PENDAHULUAN
Identifikasi Masalah
Hal ini ditunjukkan dengan kurang tanggapnya anak ketika guru memintanya mengungkapkan suatu ide atau keinginan yang diinginkannya. Selain itu, kurangnya komunikasi antara anak dan orang tua, kurangnya interaksi antar teman merupakan akibat dari anak yang tidak bisa berkomunikasi dengan temannya. Oleh karena itu, para guru di TPA/Kober Permata Bunda melatih keterampilan berbicara anak dengan menggunakan media dan metode.
Batasan Masalah
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
LANDASAN TEORI
Kecerdasan Linguistik Anak
Pengertian kecerdasan linguistik adalah kemampuan seseorang atau individu dalam mengolah dan menggunakan kata-kata dengan baik, baik lisan maupun tulisan. Kecerdasan ini meliputi penguasaan kata yang matang, suara dan ritme yang sangat jernih dan tenang, serta intonasi yang sangat baik. Urutan kata yang mereka ucapkan atau rangkum sangat masuk akal dan tentu saja memudahkan orang lain untuk memahaminya.
Kecerdasan linguistik dianggap penting dan vital, mereka yang memiliki kecerdasan ini termasuk golongan khusus. Ingatlah bahwa bahasa atau penyampaian kata-kata adalah hal yang dibutuhkan orang untuk berkomunikasi dengan orang lain dan membangun lingkungan yang baik. Jika seseorang mempunyai kecerdasan linguistik berarti individu tersebut telah berhasil duduk dengan baik di lingkungan yang baik dan berkomunikasi dengan baik dengan orang lain.
Untuk mengetahui lebih jauh mengenai kecerdasan linguistik, berikut ciri-ciri individu cerdas kata: 21. Mereka yang memiliki kecerdasan linguistik memiliki kelebihan dalam menguasai bahasa selain bahasa ibu atau bahasa yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya itu, mereka dapat menjelaskan kembali dan menafsirkan apa yang telah mereka baca serta menjelaskannya kepada orang lain secara detail dan detail.
Mendengar dan menyikapi setiap bunyi, ritme dan warna suara serta perkataan orang lain dengan benar dan efektif. Berbicaralah secara efektif kepada pendengar, dimana mereka tidak menggunakan kata-kata yang rumit atau sulit untuk dipahami dan dijelaskan dengan bahasa yang sederhana dan disesuaikan dengan pendengar. Individu yang memiliki kecerdasan linguistik juga bisa fasih namun bersemangat pada waktu dan waktu yang tepat.
Hal ini sering dilakukan oleh mereka yang mempunyai kecerdasan linguistik dalam menulis dan tidak pandai berbicara.
Keterampilan Berbicara
Berdasarkan pengertian keterampilan dan berbicara di atas, maka dapat disimpulkan bahwa keterampilan berbicara adalah kemampuan mengungkapkan, menyatakan dan menyampaikan gagasan, pikiran, gagasan atau perasaan kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan yang dapat dimengerti oleh orang lain. Keterampilan berbicara dalam penelitian ini adalah kemampuan mengungkapkan, menyatakan dan menyampaikan gagasan, pikiran, gagasan atau perasaan kepada orang lain dengan menggunakan bahasa lisan yang dapat dimengerti oleh orang lain. Penelitian ini dilakukan oleh Desi Rahmawati dengan judul Dampak Penerapan Pola Bercerita Terhadap Keterampilan Berbicara Anak Usia 5-6 Tahun di TK Dharma Wanita Persatuan Palas Lampung Selatan T.A.
Yang membedakan penelitian adalah objek penelitian, tempat dan waktu penelitian. Penelitian terdahulu telah melihat pengaruh penerapan metode bercerita terhadap keterampilan berbicara anak, sedangkan penelitian yang akan dilakukan akan membahas keterampilan berbicara anak. Perbedaan penelitian ini adalah pada pokok bahasan, tempat dan waktu penelitian dengan penelitian terdahulu yang membahas mengenai perkembangan kecerdasan verbal-linguistik pada anak usia dini melalui metode pembelajaran anak usia dini, sedangkan penelitian yang akan dilakukan mengkaji tentang kefasihan anak usia dini. untuk meningkatkan kemampuan verbal anak. kecerdasan linguistik. Dalam penelitian yang akan dilakukan peneliti bertajuk Implementasi Keterampilan Berbicara Anak dalam Meningkatkan Kecerdasan Linguistik Verbal di TPA/Kober Permata Bunda Kota Bengkulu, peneliti akan mengkaji upaya dan peran guru dalam meningkatkan kecerdasan linguistik.
Implementasi Keterampilan Berbicara Anak untuk Meningkatkan Kecerdasan Linguistik Verbal di TPA/Kober Permata Bunda Kota Bengkulu. Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah kepala sekolah dan guru TPA Kober Permata Bunda Kota Bengkulu. Implementasi Keterampilan Berbicara Anak untuk Meningkatkan Kecerdasan Linguistik Verbal di TPA Kober Permata Bunda Kota Bengkulu.
Berdasarkan hasil observasi awal yang peneliti lakukan di TPA/Kober Permata Bunda Bengkulu ditemukan 3 orang anak yang kemampuan berbicaranya kurang baik. Oleh karena itu guru TPA/Kober Permata Bunda telah mengimplementasikan keterampilan berbicara anak dengan menggunakan media atau metode, dan terus melakukan perubahan serta melaksanakan pembelajaran secara maksimal dan merata. Salah satu upaya untuk mengembangkan kecerdasan berbahasa siswa adalah dengan menggunakan metode yang tepat dan yang dirasa tepat adalah keterampilan berbicara.
Berdasarkan hasil penelitian penerapan keterampilan berbicara anak untuk meningkatkan kecerdasan linguistik verbal di TPA/Kober Permata Bunda Kota Bengkulu dapat disimpulkan bahwa: Implementasi keterampilan berbicara anak untuk meningkatkan kecerdasan linguistik verbal di TPA/Kober Permata Bunda . Dari segi materi dan pertunjukan, guru memberikan materi yaitu latihan bercerita yang dilakukan anak secara bergiliran satu per satu untuk melatih kemampuan berbicara anak, sehingga kecerdasan linguistik meningkat. Selalu berinovasi dengan terus bekerja lebih kreatif dan inovatif untuk mengembangkan metode keterampilan berbicara yang mendorong perkembangan kecerdasan linguistik anak.
Kajian Penelitian Terdahulu
Metode Berpikir Teoritik
METODE PENELITIAN
Tempat dan Waktu
Subyek dan Instrumen
TK Permata Bunda Kota Bengkulu didirikan pada tahun 1997 di Jalan Raden Fatah Kelurahan Pagar Dewa Kecamatan Selebar Kota Bengkulu dengan luas tanah 1000 M.38. Program yang dilaksanakan di TK Permata Bunda antara lain: Taman Kanak-Kanak (TK), Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA) dan Satuan PAUD sejenis (TPQ). Ya, tentu saja saya sudah mengetahui tentang metode keterampilan berbicara dan saya juga mengetahui cara penerapannya.
Iya saya paham dan rata-rata guru disini menerapkan metode keterampilan berbicara, karena bisa meningkatkan kecerdasan linguistik verbal anak dan juga membentuk karakter bahasa verbal anak.” Seni berbicara kepada anak-anak memang kami ajarkan dengan mengajarkan anak keterampilan berbicara seperti bercerita tentang Nabi, dan kami juga sering berlatih menyanyi. Dari materi cerita yang dipilih dan digunakan hanya cerita yang mempunyai nilai edukasi dan sejalan dengan perkembangan anak didik saya.
Sebelum memasuki kelas, guru terlebih dahulu membaca dan memahami isi cerita agar siswa dapat menyerap/memahami dengan baik pesan cerita tersebut. Berbagai tahapan yang dilakukan oleh pendidik, mulai dari persiapan, penyampaian, hingga evaluasi, dilakukan sesuai dengan materi cerita serta situasi dan kondisi yang dialami siswa. Dalam memberikan cerita, guru selalu menggunakan variasi atau cara yang menarik, agar siswa mendengarkan dengan antusias dan memperhatikan cerita yang diberikan oleh pendidik.
Jeda cerita dengan melakukan gerakan dan bernyanyi agar siswa kembali fokus pada cerita dan berbicara. Media ini digunakan ketika siswa bosan dengan materi cerita yang selalu menggunakan media buku cerita. Setelah tahap persiapan hingga realisasi metode bercerita, pendidik melakukan evaluasi (evaluasi) yang dilakukan melalui tanya jawab antara pendidik dan peserta didik untuk mengetahui seberapa jauh mereka mengetahui dan memahami isinya. dari cerita yang disampaikan.
Selain itu, pendidik juga melakukan observasi terhadap perilaku siswa dengan mengikuti kegiatan pembelajaran sehari-hari di sekolah. Kemudian guru akan memberikan bintang yang baik kepada setiap siswa sesuai dengan apa yang dilakukannya. Sehingga siswa yang mempunyai bintang yang baik menjadi lebih terpacu untuk mempunyai akhlak yang baik disamping pembiasaan dan keteladanan serta metode penuturan yang dilakukan setiap hari.
TPA/Kober Permata Bunda dibawah naungan PAUD Permata Bunda dan TPA/Kober Permata Bunda memiliki jumlah anak usia 2-3 tahun sebanyak 5 anak, sedangkan usia 3-4 tahun sebanyak 12 anak. , jadi jumlah anak seluruhnya adalah 17 anak dalam 1 kamar.41. Selain TPA/Kober Permata Bunda terdapat beberapa anak usia 2-3 tahun, terdapat 5 anak dan 12 anak berusia 4-4 tahun, sehingga jumlah anak dalam 1 kamar berjumlah 17 anak.