝑛)%/𝑟2

Nilai-nilai yang dibutuhkan untuk mendapatkan hasil dari sumbangan efektif dan sumbangan relatif adalah: nilai beta dilihat pada tabel koefisien dari hasil uji analisis regresi, yang telah dilakukan sebesar 0.352 (X1) dan 0.446 (X2), nilai koefisien korelasi dapat dilihat pada tabel korelasi dengan nilai 0.642 untuk X1 dan 0.675 untuk X2, dan nilai koefisien determinasi dapat dilihat pada tabel Model Summary dan mendapatkan nilai 0.527 atau 52.7%. Untuk mempermudah perhitungan, maka dapat menggunakan tabel beserta perhitungannya sebagai berikut :

Tabel 17. Analisis Sumbangan Prediktor

Variabel Standart Coefficient (Beta)

Koefisien korelasi (rxy)

R square(%)

Orientasi kewirausahaan 0.352 0.642 0.527

Modal Usaha 0.446 0.675

Sumber : Data Primer diolah, 2023

Sumbangan efektif variabel independen (X) terhadap kinerja usaha(Y) 𝑆𝐸 (𝑋1)% = 𝐵𝑒𝑡𝑎 𝑋1 × 𝑟𝑥𝑦 × 100%

(18)

= 0.352 x 0.642 x 100%

= 22.598 %

𝑆𝐸 (𝑋2)% = 𝐵𝑒𝑡𝑎 𝑋2 × 𝑟𝑥𝑦 × 100%

= 0.446 x 0.675 x 100%

= 30.105%

SEtotal = SE(X1)%+ SE(X2)%

= 22.598 %+ 30.105%

= 52.703%

Sumbangan relatif variabel independen (X) terhadap kinerja usaha (Y) 𝑆𝑅(𝑋1)% = 𝑆𝐸(𝑋1)%/𝑟2

= 22.598% / 52.703%

= 42.9%

𝑆𝑅(𝑋2)% = 𝑆𝐸(𝑋2)%/𝑟2

= 30.105% / 52.703%

= 57.1%

SRtotal = SR(X1)%+ SR(X2)%

= 42.9 %+ 57.1%

= 100%

Berdasarkan perhitungan tersebut dapat diketahui bahwa sumbangan efektif dari variabel orientasi kewirausahaan (X1) terhadap kinerja usaha (Y) sebesar 22.598%, sementara variabel modal usaha (X2) mempunyai pengaruh terhadap kinerja usaha (Y) sebesar 30.105%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sumbangan efektif dari modal usaha secara parsial lebih besar 7.5% dibandingkan dengan orientasi kewirausahaan dengan jumlah SEtotal sebesar 52.703%.

Sedangkan sumbangan relatif untuk variabel orientasi kewirausahaan (X1) terhadap kinerja usaha (Y) sebesar 42.9%, sementara nilai sumbangan relatif untuk variabel modal usaha (X2) terhadap kinerja usaha (Y) sebesar 57.1%. Maka dapat disimpulkan bahwa sumbangan relatif yang diberikan variabel modal usaha terhadap kinerja usaha (Y) secara parsial lebih besar 14.2% dibandingkan dengan orientasi kewirausahaan dengan jumlah SRtotal sebesar 100% atau 1.

(19)

PEMBAHASAN

Pengaruh Orientasi Kewirausahaan terhadap Kinerja Usaha

Berdasarkan hasil pengujian dengan uji t yang telah dilakukan sebelumnya ditemukan bahwa orientasi kewirausahaan berpengaruh terhadap kinerja usaha.

Hasil tersebut dibuktikan dengan nilai sig 0.00 < 0.05 dan nilai t hitung 6.406 >

1.969. Hasil ini senada dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Lestari &

Susanto, (2021); Sulaeman (2018); Hamel & Wijaya (2020); Ie & Pratama, (2019) yang mengungkapkan bahwa orientasi kewirausahaan berpengaruh terhadap kinerja usaha. Hal ini disebabkan oleh sebagian besar besar pelaku usaha UMKM dengan rentang usia tua, seperti yang diperoleh dari uji karakteristik responden, dimana 50% pelaku usaha UMKM memiliki rentang usia tua diatas 40 tahun. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa orientasi kewirausahaan begitu berpengaruh.

Selain itu faktor lain yang menyebabkan berpengaruh signifikan adalah lama usaha UMKM berjalan yang sudah lama, sebesar 50.4% pelaku usaha UMKM menjalankan usaha sudah diatas 5 tahun. Faktor-faktor tersebut menjadi penyebab utama dikarenakan rentang usia dan lama usaha UMKM berjalan yang sudah lama berjalan membuat pelaku usaha UMKM lebih mumpuni dalam mengelola usahanya, yang dibuktikan dengan hasil uji analisis deskriptif indikator orientasi kewirausahaan berkategori sangat tinggi, seperti indikator berorientasi kemasa depan; motif berprestasi tinggi; ulet, tekun dan kerja keras serta dapat memanage kegagalan; mudah menjalin hubungan; menetapkan tujuan secara jelas dan terukur;

pengambilan resiko, serta uang hanya sebagai ukuran keberhasilan. Selain itu indikator orientasi kewirausahaan lainnya menunjukkan sudah berkategori baik seperti indikator tanggapan terhadap kritik, saran, dan gagasan baru; berpikir positif; menggunakan waktu dengan efektif; mengambil Prakarsa (inisiatif), kreatif dan inovatif, percaya diri yang berkategori tinggi. Namun ada indikator orientasi kewirausahaan yang harus ditingkatkan pelaku usaha UMKM di Kecamatan Gubug yaitu indikator kepemimpinan serta memiliki kebebasan dan fleksibel sehingga para pelaku usaha memiliki strategi yang tepat dalam menghadapi persaingan dan dapat mengembangkan usahanya. Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Feranita & Setiawan (2018) ; Ridwan et al. (2019) ;

(20)

Huda, et al. (2020) ; Akramiah & Fibriyani (2018) yang menyatakan bahwa orientasi kewirausahaan tidak berpengaruh terhadap kinerja usaha .

Pengaruh Modal Usaha terhadap Kinerja Usaha

Berdasarkan pengujian data dengan menggunakan uji t diperoleh hasil bahwa modal usaha berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja usaha, yang dilihat dari nilai sig 0.00 <0.05 dan t hitung 8.129 >1.969. Hal tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi modal usaha yang dimiliki pelaku usaha UMKM maka akan semakin tinggi pula kinerja usahanya. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Mukoffi & As’adi (2021) ; Devi (2021) ; Abbas (2018) ; Siwahjoeni & Apriyanto (2021) ; Vijaya & Irwansyah (2018) yang menyatakan bahwa modal usaha berpengaruh terhadap kinerja usaha UMKM.

Pernyataan tersebut sejalan dengan hasil penelitian Safitri & Setiaji (2018) yang menyatakan bahwa modal usaha sangat diperlukan untuk mendukung perkembangan kinerja usaha UMKM. Hal ini disebabkan oleh sebagian besar pelaku usaha UMKM memiliki aset usaha yang baik, dimana sebesar 54% pelaku usaha memiliki jumlah aset berada pada rentang Rp2,000,000 sampai Rp5,000,000.

Selain itu faktor lain yang menyebabkan berpengaruh signifikan adalah omzet penjualan yang cukup tinggi, sebesar 54.4% pelaku usaha UMKM memiliki omzet berada diantara RP4,000,000 sampai Rp7,000,000. Faktor-faktor tersebut menjadi penyebab utama dikarenakan jumlah aset yang dimiliki dan pendapatan omzet penjualan yang tinggi mampu menambah jumlah modal kerja dan modal operasional pelaku usaha UMKM seperti persediaan bahan baku, perlengkapan, dan juga biaya utilitas. Pertambahan modal tersebut akan mampu meningkatkan jumlah produktivitas maupun kinerja usaha UMKM. Penelitian terdahulu sebagaimana yang dilakukan oleh Millati & Sofwan (2022) ; Azzahra et al. (2021) ; Ratnasari (2017) ; Rahmatia et al. (2018) yang menyatakan hasil yang berbeda bahwa modal usaha tidak berpengaruh terhadap kinerja usaha usaha UMKM.

(21)

Pengaruh Secara Simultan Orientasi Kewirausahaan dan Modal Usaha terhadap Kinerja Usaha

Pada pengujian uji f ini didapatkan hasil bahwa orientasi kewirausahaan dan modal usaha berpengaruh signifikan secara simultan terhadap kinerja usaha, hasil ini dapat dibuktikan dengan diperoleh nilai signifikansi 0.00 < 0.05 dan nilai f hitung 151.084

> 3.029. Hal ini menunjukkan orientasi kewirausahaan dan modal usaha mampu meningkatkan kinerja usaha secara simultan. Penelitian-penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Usman et al (2021) ; Pangestu & Aransyah (2022) ; Herawaty &

Yustien (2019) yang mengungkapkan bahwa orientasi kewirausahaan dan modal usaha berpengaruh secara simultan terhadap kinerja usaha UMKM. Berdasarkan paparan tersebut, maka kinerja usaha menjadi hal penting yang dapat menjamin keberlangsungan usaha itu sendiri serta menjadi tolak ukur dari keberhasilan atau kegagalan usaha itu sendiri

Gambar

Tabel 3  menjelaskan sebaran responden yang didasarkan pada jenis kelamin,  umur,  jumlah  karyawan,  lama  usaha,  asset  usaha  yang  dimiliki,  pendapatan  omzet  penjualan setiap bulan, kuantitas output penjualan tiap bulan, laba bersih yang didapat  t
Tabel  4. Tabel Kategori Nilai
Tabel  5.  Analisis Deskriptif Orientasi Kewirausahaan
Tabel  6. Analisis Deskriptif Modal Usaha
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian dan pembahasan data yang ada, mengenai “PENGARUH ORIENTASI KEWIRAUSAHAAN DAN KREATIVITAS TERHADAP KINERJA USAHA “(Survey pada Sentra UMKM

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi yang berjudul “ Identifikasi Orientasi Kewirausahaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Makanan Kecil di Wilayah Semarang

Pengujian pengaruh Intensi berwirausaha dan Orientasi Kewirausahaan terhadap Kinerja Usaha dengan Motivasi sebagai variabel intervening dilakukan dengan menggunakan softwere SmartPLS 3

Pertanyaan yang perlu dijawab dalam hal ini adalah faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kewirausahaan sosial pada organisasi gereja, implementasi konsep kewirausahaan sosial dalam

PENGARUH SIFAT KEWIRAUSAHAAN TERHADAP KINERJA PETANI DALAM USAHATANI PADI DESA BARUKAN KABUPATEN SEMARANG THE INFLUENCE OF ENTREPRENEURIAL NATURE ON FARMERS' PERFORMANCE IN RICE

Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Petani Anggrek terhadap Kinerja Usaha: Kasus di Kecamatan Gunung Sindur dan Parung, Kabupaten Bogor dan Kecamatan Serpong, Kota Tangerang Selatan..

Manajer mampu mengarahkan karyawannya untuk bekerja dengan baik Kinerja Usaha Y Jawaban Pertanyaan 1.. Mencapai target perusahaanmerupakan tanggung jawab semuakaryawan

Analisa Tingkat Pemahaman Pengusaha Sektor Usaha Kecil Menengah UKM Terhadap Informasi Akuntansi Pada Laporan Keuangan Studi Empiris pada UKM yang terdaftar di Dinas Koperasi dan