SKRIPSI
HENNY PRIMA
PENGARUH KADAR POLYPLASDONE XL-10
TERHADAP MUTU FISIK
ORALLY DISINTEGRATING TABLET
PARASETAMOL
DENGAN METODE GRANULASI BASAH
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
i
Lembar Pengesahan
PENGARUH KADAR POLYPLASDONE XL-10
TERHADAP MUTU FISIK
ORALLY DISINTEGRATING TABLET
PARASETAMOL
DENGAN METODE GRANULASI BASAH
SKRIPSI
Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang 2012
Oleh :
HENNY PRIMA
NIM : 08040084
Disetujui Oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Bambang Widjaja,MSi.,Apt. Dian Ermawati, S.Farm, Apt.
ii
Lembar Pengujian
PENGARUH KADAR POLYPLASDONE XL-10
TERHADAP MUTU FISIK
ORALLY DISINTEGRATING TABLET
PARASETAMOL
DENGAN METODE GRANULASI BASAH
SKRIPSI
Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang 2012
Oleh :
HENNY PRIMA NIM : 08040084
Skripsi ini telah diuji tanggal 17 Juli 2012
oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
Drs. Bambang Widjaja,MSi.,Apt. Dian Ermawati, S.Farm, Apt.
NIP. 130 809 081 NIP UMM. 112.0907.0480
Penguji I Penguji II
Drs. H. Achmad Inoni, Apt. Dra. Uswatun Chasanah, Apt. M.Kes
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Bismillahirrahmanirrahim. Segala puji dan syukur saya panjatkan
kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan karuniaNya sehingga dapat menyelesaikan
penyusunan skripsi berjudul Pengaruh Kadar Polyplasdone XL-10 Terhadap
Mutu Fisik Orally Disintegrating Tablet Parasetamol dengan Metode
Granulasi Basah guna memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada
Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Malang.
Dalam penyusunan skripsi ini, saya banyak dibantu oleh berbagai pihak.
Oleh karena itu, saya mengucapkan banyak rasa terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Bambang Widjaja, Msi., Apt. dan Ibu Dian Ermawati, S.Farm.,
Apt., selaku dosen pembimbing yang dengan tulus dan ikhlas penuh
kesabaran membimbing dan memberikan dorongan sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan.
2. Bapak Drs. H. Achmad Inoni, Apt. dan ibu Dra. Uswatun Chasanah, Apt.
M.Kes selaku dosen penguji yang berkenan untuk memeriksa dan
memberikan saran.
3. Bapak Muhadjir Effendi sebagai rektor Universitas Muhammadiyah Malang,
atas kesempatan yang diberikan kepada saya untuk mengikuti program
sarjana.
4. Ibu Sovia Aprina Basuki, S.Farm.,Apt. selaku dosen wali yang selalu
membimbing saya dalam mengambil mata kuliah yang akan ditempuh.
5. Seluruh bapak dan ibu dosen Program Studi Farmasi Universitas
Muhammadiyah Malang yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu atas
segala ilmu yang sudah diberikan.
6. Seluruh karyawan Laboratorium Teknologi Farmasi, terutama Mas Ferdi dan
Laboratorium Kimia, terutama Mba susi yang telah membantu saya selama
iv
7. Orang tua dan kakak-kakakku (Abang Pino dan Abang Ijul) tercinta yang
selalu memberikan dukungan terutama materiil dan perhatian yang lebih
selama pengerjaan skripsi ini.
8. Teman-teman solida dan semisolida yang senasib dan seperjuangan, yaitu
cece, lia, nguin, tante icha, iin, nyot-nyot, nenek, yuri bogo, ike, kakak ipar,
abang zul serta my best team ODT Parasetamol uun dan kakak icis. Terima
kasih atas semangat dan hiburannya.
9. Kakak dan adek kos, Mama Febi, Cici, Inggilheru, Umakehh, Mba Nia,
Gorilawana yang selalu menemaniku dan sangat memberi dukungan dalam
pengerjaan skripsi ini.
10.Teman-teman terbaikku, Ulyandy, Ucupers, Cepi, Mayul, Abot, Emce, Mella,
dan teman-teman lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu. Terima
kasih telah memberikan berbagai kenangan terindah selama masa kuliah di
Kota Malang ini. Love you guys.
Akhirnya, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dan berjasa dalam skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan
sumbangan ilmu pengetahuan dibidang kefarmasian. Amin.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb
Malang, Juli 2012
v
RINGKASAN
Pemberian obat yang diberikan melalui mulut terutama sediaan padat merupakan bentuk yang lebih disenangi, karena bentuk sediaan padat lebih kompak, mudah dibawa, stabilitas yang memadai, dan ekonomis dibandingkan dengan bentuk sediaan lain. Kesukaran dalam menelan sediaan tablet merupakan masalah yang paling sering dialami pada pasien pediatrik maupun geriatrik, sehingga menyebabkan efek terapi selama pengobatan menjadi tidak optimal. Oleh karena itu, masalah tersebut dapat diselesaikan dengan menciptakan bentuk sediaan yang cepat terdispersi atau terlarut tanpa membutuhkan air untuk menelan yaitu Orally Disintegrating Tablet (ODT).
Orally Disintegrating Tablet adalah tablet oral yang tidak membutuhkan air untuk menelan dan larut dalam waktu kurang dari 60 detik ketika ditempatkan di mulut. Keuntungan yang didapat dari ODT antara lain dapat diberikan pada pasien yang tidak dapat menelan sediaan tablet, terutama pada pasien pediatrik maupun geriatrik; tidak membutuhkan air untuk menelan obat sehingga sesuai dengan pasien yang sibuk atau sedang melakukan perjalanan; rasa yang enak di mulut membantu untuk mengubah persepsi obat seperti pil pahit terutama pada pasien pediatrik.
Salah satu metode pembuatan ODT adalah metode granulasi basah. Metode ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu dapat meningkatkan aliran granul serta lebih mudah diperoleh massa yang kompak dikarenakan granul yang dibentuk dapat diikat dengan suatu pengikat sebagai pengompakan dan juga biaya produksi yang jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan penggunaan metode-metode yang lain dikarenakan menggunakan peralatan yang konvensional.
Pada penelitian ini telah dilakukan serangkaian proses untuk mengetahui kadar polyplasdone XL-10 (0%, 5%, dan 10%) terhadap mutu fisik ODT parasetamol yang dibuat dengan metode granulasi basah, sehingga dapat diketahui kadar polyplasdone XL-10 sebagai disintegran yang memenuhi persyaratan.
Dalam penelitian ini, sebelum dicetak menjadi tablet dilakukan pemeriksaan kualitatif terhadap bahan-bahan yang akan digunakan. Hasil pemeriksaan kualitatif, didapatkan bahwa semua bahan telah memenuhi persyaratan yang terdapat dalam pustaka. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan mutu fisik granul meliputi jumlah fines, kandungan lengas, kecepatan alir dan sudut diam. Hasil pemeriksaan jumlah fines sudah memenuhi persyaratan untuk semua formula yang dibuat, sedangkan untuk hasil pemeriksaan kandungan lengas tidak memenuhi persyaratan dimana granul menjadi lebih kering dari batasan kandungan lengasnya. Demikian juga dengan pemeriksaan kecepatan alir dan sudut diam memiliki kemampuan daya alir yang buruk untuk memasuki ruang cetak (die).
vi
Sebagai data pendukung mutu fisik tablet, dilakukan pemeriksaan terhadap keseragaman bobot dan ukuran tebal tablet. Dari hasil pemeriksaan keseragaman bobot didapatkan hasil F1 [499 + 2.04]mg, F2 [529 + 2.45]mg, dan F3 [556 + 2.80]mg disertai pengukuran tebal tablet yang didapatkan hasil F1 [3.11 + 0.03]mm, F2 [3.56 + 0.09]mm, dan F3 [3.99 + 0.09]mm. Tebal tablet akan semakin meningkat sebanding dengan peningkatan bobot tablet.
Hasil pemeriksaan kekerasan tablet diperoleh hasil F1 [4.5 + 0.35]kg, F2 [4.0 + 0.00]kg, dan F3 [3.96 + 0.05]kg. Dari ketiga formula tersebut, hanya F3 yang tidak memenuhi persyaratan. Hal ini dapat dikarenakan jumlah fines yang terlalu banyak pada granul F3, dibandingkan dengan F1 dan F2 yang memiliki jumlah fines yang lebih sedikit, sehingga tablet yang dihasilkan F3 kurang memiliki kekerasan yang baik. Pemeriksaan kerapuhan tablet diperoleh hasil F1 [1.00 + 0.01]%, F2 [1.13 + 0.00]%, dan F3 [1.31 + 0.10]%. Semua formula memiliki hasil yang tidak memenuhi persyaratan. Hal ini kurang memberikan keuntungan dari segi distribusi, dikarenakan tablet yang rapuh kurang dapat mempertahankan bentuknya sampai di tangan konsumen. Untuk pemeriksaan waktu hancur diperoleh hasil F1 [329.00 + 19.92]detik, F2 [53.67 + 8.73]detik, dan F3 [38.09 + 0.83]detik. Dari hasil penelitian waktu hancur, didapatkan bahwa dengan bertambahnya kadar polyplasdone XL-10, maka waktu hancurnya akan semakin cepat. Data hasil pemeriksaan kadar parasetamol dalam tablet diperoleh F1 [91.24 + 0.56] SBR 0.61%, F2 [93.66 + 0.39] SBR 0.41%, dan F3 [90.08 + 0.95] SBR 1.05%. Semua formula memenuhi persyaratan keseragaman kadar yaitu yaitu 90-110% dan simpangan baku relatif (SBR) < 6%.
Hasil analisis statistik terhadap kekerasan, kerapuhan, dan waktu hancur tablet menunjukkan adanya perbedaan pada α = 0.05, selanjutnya melalui uji HSD diketahui bahwa formula 1 berbeda makna dengan formula 2 dan 3, sedangkan antara formula 2 dan 3 tidak berbeda makna terhadap kekerasan dan waktu hancur tablet. Sebaliknya, hasil analisis diketahui kerapuhan formula 3 berbeda makna dengan formula 1 dan 2, sedangkan antara formula 1 dan 2 tidak berbeda makna Maka dapat disimpulkan bahwa formula terpilih adalah formula 2 dengan kadar polyplasdone XL-10 5% dikarenakan dengan kadar polyplasdone XL-10 yang rendah sudah dapat memberikan hasil kekerasan dan waktu hancur yang memenuhi persyaratan sebagai ODT meskipun memiliki kerapuhan yang cukup tinggi.
vii
ABSTRACT
PENGARUH KADAR POLYPLASDONE XL-10 TERHADAP MUTU FISIK
ORALLY DISINTEGRATING TABLET PARASETAMOL DENGAN METODE GRANULASI BASAH
HENNY PRIMA (enyizzz_cuaphii@yahoo.com)
Orally disintegrating tablets (ODT) is a solution for pediatric and geriatric patients who have difficulty in taking oral dosage forms. One of the techniques used to formulate ODT is wet granulation. In this research the influence of polyplasdone XL-10 as disintegrant on physical characteristics of paracetamol ODT prepared by wet granulation was observed. Concentration of Polyplasdone XL-10 used in this research were 0%, 5%, and 10%. The physical charateristics of granules including the number of fines, moisture content, flow rate and angle of repose. The number of fines showed good result for all the formulas that were made, while the moisture content were too dry, as well as the flow rate and still has the angle of repose were very bad. The granules were pressed into tablet with a diameter + 13 mm by hydraulic press with a pressure of 1 ton in + 3 seconds. Then the physical characteristics of the tablets were measured. The results showed that increasing the concentrations of polyplasdone XL-10 in the formula causes the decrease in hardness and disintegration time with increasing friability of the tablet. From statistical analysis, it could be seen that there was a significant difference between F1 with F2 and F3, but there was no significant difference between F2 and F3 about hardness and disintegration time. Whereas, from statistical analysis about friability that was significant difference between F3 with F1 and F2, but there was no significant difference between F1 with F2. It could be concluded that F2 which have the concentration with 5% polyplasdone XL-10 can provide the results of hardness and disintegration time gave optimal physical characteristics of paracetamol ODT although have the relatively high a friability .
viii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN... i
LEMBAR PENGUJIAN... ii
KATA PENGANTAR... iii
RINGKASAN... v
ABSTRACT... vii
DAFTAR ISI... viii
DAFTAR TABEL... xi
DAFTAR GAMBAR... xii
DAFTAR LAMPIRAN... xiii
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah... 1
1.2Rumusan Masalah... 3
1.3Tujuan Penelitian... 3
1.4Hipotesis... 4
1.5Manfaat Penelitian... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan tentang Orally Disintegrating Tablet... 5
2.2 Tinjauan tentang Disintegran Tablet... 8
2.3 Tinjauan tentang Granulasi Basah... 10
2.4Tinjauan tentang Mutu Fisik Granul... 11
2.4.1 Kecepatan Alir dan Sudut Diam... 11
2.4.2 Kandungan Lengas (Moisture Content)... 12
2.4.3 Distribusi Ukuran Partikel... 12
2.5 Tinjauan tentang Mutu Fisik Tablet... 13
2.5.1 Keseragaman Bobot Tablet... 13
2.5.2 Keseragaman Ukuran Tablet... 13
ix
2.5.4 Kerapuhan Tablet... 14
2.5.5 Waktu Hancur Tablet... 14
2.6 Tinjauan tentang Bahan Penelitian... 15
2.6.1 Parasetamol... 15
2.6.2 Manitol... 16
2.6.3 Polivinilpirolidon (PVP) K-30... 16
2.6.4 Polyplasdone XL–10... 17
2.6.5 Magnesium Stearat... 18
2.6.6 Aspartame... 19
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL... 20
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Bahan Penelitian... 22
4.2 Alat Penelitian... 22
4.3 Metode Penelitian... 22
4.3.1 Pemeriksaan Kualitatif Bahan Penelitian... 22
4.3.1.1 Parasetamol... 22
4.3.1.2 Manitol... 23
4.3.1.3 Polivinilpirolidon (PVP) K-30... 23
4.3.1.4 Polyplasdone XL-10... 24
4.3.1.5 Magnesium Stearat... 24
4.3.1.6 Aspartame... 24
4.3.2 Rancangan Formula... 25
4.3.3 Pembuatan Tablet... 26
4.3.4 Pemeriksaan Mutu Fisik... 27
4.3.4.1 Pemeriksaan Mutu Fisik Granul... 27
4.3.4.1 Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet... 28
4.3.5 Pemeriksaan Kadar Parasetamol dalam Tablet... 30
4.4 Analisis Data... 31
BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Hasil Pemeriksaaan Kualitatif Bahan Penelitian... 32
5.2 Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Granul... 34
x
5.4 Hasil Pemeriksaan Keseragaman Kadar Parasetamol... 37
5.4.1 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum... 37
5.4.2 Pembuatan Kurva Baku Parasetamol... 37
5.4.3 Pemeriksaan Kadar Parasetamol dalam tablet... 38
5.5 Hasil Analisis Statistik... 38
5.5.1 Hasil Analisis Statistik Kekerasan Tablet... 38
5.5.2 Hasil Analisis Statistik Kerapuhan Tablet... 39
5.5.3 Hasil Analisis Statistik Waktu Hancur Tablet... 39
BAB VI PEMBAHASAN... 40
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan... 46
7.2 Saran... 46
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
II.1 Hubungan Daya Alir dan Sudut Diam... 12
II.2 Persyaratan Keseragaman Bobot Tablet... 13
IV.1 Rancangan Formula ODT Parasetamol... 25
V.1 Hasil Pemeriksaan Kualitatif Parasetamol... 32
V.2 Hasil Pemeriksaan Kualitatif Manitol... 32
V.3 Hasil Pemeriksaan Kualitatif Polivinilpirolidon (PVP)... 33
V.4 Hasil Pemeriksaan Kualitatif Polyplasdone XL-10... 33
V.5 Hasil Pemeriksaan Kualitatif Magnesium Stearat... 33
V.6 Hasil Pemeriksaan Kualitatif Aspartam... 34
V.7 Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Granul... 34
V.8 Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet... 35
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Mekanisme Swelling dan Wicking dalam disintegrasi tablet... 9
2.2 Mekanisme Deformation dan Repulsion dalam disintegrasi tablet... 10
2.3 Rumus Struktur Parasetamol... 15
2.4 Rumus Struktur Manitol... 16
2.5 Rumus Struktur Polyplasdone XL-10... 17
2.6 Rumus Struktur Aspartam... 19
3.1 Skema Kerangka Konseptual Penelitian... 21
5.1 Profil Kekerasan F1-F3 Orally Disintegrating Tablet Parasetamol... 36
5.2 Profil Kerapuhan F1-F3 Orally Disintegrating Tablet Parasetamol... 36
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Daftar Riwayat Hidup... 47
2 Surat Pernyataan... 48
3 Sertifikat Analisis Parasetamol... 49
4 Pemeriksaan Kemasan Asli Manitol... 50
5 Sertifikat Analisis Polivinilpirolidon (PVP) K-30... 51
6 Sertifikat Analisis Polyplasdone XL-10... 52
7 Sertifikat Analisis Magnesium Stearat... 53
8 Sertifikat Analisis Aspartame... 54
9 Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Granul... 55
10 Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet... 57
11 Hasil Penentuan Panjang Gelombang Maksimum... 60
12 Hasil Pembuatan Kurva Baku Parasetamol... 61
13 Hasil Pemeriksaan Kadar Parasetamol Tablet... 62
14 Hasil Analisis Statistik... 63
xiv
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, p. 6, 7, 37, 38, 510, 920, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, p. 515, 519, 649, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.
Ansel, H.C., 1989. Introduction to Pharmaceutical Dosage Form, Terjemahan : Farida Ibrahim, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi Keempat, Jakarta : Universitas Indonesia Press, p. 254-259.
Aulton, M., and Summers M., 2002. Tablet and Compaction in :
Pharmmaceutics The Science of Dosage Form Design. 2nd.,
Philadelphia : Churchill Livingstone. p. 397-439.
Bandelin F.J., and Shangraw R.F., 1982. Compressed Tablets by Wet Granulation, in Liebermann H.A., Lachman L (Eds.), Pharmaceutical Dosage Form, Tablets, Vol. 2, Marcel Dekker Inc., p. 205-209.
Banker, G.S., and Anderson N.R., 1989, Tablet, in : Lachman, L., Liebermann, H. A., Kanig J. L., (Eds), Teori dan Praktek Farmasi Industri, Edisi Ketiga, Vol. 2, Jakarta : Universitas Indonesia Press, p. 644-658.
Bhowmik, D., Chiranjib, B., Krishnakanth., Pankaj., Chandira, R., 2009, Fast dissolving tablet,Journal of Chemical and Pharmaceutical Research,1 (1), 163-177.
Carstensen, J.T., Chan, P.C., 1977, Flow Rate and Response Angles of Wet Processed Granulations, Vol. 66, p. 1235-1238.
Dobetti, L., Fast Melting Tablets : Development and Technologies, Pharm. Tech., Drug Delivery, p.44-49.
Fu, Y., Shicheng Yang, Seong Hoon Jeong, Susumu Kimura, and Park K., 2004, Orally Fast Disintegrating Tablets, Critical ReviewsTM in Therapeutic Drug Carrier System, 21(6), 433-475.
Hirani, J.J., Dhaval A.R., Vadalia K.R., 2009, Orally Disintegrating Tablets,
Tropical Journal of Pharmaceutical Research, 8 (2), 161-172.
Ispcorp, 2007, Polyplasdone – Not only a simple disintegrant, Moscow : Pharma technical, p. 1-3.
xv
Klance, J., 2003. Dissolution Testing of Orally Disintegrating Tablet, J. Diss. Tech, p. 6-8.
Kuchekar, B.S., A.C. Badhan, H.S. Mahajan, 2003. Mouth Dissolving Tablets : A Novel Drug Delivery System, Pharma Times, Vol. 35, p. 1-5.
Manivannan, R., 2009, Oral Disintegrating Tablets, International Journal of
Pharmaceutical Research and Development. p. 1-10, (online),
(http://www.ijprd.com, diakses tanggal 09 Desember 2011).
Martin, A., 1993. Farmasi Fisik : Dasar-dasar Kimia Fisik dalam Ilmu Farmasetik, Edisi Ketiga, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Mohanachandran, P.S, P.G Sindhumol, Kiran T.S, 2011, Superdisintegrants,
International Journal of Pharmaceutical Sciences Review and Research, Vol. 6, p. 105-108, (online),
(http://www.globalresearchonline.net, diakses tanggal 08 Februari 2012).
Parrot. E.L., 1979, Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutities,
3rd Edition, Mineapolis : Burger Publishing Company, p.73-86.
Ratnakar, N.C., dan Prajapati, B.G, 2011, Formulation Design and Development of Cinnarizine Fast Disintegrating Tablet, p. 333-340, (online), (http://www.pelagiaresearchlibrary.com, diakses tanggal 08 Februari 2012).
Ritika, S., Rajput Meenu, Prakash Pawan, and Saurabh S., 2011, Fast Dissolving Drug Delivery System, International Research Journal of Pharmacy, p. 21-29, (online),
(http://www.irjponline.com, diakses tanggal 20 Januari 2012).
Rowe, C.R., Sheskey, J.P., Owen, C.S., 2006, Handbook Of Pharmaceutical Excipient, Fifth Edition, p. 214-216, 430, 449. American Pharmaceutical Association, Washington, USA.
Rowe, C.R., Sheskey, J.P., Quinn, M.E., 2009, Handbook Of Pharmaceutical
Excipient, Sixth Edition, p. 48, 197. American Pharmaceutical
Association, Washington, USA.
xvi
Siregar, C., 2010 , Teknologi Farmasi Sediaan Tablet Dasar-dasar Praktis, Penerbit Buku Kedokteran, hal. 2, 235.
Sheth, B., F. J. Bandelin, R. F. Shangraw, 1986. Compressed Tablets, in : Liebermann H.A., L. Lachman, Pharmaceutical Dosage Form : Tablets, Vol. 1, New York : Marcel Dekker Inc., p. 109-141.
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pemberian obat yang diberikan melalui mulut terutama sediaan padat
merupakan bentuk yang lebih disenangi, karena bentuk sediaan padat lebih
kompak, mudah dibawa, stabilitas yang memadai, dan ekonomis
dibandingkan dengan bentuk sediaan lain, sebaliknya obat dalam bentuk
cair mempunyai beberapa kelemahan antara lain lebih sukar dibawa,
memerlukan lebih banyak tempat untuk penyimpanan, serta kurang stabil
secara fisika maupun kimia.
Dibandingkan tablet, kapsul mempunyai beberapa kelemahan, salah
satu diantaranya kapsul memerlukan biaya yang cukup tinggi dalam hal
ongkos pembuatan terutama cangkang kapsul. Berbeda dengan tablet yang
tidak menggunakan cangkang, tablet merupakan bentuk sediaan yang
ongkos pembuatannya paling rendah; bentuk sediaan oral yang paling
ringan dan kompak; mudah dan murah untuk dikemas serta dikirim; serta
mudah untuk diproduksi secara besar-besaran (Banker and Anderson,
1989).
Kesukaran dalam menelan sediaan tablet merupakan masalah yang
paling sering dialami pada pasien pediatrik maupun geriatrik, sehingga
menyebabkan efek terapi selama pengobatan menjadi tidak optimal.
Umumnya menelan tablet merupakan suatu masalah ketika ketersediaan
air kurang oleh karena itu, bentuk sediaan yang cepat terdispersi atau
terlarut tanpa membutuhkan air minum untuk menelan.
Orally Disintegrating Tablet (ODT) adalah tablet oral yang tidak
membutuhkan air untuk menelan dan larut dalam waktu kurang dari 60
detik ketika ditempatkan di mulut (Hirani et al, 2009). Orally
Disintegrating Tablet disebut juga mouth dissolving tablet, melt-in mouth
tablet, orodispersible tablet, rapimelts, porous tablet, dan quick
2
ODT antara lain dapat diberikan pada pasien yang tidak dapat menelan
sediaan tablet, terutama pada pasien pediatrik maupun geriatrik; tidak
membutuhkan air untuk menelan obat sehingga sesuai dengan pasien yang
sibuk atau sedang melakukan perjalanan; rasa yang enak di mulut
membantu untuk mengubah persepsi obat seperti pil pahit terutama pada
pasien pediatrik (Sharma et al, 2011).
ODT dapat dibuat dengan beberapa cara antara lain Freeze drying atau
liofilisasi, Spray drying, sublimasi, moulding, cetak langsung, dan
granulasi basah. Dari hasil perbandingan kesederhanaan tahapan
pembuatan, maka dipilih metode granulasi basah. Adapun keuntungan
yang didapat yaitu dapat meningkatkan aliran granul serta lebih mudah
diperoleh massa yang kompak dikarenakan granul yang dibentuk dapat
diikat dengan suatu pengikat sebagai pengompakan. Keuntungan lainnya
adalah biaya produksi yang jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan
penggunaan metode-metode yang lain dikarenakan menggunakan
peralatan yang konvensional (Banker and Anderson, 1989).
Parasetamol dipilih sebagai bahan aktif yang akan digunakan.
Parasetamol merupakan derivat para aminofenol yang berfungsi sebagai
analgesik, yaitu untuk menghilangkan atau mengurangi rasa nyeri ringan
sampai sedang; dan sebagai antipiretik, yaitu untuk menurunkan suhu
tubuh (Sweetman, 2009). Pada pasien pediatrik, penyakit seperti demam
yang disertai masalah kesulitan untuk menelan terkadang sering dialami
sehingga pembuatan Orally Disintegrating Tablet dengan bahan aktif
parasetamol lebih dibutuhkan.
Dalam proses pembuatannya, dibutuhkan suatu bahan disintegran
untuk membantu hancurnya ODT. Dengan demikian diharapkan terjadi
pelepasan obat yang cepat pada sediaan. Salah satu bahan disintegran yang
umum digunakan adalah Polyplasdone XL-10. Polyplasdone XL-10 adalah
senyawa sintetik, merupakan homopolimer dari N-vinyl 2 pirolidon yang
bersifat kompresibel, tidak larut dalam air namun terdispersi dengan cepat
dalam air. Adapun kelebihan dari Polyplasdone XL-10 adalah memiliki
3
disintegrasi serta terdispersi cepat dalam air tetapi tidak membentuk gel
sehingga meningkatkan kekerasan tablet dan mengurangi kerapuhan
(Ispcorp, 2010). Rentang kadar yang dimiliki oleh bahan disintegran pada
umumnya berkisar antara 1 - 10% (Mohanachandran, 2011).
Berdasarkan hal di atas, maka pengembangan suatu sediaan tablet
berupa ODT untuk mengatasi berbagai masalah tersebut sangat diperlukan.
Pada penelitian ini akan dilakukan pengujian pengaruh perbedaan kadar
Polyplasdone XL-10 sebagai bahan disintegran terhadap mutu fisik ODT
parasetamol yang dibuat dengan metode granulasi basah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan beberapa
masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh perbedaaan kadar Polyplasdone XL-10 5% dan
10% sebagai bahan disintegran terhadap mutu fisik Orally
Disintegrating Tablet Parasetamol yang dibuat dengan metode
granulasi basah ?
2. Berapa kadar Polyplasdone XL-10 yang dapat menghasilkan mutu
fisik Orally Disintegrating Tablet Parasetamol yang memenuhi
persyaratan ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan umum penelitian ini adalah mengembangkan suatu
formula Orally Disintegrating Tablet Parasetamol yang memiliki
4
1.3.2 Tujuan Khusus
Penelitian ini secara khusus bertujuan antara lain:
a. Untuk mengetahui pengaruh perbedaan kadar Polyplasdone XL-10
sebagai bahan disintegran terhadap mutu fisik Orally
Disintegrating Tablet Parasetamol yang dibuat dengan metode
granulasi basah.
b. Untuk mengetahui kadar Polyplasdone XL-10 yang dapat
menghasilkan mutu fisik Orally Disintegrating Tablet Parasetamol
yang memenuhi persyaratan.
1.4 Hipotesis
Peningkatan kadar Polyplasdone XL-10 yang digunakan akan
menyebabkan semakin meningkatnya mutu fisik Orally Disintegrating
Tablet Parasetamol yang dibuat dengan metode granulasi basah.
1.5 Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian diharapkan dapat mengetahui pengaruh
perbedaan kadar Polyplasdone XL-10 pada Orally Disintegrating Tablet
Parasetamol sehingga dapat digunakan dalam pengembangan formulasi