Etika hendaknya dipahami sebagai cabang filsafat yang berbicara tentang nilai-nilai moral dan norma-norma yang menentukan perilaku manusia dalam kehidupan. Nah, etika dapat membantu kita menelaah kompleksitas situasi pengajaran moral yang kita hadapi dan menemukan orientasi moral yang tepat.
Etika dan Ilmu-ilmu Lain
Pendekatan ini disebut normatif (dari bahasa Latin norm = 'mengukur') karena menanyakan standar apa yang seharusnya atau apa adanya (Ohoitimur, 2004). Pendekatan ini bersifat deskriptif (dari bahasa Latin deskripsire = 'mendeskripsikan') karena menggambarkan gejala-gejala moralitas dalam masyarakat dari sudut pandang tertentu (Ohoitimur, 2004).
Etika dan Etiket
Tata krama mencakup aturan-aturan yang harus dipenuhi dalam interaksi kaum bangsawan dengan raja dan satu sama lain. Setelah kita membandingkan pengertian etika dan etiket, maka dapat disimpulkan bahwa kedua istilah ini penting untuk dibedakan.
Perbedaan Moral dan Hukum
Kualitas moral seseorang atau masyarakat tidak bergantung pada kepatuhan terhadap norma etika, melainkan pada norma etika.
Tiga Norma Umum
Pembedaan ini menunjukkan bahwa norma moral lebih mendasar, karena memberikan tolok ukur dalam menilai kualitas moral manusia sebagai manusia. Norma moral memandang manusia sebagai suatu kesatuan yang utuh dan bukan sekedar sudut pandang tertentu.
Catatan Tentang Hubungan Etika dan Agama Bukankah lembaga agama yang paling tepat untuk memberikan
Pembagian Etika
Prinsip-prinsip Etika
- Prinsip Persamaan (Equality)
- Prinsip Kebaikan (Goodness)
- Prinsip Kebebasan (Liberty)
- Prinsip Kebenaran (Truth)
Namun kebaikan agama yang berkaitan dengan masalah kemanusiaan, menghargai sesama, berbuat baik kepada sesama, kasih sayang, dan lain sebagainya merupakan nilai-nilai baik yang tentu diterima. Enam gagasan besar atau bisa juga kita sebut dengan prinsip etika merupakan prasyarat dasar bagi berkembangnya nilai-nilai etika atau kode etik dalam hubungan antar manusia, manusia dan masyarakat, dengan pemerintah dan sebagainya.
Nilai
Pengertian Nilai
Sedangkan nilai-nilai memberi adalah nilai-nilai yang harus diamalkan atau diberikan yang kemudian diterima sebanyak-banyaknya yang diberikan. Nilai-nilai yang ditanamkan (internalized value) merupakan dasar respons otomatis terhadap situasi perilaku eksistensial, sedangkan nilai-nilai yang diinternalisasikan tidak.
Hierarki Nilai
Max Scheler (dalam Frondizi, 1963; Driyarkara, 1978; Kaelan, 2010: 20) mengemukakan bahwa nilai-nilai yang ada tidak begitu mulia dan tinggi. Nilai-nilai menyenangkan (nilai-nilai bermain dan bersantai yang dapat berkontribusi pada pengayaan hidup).
Hubungan Nilai, Norma dan Moral
Dengan demikian, nilai-nilai dasar dapat disebut juga sebagai sumber norma yang selanjutnya diterjemahkan atau diwujudkan dalam kehidupan praktis. Nilai praktis pada hakikatnya merupakan penjabaran lebih lanjut dari nilai instrumental dalam kehidupan nyata.
Metode Etika
Pembeda manfaat dari teori ini didasarkan pada aksioma bahwa setiap warga negara memaksimalkan manfaat yang mereka miliki, yaitu mereka menentukan pilihan tindakan yang akan menghasilkan hasil tertinggi dikalikan dengan kemungkinan terjadinya situasi tersebut. Warga negara sebagai individu mengambil keputusan sendiri dengan memperhatikan penghormatan terhadap hak orang lain (Wuryan dan Syaifullah, 2006: 111).
GAGASAN TENTANG KEWARGANEGARAAN
- Teori-teori Kewarganegaraan
- Teori Kewarganegaraan Liberal-Individualistik
- Teori Kewarganegaraan Komunitarian
- Teori Kewarganegaraan Republik
- Gagasan-gagasan Kewarganegaraan
- Gagasan Kewarganegaraan Awal
- Gagasan Kewarganegaraan di Zaman Modern
- Gagasan Kewarganegaraan pada Zaman Kontemporer
- Warga Negara Indonesia
- Cara Memperoleh Kewarganegaraan Indonesia Syarat-syarat dan tata cara permohonan kewarganegaraan
- Asas Kewarganegaraan
- Hak dan Kewajiban Warga Negara
- Pengertian Hak
- Pengertian Kewajiban
Warga negara adalah seseorang yang secara tetap menjalankan pemerintahan yang adil dan memegang jabatan (Wahab dan Sapriya, 2011). Secara teoritis, tidak mudah untuk mencoba mendefinisikan warga negara dan siapa saja yang menjadi warga negara suatu negara. Anak yang lahir dari perkawinan sah ayah dan ibu berkewarganegaraan Indonesia.
Anak yang dilahirkan dari perkawinan yang sah antara ayah warga negara Indonesia dan ibu warga negara asing. Anak yang lahir dari perkawinan sah dengan ayah berkewarganegaraan asing dan ibu berkewarganegaraan Indonesia. Anak yang lahir di luar perkawinan sah dari ibu berkewarganegaraan asing yang diakui oleh ayah berkewarganegaraan.
Di Indonesia, jaminan hak dan kewajiban warga negara diatur dalam konstitusi atau UUD 1945.
BERBANGS A DAN E TIK A KEWARGANEGARAAN
Pokok-pokok Etika Kehidupan Berbangsa
- Etika Politik dan Pemerintahan
- Etika Ekonomi dan Bisnis
- Etika Penegakan Hukum yang Berkeadilan
- Etika Keilmuan
- Etika Lingkungan
Sejalan dengan itu perlu dibangun kembali budaya malu, yaitu rasa malu melakukan kesalahan dan segala sesuatu yang bertentangan dengan moral agama dan nilai luhur budaya masyarakat. Etika penegakan hukum yang adil dimaksudkan untuk menumbuhkan kesadaran bahwa ketertiban masyarakat, hidup berdampingan secara tenang dan tertib hanya dapat diwujudkan dengan menaati hukum dan segala peraturan yang mendukung keadilan. Di hadapan hukum, masyarakat harus dimanusiakan, artinya dalam penegakan hukum masyarakat harus dihormati sebagai individu dan sekaligus sebagai makhluk sosial.
Menurut Thomas Aquinas, keadilan adalah kebiasaan memberikan kepada orang lain apa yang menjadi haknya berdasarkan kehendak bebasnya. Etika keilmuan bertujuan untuk menunjang nilai-nilai kemanusiaan, ilmu pengetahuan dan teknologi agar warga negara dapat menjaga harkat dan martabatnya, berpijak pada kebenaran untuk mencapai kemaslahatan dan kemajuan sesuai nilai-nilai agama dan budaya. Internalisasi dan sosialisasi etika kehidupan berbangsa dilakukan melalui pendekatan komunikatif, dialogis, dan persuasif, bukan melalui indoktrinasi.
Mewujudkan nilai-nilai luhur agama dan budaya bangsa dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara melalui pendidikan formal, informal dan nonformal serta memberikan keteladanan oleh pemimpin negara, pemimpin nasional, dan tokoh masyarakat.
Kaidah Pelaksanaan Etika Kehidupan Berbangsa Kebijakan untuk internalisasi dan sosialisasi etika kehidupan
Memimpin orientasi pendidikan yang mengutamakan aspek pengantar pendidikan terpadu dengan menekankan pada ajaran etika yang muncul dari ajaran luhur agama dan budaya bangsa, serta pendidikan budi pekerti dan budi pekerti yang mengedepankan keseimbangan antara kecerdasan intelektual, kematangan emosi dan spiritual. dan perbuatan baik. Mengupayakan agar setiap program dan kegiatan pembangunan kehidupan nasional dijiwai dengan nilai-nilai etika dan moral yang luhur, baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Etika Kewarganegaraan
Oleh karena itu, masyarakat kita harus menjadi masyarakat yang religius, masyarakat yang beradab, dan masyarakat yang tidak melakukan kekerasan. Kedua, Bangsa Indonesia, Bangsa Indonesia, harus menjadi manusia dan bangsa yang cerdas dan rasional, berpengetahuan luas, benar-benar mempunyai daya nalar yang tinggi, mempunyai visi, mempunyai gagasan untuk membangun masa depan yang baik. Ketiga, masyarakat Indonesia harus menjadi manusia yang semakin inovatif dan terus mengejar kemajuan.
Negara kita tidak akan pernah berubah selamanya jika kita tidak mengubahnya menjadi lebih baik. Sesulit apapun masalah yang kita hadapi, jika kita benar-benar ingin menyelesaikannya, jawabannya selalu ada. Jangan pernah menyerah, temukan solusinya lalu terapkan solusi tersebut. Kelima, atau yang terakhir, kita semua masyarakat Indonesia, dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai Pulau Rote, harus menjadi patriot sejati yang mencintai bangsa, negara, dan tanah air.
Dalam sistem pergaulan dunia saat ini, kita tidak ingin menjadi atau menganut nasionalisme yang sempit, melainkan nasionalisme yang cerdas dan patriot sejati yang mencintai bangsa dan negaranya, tanah airnya dan kemudian rela berkorban demi kemajuan negara tersebut. (http://www.presidenri.go.id/index.php/pidatohtml).
PENDIDIKAN KARAKTER KUNCI WARGA NEGARA
- Pengertian Karakter
- Konsep Pendidikan Karakter
- Sumber Nilai-nilai dalam Pendidikan Budaya
- Urgensi Pendidikan Karakter di Indonesia
- Ciri Warga Negara Berkarakter: Good and Smart
- Pendekatan dalam Pendidikan Nilai Secara konseptual pendidikan nilai merupakan bagian tak
- Pembinaan Warga Negara yang Cerdas dan Baik
lingkungan sosial budaya bangsa adalah Pancasila; Jadi, pendidikan budaya dan karakter bangsa harus berlandaskan nilai-nilai Pancasila. Dengan kata lain, pendidikan budaya dan karakter bangsa merupakan pengembangan nilai-nilai pancasila pada peserta didik melalui pendidikan hati, otak, dan raga. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka nilai-nilai budaya dan pendidikan karakter bangsa hendaknya didasarkan pada nilai dan aturan yang bersumber dari agama.
Pendidikan budaya dan karakter bangsa bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang lebih baik, yaitu warga negara yang mampu, mau dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupannya sebagai warga negara. Menurut Kementerian Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan Kurikulum Pusat 2010, nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa diidentifikasi dari sumber-sumber berikut. Oleh karena itu, guru dan sekolah hendaknya mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa ke dalam kurikulum satuan studi (KTSP), silabus, dan rencana kurikulum (RPP) yang ada. Kementerian Pendidikan Nasional, Badan Penelitian dan Pengembangan Kurikulum Pusat, 2010).
Pendidikan kewarganegaraan bertujuan mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang baik dan cerdas.
ETIKA POLITIK DAN PENDIDIKAN POLITIK
Etika Politik
- Sumber Pendidikan Politik Dalam Masyarakat
- Tujuan Pendidikan Politik bagi Masyarat
- Partisipasi Politik Masyarakat
Selain itu, bertujuan untuk memastikan bahwa setiap individu mampu memberikan partisipasi politik aktif dalam komunitasnya. Pendidikan politik dapat meningkatkan partisipasi politik warga negara, dapat membangun mekanisme baru bagi integritas bangsa, serta dapat memperkuat semangat patriotisme yang semakin memudar di kalangan masyarakat. Hal ini akan berimplikasi pada partisipasi politik dalam pemilu yang tidak didasari oleh kesadaran dan kritik dalam menganalisis berbagai hal.
Pendidikan politik bagi anggota dan masyarakat luas agar menjadi warga negara Indonesia yang sadar akan hak dan tanggung jawabnya dalam kehidupan bermasyarakat. Nelson (1984:5 dalam Gatara, partisipasi politik adalah suatu negara yang mendukung kelestarian Pancasila dan UUD 1945 sebagai falsafah hidup dan landasan konstitusi; dengan kata lain partisipasi politik adalah perilaku politik, namun tidak semua perilaku politik merupakan partisipasi politik. .
Selain itu, Gatara (2008) berpendapat bahwa berdasarkan berbagai definisi partisipasi politik di atas, terdapat permasalahan substantif yang perlu diperhatikan.
ETIKA PROFESI
Pengertian Etika Profesi
- Ciri-ciri Profesi
- Fungsi Kode Etik Profesi
Mengingat bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, dan c, perlu membentuk undang-undang tentang kewarganegaraan Republik Indonesia; Setiap orang yang berdasarkan peraturan perundang-undangan dan/atau berdasarkan perjanjian antara Pemerintah Republik Indonesia dengan negara lain sebelum berlakunya undang-undang ini, telah menjadi warga negara Indonesia; Persetujuan atau penolakan terhadap permohonan memperoleh kembali kewarganegaraan Indonesia diberikan paling lambat 3 (tiga) bulan.
Menteri mengumumkan nama-nama orang yang memperoleh kembali kewarganegaraan Republik Indonesia dalam Berita Negara Republik Indonesia. Warga negara Indonesia yang telah tinggal di luar wilayah Negara Republik Indonesia selama 5 (lima) tahun atau lebih, tidak melaporkan diri kepada perwakilan Negara Republik Indonesia dan telah kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia sebelum undang-undang ini diundangkan. , dapat memperoleh kewarganegaraannya dengan mendaftar pada perwakilan Republik Indonesia paling lambat 3 (tiga) tahun setelah undang-undang ini diundangkan, sepanjang tidak mengakibatkan terjadinya dwi kewarganegaraan. Undang-Undang Nornor 62 Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 113, Tambahan Lembaran Negara Nomor 1647) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1976 tentang Perubahan Pasal 18 Undang-Undang Melanggar Hukum Nomor 62 Tahun Tahun 1958 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1976 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3077) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku;
Perjanjian Pembagian Warga Negara antara Republik Indonesia Serikat dan Kerajaan Belanda (Staatscourant van 1950 nomor 2); Deklarasi Penggunaan Ketentuan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1946 Tentang Warga Negara dan Penduduk Negara Republik Indonesia untuk Menentukan Kewarganegaraan Republik Indonesia bagi Penduduk Irian Barat; Dan. Apabila warga negara Indonesia melakukan dinas tersebut di luar negeri, maka yang bersangkutan akan kehilangan kewarganegaraan Republik Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
Pendidikan Karakter di Amerika Serikat: Sejarah Pergerakan dengan Perhatian Khusus pada Persoalan Pendidikan Karakter." Tersedia di http://. "Pendidikan Karakter Berbasis Sosiokultural (Socioculturally Based Character Education) di Sekolah Dasar Daerah Istimewa Yogyakarta ( DIY)." Tersedia di http:// Identitas pendidikan kewarganegaraan sebagai pembawa sistematis pendidikan demokrasi (kajian konseptual dalam konteks pendidikan ilmu sosial)." Disertasi UPI.