• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Prasyarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Srata I (S1) Jurusan Teknik Sipil

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Prasyarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Srata I (S1) Jurusan Teknik Sipil"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI OPTIMASI DISTRIBUSI AIR IRIGASI DAN OPERASI PINTU PADA DAERAH IRIGASI GONDANG SALURAN

SEKUNDER GERMAN KABUPATEN LAMONGAN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Prasyarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Srata I (S1) Jurusan Teknik Sipil

Disusun Oleh:

Kintan Axnestian Pratiwi 217.010.511.00

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

2022

(2)

STUDI OPTIMASI DISTRIBUSI AIR IRIGASI DAN OPERASI PINTU PADA DAERAH IRIGASI GONDANG SALURAN

SEKUNDER GERMAN KABUPATEN LAMONGAN

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Prasyarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Srata I (S1) Jurusan Teknik Sipil

Disusun Oleh:

Kintan Axnestian Pratiwi 217.010.511.00

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ISLAM MALANG

2022

(3)

viii RINGKASAN

Kintan Axnestian Pratiwi, 217.0105.1.100. Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam Malang, Studi Optimasi Distribusi Air Irigasi dan Operasi Pintu Pada Daerah Irigasi Gondang Saluran Sekunder German Kabupaten Lamongan, Dosen Pembimbing: Ir. Bambang Suprapto, M.T. Dan Dr. Azizah Rokhmawati, S.T. M.T.

Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia yang semakin pesat menimbulkan berbagai permasalahan yang harus dihadapi dimana pembangunan dalam bidang pertanian yang menjadi salah satu prioritas utama adalah pembangunan ketahanan pangan. Dengan adanya permasalahan tersebut maka pemanfaatan sumber daya air untuk kebutuhan irigasi perlu sistem distribusi air yang baik agar ketersediaan air dapat merata. Distribusi air yang baik yaitu terciptanya pengolaan sistem irigasi berdasarkan ketersediaan air sesuai pola tata tanam dengan memperhitungkan pengaturan tinggi bukaan pintu agar pemberiaan air dapat tercukupi. Daerah Irigasi German dengan luas 740 ha merupakan salah satu saluran sekunder dari Daerah Irigasi Gondang, irigasi ini menerima air dari Waduk German yang mana merupakan bangunan suplesi dari Waduk Gondang. Optimasi penggunaan air irigasi dimaksudkan sebagai pengaturan debit air untuk memperoleh luas dan keuntungan hasil produksi pertanian yang maksimal, serta mengatasi neraca air yang tidak seimbang.

Data yang diperlukan pada studi ini adalah Data Curah Hujan 10 tahun terakhir pada 3 stasiun curah hujan yang meliputi Stasiun Gondang, Stasiun Kembangbahu dan Stasiun Sukodadi. Teknik optimasi yang digunakan dalam studi ini menggunakan metode solver yang telah dirumuskan menjadi model matematik dengan mempertimbangkan fungsi tujuan dan fungsi kendala. Besarnya tinggi bukaan pintu maksimum terjadi pada musim tanam III pada saluran Gmt.1.ki setinggi 0,394 m. Keuntungan yang diperoleh dengan menggunakan metode solver pada Microsoft Excel untuk musim tanam I adalah Rp 46.117.868.500,- untuk musim tanam II adalah Rp 40.703.680.000,- untuk musim tanam III adalah Rp 33.599.279.000,-

Kata Kunci: Irigasi, Keuntungan, Optimasi, Operasi Pintu Air, Solver

(4)

ix SUMMARY

Kintan Axnestian Pratiwi, 217.0105.1.100. Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Islam Malang, Studi Optimasi Distribusi Air Irigasi dan Operasi Pintu Pada Daerah Irigasi Gondang Saluran Sekunder German Kabupaten Lamongan, Dosen Pembimbing: Ir. Bambang Suprapto, M.T. Dan Dr. Azizah Rokhmawati, S.T. M.T.

The increasing number of population in Indonesia which is increasingly rapidly causing various problems that must be faced where development in the agricultural sector which is one of the main priorities is the development of food security. With these problems, the use of water resources for irrigation needs a good water distribution system so that the availability of water can be evenly distributed. Good water distribution is the creation of an irrigation system management based on the availability of water according to the cropping pattern by taking into account the height setting of the door opening so that the provision of water can be fulfilled. The German Irrigation Area with an area of 740 ha is one of the secondary channels of the Gondang Irrigation Area, this irrigation receives water from the German Reservoir which is a supplementary building from the Gondang Reservoir. Optimization of the use of irrigation water is intended as a regulation of water discharge to obtain maximum area and profit from agricultural production, as well as to overcome an unbalanced water balance.

The data needed in this study is rainfall data for the last 10 years at 3 rainfall stations which include Gondang Station, Kembangbahu Station and Sukodadi Station. The optimization technique used in this study uses the solver method which has been formulated into a mathematical model by considering the objective function and the constraint function. The maximum height of the door opening occurred in the third planting season in the Gmt.1.ki channel as high as 0,394 m. The profit obtained by using the solver method in Microsoft Excel for the first planting season is Rp. 46,117,868,500,- for the second planting season, it is 40,703,680,000,- for the third planting season, it is Rp. 33,599,279,000,-

Keywords : Irrigation, Optimization, Profit, Solver, Sluice Operation

(5)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peningkatan jumlah penduduk di Indonesia yang semakin pesat menimbulkan berbagai permasalahan yang harus dihadapi dimana pembangunan dalam bidang pertanian yang menjadi salah satu prioritas utama adalah pembangunan ketahanan pangan. Sesuai target pemerintah dalam agenda pembangunan nasional untuk menjadikan Indonesia sebagai Negara swasembada pangan dalam menjaga ketahanan pangan secara mandiri. Hal ini sesuai dengan peraturan UU No.18 Tahun 2012 tentang pangan yaitu kemandirian pangan adalah kemampuan Negara dan bangsa dalam memproduksi pangan yang beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat menjamin kebutuhan pangan yang cukup.

(Firdaus,2017).

Ketersediaan lahan pemukiman yang semakin berkurang yang diakibatkan pertambahan penduduk yang semakin meningkat menyebabkan berkurang pula lahan areal pertanian yang produktif. Dilain pihak kebutuhan akan pangan harus tetap terjaga mengharuskan para petani untuk dapat mengoptimalkan hasil pertanian sesuai ketersediaan air yang ada dari luas lahan yang tersedia. Namun ketersediaan sumberdaya air yang kurang masih menjadi masalah untuk keperluan pertanian. Walaupun pada saat musim hujan air tersedia dalam jumlah yang melimpah, namun bukan hal yang mustahil ketika musim kemarau datang ketersediaan air akan menurun. (Nopebrian, 2017).

Salah satu faktor permasalahan ketersediaan air untuk mengairi lahan persawahan adalah luas lahan tanam serta pola tata tanam rencana yang diterapkan

(6)

2

membutuhkan debit air irigasi yang cukup tinggi pada musim kemarau, sedangkan kebutuhan air irigasi justru berada diatas ketersediaan air irigasi sehingga hal ini berdampak terhadap kurang maksimalnya pemberian air irigasi dan pada konklusinya berpengaruh kepada hasil produksi pertanian yang kurang maksimal pula.

Seringkali petani mendapatkan hasil produksi pertanian yang kurang maksimal juga disebabkan oleh penyimpangan dalam penerapan pelaksanaan tanam yang tidak sesuai dengan pola tata tanam yang direncanakan atau rencana tata tanam teknis yang diusulkan. Kasus seperti ini umumnya sering terjadi pada musim kemarau, dimana petani lebih suka menanam padi daripada tanaman polowija, sehingga tanaman padi yang ditanam melebihi dari luas yang direncanakan. Akibatnya air yang tersedia tidak dapat mencukupi kebutuhan air irigasi dan berakibat pemberian air pada lahan pertanian menjadi tidak merata.

(Prasetijo dan Widandi Soetopo,2014).

Optimasi merupakan suatu proses untuk mencapai hasil yang ideal atau nilai efektif yang dapat dicapai. Optimasi juga dapat diartikan sebagai sebuah usaha dalam mengoptimalkan sesuatu yang sudah ada, ataupun merancang dan membuat sesuatu menjadi optimal. Optimasi penggunaan air irigasi dimaksudkan sebagai pengaturan debit air di beberapa daerah sehingga pada waktu tertentu didapat manfaat yang sebesar-besarnya. Manfaat dalam hal ini yaitu berupa hasil produksi pertanian yang dihasilkan dengan adanya air irigasi tersebut. (Montarcih Lily, 2007:5).

(7)

3

Kabupaten Lamongan dikenal sebagai lumbung padi Jawa Timur merupakan salah satu daerah yang memiliki luas area pertanian yang sangat memadai, sebagian besar penduduk di wilayah Kabupaten Lamongan berprofesi sebagai petani (Suksesinasional,2021). Salah satu upaya pada sektor pertanian untuk meningkatkan hasil produksi pangan adalah dilakukannya usaha menyediakan air untuk keperluan irigasi. Hal ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI nomor 14/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Status Daerah Irigasi pada Pasal 1 ayat 3 yang isinya adalah

“Irigasi adalah usaha penyediaan, pengaturan, dan pembuangan air irigasi untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi permukaan. irigasi rawa, irigasi air bawah tanah, irigasi pompa, dan irigasi tambak”.

Daerah Irigasi Gondang dengan luas 10.588 ha menerima air dari Waduk Gondang dengan membendung Sungai Gondang yang merupakan salah satu anak sungai bagian hilir dari Sungai Bengawan Solo. Daerah Irigasi German dengan luas 740 ha merupakan salah satu saluran sekunder dari DI Gondang, irigasi ini menerima air dari Waduk German yang mana merupakan bangunan suplesi dari Waduk Gondang. Pada DI German memiliki masalah dimana debit air masih belum cukup untuk mengairi lahan sawah pada musim kering (kemarau). Meskipun debit air dari Waduk German menipis untuk mengairi Daerah Irigasi German, Kecamatan Sugio masih mengandalkan air dari waduk tersebut meskipun sering mengalami kekeringan air setiap tahun akibat terdampak bencana kekeringan hidrometerologis (Tribunnews,2020). Pada tahun 2018 Waduk German dari kapasitas maksimal 1.237.500 meter kubik tersisa 34 ribu meter kubik (Tempo,2018).

(8)

4

Penelitian ini dikonsentrasikan pada Daerah Irigasi German seluas 740 ha yang berada pada Kecamatan Sugio. Sehubungan dengan masalah yang disebutkan di atas, maka diperlukan upaya pemenuhan kebutuhan air untuk ketersediaan jumlah pangan yaitu dengan adanya pengelolaan optimasi distribusi air yang baik dengan terciptanya pengelolaan sistem irigasi yang menghitungkan pola ketersedian air berdasarkan pengaturaan tinggi bukaan pintu irigasi dan pola tata tanam yang sesuai. Keberhasilan perhitungan optimasi dalam penelitian ini menggunakan bantuan software yaitu metode solver pada Microsoft Excel.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka secara garis besar dapat diidentifikasi beberapa permasalahan sebagai berikut :

1. Studi dilakukan pada Daerah Irigasi German memiliki luas 740 ha yang terdapat di Kecamatan Sugio Kabupaten Lamongan.

2. Debit air dari Waduk German mengalami penurunan dari kapasitas maksimal 1.237.500 meter kubik tersisa 34 ribu meter kubik, menyebabkan kurangnya pembagian air secara merata pada Daerah Irigasi German.

3. Pola tata tanam pada daerah ini adalah Padi/Palawija/Tebu. Kondisi pola tata tanam ini memiliki tingkat kebutuhan air yang besar.

4. Kecamatan Sugio yang dilewati Daerah Irigasi German mengalami kekeringan air yang diakibatkan pengaruh hidrometerologis.

(9)

5

5. Studi ini hanya meliputi ketersediaan air untuk mengoptimalkan lahan pertanian tanaman pangan dan perhitungan pola tata tanam perencanaan dengan mengoperasikan pintu intake pada Daerah Irigasi German.

6. Analisa optimasi melalui program linier menggunakan metode Solver dari Microsoft Excel.

1.3 Batasan Masalah

Untuk memfokuskan pada studi ini dan mencegah agar tidak keluar dari pokok permasalahan, maka dibuat batasan masalah sebagai berikut :

1. Tidak membahas penyebab kehilangan air di saluran irigasi.

2. Tidak merencanakan kembali saluran irigasi yang sudah ada.

3. Tidak membahas desain konstruksi.

4. Tidak membahas pemeliharaan saluran irigasi.

5. Tidak membahas kerugian yang disebabkan serangan hama, penyakit pada tanaman, banjir maupun faktor alam lainnya.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, maka dapat dirumuskan rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi neraca air irigasi yang terjadi di Daerah Irigasi German?

2. Berapa jumlah kebutuhan air irigasi yang diperlukan untuk masing-masing jenis tanaman berdasarkan pola tata tanam eksisting di Daerah Irigasi German?

(10)

6

3. Bagaimana perubahan luas tanam dan keuntungan maksimal hasil usaha tani sebelum dan setelah dilakukan optimasi dalam periode musim tanam (satu tahun) menggunakan metode solver ?

4. Berapa besar tinggi bukaan pintu pada jaringan irigasi sesuai pola tata tanam?

1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui kondisi neraca air yang ada di Daerah Irigasi German.

2. Mengetahui besar kebutuhan air irigasi yang diperlukan untuk masing- masing jenis tanaman.

3. Mengetahui nilai luas tanam yang mampu diairi serta keuntungan maksimum hasil usaha pertanian yang dapat diperoleh melalui optimasi menggunakan metode solver.

4. Mengetahui besar tinggi bukaan pintu pada jaringan irigasi yang sesuai pola tata tanam.

Manfaat yang diharapkan bisa diperoleh dari studi ini adalah :

1. Mengetahui penerapan metode solver dengan keterkaitannya pada penentuan kebutuhan air irigasi di Daerah Irigasi German.

2. Menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan guna pengelolaan air irigasi serta penenentuan pola tata tanam yang baik berdasarkan kendala yang ada di Daerah Irigasi German.

(11)

7

1.6 Lingkup Pembahasan

Berdasarkan Rumusan Masalah diatas dalam penelitian ini, masalah tersebut dibatasi agar pembahasan dapat mengarah sesuai dengan tujuan. Adapun lingkup pembahasan adalah sebagai berikut:

1. Analisa Hidrologi

1.1 Uji konsistensi data hujan 1.2 Analisis curah hujan andalan 1.3 Analisa curah hujan efektif 2. Analisa Klimatologi

2.1 Perkolasi

2.2 Evapotranspirasi

3. Analisa Data Jenis Tanaman

3.1 Besarnya kebutuhan air tanaman 4. Perhitungan Kebutuhan Air di Sawah

4.1 Analisa Lapisan Air (WLR) 5. Analisa Debit Andalan

6. Perhitungan Kebutuhan Air Irigasi 6.1 Neraca Air

7. Perumusan Model Optimasi dengan Program Linier Menggunakan Metode Solver pada MS.Excell

8. Perhitungan operasi tinggi bukaan pintu air irigasi 9. Hasil Optimasi

(12)

139 BAB V KESIMPULAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil perhitungan dan analisa yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Kondisi neraca air di Daerah Irigasi German dengan debit 80 % (mewakili debit air rendah) pada pola tata tanam eksisting mengalami defisit sebesar 27,78% (10 kejadian defisit dari total 36 kejadian).

2. Besarnya kebutuhan air yang diperlukan untuk masing-masing jenis tanaman berdasarkan pola tata tanam eksisiting adalah sebagai berikut :

• Musim Tanam I : Padi 6912,00 m3/ha , Palawija 0,00 m3/ha , Tebu 415,584 m3/ha.

• Musim Tanam II : Padi 13203,648 m3/ha, Palawija 2189,376 m3/ha, Tebu 5021,568 m3/ha

• Musim Tanam III : Padi 17938,368 m3/ha, Palawija 7818,336 m3/ha, Tebu 9488,448 m3/ha.

3. Luas tanam dan keuntungan pola tata tanam eksisiting di Daerah Irigasi Gondang sebelum dioptimasi adalah sebagai berikut :

• Musim Tanam I : Padi 663 ha, Palawija 0 ha, Tebu 77 ha dengan total keuntungan Rp. 44.800.129.500,-.

• Musim Tanam II : Padi 511 ha, Palawija 166 ha, Tebu 63 ha dengan total keuntungan Rp. 37.959.845.500,-.

• Musim Tanam III : Padi 453 ha, Palawija 131 ha, Tebu 87 ha dengan total keuntungan Rp. 32.891.948.500,-.

(13)

140

Besarnya luas tata tanam dan keuntungan yang diperoleh pada pola tata tanam di Daerah Irigasi German setelah dioptimasi adalah sebagai berikut :

• Musim Tanam I : Padi 709 ha, Palawija 0 ha, Tebu 31 ha dengan total keuntungan Rp. 46.117.868.500,-.

• Musim Tanam II : Padi 520 ha, Palawija 0 ha, Tebu 220 ha dengan total keuntungan Rp. 40.703.680.000,-.

• Musim Tanam III : Padi 356 ha, Palawija 0 ha, Tebu 305 ha dengan total keuntungan Rp. 33.599.279.000,-.

Perubahan setelah dilakukannya optimasi menggunakan metode solver menunjukkan bahwa hasil produksi usaha tani mendapatkan total keuntungan yang lebih besar sebesar Rp. 120.420.827.500,- daripada keuntungan yang didapatkan sebelumnya dengan total sebesar Rp.

115.651.923.500,-.

4. Besarnya tinggi bukaan pintu untuk tiap-tiap musim tanam agar pembagian air dapat merata adalah sebagai berikut :

• Musim Tanam I : Saluran Gmt.1.ki 0,191 m, Saluran Cr.Gmb.1.ka 0,109 m, Saluran Gmb.1.ka 0,206 m, Saluran Gmb.2.ka 0,137 m, Saluran Gmb.3.ka 0,180 m, Saluran Gmb.3.ki 0,166 m, Saluran Gmb.4.ka 0,213 m, Saluran Gmb.4.ki 0,190 m, Saluran Gmt.2.ka 0,199 m, Saluran Gmt.3.ka 0,137 m, Saluran Gmt.4.ka 0,134 m, Saluran Gmt.4.ki 0,202m.

• Musim Tanam II : Saluran Gmt.1.ki 0,310 m, Saluran Cr.Gmb.1.ka 0,162 m, Saluran Gmb.1.ka 0,211 m, Saluran Gmb.2.ka 0,203 m, Saluran Gmb.3.ka 0,268 m, Saluran Gmb.3.ki 0,247 m, Saluran Gmb.4.ka 0,298

(14)

141

m, Saluran Gmb.4.ki 0,283 m, Saluran Gmt.2.ka 0,222 m, Saluran Gmt.3.ka 0,203 m, Saluran Gmt.4.ka 0,199 m, Saluran Gmt.4.ki 0,283m.

• Musim Tanam III : Saluran Gmt.1.ki 0,394 m, Saluran Cr.Gmb.1.ka 0,195 m, Saluran Gmb.1.ka 0,231 m, Saluran Gmb.2.ka 0,244 m, Saluran Gmb.3.ka 0,325 m, Saluran Gmb.3.ki 0,298 m, Saluran Gmb.4.ka 0,342 m, Saluran Gmb.4.ki 0,303 m, Saluran Gmt.2.ka 0,208 m, Saluran Gmt.3.ka 0,224 m, Saluran Gmt.4.ka 0,241 m, Saluran Gmt.4.ki 0,238m.

5.2 Saran

Dari hasil penelitian ini dapat disarankan bebarapa hal sebagai berikut : 1. Pola tata tanam dan luas tanam pada setiap musim tanam yang akan

diterapkan pada DI German sebaiknya dipertimbangkan serta disesuaikan dengan kondisi ketersediaan air irigasi.

2. Hasil optimasi dengan program linier sebaiknya dibandingkan dengan metode optimasi lainnya seperti TORA, LINGO 11, POM-QM for WINDOWS dan lain-lain yang sesuai dengan bidang optimasi irigasi sehingga dapat diketahui perbandingan hasil antara masing-masing metode.

(15)

142

DAFTAR PUSTAKA

Andrian, Ricky C., Noerhayati, E., Suprapto, B. (2021). “Pengoperasian Pintu Air irigasi Otomatis Berbasis IoT Pada Perencanaan pola Tata Tanam Di Kecamatan Tumpang-Malang,” J. Rekayasa Sipil, vol. 9, no. 1, pp. 64- 77,2021.Tumpang.

Anonim. (1986). Standar Perencanaan Irigasi (Kriteria Perencanaan 01).

Bandung: CV. Galang Persada.

Anonim. (1995). Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi. Direktorat Jendral Pengairan: Departemen Pekerjaan Umum.

Anonim. (1997). Pedoman Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi. Direktorat Jendral Pengairan: Departemen Pekerjaan Umum.

Anonim. (2000). Java Irrigation Improvement and Water Resources Management Project Irrigation Development and Turnover Component. Indonesia:

Departemen Pekerjaan Umum.

Anonim. (2010). Standar Perencanaan Irigasi (Kriteria Perencanaan 03).

Direktorat Jendral Sumber Daya Air: Departemen Pekerjaan Umum.

Arifianto, Yosi D. (2018). “Optimasi Air Irigasi Dengan Program Solver Untuk Peningkatan Produksi Pertanian Pada Daerah Irigasi Clangap, Kabupaten Bondowoso, Provinsi Jawa Timur,” J. Infrastruktur, vol. 4, no. 1, 1-19.

Arsyad, Sitanala. (1989). Konservasi Tanah dan Air. Bogor : Institut Pertanian Bogor.

Asdak, C. (2004). Hidrologi dan Pengolahan Daerah Alirah Sungai. Universitas Gajah Mada.

Bardan, M. (2014). Irigasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Ditjen Sumber Daya Air. (2013). Kriteria Perencanaan Irigasi 01. Jakarta : Ditjen Sumber Daya Air.

Ditjen Sumber Daya Air. (2013). Kriteria Perencanaan Irigasi 03. Jakarta : Ditjen Sumber Daya Air.

(16)

143

Firdaus, M. S., Noerhayati, E., Rahmawati, A. (2017). Studi Optimasi Distribusi Air Daerah Irigasi Sonosari Kabupaten Malang Dengan Program Linier.

Jurnal Rekayasa Sipil, 5(2), 114–123.

Hadisusanto, N. (2010). Aplikasi Hidrologi. Yogyakarta: Jogja Mediautama.

Irawan, R. O. (2016). Studi Ketelitiaan Bukaan Pintu Air dan Efisiensi Aliran pada Daerah Irigasi. Skripsi.

Limantara, L.M. (2007). Optimasi Distribusi Air Irigasi Dengan Program Dinamik (Studi Kasus Daerah Irigasi Molek). Malang : CV. Ansrori.

Limantara, L.M.(2008). Pengaruh Perubahan Cuaca terhadap Optimasi Irigasi dengan Program Linier (Studi Kasus Daerah Irigasi Pamotan). Malang: CV.

Citra Malang.

Limantara, L.M.(2010). Hidrologi Praktis, Lubuk Agung, Bandung.

Manshuri,Hanif. (2020). Krisis Air Bersih Akibat Kemarau di Lamongan Meluas Hingga 17 Desa di 8 Kecamatan.

https://surabaya.tribunnews.com/2020/10/04/krisis-air-bersih-akibat-

kemarau-di-lamongan-meluas-hingga-17-desa-di-8-kecamatan, diakses pada 10 Februari 2022 pukul 11.20.

Nemec, J. (1973). Engineering Hydrology. McGraw Hill Book Company. New Delhi.

Patirajawane, F. (2016). Studi Optimasi Distribusi Pemanfaatan Air di Daerah Irigasi Melik Kabupaten Jombang dengan Menggunakan Program Linear.

Malang: Fakultas Teknik Unversitas Brawijaya.

Prima, Erwin. (2018). Kemarau, Air di Waduk Lamongan Tersisa 3 Persen.

https://tekno.tempo.co/read/1134655/kemarau-air-di-waduk-lamongan- tersisa-3-persen, diakses pada 10 Februari 2022 pukul 10.27.

Purba, Jhon H. (2011). Kebutuhan dan Cara Pemberian Air Irigasi untuk Tanaman Padi Sawah. Jurnal Sains dan Teknologi. Vol. 10. No. 3. Hal 145-155.

Reza, Iqbal. (2021). Lamongan Dinobatkan Sebagai Penghasil Padi Terbesar di Jatim Tahun 2020. https://tabloidsuksesinasional.com/lamongan-dinobatkan- sebagai-penghasil-padi-terbesar-di-jatim-tahun-2020/, diakses pada 10 Februari 2022 pukul 09.30.

Soemarto, C.D. (1987). Hidrologi Teknik. Surabaya: Usaha Nasional.

Soemarto, C.D. (1999). Hidrologi Teknik. Jakarta : Erlangga

(17)

144

Sosrodarsono, S., & Takeda, K. (1978). Hidrologi Untuk Pengairan. Jakarta: PT.

Pradnya Paramita.

Sri, H. (2000). Hidrologi: Teori, masalah, penyelesaian. Nafri Offset.

Subarkah, I. (1980). Hidrologi Untuk Perencanaan Bangunan Air. Idea Dharma.

Suhardjono. (1994). Kebutuhan Air Tanaman. Institut Teknologi Nasional, Malang.

Triatmodjo, Bambang. (2008). Hidrologi Terapan. Yogyakarta.

Ubaidah, M., Noerhayati, E., Rahmawati, A. (2017). “Studi Perencanaan Pola Operasi Waduk Semantok Kabupaten Nganjuk Provinsi Jawa Timur Guna Kebutuhan Irigasi Dan Air Beku”. J. Rekayasa Sipil. Unisma.

Wahyudi, Ahmad (2014). Studi Optimasi Pola Tanam pada Daerah Irigasi Warujayeng Kertosono dengan Program Linier. Surabaya: Fakultas Teknik Institut Teknologi Sepeluh November.

Yulianri, R. (2014). Optimalisasi Alokasi Air untuk Irigasi Dengan Menggunakan Program Linier. Inersia Bengkulu.

Nopebrian, A. (2017). Studi Optimasi Pola Tata Tanam untuk Mengoptimalkan Luas Lahan Sawah dan Keuntungan di Daerah Irigasi Karang Anyar (436 ha) Kabupaten Malang. Universitas Brawijaya.

Nurnawaty. (2009). Optimasi Penggunaan Air Irigasi Berbasis Pola Tanam Pada Daerah Irigasi Kanjiro Kab. Luwu Utara. Universitas Muhammadiyah Makasar.

Prasetijo,H., & Soetopo,W. (2014). Studi Optimasi Pola Tata Tanam untuk Memaksimalkan Keuntungan Hasil Produksi Pertanian di Jaringan Irigasi Prambatan Kiri Kecamatan Bumiaji Kota Batu. 10

Retnowati, F. (2018). Optimasi Pemanfaatan Air di Daerah Irigasi Tanggul Menggunakan Program Linier. Universitas Brawijaya.

Siringoringo, Hotniar. 2005. Riset Operasional Seri Pemrograman Linier.

Yogyakarta: Graha Ilmu.

Wulandari, T., Noerhayati, E., & Rachmawati, A. (2020). Evaluasi Kebutuhan Air Irigasi dan Pola Operasi Embung Malangsuko Tumpang Kabupaten Malang 1. Jurnal Rekayasa Sipil, 8(1), 63–71.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui jenis cetakan yang paling baik terhadap Pb, dari cetakan logam dan cetakan pasir dengan pengikat khusus dan cetakan pasir.. - Air ditambahkan

Serta Rekan-Rekan Teknik Industri angkatan 2010 Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau dan teman-teman seperjuangan yang tidak dapat disebutkan satu persatu

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Akomodasi diperlukan oleh wisatawan yang sedang berkunjung ke atraksi wisata untuk tempat tinggal sementara sehingga dapat beristirahat sebelum melakukan kegiatan

Dalamkondisi tersebut Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM ) Mataram dikatakanberhasil atau efektif apabila masyarakat telah memperoleh distribusi air, yang mana dapat

Perhitungan Analisis PP (Berdasarkan harga sewa minimum). 1) Kolom ke-1, Akhir tahun ke-n yang disesuaikan dengan umur ekonomis proyek.. Perhitungan Analisis NPV (Berdasarkan

Penelitian ini berjudul ”Upaya Peningkatkan Prestasi Belajar Siswa Dengan Penerapan Metode Jigsaw Learning Pada Mata Pelajaran PKN Materi Tentang Sejarah Perumusan

Tujuan dari pembuatan Tugas Akhir ini adalah membuat sistem yang dapat meramalkan kebutuhan beban listrik jangka pendek menggunakan metode Adaptive.. Neuro