• Tidak ada hasil yang ditemukan

skripsi - IAIN Repository - IAIN Metro

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "skripsi - IAIN Repository - IAIN Metro"

Copied!
95
0
0

Teks penuh

PEMBELAJARAN TIPE MAKE A MATCH PADA MATA PELAJARAN KELAS V DI SD N 2 SERDANG KURING BAHUGA WAY KANAN TAHUN PELAJARAN 2016/2017. Apakah penggunaan metode Cooperative Learning Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS siswa kelas V SDN 2 Serdang Kuring tahun pelajaran 2016/2017? Kondisi tersebut muncul karena penggunaan metode pembelajaran kooperatif tipe Make a Match pada pembelajaran IPS di Kelas V SDN 2 Serdang Kuring Bahuga Way Kanan sangat menarik perhatian siswa dan mampu menciptakan suasana belajar yang aktif dan menyenangkan dalam kegiatan belajar mengajar. di kelas.

Sedangkan KKM IPS adalah 60 sehingga hasil belajar kelas IV SD N 2 Serdang Kuring Kecamatan Bahuga Kabupaten Way Kanan masih rendah. 2 Hasil Pra Survey per 7 Oktober 2016 Nilai Tengah Semester Tahun Pelajaran IPS Kelas V SDN 02 Negeri Serdang Kuring.

Identifikasi Masalah

Metode ini menawarkan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif berkomunikasi dengan guru atau siswa lain di dalam kelas, sehingga terjadi pembelajaran yang aktif dan menyenangkan di dalam kelas.

Batasan Masalah

Rumusan Masalah

Manfaat Penelitian

Penelitian yang Relevan

Peneliti memberikan wawasan keilmuan tentang model pembelajaran kooperatif Make-a-Match dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS. Sri Utami dengan judul Penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Make a Match Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS Kelas IV SDN 2 Pakuan Aji Sukadana Lampung Timur Tahun Pelajaran 2015/2016. Sedangkan saya melakukan penelitian terhadap siswa kelas V SDN 2 Serdang Kuring Bahuga pada mata pelajaran IPS tahun pelajaran 2015/2016 dengan satu variabel yaitu hasil belajar.

Sementara itu, peneliti di SDN 2 Serdang Kuring Kelas V pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) melakukan penelitian pada tahun pelajaran 2016/2017. Persamaannya terletak pada mata pelajaran dan model pembelajarannya, yaitu mata pelajaran IPS dan Metode Pembelajaran Kooperatif Make a Match.

Hasil Belajar Siswa

  • Pengertian Hasil Belajar Siswa
  • Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
  • Pengertian Metode Cooperatif Learning tipe Make a Match
  • Kelebihan dan Kelemahan Metode Pembelajaran Make a Match Kelebihan dari metode cooperative learning tipe make a match

Agus Suprijono berpendapat bahwa hal-hal yang harus dipersiapkan dalam mengembangkan pembelajaran dengan Make a Match adalah kartu. Berdasarkan pendapat di atas dapat diketahui bahwa metode pembelajaran kooperatif tipe Make a Match adalah pembelajaran dengan mencari pasangan. Langkah-langkah metode pembelajaran kooperatif Make a Match Langkah-langkah metode pembelajaran kooperatif Make a Match Langkah-langkah metode pembelajaran kooperatif Make a match adalah sebagai berikut.

Menurut Miftahul Huda, prosedur yang dilakukan untuk melaksanakan metode pembelajaran kooperatif tipe make-adjustment. Kelebihan dan kekurangan metode pembelajaran kooperatif tipe make a match Keunggulan metode pembelajaran kooperatif tipe make a match Keunggulan metode pembelajaran kooperatif tipe make a match antara lain.

Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

  • Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
  • Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SD/MI
  • Tujuan Pembelajaran IPS di SDMI
  • Karakteristik Pembelajaran IPS di SD/MI
  • Kurikulum/Materi IPS di SD
  • Materi Ajar
  • Beberapa Usaha dalam Rangka Mempersiapkan Kemerdekaan
  • Perlunya Perumusan Dasar Negara Sebelum Kemerdekaan Dalam perang Pasifik, Jepang semakin terpojok
  • Menghargai Jasa Tokoh dalam Mempersiapkan Kemerdekaan Kemerdekaan yang bangsa Indonesia tidak lepas dari peran
  • Beberapa Tokoh dalam Mempersiapkan Kemerdekaan
  • Sikap Menghargai Jasa Para Tokoh dalam Mempersiapkan Kemerdekaan

Nasution dalam bukunya Tusriyanto mendefinisikan IPS sebagai pelajaran yang merupakan peleburan atau campuran dari sejumlah topik sosial. Berdasarkan penjelasan di atas, IPS sebagai mata pelajaran yang diajarkan di tingkat sekolah bertujuan untuk membentuk siswa menjadi warga negara yang baik. IPS sekolah dasar merupakan mata pelajaran yang mempelajari manusia dalam segala aspek kehidupan dan interaksinya dalam masyarakat.

IPS merupakan salah satu mata pelajaran penting yang dipelajari siswa, karena materi pembelajaran yang diberikan oleh guru merupakan suatu kenyataan dan sering muncul dalam kehidupan siswa sehari-hari. Selain itu, tujuan pembelajaran IPS adalah mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik, memiliki kemampuan berpikir dan mampu meneruskan budaya bangsanya. Tujuan mata kuliah MPŠ di sekolah dasar adalah untuk mengembangkan potensi siswa agar memiliki kepekaan terhadap masalah-masalah sosial yang terjadi di masyarakat, sikap mental positif terhadap penghapusan segala ketimpangan yang terjadi, dan kemampuan menghadapi masalah yang terjadi setiap hari. , seperti yang menimpa diri mereka sendiri, seperti yang tampak, menimpa masyarakat.

Pernyataan di atas menggambarkan bahwa karakteristik pengajaran IPS meliputi ilmu-ilmu sosial, sejarah, geografi, sosiologi ekonomi, hukum dan politik. Karakteristik pembelajaran IPS yang diajarkan pada tingkat dasar masih sebatas pengetahuan tentang lingkungan sosial di sekitar siswa, dan belum pada tingkat yang lebih dalam seperti pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Pengajaran IPS di SD/MI merupakan organisasi mata pelajaran IPS yang menganut pendekatan terpadu, artinya bahan ajar dikembangkan dan disusun tidak mengacu pada disiplin ilmu tertentu, tetapi mengacu pada aspek kehidupan nyata. siswa faktual/nyata) menurut karakteristik usia, tingkat perkembangan berpikir; dan kebiasaan sikap dan perilaku.

Berdasarkan ketentuan ini, ilmu sosial konseptual di SD/MI belum mencakup dan mencakup semua disiplin ilmu sosial. Namun, ada bekal untuk membimbing siswa melalui mata pelajaran IPS agar dapat menjadi warga negara Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab serta warga dunia yang cinta damai. Namun, semua pergerakan orang Indonesia dilarang, kecuali organisasi atau badan yang misinya membantu Jepang.

Hipotesis Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN

  • Definisi Oprasional Variabel
    • Variabel Bebas
    • Variabel Terikat
  • Setting Penelitian
  • Subjek Penelitian
  • Prosedur Penelitian
    • Tahap-Tahap Penelitian
  • Teknik Pengumpulan Data
    • Observasi (Pengamatan)
    • Dokumentasi
  • Instrument Penelitian
    • Lembar Oservasi
  • Teknik Analisis Data
    • Analisis Kuantitatif
  • Indikator Keberhasilan

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau akibat, karena adanya variabel bebas 33 Dari pengertian tersebut maka variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar siswa SD N 2 Serdang Kuring Bahuga Way Kanan setelah diterapkan tipe make a match metode pembelajaran kooperatif. . Hasil belajar dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan siswa dalam proses pembelajaran dengan melewati tes di akhir pertemuan. Menyusun Lembar Kegiatan Kegiatan menggunakan metode pembelajaran kooperatif Make a Match yang akan diberikan kepada siswa (Gambar 7, 8, 9 dan 10).

Refleksi dilakukan untuk melihat kelemahan dan kelebihan dalam proses pembelajaran melalui metode pembelajaran kooperatif tipe make a match. Pada penelitian ini dilakukan kegiatan observasi untuk mengidentifikasi secara langsung aktivitas atau aktivitas siswa dan guru dalam proses pembelajaran di kelas dengan menggunakan metode pembelajaran Make a Match. Tes hasil belajar dalam penelitian ini digunakan untuk memperoleh data peningkatan hasil belajar siswa dengan menggunakan metode pembelajaran Make a Match.

Dengan tes ini kita mengukur tingkat keberhasilan hasil belajar siswa terkait dengan materi yang telah dipelajari siswa dengan standar prestasi belajar yang sesuai dengan KKM mata pelajaran IPS. Instrumen penelitian ini adalah penentuan aktivitas pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran kolaboratif Make a Match. Instrumen yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas adalah lembar observasi, tes hasil belajar siswa, dan dokumentasi.

Lembar Kisi Observasi aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dengan menggunakan Metode Pembelajaran Kooperatif tipe. Teknik analisis data kuantitatif digunakan untuk mengukur hasil belajar dengan melihat peningkatan hasil belajar menggunakan tes tertulis. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPS dari siklus ke siklus yang mencapai 75%.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

  • Deskripsi Lokasi Penelitian
  • Visi Sekolah
  • Misi Sekolah
  • Deskripsi Data Hasil Penelitian
  • Pelaksanaan Tindakan
  • Hasil Observasi/ Pengamatan
  • Refleksi Siklus I
  • Perencanaan
  • Hasil Observasi/ Pengamatan Hasil Belajar Siklus II
  • Refleksi Siklus II

Tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas V SDN 2 Serdang Kuring. Data aktivitas siswa diamati dengan menggunakan lembar observasi selama proses belajar mengajar, dan data hasil belajar diperoleh dari hasil tes pretest dan posttest yang dilakukan pada awal dan akhir setiap siklus. Sebelum penelitian dilakukan, tentunya peneliti terlebih dahulu melakukan observasi untuk mendapatkan data bahwa hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS masih belum optimal.

Aktivitas siswa pada materi pembelajaran pada siklus I diamati dengan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan oleh peneliti. Penilaian hasil belajar siswa pada siklus I dapat dilihat dari rata-rata nilai pretest dan posttest yang diperoleh. Dari tabel hasil belajar siswa pada siklus I terlihat bahwa hasil belajar siswa meningkat dari pertemuan 1 ke pertemuan 2. Walaupun target skor tidak tercapai, namun masih belum sesuai dengan indikator keberhasilan peneliti. .

Refleksi ini dilakukan untuk mengevaluasi secara menyeluruh tindakan yang dilakukan, berdasarkan data yang dikumpulkan pada siklus I, baik dari pre-test dan post-test, serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Pada akhir Siklus I diperoleh data bahwa hasil belajar siswa meningkat pada setiap pertemuannya, namun belum memenuhi kriteria keberhasilan yang diharapkan. Berdasarkan refleksi siklus I, tindakan yang akan dilakukan pada siklus II berikutnya adalah menentukan langkah perbaikan untuk tindakan selanjutnya.

Setelah refleksi dilakukan, siklus II dilaksanakan dengan harapan siklus II dapat mencapai tujuan yang diharapkan. Hal ini berdasarkan tabel bahwa rata-rata siklus sebelumnya yaitu siklus I adalah 2,082 yang meningkat menjadi 3,63 pada siklus II. b) Siklus hasil belajar siswa II. Hasil belajar II. siklus yang tercermin dari rata-rata nilai pre dan post test yang diberikan oleh guru kepada siswa kelas V yang berjumlah 26 siswa.

Hasil belajar siswa sudah mencapai target yaitu siswa yang memenuhi KKM ≥ 60 mencapai 75% pada akhir siklus dan peneliti tidak melakukan pembelajaran lanjutan atau cukup pada siklus kedua ini. Hasil penelitian siklus II dapat diketahui bahwa penggunaan metode diskusi dapat meningkatkan hasil belajar siswa cukup baik dibandingkan dengan siklus I, dapat disimpulkan sebagai berikut.

Pembahasan

  • Analisis Data Hasil Observasi Terhadap Kegiatan Pembelajaran Dengan Menggunakan Metode Cooperative Learning Tipe Make A
  • Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II
  • Analisis dan Hasil Belajar Siswa Siklus I dan II

Pada pertemuan siklus I IS, AL, MM dan MRH tidak menunjukkan partisipasi dalam pembelajaran dengan metode pembelajaran kooperatif make a match. Percakapan dengan teman di siklus I juga kurang, karena beberapa siswa tidak berpartisipasi dalam kelompok. Melanjutkan pada siklus II pertemuan I,S terjadi peningkatan aktivitas belajar dengan metode pembelajaran coopetave tipe make a match dengan dimulainya partner search AL meningkat 2 poin yaitu perhatian selama proses pembelajaran dan pencarian partner, sedangkan MM memiliki , MRH dan DAH sama 3 point yaitu mencari pasangan, berbicara dengan teman dan presentasi di depan kelas.

Percakapan dengan teman pada siklus II mengalami peningkatan dan baik karena sebagian besar siswa sudah aktif berpartisipasi dalam percakapan dengan teman. Berdasarkan hasil survei diperoleh data hasil belajar IPS dengan menggunakan metode Pembelajaran Kooperatif tipe Make a Match pada siklus I dan siklus II seperti pada tabel berikut. Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa learning rate siswa yang tuntas pada siklus I sebesar 57% dan yang tidak tuntas sebesar 42%.

Pada siklus I ini, hasil belajar siswa masih di bawah target tingkat keberhasilan siswa yang mencapai 75%. Kemudian peneliti melakukan tindakan II. siklus, dalam II. siklus, hasil belajar siswa yang tuntas 80% yaitu 21 siswa, dan yang tidak tuntas 19% yaitu hanya 5 siswa, II. siklus telah mencapai tujuan kesempurnaan. , yaitu 75% siswa yang mencapai 60. Pada siklus kedua ini hasil belajar siswa sudah di atas target performance yaitu 75% siswa yang tuntas.

Peningkatan hasil belajar siswa juga tercermin dari nilai rata-rata siswa yang meningkat dari 61,92 pada siklus I menjadi 78,84 pada siklus II. Penggunaan metode pembelajaran kooperatif metode Ujemi se pada siklus I ditandai dengan persentase hasil belajar yang keseluruhan. dari 57%. Dengan demikian, telah terbukti bahwa penggunaan metode pembelajaran kolaboratif Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Referensi

Dokumen terkait

Analisis Strategi Pemasaran Pada Toko Pakaian Offline Dan Online Di Simpang Kampus Metro Timur Ditinjau Dari Etika Bisnis Islam Berdasarkan data yang telah diperoleh melalui