Anggota Kelompok :
1. Algan Torik Fauzan (16121058) 2. Muhammad Daffa Islam (16121068) 3. Muhammad Hilmuddin (16121069)
Skala Pengukuran Dalam Konsep Dasar Kriteria
Skala pengukuran dalam konsep dasar kriteria mengacu pada penggunaan skala untuk menilai atau mengevaluasi sejauh mana suatu objek atau elemen memenuhi kriteria atau standar tertentu. Dalam konteks ini, skala pengukuran digunakan untuk memberikan nilai atau penilaian terhadap elemen- elemen yang dinilai, dan ini dapat membantu dalam pengambilan keputusan atau perbandingan.
Pemilihan skala pengukuran yang sesuai dan kriteria yang jelas dan relevan adalah penting dalam konsep dasar kriteria ini, karena akan memastikan bahwa penilaian yang Anda lakukan dapat memberikan pandangan yang akurat dan berguna dalam konteks tertentu.
Dalam penelitian sosial, terdapat empat jenis skala pengukuran yang sering digunakan, yaitu:
1. Skala Nominal: Skala ini termasuk dalam pengukuran kualitatif dan merupakan yang paling sederhana diantara ketiga jenis lainnya. Dalam skala nominal, kita tidak melakukan perhitungan berdasarkan angka karena ini sama sekali tidak memiliki signifikansi kuantitatif
2. Skala Ordinal: Skala ini juga termasuk ke dalam skala pengukuran kualitatif. Dalam skala ordinal, variabel diurutkan berdasarkan tingkatannya, tetapi tidak ada jarak antara nilai- nilai tersebut
3. Skala Interval: Skala interval memiliki jarak antara nilai-nilai yang sama, tetapi tidak memiliki titik nol yang mutlak. Contohnya adalah suhu dalam Celsius atau Fahrenheit 4. Skala Rasio: Skala rasio memiliki jarak antara nilai-nilai yang sama dan memiliki titik nol
yang mutlak. Contohnya adalah berat badan atau tinggi badan
Skala pengukuran adalah cara untuk mengukur atau menilai suatu fenomena atau variabel. Ada beberapa jenis skala pengukuran yang umum digunakan, termasuk:
Skala Nominal: Ini adalah skala yang digunakan untuk mengkategorikan atau mengelompokkan data tanpa adanya urutan atau tingkatan. Contohnya adalah kategori jenis kelamin (Laki-laki, Perempuan).
Skala Ordinal: Skala ini menggambarkan urutan atau peringkat antara nilai-nilai yang diukur, tetapi tidak memiliki jarak yang tetap antara nilai-nilai. Contohnya adalah peringkat dalam kompetisi (1st, 2nd, 3rd).
Skala Interval: Skala ini memiliki tingkatan atau peringkat yang berurutan, dan jarak antara nilai- nilai adalah konstan, tetapi tidak memiliki titik nol yang mutlak. Contoh skala interval adalah suhu dalam Celsius.
Skala Rasio: Skala ini mirip dengan skala interval, tetapi memiliki titik nol yang mutlak, yang berarti bahwa nilai nol pada skala ini benar-benar menunjukkan ketiadaan dari atribut yang diukur.
Contoh skala rasio adalah tinggi, berat badan, atau usia.
Pemilihan skala pengukuran yang tepat penting dalam analisis data dan penelitian, karena skala yang digunakan akan mempengaruhi jenis statistik yang dapat diterapkan pada data tersebut.
Sebagai contoh, jika ingin menilai produk-produk dalam kriteria kualitas, dapat menggunakan skala pengukuran seperti skala likert dengan rentang dari sangat buruk hingga sangat baik.
Kemudian, dapat memberikan nilai berdasarkan kriteria yang di tetapkan, seperti ketahanan produk, tampilan, atau harga. Hasil penilaian ini dapat membantu Anda membandingkan produk- produk dan membuat keputusan pembelian.
Pemilihan skala pengukuran yang sesuai dan kriteria yang jelas dan relevan sangatlah penting dalam konsep dasar kriteria ini, karena akan memastikan bahwa penilaian yang di lakukan dapat memberikan pandangan yang akurat dan berguna dalam konteks tertentu.
Contoh Kasus
Sebuah perusahaan otomotif mempertimbangkan untuk memperluas pemasaran mobil listrik mereka ke kota-kota besar di sebuah negara dan ingin menentukan kota mana yang harus menjadi prioritas.
Skala Pengukuran Nominal: Kota yang sedang dipertimbangkan 1. Jakarta
2. Surabaya 3. Bandung 4. Medan
Kriteria AHP untuk Keputusan:
Populasi (seberapa besar kota itu) Kemakmuran (pendapatan rata-rata penduduk) Infrastruktur pengisian daya (jumlah stasiun pengisian untuk mobil listrik)
Langkah-langkah Menggunakan Skala Pengukuran Nominal dan AHP:
Identifikasi Alternatif dengan Skala Nominal:
Empat kota (Jakarta, Surabaya, Bandung, Medan) telah diidentifikasi sebagai alternatif.
Lakukan Perbandingan Berpasangan Menggunakan AHP untuk Setiap Kriteria:
Membandingkan setiap kota satu sama lain berdasarkan setiap kriteria. Misalnya, saat mempertimbangkan "Populasi", Anda mungkin menilai bahwa Jakarta memiliki populasi yang 3 kali lebih besar daripada Bandung.
Kalkulasi Bobot untuk Setiap Kriteria:
Dengan memanfaatkan perbandingan berpasangan dari langkah sebelumnya, Anda bisa mendapatkan bobot relatif untuk setiap kriteria.
Evaluasi Setiap Kota Berdasarkan Kriteria:
Dengan menggunakan bobot yang didapatkan, hitunglah nilai keseluruhan untuk setiap kota berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan.
Pengambilan Keputusan:
Kota dengan skor tertinggi berdasarkan evaluasi AHP akan menjadi prioritas utama untuk perluasan pemasaran mobil listrik.
Dengan pendekatan ini, Anda mengkombinasikan keunggulan dari skala pengukuran nominal (mengidentifikasi alternatif) dengan kekuatan AHP (menentukan prioritas berdasarkan perbandingan berpasangan dan kriteria tertentu).