• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI NENDI BAHTIAR - Digilib UIN SUKA

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "SKRIPSI NENDI BAHTIAR - Digilib UIN SUKA"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

Almamaterku tercinta, Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbia dan Keguruan, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Mengajarkan dialog kritis dalam kisah Nabi Khidir dan Nabi Musa serta maknanya bagi pendidikan Islam. Banyak teori pendidikan yang tersembunyi dalam kisah-kisah dalam Al Quran, salah satunya kisah Nabi Khidir dan Nabi Musa.

Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pendidikan dialog kritis yang terkandung dalam kisah Nabi Musa dan Khidir, serta apa relevansinya bagi pendidikan Islam. Dalam hal ini, kerjasama antara Nabi Musa (jiwa rasionalis) dan Nabi Khidir (ahli psikis) akan mendorong perkembangan dua dimensi tersebut.

ة/آز

Konsonan ganda kerana konsonan ganda kerana konsonan ganda kerana konsonan ganda kerana Syaddah Syaddah Syaddah Syaddah ditulis beberapa kali ditulis beberapa kali ditulis beberapa kali ditulis beberapa kali. Marbūtah tah tah tah pada akhir akhir akhir akhir akhir kata a.ketentuan ini tidak disyaratkan bagi kata-kata Arab yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia seperti zakat, shalat, dll., kecuali apabila sebutan asal diperlukan). Vokal pendek berturut-turut dalam perkataan dipisahkan oleh apostrof Vokal pendek berturut-turut dalam perkataan dipisahkan oleh apostrof Vokal pendek berturut-turut dalam perkataan dipisahkan oleh apostrof Vokal pendek berturut-turut dalam perkataan dipisahkan dengan apostrof.

VIII

Pembentukan kata Kata dalam kalimat Kata dalam kalimat Kata dalam kalimat Kata dalam kalimat ditulis menurut bunyi atau lafalnya.

ىوذ

Jها

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Di sisi lain, kita sebagai umat Islam masih belum menyadari adanya sumber utama ilmu pengetahuan dalam Islam, yaitu Al Quran. Al-Qur'an menggunakan berbagai cara untuk menghadirkan manusia pada kesempurnaan kemanusiaannya, antara lain dengan menceritakan kisah-kisah faktual atau simbolik. Al-Quran telah menunjukkan daya tarik yang luar biasa dalam segala aspek, termasuk kisah-kisah di dalamnya.

Dikatakan bahwa kisah-kisah Alquran menarik karena mengandung ayat-ayat tentang sejarah manusia yang menarik tidak hanya untuk orang dewasa tetapi juga untuk anak-anak. Betapa pentingnya kisah-kisah dalam Al-Qur'an dapat dilihat dari segi volumenya, dimana kisah-kisah tersebut banyak menempati ruang dari seluruh ayat Al-Qur'an. Hanafi, kisah-kisah tentang para nabi mengambil bagian yang signifikan dalam Al-Qur'an, yaitu dari jumlah keseluruhan ayat dalam Al-Qur'an yang terdiri lebih dari 6300 ayat, sekitar 1600 ayat di antaranya berbicara tentang para rasul, dimana kisah Nabi Musa a.s. cerita yang paling banyak diulang, yaitu 30 kali.

Melihat kisah di dalam al-Quran yang memberi inspirasi dan sarat dengan nilai-nilai pendidikan yang positif, salah satunya terdapat dalam Surah Al-Kahfi ayat 60-82, yang mengisahkan tentang perjalanan Nabi Musa belajar daripada Nabi Hidir. Dalam Islam, ilmu yang menerangkan ayat-ayat al-Quran supaya mudah difahami mengikut konteks ialah Ilmu Tafsir. Adapun pemahaman para ulama, yang dimaksud dengan tafsir ialah penjelasan tentang kandungan makna Al-Qur’an Al-Karim.

Hal ini merupakan konsekuensi logis dari keinginan umat Islam untuk selalu berdialog antara Alquran sebagai teks yang terbatas (nash) dengan perkembangan permasalahan sosial yang semakin kompleks.

Rumusan Masalah

Tafsir Al-Misbah merupakan tafsir yang sangat berpengaruh di Indonesia, warna Indonesia memberikan warna yang menarik dan khas, serta sangat relevan dalam memperkaya khasanah pemahaman dan penghayatan umat Islam terhadap makna rahasia ayat-ayat Allah SWT. Metode penafsiran yang digunakan oleh Quraish Shihab adalah menggabungkan metode tahlili (analitik) dan maudhu’i (tematik) sehingga ketika menafsirkan Quraish Shihab menjelaskan ayat demi ayat, huruf demi huruf sesuai dengan susunan naskah, kemudian dibahas secara tematis. , untuk merepresentasikan pandangan dan pesan Alquran secara lebih mendalam dan menyeluruh terkait dengan tema yang dibahas. Dari latar belakang tersebut penulis tertarik untuk mengetahui dan mengambil pandangan dialogis dan kritis terhadap ajaran dalam kisah Nabi Musa dan Khidir, maka penulis mengambil judul: Ajaran Dialog Kritis dalam Kisah Nabi Khidir dan Nabi Musa dan Relevansinya dengan Pendidikan Islam (Kajian Q.S Al-Kahfi) Ayat 60-82 dalam Tafsir Al-Misbah.

Bagaimanakah pengajaran dialog kritis dalam kisah Nabi Khidir dan Nabi Musa dalam surah Al-Kahfi ayat 60-82 terdapat dalam tafsir Al-Misbah. Bagaimanakah perkaitan pengajaran dialog kritis dalam kisah Nabi Khidir dan Nabi Musa dalam surah Al-Kahfi ayat 60-82 untuk pendidikan Islam. Mengetahui latihan dialog kritis yang terdapat dalam surah Al-Kahfi ayat 60-82 dalam tafsir Al-Misbah.

Pembahasan tentang kebermanfaatan hasil penelitian menjadi sangat penting, yaitu berkenaan dengan pertanyaan tentang apa hasil yang diharapkan dan sejauh mana kontribusinya bagi kemajuan ilmu pengetahuan, khususnya dalam pendidikan Islam. Secara teoritis manfaatnya untuk memperkaya khazanah keilmuan tentang kisah Nabi Khidir dan Nabi Musa dalam Surat Al-Kahfi ayat 60-. 8 82, khususnya dari tafsir Al-Misbah, dan dapat dijadikan sebagai bahan penelitian perbandingan berkenaan dengan kisah tersebut di atas.

Manfaat terapan, sebagai sumbangsih pemikiran dan bahan referensi bagi peneliti-peneliti sosial kemasyarakatan selanjutnya untuk memecahkan masalah-masalah yang berkaitan dengan nilai-nilai pendidikan Islam.

Kajian Pustaka

9 Penelitian lainnya adalah penelitian Alwi Musthofa, Konsep Dialog Menurut Paulo Freire dan Pentingnya Pendidikan Islam.7 Penelitian ini menyimpulkan bahwa; Pertama, pendidikan Islam tidak cukup hanya dengan metode pendidikan dialog, tetapi pendidikan Islam harus menggunakan uswatun hasenah, adat istiadat dan metode bercerita sebagai konsekuensi logis dari transfer nilai; Kedua dialog tersebut menurut Freire memiliki kesamaan konsep diskusi dan mujlah, dimana kedua konsep ini membutuhkan interaksi dua individu atau lebih untuk mengambil keputusan dan pemahaman; Kritik Freire yang ketiga, bahwa pendidikan menurut Freire berorientasi pada humanisme, sedangkan pendidikan Islam memiliki tujuan ganda, yaitu orientasi humanistik dan religius. 7 Alwi Musthofa, “Konsep dialog menurut Paulo Freire dan pentingnya bagi pendidikan Islam”, Skripsi, Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2007.

Landasan Teori

Pendidikan kritis pada hakekatnya merupakan aliran, paham dalam pendidikan untuk pemberdayaan dan pembebasan 14 Pendidikan harus berupa upaya yang mengarah pada cita-cita positif bagi masyarakat. Dilihat dari sejarah perkembangan pendidikan, pendidikan kritis berkembang pesat mulai tahun 70-an, namun pada tahun 20-an lahirlah konsep pendidikan kritis dalam bentuk gagasan pendidikan progresif oleh George S. Ia mengemukakan tiga masalah vital pada masa itu. , dan kemudian dari permasalahan tersebut lahirlah apa yang disebut dengan pendidikan kritis.Ketiga permasalahan tersebut yaitu kritik terhadap prinsip-prinsip pendidikan konservatif memberikan ruang yang luas bagi peran guru untuk menjadikan pendidikan sebagai agen perubahan sosial dan .

Pendidikan kritis dalam implementasinya tidak akan lepas dari konsep paradigma kritis, paradigma kritis menjadi salah satu aliran pendekatan pendidikan yang telah dipetakan oleh Girouk dan Aronowitz. Istilah ‘pendidikan kritis’ lebih sering digunakan oleh para pakar pendidikan di Indonesia, namun H.A.R Tilaar menyebutnya sebagai Pedagogi Kritis. Thomas Popkewitz, pendidikan kritis adalah istilah pendidikan yang menekankan pentingnya daya kritis siswa dalam kaitannya dengan pendidikan di sekolah, budaya, masyarakat, ekonomi dan pemerintahan.17 Pendidikan kritis memandang masalah pendidikan dengan cara berpikir kritis untuk mendapatkan akses dan evaluasi realitas yang dihadapi.

Dengan demikian, pendidikan kritis melihat pendidikan tidak hanya pada level mikro, tetapi juga pada level makro. Agus Nuryatno, Sekolah Pendidikan Kritis Mengungkap Hubungan Ilmu Politik dan Kekuasaan, (Yogyakarta: Buku Resist, 2008), hlm. Sederhananya, pendidikan kritis adalah pendekatan pendidikan yang menempatkan siswa pada posisi untuk menjawab pertanyaan dan menghadapi dominasi.Sekolah ini didasarkan pada keadilan dan kesetaraan.

Isi dan bahan ajar dalam pendidikan kritis bukan semata-mata hak prerogatif guru, kepala sekolah, atau pakar tanpa melibatkan siswa. Proses pembelajaran dalam pembentukan kritis lebih menekankan bagaimana memikirkan aspek daripada apa yang harus dipikirkan. Dari pemaparan pengajaran dialog dan pembentukan kritis di atas, dapat dikatakan bahwa pembentukan kritis adalah suatu paradigma dalam pembentukan.

Sistematika Pembahasan

Analisis data dilakukan untuk menemukan makna dari setiap data atau informasi dalam kaitannya satu sama lain dan memberikan interpretasi yang dapat diterima secara rasional dan masuk akal, dalam konteks masalah universal, sehingga data atau informasi tersebut dibandingkan satu sama lain. yang lain.32 Kemudian data yang ada dianalisis secara kualitatif dengan menggunakan analisis induktif. 26 Bagian tengah berisi uraian penelitian mulai dari pendahuluan sampai dengan kesimpulan yang dituangkan dalam bentuk bab secara keseluruhan. Setiap bab terdiri dari sub-bab yang menjelaskan komponen utama dari bab yang bersangkutan.

Tesis ini mengupas kisah Nabi Khidir dan Nabi Musa dalam surah Al-Kahfi ayat 60-82 menurut tafsir Al-Misbah, maka sebelum membahas ayat tersebut, penulis terlebih dahulu memaparkan profil Nabi Khidir dan Nabi Musa, kisah mereka. pada. , serta Tafsir Al-Misbah pada surah Al - Kahfi ayat 60-82. Tambahan pula dalam Bab III dibahagikan kepada dua sub-bab.Dalam sub-bab pertama penulis menghuraikan pendidikan dialog kritis dalam surah Al-Kahfi ayat 60-82 dalam tafsir Al-Misbah. Selanjutnya, perkaitan pengajaran dialog kritis dalam Surat Al-Kahfi ayat 60-82 untuk pendidikan Islam dibincangkan oleh penulis pada sub bab kedua.

Pada bagian akhir tesis yaitu pada IV. bab, merupakan kesimpulan, yang berisi kesimpulan dari hasil penelitian, saran dan kata penutup. Selain itu, pada bagian akhir skripsi terdapat daftar pustaka dan lampiran lain yang berkaitan dengan penelitian.

Kesimpulan

Pendidikan kritis dalam pendidikan Islam, orientasi pendidikannya adalah untuk membangkitkan dan mengaktualisasikan seluruh potensi yang dimiliki manusia secara holistik. Dalam pandangan Islam, manusia adalah makhluk yang mendapat kehormatan di hadapan Tuhan, karena manusia dianugerahi dua potensi dasar yang tidak dimiliki oleh makhluk Tuhan lainnya. Kedua potensi tersebut adalah akal dan hati, dengan membangkitkan dan mengembangkan kedua potensi tersebut akan menghasilkan dimensi intelektual dan spiritual (ilmu dan iman).

Saran-Saran

Kajian pendidikan dialog kritis dalam kisah Nabi Hidir dan Nabi Musa merupakan kajian yang sangat menarik untuk ditelaah lebih dalam tentang metode dan paradigma pendidikan yang termuat dalam al-Qur'an. Akan lebih lengkap lagi jika kedepannya ada penelitian yang lebih mendalam tentang pendidikan dialog kritis, dimana kita selalu berkiblat pada Barat yang dikandung oleh hadits. Selain itu, akan lebih lengkap jika kita mencoba menemukan pendidikan dialog kritis yang ada pada ayat-ayat Al-Qur'an lainnya.

Penutup

Al-Munawar, Said Agil Husein, Al-Qur'an membangun tradisi kesalehan esensial, Jakarta: Ciputat Press, 2002. Musthofa, Alwi, "Konsep dialog menurut Paulo Freire dan relevansinya dengan pendidikan Islam", Tesis, Yogyakarta : Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2007. Rahman, Habib, “Nilai-nilai Pendidikan Islam dalam Kisah Nabi Khidir dan Nabi Musa (Kajian Q.S Al-Kahfi Ayat 60-82 dalam Tafsir Al-Misbah dan Tafsir Al -Maraghi)", Skripsi , Yogyakarta: Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga, 2013.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan studi terhadap kisah 24 nabi dalam Al- Qur’an kisah Nabi Muhammad tidak diteliti karena secara metodologis kondisinya sangat berbeda dengan kisah 24 nabi lainnya dengan