• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIFAT KIMIA - Spada UNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "SIFAT KIMIA - Spada UNS"

Copied!
43
0
0

Teks penuh

(1)

SIFAT KIMIA

MINYAK NABATI

(2)

HIDROLISIS

• Reaksi hidrolisis menyebabkan kerusakan minyak/lemak yang disebabkan adanya air dalam bahan

(3)

• Hidrolisis oleh enzim lipase sangat penting karena enzim tsb terdapat dalam semua

jaringan yang mengandung minyak.

• Dengan adanya lipase, lemak akan diuraikan hingga kadar FFA > 10%.

• Hidrolisis sangat menurunkan kualitas minyak, sehingga perlu dilakukan

pemurnian atau deodorisasi

(4)

SAPONIFIKASI

tripalmitin gliserol Sodium palmitat

(sabun)

(5)

• Sabun yang digunakan sehari-hari adalah sabun Na (sabun keras).

• Sabun lunak : menggunakan KOH.

• Dalam pembuatan sabun dapat ditambahkan pewangi, pewarna dan germisida

(6)

• Di industri, sabun yang terbentuk diambil dari bagian paling atas campuran hasil reaksi

• Gliserol murni diperoleh dengan penyulingan

• Fraksi lipid dalam minyak umumnya

dipisahkan dengan pelarut (PE, etil eter, CCl4, benzen) dalam proses ekstraksi.

(7)

• Fraksi yang larut  lemak kasar (true fat)

 dapat disabunkan

lemak  sabun + gliserol

lilin  sabun + alkohol

fosfolipid + NaOH  sabun + gliserol + NaPO3 + amina

FFA  sabun + air

(8)

• Fraksi tak larut  tak dapat disabunkan sterol

HK + NaOH 

pigmen

(9)

Produk penyabunan

• Terdispersi dalam air : sabun

• Larut dalam air : gliserol, fosfat, alkohol, amina

• Tak larut dalam air : sterol, HK, pigmen

(10)

Bagian molekul sabun

(11)

Prinsip kerja sabun

(12)

Sabun dan detergen

(13)

OKSIDASI

• Minyak + O2 peroksida / hidroperoksida - penguraian asam lemak

- menghasilkan aldehide + keton + FFA (ketengikan / rancidity)

- indikator ketengikan : PV (peroxide value) aldehid

PV PV

waktu

(14)
(15)

• Oksidasi lanjutan dapat menghasilkan keton, karena disertai hidrolisa (ketonic rancidity)

(16)

HIDROGENASI

H2 murni

katalis Ni, Pd, Pt, Cu, Cr

minyak bersifat plastis & keras

minyak pangan (bebas sabun, kering, FFA <) Biasanya digunakan untuk pembuatan

margarin

(17)

• Minyak/lemak hewani umumnya

mempunyai cita rasa yang lebih baik dibanding minyak nabati

• Hidrogenasi seringkali dilakukan untuk

membuat minyak nabati yang bercita rasa lebih baik (menjadi lemak padat).

(18)

ESTERIFIKASI

(19)

TRANS ESTERIFIKASI

• Terjadi pertukaran gugus alkil antar ester

• Mengubah ester berantai pendek yang berbau kurang enak menjadi ester

berantai panjang

(20)

IDENTIFIKASI &

PENGUJIAN SIFAT KIMIA

MINYAK NABATI

(21)

Uji sifat kimia

• Bilangan asam

• Bilangan penyabunan

• Bilangan ester

• Bilangan iod

• Bilangan Hehner

• Bilangan Reichert- Meissl

• Bilangan Polenske

• Bilangan Kirshcner

• Bilangan hidroksi

• Bilangan peroksida

• Bilangan asetil

• Bilangan

Thiocyanogen

• Bilangan diene

• Jumlah asam lemak jenuh

• Jumlah asam lemak total

• Jumlah FFA

• Unsaponifiable matter

(22)

1. Bilangan Asam (Acid Value)

• Bilangan asam adalah ukuran dr jml asam lemak bebas, serta dihitung berdasarkan berat molekul dr. asam lemak/campuran asam lemak.

• Bilangan asam dinyatakan sbg jml mg KOH 0.1 N yg digunakan untuk

menetralkan asam lemak bebas yg terdapat dlm 1 gr minyak/lemak.

(23)

• Bilangan asam = A x N x 56.1 G

• Keterangan:

• A = jml ml KOH untuk titrasi

• N = normalitas larutan KOH

• G = berat sampel (gr)

• 56.1= berat molekul KOH

(24)

• Derajat asam adalah banyaknya ml KOH 0.1 N yg digunakan untuk menetralkan

100 gr minyak/lemak.

• Derajat asam = 100 x A x N G

(25)

• Kadar asam lemak bebas yg terkandung dlm minyak/lemak dihitung dg rumus:

• Kadar asam (acid number) = M x A x N % 10 G

• M = berat molekul asam lemak, yaitu 205 untuk minyak kelapa, 263 untuk minyak kelapa sawit, dan 282 untuk asam oleat.

Biasanya untuk minyak yg lain dr minyak kelapa/minyak kelapa sawit, dihitung sbg asam oleat.

(26)

2. Bilangan Penyabunan

• Bilangan penyabunan adalah jml alkali yg dibutuhkan untuk menyabunkan sejumlah sampel minyak.

• Dinyatakan dlm jml mg KOH yg

dibutuhkan untuk menyabunkan 1 gr minyak/lemak.

(27)

• Bilangan penyabunan = (A-B) x BM KOH 2G

• A = jml ml HCl 0.5 N untuk titrasi blanko

• B = jml ml HCl 0.5 N untuk titrasi sampel

• G = berat sampel minyak (gr)

(28)

3. Bilangan Ester

• Bilangan ester adalah jml asam organik yg bersenyawa sbg ester

• Memiliki hubungan dg bilangan asam &

bilangan penyabunan.

• Bilangan ester dpt dihitung sbg selisih

antara bilangan penyabunan dg bilangan asam.

(29)

4. Bahan Tidak Tersabunkan (Unsaponifiable Matter)

• Bahan tidak tersabunkan adalah senyawa- senyawa yg sering terdapat larut dlm

minyak & tdk dpt disabunkan dg soda alkali.

• Contoh : alkohol, sterol, HK, pigmen

(30)

• Berat tdk tersabunkan = (BR-BA) x 100%

B

• BR = berat residu (gr)

• BA = berat asam lemak (gr) = V NaOH x 0.056

• B = berat sampel (gr)

• 0.056 = BM NaOH

1000

(31)

5. Jumlah Asam Lemak Total (Total Fatty Acids)

• Sampel yg telah ditimbang disabunkan dlm larutan alkohol dg menggunakan larutan NaOH atau KOH 0.5 N berlebih.

• Sabun yg terbentuk dikeringkan &

dilarutkan kembali dlm air.

(32)

7. Bilangan Hehner

• Bilangan Hehner adalah % dr jml asam

lemak yg tak larut dlm air termasuk bahan yg tak tersabunkan yg terdapat dlm 100 gr minyak/lemak.

(33)

8. Bilangan Reichert-Meissl

• Bilangan Reichert-Meissl adalah jml

volume NaOH 0.1 N (ml) yg digunakan untuk menetralkan asam lemak yg

menguap & larut dlm air, yg didapat dr

penyulingan 5 gr minyak/lemak pd kondisi tertentu.

(34)

• Bilangan Reichert-Meissl = 1.1 x (A-B)

• A = jml ml NaOH 0.1 N untuk titrasi sampel

• B = jml ml NaOH 0.1 N untuk titrasi blanko

(35)

9. Bilangan Polenske

• Bilangan Polenske adalah jml ml larutan NaOH 0.1 N yg digunakan untuk

menetralkan asam lemak yg menguap &

tdk larut dlm air tapi larut dlm alkohol, yg diperoleh dr penyulingan 5 gr

minyak/lemak.

(36)

10. Bilangan Krischner

• Bilangan Krischner spesifik digunakan

untuk menentukan adanya asam butirat &

asam kaprilat dr suatu lemak.

• Contoh yg dianalisa adalah destilat hasil analisa bilangan Reichert-Meissl.

(37)

11. Bilangan Iod

• Bilangan iod dinyatakan sbg jml gr iod yg diserap oleh 100 gr minyak/lemak.

• Besarnya jml iod yg diserap menunjukkan banyaknya ikatan rangkap atau ikatan tdk jenuh.

• Penentuan bilangan iod biasanya

menggunakan cara Hanus, Kaufmann &

von Hubl, dan Wijs.

(38)

12. Bilangan Thiocyanogen

• Bilangan thiocyanogen (SCN)2 dipakai untuk mengukur ketidakjenuhan

minyak/lemak & dinyatakan sbg jml

ekuivalen dr mg ion yg diserap tiap gr minyak/lemak.

• Bilangan thiocyanogen dinyatakan sbg jml ekuivalen dr iod yg diserap minyak/lemak.

(39)

• Bilangan thiocyanogen = (B-S) x N x 12.69

G

• B = Jml ml Na2S2O3 untuk titrasi blanko

• S = Jml ml Na2S2O3 untuk titrasi sampel

• N = Normalitas Na2S2O3

• G = berat sampel (gr)

• 12.69 = sepersepuluh dr berat atom iodium

(40)

13. Bilangan Diene

• Pengujian kimia ini berdasarkan pd reaksi asam lemak dg pereaksi dienophilik.

• Bilangan diene adalah ukuran dr pereaksi dienophilik yg dihitung ekuivalen dg jml iod yg diserap oleh 100 gr minyak/lemak.

• Dlm pengujian ini suhu harus diperhatikan, karena kenaikan suhu akan menyebabkan reaksi samping yg merugikan.

(41)

14. Bilangan Asetil & Hidroksi

• Digunakan untuk menentukan gugusan hidroksil bebas yg sering terdapat dlm

minyak/lemak alam & sintetis, terutama dlm minyak jarak, croton oil & monogliserida.

• Bilangan asetil dinyatakan sbg jml mg KOH yg dibutuhkan untuk menetralkan asam

asetat yg didapat dr penyabunan 1 gr

minyak,lemak atau lilinyg telah di-asetilasi.

• Bilangan hidroksi adalah jml asam asetat yg digunakan untuk mengesterkan 1 gr

minyak/lemak yg ekuivalen dg jml mg KOH.

(42)

• Bilangan asetil = SA – SB

1,000 – 0.00075 SB

• Bilangan hidroksil = (SA – SB)

1,000 – 0.00075 SA

• SA = bilangan penyabunan sampel setelah asetilasi

• SB = bilangan penyabunan sampel sebelum asetilasi

(43)

15. Bilangan Peroksida

• Bilangan peroksida adalah nilai terpenting untuk menentukan derajat kerusakan pd minyak/lemak.

• Cara yg sering dipakai adalah

berdasarkan reaksi antara alkali iodida dlm larutan asam dg ikatan peroksida.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis lemak tengkawang dari empat jenis pohon induk menunjukkan rendemen lemak dan sifat fisiko kimia (kadar air, bilangan asam, kadar FFA dan bilangan iod) yang

Adapun gliserol bukan termasuk ke dalam lemak melainkan termasuk golongan alkohol yang memiliki 3 gugus hidroksil sehingga dapat larut dalam air dan tidak dapat

Jika suatu senyawa organik yang tidak dapat larut dalam air tetapi dapat larut dalam larutan 10% NaOH, maka dapat dikatakan bahwa senyawa tersebut lebih asam daripada air dan

Analisa terhadap produk sabun transparan yang dihasilkan meliputi pengukuran kadar air dan zat menguap, kadar asam lemak, kadar fraksi tak tersabunkan, kadar bagian tak larut

Titik Lunak softening point  tabung kapiler diisi dgn minyak  lalu dimasukkan ke dlm lemari es selama 1 malam hingga minyak membeku  tabung kapiler lalu diikat bersama termometer

Sifat-sifat selulosa  Selulosa tidak larut dalam kebanyakan pelarut Disebabkan : - Sifat kekakuan - Ikatan inter dan intramolekul - Bersifat kristalin  Selulosa di alam berada

Kalikan masing-masing reaksi dengan bilangan tertentu untuk menyamakan jumlah elektron yang dilepas dan yang ditangkap.. Jumlahkan kedua reaksi

Probabilitas marginal Probabilitas terjadinya suatu peristiwa yg tdk memiliki hubungan dgn terjadinya peristiwa lain dan peristiwa tsb saling mempengaruhi Jika 2 peristiwa A adl