• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS CIKEMBAR KABUPATEN SUKABUMI

N/A
N/A
ane mariani

Academic year: 2023

Membagikan "KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS CIKEMBAR KABUPATEN SUKABUMI"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS CIKEMBAR KABUPATEN SUKABUMI

NOMOR :

800/.../PKM-CKB/1/2023 TENTANG

PELAKSANAAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS CIKEMBAR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA UPTD PUSKESMAS CIKEMBAR,

Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan Puskesmas Cikembar, maka diperlukan landasan kebijakan penerapan sasaran keselamatan pasien yang menjadi prioritas utama;

b. bahwa agar pelaksanaan sasaran keselamatan pasien di Puskesmas Cikembar dapat terlaksana dengan baik, perlu adanya kebijakan Kepala Puskesmas sebagai landasan bagi penerapan sasaran keselamatan pasien di Puskesmas Cikembar;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan huruf a dan b, maka perlu ditetapkan Keputusan Kepala Puskesmas Cikembar tentang Pelaksanaan sasaran keselamatan pasien;

Mengingat : 1. Undang – Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;

2. Undang-undang Nomor 36 tahun 2014 tantang Tenaga Kesehatan;

3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 tahun 2016 tentang Pedoman Manajemen Puskesmas;

4. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 11 tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien di fasilitas pelayanan kesehatan;

5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 27 tahun 2017

(2)

tentang Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan;

6. Peratura Menteri Kesehatan Nomor 52 tahun 2018 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3);

7. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 25 tahun 2019 tentang Penerapan Manajemen Risiko terintegrasi di Lingkungan Kementrian Kesehatan;

8. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 31 tahun 2019 tentang Sistem Informasi Puskesmas;

9. Peraturan Menteri Kesehatan nomor 43 tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat;

MEMUTUSKAN Menetapka

n

: KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS CIKEMBAR TENTANG PELAKSANAAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS CIKEMBAR TAHUN 2023

Kesatu : Kebijakan Pelaksanaan Sasaran Keselamatan Pasien sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1 Keputusan ini.

Kedua : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pelayanan keselamatan pasien Puskesmas Cikembar dilaksanakan oleh Tim Mutu dan Koordinator Keselamatan pasien.

Ketiga : Penerapan Pelaksanaan Sasaran Keselamatan Pasien Puskesmas Cikembar berpedoman pada Pedoman Keselamatan Pasien Puskesmas Cikembar.

Keempat : Surat Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Sukabumi Pada tanggal Januari 2023

KEPALA UPTD PUSKESMAS CIKEMBAR,

Abu Asmaun

LAMPIRAN I

KEPUTUSAN KEPALA UPTD.

PUSKESMAS CIKEMBAR

Nomor : 800/.../PKM-CKB/I/2023

(3)

Tentang : Pelaksanaan Sasaran Keselamatan Pasien

KEBIJAKAN PELAKSANAAN SASARAN KESELAMATAN PASIEN PUSKESMAS CIKEMBAR

1. Pelaksanaan Sasaran Keselamatan Pasien di Puskesmas Cikembar bertujuan untuk meningkatkan keamanan dan kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pasien, serta mencegah terjadinya kejadian yang dapat membahayakan keselamatan pasien.

2. Pelaksaan sasaran keselamatan pasien dipandu oleh seorang Koordinator Keselamatan pasien dan dilakukan evaluasi dan analisa data oleh Penanggungjawab Mutu.

3. Seluruh staf Puskesmas agar melaksanakan sasaran keselamatan pasien sesuai dengan prosedur dan pedoman yang telah ditetapkan. Setiap pelanggaran terhadap kebijakan dan prosedur yang berhubungan dengan keselamatan pasien akan tindak lanjut sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Puskesmas.

4. Sasaran Keselamatan Pasien yang akan diterapkan di Puskesmas Cikembar meliputi:

1) Mengidentifikasi pasien dengan benar 2) Meningkatkan komunikasi yang efektif

3) Meningkatkan keamanan obat obatan yang harus diwaspadai

4) Memastikan lokasi pembedahan yang benar ,prosedur yang benar , pembedahan pada pasien yang benar

5) Mengurangi risiko infeksi akibat pelayanan kesehatan 6) Mengurangi risiko cedera pasien akibat terjatuh

5. Pelaksanaan identifikasi pasien meliputi:

1) Setiap pasien yang datang pertama dilakukan identifikasi di pendaftaran, selanjutnya setiap pasien akan menerima prosedur dan akan menerima obat

2) Pasien yang dating ke PONED diluar jam kerja (diatas jam 14.00 WIB) dilakukan identifikasi langsung di PONED untuk didaftarkan hari berikutnya ke pendaftaran.

3) Identifikasi pasien dilakukan dengan menggunakana 2 identitas pasien yang tidak berubah yaitu NAMA dan TANGGAL LAHIR sesuai dengan tanda pengenal resmi. Jika ada pasien memiliki nama sama/mirip maka identifikasi ditambah dengan NAMA IBU KANDUNG.

(4)

4) Pengecualian prosedur identifikasi dapat dilakukan pada kondisi kegawatdaruratan pasien di UGD dengan tetap memperhatikan data pada Rekam Medis.

5) Gelang identitas diberikan pada ibu bersalin dan bayinya; bayi laki- laki diberikan gelang berwarna BIRU dan bayi Perempuan diberikan gelang MERAH MUDA.

6) Pada saat melakukan identifikasi, petugas meminta pasien untuk menyebutkan nama dan tanggal lahir sebelum melakukan prosedur dengan penrtanyaan terbuka, contohnya: “Nama Bapak siapa?”

“tolong sebutkan tanggal lahir Bapak!”

7) Bila pasien tidak dapat menyebutkan nama, identitas pasein dapat ditanyakan kepada penunggu/pengantar pasien.

8) Bila pasien tidak diketahui identitasnya dan pasien dalam keadaan tidak sadarkan diri, atau pasien tidak dapat menyebutkan identitasnya, diberi gelang sesui jenis kelamin dan pasien diidentifikasi sebagai Tn/Ny/Nn X1,2,3 dst jika ada lebih dari satu orang pasien tidak sadarkan diri dan tanpa kartu identitas yang jelas.

Pasien tanpa identitas diidentifikasi berdasarkan ciri ciri fisik yang mencolok pasien pada saat itu. Saat pasien sudah dapat diidentifikasi, berikan gelang identifikasi baru dengan identitas yang benar.

9) Patugas selalu melakukan pencocokan data Rekam medis dengan pasien yang akan dilakukan pemeriksaan.

6. Pelaksanaan komunikasi yang efektif meliputi:

1) Petugas klinis menggunakan teknik SBAR (Situation-Background- Assassment-Recommendation) dalam melaporkan kondisi pasien untuk meningkatkan efektifitas komunikasi antar pemberi layanan.

Sitiation : Kondisi terkini yang terjadi

Background: Informasi penting apa yang berhubungan dengan kondisi pasien terkini

Assasment: Hasil pengkajian kondisi pasien terkini

Rekommendation: Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah pasien saat ini

S

SituasiSaya menelepon tentang (nama pasien, umur, dan lokasi)………….

Masalh yang ingin disampaikan…..

(5)

Tanda- tanda vital :

B

Background/ latar belakang Status mental pasien : Kulit:…

Alat Bantu…

A

Assesment/ Penilaian

Sampaikan masalah yang sedang terjadi dan katakana penilaian anda.

R

Rekomendasi

Apakah ( katakana apa yang ingin disarankan) Apakah diperlukan pemeriksaan tambahan?

Jika ada perubahan tatalaksana, tanyakan…

2) Komunikasi verbal (Write Down/Tulis, Read Back/Baca Kembali)/TBAK

 Instruksi/laporan hasil tes secara verbal dan telepon ditulis oleh penerima instruksi/laporan.

 Instruksi/laporan hasil tes secara verbal dan telepon dibacakan kembali oleh penerima instruksi/laporan.

 instruksi/laporan yang dibacakan tersebut, dikonfirmasikan oleh individu pemberi instruksi/laporan.

 Untuk instilah yang sulit atau obat-obatan kategori LASA (Look Alike Sound Alike) diminta penerima pesan mengeja kata tersebut perhurup, misalnya: UBRETID

3) SBAR dilaksanakan pada saat konsultasi pasien kepada dokter penanggung jawab, pada saat rujukan pasien ke Rumah Sakit, pada saat operan jaga pasien PONED

4) TBAK digunkan pada saat menerima instruksi verbal 7. Pelaksanaan keamanan obat meliput:

1) Penyimpanan, penataan, peresepan, pelabelan, penyiapan, penggunaan, dan evaluasi penggunaan obat yang perlu diwaspadai, termasuk obat psikotropika, narkotika, dan obat dengan nama atau rupa mirip.

2) Penyusunan daftar obat yang perlu diwaspadai dan obat dengan nama atau rupa mirip serta dilakukan pelabelan dan penataan obat yang perlu diwaspadai dan obat dengan nama atau rupa mirip.

(6)

3) Pengawasan dan pengendalian penggunaan obat-obatan psikotropika/narkotika dan obat-obatan lain yang perlu diwaspadai.

4) Obat obatan yang termasukdalam HIGH ALERT medication adalah:

Metformin 500 mg Glibenclamide 5 mg Lidocain injeksi

Lidocain + epinefrin injeksi Adrenalin/epinefrin injeksi Digoxin tablet

Isosorbid dinitrate tablet Diazepam tablet

Phenobarbital injeksi Diazepam injeksi

Diazepam 5 mg supp (stesolid) Mgso4 40% (Termasuk Elektrolit Pekat)

Calcium gluconat injeksi Oksitosin injeksi

 Pengelolaan HIGH ALERT medication:

a. Penyimpanan dilokasi khusus dengan akses terbatas dan diberi penandaan yang jelas berupa stiker berwarna merah bertuliskan “HIGH ALERT” pada lemari, kotak, box obat dan setiap kemasan obat.

b. Menggunakan label peringatan untuk obat High Alert khususnya obat dengan tampilan yang serupa (LASA), label dibuat dengan bentuk, warna dan tulisan yang mencolok sehingga memudahkan untuk dilihat secara tepat.

c. Khusus untuk obat elektrolit pekat, harus ditempelkan stiker yang dituliskan “Elektrolit pekat, harus diencerkan sebelum diberkan”

d. Obat yang termsuk HIGH ALERT, tidak boleh disimpan di Unit layanan kecuali obat Gawat Darurat, yakni di UGD dan PONED.

e. Unit pelayanan yang boleh nebyimpan obat HIGH ALERT harus memastikan bahwa obat disimpan dilokasi dengan akses terbatas bagi petugas yang diberi kewenangan.

f. Tidak menyimoan obat dengan kategori HIGH ALERT di meja dekat pasien tanpa pengawasan

5. NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip)/ LASA (Look Alike Sound Alike) yaitu obat-obat yang terlihat mirip dan kedengaran mirip.

(7)

 Kekuatan berbeda nama obat sama

AMLODIPINE 5 mg AMLODIPINE 10 mg

CAPTOPRIL 12,5 mg CAPTOPRIL 25 mg CLINDAMYSIN 150 mg CLINDAMYCIN 300 mg GRISEOFULVIN 125 mg GRISEOFULVIN 500 mg ASAM ASCORBAT 50 mg ASAM ASCORBAT 250 mg

 Kemasan mirip (Look Alike)

AMBROXOL SYR ANTASIDA SYR

NACL 0,9% RINGER LACTAT

COTRIMOKSAZOL SYR PARASETAMOL SYR

GENTAMISIN SALEP KULIT GENTAMISIN SALEP MATA

ANTALGIN TAB PARASETAMOL TAB

KOTRIMOKSAZOL 480 MG KOTRIMOKSAZOL 960 MG

OMEPRAZOL TAB METFORMIN TAB

METHYLERGOMETRIN TAB SALBUTAMOL 2 MG TAB

VITAMAIN B6 VITAMIN B1

 Nama Obat mirip ucapan (Sound Alike)

SIMVASTATIN NISTATIN

METFORMIN METRONIDAZOL

AMLODIPIN NIFEDIPIN

LIDOCAIN INJEKSI LIDOCAIN+EPINEFRIN INJEKSI METHYLERGOMETRIN METHYLPREDNISOLON

 Cara penyimpanan obat NORUM (Nama Obat Rupa Ucapan Mirip)/

LASA (Look Alike Sound Alike):

a. Meletakan obat LASA terpisah dari pasangan LASA nya apabila memungkinkan menghindari peletakan produk pada tempat yang berdekatan.

b. Biasakan mengeja nama obat dengan kategori LASA saat menerima atau memberi instruksi

c. Tempat penyimpanan obat LASA diberi stiker warna kuning bertuliskan ”LASA” ,pada kemasa harus berada disisi sebelah luar sehingga mudah terlihat.

 Untuk HIGH ALERT dan LASA petugas melakukan DOUBLE CHECK:

1. Saat farmasi mengambil obat

2. Saat Perawat/Bidan menerima obat

3. Saat Farmasi, Perawat, Bidan akan menyerahkan obat

8. Pelaksanaan ketepatan lokasi pembedahan, prosedur dan pasien yang benar meliputi:

LAS

(8)

a. Penetapan tindakan operatif, tindakan invasif, dan prosedurnya yang meliputi semua tindakan yang meliputi:

1) sayatan/insisi atau tusukan, 2) pengambilan jaringan, 3) pencabutan gigi,

4) pemasangan implan, dan

5) tindakan atau prosedur invasif yang lain yang menjadi kewenangan Puskesmas sebagai fasilitas pelayanan kesehatan tingkat pertama.

b. Penandaan sisi yangakan dilakukan tindakan/prosedur; petugas menggunakan tanda yang mudah dikenali untuk identifikasi lokasi operasi dan mengikutsertakan pasien dalam proses penandaan.

c. Proses verifikasi sebelum dilakukan tindakan; petunggas menggunakan ceklis atau proses laian untuk melakukan verifikasin lokasi yang tepat dan pasien yang tepat sebelum operasi.

d. Petugas memastikan seluruh peralatan yang dibutuhkan tersedia benar dan berfungsi.

e. seluruh tim operasi membuat dan mendokumentasikan prosedur time out sesaat sebelum prosedur operasi dimulai.

9. Pelaksanaan pengurangan risiko infeksi meliputi:

a) Penerapan kebersihan tangan yang terbukti menurunkan risiko infeksi yang terjadi pada fasilitas kesehatan.

b) Penyusunan dan sosialisasi Prosedur kebersihan tangan.

c) Informasi mengenai prosedur tersebut ditempel di tempat yang mudah dibaca.

d) Edukasi tentang kebersihan tangan kepada tenaga medis, tenaga kesehatan, dan karyawan Puskesmas.

e) Sosialisasi kebersihan tangan kepada pasien dan keluarga pasien.

10. Pelaksanan pengurangan risiko pasien jatuh meliputi:

1) Penapisan dilakukan untuk meminimalkan terjadinya risiko jatuh pada pasien rawat jalan dan pengkajian pasien risiko jatuh pada pasien IGD dan PONED di Puskesmas.

2) Penapisan risiko jatuh dilakukan pada pasien di rawat jalan dengan mempertimbangkan

a) kondisi pasien: contohnya pasien geriatri, dizziness, vertigo, gangguan keseimbangan, gangguan penglihatan, penggunaan obat, sedasi, status kesadaran dan/atau kejiwaan, dan konsumsi alkohol;

b) diagnosis: contohnya pasien dengan diagnosis penyakit Parkinson;

(9)

c) situasi: contohnya pasien yang mendapatkan sedasi atau pasien dengan riwayat tirah baring lama yang akan dipindahkan untuk pemeriksaan penunjang dari ambulans dan perubahan posisi akan meningkatkan risiko jatuh;

d) lokasi: contohnya hasil identifikasi area di Puskesmas yang berisiko terjadi pasien jatuh, antara lain, lokasi yang dengan kendala penerangan atau mempunyai penghalang (barrier) yang lain, seperti tempat pelayanan fisioterapi dan tangga.

3) Kriteria pasien untuk dilakukan penapisan kemungkinan terjadinya risiko jatuh baik untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan :

a) Pasien lansia

b) Pasien dengan gangguan keseimbangan, gangguan penglihatan, penggunaan obat, sedasi, status kesadaran dan/atau kejiwaan, dan konsumsi alkohol;

c) Pasien baru bersalin

d) Pasien cedera pada alat gerak bawah

4) Pelaksanaan upaya untuk mencegah atau meminimalkan kejadian jatuh di puskesmas.

5) Alat bantu untuk melakukan pengkajian pada pasien rawat jalan dilakukan dengan menggunakan get up and go test

6) Semua pasien neonatus dikategorikan berisiko jatuh.

7) Hasil pengukuran dimonitor dan ditindaklanjuti sesuai derajat risiko jatuh.

8) Pakaikan kalung berwarna kuning pada pasien rawat jalan dengan kategori risiko tinggi.

9) Lakukan intervensi sesuai hasil penilaian sesuai dengan pedoman yang telah ditentukan (risiko ringan, sedang dan tinggi).

10) Kalung tanda risiko jatuh dilepas jika skor pada pasien risiko jatuh adalah ringan dan sedang.

Mengetahui

Kepala Puskesmas Cikembar

Abu Asmaun, SKM

Nip. 196402291989031002

Referensi

Dokumen terkait

bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan dan keselamatan pasien di PUSKESMAS ABCD perlu disusun kebijakan mutu dan keselamatan pasien;.. Mengingat :

b. bahwa upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik sebagaimana dimaksud huruf a maka perlu ditetapkan Standar Pelayanan Publik UPTD Puskesmas Oro-Oro Ombo

Para staf UPTD Puskesmas Gandrungmangu I harus mengkonfirmasi identitas pasien dengan benar dengan menanyakan nama pasien dan tanggal lahir, kemudian membandingkan dengan yang tercatat

Bahwa pelaksanaan survey budaya keselamatan pasien merupakan upaya observasi terhadap pelaporan insiden keselamatan pasien, budaya keselamatan pasien, dan sosialisasi terhadap kode etik

Bahwa peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien puskesmas merupakan gerakan universal maka diperlukan upaya-upaya khusus peningkatan keselamatan pasien yang berdasarkan masalah

PENYUSUNAN NASKAH DINAS Untuk ketentuan tata naskah BLUD UPTD Puskesmas memberlakukan terhadap semua dokumen yang akan disusun dalam akreditasi dengan mengacu pada Peraturan bupati

Pengetahuan tenaga kesehatan dalam Sasaran Keselamatan Pasien terdiri dari identifikasi pasien yang akurat, peningkatan komunikasi yang efektif, peningkatan keamanan obat yang perlu

MEMUTUSKAN Menetapka n : KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS LELOGAMA TENTANG KEBIJAKAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN Kesatu : Kebijakan mutu Puskesmas Puskesmas Lelogama sebagaimana tercantum