• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skripsi IAIN Metro 6.pdf

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Skripsi IAIN Metro 6.pdf"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Identifikasi masalah

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian dan manfaat Penelitian

Penelitian yang relevan

LANDASAN TEORI

Alat Peraga

  • Pengertian Alat Peraga Matematika

Artinya alat peraga dapat didefinisikan dalam hal-hal yang dapat didemonstrasikan dan memudahkan pekerjaan manusia. 16 Siti Annisah “Metode Pembelajaran Matematika” (metro:stain metro, 2009) h.Media dan alat peraga dalam pembelajaran matematika.

Pemahaman Konsep

  • Pengertian Pemahaman Konsep
  • Pentingnya Pemahaman Konsep
  • Pemahaman Konsep Matematis
  • Matematika

Pemahaman siswa dapat lebih memahami konsep mata pelajaran itu sendiri, tidak hanya sekedar hapalan. Semakin banyak siswa memahami suatu konsep, semakin mudah siswa menggunakannya saat berpikir.

Hipotesis Tindakan

Variabel terikat adalah “variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, sebagai akibat adanya variabel bebas”38. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemahaman konsep matematika pada geometri kubus dan balok siswa kelas V yang diperoleh dari hasil ulangan harian (tes formatif) yang diberikan kepada siswa oleh guru setelah mereka mempelajari materi. Pada penelitian ini, alat peraga yang digunakan adalah bentuk geometris yang terbuat dari karton dan styrofoam.

Karton ini akan dibentuk menjadi balok dan kubus dan digunakan untuk menjelaskan kisi-kisi dan styrofoam digunakan untuk menemukan satuan isi volume dalam balok dan kubus.

Subjek Penelitian

Prosedur Penelitian

  • Tahap-tahap Penelitian
  • Kegiatan Inti
  • Penutup

Guru mengajak siswa untuk mendemonstrasikan masing-masing bentuk geometris bersama teman sekelasnya di bangku dan mengidentifikasi ciri-ciri dari masing-masing bentuk tersebut. Kemudian guru menjelaskan sifat-sifat kerucut dan prisma segitiga dengan alat peraga, agar siswa lebih memahami konsep sifat-sifat bangun-bangun tersebut. Guru menyebutkan jenis-jenis karakter geometri berdasarkan apa yang dilakukan pada alat peraga.

Pada proses pembelajaran dengan menggunakan alat peraga geometri pada siklus I, hasil tes yang dilakukan siswa menunjukkan bahwa terdapat aktivitas belajar siswa yang tidak mencapai tujuan yang diinginkan. Guru menjelaskan materi, kemudian guru menyajikan rumus mencari volume bangun ruang dengan bantuan alat bantu. Guru menjelaskan materi, kemudian guru mencari rumus dengan alat bantu yang ada.

Pemahaman konsep matematika tidak menuntut siswa untuk menghafal materi yang dipelajari, melainkan berpikir sesuai dengan kemampuan masing-masing siswa dengan menggunakan sumber belajar yang disediakan oleh guru. Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa alat peraga geometri dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika pada siswa kelas V SD Negeri 1 Metro Timur tahun ajaran 2015/2016. Pembelajaran spasial menggunakan perangkat pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Muhammadiyah Sambisari Purwomartani Kalasan Sleman.

Teknik Pengumpulan Data

  • Observasi
  • Tes Pemahaman Konsep
  • Dokumentasi

Instrumen Penelitian

Instrumen observasi dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur aktivitas guru dan siswa dalam proses pembelajaran. Pengamat memberikan penilaian dengan memberi tanda centang pada rentang nilai sesuai dengan kemampuan yang ditunjukkan oleh guru. Pengamat membuat penilaian dengan memberikan skor pada kolom berdasarkan kegiatan pembelajaran yang dilakukan siswa.

Teknik Analisis Data

Gain yang terjadi sebelum dan sesudah pembelajaran dihitung dengan menggunakan rumus n-gain yang dikembangkan oleh Hake sebagai berikut.

Indikator Keberhasilan

Wali kelas untuk kelas V di SD Negeri 1 Metro Timur adalah Bpk. Harnanto, A.Ma. Pembelajaran Matematika di Kelas V masih ditemukan permasalahan yang timbul dari kesulitan dalam penyediaan bahan ajar dan kekurangan serta keterbatasan media dan alat peraga yang digunakan. Oleh karena itu, alat peraga dapat digunakan untuk merangsang pemahaman siswa yang kurang, sehingga mudah menangkap materi yang akan disampaikan. Siswa mencatat hasil pengamatan dan mencatat rumus volume alat peraga yang telah diidentifikasi.

Sebelum pembelajaran matematika dengan menggunakan alat peraga geometri untuk siswa kelas V di SD Negeri 1 Metro Timur, siswa merasa bahwa matematika sangat sulit karena siswa tidak terlibat dalam proses pembelajaran dan 14 siswa tidak menyelesaikan matematika. Setelah melaksanakan pembelajaran dengan alat bantu geometri, siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal matematika dan merasa kurang memahami materi tentang sifat-sifat geometri, kini tidak mengalami masalah lagi, karena siswa menggunakan alat bantu pembelajaran sehingga siswa harus mencari jawabannya. dari buku pelajaran sendiri daun. . Alat peraga juga dapat mengalihkan perhatian siswa yang sebelumnya lebih suka mengobrol selama kelas dan tidak memperhatikan perubahan, karena setiap siswa menggunakan alat peraga dan perhatian mereka terfokus pada alat peraga di depannya.

Berdasarkan diagram di atas terlihat bahwa hasil pre-test dan post-test pemahaman siswa sebelum menggunakan sumber belajar dan setelah menggunakan sumber belajar pada Siklus I persentase tingkat pemahaman adalah 46%. Pengamatan yang dilakukan dengan menggunakan alat peraga menunjukkan bahwa siswa kurang aktif dari biasanya, lebih antusias mengamati, membuka jaring geometri dan bersaing untuk mendapatkan properti spasial terbanyak. Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang dengan mengulang konsep yang ditemukan siswa. Penggunaan alat peraga juga memudahkan siswa dalam menyelesaikan soal yang diberikan, membantu siswa yang belum bisa bertanya, yang takut dan malu bertanya, dengan alat peraga, siswa yang malu mencari sendiri jawabannya. pertanyaan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

  • Deskripsi Lokasi Penelitian
  • Deskripsi Data Hasil Penelitian

Kekurangan lainnya disebabkan oleh berbagai faktor, misalnya alat peraga atau visual aids yang dapat digunakan dan digunakan untuk membantu merangsang dan memahami siswa seringkali terlupakan. konsep matematika. Kenyataan di kelas, materi matematika yang dapat disampaikan dengan alat peraga tidak diperagakan di dalam kelas. Berdasarkan observasi aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung pada siklus I menunjukkan bahwa pada pertemuan I untuk indikator pemahaman penggunaan alat peraga terdapat 13 siswa atau 50% menjawab atau. mengajukan pertanyaan guru ada 10 siswa atau 38%, menyelesaikan soal ada 13 siswa atau 50%, bekerja dalam kelompok ada 11 siswa atau 42% dan memperhatikan guru menjelaskan ada 13 siswa atau 50% siswa apa yang dilakukan kegiatan tersebut.

Pada pertemuan kedua untuk indikator memahami penggunaan alat peraga ada 17 siswa atau 65%, menjawab atau bertanya kepada guru ada 13 siswa atau 50%, untuk pemecahan masalah ada 17 siswa atau 65%, mengerjakan ada grup. 15 siswa atau 57% dan memperhatikan guru menjelaskan bahwa ada 16 siswa atau 61% siswa yang melakukan kegiatan. Berdasarkan pengamatan selama pembelajaran, masih ada beberapa siswa yang belum memahami penggunaan alat ajar yang digunakan guru, ada siswa yang diam saat diberi kesempatan bertanya, diam saat ditanya, tidak bisa menyelesaikan masalah. . ada juga siswa yang malas selama proses pembelajaran terutama saat bekerja dalam kelompok, kurang memperhatikan penjelasan guru dan lebih senang berbicara dengan teman sebayanya. Berdasarkan data pada tabel dan mengacu pada indikator keberhasilan pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa kegiatan pembelajaran belum mencapai tujuan yang diharapkan terutama pada soal, menjawab soal, memahami penggunaan perangkat pembelajaran dan menyelesaikan soal dan pembelajaran. hasil pada siklus I juga belum memenuhi tujuan, yang diharapkan 75% siswa yang mendapatkan hasil > 60 tidak mencapainya.

Pada siklus ini guru lebih memperhatikan penjelasan materi dengan menggunakan alat peraga dan mengajukan soal latihan, merangsang siswa untuk berpartisipasi aktif dalam pembelajaran, memonitor kesulitan siswa, dan memotivasi siswa untuk antusias mempresentasikan hasil pertanyaan yang diajukan guru selama pekerjaan kelompok. Setiap kelompok mendapat alat peraga, setelah itu guru memberikan soal permainan dengan menyambung sedotan dan di dalam sedotan ada soal untuk dikerjakan. Siswa yang mendapat nilai ≥ 60 berjumlah 24 siswa atau sekitar 92% dan siswa yang mendapat nilai < 60 berjumlah 2 atau sekitar 8%.

Berdasarkan observasi aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung pada siklus II menunjukkan bahwa pada pertemuan I untuk indikator pemahaman penggunaan media terdapat 18 siswa atau 69%, menjawab atau mengajukan pertanyaan dari guru terdapat 11 siswa atau 42%, menyelesaikan masalah ada 16 siswa atau 61%, kerjasama dalam kelompok ada 15 siswa atau 57% dan maklum guru menjelaskan ada 16 siswa atau 61% siswa yang melakukan kegiatan. Pada pertemuan kedua untuk indikator pemahaman penggunaan media terdapat 21 siswa atau 80%, menjawab atau mengajukan pertanyaan dari guru ada 16 siswa atau 61%, soal terselesaikan ada 22 siswa atau 84%.

Tabel 14. Persentase Pemahaman Siswa yang Memperoleh Nilai ≥ 60
Tabel 14. Persentase Pemahaman Siswa yang Memperoleh Nilai ≥ 60

Pembahasan

Alat peraga ini dapat membantu siswa menemukan sendiri, siswa terlibat dalam bereksplorasi, siswa dapat menerapkan konsep sifat-sifat spasial dengan menggunakan benda konkrit, siswa menggunakan konsep tersebut untuk mencermati alat peraga yang digunakan, karena siswa pada tahap ini berada pada tahap konkrit. tahap operasional, dimana siswa lebih menyukai materi yang bersifat konkrit, dapat dipegang dan diraba, serta siswa dapat mengembangkan pemahamannya secara logis. Meningkatnya pemahaman konsep pada materi geometri dikarenakan penggunaan alat peraga ini mempengaruhi pemahaman konsep berpikir siswa, mengajak siswa untuk asyik dengan dunianya dengan berpikir dan mengamati alat yang digunakannya, sehingga hal-hal baru yang mereka dapatkan, yaitu bukan. hanya hasil dari siswa mendengarkan dan hanya melihat, ada hasil dari pemikiran yang sangat spesifik yang ditemukan oleh siswa itu sendiri. Materi matematika dapat dikomunikasikan dengan baik, dan siswa dapat memahami konsep materi itu sendiri dengan alat bantu, alat peraga yang digunakan siswa untuk menemukan hal-hal baru yang siswa ciptakan sendiri dalam lingkungan belajar.

Hal ini dapat ditunjukkan dengan konsentrasi siswa dalam pelajaran matematika, sebelum menggunakan alat peraga siswa lebih cenderung melihat dan menulis, namun dengan adanya alat peraga yang digunakan dalam penelitian ini mengajak siswa untuk berfikir secara konkrit, sehingga siswa melakukan hal baru. hal-hal. Saat menggunakan alat peraga ini, siswa lebih ditekankan untuk membedakan balok dan kisi-kisi kubus karena terlihat sama, keduanya pada dasarnya segiempat, tetapi menggunakan alat peraga ini. Hal ini sejalan dengan pernyataan Bloom bahwa pemahaman konseptual harus ditanamkan kepada siswa yang telah mengalami proses pembelajaran.

Pemahaman konsep tidak hanya sebatas mengetahui, tetapi dapat menghubungkan satu konsep dengan konsep lainnya, sesuai dengan tahapan perkembangan siswa pada usianya yaitu tahap operasional konkrit yang dikemukakan oleh Piaget bahwa siswa usia 7-12 saat ini memiliki minat belajar dengan menggunakan benda konkret, sehingga penggunaan sumber belajar dapat meningkatkan pemahaman konsep matematika siswa. Diharapkan pemanfaatan sumber belajar ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif yang dapat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi khususnya bagi guru matematika untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap konsep pembelajaran, karena penggunaan sumber belajar secara terus menerus menambah kecocokan pembelajaran. digunakan sebagai sarana bagi guru untuk melatih dan mengembangkan kemampuan siswa. memahami konsep secara langsung. Penerapan metode penemuan terbimbing dalam pembelajaran matematika untuk meningkatkan pemahaman konsep dan kemampuan berpikir kritis siswa sekolah dasar.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Diharapkan siswa mendapatkan cara belajar yang baru sehingga siswa lebih tertarik untuk memahami materi melalui usaha sendiri dengan harapan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Orang tua diharapkan untuk selalu membimbing dan memotivasi putra-putrinya untuk giat belajar dan kelak menjadi anak yang berguna bagi orang tua, tanah air dan bangsanya. Kepada sekolah agar dapat melengkapi sarana dan prasarana yang belum ada agar proses pembelajaran dapat berlangsung dengan lebih baik.

Mahasiswa IAIN Jurai Siwo Metro, agar dapat lebih memahami tugas-tugas seorang guru sekolah dasar dalam upaya peningkatan mutu pendidikan dasar dan dapat mengetahui permasalahan yang timbul di sekolah sehingga dapat menjadi acuan bagi guru sekolah dasar.

Gambar

Gambar 1. Model tahapan PTK yang dikembangkan oleh M.C taggart. 44        Berdasarkan gambar di atas dapat di ketahui, penelitian tindakan kelas ini dilakukan dalam 2 siklus, tiap siklusnya terdiri dari 4 tahap kegiatan yaitu  tahap  perencanaan,   pelaksa
Tabel 3 Kisi-kisi Soal Tes Pemahaman Konsep
Tabel 14. Persentase Pemahaman Siswa yang Memperoleh Nilai ≥ 60
Tabel 15. Aktivitas siswa siklus II

Referensi

Dokumen terkait

Pada Gambar 2 di atas merupakan kegiatan peneliti memberikan penjelasan terkait contoh soal irisan dan gabungan sedangkan siswa menyimak penjelasan yang peneliti sampaikan. Setelah