• Tidak ada hasil yang ditemukan

SAK-ETAP Standar Akuntansi Syari'ah - Transfer Pricing Course

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "SAK-ETAP Standar Akuntansi Syari'ah - Transfer Pricing Course"

Copied!
281
0
0

Teks penuh

(1)

PERKEMBANGAN STANDAR AKUNTANSI

(2)

Agenda

Standar Akuntansi di Indonesia

1.

Perkembangan PSAK sd 2014

2.

Overview Perubahan PSAK

3.

St an da r

Ak un ta ns i

4.

5.

Overview SAK ETAP

Overview PSAP

(3)

Standar Akuntansi

• Untuk keseragaman laporan keuangan, laporan keuangan yang relevan dan reliable (representational faitfullness)

• Memudahkan penyusun laporan keuangan karena ada

pedoman baku sehingga meminimalkan bias dari penyusun

• Memudahkan auditor dalam mengaudit

• Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda.

• Pengguna laporan keuangan banyak pihak sehingga

penyusun tidak dapat menjelaskan kepada masing-masing pengguna

• Untuk keseragaman laporan keuangan, laporan keuangan yang relevan dan reliable (representational faitfullness)

• Memudahkan penyusun laporan keuangan karena ada

pedoman baku sehingga meminimalkan bias dari penyusun

• Memudahkan auditor dalam mengaudit

• Memudahkan pembaca laporan keuangan untuk menginterpretasikan dan membandingkan laporan keuangan entitas yang berbeda.

• Pengguna laporan keuangan banyak pihak sehingga

penyusun tidak dapat menjelaskan kepada masing-masing

pengguna

(4)

Tujuan Laporan Keuangan

Laporan keuangan memberikan infomasi  posisi keuangan, kinerja

perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan

Laporan keuangan memberikan infomasi  posisi keuangan, kinerja

perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan

Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), dan pertanggungjawaban sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Laporan keuangan menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), dan pertanggungjawaban sumber daya yang dipercayakan kepadanya

Memenuhi kebutuhan sebagian besar pemakai.

Memenuhi kebutuhan sebagian besar pemakai.

Laporan keuangan,

Laporan Tahunan (Annual Reporting),

Laporan Berkelanjutan (Sustainability Reporting),

Laporan Terintegrasi (Integrated Reporting) – Tripple bottom line

Laporan keuangan,

Laporan Tahunan (Annual Reporting),

Laporan Berkelanjutan (Sustainability Reporting),

Laporan Terintegrasi (Integrated Reporting) – Tripple bottom line Laporan perusahaan

Laporan perusahaan

(5)

Empat Pilar Standar Akuntansi Indonesia

5

IFRS hanya diadopsi PSAK full 2012, pada tahun 2013 dilakukan revisi beberapa standar dan ditambahkan standar baru 65, 66, 67, 68 yang akan efektif pada tahun 2015

SAK ETAP digunakan untuk entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik tidak signifikan.

DSAS telah mengeleluarkan 10 PSAK Syariah

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik signifikan - SAK-ETAP Standar Akuntansi Syari’ah – SAK Syariah Standar Akuntansi Pemerintahan - SAP

(6)

SAK ETAP

• SAK ETAP: Standar akuntansi keuangan untuk entitas tanpa akuntabilitas publik signifikan.

• ETAP adalah entitas yang:

Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan

Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial statement) bagi pengguna eksternal.

• Menggunakan acuan IFRS untuk Small Medium Enterprises.

• Lebih sederhana antara lain:

Aset tetap, tidak berwujud menggunakan harga perolehan

Entitas anak tidak dikonsolidasi tetapi sebagai investasi dengan metode ekuitas.

Pajak menggunakan konsep pajak terutang bukan pajak tangguhan

• BPR sesuai aturan BI menggunakan SAK ETAP

• Diterbitkan tahun 2011

(7)

1. Laporan Realisasi Anggaran

2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL)

3. Neraca

4. Laporan Arus Kas

5. Laporan Operasional

6. Laporan Perubahan Ekuitas

7. Catatan atas Laporan Keuangan

KOMPONEN LK – PP 71/2010

(8)

PSAK SYARIAH

• Basis transaksi

• Digunakan oleh entitas yang melakukan transaksi syariah baik entitas lembaga syariah maupun non lembaga syariah

• Pengembangan dengan model PSAK umum namun berbasis syariah dengan acuan fatwa MUI

• PSAK 100 – PSAK 110

Bank Syariah  PSAK Syariah + PSAK BPR Syariah  PSAK Syariah + SAK ETAP

PSAK 106 Akuntansi Musyarakah

PSAK 107 Akuntansi Ijarah

PSAK 108 Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah

PSAK 109 Akuntansi Zakat, Infaq dan Shadaqoh

PSAK 110 Akuntansi Sukuk

PSAK 106 Akuntansi Musyarakah

PSAK 107 Akuntansi Ijarah

PSAK 108 Akuntansi Transaksi Asuransi Syariah

PSAK 109 Akuntansi Zakat, Infaq dan Shadaqoh

PSAK 110 Akuntansi Sukuk

PSAK 101 Penyajian Laporan Keuangan Syariah

PSAK 102 Akuntansi Murabahah) Revisi 2013

PSAK 103 Akuntansi Salam

PSAK 104 Akuntansi Istishna

PSAK 105 Akuntansi Mudharabah

PSAK 101 Penyajian Laporan Keuangan Syariah

PSAK 102 Akuntansi Murabahah) Revisi 2013

PSAK 103 Akuntansi Salam

PSAK 104 Akuntansi Istishna

PSAK 105 Akuntansi Mudharabah

(9)

SAP

• Instansi Pemerintah menggunakan Standar Akuntansi Pemerintahan, PP 24 tahun 2005  PP 71 tahun 2010

• Standar disusun oleh Komite Akuntansi Pemerintahan kemudian ditetapkan dengan PP

• Diterapkan untuk entitas pemerintah dalam menyusun LKPP dan LKPD:

– instansi pemerintah pusat – Instansi pemerintah daerah

– BLU dikonsolidasikan dengan LKP – menggunakan PSAP dan PSAK, – BUMN (sbg investasi pemerintah)  menggunakan PSAK

• Entitas sektor publik selain pemerintah menggunakan PSAK 45 untuk pelaporan dan yang lain mengikuti PSAK / SAK ETAP.

9

(10)

PSAK – IFRS BASED

• Wajib diterapkan untuk entitas dengan akuntabilitas publik seperti: Emiten, perusahaan publik, perbankan, asuransi, dan BUMN.

• Dapat diterapkan oleh entitas lainya.

• Basis transaksi, bukan basis industri.

• Tujuan: memberikan informasi yang relevan bagi user laporan keuangan

• Indonesia melakukan adopsi penuh 1 Januari 2012 – tahap 1

• Proses adopsi tahap kedua efektif 1 Januari 2015

(11)

IFRS Global Standard

• IFRS merupakan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku secara global

• Proses akuntansi merupakan proses umum yang terjadi pada setiap entitas sehingga penggunaan standar yang sama akan memudahkan pengguna dalam memahami laporan keuangan.

• Hasil dari pertemuan pemimpin negara G20 forum di Washington DC, 15 November 2008 :

– “Strengthening Transparency and Accountability”

• Pertemuan G20 di London, 2 April 2009 menghasilkan kesepakatan untuk Strengthening Financial Supervision and Regulation “to call on the

accounting standard setters to work urgently with supervisors and regulators to improve standards on valuation and provisioning and achieve a single set of high-quality global accounting standards.”

11

(12)

Manfaat IFRS

• Meningkatkan daya banding laporan keuangan.

• Memberikan informasi yang berkualitas di pasar modal internasional

• Menghilangkan hambatan arus modal internasional dengan mengurangi perbedaan dalam ketentuan pelaporan keuangan.

• Mengurangi biaya pelaporan keuangan bagi perusahaan multinasional dan biaya untuk analisis keuangan bagi para analis.

• Meningkatkan kualitas pelaporan keuangan menuju “best

practise”.

(13)

Karakteristik Standar ??

Principle Based : Judgment Dinamis

Fair Value Lebih banyak

Pengungkapan

13

(14)

Karakteristik IFRS

• IFRS menggunakan Principles Base “ :

Lebih menekankan pada intepreatasi dan aplikasi atas standar sehingga harus berfokus pada spirit penerapan prinsip tersebut.

Standar membutuhkan penilaian atas substansi transaksi dan evaluasi apakah presentasi akuntansi mencerminkan realitas ekonomi.

Membutuhkan profesional judgment pada penerapan standar akuntansi.

• Menggunakan fair value dalam penilaian, jika tidak ada nilai pasar aktif harus melakukan penilaian sendiri (perlu kompetensi) atau menggunakan jasa penilai

• Mengharuskan pengungkapan (disclosure) yang lebih banyak baik kuantitaif maupun kualitatif

• IFRS secara dinamis akan berubah mengikuti perkembangan lingkungan

(15)

“Judgment”

• IFRS = Principles

• Penerapan standard mengacu pada substansi ekonomi bukan bentuk hukumnya.

• Pemahaman underlying transaksi dan detail kontrak menjadi penting

• Pengajaran dengan menggunakan kasus

 Ilustrasi

 PT. ABC memiliki kontrak dengan PT. XYZ untuk membeli semua produk yang dihasilkan. Produknya khusus dan hanya dapat dijual kepada PT. ABC.

Kontrak meliputi jangka waktu 30 tahun. Kontrak tersebut menjamin

bahwa PT. ABC membeli jumlah minimum produk XYZ setiap tahun dengan harga yang telah ditentukan. Dari kontrak tersebut PT. B dapat

memperoleh pengembalian modal dari investasi untuk memproduksi produk tersebut.

15

(16)

Dinamis

• IFRS membuka wawasan, bahwa mengajarkan akuntansi keuangan harus sesuai dengan standar bukan teks book.

• Awareness terhadap standar akuntansi meningkat

• Materi pengajaran harus dinamis mengikuti perkembangan standar.

• IFRS sering berubah

– Digunakan perusahaan banyak di negara sehingga kesulitan penerapan akan membuahkan kritik terhadap standar yang ada  perubahan

– Perubahan lingkungan usaha

• Contoh 

– instrumen keuangan, PSAK 50 (2006), PSAK 50 (2010), PSAK 50 (2013)

(17)

Definisi Nilai Wajar

nilai wajar sebagai harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.

nilai wajar sebagai harga yang akan diterima untuk menjual suatu aset atau harga yang akan dibayar untuk mengalihkan suatu liabilitas dalam transaksi teratur antara pelaku pasar pada tanggal pengukuran.

17

• “...the price that would be received to sell an asset or transfer a liability in an orderly transaction between market participants at the measurement date.”

IFRS 13 para 9

Tiga level nilai wajar

Level 1 – harga kuotasian dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik

Level 2 - input selain harga kuotasian yang dapat diobservasi baik secara langsung atau tidak langsung

Level 3 - input yang bukan berdasarkan harga pasar yang dapat diobservasi

Tiga level nilai wajar

Level 1 – harga kuotasian dalam pasar aktif untuk aset atau liabilitas yang identik

Level 2 - input selain harga kuotasian yang dapat diobservasi baik secara langsung atau tidak langsung

Level 3 - input yang bukan berdasarkan harga pasar yang dapat diobservasi

(18)

“Fair value”

• IAS 41 Agriculture

Biological asset dinilai sebesar nilai wajar dikurangi dengan biaya penjualan (point-of-sale costs), baik pada pengakuan pertama maupun pada tanggal laporan

Agriculture product dinilai nilai wajar dikurangi dengan biaya penjualan (point-of-sale costs), pada pengakuan pertama.

• both on initial recognition and at each balance sheet date

 Fair value menggunakan harga kuotasi jika tidak ada menggunakan harga wajar alternatif

 Perlu tidak mengajarkan perhitungan fair value

 Bagaimana menentukan estimasi arus kas, tingkat suku bunga

 Teknik valuasi

 Model opsi

 Judgment : produk serupa, transaksi terkini, biaya penjualan

(19)

Pengungkapan Lebih Banyak

• Ilustrasi laporan keuangan.

• Membaca dan membuat pengungkapan

• pengungkapan yang diinginkan oleh standar

• Judgment : apa yang perlu diungkapkan

• Ilustrasi laporan keuangan.

• Membaca dan membuat pengungkapan

• pengungkapan yang diinginkan oleh standar

• Judgment : apa yang perlu diungkapkan

PSAK 60 – Instrumen keuangan

Pengungkapan kualitatif : eksposure dan timbulnya risiko; tujuan, kebijakan dan proses pengelolaan risiko; perubahan dua hal tersebut.

Pengungkapan kuantitatif: risiko kredit, aset keuangan yang melewati jatuh tempo/mengalami penurunan, agunan dan peningkatan kualitas kredit; risiko pasar; risiko likuiditas analisis sensitifitas; pengungkapan risiko pasar laiinnya.

19

(20)

• Pasca Konvergensi PSAK 2012 = IFRS (kecuali IFRS terbaru)

• Perbedaan IFRS dengan PSAK dijelaskan dalam Standar bagian depan.

– Substansi / konseptual – Redaksional

– Tanggal efektif

• Secara gradual, IFRS sudah diterapkan mengikuti pemberlakuan PSAK yang bersangkutan.

• Setelah konvergensi IFRS  PSAK akan berkembang dinamis mengikuti IFRS

IFRS - PSAK

(21)

Sejarah Standar Akuntansi

Pra PAI 1973

PAI 1973

Harmonisasi IAS 1994-

2007

Konvergensi IFRS 2008-

2012

Konvergensi IFRS 2012-

2015

21

8 Desember 2008

Komitmen mendukung IFRS sebagai standar akuntansi keuangan global

8 Desember 2008

Komitmen mendukung IFRS sebagai standar akuntansi keuangan global

Efektif 1 Januari 2012

Efektif 1 Januari 2012

Efektif 1 Januari 2015

Efektif 1 Januari 2015

(22)

Roadmap IFRS di Indonesia

Efektif

< 2010 Efektif

< 2010

3 PSAK

1 ISAK

9 PPSAK

1 PISAK

3 PSAK

1 ISAK

9 PPSAK

1 PISAK

Efektif 2011 Efektif

2011

16 PSAK

6 ISAK

1 PPSAK

16 PSAK

6 ISAK

1 PPSAK

Efektif 2012 Efektif

2012

11 PSAK

12 ISAK

3 PPSAK

11 PSAK

12 ISAK

3 PPSAK

Efektif 2013 Efektif

2013

22 PSAK

1 ISAK

2 PPSAK

22 PSAK

1 ISAK

2 PPSAK

Efektif 2014&2015

Efektif 2014&2015

4 PSAK

9 Revisi PSAK

4 ISAK (2014)

1 PPSAK (2014)

Penyesuan SAK

4 PSAK

9 Revisi PSAK

4 ISAK (2014)

1 PPSAK (2014)

Penyesuan SAK

IAS / IFRS dalam proses adopsi:

a. IFRS 9 Financial Instruments

b. IFRS 14 Regulatory Deferral Accounts c. IFRS 15 Revenue from Contracts with

Diskusi IFRS

a. IFRS 4 Insurance Contract b. Leases

c. Conceptual Framework –

FASE 1 FASE 2

(23)

PSAK 2013 & 2014

23

NO IFRS STATUS

1 IFRS 10: Consolidated Financial

Statements PSAK 65: Laporan Keuangan Konsolidasian [1

Jan 2015]

2 IFRS 11: Joint Arrangements PSAK 66: Pengaturan Bersama [1 Jan 2015]

3 IFRS 12: Disclosure of Interests in

Other Entities PSAK 67: Pengungkapan Kepentingan dalam

Entitas Lain [1 Jan 2015]

4 IFRS 13: Fair Value Measurement PSAK 68: Pengukuran Nilai Wajar [1 Jan 2015]

5 IFRIC 18: Transfer of Assets from

Customers ISAK 27: Pengalihan Aset dari Pelanggan [1

Jan 2014]

6 IFRIC 19: Extinguishing Financial

Liabilities with Equity Instruments ISAK 28: Pengakhiran Liabilitas Keuangan dengan Instrumen Ekuitas [1 Jan 2014]

7 IFRIC 20: Stripping Costs in the

Production Phase of a Surface Mining ISAK 29: Biaya Pengupasan Lapisan Tanah tahap Produksi pada Pertambangan Terbuka [1 Jan 2014]

(24)

PSAK 2013 & 2014

NO IFRS STATUS

1 IAS 1: Presentation of Financial

Statements PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan [1 Jan 2015]

2 IAS 19: Employee Benefits PSAK 24: Imbalan Kerja [1 Jan 2015]

3 IAS 27: Separate Financial Statements PSAK 4: Laporan Keuangan Tersendiri [1 jan 2015]

4 IAS 28: Investments in Associates and

Joint Ventures PSAK 15: Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama [1 Jan 2015]

5 IAS 32: Financial Instruments:

Presentation PSAK 50: Instrumen Keuangan: Penyajian

[Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]

6 IAS 36: Impairment of Assets PSAK 48: Penurunan Nilai Aset [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]

7 IAS 39: Financial Instruments:

Recognition and Measurement (IFRS 9 eff 2018 belum diadopsi)

PSAK 55: Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]

8 IFRS 7: Financial Instruments:

Disclosures PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan

[Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]

9 IAS 12: Income Tax PSAK 46: Pajak Penghasilan [Disahkan pada 29 April 2014, berlaku 1 Jan 2015]

(25)

PSAK non IFRS

1. PSAK 28: Akuntansi Kontrak Asuransi Kerugian;

2. PSAK 36: Akuntansi Kontrak Asuransi Jiwa;

3. PSAK 38: Akuntansi Restrukturisasi Entitas Sepengendali;

4. PSAK 34: Kontrak Konstruksi

5. PSAK 44: Pendapatan Real Estate

6. PSAK 45: Pelaporan Keuangan Entitas Nirlaba;

7. ISAK 25: Hak atas Tanah

25

(26)

Perkembangan Setelah 1 Januari 2015

• IFRS 9 Financial Instruments (efektif 1 Januari 2018)

• IFRS 14 Regulatory Deferral Accounts (efektif 1 Januari 2016)

• IFRS 15 Revenue from Contracts with Customers (efektif 1 Januari 2017)

IFRS terbaru:

• Amandemen IFRS 4 Insurance Contracts

• IFRS on Leases

• Amandemen dan penyesuaian IFRS lain

Pembahasan IASB:

(27)

PSAK 2015

27

ISAK 30 Pungutan

• Amandemen IAS 1 Disclosure Initiative

Amandemen PSAK 1 : Prakarsa Pengungkapan

• Amandemen IFRS 4 IAS 16 dan IAS 38

Amandemen PSAK 16 dan PSAK 19: Klarifikasi yang Diterima untuk Penyusutan dan Amortisasi

• Amandemen IAS 19 Defined Plans: Employee Contributions Amandemen PSAK 24: Program Manfaat Pasti Kontribusi Pekerja

(28)

PSAK 2015

PSAK 69 Agrikultur

ISAK 31 Interpretasi atas Ruang Lingkup Properti Investasi

Amandemen PSAK 4 : Metode Ekuitas dalam Laporan Keuangan Tersendiri

Amandemen PSAK 15, 65 dan 67 : Entitas Investasi Penerapan Pengecualian Konsolidasi

Amandemen PSAK 66: Akuntansi Akuisisi Kepentingan dalan Operasi Bersama

Amandemen PSAK 16: Agrikultur Tanaman Produktif

(29)

OVERVIEW STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

(30)

Kerangka Konseptual menurut IFRS

(31)

PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan

Latar Belakang Perubahan 2013

31

Perbaikan dengan penggunaan istilah yang lebih tepat

Pengaruh perkembangan PSAK lain yang belum dikeluarkan tahun 2009

Mengikuti perubahan terakhir IAS 1 tahun 2010 :

pemisahaan penghasilan komprehensif lain dan penyajian informasi komparatif.

Efektif berlaku 1 Januari 2015, tidak ada penerapan dini.

(32)

Laporan Keuangan - 2013

• PSAK 1  Penyajian Laporan Keuangan

– Komponen

– Tanggung jawab laporan keuangan

Identifikasi laporan keuangan

Laporan Posisi Keuangan

Laporan Laba Rugi dan Penghasilan

Komprehensif Lain

Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan Arus Kas

Catatan atas Laporan Keuangan

Karakteristik umum

Penyajian secara wajar dan kepatuhan terhadap SAK

Kelangsungan usaha

Dasar akrual

Material dan agregasi

Saling hapus

Frekuensi pelaporan

Informasi komparatif

Konsistensi penyajian

(33)

Tujuan Laporan Keuangan

• Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.

33

 Tujuan laporan keuangan :

– memberikan informasi mengenai:

– posisi keuangan, – kinerja keuangan – arus kas entitas

yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan

ekonomi.

(34)

Komponen Laporan Keuangan

a. laporan posisi keuangan (neraca) pada akhir periode;

b. laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode;

c. laporan perubahan ekuitas selama periode;

d. laporan arus kas selama periode;

e. catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi penting dan informasi penjelasan lain; dan

ea informasi komparatif untuk mematuhi periode sebelumnya sebagaimana ditentukan dalam paragraf 38 dan 38A

f. laporan posisi keuangan pada awal periode komparatif sebelumnya yang disajikan ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos

laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya sesuai dengan paragraf 40A-40D.

(35)

Informasi Komparatif Minimum 38,38A, 38B

• Entitas menyajikan informasi komparatif terkait dengan periode

sebelumnya untuk seluruh laporan keuangan periode berjalan, kecuali diizinkan atau disyaratkan lain oleh SAK.

• Informasi komparatif yang bersifat naratif dan deskriptif dari laporan keuangan periode sebelumnya diungkapkan jika relevan.

• Entitas menyajikan minimal, dua laporan posisi keuangan, dua laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain, dua laporan laba rugi terpisah (jika disajikan), dua laporan arus kas dan dua laporan perubahan ekuitas, serta catatan atas laporan keuangan terkait.

• Dalam beberapa kasus, informasi naratif yang disajikan dalam laporan keuangan periode sebelumnya masih tetap relevan pada periode berjalan.

47

(36)

Informasi Komparatif - Tambahan

• Entitas dapat menyajikan informasi komparatif sebagai tambahan atas laporan keuangan komparatif minimum yang disyaratkan PSAK/ISAK, sepanjang informasi tersebut disusun sesuai dengan PSAK/ISAK.

• Informasi komparatif ini dapat berisi terdiri satu atau lebih laporan keuangan, namun tidak terdiri dari laporan keuangan lengkap.

• Misalnya, entitas dapat menyajikan tiga laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain (sehingga menyajikan periode berjalan, periode

sebelumnya, dan satu periode komparatif tambahan).

• Entitas tidak disyaratkan untuk menyajikan seluruh laporan keuangan saat menyajikan informasi komparatif tambahan.

• Entitas disyaratkan menyajikan, dalam catatan atas laporan keuangan, informasi komparatif yang terkait dengan laporan tambahan.

(37)

Perubahan Kebijakan Akuntansi, Penyajian kembali, retrospektif atau reklasifikasi

Entitas menyajikan laporan posisi keuangan ketiga pada posisi awal periode komparatif sebagai tambahan laporan keuangan komparatif minimum jika:

a. entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif, membuat penyajian kembali retrospektif atas pos-pos dalam laporan keuangan atau reklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangan; dan

b. penerapan retrospektif, penyajian kembali retropsektif atau

reklasifikasi memiliki dampak material atas informasi dalam laporan posisi keuangan pada awal periode sebelumnya.

Entitas menyajikan tiga laporan posisi keuangan pada:

a. akhir periode berjalan;

b. akhir periode sebelumnya; dan c. awal periode

49

(38)
(39)

Penghasilan Komprehensif Lain

• Penghasilan komprehensif lain: berisi pos-pos penghasilan dan

beban (termasuk penyesuaian reklasifikasi) yan tidak diakui dalam laba rugi sebagaimana disyaratkan atau diizinkan oleh SAK

• Komponen penghasilan komprehensif:

– Selisih revaluasi aset tetap

– Pengukuran kembali program imbalan pasti

– Laba rugi dampak dari penjabaran laporan keuangan – Perubahan nilai investasi available for sales

– Bagian efektif dari keuntungan lindung nilai arus kas

50

(40)

Informasi dalam Penghasilan Komprehensif Lain

• Bagian penghasilan komprehensif lain menyajikan pos-pos untuk jumlah penghasilan komprehensif lain dalam periode berjalan, diklasifikasikan berdasarkan sifat (termasuk bagian penghasilan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan ventura bersama yang dicatat menggunakan metode ekuitas) dan dikelompokkan, sesuai dengan PSAK/ISAK lainnya:

a) tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi; dan

b) akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu terpenuhi.

• Entitas menyajikan pos-pos tambahan, judul, dan subtotal jika penyajian tersebut relevan untuk pemahaman kinerja keuangan entitas.

• Entitas tidak diperkenankan untuk meyajikan pos-pos penghasilan dan beban seperti pos luar biasa dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain atau dalam catatan atas laporan keuangan

(41)

Penghasilan Komprehensif Lain

Penghasilan komprehensif terdiri dari laba rugi tahun berjalan dan penghasilan komprehensif lain

Penghasilan komprehensif lain adalah perubahan aset/liabiltas  perubahan ekuitas yang bukan berasal dari transaksi pemilik.

Tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi;

Surplus revaluasi aset tetap  direklasifikasi melalui saldo laba saat didepresiasi atau ketika aset dijual

Penyesuaian imbalan kerja manfaat pasti – keuntungan/kerugian aktuaria  tidak direklasifkasi.

Akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu terpenuhi.

Keuntungan/kerugian dari available for sale  sudah direalisasi Cash flow hedge

Translasi mata uang asing

Bagian enghasilan komprehensif anak/asosiasi  jika dijual

51

(42)

Penghasilan Komprehensif Lain – Tidak Direklasifikasi

• Entitas melakukan revaluasi aset tetap pada 2 Januari 2015. Nilai perolehan 600.000 akumulasi depresiasi 200.000. Aset direvaluasi menjadi 500.000 dan masa manfaat tersisa 10 tahun.

• Jurnal saat revaluasi

Akumulasi Depresiasi 200.000

Aset tetap 200.000

Aset tetap 100.000

Surplus revaluasi 100.000

• Jurnal saat depresiasi

Beban Depresiasi 50.000

Akumulasi Depresiasi 50.000 Surplus Revaluasi 10.000

Saldo Laba 10.000

Ref: PSAK 1

(43)

Penghasilan Komprehensif Lain – Direklasifikasi

• Entitas membeli investasi tersedia dijual seharga 100.000 pada 1 Desember 2015. Pada 31 Desember nilainya naik menjadi 115.000.

Inbvestasi ini dijual dengan harga 110.000 pada 1 Maret 2016.

• Jurnal saat pembelian

Aset keuangan – tersedia untuk dijual 100.000

Kas 100.000

• Jurnal saat penilaian 31 Desember 2015

Aset keuangan – tersedia untuk dijual 15.000

Penghasilan komprehensif lain 15.000

• Jurnal saat penjualan 1 Maret 2016

Kas 110.000

Penghasilan komprehensif lain 15.000

Aset keuangan – tersedia untuk dijual 115.000 Penghasilan penjualan AFS 10.000

56

(44)

PT PERTAMINA (PERSERO) DAN ENTITAS ANAK

LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN KONSOLIDASIAN Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2015

(Dinyatakan dalam ribuan Dolar Amerika Serikat, kecuali dinyatakan lain)

Ilustrasi Penerapan PSAK 1 R2013

(45)

Ilustrasi Penerapan PSAK 1 R2013

45

Referensi : Laporan Tahunan BP 2014

(46)

Ilustrasi Penerapan PSAK 1 R2013

(47)

Laporan Posisi Keuangan (Neraca) - 2011

• Nama menjadi Laporan Posisi Keuangan (Neraca), tambahan neraca untuk sinkronisasi dengan regulasi di Indonesia

• Perubahan definisi-definisi seperti Kewajiban menjadi Liabilitas dan hak minoritas menjadi kepentingan nonpengendali (non-controlling interest)

• Penyajian kepentingan non pengendali sebagai bagian ekuitas dan bagian laba bukan sebagai pengurang laba LK konsolidasian

• Laporan keuangan awal periode (dr periode sajian) untuk penyajian retroaktif  perubahan kebijakan dan koreksi kesalahan

• Minimum line item Penyajian Neraca

Properti Investasi

Investasi dengan menggunakan metode ekuitas Aset yang dimiliki untuk dijual

dll

• Urutan penyajian laporan keuangan dalam ilustrasi menurut PSAK 1 berbeda dengan IAS 1 (Aset tidak lancar di atas)

47

(48)

Laporan Laba Rugi Komprehensif - 2011

• Laporan Laba rugi  Laporan Laba Rugi Komprehensif.

• Penyajian laporan laba rugi dengan memasukkan unsur laba komprehensif

• Laba dialokasikan untuk pemegang saham minoritas dan mayoritas

• Ketentuan minimum item dalam laporan laba rugi.

• Klasifikasi beban berdasarkan fungsi dan sifat, jika disajikan berdasarkan fungsi ada pengungkapan berdasarkan sifat

• Penyajian “pos luar biasa / extraordinary item” tidak diperkenankan lagi

• Minimum line item : Pendapatan, Biaya keuangan, Beban pajak, pendapatan investasi asosiasi, Penghasilan komprehensif lain, dll

• Penghasilan komprehensif: Perubahan aset atau liabilitas yang tidak mempengaruhi laba pada periode rugi.

• Alternatif penyajian laporan tunggal atau dua laporan

(49)

PSAK 2

49

(50)

PSAK 2: LAPORAN ARUS KAS

• Informasi arus kas entitas berguna sebagai dasar untuk menilai kemampuan entias dalam menghasilkan kas dan setara kas serta menilai kebutuhan kas entitas untuk menggunakan arus kas tersebut.

• Laporan arus kas menggambarkan perubahan historis dalam kas dan setara kas yang diklasifikasikan atas

aktivitas operasi, investasi dan pendanaan selama satu

periode

(51)

Arus Kas dari Aktivitas Operasi

• Metode yang dapat digunakan:

– Metode langsung  kelompok utama dari penerimaan dan pengeluaran kas bruto diungkapkan;

– Metode tidak langsung  laba disesuaikan dengan mengoreksi transaksi non kas, penangguhan atau akrual dan unsur

penghasilan/beban yang terkait aktivitas investasi dan pendanaan.

• Dianjurkan melaporkan dengan metode langsung  informasi yang lebih berguna

• ETAP  metode tidak langsung

51

(52)

Laporan Arus Kas

Arus kas bunga dan dividen diungkapkan secara terpisah dan diklasifikasikan secara konsisten.

Beban bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau pendanaan (alternatif)

Pendapatan bunga dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau investasi (alternatif)

Dividen yang dibayarkan dapat disajikan sebagai arus kas pendanaan atau operasi (alternatif)

Pendapatan dividen dapat disajikan sebagai arus kas operasi atau investasi (alternatif)

Arus kas yang berkaitan dengan pajak penghasilan dan bunga pinjaman diungkapkan secara terpisah.

Perubahan nilai tukar dilaporkan dalam LAK untuk merekonsiliasi saldo awal dan akhir kas dan setara kas

(53)

PSAK 4

(54)

Ketentuan LK Tersendiri

Sebagai bagian dari informasi tambahan

Sebagai bagian dari informasi tambahan

Investasi dicatat dengan

menggunakan metode biaya*

Dividen diakui saat ditetapkan

Investasi dicatat dengan

menggunakan metode biaya*

Dividen diakui saat ditetapkan

Hanya untuk entitas

terkonsolidasi Hanya untuk entitas

terkonsolidasi Ketentuan

Ketentuan PenyajianPenyajian PengungkapanPengungkapan

* Metode ekuitas diperkenankan menurunt amandemen PSAK 4 2015

(55)

Penyusunan LK Tersendiri

• LK keuangan tersendiri disusun sesuai dengan SAK yang berlaku kecuali yang diatur dalam ketentuan khusus.

• Jika entitas induk menyusun LK tersendiri, maka entitas induk

mencatat investasi pada entitas anak, ventura bersama dan entitas asosiasi pada (Par 10):

Biaya perolehan atau

Sesuai PSAK 55: Instrumen Keuangan Pengakuan dan Pengukuran

• Entitas induk menerapkan akuntansi yang sama untuk setiap kategori investasi.

• Jika investasi akan dijual  PSAK 58: Aset tidak lancar yang dimiliki untuk dijual dan operasi dihentikan.

• Pengukuran investasi yang dicatat sesuai PSAK 55 tidak berubah.

• Entitas Induk mengakui dividen dari entitas anak, ventura bersama, atau entitas asosiasi pada laba rugi dalam laporan keuangan

tersendiri ketika hak menerima dividen ditetapkan.

55

(56)

PSAK 5

(57)

Segmen Operasi – PSAK 5

57

Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis yang mana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi.

Penyusunan laporan keuangan didasarkan

pada perspektif kebutuhan informasi

oleh pihak eksternal Penyusunan laporan keuangan didasarkan

pada perspektif kebutuhan informasi

oleh pihak eksternal

Penyusunan laporan keuangan didasarkan

pada perspektif kebutuhan informasi

oleh pihak internal Penyusunan laporan keuangan didasarkan

pada perspektif kebutuhan informasi

oleh pihak internal

(58)

Segmen Operasi

• Segmen operasi adalah komponen dari entitas:

Terlibat dalam aktivitas bisnis untuk memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban,

Hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk alokasi sumber daya dan menilai kinerja, dan

Tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan

• Kriteria suatu unit dianggap sebagai segmen: 10% dari pendapatan, laba rugi atau aset.

• Pengungkapan:

Jika tidak memenuhi ambang batas dapat dipertimbangkan (10% pendapatan, laba rugi atau aset)  jika manjemen percaya informasi tersebut berguna bagi pengguna.

Yang tidak memenuhi ambang batas dapat digabung jika memenuhi kriteria agregasi.

Jika yang dilaporkan kurang dari 75% dari pendapatan entitas  tambahan segmen diidentifikasi (walau tidak memenuhi kriteria).

Segmen operasi lain yang tidak dilaporkan digabungkan dan diungkapkan dalam kategori “semua segmen lain”.

(59)

Ilustrasi Segmen

59

Pelaporan segmen ad. Segment reporting

Segmen operasi dilaporkan dengan cara yang konsisten dengan pelaporan internal yang diberikan kepada

pengambil keputusan operasional. Pengambil keputusan operasional bertanggung jawab untuk mengalokasikan sumber daya, menilai kinerja segmen operasi dan membuat keputusan strategis.

(60)

PSAK 7

(61)

PSAK 7 Pengungkapan Pihak Berelasi

 Mengapa perlu ??

61

Laporan Posisi Keuangan Dan Laba Rugi

Transaksi dan Saldo

Dipengaruhi

• Keberadaan pihak yang mempunyai hubungan istimewa

• Komitment dengan pihak tersebut

(62)

PSAK 7 Pengungkapan Pihak Berelasi

• Identifikasi hubungan dan transaksi dengan pihak- pihak berelasi

• Identifikasi saldo, komitmen antara entitas dengan pihak-pihak berelasi.

• Menentukan pengungkapan yang diperlukan baik untuk LK konsolidasian, tersendiri, yang disajikan individual.

– Pengungkapan atas sifat hubungan

– Nilai transaksi, saldo  terkait pihak berelasi

(63)

Pihak Berelasi

63

a. Pihak-pihak Berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas tertentu dalam menyiapkan laporan keuangannya.

b. Pihak berelasi  substansi hubungan tidak hanya dalam bentuk hukum c. Pihak berelasi

 Orang / anggota keluarga terdekat jika memiliki pengendalian atau

pengendalian bersama atas entitas pelapor, memiliki pengaruh signifikan, personel manajemen kunci.

 Suatu entitas terkait dengan entitas pelapor jika (salah satu);

 anggota dari kelompok usaha sama

 Entitas asosiasi atau ventura bersama bagi entitas lain

 Ventura bersama dari pihak ketiga yang sama

 Program imbalan pasca kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor.

 Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi dalam butir (a).

 Orang yang diidentifikasi dalam butir (a) (i) memiliki pengaruh signifikan

(64)

Ilustrasi Pengungkapan Pihak Berelasi

Transaksi-transaksi pihak berelasi d. Related party transactions

Perusahaan melakukan transaksi dengan pihak berelasi sesuai PSAK 7 Pengungkapan Pihak-Pihak Berelasi.

Seluruh transaksi dan saldo yang material dengan pihak berelasi diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian.

(65)

Ilustrasi Pengungkapan Pihak Berelasi

65

(66)

PSAK 8

(67)

PSAK 8 - Peristiwa setelah Periode Pelaporan

• Peristiwa setelah periode pelaporan adalah peristiwa yang terjadi antara akhir periode pelaporan dan tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit

• Peristiwa setelah periode pelaporan yang memerlukan penyesuaian adalah peristiwa yg memberikan bukti atas adanya kondisi pada akhir periode pelaporan

• Peristiwa setelah periode pelaporan yang tidak memerlukan penyesuaian adalah peristiwa yang mengindikasikan kondisi setelah periode pelaporan

• Tanggal laporan keuangan diotorisasi untuk terbit adalah tanggal laporan keuangan sudah final

Laporan keuangan diaudit : tanggal laporan auditor

Laporan keuangan tidak diaudit : tanggal laporan keuangan selesai disusun manajemen

67

(68)

PSAK 8 Peristiwa setelah Periode Pelaporan

(69)

Ilustrasi PSAK 8

Peristiwa setelah Periode Pelaporan

• PERISTIWA SETELAH TANGGAL PERIODE PELAPORAN (ANTM 2013)

Pada tanggal 12 Februari 2014 Perusahaan telah melakukan penarikan fasilitas pinjaman dari PT Bank Central Asia Tbk sebesar AS$50.000.000 yang akan jatuh tempo pada 12 Mei 2014 dengan suku bunga yang ditentukan adalah 2% per tahun.

• PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN (PLN 2012)

– Pada tanggal 23 Januari 2013, PJBS membeli 92% saham PT Mitra Karya Prima (MKP) dengan biaya perolehan sebesar Rp 2.500 juta.

– Pada tanggal 23 Januari 2013, PT Haleyora Power (HP) membeli 90% saham PT Mitra Insan Utama dengan biaya perolehan sebesar Rp 10.174 juta.

– Berdasarkan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Republik Indonesia No. 30 Tahun 2012, tanggal 21 Desember 2012, tentang tarif tenaga listrik yang disediakan oleh Perusahaan Perseroan (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara, ditetapkan tarif tenaga listrik untuk konsumen yang berlaku efektif mulai tanggal 1 Januari 2013.

69

(70)

PSAK 10

(71)

PSAK 10 :

Pengaruh Perubahan Kurs Valuta Asing

• Entitas menyajikan laporan keuangan dengan menggunakan mata uang fungsionalnya.

Mata uang fungsional adalah mata uang pada lingkungan ekonomi utama dimana suatu entitas beroperasi

Mata uang asing : mata uang selain mata uanng fungsional

• Akuntansi transaksi dan saldo dalam mata uang asing, kecuali transaksi dan saldo derivatif (PSAK 55)  disajikan dengan mata uang fungsional. Selisih kurs diakui dalam laba rugi:

Suatu transaksi mata uang asing harus dicatat dalam mata uang fungsional Dihitung ke dalam mata uang fungsional dengan kurs spot antara mata

uang fungsional dan mata uang asing pada tanggal transaksi

• Menjabarkan hasil dan posisi keuangan dari kegiatan usaha luar negeri yang termasuk dalam laporan keuangan ke dalam mata uang penyajian.

Translasi  dari mata uang fungsional ke mata uang pelaporan yang berbeda. Selisih akan diakui sebagai penghasilan komprehensif lain.

Remeasurement  dari non mata uang fungsional ke mata uang fungsional

71

(72)

PSAK 13

(73)

Properti Investasi – PSAK 13

• Properti (tanah atau bangunan—atau bagian dari bangunan—atau keduanya) yang dikuasai (oleh pemilik atau lessee melalui sewa pembiayaan) untuk menghasilkan rental atau untuk kenaikan nilai, atau kedua-duanya.

• Pengakuan

– Entitas dapat memilih model nilai wajar atau model biaya sebagai

kebijakan akuntansi dan menerapkan kebijakan tersebut pada seluruh properti investasinya.

– Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar atas properti investasi diakui dalam laporan laba rugi

– Nilai wajar harus mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca.

– Jika menggunakan model biaya  PSAK 16

73

(74)

Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Fair Value Model Fair Value Model

• Nilai wajar properti investasi harus mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca

• Properti investasi tidak disusutkan.

• Laba atau rugi yang timbul dari perubahan nilai wajar atas

properti investasi harus diakui dalam laporan laba rugi pada

periode terjadinya.

(75)

Pengukuran setelah Pengakuan Awal

Fair value model (PSAK 13)

Menggunakan nilai wajar

Menggunakan nilai wajar Menggunakan nilai wajarMenggunakan nilai wajar

Revaluation model (PSAK 16)

Perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya.

Perubahan nilai wajar diakui dalam laporan laba rugi pada periode terjadinya.

Perubahan nilai wajar diakui dalam ekuitas atau laporan laba rugi jika rugi (loss)  impairment

Perubahan nilai wajar diakui dalam ekuitas atau laporan laba rugi jika rugi (loss)  impairment

Tidak ada penyusutan.

Tidak ada penyusutan. Penyusutan.Penyusutan.

Mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca.

Mencerminkan kondisi pasar pada tanggal neraca.

Tidak spesifik, hanya mengharuskan secara reguler (terjadi perbedaan signifikan )

Tidak spesifik, hanya mengharuskan secara reguler (terjadi perbedaan signifikan )

75

(76)

Ilustrasi - Investasi Properti

• Entitas memiliki gedung 20 lantai. 10 lantai

digunakan untuk kegiatan entitas, sedangkan sisanya disewakan. Aktivitas utama entitas bukan

menyewakan gedung.

• Bagian gedung yang digunakan sebagai aset tetap, bagian gedung yang disewakan disajikan sebagai properti investasi

• Alokasi dapat dilakukan berdasarkan jumlah lantai

(77)

Ilustrasi - Investasi Properti

PT, Melati membeli tanah dan bangunan pada 1 Januari 2012 senilai 4.500juta.

Berdasarkan informasi, harga beli tanah saja 2.000 dan bangunan saja 3.000.

Perusahaan menggunakan metode fair value untuk penilaian properti investasi tersebut. Nilai wajar tanah dan bangunan dapat dilihat dalam tabel berikut:

• Properti Investasi 4.500

Kas 4.500

• Properti Investasi 500

Keuntungan peningkatan nilai 500

• Kerugian penurunan nilai 100 Properti investasi 100

31/12/2012 31/12/2013 Tanah 2.000 2.100 Bangunan 3.000 2.800

77

(78)

PSAK 14

(79)

Persediaan – PSAK 14

• Biaya perolehan terkait selisih valuta asing yang terkait pembelian persediaan dapat diakui sebagai biaya perolehan persediaan.

• Nilai persediaan tidak termasuk pembayaran yang ditagihkan kepada pihak ketiga contoh pajak.

• Biaya perolehan persediaan secara tangguh diatur dan dapat menimbulkan beban bunga.

• Persediaan disajikan di neraca sebesar nilai terendah antara harga

perolehan dan nilai realisasi bersih kerugian yang timbul atau recovery kerugian diklastifikasikan dalam pendapatan lain-lain

• Metode LIFO tidak diperkenankan lagi

79

(80)

Penilaian Persediaan

Biaya atau Nilai Realisasi Bersih yang Lebih Kecil

Persediaan Kuantitas Biaya NRV Total Biaya Total NRV Lebih Kecil

A 400 50 60 20.000 24.000 20.000

B 200 120 100 24.000 20.000 20.000

C 500 70 60 35.000 30.000 30.000

D 300 200 220 60.000 66.000 60.000

TOTAL 139.000 134.000 130.000

NRV: Net Realizable Value = harga jual dikurangi biaya untuk menjual.

Penurunan dihitung secara total = 139.000 – 134.000 = 5.000 Penurunan dihitung tiap produk = 139.000 – 130.000 = 9.000

Jurnal COGS* 9.000

Penyisihan penurunan nilai persediaan 9.000

Jika penurunan nilai sifatnya operasional dapat dimasukkan ke COGS, namun jika sifatnya material dan tidak rutin

(81)

PSAK 15

81

(82)

Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama PSAK 15

 Entitas Asosiasi  entitas yang mana investor memiliki pengaruh signifikan

 Ventura Bersama  pengaturan bersama yang para pihaknya memiliki pengendalian bersama atas pengaturan memiliki hak atas aset neto dari pengaturan

 Metode Ekuitas  metode akuntansi di mana investasi awalnya dicatat sebesar harga perolehan selanjutnya disesuaikan atas perubahan

pascaperolehan  laba atau rugi dan penghasilan komprehensif lain.

Harga perolehan awal + bagian laba – bagian rugi – bagian distribusi dari investee +/- penghasilan komprehensif

 Ketika investasi rugi sehingga investasi menjadi negatif, maka investasi akan disajikan sebesar nol, liabilitas diakui jika memiliki kewajiban hukum dan

konstruktif. Jika laba, pengakuan laba baru setelah bagian laba sama dengan bagian rugi yang telah diakui.

(83)

Penerapan Metode Ekuitas

• Entitas dengan pengendalian bersama atau pengaruh

signifikan atas investee mencatat investasinya pada entitas

investasi atau ventura bersama dengan menggunakan metode ekuitas, kecuali jika investasi tersebut memenuhi syarat

pengecualian penerapan metode ekuitas

83

• Pengecualian – jika investasi dimilliki atau dimiliki secara tidak langsung melalui entitas modal ventura, reksa dana, unit perwalian dan entitas serupa termasuk dana asuransi terkait investasi  dapat memilih menggunakan nilai wajar PSAK 55

• Jika entitas mau dijual  menerapkan PSAK 58

(84)

Penghentian Metode Ekuitas

• Jika entitas menjadi entitas anak  PSAK 65

• Jika sisa kepentingan merupakan aset keuangan  PSAK 55.

Nilai wajar sisa kepentingan diangggap sebagai nilai wajar pada saat pengakuan awal aset keuangan sesuai PSAK 55, entitas mengakui selisihnya sebagai laba rugi.

• Ketika metode ekuitas dihentikan, seluruh jumlah yang telah diakui dalam penghasilan komprehensif lain menggunakan dasar yang sama jika investee melepas aset dan liabilitas.

• Jika investee menjadi investasi pada ventura bersama atau sebaliknya, maka entitas melanjutkan penerapan metode

ekuitas dan tidak mengukur kembali kepentingan yang tersisa.

(85)

Metode Ekuitas

Pada 1 Desember dibeli investasi sebesar 500.000 yang merupakan 25%

kepemilikan pada PT. Mutiara. Pada 31 Desember Mutiara melaporkan laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan sebesar 200,000. dan penghasilan komprehensif lain 40.000. dan membagikan dividen 150.0000

Pada 1 Desember dibeli investasi sebesar 500.000 yang merupakan 25%

kepemilikan pada PT. Mutiara. Pada 31 Desember Mutiara melaporkan laba bersih yang dihasilkan oleh perusahaan sebesar 200,000. dan penghasilan komprehensif lain 40.000. dan membagikan dividen 150.0000

Jan.1 Investasi jangka panjang 500.000

Kas 500.000

Des.31 Investasi jangka panjang 60.000 Pendapatan Investasi 50.000

Penghasilan komprehensif lain 10.000 (pengumuman laba bersih, 200,000 x 0.25)

Des.31 Kas 37.500

Investasi Jangka Panjang 37.500 (pengumuman dividen = 150,000 x 0.25) Jan.1 Investasi jangka panjang 500.000

Kas 500.000

Des.31 Investasi jangka panjang 60.000 Pendapatan Investasi 50.000

Penghasilan komprehensif lain 10.000 (pengumuman laba bersih, 200,000 x 0.25)

Des.31 Kas 37.500

Investasi Jangka Panjang 37.500 (pengumuman dividen = 150,000 x 0.25)

85

(86)

Kehilangan Pengaruh Signifikan

Pada 31 Desember 2015 Entitas menjual 20% kepemilikan pada PT. Intan dengan harga 4.000. Kepemilikan sebelum dilakukan penjualan 30%, saldo investasi sebelum dilakukan penjualan besar 3.000. Saldo penghasilan komprehensif terkait dengan investasi ini 500. Investasi tersisa diklasifikasikan sebagai avalaible for sale (AFS) Pada 31 Desember 2015 Entitas menjual 20% kepemilikan pada PT. Intan dengan harga 4.000. Kepemilikan sebelum dilakukan penjualan 30%, saldo investasi sebelum dilakukan penjualan besar 3.000. Saldo penghasilan komprehensif terkait dengan investasi ini 500. Investasi tersisa diklasifikasikan sebagai avalaible for sale (AFS)

31 Des Kas 4.000

Investasi jangka pendek (afs) 2.000

Investasi jangka panjang 3.000 Keuntungan penjualan investasi 3.000 Penghasilan komprehensif lain 500

Penghasilan dari investasi 500 Jika 20% sama dengan 4.000 maka 10% = 1.000

Investasi tersisa akan dicatat sebesar 2.000 (nilai wajar dari 10%) Keuntungan penjualan investasi:

Keuntungan dari investasi dijual 4.000 – 2.000 = 2.000

Keuntungan kenaikan investasi yang tersis 2.000 – 1.000 = 1.000

31 Des Kas 4.000

Investasi jangka pendek (afs) 2.000

Investasi jangka panjang 3.000 Keuntungan penjualan investasi 3.000 Penghasilan komprehensif lain 500

Penghasilan dari investasi 500 Jika 20% sama dengan 4.000 maka 10% = 1.000

Investasi tersisa akan dicatat sebesar 2.000 (nilai wajar dari 10%) Keuntungan penjualan investasi:

Keuntungan dari investasi dijual 4.000 – 2.000 = 2.000

Keuntungan kenaikan investasi yang tersis 2.000 – 1.000 = 1.000

(87)

Contoh

• Pada 1 Januari 2012, PT Aneka membeli 30% saham berhak suara PT

Merapi sebesar Rp4.000 milyar dengan laba rugi untuk tahun 2012 sd 2015

• Nilai tercatat investasi:

Tahun 2010 Rp 1.000 milyarTahun 2011 Rp 0

Tahun 2012 Rp 0

Tahun 2013 Rp 1.600

87

Tahun Laba (rugi)

PT Serbaneka Porsi laba (rugi) utk

PT. Aneka Nilai tercatat

2012 (10.000) (3.000) 1.000

2013 (8.000) (2.400) (1.400)

2014 4.000 1.200 (200)

2015 6.000 1.800 1.600

(88)

PSAK 16

(89)

Pengaturan Aset Tetap dalam PSAK

PSAK 16

PSAK 26

PSAK 48

PSAK 58

PSAK 30 ISAK 8

PSAK – Terkait Aset tetap

PSAK 13 & 19 ISAK 25

Penurunan Nilai Aset

Aset Tidak Lancar Dimiliki untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan

Investasi Properti

Aset tidak berwujud Tanah Sewa

Aset Tetap

Bunga Pinjaman

89

(90)

Pengertian Aset Tetap

• Definisi  Aset tetap adalah aset berwujud yang: (par 6)

1. Dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk direntalkan kepada pihak lain, atau untuk tujuan administratif; dan

2. Diharapkan digunakan selama lebih dari satu periode.

 Tidak berlaku untuk

Hak penambangan Reservasi tambang

 Ciri

“Used in operations” and not for resale.

Long-term in nature and usually depreciated.

Possess physical substance.

(91)

Pengakuan Aset Tetap

Biaya perolehan aset tetap harus diakui sebagai aset jika dan hanya jika : (par 7)

a) Besar kemungkinan manfaat ekonomis di masa depan berkenaan dengan aset tersebut akan mengalir ke entitas; dan

b) Biaya perolehan aset dapat diukur secara andal.

91

 Kriteria pengakuan berlaku pada saat pengakuan

awal dan untuk biaya setelah perolehan awal.

(92)

Pertukaran Aset

 Biaya perolehannya diukur dengan jumlah tercatat dari aset yang diserahkan.

Substansi Komersial Substansi Komersial

Nilai wajar Aset dipertukarkan

Nilai wajar Aset dipertukarkan

Biaya perolehan aset tetap dari suatu pertukaran diukur sebesar nilai wajar

kecuali:

– Tidak memiliki substansi komersial, atau

– Nilai wajar aset yang diterima dan

diserahkan tidak dapat diukur secara

andal

(93)

Dismantling Cost

PT. ABC membangun instalasi minyak lepas pantai. Biaya yang dikeluarkan sebesar 300 milyar. Peraturan pemerintah mengharuskan entitas memindahkan instalasi tersebut di akhir konsesi (20 tahun yang akan datang). Estimasi biaya untuk melakukan pemindah

Gambar

Ilustrasi Penerapan PSAK 1 R2013
Ilustrasi Penerapan PSAK 1 R2013
Ilustrasi Penerapan PSAK 1 R2013
Ilustrasi Segmen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selain itu, jika entitas menerapkan kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos

rujuannya untuk menerapkan sistem akuntansi utama bcrbasis standar akuntansi keuangan entitas tanpa akuntabilitas public ( S A K ETAI* ) dalam penyajian laporan keuangan yang

Entitas menerapkan penyesuaian definisi nilai wajar dalam paragraf 06, 26, 32, 33, 35, dan 77 secara prospektif dan paragraf 08 secara retrospektif untuk periode tahun buku

h. Laporan posisi keuangan pada awal periode terdekat sebelumnya yang disajikan ketika entitas syariah menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat

(f) laporan posisi keuangan pada awal periode terdekat sebelumnya ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat

Ketika tidak praktis untuk menentukan dampak periode-spesifi k akibat perubahan kebijakan akuntansi dalam informasi komparatif untuk satu atau lebih periode sajian, maka

• Beban bunga atas liabilitas sewa merupakan komponen biaya keuangan, di mana PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan paragraf 82b mensyaratkan untuk disajikan secara terpisah • Dalam

Ketika akhir periode pelaporan entitas berubah dan laporan keuangan tahunan telah disajikan untuk periode yang lebih panjang atau lebih pendek dari satu tahun maka entitas