• Tidak ada hasil yang ditemukan

Risiko Jatuh

N/A
N/A
Fera Vebrianty

Academic year: 2024

Membagikan "Risiko Jatuh"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

RISIKO JATUH

Keperawatan Gerontik

Ns. Dedeh Kurniati, S.Kep, M.Kep, Sp.Kep.KMB

(2)

• Aqila Destriani (2720210022)

• Furry Kurniasari (2720210055)

• Rara Dwi Utami (2720210058)

• Fhidiah Nabilah (2720210070)

• Risma Yulia A.

(2720210074)

• Rizvia Mahriza (2720210082)

• Shelyna (2720210086)

• Adisty Salwa (2720210098)

• Monica Avril (2720210104)

• Fera Vebrianty (2720210118)

DAFTAR

ANGGOTA

(3)

Pencegahan adalah proses, cara, tindakan mencegah atau penolakan terhadap faktor yang tidak diinginkan. Risiko jatuh merupakan kondisi yang rentan terhadap peningkatan risiko jatuh, yang dapat menyebabkan bahaya fisik dan gangguan kesehatan .

Jatuh adalah suatu peristiwa di mana seseorang mengalami jatuh dengan atu tanpa disaksikan oleh orang lain, tidak disengaja/ tidak direncanakan, dengan arah jatuh ke lantai, dengan atau tanpamencederai dirinya. Penyebab jatuh dapat meliputi faktor fisiologis (pingsan) atau lingkungan (lantai yang licin).

DEFINISI

(4)

FAKTOR -

FAKTOR RESIKO JATUH

Intrinsik (berhubungan dengan kondisi

pasien)

Ekstrinsik

(berhubungan dengan lingkungan)

Dapat

diperkirakan 1. Riwayat jatuh seadanya 2. Inkontinensia

3. Gangguan kognitif/psikologis

4. Gangguan keseimbangan/mobilitas 5. Usia > 65 tahun

6. Osteoporosis

7. Status kesehatan yang buruk 8. Gangguan muskuloskeletal

1. Lantai basah / silau, ruang berantakan, pencahayaan kurang, kabel longgar/lepas

2. Alas kaki tidak pas

3. Dudukan toilet yang rendah 4. Kursi atau tempat tidur beroda 5. Rawat inap berkepanjangan 6. Peralatan yang tidak aman 7. Peralatan rusak

8. Tempat tidur ditinggalkan dalam posisi tinggi

Tidak dapat

diperkirakan 1. Kejang 2. Aritmia jantung

3.Stroke atau serangan iskemik sementara 4. Pingsan

5. Serangan jatuh (drop attack 6. Penyakit kronis

1. Reaksi individu terhadap obat-obatan

(5)

PENCEGAHA N JATUH

Sebagai suatu proses untuk mecegah kejadian jatuh pada pasien,dengan cara :

• Mengidentifikasi pasien yang memiliki

resiko jatuh tinggi dengan menggunakan

“assessment resiko jatuh”

• Melakukan assesmen ulang pada semua pasien (setiap hari)

• Melakukan assessmen yang

berkesinambungan terhadap pasien yang beresiko jatuh dengan menggunakan

“assessment resiko jatuh harian”

• Menetapkan standar pencegahan dan penanganan resiko jatuh secara

komprenshif.

(6)

PENATALAKSANAA N

1. Penatalaksanaan penderita jatuh dengan mengatasi atau mengeliminasi faktor risiko, penyebab jatuh dan menangani komplikasinya.

2. Penatalaksanaan bersifat individual, artinya berbeda untuk

setiap kasus karena perbedaan factor - factor yang bekerjasama mengakibatkan jatuh. Bila penyebab merupakan penyakit akut penanganannya menjadi lebih mudah, sederhana, dan langsung bisa menghilangkan penyebab jatah serta efektif.

3. Untuk penderita dengan kelemahan otot ekstremitas bawah dan penurunan fungsional terapi difokuskan untuk meningkatkan

kekuatan dan ketahanan otot sehingga memperbaiki nfungsionalnya.

4. Terapi untuk penderita dengan penurunan gait dan

keseimbangan difokuskan untuk mengatasi / mengeliminasi penyebabnya/faktor yang mendasarinya.

5. Penderita dengan dissines sindrom, terapi ditujukan pada

penyakit kardiovaskuler yang mendasari, menghentikan obat-obat yang menyebabkan hipotensi postural seperti beta bloker,

diuretik, anti depresan, all.

6. Terapi yang tidak boleh dilupakan adalah memperbaiki

lingkungan rumah/tempat kegiatan lansia seperti di pencegahan jatuh.

(7)

KOMPLIKAS I

Jatuh pada lansia menimbulkan komplikasi seperti : 1. Perlukaan (injury)

• Rusaknya jaringan lunak yang terasa sangat sakit

berupa robek atau tertariknya jaringan otot, robeknya arteri / vena.

• Patah tulang (fraktur): Pelvis, Femur (terutama

kollum), humerus, lengan bawah, tungkai bawah, kista.

• Hematom subdural

2. Perawatan rumah sakit

• Komplikasi akibat tidak dapat bergerak (imobilisasi).

• Risiko penyakit penyakit iatrogenik.

3. Disabilitas

• Penurunan mobilitas yang berhubungan dengan perlukaan fisik.

• Penurunan mobilitas akibat jatuh, kehilangan

kepercayaan diri, dan pembatasan gerak.

(8)

KONSEP ASUHAN

KEPERAWATAN

(9)

Pengkajian keperawata n

a. Identitas klien Meliputi nama, tempat tanggal lahir, umur (umumnya pada usia lanjut), jenis kelamin,

pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, dan status perkawinan.

b. Riwayat kesehatan Penyakit ini umumnya ditandai dengan rasa nyeri hebat yang tiba-tiba menyerang sendi lutut dan sendi terasa kaku.

1) Keluhan utama: Sendi yang kaku dan terasa nyeri yang dirasakan secara tiba-tiba dapat menimbulkan risiko jatuh.

2) Riwayat kesehatan sekarang: Biasanya keluhan lansia adalah nyeri yang luar biasa, pembengkakan pada

sendi, dan susah untuk bergerak apalagi berjalan.

Sendi yang kaku dan terasa nyeri, dapat menyebabkan jatuh pada lansia.

3) Riwayat kesehatan sekarang Biasanya keluhan lansia adalah nyeri yang luar biasa, pembengkakan pada

sendi, dan susah untuk bergerak apalagi berjalan.

Sendi yang kaku dan terasa nyeri, dapat

menyebabkan jatuh pada lansia.

(10)

5) Riwayat kesehatan dahulu Biasanya klien ada riwayat nyeri sendi sebelumnya. Kaji kapan waktu nyeri timbul

paling sering, kaji riwayat jatuh sebelumnya, dan apa yang menyebabkan jatuh, penggunaan obat-obat tertentu.

6) Riwayat kesehatan keluarga Biasanya ada riwayat keluarga yang menderita penyakit persendian

c

. Pemeriksaan Fisik, meliputi :

• Kepala

• Dada Umumnya tidak ada kelainan, kecuali jika pasien juga mengalami gangguan sistem pernafasan.

• Pemeriksaan abdomen Umumnya pada saat inspeksi, auskultasi, palpasi dan perkusi tidak ditemukan adanya kelainan.

• Pemeriksaan genetalia Umumnya tidak ada kelainan kecuali jika lansia mengalami inkontinensia urin

• Pemeriksaan ekstremitas Kekuatan otot umumnya baik,

ROM pada ekstremitas atas normal sedangkan pada

ekstremitas bawah berkurang

(11)

d. Pola fungsi kesehatan

1) Pola aktivitas / istirahat Biasanya klien merasakan sulit untuk melakukan aktivitas karena nyeri.

2) Pola nutrisi Biasanya klien mengatakan adanya kebiasaan makan makanan yang tinggi purin seperti daging.

3) Pola eliminasi Biasanya terjadi inkontinensia urine dan pada pola defekasi biasanya terjadi konstipasi akibat penurunan peristaltik usus yang dapat disebabkan oleh faktor usia.

4) Kemampuan berpindah Umumnya tidak mampu lagi berjalan terlalu lama. Pasien mengatakan lutut nya kemeng, nyeri dan kesemutan

5) Pola hubungan dan peran Menggambarkan dan mengetahui hubungan dan peran klien terhadap anggota keluarga dan masyarakat tempat tinggal, pekerjaan, tidak punya rumah, dan masalah keuangan.

6) Pola sensori dan kognitif Menjelaskan persepsi sensori dan kognitif

7) Pola persepsi dan konsep diri Menggambarkan sikap tentang diri sendiri dan persepsi terhadap kemampuan konsep diri.

8) Pola seksual dan reproduksi Menggambarkan kepuasan/masalah terhadap seksualitas

9) Pola mekanisme/penanggulangan stress dan koping Menggambarkan kemampuan untuk menangani stress dan koping

10) Pola tata nilai dan kepercayaan Menggambarkan dan menjelaskan pola, nilai keyakinan termasuk spiritual.

(12)

DIAGNOSA

KEPERAWAT AN

1. Resiko cidera berhubungan dengan lingkungan yang tidak aman (D.0136)

2. Gangguan mobilitas fisik yang berhubungan dengan keterbatasan rentang gerak (D.0054) 3. Gangguan nyaman nyeri yang berhubungan

dengan trauma jaringan akibat jatuh (D.0074)

(13)

INTERVENSI

KEPERAWATAN

Diagnosa Kriteria hasil Intervensi

Resiko cedera

berhubungan dengan lingkungan yang tidak aman (D.0136)

Tingkat Cedera (L.14136) Setelah dilakukan tindakan

keperawatan 3x24 jam diharapkan Tingkat

Cidera Menurun dengan kriteria hasil :

- Toleransi aktivitas Meningkat

- Kejadian cedera Menurun

- Luka/lecet Menurun  Keteganggan otot

Menurun

- Gangguan mobilitas Menurun

- Gangguan kognitif Menurun

- Tekanan darah Membaik

- Frekuensi nadi Membaik

- Frekuensi nafas Membaik

- Pola istirahat/tidur Membai

Pencegahan Cedera (I.14537) Observasi :

- Identifikasi obat yang berpotensi menyebabkan cedera

- Identifikasi kesesuaian alas kaki atau stoking elastis pada ekstremitas bawa

Terapeutik :

- Sediakan pencahayaan yang memadai Gunakan lampu tidur selama jam tidur

- Sosialisasikan pasien dan keluarga dengan lingkungan ruang rawat (mis penggunaan

telepon, tempat tidur, penerangan reangan dan lokasi kamar mandi)

- Gunakan ales lantai jika berisiko mengalami cedera serius  Sediakan alas kaki antislip

- Sediakan pispot atau urinal untuk eliminasi di tempat tidur, jika perlu

- Pastikan barang-barang pribadi mudah dijangkau

(14)

Diagnosa Kriteria hasil Intervensi

- Pertahankan posisi tempat tidur di posisi terendah saat digunakan

- Pastikan rode tempat tidur atau kursi roda dalam kondisi terkunci

- Gunakan pengaman tempat tidur sesuai

dengan kebijakan fasilitas pelayanan kesehatan - Diskusikan mengenai latihan dan terapi fisik

yang diperlukan

- Diskusikan mengenai alat bantu mobilitas yang sesuai (mis. tongkat atau alat bantu jalan)

- Diskusikan bersama anggota keluarga yang dapat mendampingi pasien

Observasi:

- Jelaskan alasan intervensi pencegahan jatuh ke pasien dan keluarga

- Anjurkan berganti posisi secara perlahan dan duduk selama beberapa menit ebelum berdiri

(15)

EVIDENCE BASED PARTICE PADA

JURNAL

A. SWOT

(16)

EVIDENCE BASED PARTICE PADA

JURNAL

(17)

TERIMA

KASIH

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan antara aktivitas fisik dengan risiko jatuh pada lanjut usia di Desa Pucangan Kecamatan

Vertigo kemungkinan berhubungan dengan jatuh, jatuh disebabkan karena gangguan muskuloskeletal dan gangguan neural vestibular yang menyebabkan gangguan keseimbangan,

$nformasikan kepada pasien dan keluarga pasien tentang kegiatan asesmen awal atau pengkajian awal risiko jatuh yang akan dilakukan beserta

Belum ada SPO risiko jatuh Belum semua petugas dpt melakukan assesment risiko jatuh Kesalahan dlm melakukan asesment risiko jatuh Tidak memasang klip risiko jatuh pada

Vertigo kemungkinan berhubungan dengan jatuh, jatuh disebabkan karena gangguan muskuloskeletal dan gangguan neural vestibular yang menyebabkan gangguan keseimbangan, sehingga

Perawat yang bertugas akan melakukan skrining risiko jatuh kepada setiap pasien dengan menggunakan “Asesmen Risiko Jatuh Harian”.. Setiap pasien akan dilakukan asesmen ulang

b Intervensi jatuh risiko tinggi : Edukasi pasien dan keluarga mengenai pencegahan jatuh dan memasang gelang risiko jatuh pada tangan pasien c Petugas menjelaskan tujuan pemasangan

Getup and go, risiko jatuh,