• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI - Admin Digital Library

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "SKRIPSI - Admin Digital Library"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Soal-soal keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills merupakan soal-soal yang memerlukan. Deskripsi permasalahan siswa berkemampuan tinggi dalam menyelesaikan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Materi Tiga Dimensi pada IPA Kelas 12 SMA Buq'atun Mubarakah Makassar. Mendeskripsikan Kesulitan Siswa Rendah Kemampuan Menyelesaikan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Pada Materi Tiga Dimensi IPA Kelas 12 SMA Buq'atun Mubarakah Makassar.

Deskripsi permasalahan siswa berkemampuan tinggi dalam menyelesaikan soal materi tiga dimensi IPA kelas 12 SMA Buq'atun Mubarakah Makassar. Mendeskripsikan Kesulitan Siswa Berkemampuan Rendah dalam Menyelesaikan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Materi Tiga Dimensi pada IPA Kelas XII di SMA Buq'atun Mubarakah Makassar.

Tujuan penelitian

Manfaat penelitian

Ketahui & berkontribusi pada semua yang diketahui mengenai keterampilan berpikir tingkat tinggi bagi penulis. Siswa dapat mengetahui perbedaan antara soal berpikir tingkat tinggi dengan yang bukan soal berpikir tingkat tinggi.

TINJAUAN PUSTAKA

  • Pengertian High Order Thinking Skill
  • Karakteristik Soal High Order Thinking Skill
  • Contoh Soal High Order Thinking Skill Materi Dimensi
  • Kerangka Pikir

Apabila suatu permasalahan mengandung unsur-unsur yang terlalu kompleks maka diperlukan keterampilan berpikir tingkat tinggi, tentunya setiap permasalahan mempunyai pemecahan yang beragam, sehingga keterampilan berpikir tingkat tinggi merupakan kemampuan untuk mengelola. Pada gambar di atas tingkat kognisi taksonomi Bloom sebelum dan sesudah revisi, warna biru merupakan tingkat kemampuan berpikir tingkat tinggi dan warna abu-abu merupakan tingkat SANGAT. Pada tahun 2018, pemerintah memasukkan soal-soal keterampilan berpikir tingkat tinggi dalam UNBK untuk SMP dan SMA sederajat.

Karena soal berpikir tingkat tinggi baru diperkenalkan pada tahun 2018, siswa sering kali kesulitan menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Kesulitan dalam menjawab soal-soal keterampilan berpikir tinggi disebabkan oleh beberapa faktor, misalnya masalah dengan fakta, masalah dengan konsep, masalah dari segi prinsip dan kemampuan (skill), diperlukan solusi dan terobosan baru yang dapat membantu siswa mengatasi kesulitan dalam bekerja. pada pertanyaan keterampilan berpikir tingkat tinggi tentang keteraturan.

Gambar 2.1 1956 vs 2001 high order thinking skill
Gambar 2.1 1956 vs 2001 high order thinking skill

METODE PENELITIAN

  • Subjek Penelitian
  • Lokasi dan Waktu Penelitian
  • Fokus Penelitian
  • Instrumen Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data
  • Keabsahan Data

Pernyataan yang diambil setelah sulit mengerjakan soal-soal keterampilan berpikir tingkat tinggi setelah melakukan hasil pembahasan atau analisis data. Setelah meninjau hasil respon Shiva pada penyajian data, kita akan membahas kesulitan yang dimiliki siswa berkemampuan tinggi dalam mengerjakan soal-soal Berpikir Tingkat Tinggi mengenai kesulitan mengingat fakta, memahami konsep, prinsip, dan kemampuan keterampilan memahami. Mendeskripsikan Kesulitan Siswa Berkemampuan Sedang dalam Menyelesaikan Soal Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi Materi Tiga Dimensi pada IPA Kelas 12 SMA Buq'atun Mubarakah Makassar.

Setelah mencermati hasil respon Shiva pada penyajian data, maka akan dibahas mengenai kesulitan yang dialami siswa berkemampuan rendah dalam mengerjakan soal-soal keterampilan berpikir tingkat tinggi yang berkaitan dengan kesulitan mengingat fakta, memahami konsep, memahami prinsip, dan kemampuan keterampilan. Metode wawancara tidak terstruktur ini digunakan untuk memperoleh data hambatan dan kesulitan dalam mengerjakan soal-soal keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Tabel 3.1 Kisi-kisi tes kemampuan awal
Tabel 3.1 Kisi-kisi tes kemampuan awal

HASIL DAN PEMBAHASAN

Paparan Data

Berdasarkan hasil tes kemampuan berpikir tingkat tinggi subjek KAS di atas, subjek mampu menjawab dengan benar langkah-langkah soal nomor 3. Hasil akhir masih kurang tepat, hampir tepat. Dari hasil menggambar balok, kubus, dan limas pada Gambar 4.2 terlihat subjek mampu menggambar dan tidak mengalami kesulitan dalam memahami objek matematika. Berdasarkan Gambar 4.2 dan cuplikan wawancara, subjek KAS mampu menggambar bangun ruang dan menjelaskan perbedaan kubus dan balok, subjek telah mengilustrasikan permasalahan dalam gambar dengan baik, hal ini menunjukkan bahwa subjek memahami konsep.

Dari pekerjaan dengan subjek nomor 1 pada Gambar 4.4 terlihat bahwa subjek mampu menyelesaikan tugas nomor 1 dengan langkah yang benar, namun langsung menemukan jarak EG, peneliti menanyakan beberapa pertanyaan mengenai jarak titik A ke C sebagai berikut. Hasil wawancara di atas membuktikan bahwa subjek mampu menyelesaikan akar permasalahan dan operasi pembagian yang ditanyakan saat diwawancara. Dari hasil tes kemampuan berpikir tingkat tinggi dan kutipan wawancara 7 sampai 11 menunjukkan bahwa subjek mampu memahami fakta. Dari Gambar 4.6 terlihat subjek AWD mampu menggambar kubus dan balok, soal nomor satu dan dua, untuk lebih memperkuat hasil analisis tes.

Berdasarkan Gambar 4.7 subjek mengetahui cara penggunaan Teorema Pythagoras dengan benar dan tepat.Wawancara dilakukan untuk memperkuat penelitian, pada paragraf kelima (AWD1-005) subjek mampu menjelaskan cara mencari sisi miring menggunakan Teorema Pythagoras. Berdasarkan hasil jawaban subjek AWD, subjek nomor 1 dan 2 mampu menyelesaikan soal dengan langkah yang benar dan tepat pada tempatnya. Berdasarkan hasil ekstrak wawancara diatas terlihat subjek ABS mampu mengakar dan mengingat beberapa hasil akar yaitu tidak ada akar permasalahan, pada ekstrak wawancara ABS1-004 subjek menjawab salah, Artinya, ada masalah pada pembagiannya, termasuk kesulitan mengingat fakta.

Berdasarkan penggalan wawancara di atas terlihat bahwa subjek mampu menjelaskan kubus dengan bahasa subjek sendiri (ABS1-008), subjek mampu membedakan kubus dan balok (ABS1-009), sedangkan ketika ditanya tentang bentuk lain, subjek tidak dapat menjelaskan apa itu bentuk. Limas, hal ini menunjukkan bahwa subjek kesulitan memahami konsep lain. Berdasarkan kutipan wawancara di atas, subjek kurang memahami rumus Pythagoras, hal ini menunjukkan bahwa subjek kurang mengetahui cara memahami prinsip tersebut. Dari kesulitan-kesulitan yang telah dibahas sebelumnya pada mata pelajaran ABS, mulai dari masalah mengingat fakta, memahami konsep dan memahami prinsip, serta hasil tes kemampuan berpikir tingkat tinggi subjek tidak menyelesaikan satu soal pun, hal ini menunjukkan bahwa subjek juga berjuang dengan keterampilan.

Gambar 4.2 Hasil gambaran subjek KAS
Gambar 4.2 Hasil gambaran subjek KAS

Pembahasan

Pemaparan hasil jawaban siswa dan hasil responden KAS menunjukkan bahwa hasil jawaban soal satu dan dua terjawab dengan langkah yang benar dan tidak menemui kendala. Berdasarkan pemaparan hasil jawaban siswa dan hasil responden KAS, subjek mampu memahami konsep kubus, balok, dan limas yang ditunjukkan dari hasil tes. Subyek tes dapat mendeskripsikan kubus dan balok. dan limas secara akurat dan benar, sesuai dengan tingkat kesulitan konsep dalam penelitian ini ditinjau dari tinjauan pustaka, konsep yaitu mampu mendeskripsikan atau mengetahui objek matematika, dalam wawancara subjek tinggi mampu membedakan kubus dan balok, sehingga dari analisis peneliti menunjukkan bahwa subjek KAS tidak mengalami permasalahan konseptual pada objek matematika kubus, balok, dan limas. Berdasarkan hasil tes dan hasil wawancara dapat diketahui bahwa subjek KAS mengetahui dan menerapkan teorema Pythagoras dengan benar. Saat wawancara, subjek mampu menjelaskan teorema Pythagoras dan syarat penggunaan Pythagoras, tripel Pythagoras, dan sisi miring. Dalam penelitian ini termasuk pemahaman prinsip ditinjau dari tinjauan literatur.

Setelah dilakukan pengecekan hasil jawaban Shiva pada penyajian data, selanjutnya akan dibahas mengenai kesulitan yang dialami siswa berketerampilan mengerjakan soal-soal keterampilan berpikir tinggi yang berkaitan dengan permasalahan dalam mengingat fakta, memahami konsep, memahami prinsip dan keterampilan. Pemaparan hasil jawaban siswa dan hasil responden topik AWD menunjukkan bahwa hasil jawaban soal satu dan dua terjawab dengan langkah yang benar dan tidak menemui kendala. Berdasarkan pemaparan hasil jawaban siswa dan hasil responden subjek AWD subjek mampu memahami konsep kubus dan balok, berdasarkan hasil tes subjek mampu mendeskripsikan kubus dan balok Saat wawancara, pengidap AWD mengilustrasikan berapa jarak yang dicarinya pada soal nomor 1 dan 2, namun pada soal nomor 3 orang tersebut tidak menggambar piramida. Dari hasil wawancara, pengidap AWD mengaku tidak mengetahui piramida tersebut. Menurut peneliti, hasil analisis di atas menunjukkan bahwa pengidap AWD mengalami kesulitan dalam memahami konsep piramida. Berdasarkan tinjauan pustaka pada Bab 2, menurut Widodo, kesulitan memahami konsep objek matematika yang tidak diketahui.

Dari pemaparan data dan hasil penelitian mengenai pemahaman prinsip terlihat pada angka 1 dan 2 subjek mampu menggunakan/menerapkan rumus pythagoras dengan baik dan benar, pada saat wawancara subjek mampu menjelaskan Rumus Pythagoras. teorema cara mencari sisi miring, hal ini menunjukkan bahwa subjek memahami prinsip, Analisis peneliti menunjukkan bahwa subjek AWD memahami prinsip. Berdasarkan hasil tes dan wawancara pada topik AWD tentang kesulitan keterampilan, terlihat bahwa subjek mempunyai kemampuan dalam menyelesaikan soal nomor 1 dan 2. Berdasarkan hasil tes subjek ABS, subjek dapat menggambar kubus, pada saat wawancara orang ABS dapat menjelaskan, apa itu kubus dalam bahasanya sendiri, dan dapat membedakan kubus dan balok, menurut Bagi peneliti, mata pelajaran ABS memahami konsep kubus dan balok, sesuai dengan tinjauan pustaka pada bab 2, untuk memahami konsep perlu memahami objek matematika. Bagi peneliti untuk memahami objek matematika, tidak diperlukan tingkat pemahaman yang tinggi. pengertiannya, anda hanya perlu mewaspadai lingkungan sekitar, seperti bentuk bangunan dan benda di sekitar kita.

Berdasarkan data yang disampaikan subjek ABS, mengenai pemahaman prinsip, subjek ABS mengalami kesulitan terkait prinsip teorema Pythagoras. Dalam wawancara, subjek mengatakan bahwa subjek tidak mengetahui apa itu Pythagoras. Menurut peneliti, hal itu terlihat. bahwa mata pelajaran ABS mengalami kesulitan dalam memahami prinsip teorema Pythagoras. Berdasarkan hasil tes dan hasil wawancara ditinjau dari tingkat kesulitan kemampuan keterampilan, menurut peneliti subjek ABS tidak memiliki kemampuan keterampilan, dalam menyelesaikan soal tidak dapat menganalisis maksud dari soal keterampilan berpikir tingkat tinggi yang diberikan, hasil tes dan wawancara yang dilakukan menunjukkan bahwa ABS – subjek mengalami kesulitan dalam kemampuan (keterampilan). Bagi sekolah, sekolah dapat mengadakan pertemuan khusus untuk membahas pembuatan soal-soal keterampilan berpikir tingkat tinggi yang digunakan di UTS.

PENUTUP

Saran

  • Kisi-kisi soal Kemampuan Awal
  • Soal Kemampuan Awal dan Alternatif Jawaban
  • Kisi-kisi Soal High Order Thinking Skill
  • Soal High Order Thinking Skill dan Alternatif Jawaban
  • Pedoman Wawancara
  • Lembaran Hasil Jawaban Siswa Tes Kemampuan Awal
  • Lembaran Hasil Jawaban Tes High Order Thinking Skill
  • Hasil wawancara
  • Surat-surat Penelitian
  • Dokumentasi
  • Surat Pendukung Lainnya
  • Surat keterangan bebas plagiat dan perbab

Bagi guru diperlukan inovasi-inovasi baru dalam pembelajaran, terutama untuk membantu kemampuan berpikir tingkat tinggi, didukung dengan materi dan trik yang lebih cepat menghasilkan jawaban yang benar, seperti siswa berkemampuan rendah yang mempunyai potensi, namun karena tidak didukung dengan wawasan piramida. konsep, mereka tidak menjawab nomor 3, dan siswa kurang mampu memerlukan penjelasan lebih mendalam tentang fakta dan prinsip soal, sehingga memerlukan waktu lebih lama. Matematika, (online). (http://aisadidah.blogspot.com/2014/10/fak-kon-princi-dan-procedur-dalam.html, diakses 9 November 2021). Analisis masalah siswa dalam menyelesaikan masalah matematika pada kubus dan kubus untuk siswa kelas VIII. kelas di Institut Sekolah Menengah Indonesia.

Analisis Pembelajaran Higher Order Thinking pada Mata Pelajaran Ekonomi di SMAN 8 Yogyakarta Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Jika seekor kucing bernama Tom terletak di salah satu simpul di bagian atas ruangan, dan seekor tikus bernama Jerry terletak di salah satu simpul di bagian bawah ruangan, maka jarak terjauh antara Tom dan Jerry adalah. Sebuah ruangan berbentuk kubus mempunyai 6 buah rusuk.Jika pot bunga terletak di salah satu sudut ruangan, hitunglah jarak antara pot bunga tersebut dengan sudut terjauh ruangan tersebut.

Yang perlu dipahami ketika mengerjakan soal matematika, kesulitan siswa dalam mengerjakan soal matematika apabila siswa tidak mengetahui konvensi matematika, simbol matematika (fakta), objek matematika (konsep), rumus matematika (prinsip), kemampuan menyelesaikan matematika masalah yang harus dipecahkan (keterampilan). Soal keterampilan dikatakan tidak memiliki keterampilan menyelesaikan soal matematika secara akurat dan benar. AWD1-002: Sementara itu, saya menahan Jerry di titik C karena pertanyaannya menyuruh kami untuk menempatkannya di bawah ruangan terjauh antara Tom dan Jerry. P1-003 : Oke, jadi yang terjauh dari E itu C, maklum yang nomor 1.

Gambar

Gambar 2.1 1956 vs 2001 high order thinking skill
Tabel 3.1 Kisi-kisi tes kemampuan awal
Tabel 3.2 Kategori Tingkatan Sesuai Skor  NO  Tingkatan  Batas Skor
Tabel 4.1 Hasil Jawaban Siswa Tes Kemampuan Awal
+7

Referensi

Dokumen terkait

"Pengaruh Metode Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Guided Inquiry untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi High Order Thinking Skill Siswa Kelas X SMA Negeri