• Tidak ada hasil yang ditemukan

Simbol-Simbol Pancasila

N/A
N/A
Ramadoni

Academic year: 2024

Membagikan " Simbol-Simbol Pancasila"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PANCASILA

Simbol-Simbol Pancasila

Dosen Pengampu : Dwi Noviana Komsi, M.Pd

Disusun Oleh :

Hermawan Susanto NIM : 2023.02.10.011 Defta Ayu Anggraini NIM : 2023.02.10.004

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM (MPI) FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM (IAI) AL-AZHAAR LUBUKLINGGAU TAHUN AKADEMIK 2022/2023

(2)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘alamin puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah melimpahkan hidayah,dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul ‘‘Simbol-Simbol Pancasila” tepat pada waktunya.

Tugas ini untuk di tujukan memenuhi tugas mata kuliah Pancasila dan juga kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Dwi Noviana Komsi, M.Pd selaku dosen pembimbing mata kuliah ini yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada kami sehingga terwujudnya makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan kelemahannya,baik dari isi maupun sistematikanya.Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan wawasan kami,dan oleh sebab itu kami memerlukan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini.

Demikian yang dapat penulis sampaikan.Akhir kata,semoga makalah ini bermanfaat.

Lubuklinggau, 21 Desember 2023

(3)
(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...ii

DAFTAR ISI...iii

BAB I PENDAHULUAN...1

A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...2

C. Tujuan...2

BAB II PEMBAHASAN...3

A. Sejarah Lahirnya Garuda Pancasila...3

B. Sila dan simbol dalam Pancasila...6

C. Makna Burung Garuda Pancasila...7

D. Hubungan Sila-sila Pancasila yang Satu dengan yang lainnya...15

E. Contoh Sikap yang Sesuai dengan setiap sila Pancasila...16

BAB III PENUTUP...19

A. Kesimpulan...19

DAFTAR PUSTAKA...20

(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pancasila, secara yuridis formal telah diterima sebagai dasar negara Konsekuensi kedudukannya sebagai dasar Negara adalah bahwa dalam penyelenggaraan Negara segala gerak langkahnya harus didasarkan pada nilai- nilai Pancasila. Namun bukan saja penyelenggaraan Negara yang harus didasarkan pada nilai-nilai Pancasila, melainkan juga sikap dan perilaku para penyelenggara Negara, warga Negara, lembaga-lembaga kenegaraan, dan lembaga kemasyarakatan.

Pancasila merupakan dasar falsafah negara kesatuan republik indonesia. Istilah pancasila bukanlah kata yang asing lagi bagi telinga kita.

Disadari ataupun tidak, banyak tempat yang sering kita datangi memiliki bahkan memajang pancasila lengkap dengan lambang negara (garuda), perisai hingga simbol pada sila-sila pancasila. Berdasarkan hal tersebut, kita sebagai warga negara republik indonesia yang baik sudah sepatutnya mengetahui dan pahan makna maupun simbol dalam sila-sila pancasila.

Namun, dewasa ini banyak sekali warga negara indonesia tidak

mengetahui bahkan tidak tahu- menahu akan simbol dan makna simbol- simbol dalam sila-sila pancasila tersebut.

Bagaimana jika warga negara indonesia tidak memahami makna.

simbol-simbol pada setiap sila di Pancasila dan tidak mampu

mengamalkan apa yang ada pada tiap-tiap sila tersebut? Tentu akan terjadi ketidakteraturan bahkan muncul potensi perpecahan di negara Indonesia.

Untuk memahami simbol-simbol yang ada pada pancasila demi

memperkuat persatuan di antara kita, pada makalah ini akan dimuat makna simbol dalam sila-sila pancasila, hubungan antar sila-sila pancasila, serta contoh penerapan sikap yang sesuai dengan sila-sila Pancasila dengan harapan agar mudah memahaminya dan mampu mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari kita.

(6)

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana sejarah lahirnya Garuda Pancasila?

2. Apa saja sila dan simbol dalam Pancasila?

3. Apa makna burung Garuda Pancasila?

4. Bagaimana hubungan Pancasila yang satu dengan yang lainnya?

5. Bagaimana contoh sikap yang sesuai dengan setiap sila Pancasila?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui Bagaimana sejarah lahirnya Garuda Pancasila.

2. Untuk mengetahui Apa saja sila dan simbol dalam Pancasila.

3. Untuk mengetahui Apa makna burung Garuda Pancasila.

4. Untuk mengetahui Bagaimana hubungan Pancasila yang satu dengan yang lainnya.

5. Untuk mengetahui Bagaimana contoh sikap yang sesuai dengan setiap sila Pancasila.

(7)

BAB II PEMBAHASAN

A. Sejarah Lahirnya Garuda Pancasila

Setelah Perang Kemerdekaan Indonesia 1945-1949 dan pengakuan kedaulatan oleh Belanda melalui Konferensi Meja Bundar (1949)

Indonesia (saat itu Republik Indonesia Serikat) merasa perlu untuk memiliki lambang negara yang dapat merepresentasikan negara.

Tanggal 10 Januari 1950 dibentuk Panitia Teknis dengan nama Panitia Lencana Negara di bawah koordinator Menteri Negara Zonder Porto Folio Sultan Hamid II yang ditugaskan Presiden Soekarno untuk merencanakan, merancang dan merumuskan gambar lambang Negara, dengan susunan panitia teknis Muhammad Yamin sebagai ketua, dan beranggotakan Ki Hajar Dewantara, MA Pellaupessy, Moh Natsir dan RM Ng Poerbatjaraka: yang bertugas menyeleksi usulan lambang negara yang diusulkan kepada pemerintah.

Merujuk keterangan Bung Hatta dalam buku "Bung Hatta Menjawab" untuk melaksanakan Keputusan Sidang Kabinet tersebut Menteri Priyono melaksanakan sayembara. Setelah sayembara tersebut diadakan, terpilih dua usulan yaitu dari M.Yamin dan Sultan Hamid II.

Kemudian Usulan Sultan Hamid II yang diterima oleh pemerintah dan DPR. Usulan dari M.Yamin ditolak karena mengandung unsur sinar matahari yang masih terpengaruh dari Jepang.

Usulan Sultan Hamid II diterima karena sesuai dengan apa yang dikehendaki Presiden Soekarno bahwa lambang negara mencerminkan pandangan hidup bangsa, dasar negara. Indonesia, di mana sila-sila dari dasar negara, yaitu Pancasila divisualisasikan dalam lambang negara. Ide perisal Pancasila muncul ketika Sultan Hamid II yang sedang merancang lambang negara teringat dengan ucapan Presiden Soekarno yang

menyatakan bahwa hendaknya lambang negara itu seharusnya

mencerminkan pandangan hidup bangsa, dasar Indonesia, yang sila-sila

(8)

dari dasar negara tersebut adalah Pancasila sehingga akhirnya nanti dapat tercipta Garuda Pancasila.

Setelah rancangan terpilih, komunikasi intensif antara Sultan Hamid II, Bung Hatta, dan Ir. Soekarno terus dilakukan untuk

penyempurnaan. Mereka sepakat untuk mengganti pita yang dicengkeram, semula berwarna merah putih menjadi putih penuh dengan semboyan bhineka tunggal ika.

Sultan hamid I

Tanggal 8 Februari 1950 usulan tersebut diajukan kepada Presiden Soekarno. Usulan tersebut mendapat masukan dari Partai Masyumi agar dipertimbangkan kembali keberatan terhadap penggunaan simbol manusia yang dianggap sangat bersifat mitologis.

Setelah dilakukan perubahan, Sultan Hamid II kembali mengajukan usulan yang baru berdasarkan berbagai masukan. Usulan yang baru ini sudah berwujud burung rajawali garuda pancasila. Usulan tersebut

diserahkan Presiden Soekarno kepada Kabinet RIS melalui PM Moh.Hatta.

AG Pringgodigdo dalam bukunya "Sekitar Pancasila" terbitan Dep Hankam, Pusat Sejarah ABRI menyebutkan, rancangan lambang negara karya Sultan Hamid II akhirnya diresmikan pemakaiannya pada sidang kabinet tanggal 11 Februari 1950 lambang negara ini diresmikan.

Soekarno terus memperbaiki bentuk Garuda Pancasila. Pada tanggal 20 Maret 1950 Soekarno memerintahkan pelukis istana, Dullah, melukis kembali rancangan tersebut; setelah sebelumnya diperbaiki antara lain penambahan "jambul" pada kepala Garuda Pancasila, serta mengubah posisi cakar kaki yang mencengkram pita dari semula di belakang pita menjadi di depan pita. Dipercaya bahwa alasan Soekarno menambahkan jambul karena kepala Garuda gundul dianggap terlalu mirip dengan Bald Eagle, Lambang Amerika Serikat. Untuk terakhir kalinya, Sultan Hamid II menyelesaikan penyempurnaan bentuk final gambar lambang negara, yaitu dengan menambah skala ukuran dan tata warna gambar lambang negara.

(9)

Rancangan Garuda Pancasila terakhir ini dibuatkan patung besar dari bahan perunggu berlapis emas yang disimpan dalam Ruang

Kemerdekaan Monumen Nasional sebagai acuan, ditetapkan sebagai lambang negara Republik Indonesia, dan desainnya tidak berubah hingga kini.

Sejak tahun 1951, belum ada nama sah dari lambang negara tersebut, sehingga memunculkan banyak sebutan, diantaranya Garuda Pancasila, Burung Garuda, Lambang Garuda, Lambang Negara, Garuda Indonesia atau hanya sekedar Garuda.

Oleh sebab itu, pada 18 Agustus 2000, melalui amandemen kedua UUD 1945, MPR menetapkan nama resmi lambang negara. Penulisan nama resmi lambang negara Indonesia tersebut terdapat dalam pasal 36 A UUD 1945 yang disebutkan sebagai Garuda Pancasila.

Nama tersebut sesuai dengan desain yang digambarkan pada lambang negara tersebut, yaitu Garuda diambil dari nama burung dan Pancasila diambil dari dasar negara Indonesia. Burung Garuda itu sendiri melambangkan kekuatan, sementara warna emas pada Burung Garuda itu melambangkan kemegahan atau kejayaan. Menurut Mitologi Hindu, Burung Garuda merupakan burung mistis yang berasal dari India. Burung tersebut berkembang sejak abad ke-6 di Indonesia. Burung garuda yang menjadi dasar ideologi dan lambang negara ini, yaitu Garuda Pancasila sebenarnya adalah representasi dari elang jawa atau Javan Hawk Eagle Nisaetus bartelsi yang memiliki warna bulu berwarna emas.

Garuda Pancasila terbagi menjadi tiga bagian dalam

pemaknaannya, yaitu gambar Garuda Pancasila sebagai burung garuda yang tegak perkasa dengan kedua sayap membentang lebar dan kepala menoleh ke arah kanan. Bagian yang kedua dalam lambang Garuda Pancasila ini adalah perisai yang berbentuk jantung dengan lukisan sila- sila pancasila tergantung di leher garuda tersebut dengan menggunakan rantai.Bagian yang ketiga adalah pita putih yang bertuliskan semboyan negara Indonesia yaitu "Bhinneka Tunggal Ika".

(10)

B. Sila dan simbol dalam Pancasila

Pancasila berasal dari kata panca yang berarti lima dan sila yang berarti sendi, atas, dasar, atau peraturan tingkah laku yang penting dan baik. Maka demikian Pancasila merupakan lima dasar yang berisi pedoman atau aturan tentang tingkah laku yang penting dan baik.1 Jadi Pancasila adalah lima dasar dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Bunyi kelima sila-sila Pancasila adalah sebagai berikut:

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

2. Kemanusiaan yang adil dan beradab 3. Persatuan Indonesia

4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan

5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.2

Dalam pasal 36 A Undang-Undang Dasar Tahun 1945 setelah diamandemenkan empat kali, yaitu pada tahun 1999, 2000, 2001 dan 2002, dicantumkan kalimat "lambang Negara ialah garuda Pancasila dengan semboyan Bhineka tunggal ika".3 Garuda Pancasila mempunyai perisai yang melambangkan perjuangan dan perlindungan diri untuk mencapai tujuan. Di dalam garis hitam tebal yang melambangkan Negara merdeka dan berdaulat yang dilintasi garis katulistiwa.

Garuda digunakam sebagai lambang Negara kesatuan Republik Indonesia untuk menggambarkan bahwa Indonesia adalah bangsa yang besar dan Negara yang kuat. Pada bagian dada garuda pancasila terdapat perisai yang didalamnya terdapat lima simbol gambar. Kelima gambar di dalamnya yaitu gambar bintang, rantai, pohon beringin, kepala banteng, dan padi kapas.

1 Maulana Arafat Lubis, Pembelajaran PPKn (Teori Pengajaran Abad 21 di SD/MI).

(Yogyakarta: Samudra Biru, 2018), hlm. 23.

2 Ari Tri Soegiti, dkk, Pendidikan Pancasila, (Semarang Unnes Press, 2016), hlm. 2.

(11)

C. Makna Burung Garuda Pancasila

Jumlah bulu Garuda Pancasila antara lain:

 17 helai bulu pada masing-masing sayap

 8 helai bulu pada ekor

 19 helai bulu di bawah perisai atau pada pangkal ekor

 45 helai bulu di leher

Angka-angka yang menunjukkan tanggal 17 Agustus 1945 ini bermakna historis untuk membangun proses penyadaran bagi setiap warga negara Indonesia agar menghargai waktu dan selalu mengingat sejarahnya.

Lambang perisai yang terdapat dibagian depan Garuda Pancasila tersebut melambangkan perjuangan dan perlindungan bangsa Indonesia.

Pada perisai terdapat garis hitam tebal yang melintang di tengah-tengah perisai. Garis hitam tebal tersebut melambangkan garis khatulistiwa yang melintang melewati wilayah Indonesia.

(12)

Makna simbol gambar pada sila Pancasila

Di perisai yang terdapat pada Burung Garuda, mengandung lima buah simbol yang masing- masing melambangkan sila-sila dari dasar negara Pancasila yaitu:

1. Sila Pertama

Bintang

Pada bagian tengah perisai tersebut terdapat simbol bintang yang memiliki lima sudut. Bintang tersebut melambangkan sila pertama Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa. Lambang bintang tersebut dianggap sebagai sebuah cahaya, seperti cahaya kerohanian yang dipancarkan oleh Tuhan kepada setiap manusia.

Dibagian bintang, terdapat latar berwarna hitam. Latar tersebut melambangkan warna alam yang asli yang memiliki Tuhan, bukanlah sekedar rekaan manusia, tetapi sumber dari segalanya dan telah ada

(13)

2. Sila Kedua

Rantai

Pada bagian kanan bawah, terdapat rantai yang melambangkan sila kedua Pancasila, yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab. Rantai tersebut terdiri atas mata rantai yang berbentuk segi empat dan lingkaran yang saling berkaitan membentuk lingkaran.

Mata rantai segi empat melambangkan laki-laki, sedangkan yang lingkaran melambangkan perempuan. Mata rantai yang saling berkait pun melambangkan bahwa setiap manusia, laki- laki dan perempuan,

membutuhkan satu sama lain dan perlu bersatu sehingga menjadi kuat seperti sebuah rantai.

3. Sila Ketiga

Pohon Beringin

(14)

Pada bagian kanan atas, terdapat gambaran pohon beringin yang melambangkan sila ketiga, yaitu Persatuan Indonesia. Pohon beringin merupakan pohon besar yang bisa digunakan oleh banyak orang sebagai tempat berteduh dibawahnya. Hal tersebut dikorelasikan sebagai Negara Indonesia, dimana semua rakyat Indonesia dapat "berteduh" di bawah naungan Negara Indonesia. Tak hanya itu saja, pohon beringin memiliki sulur dan akar yang menjalar ke segala arah. Hal ini dikorelasikan dengan keragaman suku bangsa yang menyatu di bawah nama Indonesia.

4. Sila keempat

Kepala Banteng

Pada bagian kiri atas, terdapat kepala banteng. Kepala banteng tersebut melambangkan sila keempat Pancasila, yaitu Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan

Perwakilan.

Disini, kepala banteng memiliki filosofi sebagai hewan sosial yang suka berkumpul, seperti halnya musyawarah, dimana orang-orang

berdiskusi untuk melahirkan suatu keputusan.

5. Sila kelima

(15)

Di bagian kiri bawah, terdapat lambang padi dan kapas. Lambang tersebut melambangkan sila ke lima Pancasila, yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.

Padi dan kapas merupakan kebutuhan dasar setiap manusia, yakni pangan dan sandang. sebagai syarat utama untuk mencapai kemakmuran.

Hal itu sesuai dengan tujuan utama dari sila kelima ini.

Makna Warna pada Garuda Pancasila

Ada beberapa warna yang terdapat pada Lambang Garuda Pancasila ini. Warna-warna yang dipakai menjadi warna pada lambang Garuda Pancasila ini memiliki arti dan makna tersendiri.

a. Warna merah memiliki artian keberanian.

b. Warna putih memiliki arti kesucian, kebenaran, dan kemurnian.

c. Warna hijau artinya adalah kesuburan dan kemakmuran.

d. Warna kuning berarti kebesaran, kemegahan, dan keluhuran.

e. warna hitam yang memiliki makna keabadian.

Letak Warna Pada Bagian-bagian Garuda Pancasila

Warna-warna yang dipakai dalam lambang Garuda Pancasila ini tidak boleh diletakkan sembarangan karena warna-warna tersebut sudah ditentukan diletakkan pada bagian-bagian yang mana saja di lambang Garuda Pancasila.

a) Warna kuning diletakkan sebagai warna Garuda Pancasila, untuk warna bintang,rantai, kapas, dan padi.

b) warna merah digunakan sebagai warna perisai kanan bawah dan kiri atas yang terdapat pada lambang Garuda Pancasila

c) Warna putih dipakai untuk memberikan warna perisai kanan atas dan kiri bawah. Pita yang dicengkeram dalam Garuda Pancasila ini juga diberikan warna putih.

d) Warna hijau digunakan sebagai warna pohon beringin.

e) Warna hitam menjadi warna kepala banteng yang terdapat dalam

(16)

warna perisai tengah latar belakang bintang, serta untuk mewarnai garis datar tengah perisai. Warna hitam ini juga digunakan sebagai warna tulisan untuk semboyan "Bhinneka Tunggal Ika".

Makna Semboyan Bhinneka Tunggal Ika dalam Garuda Pancasila Pada bagian bawah Garuda Pancasila, terlihat pita putih yang dicengkram, pita tersebut bertuliskan "BHINNEKA TUNGGAL IKA".

Tulisan tersebut ditulis dengan menggunakan. huruf latin dan merupakan semboyan negara Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika, dalam bahasa Jawa Kuno memiliki arti "berbeda-beda tetapi tetap satu jua.

Kata Bhinneka Tunggal Ika sendiri berasal dari buku Sutasoma yang dikarang oleh seorang pujangga pada abad ke-14 dari Kerajaan Majapahit, Mpu Tantular. Kata tersebut memiliki arti sebagai persatuan dan kesatuan Nusa dan Bangsa Indonesia yang terdiri atas berbagai pulau, ras, suku, bangsa, adat, kebudayaan, bahasa, serta agama.

Peraturan penggunaaan burung garuda

Beberapa aturan penggunaan lambang negara ini diatur dalam UUD 45 Pasal 36A dan UU No. 24 Tahun 2009 tentang bendera, bahasa, dan lambang negara serta lagu kebangsaan. Lambang negara ini wajib digunakan dalam

1. gedung, kantor, atau ruang kelas satuan pendidikan

2. lembaran negara, tambahan lembaran negara, berita negara, dan tambahan berita negara

3. luar gedung atau kantor

4. paspor, ijazah, dan dokumen resmi yang diterbitkan pemerintah.

5. uang logam atau uang kertas 6. materai

Makna Brung Garuda dalam beberapa ajaran :

Burung Garuda banyak muncul di berbagai kisah terutama di Jawa

(17)

kekuatan, kesetiaan, dan disiplin. Garuda juga memiliki sifat Wishnu(salah satu dewa dalam hindu) sebagai pemelihara dan. juga penjaga tatanan alam semesta. Oleh karena garuda melambangkan sesuatu yang baik inilah burung garuda dijadikan simbol nasional Indonesia.

Pada Agama Hindu

Dalam agama Hindu, Garuda adalah keilahian Hindu, biasanya tunggangan atau wahana (vahana) dari Dewa Wisnu. Garuda digambarkan sebagai memiliki tubuh seorang pria yang kuat yang keemasan dengan wajah putih, sayap merah, dan paruh elang dan dengan mahkota di kepalanya. Dewa kuno ini dikatakan besar, cukup besar untuk menghalangi sinar matahari.

Garuda dikenal sebagai musuh bebuyutan abadi Naga ras ular dan dikenal memakan ular secara eksklusif, perilaku yang sama juga dimiliki oleh short-toed eagle di India. Citra Garuda sering digunakan sebagai pesona atau jimat untuk melindungi pemiliknya dari serangan ular dan racun nya, karena raja burung adalah musuh bebuyutan dan penghancur ular. Garudi Vidya adalah mantra terhadap racun ular untuk menghapus semua jenis kejahatan.

Pada Kisah Pewayangan

Kisah kelahiran Garuda diceritakan dalam buku pertama dari epik besar Mahabharata. Menurut epik tersebut, ketika Garuda pertama menetas dari telur, ia muncul seolah seperti neraka yang mengamuk seperti halnya kebakaran kosmik yang mengkonsumsi dunia pada akhir setiap zaman.

Merasa ketakutan, para dewa memohon padanya untuk berbelas kasih.

Garuda mendengar dan mengabulkan permohonan tersebut, ia mengurangi tenaga dan ukurannya.

Di dalam babad, sejarah atau cerita-cerita kuno negara-negara mandiri di Indonesia, sepertinya belum pernah ada yang menyebut lambang burung Garuda, yang diwarisi dari sejarah kuno sekarang hanya

(18)

sang "Dwi Warna", yang pada waktu itu di sebut "Bendera Gulo Klopo"

(jawa), atau sekarang di sebut Sang Saka Merah Putih.

Dalam cerita pewayangan Ramayana juga disebutkan adanya burung Garuda, Jatayu. Jatayu adalah sosok burung satria yang gugur dalam peperangan melawan Rahwanaraja dalam upaya merebut dewi Shinta. Sedangkan Rahwanaraja adalah sosok raksasa yang berkepala sepuluh atau disebut juga Dasamuka.

Pada Agama Buddha

Di mitologi Buddha, Garuda (Pali: Garula) adalah burung predator besar dengan kecerdasan dan organisasi sosial. Nama lain untuk Garuda adalah Suparna (Pali: supanna), yang berarti "memiliki sayap yang baik".

Seperti Naga, mereka menggabungkan karakteristik hewan dan makhluk ilahi, dan termasuk di antara para dewa terendah.

Mitologi burung garuda :

Ukuran dari Garuda tidak pasti, tapi sayapnya dikatakan memiliki rentang kilometer. Dikatakan bahwa ketika Garuda mengepakkan sayap, mereka menciptakan angin badai yang menggelapkan langit dan meluluh lantakkan rumah. Seorang manusia sangat kecil jika dibandingkan dengan Garuda. Seorang pria bisa bersembunyi di salah satu bulu Garuda tanpa terlihat (Kākātī Jātaka, J.327). Mereka juga mampu merobek seluruh pohon beringin dari akar mereka dan membawa pohon tersebut terbang.

Garuda adalah burung Peng emas bersayap. Mereka juga memiliki kemampuan untuk berubah menjadi besar atau kecil, serta mampu untuk menghilang dan muncul kembali sesuka hati. Lebar sayap mereka 330 yojana (satu yojana sepanjang sekitar 12km). Dengan satu kali kepakan sayapnya, burung Peng dapat membuat laut mengering sehingga bisa melahap semua naga naga yang bersembunyi. Dengan kepakan sayap lainnya, pegunungan dapat menjadi rata dan memindahkannya ke laut.

Di Indonesia dulu benar dan nyata adanya burung Garuda raksasa

(19)

harian salah satu nahkoda Portugis pada awal abad XVI di sekitar lautan Indonesia. Catatan harian nahkoda portugis tersebut pernah di ceritakan di terbitan berkala "Marcopolo" yang di keluarkan oleh kedutaan Besar Italia di Jakarta antara tahun 1950-1960 yang berbentuk buku dengan sampul karton. Buku dengan tebal 70-100 halaman tersebut tidak hanya

menceritakan tentang burung Garuda tapi juga serat Niti Sruti dan Paniti Sastra, cerita tentang para saudagar dan nahkoda Portugis (terbagi dalam 3 seri).

Sumber cerita yang tercatat dalam buku harian nahkoda partugis tersebut adalah kisah penyelamatan seorang anak dari Sulawesi yang terdampar di pulau Karimunjawa. Nah, di pulau Karimunjawa itulah sosok burung Garuda raksasa terlihat sedang mencengkeram seekor kerbau.

D. Hubungan Sila-sila Pancasila yang Satu dengan yang lainnya Sila Pancasila mulai dari sila pertama sampai sila kelima

merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Memisahkan satu sila berarti menghilangkan arti dari Pancasila. Urutan Pancasila dari sila kesatu sampai dengan kelima adalah bersifat runtut dan tidak saling bertentangan.

Urutan kelima sila Pancasila yang mempunyai hubungan mengikat satu dengan yang lainnya, sehingga Pancasila merupakan satu kesatuan yang bulat dan utuh.4

Keutuhan dan kebulatan sila Pancasila dapat dilihat di bawah ini:

a. Ketuhanan yang Maha Esa adalah ketuhanan yang berkemanusiaan, berpersatuan, berkerakyatan, dan berkeadilan sosial.

b. Kemanusiaan yang adil dan beradab adalah kemanusiaan yang berketuhanan, berpersatuan, berkerakyatan dan berkeadilan sosial.

c. Persatuan indonesia adalah persatuan yang berketuhanan, berkemanusiaan, berkerakyatan dan berkeadilan sosial.

4 Kemendikbud Republik Indonesia, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

(20)

d. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan/perwakilan adalah kerakyatan yang berketuhanan, berkemanusiaan, berpersatuan, dan berkeadilan sosial.

e. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia adalah keadilan yang berketuhanan, berkemanusiaan, berpersatuan dan berkerakyatan.

E. Contoh Sikap yang Sesuai dengan setiap sila Pancasila

Pancasila sebagai dasar negara artinya Pancasila dijadikan dasar atau pedoman mengatur kehidupan di Indonesia. Sebagai warga negara yang baik, harus melaksanakan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila baik dalam kehidupan dirumah, sanggar belajar, masyarakat, maupun bernegara. Adapun penanaman sikap yang sesuai dengan setiap sila pancasila dimulai sejak dini, salah satunya siswa/i MI/SD. Berikut sikap siswa/i MI/SD yang merupakan pengamalan sila-sila Pancasila adalah sebagai berikut

1. Ketuhanan Yang Maha Esa

Sila pertama dari Pancasila adalah Ketuhanan Yang Maha Esa, sila ini berhubungan terhadap perilaku kita sebagai umat kepada Tuhannya.

Berikut contoh sikap siswa/i yang mencerminkan di sila pertama:

a. Berusaha menjadi anak soleh/solehah atau menjadi anak yang dekat kepada agama serta berbakti kepada orangtua

b. Mengajak teman untuk sholat berjamaah

c. Saling menghormati teman yang berbeda agama

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

Sila ini berhubungan terhadap perilaku kita sebagai manusia yang pada hakikatnya semua sama di Dunia ini. Berikut contoh sikap siswa/i yang mencerminkan di sila kedua mengakui persamaan hak, dan kewajiban asasi setiap manusia tanpa membedakan:

(21)

b. Bersikap adil sesama teman di sekolah maupun di rumah

c. Membela teman-teman yang ditindas atau yang diperlakukan dengan tidak adil oleh teman-teaman yang lain.

3. Persatuan Indonesia

Sila ini berhubungan terhadap perilaku kita sebagai warga Negara Indonesia untuk bersatu membangun negeri ini. Berikut contoh sikap siswa/i yang mencerminkan sila Ketiga":

a. berteman dengan siapa saja.

b. tidak mudah bertengkar antar sesame teman maupun keluarga.

c. mudah memaafkan teman yang sudah membuat kesalahan.

4. Kerakyatan Yang di Pimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan

Sila ini berhubungan terhadap perilaku kita untuk selalu bermusyawarah dalam menyelesaikan masalah. Berikut contoh sikap siswa/i yang mencerminkan di sila Keempat":

a. Memilih petugas-petugas kebersihan kelas dengan adil.

b. Memecahkan masalah secara musyawarah.

c. Menghargai pendapat oranglain.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Sila ini berhubungan dengan perilaku siswa/i dalam bersikap adil terhadap semua orang. Berikut contoh sikap yang mencerminkan di sila Kelima"

a. Membantu teman yang sedang kesulitan.

b. membersihkan kelas secara bersama-sama.

Penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila secara objektif untuk mewujudkan kesamaan hak bagi setiap warga negara,

(22)

pemerataan, kesejahteraan dan keadilan. Penyimpangan dari nilai pancasila harus segera ditinggalkan dan menerapkannya secara benar.5

(23)

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan

Pancasila terdiri atas 5 sila yang masing-masing sila memiki simbol tersendiri, yakni. Ketuhanan yang maha esa (Bintang), Kemanusiaan yang adil dan beradab (Rantai), Persatuan Indonesia (Pohon Beringin),

Kerakyatan yang Dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam

permusyawaratan perwakilan (Kepala Banteng), Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia (Padi dan Kapas).

Dari setiap simbol pada sila-sila Pancasila memiliki makna masing- masing.Tiap-tiap sila Pancasila saling berhubung satu sama lain, baik itu dari sila pertama hingga sila terakhir.

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Lubis, Maulana Arafat, (2018), Pembelajaran PPKn (Teori Pengajaran Abad 21 di SD/MI), Yogyakarta: Samudra Biru.

Soegiti, Ari Tri, dkk, (2016), Pendidikan Pancasila, Semarang: Unnes Press.

Kemendikbud Republik Indonesia, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Paket A setara SD/MI Tingkatan II Modul Tema 1, Jakarta:

Direktorat Pembinaan Pendidikan Keaksaraan dan Kesetaraan, 2017.

Vertika, Nadia, Contoh Penerapan Pancasila dalam Kehidupan Sehari-hari".

Tersedia secara online di http:// Independent.academia.edu/nadiavertika, 21 Desember 2023.

Sulaiman, (2016), Pendidikan Kewarganegaraan untuk Perguruan Tinggi, Banda Aceh: Penerbit PeNA.

Referensi

Dokumen terkait

|a,l.t'srryag burung Garuda" melambangkan angka 17 sebagai simbol tanggal lT pda'ekor burung Garuda'melambangkan angka 8 menyimbolkan bulan Agustus.. @'dedla burung

Burung Garuda dipilih sebagai lambang negara karena melambangkan kekuatan, Negara Indonesia akan selalu kuat dalam keadaan apapun.. Garuda Pancasila berwarna emas melambangkan

Lambang negara Indonesia berbentuk burung Garuda dengan kepala menghadap ke sebelah kanan (dari sudut pandang Garuda), dan mempunyai perisai berbentuk seperti jantung

 Setelah membaca teks, siswa dapat menjelaskan simbol-simbol sila Pancasila yang ada di dalam gambar tameng pada lambang negara “Garuda Pancasila” dengan benar..  Setelah

Bagian dada pada lambang Garuda Pancasila terdapat sebuah perisai yang melambangkan … A3. Bagian cakar pada lambang Garuda Pancasila menggenggam kuat pita putih bertuliskan Bhinneka

Menunjukkan perilaku sehari-hari yang sesuai dengan arti gambar perisai di bagian dada burung garuda pada lambang negara “Garuda Pancasila” dengan benar.P3 Muatan: Bahasa Indonesia

Sila persatuan Indonesia, dalam perisai Burung Garuda disimbolkan dengan ….. Lambing negara Indonesia adalah .…

Dokumen ini berisi informasi umum tentang modul ajar PPKN untuk kelas 2 semester 1 tahun ajaran 2022/2023 dengan topik Pancasila dan Simbol-Simbol