• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEDIAAN TABLET PARASETAMOL DENGAN METODE GRANULASI BASAH

N/A
N/A
alfiyaturrahmaniyah

Academic year: 2024

Membagikan "SEDIAAN TABLET PARASETAMOL DENGAN METODE GRANULASI BASAH"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI II

SEDIAAN TABLET PARASETAMOL DENGAN METODE GRANULASI BASAH

Dosen Pengampu:

1. apt. Sabrina, S.Si., M.Farm., Ph.D.

2. apt. Yuni Anggraeni, M.Farm.

3. apt. Nelly Suryani, M.Si., Ph.D.

Disusun oleh:

ALFIYATURRAHMANIYAH 11201020000079

Kelas B

PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

SEPTEMBER/2022

(2)

A. Tujuan Praktikum

Melalui praktikum ini mahasiswa diharapkan mampu :

1. Mahasiswa dapat menyusun formula pembuatan tablet secara granulasi berdasarkan kajian preformulasi

2. Mahasiswa dapat mengidentifikasi fungsi setiap eksipien dalam formula

3. Mahasiswa dapat menentukan metoda serta menyusun prosedur produksi tablet

4. Mahasiswa dapat menghitung jumlah bahan yang akan digunakan dalam pembuatan satu batch

5. Mahasiswa dapat memahami dan menentukan jenis alat serta cara kerja alat yang digunakan dalam setiap tahapan prosedur.

B. Formula

Nomor Nama Bahan Kuantiti

1 Paracetamol 200

2 Amilum 10%

3 Mucilago Amili 10%

±1/3

4 Avicel PH 102 qs

5 Mg-stearat 1%

6 Talk 2%

7 Amilum Kering 5%

(3)

C. Preformulasi Tablet 1. Paracetamol

Nama Lain acetaminophen; Paracetamol; 4-Acetamidophenol;

103-90-2; N-(4-Hydroxyphenyl)acetamide.

(PubChem)

SIFAT KIMIA Struktur Molekul

(PubChem) Rumus Molekul C8H9NO2 (PubChem)

Bobot Molekul 151,16 (FI VI)

Kelarutan Larut dalam air mendidih dan dalam natrium hidroksida 1 N; mudah larut dalam etanol (FI VI) Dalam air 1:70

Dalam gliserin 1:40 Sifat Keasaman Asam lemah (FI VI) Bentuk Kimia Base (FI VI)

pH Larutan Antara 5,4 – 6,5 (Pubchem) pKa 9,5 pada suhu 25 (FI VI) pH Stabilitas Antara 3,8 – 6,5 (FI VI) pH Sediaan Antara 3,8 – 6,1 (FI VI) Kp/log P 0,5 (drugbank)

(4)

Stabilitas Stabil di bawah kondisi penyimpanan yang direkomendasikan.

SIFAT FISIKA

Pemerian Serbuk hablur; putih; tidak berbau; rasa sedikit pahit (FI VI)

Sifat Kristal/

Polimorfisme

Penampilan kristal berwarna atau bubuk kristal putih.

(FI VI) Ukuran Partikel ±25 µ

Sifat Alir Parasetamol memiliki sifat alir yang buruk

Kompresibilitas Parasetamol memiliki kompresibilitas yang buruk SIFAT TERAPEUTIK

Indikasi Nyeri ringan sampai sedang, nyeri sesudah operasi cabut gigi, pireksia. (Pionas, 2021)

Dosis dan Aturan Pakai

oral 0,5–1 gram setiap 4–6 jam hingga maksimum 4 gram per hari; anak–anak umur 2 bulan 60 mg untuk pasca imunisasi pireksia, sebaliknya di bawah umur 3 bulan (hanya dengan saran dokter) 10 mg/kg bb (5 mg/kg bb jika jaundice), 3 bulan–1 tahun 60 mg–120 mg, 1-5 tahun 120–250 mg, 6–12 tahun 250– 500 mg, dosis ini dapat diulangi setiap 4–6 jam jika diperlukan (maksimum 4 kali dosis dalam 24 jam), infus intravena lebih dari 15 menit, dewasa dan anak–anak dengan berat badan lebih dari 50 kg, 1 gram setiap 4–

6 jam, maksimum 4 gram per hari, dewasa dan anak–

anak dengan berat badan 10 -50 kg, 15 mg/kg bb setiap 4–6 jam, maksimum 60 mg/kg bb per hari.

(Pionas, 2021)

Target Pasien Anak-anak dan Dewasa Fungsi Bahan aktif

(5)

2. Amilum

Nama Lain Amido; amidon; amilo; amylum; C*PharmGel;

Eurylon; fecule; Hylon; maydis amylum; Melojel;

Meritena; oryzae amylum; Pearl; Perfectamyl; pisi amylum; Pure-Dent; Purity 21; Purity 826; solani amylum; tritici amylum; Uni-Pure.

(HOPE Ed 8th, 2017)

SIFAT KIMIA Struktur Molekul

(HOPE Ed 8th, 2017)

Rumus Molekul (C6H10O5)n

(HOPE Ed 8th, 2017)

Bobot Molekul 162,14 g/mol

(Pubchem)

Kelarutan Tidak larut dalam etanol dingin (96%), air dingin. Pati mengembang sekitar 5-10% pada suhu 37oC dan menjadi larut dalam air panas diatas suhu gelatinisasi (Maize starch: 71oC) Starch sebagai larut dalam dimetil sulfoksida dan dimetilformamida

(HOPE Ed 8th, 2017)

pH Stabilitas 4,0 - 8,0

(HOPE Ed 8th, 2017)

Stabilitas Starch kering stabil apabila terlindung dari kelembaban tinggi. Starch dianggap inert secara kimiawi dan mikrobiologi dalam penyimpanan normal. Starch berbentuk larutan tidak stabil secara fisik dan sangat mudah dimetabolisme oleh mikroorganisme, maka perlu penyiapan segera bila ingin digunakan untuk metode granulasi basah.

(HOPE Ed 8th, 2017)

Inkompatibilitas Starch memiliki inkompatibilitas dengan zat

(6)

pengoksidasi kuat. Dengan iodium membentuk senyawa berwarna inklusi. (HOPE Ed 8th, 2017) SIFAT FISIKA

Pemerian Starch tidak berbau dan tidak berasa, halus, putih sampai putih pucat bubuk. Ini terdiri dari butiran bulat atau bulat telur yang sangat kecil atau biji- bijian yang ukuran dan bentuknya menjadi ciri khas setiap tumbuhan variasi.

(HOPE Ed 8th, 2017) Ukuran Partikel

(Mateusz Stasiak, 2013)

Sifat Alir Starch komersial secara umum memiliki sifat kohesif dan memiliki sifat alir yang buruk. Sifat alir ini bergantung pada kandungan kelembapan starch dan apabila kering dapat memberikan sifat sebagai bahan yang sangat mudah mengalir. (HOPE Ed 8th, 2017) Kompresibilitas

(Mateusz Stasiak, 2013)

Bobot Jenis 162,14

(Pubchem) Titik Lebur <25oC

(Pubchem) Fungsi Disintegrant

(HOPE Ed 8th, 2017)

3. Aquadest

SIFAT KIMIA

(7)

Struktur Molekul

(HOPE Ed 6th) Bobot Molekul 18,02 (HOPE Ed

6th)

Kelarutan Dapat bercampur dengan sebagian besar pelarut polar (HOPE Ed 6th)

Konstanta dielektrik

78,54 (HOPE Ed 6th)

Stabilitas Air secara kimiawi stabil di semua keadaan fisik (es, cair dan uap) (HOPE Ed 6th)

SIFAT FISIKA

Pemerian Cairan yang bening, tidak berwarna, tidak berbau, dan tidak berasa. Titik didih 100oC, titik leleh 0oC, dapat bercampur dengan sebagian besar pelarut polar.

(HOPE Ed 6th)

SIFAT TERAPEUTIK

Fungsi Pelarut untuk membuat mucilago amili

4. Avicel

Nama Lain Selulosa mikrokristalin; Cellets; Celex; cellulosum microcristallinum; Celphere; Ceolus KG;

crystalline cellulose; Cyclocel; E460; Emcocel;

(8)

Fibrocel; Grinsted MCC; MCC Sanaq; Microcel;

Pharmacel; Tabulose Vivapur

(HOPE Ed 8th, 2017)

SIFAT KIMIA Struktur Molekul

(HOPE Ed 8th, 2017)

Rumus Molekul C14H26O11

(Pubchem, 2007)

Bobot Molekul 370,35 g/mol

(Pubchem, 2007)

Kelarutan Sedikit larut dalam larutan natrium hidroksida 5%

b/v; praktis tidak larut dalam air, asam encer, dan sebagian besar pelarut organik

(HOPE Ed 8th, 2017)

Sifat Keasaman Cukup asam

(HOPE Ed 8th, 2017)

Bentuk Kimia Aliphatic heteromonocyclic compounds

(HMDB, 2021)

pKa 11,97

(HMDB, 2021)

pH PH cairan supernatan adalah antara 5,0 sampai 7,5 (suspensi 10% dalam air )

(British Pharmacopoeia, 2009)

Kp/log P -3,4

(HMDB, 2021)

Stabilitas Selulosa mikrokristalin stabil, secara fisik dan kimia, dalam kondisi sekitar

(9)

(HOPE Ed 8th, 2017)

Inkompatibilitas Agen pengoksidasi kuat.

(HOPE Ed 8th, 2017) SIFAT FISIKA

Pemerian Serbuk kristalin; putih; tidak berbau; tidak berasa;

tersusun atas partikel-partikel berpori; higroskopis (HOPE Ed 8th, 2017) Sifat Kristal/

Polimorfisme

(HOPE Ed 8th, 2017) Ukuran Partikel

Sifat Alir ● 1,41 g/detik untuk Emcocel 90M

● Avicel PH-102 menunjukkan sifat aliran yang memadai untuk pembuatan tablet berkecepatan tinggi

(HOPE Ed 8th, 2017) Kompresibilitas - Avicel PH 101 = 8,45%

- Avicel PH 102 = 6,88%

- Avicel PH 301 = 6,02%

- Avicel PH 302 = 6,51%

- Avicel PH 200 = 5,39%

(Isaac Nofrerias,dkk., 2019) Bobot Jenis Bobot jenis : 0,337 g/cm3

Bobot jenis mampat : 0,478 g/cm3

Bobot jenis nyata : 1,512-1,688 g/cm3 Titik Lebur 260-270℃

(HOPE Ed 8th, 2017)

(10)

Titik Didih 237.6±35.0 °C at 760 mmHg

(Baek, 2013) Fungsi Pengisi tablet (konsentrasi 20-90% b/b);

penghancur tablet (konsentrasi 5-15% b/b);

adsorben (20-90%). Dapat digunakan untuk metode kempa langsung maupun granulasi basah. (HOPE Ed 8th, 2017)

5. Magnesium stearat SIFAT KIMIA

Nama Lain Cecavon MG 51; Dibasic magnesium stearate;

Kemilub EM-F; magnesium distearate; magnesii stearas; magnesium octadecanoate; octadecanoic acid, magnesium salt; stearic acid, magnesium salt; Synpro 90

(HOPE Ed 8th, 2017)

Struktur Molekul

(PunChem, 2022)

Rumus Molekul C36H70MgO4 atau Mg(C18H35O2)2

(Pubchem, 2004) Bobot Molekul 591,25 g/mol

(Pubchem, 2004) Kelarutan Tidak larut dalam air, dalam etanol dan dalam eter,

sedikit larut dalam benzene panas dan etanol panas 95%

(HOPE Ed 5th, 2006)

Sifat Keasaman 195 sampai 210

(British Pharmacopoeia, 2009)

pKa 4,95

(HMDB, 2021)

Kp/log P 10,89

(11)

(HMDB, 2021)

Stabilitas Magnesium stearat bersifat stabil apabila disimpan di tempat yang kering dan mengalami penguraian apabila disimpan di tempat yang dingin.

(HOPE Ed 5th, 2006)

Inkompatibilitas Inkompatibel dengan senyawa bersifat asam kuat, alkali dan garam iron. Magnesium stearat tidak bisa digunakan dengan produk aspirin dan beberapa vitamin.

(HOPE Ed 5th, 2006) SIFAT FISIKA

Pemerian Serbuk halus, putih dan voluminous, bau lemah khas, mudah melekat di kulit, bebas dari butiran.

(HOPE Ed 5th, 2006) Sifat Kristal/

Polimorfisme

Trihidrat, dihidrat, dan anhidrat

(HOPE Ed 8th, 2017)

Ukuran Partikel 350 - 500 μm

(Soebagyo, 1994) Sifat Alir Sifat alir buruk

(HOPE Ed 8th, 2017) Kompresibilitas 44,4056%

(HOPE Ed 8th, 2017) Bobot Jenis 1,028 kg/m3

(MSDS, 2021) Titik Lebur ● 117℃ - 150℃

● 126℃ - 130℃ (kemurnian tinggi magnesium stearat) (HOPE Ed 8th, 2017)

Titik Didih 359.4ºC pada 760 mmHg

(Guidechem, 2021) Fungsi Lubrikan (pelicin) tablet dan kapsul

(HOPE Ed 8th, 2017)

6. Talk

SIFAT KIMIA

(12)

Struktur Molekul

Mg6(Si2O5)4(OH)4

Bobot Jenis 1,092 g/𝑐𝑚3

Kelarutan Praktis tidak larut dalam larutan asam dan basa, pelarut organik dan air.

pH Larutan 7-10 untuk 20% w/v dispersi aqueous pH Sediaan -

Kp/Log P -

Stabilitas Talkum harus disimpan pada tempat tertutup baik, tempat yang kering dan sejuk.

SIFAT FISIKA

Pemerian Serbuk hablur sangat halus, putih atau putih kelabu.

Berkilat, mudah melekat pada kulit dan bebas dari butiran

Ukuran Partikel

74 μm atau 44 μm

Fungsi Dalam sediaan tablet berfungsi sebagai lubrikan

D. Perhitungan dan Penimbangan Bahan Diketahui :

Akan dibuat 200 tablet parasetamol dengan kadar zat aktif 500 mg dan bobot satu tablet dibuat 700 mg.

➔ Fase dalam (FD) = 92% x 700 mg = 644 mg

➔ Fase luar (FL) = 8% x 700 mg = 56 mg

Nama Bahan Perhitungan Jumlah yang

dipakai

(13)

FASE DALAM

Paracetamol 500 mg x 200 tab = 100.000 mg = 100 g

100 g Mucilago Amili

12,5%

➔ ⅓ FD = ⅓ x 644 mg = 214,67 mg

= 200 mg

➔ 200 mg x 200 tab = 40.000 mg

= 40 g

*Jumlah mucilago amili dinaikkan dari 40 g menjadi 60 g

60 g

Amilum Amilum selain untuk MA :

➔ 10% x 700 mg = 70 mg

➔ 70 mg x 200 tab = 14.000 mg

= 14 g

Amilum untuk MA :

➔ 12,5% x 200 mg = 25 mg

➔ 25 mg x 200 tab = 5 g

*karena jumlah MA dinaikkan dari 40 g menjadi 60 g, maka jumlah amilum untuk MA juga naik :

12,5% x 60 g = 7,5 g

Amilum selain MA : 14 g

Amilum untuk MA : 7,5 g

Total amilum dibutuhkan untuk fase dalam : 21,5 g

Avicel PH 102 ➔ Jumlah Avicel PH 102 = Fasa dalam - (berat parasetamol + amilum + amilum untuk MA) : 644 mg - (500 + 70 + 25) = 49 mg

➔ 49 mg x 200 tab = 9.800 mg = 9,8 g

9,8 g

Aquadest untuk MA

Amilum untuk MA = 7,5 g, maka : Aquadestnya = 60 g - 7,5 g = 52,5 g, lalu dibagi menjadi 3 komposisi :

➔ 7,5 g untuk mensuspensi amilum

➔ 40 g untuk membuat mucilago

➔ 5 g untuk pencucian wadah

52,5 g

FASE LUAR Mg Stearat

(14)

Talk

Amilum Kering

E. Alat yang Digunakan

Skala Industri

No. Nama Fungsi Gambar

1. Ball Mill Menggiling bulk sebelum dilakukan pencampuran

2. Planetary mixer

Pencampuran serbuk dan campuran lainnya hingga terbentuk sediaan homogen.

3. Shifter

Pengayakan,Pemilahan, dan terjadi pemisahan serbuk yang diinginkan dan tidak diinginkan

(15)

4. V-Blend Pencampuran partikel - partikel padat.

5. Fluid Bed Dryer

Pengeringan bahan untuk mendapatkan kadar air yang diinginkan dalam formulasi tablet yang diperlukan untuk kompresi tablet.

6. Hopper

Mentransfer bulk untuk dikempa, dilapisi, dikemas, disimpan, dan/atau dikirim

7. Drum Stainless Steel

Sebagai wadah untuk pencampuran serbuk

8. Vibrating siever

Mengayak granul sehingga ukuran granul cenderung lebih seragam.

9. Punch and Dies

Mencetak granul menjadi tablet, mengempa tablet, menentukan ukuran dan bentuk tablet yang akan dicetak

(16)

10.

Tablet Compression Machine

Mengempa dan mencetak tablet

Skala Laboratorium

No. Nama Fungsi Gambar

1. Lumpang Alu

Menggerus bahan untuk memperkecil ukuran serbuk

2. Pipet Tetes Menambahkan zat cair dalam jumlah yang sedikit

3. Beaker glass Wadah bahan cair maupun campuran cair

4. Gelas ukur Mengukur bahan cair yang akan digunakan

(17)

5. Batang pengaduk

Mengaduk campuran bahan sehingga tercampur homogen

6. Sendok Mengambil bahan yang akan ditimbang

7. Baskom

Wadah pencampuran bahan serbuk yang lainnya

8. Ayakan Mesh 16

Mengayak granul sehingga didapatkan ukuran granul yang seragam

9. Oven Mengeringkan granul

(18)

10. Timbangan Analitik

Menimbang bahan dan hasil granul atau tablet

G. Prosedur Pembuatan G.1. Bagan Prosedur

G.2. Keterangan Prosedur

1) Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.

2) Lakukan penimbangan bahan yang sudah dihitung dengan tepat untuk pembuatan tablet dengan metode granulasi basah. Sebelum menimbang, tara timbangan terlebih dahulu.

Fasa Dalam

(19)

Prosedur pembuatan granul:

1. Proses Milling

a) Haluskan bahan yang akan digunakan b) Timbang bahan aktif dan bahan tambahan:

- Paracetamol = 100 gram - Amilum = 14 gram

- Amilum untuk MA = 7,5 gram - Avicel PH 102 = 9,8 gram

2. Pembuatan mucilago amili (bahan pengikat) 12,5%

Untuk kebutuhan MA 40 g (200 mg x 200 tab), sebaiknya buat MA 60 g dengan komposisi:

- Amilum = 12,5% x 60 g = 7,5 g

- Aquadest = 60 g - 7,5 g = 52,5 g --> dibagi 3:

● 7,5 g untuk mensuspensikan amilum (1:1-1,5)

● 40 g untuk membuat mucilago/inti (dipanaskan)

● 5 g untuk pencucian wadah

a) Timbang gelas beaker + batang pengaduk

98,729 g + 12,852 g = 111,581 g

Jadi, berat total gelas beaker + batang pengaduk + mucilago

= 111,581 g + 60 g = 171,581 g

b) Masukkan 40 g aquadest ke dalam gelas beaker yang sudah ditimbang, didihkan, lalu angkat (A).

c) Masukkan 7,5 g amilum + 7,5 g aquadest (perbandingan 1:1) ke dalam gelas beaker lain, lalu aduk hingga tercampur rata. Setelah itu masukkan ke (A).

d) Bilas sisa amilum dengan aquadest sisa sampai berat total 171,581 g (gelas beaker + batang pengaduk + mucilago)

e) Dalam penggunaannya, sisa mucilago yang tidak dipakai ditimbang untuk menentukan jumlah yang digunakan sebagai bahan pengikat.

MA tidak terpaku harus 40 g, sesuaikan sampai terbentuk massa yang bisa dikepal dan mudah dipatahkan. Perubahan bobot dihitung selanjutnya.

(Berat MA terpakai = 48,365 g)

Berat total sisa mucilago = 60 - 48,365 = 11,635 g

3. Proses Mixing

a) Campur bahan serbuk yang sudah ditimbang (Parasetamol, Amilum, dan Avicel PH 102) di dalam kantong plastik yang sesuai selama ±10 menit.

Apabila perlu digerus, maka gerus terlebih dahulu sebelum ditimbang.

(20)

b) Setelah campuran tercampur homogen, masukkan ke dalam wadah (baskom) (B).

4. Proses Granulasi

a) Campurkan MA ke dalam wadah berisi campuran serbuk hasil proses mixing (B) sedikit-sedikit, hingga diperoleh massa yang bisa dikepal dan mudah dipatahkan. MA ditambahkan sambil diaduk perlahan.

b) Diukur kelembaban serbuk, jika belum sesuai ditambahkan aquades sampai kelembaban yang diinginkan.

Catatan:

MA yang digunakan 48,365 g, berarti jumlah amilum yang dipakai 6,046 g (12,5% x 48,365 g), kelebihan 1,046 g dari yang seharusnya 5 g. Dengan demikian, total fasa dalamnya menjadi 645,046 g (644 + 1,046)

645,046700 x100% = 92,75%

5. Proses Pengayakan

a) Ayak massa granul dengan ayakan mesh 16 (atau sesuai dengan yang tersedia di lab).

b) Hasil ayakan ditampung di atas kertas perkamen dan ratakan.

6. Proses Pengeringan

a) Granul ditempatkan dalam wadah yang permukaanya luas (misal, loyang oven).

b) Masukkan ke dalam oven.

c) Keringkan granul dengan oven pada suhu 40 – 50C hingga kering dengan kandungan kadar air sesuai dengan yang diharapkan, misalnya 2-3%.

Kadar air diuji dengan cara mengambil 1 gram granul yang dikeringkan tersebut, dengan menggunakan alat moisture analyzer hingga suhu 105C. Catat hasil berat yang didapat, lakukan secara triplo dan hasilnya dirata-ratakan.

7. Granul yang sudah kering diayak kembali dengan ayakan mesh 18 (atau sesuai dengan yang ada di lab). Lalu hasilnya dievaluasi dan ditimbang.

- Berat granul yang diperoleh = 118,9 g - Kadar air = 3,22%

Maka:

- Massa granul tanpa kadar air : (100 - 3,22)% x 118,9 = 115,1 g - Jumlah tablet yang dapat dibuat :

115,1/129,846 x 200 tab = 177,3 tab = 177 tab - Bobot massa cetak :

100%/92,75% x 118,9 = 128,2 g

(21)

- Bobot per tab :

128,2/177,3 = 0,723 g = 723,07 mg

Fasa Luar

8. Timbang fasa luar.

- Bobot massa cetak = 128,2 g Maka:

100% - 92,75% = 7,25%

- Mg stearat = 1% x 128,2 = 1,282 g - Talk = 2% x 128,2 = 2,564 g - Amilum kering = (7,25% - 1% - 2%) = 4,25%

= 4,25% x 128,2

= 5,4485 g 9. Proses mixing dengan fase luar

a) Campurkan fasa luar dengan sebagian fasa dalam selama ±1 menit di dalam kantong plastik yang sesuai.

b) Kemudian tambahkan sisa fasa dalam dan campur hingga homogen selama ±3-4 menit.

10. Proses Pencetakan Tablet

Cetak campuran bulk yang sudah homogen, dengan mesin cetak tablet.

11. Evaluasi tablet

Lakukan evaluasi terhadap tablet yang diperoleh.

(22)

H. Hasil dan Pembahasan

PEMBUATAN GRANUL - Hasil

a. Pembuatan Mucilago Amili

⅓ FD = ⅓ x 644 mg = 214,67 mg = 200 mg 200 mg x 200 tab = 40.000 mg = 40 g

*Jumlah mucilago amili dinaikkan dari 40 g menjadi 60 g

Untuk kebutuhan MA 40 g (200 mg x 200 tab), sebaiknya buat MA 60 g dengan komposisi:

- Amilum = 12,5% x 60 g = 7,5 g

- Aquadest = 60 g - 7,5 g = 52,5 g --> dibagi 3:

- 7,5 g untuk mensuspensikan amilum (1:1-1,5) - 40 g untuk membuat mucilago/inti (dipanaskan) - 5 g untuk pencucian wadah

b. Perhitungan fase dalam keseluruhan - Total massa tablet ingin dibuat : 700 mg x 200 tablet = 140.000 mg = 140 g

- Mucilago terpakai = 48,365 g

- Amilum untuk mucilago berdasarkan MA terpakai : 12,5 % x 48,365 g = 6,046 g

- Perhitungan fase dalam : PCT = 500 MG X 200 TBA = 100 g Amilum = 70 mg x 200 tab = 140 g

Amilum untuk MA = 12,5 % x 48,365 g = 6,046 g Avicel pH 102 = 64 mg x 200 = 12,8 g

Total fasa dalam = 132,846 g

Persentase fasa dalam = 132,846/140 x 100% = 92,75 % - Massa granul tanpa kadar air :

Berat granul akhir = 118,9 g Kadar air = 3,22%

Massa granul tanpa kadar air = (100 - 3,22)% x 132,846 g = 115,1 g - Jumlah tablet yang dapat dibuat :

115,1 g / 132,846 g x 200 tab = 177,3 tab = 177 tab - Bobot massa cetak :

100%/92,75% x 118,9 = 128,2 g - Bobot per tab :

128,2/177,3 = 0,723 g = 723,07 mg

(23)

c. Perhitungan fase luar Bobot massa cetak = 128,2 g Maka:

100% - 92,75% = 7,25%

- Mg stearat = 1% x 128,2 = 1,282 g

- Talk = 2% x 128,2 = 2,564 g

- Amilum kering = (7,25% - 1% - 2%) = 4,25%

= 4,25% x 128,2

= 5,4485 g

- Pembahasan

Pada praktikum ini, kami membuat tablet dengan metode granulasi basah. Metode ini merupakan proses pencampuran partikel bahan/zat aktif dan eksipien menjadi suatu partikel yang lebih besar (agregat) dengan cara menambahkan cairan pengikat dalam jumlah yang tepat sehingga terjadi massa lembab yang dapat digranulasi. Metode ini biasanya digunakan apabila bahan aktif tahan terhadap kelembaban dan panas serta untuk bahan aktif yang sulit dicetak langsung karena sifat alir dan kompresibilitasnya tidak baik. Prinsip dari metode granulasi basah adalah membasahi masa tablet dengan larutan pengikat tertentu sampai mendapat tingkat kebasahan tertentu kemudian massa yang basah tersebut digranulasi.

Dalam pembuatan granulasi basah, kita menyiapkan amilum.

Pertama menghitung mucilago amili 10% dari ⅓ fase dalam. Fase dalam yang dipakai adalah sebanyak 644 mg sehingga mucilago amili yang dipakai adalah 214,67 mg yang dibulatkan menjadi 200 mg. Dalam praktikum ini kita akan membuat sebanyak 200 tab. Total mucilago amili yang dipakai untuk membuat 200 tab adalah 40 gram (dinaikkan menjadi 60 gram).

Untuk membuat mucilago amili 40 gram, sebaiknya bahan dilebihkan menjadi 60 gram dengan komposisi amilum sebanyak 7,5 gram, aquades 52,5 gram yang dibagi menjadi tiga dengan pembagian 7,5 gram untuk suspensi amilum (1:1-1,5), 40 gram untuk membuat mucilago/inti (dipanaskan), dan 5 gram untuk pencucian wadah.

Sebelum membuat mucilago amili, kita timbang gelas kimia dan batang pengaduk yang kita pakai. Kemudian kita masukkan 40 gram aquades ke dalam gelas yang sudah ditimbang, didihkan dan angkat (A).

Kemudian masukkan 7,5 gram aquades untuk mensuspensikan amilum (1:1- 1,5) dan kemudian bilas sisa amilum dengan aquades sisa. Lalu proses pencampuran dan granulasi. Bahan serbuk yang sudah ditimbang (Parasetamol, Amilum, dan Avicel PH 102) hingga homogen dan masukkan ke baskom. Setelah itu masukkan mucilago amili sedikit sedikit sambil

(24)

diaduk perlahan. Dalam penggunaannya, sisa mucilago yang tidak dipakai ditimbang untuk menentukan jumlah yang digunakan sebagai bahan pengikat. Mucilago Amili tidak terpaku harus 40 mg, tetapi disesuaikan sampai terbentuk massa yang dapat dikepalkan dan mudah dipatahkan.

Diselingi ukur kelembaban serbuk, jika belum sesuai dapat ditambahkan aquades sampai kelembaban yang diinginkan. Sisa yang tidak terpakai tersebut ditimbang untuk mengetahui berat mucilago amili yang terpakai, sehingga berat terpakainya sebesar 48,365 g.

Setelah itu, massa granul dilakukan pengayakan dengan mesh 16 atau menyesuaikan ayakan yang tersedia. Hasil ayakan ditampung di atas kertas perkamen. Kemudian, granul dikeringkan dengan oven pada suhu sekitar 40-50 derajat celcius hingga kering dan dengan kandungan air sesuai diharapkan yaitu sekitar 2-3%, pada proses pengeringan ini kadar air yang kita peroleh sekitar 3,22%.Lalu, granul yang sudah kering ini diayak kembali dengan mesh 18 atau sesuai yang ada di lab. Dari perhitungan kadar air didapat massa granul tanpa kadar air sebesar 115,2 g. Dimana dengan adanya hasil itu, dapat diperoleh jumlah tablet yang dapat dibuat yaitu sebanyak 177 tablet. Kemudian, didapat juga bobot massa cetak sebesar 128,2 g dan terhitung bobot per tablet adalah 723,07 mg.

Sebelum pada pertemuan selanjutnya dicampur dengan fasa luar, granul dilakukan beberapa evaluasi terlebih dahulu. Evaluasi yang dilakukan saat praktikum ialah uji kelembaban granul, uji kompresibilitas, uji laju alir, uji sudut istirahat, dan uji distribusi ukuran partikel. Lalu bahan- bahan fasa luar ditimbang dan selanjutnya dilakukan proses pencampuran fasa luar dan fasa dalam, dengan mencampur fasa luar dengan sebagian fasa dalam selama ±1 menit di dalam kantong plastik yang sesuai. Kemudian sisa fasa dalam ditambahkan dan campur hingga homogen selama ±3-4 menit. Dan campuran bulk yang sudah homogen dapat dilakukan pencetakan dengan mesin cetak tablet di laboratorium. Setelah itu, dapat dilakukan evaluasi sediaan tablet paracetamol yang telah dibuat.

EVALUASI GRANUL

1. Uji Kelembaban atau Kadar air granul - Hasil

Uji kadar air Berat serbuk awal (W1)

Berat serbuk kering (W2)

Kadar air

Uji pertama 1,027 g 0,995 g 3,116%

Uji kedua 1,071 g 1,035 g 3,361%

Uji ketiga 1,018 g 0,985 g 3,241%

(25)

Rata-rata Kadar air 3,22%

Kadar air = (W1 - W2)/ W1 x 100%

● Uji pertama

Kadar air = (1,027 g - 0,995 g)/ 1,027 x 100%

= 0,032/1,027 x 100%

= 3,116%

● Uji kedua

Kadar air = (1,071 g - 1,035 g)/1,071 g x 100%

= 0,036/ 1,071 x 100%

= 3,361%

● Uji ketiga

Kadar air = (1,018 g - 0,985 g) /1,018 g x 100%

= 0,033/ 1,018 x 100%

= 3,241%

● Rata-rata kadar air = 3,11 +3,36 +3,24/ 3 = 3,22%

- Pembahasan

Setelah didapatkan granul, granul tersebut kemudian di oven pada suhu 40 C. Setelah dioven selama sehari, dilakukan uji kadar air sebagai evaluasi kelayakan granul untuk dilanjutkan ke proses selanjutnya. Granul dikeluarkan dari oven, lalu diratakan agar merata. Kemudian dimasukkan dengan merata ke dalam alat Moisture balance untuk diuji kadar airnya.

Pengujian kadar air ini dilakukan sebanyak triplo. Dari hasil evaluasi yang dilakukan didapatkan rata-rata kadar air sebesar 3,22% yang artinya telah memenuhi persyaratan granul yang baik.

2. Uji kompresibilitas - Hasil

Berat jenis murni/Bulk density (D0) Bobot granul yang ditimbang: 40 g Volume granul: 92 ml

Bulk density = 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 (𝑔) 𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 (𝑚𝑙)

= 40 𝑔

92 𝑚𝑙

= 0,4348 g/ml

(26)

Berat jenis mampat/Tapped density (Dt) Bobot granul yang ditimbang: 40 g

Volume granul setelah diketuk: 77 ml Tap density = 𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 (𝑔)

𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑔𝑟𝑎𝑛𝑢𝑙 𝑠𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎 𝑑𝑖𝑘𝑒𝑡𝑢𝑘 (𝑚𝑙)

= 40 𝑔

77 𝑚𝑙

= 0,5195 g/ml

Ratio hausner

Berat jenis murni (D0) = 0,4348 g/ml Berat jenis mampat (Dt) = 0,5195 g/ml Rasio hausner = 𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑚𝑎𝑚𝑝𝑎𝑡 (𝐷𝑡)

𝐵𝑒𝑟𝑎𝑡 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑚𝑢𝑟𝑛𝑖 (𝐷0)

= 0,5195

0,4348

= 1,195

Nilai rasio hausner Sifat aliran 1,00 -1,11 Excellent / sangat mudah

mengalir

1,12 – 1,18 Good / mudah mengalir 1,19 – 1,25 Fair / Cukup mudah

mengalir

1,26 – 1,34 Passable / Agak mudah mengalir

1,35 – 1,45 Poor / Sifat alir buruk 1,46 – 1,59 Very poor / sifat alir sangat

buruk

>1,60 Very very poor / non flow / sifat alir sangat sangat buruk (tidak mengalir)

● Kompresibilitas

Berat jenis murni (D0) = 0,4348 g/ml

(27)

Berat jenis mampat (Dt) = 0,5195 g/ml Kompresibilitas = 𝐷𝑡−𝐷0

𝐷𝑡 𝑥100%

= 0,51950,4348

0,5195 𝑥100%

= 0,0847

0,5195𝑥100%

= 16,30%

% kompresibilitas Sifat aliran

5 -15 Excellent / sangat mudah mengalir

12 -16 Good / mudah mengalir 18 - 21 Fair / Cukup mudah

mengalir

> 23 Sifat alir kurang baik - Pembahasan

Evaluasi dilanjutkan dengan penilaian Tapped Density (berat jenis mampat) yang dilakukan dengan cara menimbang bobot serbuk sebanyak 40 g granul kemudian dimasukkan kedalam gelas ukur (catat volume awalnya) kemudian diketuk selama 4 menit lalu. Pada penilaian ini hasil yang didapat adalah 0,5195 g/ml yang. Dan Bulk Density dengan cara menimbang granul sebanyak 40 g dengan volume granul 92 ml dan didapatkan hasil 0,4348 g/ml. Dilanjutkan dengan penilaian terhadap rasio hausner yaitu dengan hasil bagi dari Tapped Density dan Bulk Density dengan hasil 1,195 yang artinya granul yang dihasilkan memiliki sifat mudah mengalir. Kemudian dilanjutkan dengan penilaian terhadap kompresibilitas dari granul tersebut dan diperoleh hasil 16,30% yang artinya granul tersebut mudah mengalir.

3. Uji Waktu Alir dan Sudut Istirahat - Hasil

Hasil dan Perhitungan Waktu Alir

Pengujian ke- Waktu Alir (detik) Laju Alir (g/detik)

1 07,70 3,896

2 06,85 4,379

(28)

3 06,66 4,504

Rata-Rata Laju Alir 4,26

Perhitungan laju alir:

● Pengujian 1: Laju alir = 30 g / 07,70 detik = 3,896 g/detik

● Pengujian 2: Laju alir = 30 g / 06,85 detik = 4,379 g/detik

● Pengujian 3: Laju alir = 30 g / 06,66 detik = 4,504 g/detik

● Rata-rata laju alir = 3,896 + 4,379 + 4,504

3 = 4,26 g/detik Hubungan kecepatan alir dan sifat alir

Laju alir (g/detik) Sifat alir

>10 Sangat baik

4-10 Baik

1,6-4 Sukar

<1,6 Sangat sukar Hasil dan Perhitungan Sudut Istirahat Pengujian

ke-

Tinggi (cm)

Diameter (cm)

Jari-jari (cm)

Waktu alir (detik)

Sudut Istirahat (𝛩)

1 2,8 10,4 5,2 07,70 28,37°

2 2,4 9,45 4,725 06,85 27,02°

3 2,5 9,15 4,575 06,66 28,81°

Rata-rata sudut istirahat 28,07°

Perhitungan diameter dan jari-jari:

- Pengujian 1: 𝑑 𝑜𝑟𝑖𝑧𝑜𝑛𝑡𝑎𝑙 + 𝑑 𝑣𝑒𝑟𝑡𝑖𝑘𝑎𝑙

2

= 10,2 + 10,6

2 = 10,4 cm

Sehingga jari-jari = d/2 = 10,4 cm/2 = 5,2 cm

(29)

- Pengujian 2: 𝑑 𝑜𝑟𝑖𝑧𝑜𝑛𝑡𝑎𝑙 + 𝑑 𝑣𝑒𝑟𝑡𝑖𝑘𝑎𝑙

2

= 9,5 + 9,4

2 = 9,45 cm

Sehingga jari-jari = d/2 = 9,45 cm/2 = 4,725 cm - Pengujian 3: 𝑑 𝑜𝑟𝑖𝑧𝑜𝑛𝑡𝑎𝑙 + 𝑑 𝑣𝑒𝑟𝑡𝑖𝑘𝑎𝑙

2

= 9,2 + 9,1

2 = 9,15 cm

Sehingga jari-jari = d/2 = 9,15 cm/2 = 4,575 cm Perhitungan sudut istirahat:

● Pengujian 1: tg𝛩 = h/r = 2,8 cm/5,2 cm = 0,54

→ Sudut istirahat (𝛩) = tan-1 (0,54) = 28,37°

● Pengujian 2: tg𝛩 = h/r = 2,4 cm/4,725 cm = 0,51

→ Sudut istirahat (𝛩) = tan-1 (0,51) = 27,02°

● Pengujian 3: tg𝛩 = h/r = 2,5 cm/4,575 cm = 0,55

→ Sudut istirahat (𝛩) = tan-1 (0,55) = 28,81°

● Rata-rata sudut istirahat = 28,37 + 27,02 + 28,81

3 = 28,07°

Hubungan sudut istirahat dan sifat alir Sudut istirahat Kategori aliran

<25 Istimewa

25-30 Baik

30-40 Cukup

>40 Sangat buruk

- Pembahasan

Uji waktu alir untuk mengetahui berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh sejumlah serbuk untuk dapat mengalir melewati corong yang digunakan. Untuk pengujian, mula-mula menimbang granul yang akan diukur sebanyak 30 gram. Lalu, corong yang sudah disiapkan untuk pengujian perlu ditutup dahulu dengan jari pada mulut corong, lalu granul yang sudah ditimbang diisi ke dalam corong. Siapkan stopwatch kemudian jari dilepaskan dari mulut corong bersamaan dengan dinyalakannya stopwatch dan bahan dibiarkan mengalir bebas ke atas kertas grafik yang tersedia. Dengan itu, akan terjadi tumpukan granul (seperti kerucut) dan saat

(30)

granul terakhir turun dari corong segera matikan stopwatch dan dicatat datanya. Pengujian dilakukan sebanyak 3 kali pengulangan, dengan waktu alir uji pertama yaitu 07,70 detik dan setelah dihitung laju alirnya adalah 3,896 g/detik; waktu alir uji kedua yaitu 06,85 detik dan setelah dihitung laju alirnya adalah 4,379 g/detik; waktu alir uji ketiga yaitu 06,66 detik dan setelah dihitung laju alirnya adalah 4,504 g/detik. Dan rata-rata laju alir setelah dihitung sebesar 4,26 g/detik. Hubungan kecepatan alir dengan sifat alir jika dalam rentang 4-10 g/detik berarti sifat alir serbuk baik, dan dari hasil yang didapat dapat dikategorikan sifat alir baik.

Sudut istirahat atau sudut reposa sebagai sifat serbuk yang dapat menentukan sifat alir serbuk. Dari tumpukan granul pada kertas grafik, dapat diukur tinggi tumpukan serbuk (h) dan diameter dasar untuk menghitung jari-jarinya (r). Selanjutnya dapat dilakukan perhitungan untuk menentukan besar sudut istirahat granul yang diuji. Sudut tumpukan (θ) merupakan sudut longsor yang dapat dihitung dengan cara: Tg θ = h/r atau cos θ = r/s, dengan s = hipotonus atau sudut tangen sama dengan tinggi tumpukan dibagi jari-jari tumpukan. Setelah itu, didapat besar sudut istirahat pada pengujian pertama yaitu 28,37, pada pengujian kedua yaitu 27,02, serta pada pengujian ketiga yaitu 28,81. Dan hasil rata-rata sudut istirahat adalah sebesar 28,07. Nilai ini dapat dikategorikan mempunyai aliran yang baik karena termasuk dalam rentang sudut istirahat 25-30 yang menunjukkan kategori baik.

4. Distribusi ukuran partikel

Uji ini dilakukan dengan menggunakan ayakan yang disusun sedemikian rupa dan dipasangkan pada alat vibrasi yang tersedia dengan meletakkan ayakan tanpa pori sebagai alasnya. Ayakan selanjutnya yaitu ayakan dengan nomor mesh paling besar dan ukuran pori paling kecil dan seterusnya di atasnya diletakkan ayakan yang lebih besar sehingga ayakan dengan ukuran pori paling besar terletak paling atas. Dalam uji kali ini, ayakan paling bawah sampai paling atas secara berturut-turut yaitu alas lalu ayakan dengan nomor mesh 20, 18, 16, 14, dan 12.

Sebelum percobaan dimulai, masing-masing ayakan dan alas ditimbang terlebih dahulu dalam keadaan kosong dan dicatat, kemudian ditimbang serbuk sebanyak 50 gram lalu dicatat. Setelah semua ditimbang, susun ayakan sesuai dengan ketentuan di atas lalu masukkan serbuk di ayakan paling atas lalu tutup susunan ayakan dengan penutupnya dan dinyalakan vibratornya. Pengujian dilakukan selama 10 menit.

- Hasil

No Diameter Wadah Wadah Rentang Rerata Bobot Persen

(31)

Mesh lubang ayakan (μm)

kosong (g)

+ Isi (g)

ukuran partikel (μm)

ukuran partikel

(d)

fraksi tertinggal

(g)

fraksi tertinggal

(%)

12 1680 339,0 339,1 > 1680 0 0,1 0,2

14 1410 322,6 322,7 1410-1680 1545 0,1 0,2

16 1180 312,1 318,0 1180-1410 1295 5,9 11,85

18 1000 305,9 314,9 1000-1180 1090 9 18,07

20 850 300,8 310,7 850-1000 925 9,9 19,88

alas 0 335,1 359,9 0-850 425 24,8 49,8

Σ = 49,8 Σ = 100

- Pembahasan

Distribusi ukuran partikel merupakan evaluasi yang dilakukan untuk mengetahui penyebaran ukuran partikel granul yang diperoleh, serta penyebaran ukuran partikelnya yang dapat diketahui dari berapa banyak fraksi yang tertinggal pada setiap nomor mesh. Distribusi ukuran yang luas mengakibatkan aliran yang tidak seragam ke dalam ruang kompresi sehingga dapat mempengaruhi keseragaman bobot tablet. Uji distribusi ukuran partikel ini menggunakan alat berupa sieve shaker yang memiliki ukuran diameter yang berbeda-beda.

(32)

Pada praktikum kelompok kami, didapatkan hasil distribusi ukuran partikel berupa persen fraksi tertinggal, yaitu pada nomor mesh 12 sebesar 0,2%, pada nomor mesh 14 didapatkan 0,2%, pada nomor mesh 16 didapatkan 11,85%, pada nomor mesh 18 didapatkan 18,07%, pada nomor mesh 20 sebesar 19,88%, dan persen fraksi yang tertinggal pada alas sebanyak 49,8%. Jika persen fraksi tertinggal dijumlah secara keseluruhan maka besarnya yaitu 100%.

(33)

DAFTAR PUSTAKA

Agnia, I. (2014). PEMBUATAN TABLET PARASETAMOL DENGAN

METODE GRANULASI BASAH.

https://www.academia.edu/8264910/PEMBUATAN_TABLET_PARASE TAMOL_DENGAN_METODE_GRANULASI_BASAH [Accessed 17 Sep. 2022].

Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2020). Farmakope Indonesia Edisi VI. Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Rowe, R.C., Sheskey, P.J., dan Quinn, M.E. (2009). Handbook of Pharmaceutical Excipients sixth edition. Pharmaceutical Press and American Pharmacists Association, London.

Sabrina, dkk. (2022). PENUNTUN PRAKTIKUM TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI II. Jakarta: UIN Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Bagaimana pengaruh kadar croscarmellose sodium 5% dan 10% terhadap mutu fisik parasetamol dalam sediaan Orally Disintegrating Tablet Parasetamol yang dibuat

Pada penelitian ini telah dilakukan serangkaian proses untuk mengetahui kadar polyplasdone XL-10 (0%, 5%, dan 10%) terhadap mutu fisik ODT parasetamol yang

Sedangkan di Yogyakarta, dari semua sampel makanan jajanan 40 – 50% sampel terbukti mengandung pemanis buatan jenis sakarin dan siklamat yang melebihi batas, serta

Beberapa kriteria umum yang esensial untuk eksipien yaitu : netral secara fosiologis, stabil secara fisika dan kimia, memenuhi peraturan perundangan, tidak

FORMULASI SEDIAAN TABLET HISAP KATEKIN GAMBIR (Uncaria gambir Roxb) SEBAGAI IMUNOMODULATOR DENGAN METODE..

Dari hasil evaluasi, tablet ekstrak daun Gedi hijau ( Abelmoschus manihot ) hanya memenuhi syarat masing- masing untuk uji keseragaman bobot, keseragaman ukuran, waktu

fisik tablet CTM yang dihasilkan dengan menggunakan amilum batang kelapa sawit sebagai bahan pengisi tablet yaitu memenuhi seluruh uji sifat fisik tablet yang baik,

Dari hasil evaluasi, tablet ekstrak daun Gedi hijau (Abelmoschus manihot) hanya memenuhi syarat masing- masing untuk uji keseragaman bobot, keseragaman ukuran, waktu