LAPORAN 3
METODE PENANGKAPAN IKAN
METODE PENANGKAPAN ALAT TANGKAP JARING INSANG DAN KELONG (BAGAN)
RIKI GUNAWAN 180254243025
JURUSAN BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG 2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyusun makalah yang berjudul “metode penangkapan alat ngkap jaring insang dan kelong (bagan)” ini tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Kami berharap agar makalah ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa dan pembaca pada umumnya, sebagai salah satu sumber pengetahuan dan bahan pembelajaran tentang apa saja alat bantu penangkapan pada ikan.
Dalam hal ini kami selaku penyusun menyadari masih banyak kekurangan dan kekeliruan dalam penyusunan makalah ini, untuk itu kami meminta maaf atas segala keterbatasan waktu dan kemampuan kami dalam menyelesaikan makalah ini. Segala kritik dan saran yang membangun senantiasa kami harapkan demi peningkatan kualitas makalah ini.
Tanjungpinang, 20 oktober 2019
Riki Gunawan
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI... ii
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar belakang ... 1
1.2 Tujuan ... 1
1.3 Manfaat ... 1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 2
BAB III PEMBAHASAN ... 3
2.1 alat tangkap jaring insang ... 3
2.2 alat tangkap kelong atau bagan... 5
BAB IV PENUTUP ... 6
3.1 Kesimpulan ... 6
3.2 Saran ... 6
DAFTAR PUSTAKA ... 7
1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN
Penangkapan ikan merupakan salah satu alternatif eksploitasi sumberdaya perairan. Aktivitas perikanan dimulai dengan usaha melakukan penangkapan ikan ataupun mengumpulkan biota akuatik (rumput laut, kerang-kerangan dan lain- lain). Penangkapan ikan tentu saja didukung oleh teknologi penangkapan ikan yang memadai dan berwawasan lingkungan. Hal ini bertujuan agar hasil tangkapan yang diperoleh maksimal serta tidak menimbulkan kerusakan pada habitat ikan sehingga sumberdaya ikan tetap lestari. Operasi penangkapan ikan oleh setiap jenis alat tangkap memiliki perbedaan. Hal ini dikarenakan setiap jenis alat tangkap memiliki kontruksi yang berbeda yang disesuaikan dengan target tangkapan dan kondisi perairan pada daerah penangkapan ikan, contohnya alat tangkap purse seine. Alat tangkap purse seine adalah alat (gear) yang digunakan untuk menangkap ikan pelagis yang membentuk gerombolan. Perikanan purse seine menghasilkan sebanyak 15,1 % dari total hasil tangkapan berbagai alat tangkap di Jepang, dengan demikian purse seine merupakan alat penangkapan yang penting baik untuk perikanan pantai maupun perikanan lepas pantai. Panjang purse seine bergantung pada dimensi kapal, waktu operasi, dan jenis ikan yang akan ditangkap.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini iyalah untuk memenuhi tugas mata kuliah metode penangkapan ikan agar mendapatkan nilai dan bisa mengikuti matakuliah selanjutnya.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat penulisan makalah yang berjudul jenis alat bantu penangkapan ikan ini adalah dapat menambah wawasan penulis dan pembanca serta untuk mendapatkan nilai tambah pada matakuliah metode penangkapan ikan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara umum usaha perikanan tangkap dapat dibedakan berdasarkan jenis alat tangkap yang digunakan, antara lain gill net, payang, dogol, pancing tonda, dll, dimana masing-masing alat tersebut mempunyai perbedaan dalam cara pengoperasiannya dalam menangkap ikan. Salah satu jenis usaha perikanan tangkap yang lumayan banyak dilakukan di Palabuhanratu Sukabumi adalah usaha perikanan tangkap pancing tonda.
Pancing tonda merupakan alat tangkap ikan tradisional yang bertujuan untuk menangkap ikan-ikan jenis pelagis. Pancing tonda dikelompokan ke dalam alat tangkap pancing Jumlah nelayan yang diperlukan untuk pengoperasian alat tangkap ini tergantung dari besar kecilnya kapal atau perahu yang digunakan.
Untuk perahu berukuran kecil biasanya digunakan tenaga nelayan sebanyak 4-6 orang dengan satu orang sebagai nahkoda yang merangkap menjadi fishing master, satu orang menjadi juru mesin, 2-4 orang ABK (Anak Buah Kapal) yang masingmasing mengoperasikan satu atau lebih pancing tonda sekaligus.
Alat bantu pada alat tangkap ini adalah rumpon dan lampu yang berfungsi untuk mengumpulkan (memikat) ikan agar mendatangi rumpon pada saat malam hari. usaha penangkapan ikan sangat tergantung dari hasil penangkapan ikan di laut. Adapun hasil penangkapan ikan di laut oleh suatu unit usaha penangkapan berfluktuasi dari waktu ke waktu.
2.1 Alat Tangkap jaring insan
BAB III PEMBAHASAN
Jaring insang adalah satu jenis alat tangkap ikan dari bahan jaring yang bentuknya empat persegi panjang dengan ukuran mata jaring yang sama besar, jumlah mata jaring ke arah panjang jauh lebih banyak dari pada jumlahmata jaring ke arah vertikal, pada bagian atas dilengkapi beberapa pelampungdan di bagian bawah dilengkapi beberapa pemberat sehingga memungkinkan jarring dapat dipasang di daerah penangkapan dalam keadaan tegak(Martasuganda, 2002). Gillnet (jarring insang) adalah salah satu dari jenis alat penangkap ikan dari bahan jarring monofilament atau multifilament yangdibentuk menjadi empat persegi panjang, kemudian pada bagian atasnyadilengkapi dengan beberapa pelampung (floats) dan pada bagian bawahnyadilengkapi dengan pemberat (singkers) sehingga dengan adanya dua gayayang berlawanan memungkinkan jarring insang dapat dipasang di daerah penangkapan (pemukiman, kolom perairan, atau di dasar perairan) dalamkeadaan tegak menghadang ikan. Jumlah mata jarring ke arah horizontal atauke arah mesh length (ML) jauh lebih banyak dibandingkan dengan jumlahmata jarring ke arah vertikal atau ke arah mesh depth (MD). MartasugandaSulaeman, 2009 dalam Bakpas, 2011).Menurut Direktorat Kapal Perikanan dan Alat Penangkap Ikan, Gill netatau jaring insang adalah alat penangkapan ikan yang berupa selembar jaring berbentuk empat persegi panjang dengan ukuran mata jaring (mesh size) yangsama atau seragam di seluruh bagian jaring. Pada atas bagian jaring, pelampung-pelampung yang di lalui tali pelampung diikatkan pada tali risatas, sedangkan pada bagian bawahnya adalah pemberat yang dilekatkan padatali ris bawah. Fungsi dari pelampung dan pemberat ini agar jaring dapatterbentang sempurna di dalam air (2009 : 61).
Jaring insang (gill net) merupakan alat penangkapan ikan berbentuk empat persegi panjang yang ukuran mata jaringnya merata dan dilengkapi dengan pelampung, pemberat, tali ris atas dan tali ris bawah atau tanpa tali ris bawah.Jaring insang digunakan untuk menangkap ikan dengan cara
menghadangruaya gerombolan ikan. Ikan-ikan yang tertangkap pada jaring umumnyakarena terjerat di bagian belakang penutup insang atau terpuntal oleh mata jaring. Biasanya ikan yang tertangkap dalam jaring ini adalah jenis ikan yangmigrasi vertical maupun horizontalnya tidak terlalu aktif.Ada berbagai jenis jaring insang, yang terdiri dari satu lapis jaring, dualapis, maupun tiga lapis jaring. Jaring insang memiliki mata jaring yang samaukurannya pada seluruh badan jaring. Jaring ini kemudian dibentangkanuntuk membentuk semacam dinding yang dapat menjerat.
Jaring insangdilengkapi dengan pelampung di bagian atas jaring dan pemberat pada bagian 6 bawahnya. Menurut International Standard Statistical Classificarion onFishing Gear (ISSCFG) yang dikeluarkan oleh FAO (Nedelec and Prado1990).Jaring insang pada umumnya berbentuk empat persegi panjang. Ukuranmata jaring (mesh size) seluruh bagian jaring adalah sama. Ukuran mata jaring yang digunakan disesuaikan dengan jenis dan ukuran ikan yangmenjadi target tangkapan.Konstruksi jaring insang terdiri dari:
1. Badan jaring (webbing ).
2. Tali ris atas.
3. Tali ris bawah.
4. Pelampung.
5. Pemberat.
Tali slambar tali penghubung antar pis. Jaring insang termasuk kelompok alat penangkap yang selektif, ukuranminimum ikan yang menjadi target tangkapan dapat diatur dengan caramengatur ukuran mata jaring yang digunakan. Ikan-ikan yang menabrak jaring. Ukurannya mata jaring dan bukaannya sangat ditentukan oleh ikanyang menjadi tujuan penanangkapan
2.2 Alat tangkap kelong atau bagan
Pengoperasian Alat Tangkap Kelong Operasi penangkapan ikan dengan kelong di Desa Malang Rapat, kegiatan penangkapan ikan dimulai dari jam 19.00-04.00 WIB pagi hari. Dalam melakukan proses penagkapan dilakukan 2 kali setting dan 2 kali hauling. Yaitu pada setting pertama sampaii hauling dilakukan dari jam 19.00-11.30 WIB. Dan proses setting kedua sampai hauling dilakukan pada jam 00.00-04.00 pagi.
Metode pengopersian kelong dapat dijelaskan secara berurutan sebagai berikut: Penurunan waring (setting) ke dalam air dengan melepaskan ikatan tali waring pada roler. Waring diturunkan sampai kedalaman tertentu di atas dasar perairan. Waring turun ke dalam perairan dengan pemberat (batu) yang diikatkan dipertengahan kelong. Menyalakan lampu lacuba. Lacuba yang dipasang sebesar 40 Watt digantung pada kayu dengan jarak 1 meter dibawah air.
Setelah lampu dipasang tali diletakkan pada tempat yang telah diturunkan yaitu di tengah-tengah, dan dibiarkan sampai terlihat adanya gerombolan ikan yang berenang di sekitar lampu.
Waring berada dalam 3 jam. Apabila ikan-ikan sudah banyak, maka dilakukan penarikan tangkul dengan cepat. Setelah waktu 3 jam, waring kemudian diangkat (hauling dengan menggunakan alat pemutar dari kayu /roler). Pada awal waring dilakukan secara perlahan-lahan, lacuba diangkat dan dimatikan satu persatu ke atas mendekati kayu agar ikan terkonsentrasi di bawah lampu dan semakin cepat ketika waring sudah akan mencapai permukaan air beserta pemberat yang berada dipertengahan kelong. Tujuannya adalah untuk menghindari agar ikan yang berkumpul di atas waring tidak dapat melarikan diri. Dalam satu malam dilakukan dua kalli hauling, satu setting dan satu hauling membutuhkan waktu 4 jam dengan interval waktu 2 jam.
Setelah waring selesai diangkat, ikan-ikan yang tertangkap dikumpulkan pada salah satu sudut waring dan diambil dengan menggunakan serok/tangguk bertangkai panjang sekitar 6 meter.
Ikan-ikan yang tertangkap kemudian disortir dan dimasukkan ke dalam beberapa ancak. Adapun ikan yang menjadi target tangkapan yaitu ikan teri (Stolephtorus sp) yang mana ikan hasil tangkapan tersebut dimasak di dalam kuali besar selama lebih kurang 15 menit tergantung pada mendidihnya air. Ikan yang telah direbus selanjutnya ditiriskan dan dijemur di pelantaran. Dalam pengoperasian alat tangkap kelong ini ada juga ikan lain yang tertangkap seperti ikan tamban dan sotong, ikan ini juga dioalah dengan cara dibekukan dengan menggunakan es yang dimasukan ke dalam kotak pendingin ikan, beberapa ikan ada juga untuk dikomsumsi sebagai makanan diatas kapal.BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Jenis alat tangkap jaring insang dan kelong adalah alat tangkap yang sering dioprasikan pada malam hari menggunakan jaring dan menggunakan alat bantu lampu baik lampu rendam maupun lampu gantung yang bertujuan mengumpulkan ikan di satu titik untuk ditangkap dan di ambil.
4.2 Saran
dari penggunaan alat bantu penangkapan dalam operasi penangkapan diantaranya adalah meningkatkan peluang keberhasilan operasi penangkapan ikan sehingga dapat diperoleh hasil tangkapan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA
Balai Besar Pengembangan Penangkapan Ikan. 2005.
Petunjuk Teknis Identifikasi Sarana Perikanan Tangkap Pukat Cincin (Purse seine) BBPPI, Semarang Direktorat Jenderal Perikanan, 1995.
Penggunaan Payaos/rumpon di Indonesia. Jakarta 11 hal. Siahaan. 2005.
Penambahan Rumpon untuk Meningkatkan Hasil Tangkapan Kelong Tancap di Daerah Kawal Kabupaten Tanjung Pinang Kepulauan Riau. IPB Bogor:
96 halaman Subani, W. 1989.
Alat dan Cara Penangkapan Ikan di Indonesia. Badan Penelitian Perikanan Laut:
Jakarta. Sudirman dan A. Mallawa. 2004.