• Tidak ada hasil yang ditemukan

Seed Science and Technology: Biology, Production, Quality

N/A
N/A
CHRESTIAN ALDRO LUMBANTOBING

Academic year: 2024

Membagikan "Seed Science and Technology: Biology, Production, Quality "

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Nama : Chrestian Aldro Lumbantobing Nim : 225040207111057

Kelas : Agroekoteknologi M

Abstrak Abstrak Artikel ini membahas tentang kualitas benih dalam pengembangan varietas tanaman dan sistem produksi benih.

Ketersediaan benih berkualitas dari varietas unggul memiliki peran penting dalam mencapai ketahanan pangan global. Artikel ini memberikan gambaran tentang kegiatan dan persyaratan produksi benih secara global, dengan penekanan pada kualitas benih. Proses perkembangan benih pada angiospermae melalui pembuahan dan pemahaman tentang penyerbukan, pembuahan, perkembangan benih, dan pematangan juga dibahas. Sistem pengembangan dan pelepasan varietas, pemeliharaan kemurnian varietas selama perbanyakan benih, dan pentingnya hal-hal tersebut juga disoroti. Parameter mutu benih seperti kemurnian fisik dan genetik, mutu fisiologis, vigor dan kesehatan benih, serta faktor-faktor penentu mutu benih dijelaskan secara holistik.

Mekanisme peraturan untuk jaminan kualitas benih, termasuk langkah- langkah dalam sertifikasi benih, pengujian benih, dan standar lapangan dan benih yang berlaku secara global juga diuraikan. Artikel ini juga Judul Seed Quality: Variety Development to Planting—An Overview

Jurnal Seed Science and Technology: Biology, Production, Quality

Halaman 1-16

Tahun 2023

Penulis Sundareswaran, S., Ray Choudhury, P., Vanitha, C., & Yadava, D.

K.

Reviewer Dwi Juliana

Dosen Dr. Budi Waluyo, S.P,.M.P Tanggal 13 Feb 2024

(2)

membahas pengujian kesehatan benih dan penerapan teknologi penanda molekuler canggih untuk identifikasi varietas dan kemurnian genetik benih. Pengetahuan tentang kualitas benih ini penting bagi semua pihak yang terlibat dalam program benih.

Pendahuluan Dalam artikel ini, diperkenalkan pentingnya benih berkualitas sebagai faktor kunci dalam pertanian berkelanjutan. Upaya intensif dalam pemuliaan tanaman telah menghasilkan pengembangan varietas unggul dengan kualitas tinggi, yang memberikan produktivitas yang lebih baik, efisiensi penggunaan sumber daya, serta toleransi terhadap tekanan biotik dan abiotik. Artikel ini juga mencatat keberhasilan Revolusi Hijau di India, yang didukung oleh perbaikan tanaman dan sistem produksi benih yang meningkatkan produksi biji-bijian pangan secara signifikan.

Terdapat korelasi langsung antara ketersediaan benih berkualitas dan produksi biji-bijian pangan yang mencerminkan pentingnya mutu benih dalam mencapai keamanan pangan global. Artikel ini juga menyebutkan pengembangan program peningkatan hasil panen yang melibatkan lembaga penelitian, sektor swasta, dan kerangka peraturan. Permintaan akan benih berkualitas dari varietas unggul meningkat di seluruh dunia, dan produksi serta distribusinya melibatkan berbagai pihak, termasuk pemulia, ahli teknologi benih, petani, dan lembaga pemerintah.

Pengembangan benih

Pengembangan benih adalah proses pemuliaan tanaman untuk menghasilkan varietas unggul dengan karakteristik yang diinginkan.

Tujuan pengembangan benih adalah meningkatkan produktivitas, ketahanan terhadap hama dan penyakit, adaptasi terhadap kondisi lingkungan, kualitas hasil panen, dan sifat-sifat lain yang diinginkan dalam tanaman. Pengembangan benih melibatkan beberapa langkah, termasuk:

1. Seleksi genetik: Pemulia melakukan seleksi terhadap individu tanaman dengan sifat-sifat yang diinginkan, seperti hasil panen yang tinggi, ketahanan terhadap penyakit, atau adaptasi terhadap kondisi lingkungan tertentu. Tanaman yang menunjukkan sifat-sifat yang diinginkan dipilih untuk tahap selanjutnya.

2. Persilangan: Tanaman yang dipilih dengan sifat-sifat yang diinginkan dikawinkan secara seksual untuk menghasilkan keturunan dengan kombinasi gen yang diharapkan. Persilangan dilakukan dengan

(3)

memperhatikan kompatibilitas dan kesesuaian genetik antara tanaman yang dikawinkan.

3. Seleksi keturunan: Dari keturunan hasil persilangan, pemulia melakukan seleksi terhadap individu-individu yang memiliki sifat-sifat yang diinginkan secara lebih kuat. Proses ini dilakukan melalui pengamatan dan pengujian terhadap karakteristik tanaman, baik secara morfologis maupun fisiologis.

4. Pemurnian varietas: Setelah seleksi keturunan, langkah pemurnian dilakukan untuk memperoleh varietas yang stabil dengan sifat-sifat yang konsisten. Pemurnian melibatkan reproduksi tanaman yang terpilih secara seksual atau aseksual untuk menjaga kemurnian genetik.

5. Uji performa: Varitas yang telah dipurnakan akan diuji performanya dalam berbagai kondisi pertanian, termasuk uji lapangan dan uji adaptasi.

Tujuan dari uji performa adalah memastikan bahwa varietas tersebut dapat memberikan hasil yang baik dan sesuai dengan kebutuhan petani.

Pengembangan benih juga melibatkan kerjasama antara pemulia tanaman, ahli teknologi benih, petani, dan lembaga pemerintah. Selain itu, penggunaan teknologi modern seperti penanda molekuler telah membantu dalam identifikasi varietas dan pemurnian genetik benih dengan lebih efisien. Pengembangan benih memiliki peran penting dalam meningkatkan produksi pangan global, mengurangi kerentanan pangan, dan menjaga keberlanjutan pertanian.

Sistem

pengembangan dan pelepasan varietas

Sistem pengembangan dan pelepasan varietas, pemeliharaan kemurnian varietas selama perkalian benih, dan pentingnya hal ini telah dijelaskan untuk memberikan manfaat bagi mereka yang terlibat dalam program benih

. Proses pengembangan varietas meliputi pemilihan garis pemuliaan, pembuatan sejumlah besar persilangan, serta interaksi tanaman induk dengan lingkungan

. Pemahaman mendalam terhadap proses-proses tersebut sangat penting dalam memastikan produksi benih yang berkualitas

. Sistem pengembangan varietas juga melibatkan evaluasi genotipe yang menjanjikan, pengembangan strain baru, dan evaluasi kinerja mereka

(4)

. Berbagai metode pemuliaan dapat digunakan untuk pengembangan strain baru pada spesies yang melakukan penyerbukan sendiri dan silang . Evaluasi nilai dalam budidaya dan penggunaan (VCU) dari strain baru perlu dilakukan oleh spesialis tanaman secara independen di beberapa lokasi, mengikuti serangkaian kriteria kinerja selama periode minimal 3 tahun, dan secara bersamaan mengembangkan karakteristik DUS, sebelum mempertimbangkan pelepasan mereka untuk budidaya

Produksi benih Pada bagian produksi benih, artikel tersebut menjelaskan bahwa produksi dan distribusi benih melibatkan berbagai pihak seperti pemulia, teknolog benih, petani, lembaga pemerintah, lembaga penelitian, industri benih swasta, koperasi petani, dan pemangku kepentingan lainnya.

. Organisasi publik umumnya memainkan peran dominan dalam produksi dan distribusi benih dengan volume tinggi dan nilai rendah untuk tanaman pangan seperti sereal, kacang-kacangan, dan tanaman penghasil minyak, sedangkan industri benih sektor swasta lebih fokus pada segmen bernilai tinggi yang mencakup sayuran, hibrida dalam tanaman pertanian, dan tanaman hortikultura lainnya

. Produksi dan pasokan benih berkualitas tinggi dari varietas tanaman yang ditingkatkan kepada para petani telah menjadi prioritas utama dalam pertumbuhan dan pengembangan pertanian

. Pendekatan yang diselaraskan dalam program peningkatan tanaman melalui Program Penelitian Koordinasi India (AICRP) dan sistem benih publik, bersama dengan kebijakan yang memungkinkan dan kerangka kerja regulasi, serta kontribusi R&D sektor swasta dalam pemuliaan dan produksi benih, telah membantu membawa perubahan tersebut

. Pendekatan serupa juga berhasil diterapkan di banyak negara di wilayah SAARC, benua Afrika, dan tempat lainnya. Hasilnya, permintaan akan benih berkualitas dari varietas yang ditingkatkan tumbuh pesat di seluruh dunia

Kualitas benih Pada bagian kualitas benih, artikel tersebut menjelaskan bahwa kualitas benih berperan penting dalam produksi tanaman, memastikan kemurnian fisik, genetik, dan fisiologis benih. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas benih meliputi kondisi lingkungan, penuaan

(5)

benih, dan kesehatan benih. Kualitas benih dapat dijamin melalui sertifikasi benih dan pengujian, dengan organisasi internasional seperti ICIA, ISTA, dan OECD yang berperan dalam mempromosikan produksi dan perdagangan benih berkualitas. Kualitas benih dapat dipertahankan melalui teknik produksi, panen, dan penyimpanan yang tepat, dan kualitas benih dapat ditingkatkan dengan menghilangkan cacat benih.

Secara keseluruhan, fokus artikel ini adalah pada peningkatan kualitas benih melalui berbagai teknik dan teknologi untuk memastikan sistem produksi pangan yang berkelanjutan.

Faktor yang mempengaruhi kualitas benih

Pada bagian faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas benih, artikel tersebut menjelaskan bahwa kualitas benih dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terjadi selama fase produksi di lapangan sebelum panen, selama panen, pengeringan, pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, dan penanaman. Faktor-faktor ini meliputi suhu ekstrem selama suhu ekstrem, suhu kelembaban termasuk kondisi kekeringan dan hujan berlebihan saat suhu dingin, cuaca, kekurangan nutrisi tanaman, serangan hama dan penyakit; pengolahan, pengeringan, dan penyimpanan yang tidak tepat

. Proses penuaan atau kerusakan benih adalah proses alami dari waktu ke waktu yang disebabkan oleh perubahan interaksi sitologis, fisiologis, biokimia, dan fisik dalam benih yang menyebabkan penurunan vigor, perkecambahan, dan akhirnya hilangnya viabilitas. Tingkat dan laju kerusakan benih tergantung pada spesies, lingkungan penyimpanan, periode penyimpanan, dan kualitas awal benih yang disimpan

. Jaminan mutu benih

Pada bagian jaminan mutu benih, artikel tersebut menjelaskan bahwa kualitas benih memegang peranan penting dalam keberhasilan produksi tanaman, memastikan kemurnian fisik, genetik, dan fisiologis benih.

Kualitas benih dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terjadi selama fase produksi di lapangan sebelum panen, selama panen, pengeringan, pengolahan, penyimpanan, pengangkutan, dan penanaman. Faktor-faktor ini meliputi suhu ekstrem selama suhu ekstrem, suhu kelembaban termasuk kondisi kekeringan dan hujan berlebihan saat suhu dingin, cuaca, kekurangan nutrisi tanaman,

(6)

serangan hama dan penyakit; pengolahan, pengeringan, dan penyimpanan yang tidak tepat

Sertifikasi benih dan pengujian mutu

Pada bagian sertifikasi benih dan pengujian mutu, artikel tersebut menjelaskan bahwa selama proses sertifikasi benih, yang merupakan kunci dalam pengendalian kualitas benih, langkah-langkah berikut untuk verifikasi standar lapangan dan analisis laboratorium untuk standar benih yang diikuti di India sebelum pemberian sertifikat

Peran organisasi internasional

Pada bagian peran organisasi internasional, artikel tersebut menjelaskan bahwa beberapa organisasi internasional terlibat dalam mempromosikan produksi benih berkualitas, pengujian, sertifikasi, dan perdagangan benih di tingkat internasional. International Crop Improvement Association (ICIA) dan International Seed Testing Association (ISTA) adalah dua organisasi internasional yang berperan dalam mempromosikan evaluasi kualitas benih secara seragam dan memberikan akreditasi laboratorium anggota mereka

Pemeliharaan kualitas benih

Pada bagian pemeliharaan kualitas benih, artikel tersebut menjelaskan bahwa kualitas benih dapat dipertahankan melalui langkah-langkah berikut: 1. Produksi benih di lingkungan yang sesuai, 2. Mengadopsi teknik panen dan pengelolaan pasca-panen yang tepat, 3. Prosedur pengendalian kualitas yang efisien dan efektif, 4. Penggunaan teknik penyimpanan yang canggih

Peningkatan kualitas benih

Pada bagian peningkatan kualitas benih, artikel tersebut menjelaskan bahwa kualitas benih dapat ditingkatkan dengan menghilangkan benih yang cacat dan buruk sejauh yang praktis dan ekonomis. Dalam sistem benih komersial, benih yang berkualitas baik disebut sebagai fraksi yang diterima, sementara benih yang berkualitas rendah dianggap sebagai fraksi penolakan dari lot benih. Penerapan norma yang terlalu ketat dapat mengurangi hasil ekonomis benih, sedangkan kelalaian dalam hal ini akan menghasilkan benih berkualitas rendah. Hal ini membuat pengolahan benih menjadi kegiatan yang sangat spesialis, yang dapat dilakukan secara efektif dengan mempertimbangkan parameter yang spesifik untuk morfologi, struktur, dan komposisi benih spesies tersebut

Perbaikan genetik

Pada bagian perbaikan genetik untuk mutu benih, artikel tersebut menjelaskan bahwa perbaikan genetik dapat meningkatkan kualitas benih dengan memperluas basis genetik melalui kombinasi gen/alel yang

(7)

diinginkan. Hal ini dapat meningkatkan produktivitas pertanian, meningkatkan kualitas, keragaman genetik dalam agro-ekosistem, dan memastikan sistem produksi pangan yang berkelanjutan di bawah skenario perubahan iklim. Penekanan diberikan pada pemuliaan tanaman untuk peningkatan hasil, kualitas, adaptabilitas, resistensi terhadap stres abiotik dan biotik, penyerbukan dan kematangan yang disinkronkan, serta kemampuan untuk operasi mekanis. Perbaikan genetik juga dapat ditargetkan untuk meningkatkan sifat kualitas benih dalam berbagai cara.

Peningkatan kualitas benih

Pada bagian peningkatan kualitas benih, artikel tersebut menjelaskan bahwa peningkatan kualitas benih dapat dilakukan melalui teknologi peningkatan benih, pengujian kualitas benih menggunakan protokol standar yang sesuai termasuk pengujian kesehatan benih, dan penerapan teknologi molekuler untuk presisi dalam penilaian kualitas. Teknologi peningkatan kualitas benih melalui teknologi canggih seperti pelapisan, pelet, penambahan bahan pada waktu dan target tertentu, perlakuan elektron, perlakuan magnetik, dan pelapisan plasma digunakan untuk kinerja yang lebih baik dan adaptabilitas yang lebih baik terhadap stres biotik dan abiotik. Penggunaan strategi peningkatan kualitas benih generasi ketiga seperti nanoteknologi untuk desain eksternal maupun internal benih dan teknologi bio-priming, menawarkan kinerja benih yang ditingkatkan untuk pertanian yang ramah lingkungan dan lebih aman.

Lingkup teknologi molekuler

Pada bagian lingkup teknologi molekuler, artikel tersebut menjelaskan bahwa dengan kemajuan dalam teknologi pemuliaan dan perluasan perdagangan benih global, diperlukan alat dan teknik diagnostik yang lebih tepat, cepat, dan dapat diandalkan untuk mengidentifikasi varietas dan menguji kemurnian genetik, menentukan perbedaan di antara varietas yang Saling terkait, pengujian kesehatan benih, menilai kemurnian sifat dalam varietas GM, mendeteksi keberadaan benih GM secara tidak sengaja, dan pemeliharaan garis pemuliaan. Oleh karena itu, teknologi molekuler yang menghemat biaya dengan akurasi yang lebih besar perlu distandarisasi untuk penilaian berbagai parameter kualitas benih.

Kelebihan Kelebihan dari artikel tersebut yaitu

(8)

Informasi Mendalam : Artikel ini memberikan informasi mendalam tentang berbagai aspek peningkatan kualitas benih, termasuk teknologi peningkatan benih, pengujian kualitas benih, dan penerapan teknologi molekuler untuk penilaian kualitas.

Referensi yang Kuat : Artikel ini didukung oleh referensi yang kuat dari berbagai sumber terpercaya seperti buku dan jurnal ilmiah.

Pendekatan Komprehensif : Artikel ini mengambil pendekatan komprehensif dalam menjelaskan berbagai aspek peningkatan kualitas benih, mulai dari teknologi hingga regulasi

Kekurangan Kekurangan dari artikel tersebut yaitu

Keterbatasan Ruang : Artikel ini mungkin memiliki keterbatasan ruang untuk menjelaskan topik yang begitu luas seperti peningkatan kualitas benih. Beberapa aspek mungkin tidak dibahas secara mendalam.

Keterbatasan Referensi : Meskipun artikel ini memiliki referensi yang kuat, mungkin terdapat kekurangan dalam mencakup penelitian terbaru atau perspektif yang lebih baru dalam bidang peningkatan kualitas benih.

Referensi

Dokumen terkait

Lebih banyaknya tunas yang terbentuk pada tanaman kentang yang berasal dari benih G 2 , G 3 , dan G 4 mungkin karena umbi yang digunakan berukuran lebih besar sehingga memiliki

Effects of feedstock type, production method, and pyrolysis temperature on biochar and hydrochar properties... Peningkatan Kualitas Pembakaran Biomassa

Aplikasi dengan cara matriconditioning dan penyemprotan pada fase bibit dan berbunga meningkatkan secara nyata jumlah buah sehat dan total bobot benih per tanaman.. Aplikasi

Gambar tersebut menjelaskan sebuah proses manual dalam prosedur permintaan barang dan pencatatan kartu stok Gudang PAK pada PT Kasa Husada Wira Jatim yang diimplementasikan

Respon morfologi benih karet (Hevea brasilliensis Muell Arg.) Tanpa Cangkang Terhadap Pemberian Polyethylene Glycol (PEG) 6000 Dalam Penyimpanan Pada Dua Masa

3.11 3.12 3.13 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8 4.9 4.10 Open storage at ambient conditions of 20.5°C temperature and 55% relative humidity A "Maggy lamp" model BG

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,

perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user86.Sawi Monumen Sawi monumen tubuhnya amat tegak dan berdaun kompak. Penampilan sawi jenis ini sekilas mirip dengan petsai. Tangkai daun berwarna putih berukuran agak lebar dengan tulang daun yang juga berwarna putih. Daunnya sendiri berwarna hijau segar. Jenis sawi ini tegolong terbesar dan terberat di antara jenis sawi lainnya. D.Syarat Tumbuh Tanaman Sawi Syarat tumbuh tanaman sawi dalam budidaya tanaman sawi adalah sebagai berikut : 1.Iklim Tanaman sawi tidak cocok dengan hawa panas, yang dikehendaki ialah hawa yang dingin dengan suhu antara 150 C - 200 C. Pada suhu di bawah 150 C cepat berbunga, sedangkan pada suhu di atas 200 C tidak akan berbunga. 2.Ketinggian Tempat Di daerah pegunungan yang tingginya lebih dari 1000 m dpl tanaman sawi bisa bertelur, tetapi di daerah rendah tak bisa bertelur. 3.Tanah Tanaman sawi tumbuh dengan baik pada tanah lempung yang subur dan cukup menahan air. (AAK, 1992). Syarat-syarat penting untuk bertanam sawi ialah tanahnya gembur, banyak mengandung humus (subur), dan keadaan pembuangan airnya (drainase) baik. Derajat keasaman tanah (pH) antara 6–7 (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user9E.Teknik Budidaya Tanaman Sawi 1.Pengadaan benih Benih merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha tani. Kebutuhan benih sawi untuk setiap hektar lahan tanam sebesar 750 gram. Benih sawi berbentuk bulat, kecil-kecil. Permukaannya licin mengkilap dan agak keras. Warna kulit benih coklat kehitaman. Benih yang akan kita gunakan harus mempunyai kualitas yang baik, seandainya beli harus kita perhatikan lama penyimpanan, varietas, kadar air, suhu dan tempat menyimpannya. Selain itu juga harus memperhatikan kemasan benih harus utuh. kemasan yang baik adalah dengan alumunium foil. Apabila benih yang kita gunakan dari hasil pananaman kita harus memperhatikan kualitas benih itu, misalnya tanaman yang akan diambil sebagai benih harus berumur lebih dari 70 hari. Penanaman sawi memperhatikan proses yang akan dilakukan misalnya dengan dianginkan, disimpan di tempat penyimpanan dan diharapkan lama penyimpanan benih tidak lebih dari 3 tahun.( Eko Margiyanto, 2007) Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah. Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Sawi diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih sawi sudah banyak dijual di toko-toko pertanian. Sebelum ditanam di lapang, sebaiknya benih sawi disemaikan terlebih dahulu. Persemaian dapat dilakukan di bedengan atau di kotak persemaian (Anonim, 2007). 2.Pengolahan tanah Sebelum menanam sawi hendaknya tanah digarap lebih dahulu, supaya tanah-tanah yang padat bisa menjadi longgar, sehingga pertukaran perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user10udara di dalam tanah menjadi baik, gas-gas oksigen dapat masuk ke dalam tanah, gas-gas yang meracuni akar tanaman dapat teroksidasi, dan asam-asam dapat keluar dari tanah. Selain itu, dengan longgarnya tanah maka akar tanaman dapat bergerak dengan bebas meyerap zat-zat makanan di dalamnya (AAK, 1992). Untuk tanaman sayuran dibutuhkan tanah yang mempunyai syarat-syarat di bawah ini : a.Tanah harus gembur sampai cukup dalam. b.Di dalam tanah tidak boleh banyak batu. c.Air dalam tanah mudah meresap ke bawah. Ini berarti tanah tersebut tidak boleh mudah menjadi padat. d.Dalam musim hujan, air harus mudah meresap ke dalam tanah. Ini berarti pembuangan air harus cukup baik. Tujuan pembuatan bedengan dalam budidaya tanaman sayuran adalah : a.Memudahkan pembuangan air hujan, melalui selokan. b.Memudahkan meresapnya air hujan maupun air penyiraman ke dalam tanah. c.Memudahkan pemeliharaan, karena kita dapat berjalan antar bedengan dengan bedengan. d.Menghindarkan terinjak-injaknya tanah antara tanaman hingga menjadi padat. ( Rismunandar, 1983 ). 3.Penanaman Pada penanaman yang benihnya langsung disebarkan di tempat penanaman, yang perlu dijalankan adalah : a.Supaya keadaan tanah tetap lembab dan untuk mempercepat berkecambahnya benih, sehari sebelum tanam, tanah harus diairi terlebih dahulu. perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user11b.Tanah diaduk (dihaluskan), rumput-rumput dihilangkan, kemudian benih disebarkan menurut deretan secara merata. c.Setelah disebarkan, benih tersebut ditutup dengan tanah, pasir, atau pupuk kandang yang halus. d.Kemudian disiram sampai merata, dan waktu yang baik dalam meyebarkan benih adalah pagi atau sore hari. (AAK, 1992). Penanaman dapat dilakukan setelah tanaman sawi berumur 3 - 4 Minggu sejak benih disemaikan. Jarak tanam yang digunakan umumnya 20 x 20 cm. Kegiatan penanaman ini sebaiknya dilakukan pada sore hari agar air siraman tidak menguap dan tanah menjadi lembab (Anonim, 2007). Waktu bertanam yang baik adalah pada akhir musim hujan (Maret). Walaupun demikian dapat pula ditanam pada musim kemarau, asalkan diberi air secukupnya (Sunaryono dan Rismunandar, 1984). 4.Pemeliharaan tanaman Pemeliharaan dalam budidaya tanaman sawi meliputi tahapan penjarangan tanaman, penyiangan dan pembumbunan, serta pemupukan susulan. a.Penjarangan tanaman Penanaman sawi tanpa melalui tahap pembibitan biasanya tumbuh kurang teratur. Di sana-sini sering terlihat tanaman-tanaman yang terlalu pendek/dekat. Jika hal ini dibiarkan akan menyebabkan pertumbuhan tanaman tersebut kurang begitu baik. Jarak yang terlalu rapat menyebabkan adanya persaingan dalam menyerap unsur-unsur hara di dalam tanah. Dalam hal ini penjarangan dilakukan untuk mendapatkan kualitas hasil yang baik. Penjarangan umumnya dilakukan 2 minggu setelah penanaman. Caranya dengan mencabut tanaman yang tumbuh terlalu rapat. Sisakan tanaman yang tumbuh baik dengan jarak antar tanaman yang teratur (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user12b.Penyiangan dan pembumbunan Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil menggemburkan tanah, kita juga dapat melakukan pencabutan rumput-rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 2 minggu sekali (Anonim, 2007). Untuk membersihkan tanaman liar berupa rerumputan seperti alang-alang hampir sama dengan tanaman perdu, mula-mula rumput dicabut kemudian tanah dikorek dengan gancu. Akar-akar yang terangkat diambil, dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah kering, rumput kemudian dibakar (Duljapar dan Khoirudin, 2000). Ketika tanaman berumur satu bulan perlu dilakukan penyiangan dan pembumbunan. Tujuannya agar tanaman tidak terganggu oleh gulma dan menjaga agar akar tanaman tidak terkena sinar matahari secara langsung (Tim Penulis PS, 1995 ). c.Pemupukan Setelah tanaman tumbuh baik, kira-kira 10 hari setelah tanam, pemupukan perlu dilakukan. Oleh karena yang akan dikonsumsi adalah daunnya yang tentunya diinginkan penampilan daun yang baik, maka pupuk yang diberikan sebaiknya mengandung Nitrogen (Anonim, 2007). Pemberian Urea sebagai pupuk tambahan bisa dilakukan dengan cara penaburan dalam larikan yang lantas ditutupi tanah kembali. Dapat juga dengan melarutkan dalam air, lalu disiramkan pada bedeng penanaman. Satu sendok urea, sekitar 25 g, dilarutkan dalam 25 l air dapat disiramkan untuk 5 m bedengan. Pada saat penyiraman, tanah dalam bedengan sebaiknya tidak dalam keadaan kering. Waktu penyiraman pupuk tambahan dapat dilakukan pagi atau sore hari (Haryanto et al., 1995). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user13Jenis-jenis unsur yag diperlukan tanaman sudah kita ketahui bersama. Kini kita beralih membicarakan pupuk atau rabuk, yang merupakan kunci dari kesuburan tanah kita. Karena pupuk tak lain dari zat yang berisisi satu unsur atau lebih yang dimaksudkan untuk menggantikan unsur yang habis diserap tanaman dari tanah. Jadi kalau kita memupuk berarti menambah unsur hara bagi tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun). Sama dengan unsur hara tanah yang mengenal unsur hara makro dan mikro, pupuk juga demikian. Jadi meskipun jumlah pupuk belakangan cenderung makin beragam dengan merek yang bermacam-macam, kita tidak akan terkecoh. Sebab pupuk apapun namanya, entah itu buatan manca negara, dari segi unsur yang dikandungnya ia tak lain dari pupuk makro atau pupuk mikro. Jadi patokan kita dalam membeli pupuk adalah unsur yang dikandungnya (Lingga, 1997). Pemupukan membantu tanaman memperoleh hara yang dibutuhkanya. Unsur hara yang pokok dibutuhkan tanaman adalah unsur Nitrogen (N), Fosfor (P), dan Kalium (K). Itulah sebabnya ketiga unsur ini (NPK) merupakan pupuk utama yang dibutuhkan oleh tanaman. Pupuk organik juga dibutuhkan oleh tanaman, memang kandungan haranya jauh dibawah pupuk kimia, tetapi pupuk organik memiliki kelebihan membantu menggemburkan tanah dan menyatu secara alami menambah unsur hara dan memperbaiki struktur tanah (Nazarudin, 1998). 5.Pengendalian hama dan penyakit Hama yang sering menyerang tanaman sawi adalah ulat daun. Apabila tanaman telah diserangnya, maka tanaman perlu disemprot dengan insektisida. Yang perlu diperhatikan adalah waktu penyemprotannya. Untuk tanaman sayur-sayuran, penyemprotan dilakukan minimal 20 hari sebelum dipanen agar keracunan pada konsumen dapat terhindar (Anonim, 2007). perpustakaan.uns.ac.iddigilib.uns.ac.idcommit to user14OPT yang menyerang pada tanaman sawi yaitu kumbang daun (Phyllotreta vitata), ulat daun (Plutella xylostella), ulat titik tumbuh (Crocidolomia binotalis), dan lalat pengerek daun (Lyriomiza sp.). Berdasarkan tingkat populasi dan kerusakan tanaman yang ditimbulkan, maka peringkat OPT yang menyerang tanaman sawi berturut-turut adalah P. vitata, Lyriomiza sp., P. xylostella, dan C. binotalis. Hama P. vitatamerupakan hama utama, dan hama P. xylostella serta Lyriomiza sp. merupakan hama potensial pada tanaman sawi, sedangkan hamaC. binotalis perlu diwaspadai keberadaanya (Mukasan et al., 2005). Beberapa jenis penyakit yang diketahui menyerang tanaman sawi antara lain: penyakit akar pekuk/akar gada, bercak daun altermaria, busuk basah, embun tepung, rebah semai, busuk daun, busuk Rhizoctonia, bercak daun, dan virus mosaik (Haryanto et al., 1995). 6.Pemanenan Tanaman sawi dapat dipetik hasilnya setelah berumur 2 bulan. Banyak cara yang dilakukan untuk memanen sawi, yaitu: ada yang mencabut seluruh tanaman, ada yang memotong bagian batangnya tepat di atas permukaan tanah, dan ada juga yang memetik daunnya satu per satu. Cara yang terakhir ini dimaksudkan agar tanaman bisa tahan lama (Edy margiyanto,