• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sejarah Singkat Akuntansi

N/A
N/A
hilda aulyazahra

Academic year: 2024

Membagikan " Sejarah Singkat Akuntansi"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

CATATAN 1

MATERI AKUNTANSI DAN LAPORAN KEUANGAN

A. Sejarah Singkat Akuntansi

Pada zaman Romawi kuno dan Mesir telah dikenal pencatatan keuangan. Hal-hal yang dicatat berkaitan dengan harta kekayaan yang dimiliki oleh kerajaan. Pencatatan keuangan dilakukan juga oleh orang orang pada zaman Mesir Kuno. Hal itu mereka lakukan ketika mereka berdagang ke luar daerah dan ke luar negara mereka. Pencatatan harta dagangan pada waktu itu masih ditulis pada lembaran daun.

Setelah manusia mengenal uang, pencatatan tentang kekayaan yang dilakukan manusia zaman dahulu mulai bisa diketahui. Hal ini didukung oleh data sejarah tentang naskah mengenai pelajaran pencatatan/pembukuan dengan angka arab. Untuk mengetahui laba atu rugi, pedagang-pedagang dari Genoa, pada pertengahan abad 14, cukup menghitung harta yang dibawa pada waktu berangkat berlayar. Perhitungan rugi laba hanya dibuat pada akhir suatu pelayaran.

Secara umum, akuntansi lahir melalui tokoh yang dijuluki sebagai bapak akuntansi yang bernama Lucas Paciolo. Pada akhir abad ke 15, tepatnya dalam tahun 1494 keluar buku berjudul

“Summa De Aritmatica, Geometrica, Proporpioni et Proportionalita”, ia membahas tentang pencatatan dan pembukuan secara berpasangan atau sekarang lebih dikenal dengan “double entry system”, debit-kredit. Satu sisi disebut debit dan sisi lain disebut kredit. Kedua istilah tersebut berasal dari bahasa Latin debere (percaya/mempercaya) dan credere (berutang). Karena gagasannya tersebut, Lucas Paciolo diangkat sebagai bapak Akuntansi.

Kemudian akuntansi dan pembukuan banyak dikembangkan oleh orang-orang di Amerika dan Eropa. Akuntansi itu lebih luas dari pembukuan. Pembukuan merupakan bagi dari akuntansi.

Akuntansi menyangkut pembukuan, audit (pemeriksaan kebenaran pencatatan), analisis laporan keuangan, sistem akuntansi, dan masih banyak lagi bidang kajian.

B. Pengertian Akuntansi

Akuntansi sering disebut sebagai “bahasanya dunia usaha” karena akuntansi akan menghasilkan informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang menyelanggarakannya dan pihak luar untuk mengambil keputusan. Berikut beberapa pengertian akuntansi :

“Akuntansi (accounting) adalah proses pengidentifikasian, pencatatan dan

pengkomunikasian kejadian-kejadian ekonomi suatu organisasi (perusahaan ataupun bukan perusahaan) kepada para pemakai informasi yang berkepentingan”

“Akuntansi merupakan aktivitas jasa yang berfungsi memberikan informasi

kuantitatif mengenai kesatuan-kesatuan ekonomi terutama yang bersifat keuangan yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan.”

“Akuntansi adalah seni mencatat, mengklasifikasi dan mengikhtisarkan transaksi- transaksi / kejadian yang sekurang-kurangnya atau sebagaian bersifat keuangan dengan

(2)

cara menginterpretasikan hasil-hasilnya.”

Berdasarkan pengertian akuntansi yang telah dikemukakan di atas maka dapat

disimpulkan bahwa akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan kejadian-kejadian ekonomi suatu organisasi untuk membuat pertimbangan dan mengambil keputusan yang tepat bagi para pemakainya.

C. Prinsip-Prinsip Akuntansi

Prinsip akuntansi yang berlaku umum adalah prinsip-prinsip yang digunakan oleh

para akuntan dalam menyusun laporan keuangan. Berikut adalah prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku di Indonesia:

1. Prinsip harga perolehan, Prinsip ini mengatur bahwa harga perolehan dari aset, utang, modal, dan pendapatan dihitung dari harga perolehan sesuai kesepakatan kedua belah pihak yang bertransaksi.

2. Prinsip realisasi penghasilan (revenue recognition principle), Prinsip ini tentang bagaimana mengukur dan menentukan nilai dari penghasilan yang diperoleh dari hasil penyerahan barang dan/atau jasa selama satu periode tertentu.

Penghasilan diakui jika:

• Terjadi penerimaan kas dari penjualan penyerahan barang/jasa

• Kas belum diterima, namun barang/jasa sudah diserahkan kepada pihak pembeli

atau klien serta sudah ada kesepakatan harga/kontrak perjanjian yang menyebutkan secara pasti berapa nilai transkasi penjualan

3. Prinsip mempertemukan pendapatan dan biaya (matching cost agains

revenue principle), Prinsip ini menyatakan bahwa biaya yang dikeluarkan harus diperhitungkan dengan pendapatan yang dihasilkan karena pengeluaran biaya tersebut.

4. Prinsip obyektif (objectivity principle), Prinsip ini merujuk pada laporan

keuangan yang didukung oleh bukti-bukti transaksi yang ada. Jika tidak ada bukti transaksi, maka tidak ada pencatatan transaksi.

5. Prinsip pengungkapan penuh (full disclosure), Dalam pembuatan laporan keuangan hendaknya mengungkapkan informasi keuangan secara lengkap, apa adanya dan jelas agar dapat diketahui kondisi perusahaan yang sebenarnya. Jika tidak, keputusan yang diambil berdasarkan informasi laporan keuangan tersebut akan salah.

(3)

6. Prinsip konsistensi, Penggunaan metode dan prosedur yang digunakan dalam pembuatan laporan keuangan harus konsisten dari tahun ke tahun. Tujuannya adalah agar laporan keuangan dapat dianalisis dan diperbandingkan secara tepat dari tahun ke tahun.

D. Tujuan Akuntansi

Tujuan akuntansi atau laporan keuangan yaitu:

1. Membuat keputusan yang menyangkut penggunaan kekayaan yang terbatas dan untuk menetapkan tujuan.

2. Mengarahkan dan mengontrol secara efektif sumber daya manusia dan faktor produksi lainnya.

3. Memelihara dan melaporkan pengumuman terhadap kekayaan.

4. Membantu fungsi dan pengawasan sosial.

E. Pemakai Informasi Akuntansi

Para pembuat keputusan membutuhkan informasi, Semakin penting keputusan

tersebut, maka semakin besar pula kebutuhan akan informasi yang relevan. Pihak - pihak yang membutuhkan informasi akuntansi terdiri atas dua golongan :

1. Pemakai Internal

Para pemakai internal (internal user) terutamanya adalah manajer dan staf internal dan bebagai entitas bisnis. Manajer perlu mengetahui situasi ekonomis perusahaan yang dipimpinnya. (Manajer, Direktur, beserta jajaran manajemen) 2. Pemakai Eksternal

Para pemakai eksternal (external user) informasi keuangan adalah pihak-pihak luar perusahaan. Pemakai eksternal ini biasanya terdiri atas beberapa pihak seperti :

a. Pemilik dan calon pemilik dari suatu perusahaan (Para Pemegang Saham, Calon Investor)

b. Pihak bank dan leveransir c. Badan pemerintah

d. Pegawai dan federasi buruhnya

F. Transaksi

(4)

Suatu organisasi ataupun perusahaan baik itu jenis perusahaan Jasa, Perdagangan

maupun Industri dalam kegiatan operasional usahanya selalu diikuti oleh kegiatan keuangan, walaupun perusahaan ataupun organisasi tersebut bukan tujuan mencari laba atau

perusahaan/organisasi Non profit oriented, sehingga di dapat dikatakan bahwa transaksi keuangan tidak hanya dilakukan oleh perusahaan ataupun organisasi yang mencari laba/profit oriented saja, tetapi juga berlaku bagi perusahaan nirlaba, karena memang transaksi keuangan merupakan bagian dari kegiatan organisasi atau perusahaan, selain dari kegiatan operasional lainnya.

G. Pengertian Transaksi

Transaksi Keuangan yaitu semua kejadian yang menyangkut unit organisasi yang

dapat diukur dalam satuan uang dan berpengaruh terhadap kekayaan organisasi (perusahaan).

Ketika pemilik menyerahkan kendaraan atau rumah yang dapat digunakan untuk operasional dan menjadi hak milik perusahaan, kejadian tersebut termasuk transaksi keuangan, yaitu transaksi modal.

H. Bukti Transaksi

Setiap kegiatan transaksi harus disertai dengan suatu alat bukti yang menyatakan

bahwa telah terjadi suatu transaksi. Dimana bukti transaksi merupakan sumber dimana kita mengetahui apa saja yang telah terjadi di perusahaan dan sebagai bahan untuk melanjutkan tahapan-tahapan dalam proses akuntansi. Berikut beberapa macam akuntansi yang ada : a. Kwitansi, adalah tanda bukti telah terjadi transaksi tunai yang harus di tanda

tangani oleh si penerima uang, kwitansi yang asli diserahkan kepada si pembayar sedangkan bagian potongannya disimpan oleh pihak yang menerima uang.

Kwitansi juga biasanya harus dibubuhi materai dalam jumlah tertentu.

b. Nota Kontan Adalah bukti pencatatan untuk transaksi (secara rinci) pembelian barang secara tunai. Nota kontan dibuat oleh pihak penjual dan diberikan kepada pihak pembeli.

c. Nota Kredit, Adalah bukti transaksi bahwa perusahaan telah menerima kembali barang yang sudah dijual (di retur). Nota kredit dibuat oleh pihak penjual.

d. Nota Debit Adalah bukti transaksi bahwa perusahaan telah mengembalikan barang yang sudah dibeli. Nota dibuat oleh pihak pembeli.

(5)

e. Faktur Adalah bukti transaksi yang dilakukan secara kredit atas transaksi penjualan dan transaksi pembelian. Faktur biasanya dibuat rangkap 2, 3, atau 4 tergantung pada kebutuhan. Lembar pertama biasanya berwarna putih, merupakan bukti bagi penjual yang disebut Faktur Penjualan. Lembar kedua merupakan bukti bagi pembeli disebut Faktur Pembelian, lembar ketiga untuk arsip.

f. Memo Internal Merupakan bukti transaksi antar bagian di dalam sebuah

perusahaan seperti penyusutan, penghapusan piutang, pemakaian perlengkapan, pemakaian bahan baku (pada perusahaan manufaktur), barang yang rusak dan tidak

I. Siklus Akuntansi

Siklus Akuntansi merupakan proses penyusunan suatu laporan keuangan yang dapat dipertanggungjawabkan dan serta diterima secara umum prinsip-prinsip dan kaidah akuntansi, prosedur-prosedur, metode-metode, serta teknik-teknik dari segala sesuatu yang dicakup dalam ruang lingkup akuntansi dalam suatu periode tertentu

Tahap Pencatatan :

1. Pembuatan atau penerimaan bukti untuk transaksi-transaksi yang terjadi dalam perusahaan.

2. Pencatatan bukti transaksi ke dalam Buku Harian (Jurnal) dan sekaligus menggolongkan transaksi tersebut ke dalam nomor kode perkiraan.

3. Pemindah bukuan (posting) dari buku harian ke Buku Besar (Ledger).

(6)

Tahap Pengikhtisaran :

1. Pembuatan Neraca Saldo (Trial Balance) dari perkiraan-perkiraan di buku besar.

2. Pembuatan Neraca Lajur (Worksheet) dan Jurnal Penyesuaian (Adjustment Entries) 3. Penyusunan Laporan Keuangan (Income Statement/ Statement of Comprehensive Income,

Statement of Financial Position/ Balance Sheet, Statement of Change in Equity/Capital Statement).

4. Pembuatan Jurnal Penutupan (Closing Entries).

5. Pembuatan Neraca Saldo Penutupan (Post Closing Trial Balance).

6. Pembuatan Jurnal Balik (Reversing Entries).

J. Akun-akun Pada Akuntansi

1. Aktiva Lancar, Suatu aktiva diklasifikasikan sebagai aktiva lancar, jika aktiva tersebut:

a. diperkirakan akan direalisasi atau dimiliki untuk dijual atau digunakan dalam jangka waktu siklus operasi normal perusahaan; atau

b. dimiliki untuk diperdagangkan atau untuk tujuan jangka pendek dan diharapkan akan direalisisr dalam jangka waktu 12 bulan dari tanggal neraca; atau

c. berupa kas atau setara kas yang penggunaannya tidak dibatasi;

Contoh akun ini yaitu : Kas, Piutang, Perlengkapan, Sewa Dibayar di Muka, dsb.

2. Aktiva Tetap Aktiva yang tidak termasuk kategori tersebut diatas diklasifikasikan sebagai aktiva tidak lancar.

Contoh akun ini yaitu : Peralatan, Kendaraan, Gedung, dsb.

3. Kewajiban Jangka Pendek Suatu kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek, jika :

a. diperkirakan akan diselesaikan dalam jangka waktu siklus normal operasi perusahaan; atau

b. jatuh tempo dalam jangka waktu dua belas bulan dari tanggal neraca.

Contoh akun ini yaitu : Utang Usaha, Utang Pajak, dsb.

4. Kewajiban Jangka Panjang Semua kewajiban lainnya harus diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka panjang.

5. Modal ( Equity ) adalah istilah yang dipergunakan untuk hak kekayaan pemilik.

6. Prive (Pengambilan untuk kepentingan Pribadi Pemilik) 7. Pendapatan Usaha

8. Beban Usaha

(7)

CATATAN 2

LAPORAN KEUANGAN USAHA

A. Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Hanafi dan Halim, laporan keuangan adalah salah satu sumber informasi yang penting di samping informasi industri, kondisi perekonomian, pangsa pasar usaha, kualitas manajemen dan lainnya. Sedangkan, di dalam PSAK menyebutkan bahwa laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan yang lengkap, biasanya meliputi neraca, laporan laba/rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas, serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan.

B. Fungsi Laporan Keuangan bagi Usaha

Ada banyak fungsi laporan keuangan bagi usaha, yaitu sebagai berikut.

1. Evaluasi Bisnis 2. Pengambil Keputusan

3. Mendapatkan Kredit Pinjaman 4. Mudah menentukan pajak

C. Jenis-Jenis Laporan Keuangan bagi Usaha

1. Laporan Laba-Rugi

Laporan Laba-Rugi adalah laporan keuangan yang melaporkan mengenai aktivitas operasional perusahaan dengan memperhitungkan pendapatan dan beban selama satu periode yang kemudian dapat ditentukan laba atau rugi. Dalam laporan laba-rugi hanya terdapat akun nominal, yaitu Pendapatan dan Beban.

(8)

2. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas adalah laporan keuangan yang menunjukkan perubahan ekuitas selama satu periode. Dalam laporan ini terdapat saldo awal modal pada neraca saldo setelah disesuaikan ditambah laba bersih atau dikurangi rugi bersih selama satu periode yang kemudian dikurangi dengan pengambilan prive.

3. Laporan Neraca/Posisi Keuangan

Laporan posisi keuangan adalah laporan keuangan yang didalamnya menunjukkan posisi aset, kewajiban dan ekuitas pada periode tertentu. Isi dari neraca secara garis besarnya yaitu:

a. Kelompok aset (aset lancar dan aset tidak lancar)

b. Kelompok kewajiban (kewajiban lancar dan jangka panjang) c. Kelompok ekuitas (modal, laba ditahan)

4. Laporan Arus Kas

Laporan Arus kas adalah laporan yang menunjukkan sumber dan penggunaan kas selama satu periode sehingga saldo kas nampak seperti pada laporan posisi keuangan. Untuk menyusun laporan ini, harus dibutuhkan data dari neraca periode sebelumnya dan periode yang bersangkutan dan laporan laba-rugi pada periode yang bersangkutan. Dalam laporan arus kas, terdapat 3 jenis aktivitas, yaitu : Operasional, Investasi dan Pendanaan.

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan ini memiliki arti yaitu laporan keuangan yang menunjukkan penjelasan naratif atau rincian jumlah yang tertera dalam laporan posisi keuangan, laporan laba-rugi, laporan perubahan ekuitas dan arus kas serta informasi tambahan yang tidak disajikan dalam laporan keuangan tetapi diperlukan dalam rangka penyajian secara wajar, seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen.

6. Menyusun Laporan Keuangan 1. Laporan Laba-Rugi

- Single step

(9)

2. Laporan Perubahan ekuitas

3. Laporan Posisi Keuangan

(10)

CATATAN 3

MATERI PERKEMBANGAN USAHA

Perkembangan Usaha

Perkembangan usaha adalah suatu bentuk usaha agar dapat berkembang menjadi lebih baik lagi dan agar mencapai pada satu titik atau puncak menuju kesukseskan. Banyak hambatan yang dihadapi dalam menjalankan usaha, seperti kekurangan modal, tenaga kerja ahli atau terampil, dan kinerja keuangan usaha yang buruk. Namun, hambatan – hambatan itu semua dapat diatasi dengan cara mengembangkan dan menerapkan strategi pengembangan usaha yang baik.

Pengemabangan usaha bukan saja melibatkan modal yang banyak atau tenaga erja terampil, melainan juga harus melibatkan niat dari diri Anda sendiri.

Pengembangan Usaha

Pengembangan usaha merupakan tugas dan proses persiapan analitis tentang peluang pertumbuhan potensial, dukungan, dan pemantauan pelaksanaan peluang pertumbuhan usaha tetapi tidak termasuk keputusan tentang strategi dan implementasi dari peluang pertumbuhan usaha. Perusahaan dapat memanfaatkan keahlin, teknologi, atau kekayaan intelekteual.

Tujuannya, untuk memperluas kapasitas mereka dalam mengidentifikasi, meneliti, menganalisis, dan membawa ke pasar bisnis baru dan produk baru, pengembangan bisnis berfokus pada implementasi dari rencana bisnis strategis melaui ekuitas pembiayaan.

1. Unsur dalam Pengembangan Usaha

Pengembangan usaha dibangun dalam dua aspek.

a. Unsur dari Pihak Dalam (Pihak Internal)

Ada beberapa unsur pengembangan usaha dari pihak dalam usaha diri sendiri, diantaranya sebagai berikut.

1) Adanya niat dari wirausaha untuk mengembangkan usahanya menjadi lebih besar.

2) Mengetahui teknik memproduksi barang seperti banyak barang yang harus diproduksi, cara yang digunakan untuk mengembangkan barang/produk, dan lain-lain

3) Membuat anggaran yang bertujuan mengetahui seberapa besar pemasukan dan pengeluaran produk.

b. Unsur dari Pihak Luar (Pihak Eksternal)

Unsur – unsur pengembangan usaha dari pihak luar antara lain sebagai berikut.

1) Mengikuti perkembangan informasi dari luar.

2) Mendapatkan dana yang tidak hanya mengandalkan dari dalam, seperti meminjam dari luar.

3) Mengetahui kondisi lingkungan sekitar yang baik dan kondusif untuk usaha.

4) Harga dan kualitas ialah unsur strategi paling umum ditemui. Strategi ini bisa digunakan untuk menghasilkan produk atau jasa berkualitas prima dan harga yang sesuai atau menghasilkan barang berbiaya rendah dan menjualnya dengan harga murah pula.

5) Cakupan jajaran produk. Suatu jajaran produk atau jasa yang bervariasi memungkinkan pelanggan untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam satu tempat saja. Hal ini juga bisa mendorong perekonomian yang akhirnya akan memberi keuntungan kepada konsumen.

2. Tahapan dalam Pengembangan Usaha

Pengembangan usaha memiliki beberapa level atau tingkat yang berbeda. Level atau tingkatan tersebut menjadi produk, komersial, dan korporasi. Berikut ini akan dijelaskan tentang tingkatan – tingkatan yang ada pada pengembangan usaha.

(11)

a. Tingkat Produk

Pada level produk pengembangan usaha berarti mengembangkan produk atau teknologi baru.

Meskipun tngkat pengembangan dapat berbeda dari perusahaan ke perusahaan. Tingkat perkembangan usaha dibagi menjadi satu kategori, yaitu perkembangan inkremental.

Perkembangan inkremental. Perkembangan inkremental adalah perkembangan yang meningkatkan fungsi platform atau teknologi.

b. Tingkat Komersial

Coba bentuk pengembangan usaha di tingkat komersial adalah berburu pelanggan baru di segmen pasar yang baru. Dengan demikian, pekerjaan ini memerlukan individu yang kuat dan mampu menangani banyak masalah. Tingkat berikutnya dari pengembangan usaha komersial adalah organisasi penjualan. Saluran atau organisasi penjualan dapat terdiri dari mitra, agen seperti, distributor, pemegang lisensi, franchise, atau cabang Anda sendiri nasional atau internasional. Tingkat pengembangan tingkat usaha komersial adalah rantai nilai. Pada pengembangan rantai nilai tingkat usaha komersial adalah rantai nilai. Pada penembangan rantai nilai tingkat usaha yang dilakukan adalah mengembangkan penawaran produk secara keseluruhan.

c. Tingkat Koporasi

Bila organisasi harus memutuskan apakah akan membuat atau membeli kompetensi organisasi tertentu pada bidang pengembangan bisnis perusahaan. Fokusnya adalah ukan pada produk maupun komersial tingkat, melainkan pada korporasi tingkatan usaha. Pada dasarnya, tingkat pengembangan usaha ini adalah tentang merger dan akuisisi (M & A), usaha patungan (JV), saham langsung investasi (DEI), dan aliansi strategis. Tingkat korporasi berkaitan dengan analisis bisnis portofolio, keuangan perusahaan, hukum kontrak, hukum pajak, hukum sosial, anti kepercayaan hukum, manajemen perubahan, dan manajemen budaya.

3. Hal – Hal yang Harus Diperhatikan dalam Pengembangan Usaha

Saat bisnis telah berkembang, pelaku bisnis layak untuk memikirkan ekspansi. Selain memperluas jaringan, ekspansi bisnis juga diperlukan untuk efisiensi serta menambah laba usaha. Terkadang, ekspansi bisnis dapat mengantarkan pelaku bisnis pada

kegagalan (bangkrut). Untuk mencegah terjadinya hal tersebut, berikut adalah beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum memutuskan untuk ekspansi bisnis.

a. Buat Perencanaan

Membuat perencanaan apapun dalam dunia bisnis merupakan hal yang sebaiknya dilakukan oleh wirausahawan, termasuk ketika ingin melakukan ekspansi. Namun, kenyataannya banyak pelaku bisnis yang tidak melakukannya. Hanya dengan modal spekuasi, mereka berani mengambil keputusan untuk berekpansi dan itu adalah kesalahan besar. Sebagai panduan membuat perencanaan, buatlah jawaban atas pertanyaan – pertanyaan berikut.

1) Apa permintaan riil bagi produk (barang atau jasa) Anda saat ini?

2) Apa permintaan proyeksi bagi produk (barang atau jasa) tersebut dalam jangka waktu 2 hingga 5 tahun ke depan?

3) Seerapa besar pertumbuhan yang Anda butuhkan untuk memenuhi permintaan terseut?

4) Bagaimana aktivitas kompetitor bisa merubah bisnis Anda dalam 2 sampai 5 tahun ke depan?

5) Apa rencana cadangan Anda dalam menanggapi permintaan yang tidak seperti biasanya?

6) Berapa banyak penambahan pegawai yang Anda butuhkan dan kapan waktu yang tepat untuk memperkejakan mereka?

7) Apa cara terbaik untuk ekspansi yang tidak menggangu cash flow?

8) Dimana batas kapasitas ekspansi yang dapat menekan biaya?

(12)

b. Jangan Berlebihan

Ekspansi memang akan mengantarkan suatu usaha memasuki level yang lebih tinggi. Namun, sebaiknya jangan berlebihan dalm membuat perencanaan. Gunakan logika dalam merancang perencanaan ekspansi dibanding ambisi. Dengan adanya perencanaan yang matang, tujuan pengembangan usaha akan mudah dilakukan.

Perencanaan ekspansi dibuat dengan proyeksi bisnis untuk lima tahun ke depan.

Pikirkan pula segala macam risiko yang kemungkinan terjadi ketika proses ekspansi itu berlangsung.

c. Saran dari Profesional

Walau ekspansi atau perluasan usaha berjalan secara natural dan dianggap sudah sesuai dengan perencanaan yang telah disusun secara sistematis, namun saran dari ahli tetap penting.

d. Rancang Jadwal Manajemen Proyek Ekpansi

Ketika merancang jadwal manajemen untuk kegiatan ekspansi, Anda harus memperhatikan hal – hal berikut.

1) Identifikasika proyek

2) Cantumkan tanggal atau membut timeline.

3) Jabarkan tanggung jawab 4) Rancang jadwal tinjauan reguler.

5) Rinci prosedur pengaturan proyek.

6) Rancang financial dan waktu tidak terduga.

e. Informasikan Konsumen

Ekspansi usaha tentu akan menyita waktu dan perhatian sehingga dapat memengaruhi operasional usaha. Karena itu, konsumen harus mengetahui apa yang sedang dilakukan oleh wiraushawan ketika melakukan ekspansi. Paparkan rencana eksapansi dan waktu pencapaiannya. Bila memungkinkan sampaikan juga gangguan – gangguan yang bisa saja terjadi yang memengaruhi pelayanan konsumen Ketika proses ekspansi itu sedang berlangsung.

Jangan lupa untuk memberi tahu konsumen manfaat yang dapat mereka peroleh dengan keputusan ekspansi. Selain itu, jelaskan juga bagaimana ekspansi itu bisa memengaruhi mereka.

Yakinlah selalu bahwa apa yang sedang Anda lakukan semata – mata demi keputusan konsumen.

f. Umumkan Ekspansi yang Telah Dilakukan

Ketika ekspansi telah berhasil dicapai, umumkan kepada konsumen dan media massa. Beri tahu mereka prestasi bisnis serta peningktan yang telah diraih serta informasikan juga keunggulan ekspansi dan apa efeknya bagi konsumen.

4. Permasalahan dan Solusi dalam Pengembangan Usaha

Berikut permasalahan yang sering dijumpai dalam pengembangan usaha beserta solusinya.

a. Permasalahan dalam pengembangan usaha

Berikut permasalahan – permasalahan yang sering dijumpai dalam mengembangkan usaha.

1) Faktor Kurangnya Permodalan

Permodalan merupakan faktor utama yang diperlukan untuk mengembangkan suatu unit usaha.

Kuranya permodalan UKM (Usaha Kecil dan Menengah) karena pada umumnya usaha kecil dan menengah merupakan usaha perorangan atau perusahaan yang sifatnya tertutup, yang mengandalkan modal dari si pemilik yang jumlahnya sangat terbatas. Adapun modal pinjaman

(13)

dari bank atau lembaga keuangan lainnya sulit diperoleh karena persayaratan secara administratif dan teknis yang diminta oleh bank tidak dapat dipenuhi.

2) Kesulitan dalam Pemasaran Produk

Kesulitan memasarkan produk dapat berakibat berlebihnya penyimpanan produk di gudang atau over produk. Jadi, tidak ada pemasukan bagi si pengusaha.

3) Persaingan Usaha yang Makin Ketat

Persaingan usaha yang semakin ketat mendesak para pengusaha bersaing dengan pengusaha lainnya. Jika hal ini tidak diantisipasi maka pengusaha yang kalah bersaing akan mengalami gagal produk.

4) Kesulitan Bahan Baku

Kesulitan bahan baku merupakan faktor yang sangat penting dalam proses pengembangan usaha. Jika tidak ada bahan baku, dapat dipastikan perusahaan tidak bisa melakukan kegiatan usahanya.

b. Solusi dalam Pengembangan Usaha

Ada beberapa solusi yang bisa ditawarkan di dalam mengembangkan usaha, di antaranya sebagai berikut.

1) Modal dapat diperoleh bukan hanya dari dalam, tetapi bisa juga dari luar, seperti pinjaman bank, hibah, dan sebagainya.

2) Membuat saluran pemasaran yang luas seperti memasarkan barang tidak hanya di dalam negeri saja, tetapi juga bisa diekspor ke luar negeri. Dengan demikian, produk Anda akan lebih mudah dikenal oleh masyarakat.

3) Menerapkan strategi usaha seperti yang telah dibahas sebelumnya seperti menerapkan strategi penjualan. Contohnya membuat diversifikasi produk dan penemuan produk baru.

4) Membuat lokasi usaha dengan mempertibangkan mudahnya memperoleh suatu bahan baku untuk mengembangkan usaha. Dengan kata lain, memilih lokasi yang strategis dalam usaha.

5) Merekrut tenaga ahli dengan cara melakukan seleksi yang ketat kepada calon pelamar di perusahaan Anda. Dengan demikian, Anda bisa mendapatkan tenaga yang benar – benar ahli di bidangnya.

A. Menganalisis Perkembangan Usaha

Keberhasilan usaha dapat disamakan dengan perkembangan perusahaan. Istiah diartikan sebagai suatu proses peningkatan kuantitas dari dimensi perusahaan.

Perkembangan usaha adalah pross dalam pertambahan jumlah karyawan, peningkatan modal, dan lain – lain. Berikut ciri – ciri perusahaan yang berkembang dan indikator dari pengembangan suatu usaha.

1. Ciri – Ciri Perusahaan yang Berkembang

Perusahaan yang berkembang dapat dilihat dari beberapa faktor. Namun, ada tiga ciri – ciri utama yang dapat diperlihatkan dari perusahaan yang berkembang, yaitu sebagai berikut.

a. Kinerja Keuangan

Pada dasarnya, kinerja keuangan perusahaan diperlukan sebagai alat ukur untuk mengukur financial health (Kesehatan Perusahaan). Kinerja keuangan perusahaan digunakan sebagai media pengukuran subjektif yang menggambarkan efektivitas penggunaan aset olah sebuah perusahaan dalam menjalankan bisnis utamanya dan meningkatkan pendapatan. Laporan keuangan merupakan gambaran dari suatu perusahaan pada waktu tertentu (biasanya ditunjukkan dalam periode atau siklus akuntansi), yang menunjukkan kondisi keuangan yang telah dicapai suatu perusahaan dalam periode tertentu. Dengan kata lain, laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan, yaitu merupakan suatu ringkasan dari transasi – transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.

(14)

Laporan keuangan yang lengkap biasanya meliputi neraca, laporan laba rugi, aporan perubahan posisi keuangan (yang dapat disajikan dalam berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus kas atau laporan arus dana), catatan dan laporan lain, serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi sehubungan dengan posisi keuangan dan hasil – hasil yang telah dicapai oleh perusahaan. Dengan melihat laporan keuangan suatu perusahaan akan tergambar aktivitas perusahaan. Oleh karena itu, laporan keuangan perusahaan, merupakan hasil dari suatu proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk komunikasi dan digunakan sebagai alat pengukur kinerja perusahaan. Penilaian kinerja keuangan suatu perusahaan merupakan salah satu cara yang dapat dilakukan oleh manajemen agar dapat memenuhi kewajibannya terhadap para penyandang dana dan untuk mencapi tujuan yang telah ditetapkan perusahaan. Penilaian kinerja perusahaan yang ditimbulkan sebagai akibat dari proses pengambilan keputusan manajemen merupakan persoalan yang komples karena menyangkut efektivitas pemanfaatan modal dan efisien dari kegiatan perusahaan yang menyangkut nilai serta keamanan dari berbagai tuntutan yang timbul terhadap perusahaan. Jadi, dalam menilai kinerja keuangan perusahaan, dapat digunakan suatu ukuran atau tolak ukur tertentu. Biasanya, ukuran yang digunakan adalah rasio atau indeks yang menghubungkan dua data keuangan. Adapun jenis perbandingan dalam analisis rasio keuangan meliputi dua bentuk, yaitu membandingkan rasio masa lalu, saat ini maupun masa yang akan datang untuk perusahaan yang sama. bentuk yang lainnya, yaitu dengan perbandingan rasio antara satu perusahaan dengan perusahaan lain yang sejenis.

b. Perluasan Pasar

Penetrasi pasar adalah nama yang diberikan kepada suatu strategi pertumbuhan dimana perusahaan berfokus pada penjualan produk – produk yang ada di pasar – pasar yang telah ada sebelumnya.

1) Mempertahankan atau meningkatkan pangsa pasar produk ini. Hal ini dapat dicapai oleh kombinasi dari strategi harga yang kompetitif, iklan, promosi penjualan, dan mungkin lebih banyak sumber daya pribadi yang dimanfaatkan untuk menjual.

2) Aman dari dominasi pertumbuhan pasar.

3) Restrukrusasi pasar yang matang oleh manuver dari kompetior, ini memerluka kampanye promosi, didukung oleh sebuah strategi harga yang dirancang untuk membut pasar kurang enari bagi kompetitor.

4) Meningkatkan penggunaan oleh pelanggan yang ada. Contohnya, memperkenalkan program loyalitas konsumen implementasi penetrasi pasar sebagai strategi pemasaran dikondisikan sebagai “bisnis seperti biasa”. enetrasi pasar haruslah dieksekusi pada bisnis yang berfokus hanya pada pasar dan produk. Hal yang diperlukan adalah kepintaran pemasaran untuk mendapatkan informasi tentang kompetitor dan kebutuhan pelanggan. Oleh karena itu, strategi ini akan memerlukan banyak investasi baru dalam penerapannya, sebab harus didahului oleh riset pasar.

Kegiatan perluasan pasar dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu sebagai berikut.

1) Pengembangan Pasar (Market Development)

Pengembangan pasar adalah nama yang diberikan kepada suatu strategi pertumuhan unit bisnis yang berusaha untuk menjual produk – produk yang telah ada di pasar – pasar yang baru. Terdapat banyak cara untuk mengaplikasikan strategi ini, antara lain sebagai berikut.

a) Geografis pasar baru, misalnya produk ekspor ke negara yang baru b) Dimensi atau kemasan produk yang baru

c) Saluran distribusi yang baru

(15)

d) Menerapkan kebijakan harga yang berbeda untuk menarik pelanggan baru atau membuat segmen pasar yang baru

2) Pengembangan Produk (Product Depelopment)

Pengembangan produk adalah nama yang diberikan kepada suatu strategi pertumbuhan sebuah unit bisnis untuk memperkenalkan produk baru ke pasar – pasar yang telah ada. Hal ini mungkin memerlukan strategi pengembangan kompetensi baru dan memerlukan program pemasaran yang baru pula untuk mengembangkan produk yang dapat diubah / dikembangkan kepasar yang telah ada.

1. Indikator Perkembangan Usaha

Usaha yang berkembang dapat dilihat dari beberapa indikator, antara lain sebagai berikut.

a. Jumlah Pelanggan dari Waktu ke Waktu Mengalami Peningkatan

b. Hal ini menandakan bahwa peminat atau konsumen/pelanggan yang menyukai produk/jasa yang diproduksi oleh perusahaan.

c. Jenis dan Jumlah Barang/Jasa yang Dijual Makin Bertambah Hal ini menandakan keuntungan dari penjualan perusahaan selama ini mencapai target yang diinginkan atau ditentukan sebelumnya.

d. Jangkauan Penjualan Makin Luas. Pelanggan atau konsumen produk/jasa yang datang dari luar rayon wilayah perusahaan menandakan makin luasnya jangkaun penjualan produk/jasa. Makin banyaknya pelnggan produk perusahaan menandakan perusahaan makin dikenal dan tentuny perkembangan perusahaan makin baik.

e. Modal yang Dimiliki Makin Banyak. Seiring berkembangnya usaha maka modal usaha juga akan semakin bertambah banyak. Perusahaan bisa membuat cabang – cabang baru tanpa perlu melakukan pinjaman modal.

f. Aset Usaha Barang Berharga pun Bertambah. Perkembangan usaha bisa juga dilihat dari bertambahnya barang – barang aktiva dan barang berharga lainnya, yang dapat digunakan untuk kelangsungan usaha dalam jangka panjang.

C. Tahap-tahap Perkembangan Bisnis 1. Development Stage

Di tahap ini, anda baru menemukan ide dan konsep awal bisnis. Untuk dapat mematangkan tahap ini, setiap pebisnis wajib setidaknya mengonsep bisnis yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan

berikut ini:

a. Apakah ide/konsep ini menjawab permasalahan dan kebutuhan di pasar?

b. Akankah ide/konsep ini diterima di pasar?

c. Bagaimana struktur bisnis yang diperlukan untuk mendukung ide/konsep ini?

d. Apakah ide/konsep ini akan menghasilkan keuntungan bagi saya?

e. Intinya adalah memastikan bahwa ide/konsep yang telah anda pikirkan

benar-benar dibutuhkan oleh pasar, mampu untuk anda realisasikan/laksanakan, dan juga memiliki monetasi (kemampua n untuk menghasilkan profit) yang jelas.

2. Start-up Stage

Dalam tahap ini, bisnis sedang dalam masa -masa yang kritis. Segala macam stres, kecemasan, dan ketidakpastian berkumpul menjadi satu dalam tahap ini. Pada tahap ini anda biasanya masih dalam masa “meraba -raba” dan masih berusaha memvalidasi ide/konsep anda. Tak jarang realisasi biaya akan jauh lebih besar daripada anggaran. Secara garis besar, tantangan dalam tahap ini mencakup:

a. Membuktikan bahwa ide/konsep kita benar-benar bisa membawa kita kepada profit b. Fund Raising atau mencari pendanaan

(16)

c. Merekrut staf dan mengisi kekosongan peran dalam organisasi d. Mengelola ekspektasi penjualan dan pengaturan cadangan kas e. Membangun pasar, brand, dan basis pelanggan

3. Growth Stage

Dalam tahap ini, biasanya ide/konsep sudah bisa tervalidasi. Fokus kita jika bisnis sudah mencapai tahap ini adalah memastikan bahwa penjualan dan jumlah pelanggan kita terus bertumbuh. Pada tahap ini, biasanya kita sudah tidak bisa lagi hanya berfokus pada pengembangan bisnis kita sendiri. Tahap ini menuntut kita untuk lebih memperhatikan kompetitor baik yang sudah lama berkecimpung di bidang usaha tersebut, maupun kompetitor baru. Pebisnis yang bisnisnya sudah mencapai tahap ini harus bisa menemukan satu variabel sebagai Key Indicator atau Sweet Spot yang menentukan keberhasilan bisnis untuk terus-menerus berkembang.

Tantangan yang biasa dimiliki pebisnis pada tahap ini mencakup:

a. Bagaimana cara “menyambut” pendapatan dan pelanggan yang selalu b. bertumbuh

c. Mengelola operasional perusahaan agar efektif dan efisien d. Bagaimana cara memenangkan persaingan pasar

e. Bagaimana cara meningkatkan volume profit

4. Expansion Stage

Tahap ini sebenarnya mirip dengan growth stage namun ada beberapa karakteristik yang hanya terdapat dalam tahap ini, yakni angka pertumbuhan penjualan yang tidak biasa dan meningkatnya variasi saluran distribusi produk. Kedua hal tersebut membuat bisnis yang telah mencapai tahap ini memerlukan usaha lebih untuk mendapatkan pangsa pasar ya ng lebih besar dan juga ide gila lain untuk mendiversifikasi bisnis dalam rangka mendapatkan profit tambahan. Beberapa tantangan dalam tahap ini diantaranya adalah:

a. Meningkatnya kompetisi dalam pasar

b. Memikirkan bagaimana caranya mengakuisisi kompetitor c. Bagaimana cara mencapai vertical integration dari sisi produksi

5. Maturity Stage

Pada tahap ini, bisnis sudah “dewasa” sehingga segala macam bentuk pertumbuhan yang tadinya sensasional pada growth stage dan expansion stage sudah tidak ada lagi. Pada maturity stage, pertumbuhan bisnis cenderung lamba t namun penuh dengan kestabilan. Jika bisnis anda sudah dalam tahap ini, ada beberapa hal yang bisa anda pikirkan. Yang pertama adalah berdiam diri dan menikmati hasil kerja keras anda. Karena walaupun pertumbuhan b isnisnya kecil, namun biasanya perusahaan yang sudah mencapai tahap ini memiliki profit yang besar.Namun jika anda melakukan hal ini, anda juga harus bisa memperhitungkan sampai kapan perusahaan bisa bertahan. Karena bisnis adalah hal yang dinamis, dimana produk yang diminati sekarang belum tentu tetap diminati besok. Dari pertimbanga tersebut, lahirlah opsi kedua yakni terus-menerus berinovasi di lini bisnis yang sama. Hal ini tentunya akan memperpanjang umur perusahaan anda karena perusahaan tetap berimprovisasi sesuai dengan perubahan kebutuhan dan preferensi pasar.

Opsi ketiga adalah memikirkan strategi keluar (exit plan) dimana anda mencoba memanfaatkan pengalaman dan modal yang telah anda punya untuk membuat lini bisnis lain yang bergerak di bidang yang sama sekali berbeda. Atau anda bisa memilih untuk membuat lini bisnis baru yang masih berkaitan dengan bisnis yang anda geluti dalam rangka memperkokoh kedua bisnis yang anda punya satu sama lainnya.

(17)

Referensi

Dokumen terkait

Catatan ini dapat dibuat dengan menggunakan ilmu akuntansi untuk ·menghasilkan laporan keuangan.. Laporan keuangan ini dibuat dengan tahap-tahap pencatatan transaksi

Bertujuan mencetak tenaga kerja dibidang akuntansi dan keuangan yang menguasai pengelolaan transaksi dalam siklus akuntansi dan keuangan untuk perusahaan dagang, jasa dan

Yunani Kuno adalah peradaban dalam sejarah Yunani yang dimulai dari periode Yunani Arkais pada abad ke-8 sampai ke-6 SM, hingga berahirnya Zaman Kuno dan dimulainya

Salah satu skenario yang masuk akal adalah sebagai berikut: Apabila kita akan menelusuri asal mula sejarah sains (akuntansi) yang penting ini, secara alamiah kita

Keengganan dalam melakukan catatan akuntansi membuat kebanyakan pelaku UMKM masih melakukan pencatatan keuangan secara manual atau bahkan tidak melakukan pencatatan sama sekali Biduri

Sistem Hukum Indonesia: Sejarah Singkat Tradisi Yudisial Bangsa Indonesia dari Zaman Kolonial hingga Setelah Reformasi Judicial tradition atau tradisi yudisial merupakan sistem yang

- Deskripsi singkat mengenai sejarah munculnya skeptisisme dan ateisme sejak abad ke-17 Masehi di

Sejarah singkat pembentukan Kabupaten Bandung yang awalnya bernama Karapiak atau Bojongasih di dekat muara sungai