i
PENGGUNAAN MODUL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MATERI PUISI
RAKYAT KELAS VII SMPN 13 KOTA BENGKULU
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana dalam Ilmu Tadris Bahasa Indonesia
Oleh:
Nur Riskiana NIM 1811290018
PROGRAM STUDI TADRIS BAHASA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA
FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI
SUKARNO BENGKULU 2022
ii
iii
iv
PERSEMBAHAN
Segala puji dan rasa syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan baik. Skripsi ini penulis persembahkan kepada:
a) Kedua orang tuaku tercinta, Ayah M. Ismail dan Ibu Maya Sulastri yang telah membesarkan, mendidikku menjadi anak yang baik, memberikan kasih sayang tulus, memberikan motivasi dalam hidupku, serta memfasilitasi untuk pendidikanku sampai dii titik akhir perkuliahan ini. Terima kasih karena telah menjadi motivator serta pendidik yang selalu ada di saat aku membutuhkan kalian dan selalu mendoakan di setiap perjalanan hidupku untuk masa depan dan kesuksesanku. Untuk saudaraku Darma Bakti dan Nanda Ayu Azza serta keluarga besar terima kasih turut memberikan semangat dan nasihat untuk keberhasilanku.
b) Untuk sahabat terbaikku Annisa Cyintia Dewi, Intan Tiara Mukti, Olivia Ginting, Nia Aulia Fitri, Ocin Mei Pratiwi, Novia Zelayanti serta teman-teman seperjuangan grup istigfar Pheni Hastuti, Zhazhabilla Meilania Bintaro, Lega Kurnia Sari, Yandeka Putri Meilani, Pita Lestari, Tika Okta Sari, Liza Andriani, Dandy Arison Saputra, dan Rizki Putra Unsu yang telah berjuang bersama menyelesaikan skripsi hingga tibalah pada titik akhir perjuangan pendidikan dan telah memberikan doa terbaik, membantu secara langsung, serta memberikan keceriaan dalam hari-hariku.
c) Untuk Dosen Pembimbing I, Bapak Vebbi Andra, M.Pd. dan Pembimbing II, Ibu Heny Friantary, M.Pd. Terima kasih Saya haturkan atas kerelaan hati, dan kesabaran Bapak/Ibu yang telah membimbing Saya sampai selesai skripsi ini.
d) Almamater Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu.
v MOTTO
“Karena sesungguhnya sesudah kesulitan pasti ada kemudahan”
(QS. Al- Insyirah:5)
“Boleh jadi kamu membenci sesuatu padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi pula kamu menyukai sesuatu padahal ia
amat buruk bagimu, Allah mengetahui sedangkan kamu tidak mengetahui”
(QS. Al-Baqarah:216)
“Sekecil apapun usahamu belajarlah untuk berdiri sendiri”
“Perbanyak rasa syukur-mu kurangi untuk mengeluh”
“Jangan persulit dirimu dengan kesedihan, bangkit dan berusaha tanpa menjatuhkan orang lain”
(Nur Riskiana)
vi
vii
viii Nama : Nur Riskiana NIM : 1811290018
Prodi : Tadris Bahasa Indonesia ABSTRAK
Bahan ajar yang dipakai di SMPN 13 sudah cukup baik berupa buku paket bahasa Indonesia yang di dalamnya merangkum seluruh materi pelajaran bahasa Indonesia sehingga tugas dan latihan soal di dalamnya tidak terlalu bervariasi dan terfokus ke materi pembelajaran contohnya pada materi puisi rakyat yang mana, adanya bahan ajar yang berupa buku paket bahasa indonesia tersebut masih kurang maksimal sehingga perlu adanya penggunaan bahan ajar lain berupa modul pembelajaran bahasa Indonesia untuk membantu guru dan siswa dalam mengajar serta mengatasi kesulitan-kesulitan belajar yang dialami peserta didik. Penelitian ini memiliki tujuan yaitu mendeskripsikan penggunan modul pembelajaran bahasa indonesia materi puisi rakyat kelas VII SMPN 13 Kota Bengkulu dan untuk mendeskripsikan serta. mengetahui kelayakan modul pembelajaran bahasa indonesia materi puisi rakyat kelas VII SMPN 13 Kota Bengkulu. Metode penelitian ini menggunakan model penelitian dan pengembangan (R&D) yaitu Borg and Gall menurut Sugiyono. Teknik pengumpulan data yaitu dengan observasi, wawancara, angket, dokumentasi, dan tes. Subjek penelitian ini yaitu peserta didik kelas VII SMPN 13 Kota Bengkulu. Teknik analisis data menggunakan teknik kualitatif deskriptif dan kuantitatif deskriptif. Hasil produk penelitian terhadap penggunaan modul puisi rakyat yaitu mencapai presentase “sangat layak”. Hasil validasi dari validator ahli materi 1 mencapai ktriteria penilaian “sangat layak” dengan presentase sebesar 84% selain itu validator ahli materi 2 mencapai kriteria penilaian “sangat layak” dengan presentase nilai sebesar 97%.
Hasil validator ahli bahasa 1 mencapai kriteria penilaian “layak”
dengan presentase nilai sebesar 74%, validator ahli bahasa 2
ix
mencapai kriteria penilaian “sangat layak” dengan presentase nilai sebesar 87%. Hasil penilaian dari validator ahli media 1 mencapai kriteria penilaian “sangat layak” dengan presentase nilai sebesar 82%, selain itu validator ahli media 2 mencapai kriteria penilaian “sangat layak” dengan presentase nilai sebesar 86%. Hasil uji coba produk skala kecil yang melibatkan 15 peserta didik diperoleh yaitu dengan rata-rata 85,3% mencapai kriteria “sangat baik”. Uji coba kelompok besar dilihat dari keseluruhan hasil skor tes yaitu diperoleh skor rata-rata 90,6%
mencapai kriteria “sangat baik”. Hal ini berarti bahwa modul pembelajaran bahasa indonesia materi puisi rakyat kelas VII SMPN 13 Kota Bengkulu yang dikembangkan dapat dikatakan berhasil dan layak digunakan untuk bahan ajar baru di sekolah agar dapat membantu proses pembelajaran terutama pada mata pelajaran bahasa indonesia.
Kata Kunci: Penggunaan Modul, Pembelajaran Bahasa Indonesia, Puisi Rakyat.
x Nama : Nur Riskiana NIM : 1811290018
Prodi : Tadris Bahasa Indonesia ABSTRACT
The teaching materials used at SMPN 13 are quite good in the form of Indonesian language textbooks which include all Indonesian language subject matter so that the assignments and exercises in it are not too varied and focused on learning materials, for example on folk poetry material, which teaching materials are available. The Indonesian language package book is still not optimal, so it is necessary to use other teaching materials in the form of Indonesian language learning modules to help teachers and students in teaching and overcome learning difficulties experienced by students. This study has a purpose, namely to describe the use of the Indonesian language learning module for seventh grade folk poetry at SMPN 13 Bengkulu City and to describe as well. determine the feasibility of the Indonesian language learning module for seventh grade folk poetry at SMPN 13 Bengkulu City. This research method uses a research and development (R&D) model, namely Borg and Gall according to Sugiyono. Data collection techniques are observation, interviews, questionnaires, documentation, and tests.
The subjects of this study were students of class VII SMPN 13 Bengkulu City. The data analysis technique used descriptive qualitative and quantitative descriptive techniques. The result of the research product on the use of the folk poetry module is that it reaches a "very decent" percentage. The validation results from the material expert validator 1 reached the "very feasible"
assessment criteria with a percentage of 84% besides that the material expert validator 2 achieved the "very feasible"
assessment criteria with a score percentage of 97%. The results of the linguist 1 validator reached the "appropriate" assessment criteria with a score percentage of 74%, the linguist 2 validator
xi
reached the "very feasible" assessment criteria with a score percentage of 87%. The results of the assessment from the media expert validator 1 reached the "very feasible" assessment criteria with a score percentage of 82%, besides that the media expert validator 2 reached the "very feasible" assessment criteria with a score percentage of 86%. The results of a small-scale product trial involving 15 students were obtained with an average of 85.3% reaching the "very good" criteria. The large group trial was seen from the overall test score results, which obtained an average score of 90.6% reaching the "very good" criteria. This means that the Indonesian language learning module for folk poetry material for class VII SMPN 13 Bengkulu City that was developed can be said to be successful and feasible to use for new teaching materials in schools in order to help the learning process, especially in Indonesian subjects.
Keywords: Module Development, Indonesian Language Learning, Folk Poetry.
xii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirant Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-NYA sehingga skripsi saya yang berjudul “Penggunaan Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia Materi Puisi Rakyat Kelas VII SMPN 13 Kota Bengkulu” ini dapat tersusun dengan baik hingga selesai. Proposal ini saya buat dengan tujuan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar sarjana dalam program studi Tadris Bahasa Indonesia di Universitas Islam Negeri Fatmawati Soekarno Bengkulu. Saya juga ucapkan terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi yaitu:
1. Dr. Prof. KH. Zulkarnain, M.Pd. selaku Rektor Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu yang telah memberikan berbagai fasilitas di UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu.
2. Dr. Mus Mulyadi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Tadris yang telah memfasilitasi dalam pengesahan berkas skripsi.
3. Risnawati, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Bahasa sekaligus pembimbing akademik yang telah memfasilitasi dan memberikan kemudahan dalam penyelesaian skripsi penulis.
4. Heny Friantary, M.Pd. selaku Kordinator Program Studi Tadris Bahasa Indonesia sekaligus pembimbing II yang telah memberikan arahan, kritikan, dan saran dalam penulisan skripsi penulis.
5. Vebbi Andra, M.Pd. selaku Pembimbing I skripsi yang senantiasa sabar dan tabah dalam mengarahkan dan memberikan petunjuk serta motivasinya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi.
xiii
6. Heny Friantary, M.Pd. Selaku pembimbing II atas kerelaan hatinya untuk membimbing, memberikan arahan, kritikan, petunjuk, serta motivasinya kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
7. Kepada Perpustakaan Universitas Islam Negeri Fatmawati Sukarno Bengkulu beserta staf yang banyak memberikan fasilitas yang telah banyak memberikan fasilitas dalam penulisan skripsi penulis.
8. Segenap Dosen Tadris Bahasa Indonesia yang telah memberikan ilmunya dari semester awal sampai akhir, sehingga penulis mendapat ilmu pengetahuan yang dapat dijadikan sebagai bekal pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara.
9. Segenap civitas Akademika baik dilingkup Prodi Tadris Bahasa Indonesia, Fakultas Tarbiyah dan Tadris, maupun UIN Fatmawati Sukarno Bengkulu yang selalu memberikan kemudahan dalam adminitrasi akademik.
Penulis juga menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, kritik daan saran sangat penulis harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya bagi para pembaca pada umumnya.
Bengkulu, Juli 2022 Penulis
Nur Riskiana
xiv DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PERSEMBAHAN ... ii
MOTTO ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN ... iv
PENGESAHAN ... NOTA PEMBIMBING ... ABSTRAK ... v
ABSTRACT ... vii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang ... 1
b. Rumusan Masalah ... 6
c. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 6
d. Spesifikasi Produk ... 8
e. Asumsi Pengembangan ... 9
BAB II LANDASAN TEORI 1) Deskripsi Teori ... 10
a. Konsep Modul ... 10
b. Konsep Pembelajaran ... 16
c. Konsep Bahasa Indonesia ... 21
d. Konsep Materi Ajar ... 24
e. Konsep Puisi Rakyat ... 25
2) Kajian Pustaka ... 38
3) Kerangka Berpikir ... 45
xv BAB III METODE PENELITIAN
1) Model Pengembangan ... 48
2) Prosedur Pengembangan ... 50
a) Studi Pendahuluan ... 66
b) Pengembangan Prototipe ... 67
c) Uji Lapangan ... 68
d) Diseminasi dan Sosialisasi ... 68
3) Subjek Penelitian ... 69
4) Teknik Pengumpulan Data ... 69
5) Teknik Analisis Data ... 73
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA a. Deskripsi Prototipe Produk ... 83
b. Hasil Uji Lapangan ... 87
1. Hasil Uji Coba Lapangan Terbatas ... 160
2. Hasil Uji Coba Lapangan Lebih Luas ... 164
3. Hasil Uji Coba Lapangan Operasional ... 171
c. Analisis Data ... 172
d. Prototipe Hasil Pengembangan ... 182
BAB V PENUTUP 1. Kesimpulan ... 185
2. Saran ... 186 Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Judul Halaman
3.1 Angket Hasil Analisis Kebutuhan 92 3.2 Jawaban Angket Berdasarkan Skala
Likert
100
3.3 Persentase Hasil Validasi 102
3.4 Hasil Validasi Ahli Materi 1 103 3.5 Hasil Validasi Ahli Materi 2 106 3.8 Hasil Validasi Ahli Bahasa 1 112 3.9 Hasil Validasi Ahli Bahasa 2 115 3.12 Hasil Validasi Ahli Media 1 121 3.13 Hasil Validasi Ahli Media 2 124 4.1 Hasil Uji Coba Kelompok Kecil 148 4.2 Hasil Uji Coba Kelompok Besar 153
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Judul Halaman
1.1 Produk awal sekolah berupa buku paket bahasa indonesia
89
1.2 Desain sampul awal modul 97
1.3 Desain sampul awal penulis 97
1.4 Desain awal produk peneliti 98 2.1 Saran perbaikan modul oleh ahli
materi 1
128 2.2 Tampilan modul sebelum perbaikan 129 2.3 Tampilan modul sebelum perbaikan 129 2.4 Tampilan modul sebelum perbaikan 129 2.5 Tampilan modul sebelum perbaikan 130 2.6 Tampilan modul setelah perbaikan 131 2.7 Tampilan modul setelah perbaikan 131
2.8 Saran ahli materi 2 133
2.9 Daftar pustaka sebelum perbaikan 133 2.10 Daftar pustaka setelah perbaikan 133 2.11 Saran perbaikan ahli bahasa 1 135 2.12 Tampilan sebelum perbaikan 135 2.13 Tampilan modul setelah perbaikan 136 2. 14 Tampilan saran ahli bahasa 1 137 2. 15 Saran ahli media (desain) 1 138 2.16 Sampul modul sebelum perbaikan 139 2.17 Sampul modul setelah perbaikan 139
2.18 KI/KD setelah perbaikan 140
2.19 Judul bab/ sub bab sebelum perbaikan 140 2.20 Judul bab/ sub bab setelah perbaikan 141 2.21 Daftar isi sebelum perbaikan 141 2.22 Daftar isi setelah perbaikan 141 2.23 Saran ahli media (desain) 2 143 2.24 Tampilan cover modul sebelum
perbaikan
143 2.25 Tampilan cover modul setelah revisi 143
1
Kegiatan pembelajaran merupakan sebuah proses komunikasi antara pendidik dan peserta didik, di mana pendidik yang sering disebut sebagai guru menyampaikan informasi (komunikator) kepada peserta didik (komunikan). Proses ini nantinya akan berpengaruh terhadap keberhasilan suatu pembelajaran. Apabila, baik proses komunikasi yang terlaksana, maka hasil pembelajaran pun akan sejalan dengan keberhasilan komunikasi. Sebab keberhasilan komunikasi ini berkaitan erat dengan beberapa komponen inti dalam proses pembelajaran.
Bahkan, jika terdapat salah satu komponen yang hilang, maka pembelajaran akan mengalami hambatan dan mungkin tidak dapat terlaksana dengan baik. Sebagai sebuah bahan ajar, modul tentu memegang peranan penting dalam proses pembelajaran.
Bahan ajar yang digunakan pada proses pembelajaran bila dikembangkan sesuai kebutuhan guru dan siswa serta
dimanfaatkan secara benar akan menjadi salah satu faktor yang dapat meningkatkan mutu pembelajaran.1 Dengan adanya bahan ajar, maka peran guru dan siswa dalam proses pembelajaran akan bergeser. Jika semula guru dipersepsikan sebagai satu-satunya sumber informasi di kelas dan siswa diposisikan sebagai penerima informasi yang pasif, maka dengan adanya bahan ajar, guru bukan lagi merupakan satu-satunya sumber belajar. Dalam hal ini, guru lebih diarahkan untuk berperan sebagai fasilitator yang membantu dan mengarahkan siswa dalam belajar. Dengan memanfaatkan bahan ajar yang telah dirancang sesuai kebutuhan pembelajaran, siswa diarahkan untuk menjadi pembelajar yang aktif. Sebab, mereka dapat membaca atau mempelajari materi yang ada pada bahan ajar terlebih dahulu sebelum mengikuti pembelajaran di kelas. Sehingga, ketika pembahasan akan materi dijelaskan di dalam kelas, siswa sudah siap dengan bekal informasi dan pengetahuan yang cukup. Hal ini akan menjadi waktu belajar yang tersedia tidak lagi digunakan oleh guru untuk
1 Najuah dkk., Modul Elektronik: Prosedur Penyusunan dan Aplikasinya (Medan: Yayasan Kita Menulis, 2020), h. 6.
menjelaskan materi secara panjang lebar, tetapi lebih banyak digunakan untuk diskusi dan membahas materi-materi tertentu yang belum dipahami siswa.
Dilihat pada konteks pembelajaran bahasa Indonesia dalam ranah Sekolah Menengah Pertama (SMP), khususnya pada siswa kelas VII, keterampilan berbicara, membaca, menyimak, dan menulis perlu dikembangkan seperti pada materi puisi rakyat. Dalam hal ini siswa-siswi dituntut mampu mengaplikasikannya dalam proses pembelajaran di sekolah, agar peserta didik dapat menguasai materi pembelajaran dengan baik.
Dalam hal ini, seorang guru juga harus mampu mengajarkan dan memberikan bahan ajar yang berkualitas sesuai dengan kurikulum yang berlaku dan perkembangan zaman, contohnya membuat dan menggunakan bahan ajar modul pembelajaran bahasa Indonesia untuk menunjang literasi pendidikan yang berkualitas dan berdaya saing.
Ketersediaan sumber belajar berupa modul pembelajaran bahasa Indonesia materi puisi rakyat setelah dilakukan observasi
awal oleh penulis menunjukkan bahwa tidak adanya ketersediaan modul pembelajaran bahasa Indonesia pada materi puisi rakyat di SMPN 13 Kota Bengkulu. Bahan ajar yang dipakai di sekolah menengah pertama tersebut sudah cukup baik berupa buku paket bahasa Indonesia yang di dalamnya merangkum seluruh materi pelajaran bahasa Indonesia sehingga tugas dan latihan soal di dalamnya tidak terlalu bervariasi dan terfokus ke materi pembelajaran contohnya pada materi puisi rakyat yang mana, materi pembelajaran tersebut merupakan sastra lisan dan tulisan yang perlu dilestarikan keberadaannya di masyarakat dan menunjang literasi pendidikan dapat berjalan dengan baik dan optimal berdasarkan fungsi dan tujuannya. Namun adanya bahan ajar yang berupa buku paket bahasa indonesia tersebut masih kurang maksimal sehingga perlu adanya penggunaan bahan ajar lain berupa modul pembelajaran bahasa Indonesia untuk membantu guru dan siswa dalam mengajar serta mengatasi kesulitan-kesulitan belajar yang dialami peserta didik.
Penggunaan modul pembelajaran materi puisi rakyat ini diharapkan dapat membantu untuk menyampaikan materi pembelajaran tersebut dengan baik dan terarah selain itu juga motivasi peserta didik untuk belajar puisi rakyat akan tertantang karena modul pembelajaran yang nantinya akan dihasilkan memuat ilustrasi gambar menarik yang dapat mewakili makna dalam puisi tersebut sehingga membuat siswa lebih mandiri dalam belajar dan memahami materi pembelajaran puisi rakyat tersebut.
Melihat kondisi tersebut penulis tertarik untuk mengambil judul penelitian berupa “Penggunaan Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia Materi Puisi Rakyat Kelas VII SMPN 13 Kota Bengkulu”, dengan tujuan untuk menggunakan produk pendidikan berupa modul pembelajaran bahasa Indonesia materi puisi rakyat yang berkualitas, menarik, dan cocok digunakan sesuai perkembangan kurikulum pendidikan yang berlaku.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijabarkan, maka didapatkan rumusan masalah yaitu:
1. Bagaimana penggunaan modul pembelajaran bahasa Indonesia materi puisi rakyat kelas VII SMPN 13 Kota Bengkulu?
2. Bagaimana kelayakan modul pembelajaran bahasa Indonesia materi puisi rakyat kelas VII SMPN 13 Kota Bengkulu?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan penelitiannya adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan penggunaan modul pembelajaran bahasa Indonesia materi puisi rakyat kelas VII SMPN 13 Kota Bengkulu.
2. Untuk mendeskripsikan dan mengetahui kelayakan modul pembelajaran bahasa Indonesia materi puisi rakyat kelas VII SMPN 13 Kota Bengkulu.
Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat teoretis, hasil penelitian ini diharapkan bisa digunakan sebagai media untuk mendapatkan ilmu pengetahuan dan wawasan mengenai penggunaan modul pembelajaran bahasa Indonesia materi puisi rakyat kelas VII SMPN 13 Kota Bengkulu.
2. Manfaat praktis pada penelitian ini, yaitu:
a. Sebagai acuan untuk menghasilkan karya ilmiah lainnya yang ditujukan kepada mahasiswa IAIN Bengkulu, khususnya mahasiswa Prodi Tadris Bahasa Indonesia.
b. Sebagai bahan pembelajaran untuk pendidik menggunakan bahan ajar (modul) di sekolah, serta bagi peserta didik juga dapat mengetahui dan mengaplikasikan modul yang dapat digunakan pada pembelajaran bahasa Indonesia materi puisi rakyat kelas VII SMPN 13 Kota Bengkulu.
D. Spesifikasi Produk
Spesifikasi dalam penyusunan desain produk modul ini agar dapat digunakan pada proses pembelajaran di sekolah, yaitu materi wajib menyesuaikan dengan kompetensi inti (KI) dan komptensi dasar (KD), serta silabus diknas berdasarkan penggunaan kurikulum 2013. Pengembangan modul pembelajaran bahasa indonesia materi puisi rakyat ini dibuat dengan menggunkan kertas yang berukuran B5, spasi 1,5, jenis huruf Book man style ukuran 12 untuk isi modul, huruf verdana ukuran 14 untuk judul bab, dan huruf calibri ukuraan 12 untuk penulisan halaman modul puisi rakyat.
Modul puisi rakyat yang akan digunakan adalah memiliki spesifikasi yaitu, diawali dari pembuatan sampul buku depan, sampul belakang, halaman tim validasi modul, halaman redaksi modul, kata pengantar, daftar isi, deskripsi singkat, kompetensi inti dan kompetensi dasar, tujuan kegiatan pembelajaran, petunjuk belajar, dan bab I-IV mengenai kegiatan pembelajaran dan bab V mengenai tes formatif yaitu berisikan soal-soal dan
latihan individu dan kelompok yang dibuat untuk mengukur tingkat kemampuan peserta didik dalam pembelajaran puisi rakyat.
E. Asumsi Pengembangan
Produk modul yang digunakan berasumsi yaitu dapat membantu guru dan peserta didik dalam belajar terkhususnya pada pembelajaran bahasa Indonesia materi puisi rakyat dengan adanya penggunaan produk modul puisi rakyat peserta didik dituntut mampu memahami dan menguasai materi pembelajaran bahasa indonesia dengan lebih kreatif, inovatif, mandiri, serta menguasai materi pembelajaran yang ada dalam modul tersebut.
10
Deskripsi teori diperlukan pada sebuah kajian penelitian perlu adanya kajian teori yang digunakan untuk bahan acuan dalam penelitian, seperti yang digunakan pada penelitian ini yaitu mengenai “Penggunaan Modul Pembelajaran Bahasa Indonesia Materi Puisi Rakyat Kelas VII SMPN 13 Kota Bengkulu”.
Berikut penjabaran deskripsi teori yang digunakan pada penelitian ini yaitu adalah sebagai berikut:
1. Konsep Modul a. Definisi Modul
Modul dalam dunia pengajaran, modul diartikan sebagai suatu unit yang lengkap, berdiri sendiri, dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar dalam mencapai sejumlah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas. Dalam sumber lain, dinyatakan bahwa modul adalah sejenis satuan kegiatan belajar
yang direncana dan didesain oleh guru, guna membantu peserta didik di dalam mencapai tujuan tertentu.2
Modul merupakan paket belajar mandiri yang meliputi serangkaian pengalaman belajar yang direncanakan untuk peserta didikan, dan dirancang secara sistematis untuk membantu peserta didik mencapai tujuan belajar.
Modul adalah seperangkat media dalam pembelajaran.
Modul merupakan suatu unit program pembelajaran yang disusun dalam bentuk tertentu untuk keperluan belajar.3
Modul merupakan bahan ajar cetak yang dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta pembelajaran. Modul disebut juga bahan ajar mandiri karena di dalamnya telah dilengkapi petunjuk untuk belajar sendiri. Dengan modul, peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar tanpa kehadiran guru secara langsung.
Modul merupakan sumber belajar yang berisi materi, metode, batasan-batasan, dan cara mengevaluasi yang dirancang
2 Kosasih, Pengembangan Bahan Ajar (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2020), h. 18.
3 Nana, Pengembangan Bahan Ajar (Jawa Tengah: Lakeisha, 2019), h. 31.
secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang diharapkan berdasarkan kompleksitasnya.
Kesimpulannya, modul adalah suatu unit yang lengkap, berdiri sendiri, dan terdiri atas suatu rangkaian kegiatan belajar dalam mencapai sebuah tujuan yang dirumuskan secara khusus dan jelas serta dirancang untuk dapat dipelajari secara mandiri oleh peserta pembelajaran yang mana pada sebuah modul terdapat sumber belajar yang berisi materi, metode, batasan- batasan, dan cara evaluasi yang dirancang secara sistematis dan menarik untuk mencapai kompetensi yang di harapkan oleh pendidik dan peserta didik.
b. Tujuan Penyediaan Modul
Adapun tujuan dari penyediaan modul adalah sebagai berikut:
a) Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbal.
b) Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indra, baik peserta didik, maupun guru/instruktur.
c) Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti untuk meningkatkan motivasi dan gairah belajar, mengembangkan sumber belajar lainnya, yang memungkinkan peserta didik atau pembelajar untuk belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya.
d) Memungkinkan peserta didik atau pembelajar dapat mengukur atau mengevaluasi sendiri hasil belajarnya.4
c. Karakteristik Modul
Modul memiliki ciri atau karakteristik tersendiri dibandingkan dengan jenis bahan ajar lainnya, yakni sebagai berikut:5
a) Self instructional, dengan modul seorang peserta didik mampu membelajarkan diri sendiri, tidak tergantung pada pihak lain. Untuk itu, sebuah modul harus memiliki hal-hal berikut.
1) Berisi rumusan tujuan yang jelas dan terperinci.
2) Berisi uraian materi yang utuh, lengkap, serta sesuai dengan kepentingan penggunanya.
4 Nana, Pengembangan Bahan Ajar...h. 31.
5 Kosasih, Pengembangan Bahan Ajar…, h. 20.
3) Menyediakan contoh dan ilustrasi yang sesuai.
4) Menampilkan soal-soal latihan, tugas, dan sejenisnya yang memungkinkan peserta didik untuk menerapkan pemahaman tentang materi yang ada di dalamnya.
5) Menggunakan bahasa baku dan komunikatif.
6) Terdapat rangkuman materi pembelajaran.
7) Terdapat instrumen penilaian sehingga penggunanya untuk melakukan penilaian diri.
8) Terdapat umpan balik atas penilaian sehingga penggunanya mengetahui tingkat penguasaan materi dalam modul itu.
9) Berisi informasi tentang rujukan, pengayaan, referensi yang mendukung materi pembelajaran.
b) Self contained, seluruh materi pembelajaran dari satu unit kompetensi atau subkompetensi tersaji di dalam satu modul secara utuh. Materi di dalamnya memberikan kesempatan kepada peserta didik secara tuntas. Materi pelajaran dikemas ke dalam satu kesatuan yang lengkap. Pembagian atau pemisahan materi dari satu unit kompetensi harus dilakukan
dengan memperhatikan sistematika yang jelas dan benar, sesuai dengan hierarki keilmuan dari materi modul tersebut.
c) Stand alone (berdiri sendiri), modul tidak tergantung pada sumber atau media lain. Keberadaan modul itu tidak harus digunakan bersama-sama dengan sumber atau pembelajaran lain. Dengan menggunakan modul itu, pengguna atau peserta didik tidak perlu menggunakan media lain untuk mempelajarinya. Perangkat ataupun media pendukung lain semuanya tersaji secara lengkap di dalam modul itu sendiri.
d) Adaptive, modul perlu memiliki daya adaptif terhadap suatu perkembangan. Oleh karena itu, isi modul tidak kaku, harus memberikan ruang-ruang untuk menambah, menyesuaikan, mengganti, ataupun memperkaya dengan materi kegiatan pembelajaran lainnya, sesuai dengan perkembangan informasi, pengetahuan, teknologi baru yang memang selalu berubah dari waktu ke waktu.
e) User friendly, modul hendaknya memperhatikan pula kepentingan pemakainya. Setiap tugas, petunjuk, serta informasi yang tersaji di dalamnya harus berorientasi pada
minat dan kebutuhan pemakainya yang mungkin pula sangat beragam, baik itu di dalam tingkat pemahaman, jenis kelamin, latar belakang sosial dan budaya, serta faktor-faktor lainnya.
2. Konsep Pembelajaran a. Definisi Pembelajaran
Beberapa ahli merumuskan pengertian pembelajaran adalah sebagai berikut.
Menurut Saiful Sagala, pembelajaran ialah membelajarkan siswa menggunakan azas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama keberhasilan pendidikan. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah (two way communication), mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik.6
Menurut Corey, pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk
6 Isah Cahyani, Pembelajaran Bahasa Indonesia (Jakarta Pusat:
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, 2009), h. 179.
memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku dalam kondisi khusus atau menghasilkan respon situasi tertentu.7
Menurut Oemar malik, pembelajaran adalah suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran. Manusia yang terlibat dalam sistem pembelajaran terdiri atas siswa, guru dan tenaga kependidikan lainnya, misalnya tenaga laboratorium dan material meliputi buku-buku, papan tulis fotografi, slide dan film, audio, dan video tape.8
Menurut Slavin dalam Chatarina Tri Anni, belajar merupakan proses pemerolehan kemampuan yang berasal dari pengalaman. Sedangkan menurut Gagne dalam Chatarina Tri Anni, belajar merupakan sebuah sistem yang di dalamnya terdapat berbagai unsur yang saling terkait sehingga menghasilkan perubahan perilaku.9
7 Isah Cahyani, Pembelajaran Bahasa Indonesia…, h. 179.
8 Isah Cahyani, Pembelajaran Bahasa Indonesia…, h. 179.
9 Darmadi, Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar Siswa (Yogyakarta: Deepublish, 2017), h. 2.
Menurut Dimyati dan Mujiono, pembelajaran adalah aktivitas guru secara terstruktur dalam desain intruksional untuk memunculkan proses belajar aktif yang menitikberatkan pada terpenuhinya sumber belajar disebut juga pembelajaran.10
Belajar dapat disimpulkan rangkaian kegiatan atau aktivitas yang dilakukan secara sadar oleh seseorang dan mengakibatkan perubahan dalam dirinya berupa penambahan pengetahuan atau kemahiran berdasarkana alat indera dan pengalamannya. Oleh sebab itu apabila setelah belajar peserta didik tidak ada perubahan tingkah laku yang positif dalam arti tidak memiliki kecakapan baru serta wawasan pengetahuannya tidak bertambah maka dapat dikatakan bahwa belajarnya belum sempurna.
Pembelajaran menurut Slamet PH, pembelajaran merupakan pemberdayaan peserta didik yang dilakukan melalui interaksi perilaku pengajar dan perilaku peserta didik, baik di ruang maupun di luar kelas. Karena proses belajar mengajar
10 Yanti Fitria dan Widya Indra, Pengembangan Model Pembelajaran PBL Berbasis Digital untuk Meningkatkan Karakter Peduli Lingkungan da Literasi SAINS (Sleman: CV Budi Utama, 2020), h. 12.
merupakan pemberdayaan peserta didik, maka penekanannya bukan sekedar penguasaan pengetahuan tentang apa yang diajarkan, tetapi merupakan internalisasi tentang apa yang diajarkan, sehingga tertanam dan berfungsi sebagai muatan nurani, dihayati serta dipraktekkan oleh peserta didik.11
Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 tentang Siadiknas, pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan.
Proses pembelajaran menuntut adanya partisipasi aktif dari seluruh siswa. Hal ini menunjukkan bahwa proses kegiatan belajar harus berpusat pada siswa, guru bertindak sebagai motivator dan fasilitator di dalam kelas hal ini sebagaimana yang dikemukakan Rusman, bahwa sebagai subjek dalam kegiatan pembelajaran maupun kegiatan belajar, siswa dituntut untuk selaku aktif memproses dan mengolah pemerolehan belajarnya secara efektif, pebelajar dituntut untuk aktif secara fisik,
11 Sutiah, Teori Belajar dan Pembelajaran (Siduarjo: Nizamia Learning Center, 2016), h. 6.
intelektual, dan emosional. Hal tersebut senada sebagaimana yang dikemukakan Susanto bahwa keadaan aktif dan menyenangkan tidaklah cukup jika proses pembelajaran tidaklah efektif, yaitu tidak menghasilkan apa yang harus dikuasai siswa setelah proses pembelajaran berlangsung. Sebab pembelajaran memiliki sejumlah tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Jika pembelajaran hanya aktif dan menyenangkan tetapi tidak efektif maka pembelajaran tersebut tidak ubahnya seperti bermain biasa menurut Muslim.12
3. Konsep Bahasa Indonesia a. Hakikat Bahasa Indonesia
Bahasa indonesia adalah alat komunikasi yang dipergunakan oleh masyarakat Indonesia untuk keperluan sehari- hari, misalnya belajar, bekerja sama, dan berinteraksi.
` Bahasa indonesia merupakan bahasa nasional dan bahasa resmi di indonesia. Bahasa nasional adalah bahasa yang menjadi bahasa standar di negara multilingual karena perkembangan sejarah, kesepakatan bangsa, atau ketepatan perundang-undangan.
12 Sakila, Media Pembelajaran Bahasa Indonesia di SMP (Singkawang: Guepedia, 2019), h. 10.
Bahasa Indonesia, memiliki fungsi-fungsi tertentu yang digunakan berdasarkan kebutuhaan pemakainya, yakni sebagai alat mengekspresikan diri, sebagai alat untuk berkomunikasi, sebagai alat untuk mengadakan integrasi dan beradaptasi sosial dalam lingkungan atau situasi tertentu, dan sebagsai alat untuk melakukan kontrol sosial.13
Pembelajaran Bahasa Indonesia bagi bangsa Indonesia secara yuridis tidak pernah berubah statusnya karena terikat oleh UUD 1945. Meskipun demikian, pembelajaran bahasa Indonesia tidak terlepas dari era globalisasi. Bahasa Indonesia secara politis memang milik bangsa Indonesia. Namun secara fungsional milik seluruh warga Negara dunia yang mau menaruh perhatian terhadap pembelajaran bahasa Indonesia. Perhatian itu ada yang diwujudkan dalam bentuk mempelajari agar dapat menguasai bahasa Indonesia, ada yang mempelajari untuk mempelajari aspek-aspek kehidupan yang didukung oleh bahasa Indonesia.14
13 Isah Cahyani, Pembelajaran Bahasa Indonesia…, h. 36.
14 Pranowo, Teori Belajar Bahasa untuk Guru Bahasa dan Mahasiswa Jurusan Bahasa (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017), h. 4.
Pembelajaran bahasa indonesia secara fungsional dan komunikatif adalah pembelajaran yang lebih menekankan siswa untuk belajar berbahasa dalam kaitannya dengan fungsi bahasa sebagai alat berkomunikasi. Melalui pembelajaran bahasa Indonesia diharapkan siswa memiliki kemampuan untuk menangkap makna. Siswa diharapkan memiliki kemampuan untuk mengekspresikan berbagai kemampuan untuk mengekspresikan berbagai pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik secara lisan maupun tulisan.15
Menurut Suwartini, pembelajaran bahasa Indonesia memiliki pengaruh yang besar terhadap literasi pendidikan, alasannya karena pembelajaran bahasa Indonesia perlu dilakukan pengembnagan pemahaman dalam diri pribadi, dan juga akibat adanya penggunaan kurikulum 2013 menjadikan pembelajaran
15 Wiwin Sunarsih, Pembelajaran CTL Belajar Menulis Berita Lebih Mudah (Indramayu: CV Adanu Abimata, 2021 ), h. 1.
bahasa indonesia sebagai pembelajaran yang memiliki pengaruh sangat besar.16
Kesimpulannya, pembelajaran bahasa Indonesia telah tercantum secara yuridis tidak pernah berubah statusnya karena terikat oleh UUD 1945. pembelajaran bahasa Indonesia secara politis memang milik bangsa Indonesia. Namun secara fungsional milik seluruh warga Negara dunia yang mau menaruh perhatian terhadap pembelajaran bahasa Indonesia, ada yang mempelajari aspek-aspek kehidupan yang didukung oleh bahasa Indonesia dan juga digunakan untuk mengekspresikan berbagai kemampuan, pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan dengan menggunakan bahasa yang baik secara lisan maupun tulisan. Selain itu juga pembelajaran bahasa Indonesia memiliki empat komponen dasar yang harus dipelajari siswa yaitu keterampilan menyimak, membaca, menulis, dan berbicara.
4. Konsep Materi Ajar a. Definisi Materi
16 Riswanda Himawan, “Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning dalam Pembelajaran Teks Puisi Rakyat di SMP”, Prosiding Samasta (Juni 2020): h. 1.
Bahan ajar atau materi pembelajaran (Intructional Material) secara garis besar terdiri atas pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari pembelajar dalam rangka mencapai standar komnpetensi yang telah ditentukan.17 Bahan ajar atau bahan pembelajaran merupakan suatu bagian yang penting dari proses pembelajaran di sekolah. Salah satu peran bahan ajar yakni sebagai alat bantu penyalur pesan dan pemberi pesan (guru) ke penerima pesan (peserta didik).
Menurut Yunieka Putri, penggunaan modul sebagai salah satu bahan ajar di dalam kegiatan belajar mengajar tidak hanya memandang aktivitas guru semata, melainkan juga melibatkan siswa secara aktif untuk mengerjakan beberapa soal dan evaluasi, mencari informasi terkait pembelajaran secara mandiri. Oleh karena itu, penggunan bahan ajar modul sebagai materi ajar di sekolah dapat menciptakan proses belajar yang mandiri.18
17 Pranowo, Teori Belajar Bahasa untuk Guru Bahasa dan Mahasiswa Jurusan Bahasa (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2017), h. 239.
18 Riswanda Himawan dan Eva Nur Fathonah, “Pengembangan Modul Bahasa Indonesia Berbasis Keterampilan Abad 21 sebagai Alternatif Bahan Ajar Bahasa Indonesia di SMP”, Jurnal Genre, vol. 2 no. 1 (Februari 2020), h. 1.
5. Konsep Puisi Rakyat e. Definisi Puisi Rakyat
Puisi merupakan teks yang susunan katanya pendek- pendek dan padat makna. Di samping itu, kata-katanya itu tersusun di dalam suatu keharmonisan bunyi. Berdasarkan bentuknya, puisi dapat dibagi ke dalam dua pola umum, yakni puisi rakyat (puisi lama) dan puisi baru.
Puisi rakyat atau puisi lama terikat oleh ketentuan- ketentuan, seperti jumlah suku kata, jumlah baris, jumlah bait dan rima.19
Puisi rakyat merupakan warisan budaya bangsa yang wajib kita pelihara. Puisi rakyat berupa pantun, syair, gurindam, atau puisi rakyat yang berkembang di daerah tertentu. Pada acara- acara di televisi, kepiawaian membuat pantun masih menjadi andalan untuk melucu. Pada lagu-lagu juga masih ditemukan pantun. Sementara untuk gurindam, syair, dan sastra lama yang lain agak kurang didengar. Puisi lama terlihat kaku karena terikat oleh aturan-aturan seperti jumlaah kata dalam tiap baris, jumlah
19 Cikawati, Sastra Indonesia untuk Siswa Madrasah Aliyah (Yogyakarta: Deepublish, 2020), h. 1.
baris dalam tiap bait dan juga pengulangan kata yang bisa di awal maupun di akhir sajak atau kita dengar dengan sebutan rima.20
Puisi rakyat adalah sastra rakyat yang sudah tentu bentuknya, biasanya terdiri dari beberapa deret kalimat, ada yang berdasarkan mantra, ada juga berdasarkan panjang pendek suku kata, lemah tekanan suara, atau hanya berdasarkan irama.21
Puisi rakyat adalah kesusastraan rakyat yang biasanya terdiri dari berbagai deret sajak, ada yang berdasarkan panjang pendek suku kata, lemah tekanan suara, atau hanya berdasarkan irama. Puisi rakyat bisa berbentuk ungkapan tradisional. Puisi rakyat berisi nilai-nilai warisan leluhur bangsa Indonesia. Dalam dunia kesusastraan memiliki warisan turun-temurun berupa cerita rakyat atau puisi rakyat yang tidak diketahui siapa pengarangnya.
Puisi rakyat terkadang terlihat kaku karena terikat oleh aturan- aturan seperti jumlah kata dalam tiap baris dalam bait dan juga
20 Titik Harsiati dkk., Bahasa Indonesia (Jakarta: Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, 2016), h. 167.
21 Elis Khoerunnisa dkk., Super Complete SMP/MTS 7, 8, 9 (Depok:
Sahabat Pelajar Cerdas, 2019), h. 541.
pengulangan kata yang bisa di awal maupun di akhir sajak atau kita kenal dengan sebutan rima.22
Puisi rakyat merupakan karya sastra yang diawriskan secara lisan dan pantas untuk dilestarikan dan dikembangkan bertujuan yaitu agar tidak hilang akibat adanya perkembangan zaman.23
Kesimpulannya puisi rakyat adalah kesusastraan rakyat yang biasanya terdiri dari berbagai deret sajak, ada yang berdasarkan panjang pendek suku kata, lemah tekanan suara, dan berdasarkan irama. Puisi rakyat ini dapat berupa pantun, syair, gurindam, atau puisi rakyat yang berkembang di daerah tertentu.
Pada lagu-lagu juga masih ditemukan pantun. Sementara untuk gurindam, syair, dan sastra lama yang lain agak kurang didengar.
Puisi rakyat terlihat lebih kaku karena terikat oleh aturan-aturan tertentu sebagai unsur pembangunnya. Puisi rakyat ini juga termasuk ke dalam sastra lisan karena diwariskan secara turun- temurun dan dari mulut ke mulut.
22 Dwi Novidiantoko, Sastra Lisan Bumi Silampari: Teori, Metode, dan Penerapannya (Yogyakarta: Deepublish, 2018), h. 24.
23 Lina Yuliawati, “Analisis Penelahaan Puisi Rakyat dengan Strategi PQ4R”, Jurnal Ilmiah Semantika, vol. 2. No. 1 (Agustus 2020): h. 1.
f. Jenis-Jenis Puisi Rakyat 1) Pantun
Pantun merupakan jenis puisi rakyat yang terdiri atas sampiran dan isi. Berikut karakteristik pantun selengkapnya.24 Menurut Sutan Takdir Alisjahbana sampiran berfungsi menyiapkan rima daan irama untuk mempermudah memahami isi pantun.25
a) Terdiri atas empat baris.
b) Tiap baris terdiri atas 8-12 suku kata.
c) Terdiri atas sampiran dan isi
d) Memiliki rima akhir persamaan bunyi a-b-a-b mungkin pula berpola a-a-a-a.
Contoh pantun:
a) Dimuat orang dalam pedati Badan jauh dirantau orang
Kalau sakit siapa yang mengobati
24 Hari Wibowo, Materi Utama Bahasa Indonesia SMP: Buku Pendamping Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Plus Pendalaman dan Latihan Soal (Puri Cipta Media, 2021), h. 50.
25 Dinni Eka Maulina, “Keanekaragaman Pantun di Indonesia”, Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, vol. 1 no. 1 (Januari-Desember 2015): h. 5.
b) Sungguh elok asam belimbing Tumbuh dekat limau lungga Sungguh elok berbibir sumbing Walaupun marah tertawa juga 2) Syair
Syair merupakan puisi rakyat yang dibentuk oleh empat larik perbaitnya. Berbeda dengan pantun, seluruh lariknya merupakan isi.
Contoh syair.
a) Diriku lemah anggotaku layu Rasakan cinta bertalu-talu Kalau begini datangnya selalu Tentulah Kakanda berpulang dahulu Kakanda rindu di kalbu
Mohon Adik jangan lupakan daku Apapun yang Adik mau
Tentulah Kanda memenuhi selalu
3) Gurindam
Gurindam merupakan salah satu bentuk sastra lama. Jenis gurindam yang sangat terkenal dalam masyarakat Melayu (Kepulauan Riau) adalah gurindam dua belas karya Maestro Sastra Melayu, yaitu Raja Ali Haji. Gurindam dua belas karya Raja Ali Haji ini sangat erat dengan petuah atau nasihat di dalamnya. Oleh sebab itu, selalu menjadi rujukan para akademisi.
Berkat gurindam dua belas ini telah banyak mengantarkan mahasiswa memperoleh sarjana dan doktor. Sebutan gurindam dua belas karena di dalamnya memang mengandung 12 pasal.
g. Unsur-Unsur Puisi Rakyat 1) Unsur Fisik
Unsur fisik meliputi hal-hal yakni sebagai berikut:26 a) Diksi
Kata-kata yang digunakan dalam puisi merupakan hasil pemilihan yang sangat cermat. Kata-katanya merupakan hasil pertimbangan, baik itu makna, susunan bunyinya, maupun hubungan kata itu dengan kata-kata lain dalam baris dan baitnya.
26 Hari Wibowo, Materi Utama Bahasa Indonesia SMP…, h. 52.
Kata-kata memiliki kedudukan yang sangat penting dalam puisi.
Kata-kata dalam puisi bersifat konotatif. Makna dari kta-kata itu mungkin lebih dari satu. Kata-kata yang dipilih hendaknya bersifat puitis, yang mempunyai efek keindahan dengan kata-kata lainnya.
b) Pengimajian
Pengimajian dapat didefinisikan sebagai kata atau susunan kata yang dapat menimbulkan khayalan atau imajinasi. Dengan daya imajinasi tersebut, pembaca seolah-olah merasa (kinesik), mendengar (audio), atau melihat (virtual) sesuatu yang diungkapkan penyair.
c) Kata Konkret
Kata konkret membangkitkan imajinasi pembaca, kata- kata harus diperkonkret atau diperjelas. Jika penyair mahir memperkonkret kata-kata, maka pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasa apa yang dilukiskan penyair. Pembaca dapat membayangkan secara jelas peristiwa atau keadaan yang dilukiskan penyair. Misalnya, untuk menyatakan gadis miskin yang suka meminta-minta digambarkan “Gadis kecil berkaleng
kecil”. Untuk memperjelas penggambaran kemauan diri untuk bebas sebebas-bebasnya dinyatakan dengan “Aku Binatang jalang”.
d) Majas
Majas ialah bahasa yang digunakan penyair untuk mengatakan sesuatu dengan cara membandingkan dengan benda atau kata lain, mungkin juga dengan mempertentangkan, mungkin pula dengan melakukan perulangan.
e) Rima/Ritma
Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi. Dengan adanya rima suatu puisi menjadi indah. Makna yang ditumbuhkannya pun lebih kuat. Dan angin mendesah/mengeluh mendesah. Di samping rima dikenal pula dengan istilah ritma,
yang diartikan sebagai pengulangan kata, frase, atau kalimat dalam bait-bait puisi.
f) Topografi
Topografi (tata wajah) merupakan pembeda yang penting antar puisi dengan prosa dan drama. Larik-larik puisi tidak berbentuk paragraph, melainkan membentuk bait. Dalam puisi-
puisi kontemporer seperti karya-karya Sutardji Calzoum Bachri, tipografi itu dipandang begitu penting sehingga menggeser kedudukan makna kata-kata. Tipografi dalam puisi kontemporer ada yang bentuk zigzag kendi, dan bentuk-bentuk lainnya dengan maksud tersendiri.
2) Unsur Batin Puisi Rakyat
Ada empat unsur batin puisi, yakni tema (sense), perasaan penyair (feeling), nada atau sikap penyair terhadap pembaca (tone) dan amanat (intention).27
a) Tema
Tema merupakan gagasan pokok yang diungkapkan penyair dalam puisinya. Tema berfungsi sebagai landasan utama penyair dalam puisinya. Tema itulah yang menjadi kerangka pengembangan sebuah puisi. Jika landasan awalnya tentang ketuhanan, maka keseluruhan struktur puisi itu tidak lepas dari ungkapan-ungkapan atas eksistensi Tuhan. Demikian halnya jika yang didominan adalah dorongan cintaan dan kasih sayang, maka yang ungkapan-ungkapan asmaralah yang lahir dalam puisi itu.
27 Hari Wibowo, Materi Utama Bahasa Indonesia SMP…, h. 53.
b) Perasaan
Puisi merupakan karya sastra yang mewakili ekspresi perasaan penyair. Bentuk ekspresi itu dapat berupa kerinduan, kegelisahan, atau pengagungan kepada kekasih, kepada alam, atau Sang khalik. Jika penyair hendak mengungkapkan keindahan alam, maka sebagai sarana ekspresinya ia akan memanfaatkan majas serta diksi yang mewakili dan memancarkan keindahan alam. Jika ekspresinya merupakan kegelisahan atau kerinduan kepaada Sang Khalik, maka bahasa yang digunakannyacenderung bersifat perenungan akan eksistensinya dan hakikat keberadaan dirinya sebagai hamba Tuhan.
c) Nada dan Suasana
Menulis puisi,penyair mempunyai sikap tertentu terhdap pembaca. Apakah ia bersifat menggurui, menasihati, mengejek, menyindir, atau bersifat lugas hanya menceritakan sesuatu kepada pembaca. Sikap penyair kepada pembaca ini disebut nada puisi.
Adapun suasana adalah keadaan jika pembaca setelah membaca puisi itu. Suasana adalah akibat yang ditimbulakan puisi itu terhadap jiwa pembaca. Nada dan suasana puisi menimbulkan
suasana tertentu terhadap pembacanya. Nada duka yang diciptakan penyair dapat menimbulkan suasana iba hati pembaca.
Nada kritik yang diberikan penyair dapat menimbulkan suasana penuh pemberontakan bagi pembaca. Nada religius dapat menimbulkan suasana khusyuk.
d) Amanat
Amanat merupakan hal yang mendorong penyair untuk menciptakan puisinya. Amanat tersirat di balik kata-kata yang disusun, dan juga berada di balik tema yang diungkapkan.
Amanat yang hendak disampaikan oleh penyair mungkin secara sadar berada dalam pikiran penyair, namun lebih banyak penyair tidak sadar akan amanat yang diberikan.
h. Pembelajaran Puisi Rakyat Berdasarkan Silabus/Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 jenjang SMP dipaparkan pada kompetensi dasar tentang pembelajaran puisi rakyat. Kompetensi dasar tentang puisi rakyat termuat dalam KI 3.13 dan 4.13. Pada KI 3.13 peserta didik diharapkan dapat mengidentifikasi tentang pesan, rima, dan pilihan kata dari puisi rakyat. Adapun puisi
rakyat yang dimaksud berupa pantun, syair, dan puisi rakyat setempat (gurindam). Puisi diperoleh melalui proses membaca dan mendengarkan. Selain itu pembelajaran puisi rakyat juga terdapat dalam KI 4.13 yautu menyimpulkan isi puisi rakyat.
Puisi rakyat disediakan dalambentuk tulis kemudian siswa diminta untuk menarik kesimpulan. Pembelajaran sastra khususnya puisi dalam kurikulum 2013 bertujuan mengikutsertakan peserta didik untuk terlibat dalam pengkajian tentang nilai kepribadian, budaya, sosial, dan estetik. Dalam pembelajaran, karya sastra dipilih dengan ketentuan memiliki potensi untuk memperkaya kehidupan peserta didik, pengalaman kejiwaan, dan mengembangkan imajinasi peserta didik.28 Dalam kurikulum KTSP pembelajaran mengutamakan sisi komunikaatifnya, namun pada kurikulum 2013 pembelajaran bahasa Indonesia lebih mengedepankan komunikatif dan fungsi sosialnya. Misalnya dalam pembelajaran puisi rakyat, diharapkan peserta didik mampu menunjukkan hasil karyanya sekaligus
28 Rubiyatno dkk., Peran Akademisi di Era Revolusi Industri 4.0 dan Society 5.0 dalam Mengembangkan IPTEKS Prosiding (Jawa Tengah: CV Harian Jateng Network, 2019), h. 592.
dapat mempengaruhi orang lain melalui puisinya. Materi pembelajaran puisi rakyat pada kurikulum 2013 terdiri atas pantun, syair, dan gurindam.29 Sedangkan proses pembelajarannya menggunakan pendekatan pembelajaran bahasa saintifik.
B. Kajian Pustaka
Kajian Pustaka bertujuan untuk mendapatkan bahan perbandingan dan acuan. Selain itu, untuk menghindari anggapan kesamaan dengan penelitian ini. Maka dalam kajian teori penulis mencantumkan hasil-hasil penelitian terdahulu yaitu adalah sebagai berikut:
1. Hasil Penelitian Ribut Wibowo dkk. 2020. “Pengembangan Modul Menulis Sastra Lama Berbasis Photo Story untuk Siswa SMP”.30 Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar, menghasilkan, serta mendeskripsikan kelayakan modul menulis sastra lama berbasis photo story. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu tujuh dari sepuluh langka
29 Rubiyatno dkk., Peran Akademisi di Era Revolusi Industri 4.0..., h.
593.
30 Ribut Wibowo dkk., “Pengembangan Modul Menulis Sastra Lama Berbasis Photo Story untuk Siswa SMP”, Jurnal Simbol, (Juli 2020): h. 1.
dalam prosedur penelitian pengembangan menurut Borg and Gall. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik observasi, wawancara, dan juga penyebaran angket di beberapa sekoah. Hasil penelitian ini menunjukkan yaitu berhasil dikembangkannya modul “Kiat Praktis Menulis Sastra Lama”, kelayakan modul secara keseluruhan dinyatakan
“sangat layak” oleh ahli materi, ahli media, dan praktisi dengan presentase penilaian 84,76 dan 94, penilaian guru bahasa Indonesia diperoleh skor rata-rata 91,6%, penilaian 90 siswa saat uji lapangan luas diperoleh skor rata-rata sebesar 81,77%.
Terdapat persamaan dan perbedaan antara hasil penelitian Ribut Wibowo dengan penelitian yang dilakukan penulis yaitu, sama-sama mengembangkan produk pendidikan berupa modul pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Selain itu juga terdapat perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Ribut Wibowo dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu terdapat pada materi yang dikembangkan. Kalau penelitian Ribut Wibowo materi yang
dikembangkan adalah menulis sastra lama berbasis photo story, sedangkan penelitian yang dilakukan penulis yaitu mengembangkan materi pembelajran bahasa Indonesia mengenai puisi rakyat.
2. Hasil Penelitian Eka Alwiah Haseng. 2020. “Pengembangan Modul Bahasa Indonesia Kelas X SMAN 1 Mamuju Sulawesi Barat”.31 Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan materi dan tata cara belajar yang bedasarkan nilai kearifan lokal pada salah satu SMAN di Sulawesi Barat. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu penelitian pengembangan dengan memodifikasi model Borg and Gall. Modul disusun berdasarkan modifikasi struktur penyusunan modul oleh Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. Instrumen dalam penelitian ini yaitu menggunakan validasi modul, validasi RPP, validasi LKS, observasi aktivitas siswa, respon siswa, dan tes belajar siswa.
Tahap analisis data yang digunakan adalah uji validitas modul,
31 Eka Alwiah Haseng, “Pengembangan Modul Bahasa Indonesia Kelas X SMA Negeri 1 Mamuju Sulawesi Barat”, Jurnal Edupsycouns, vol. 2 no. 1 (Januari-Desember 2020): h. 1.
analisis proses, uji normalitas, paired sample test, dan kepraktisan modul. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa modul dinyatakan valid, efektif, dan praktis digunakan pada pembelajaran bahasa Indonesia dalam paragraf eksposisi pada kelas X SMAN 1 Mamuju Sulawesi Barat.
Terdapat persamaan dan perbedaan antara hasil penelitian Eka Alwiah Haseng dengan penelitian yang dilakukan penulis yaitu, sama-sama mengembangkan produk pendidikan berupa modul pembelajaran bahasa Indonesia. Selain itu juga terdapat perbedaan yaitu pada subjek penelitannya. Kalau penelitian Eka Alwiah Haseng adalah mengembangkan produk modul untuk siswa Sekolah Menengah Atas (SMA), sedangkan objek penelitian yang dilakukan penulis yaitu berfokus pada siswa Sekolah Menengah Pertama (SMP).
3. Hasil Penelitian Supkarwati dkk. 2019. “Pengembangan Modul Cetak Pembelajaran Remedial untuk Peningkatan Ketuntasan Belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP
Kelas VIII”.32 Hasil penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model pembelajaran remedial mata pelajaran bahasa Indonesia kelas VIII SMP. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian pengembangan. Model yang digunakan adalah model Derek Rowntree dengan 3 tahapan, yaitu tahap perencanaan, tahap persiapan penulisan, serta tahap penulisan dan penyuntingan. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata dari ahli materi dan bahasa sebesar 3,8. Hal itu menunjukkan bahwa produk yang dihasilkan sangat bagus. Hasil penelitian oleh ahli desain menunjukkan rata-rata 3,7. Artinya produk yang dihasilkan sangat bagus.
Dari penjabaran kelayakan hasil modul dapat disimpulkan bahwa modul cetak pembelajaran remedial bahasa Indonesia untuk siswa kelas VIII SMP dapat dikatakan bagus untuk pembelajaran remedial.
Kesimpulannya terdapat persamaan dan perbedaan antara hasil penelitian Supkarwati dkk, dengan penelitian yang dilakukan
32 Supkarwati dkk., “ Pengembangan Modul Cetak Pembelajaran Remedial untuk Peningkatan Ketuntasan Belajar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia SMP Kelas VIII”, Jurnal Teknologi Pendidikan, vol. 21 no. 1 (April 2019): h. 1.
penulis yaitu, sama-sama mengembangkan produk pendidikan berupa modul pembelajaran bahasa Indonesia di Sekolah Menengah Pertama (SMP). Selain itu juga terdapat perbedaan antara penelitian yang dilakukan oleh Supkarwati dkk, dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu terdapat pada materi yang dikembangkan. Kalau penelitian Supkarwati dkk, materi yang dikembangkan adalah pembelajaran remedial untuk peningkatan ketuntasan belajar siswa, sedangkan penelitian yang dilakukan penulis yaitu mengembangkan materi pembelajran bahasa Indonesia mengenai puisi rakyat.
Berdasarkan kajian penelitian terdahulu yang telah dijabarkan di atas maka dapat diketahui relevansinya bagi pendidikan di Indonesia khususnya pada pengembangan modul yaitu, ketiga penelitian tersebut memiliki kesamaan yaitu sama-sama mendeskripsikan kelayakan modul pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah baik SMP maupun SMA, hal tersebut perlu dikembangkan untuk menunjang terciptanya produk- produk pendidikan yang berkualitas dan berdaya saing serta
dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa-siswi di sekolah.
Ketiga penelitian juga memiliki perbedaan antara satu dengan yang lainnya yaitu terletak pada bahan kajian penelitian yang dilakukan, khususnya pada mata pelajaran yang akan dikembangkan yang mana di dalamnya memuat kompetensi dasar dan kompetensi inti yang telah dibuat berdasarkan standar kurikulum yang digunakan pada setiap mata pelajaran.
C. Kerangka Berpikir
Ranah pendidikan pada pembelajaran bahasa Indonesia menaruh peran penting bagi literasi pendidikan. Contohnya di sekolah menengah pertama pada materi puisi rakyat, yang mana materi ini sangat penting dipelajari untuk menambah pengetahuan dan wawasan di bidang sastra dan kepenulisan. Pembelajaran materi puisi rakyat ini di SMP N 13 Kota Bengkulu ternilai masih kurang memadai dan menarik perhatian peserta didik karena desain pendidikan yang kurang kreatif yang mana hanya mengandalkan pada bahan ajar sederhana. Hal tersebut seringkali membuat jenuh siswa-siswi di SMP tersebut karena kemampuan
untuk berinovasi terbatas. Oleh karena itu desain pembuaatan dan penggunaan bahan ajar modul ini perlu dilakukan terutama pada materi puisi rakyat agar terciptanya kebutuhan peserta didik yang diinginkan yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa melalui berlangsungnya sistem pendidikan. Melihat kondisi tersebut maka penulis merumuskan kerangka berpikir sebagai berikut:
1.1 Alur Kerangka Berpikir Bahan ajar materi puisi
rakyat yang digunakan di SMPN 13 Kota Bengkulu masih bersifat sederhana dan kurang bervariasi sehingga proses pembelajaran terkesan lebih kaku
Penggunaan modul pembelajaran bahasa Indonesia materi puisi rakyat kelas VII SMPN 13 Kota Bengkulu
Modul pembelajaran bahasa Indonesia materi puisi rakyat kelas VII SMPN 13 Kota Bengkulu telah digunakan
Uji validasi modul pembelajaran bahasa Indonesia oleh ahli bahasa, ahli materi, dan ahli desain
Uji coba produk modul pembelajaran bahasa Indonesia materi puisi rakyat kelas VII di SMPN 13 Kota Bengkulu
deskripsi layak atau tidaknya modul pembelajaran yang
digunakan
Produk akhir berupa modul
Berdasarkan penjabaran kerangka berpikir di atas dapat diketahui bahwa perlu dilakukannya penggunaan modul pembelajaran bahasa Indonesia khususnya pada materi puisi rakyat kelas VII di SMPN 13 Kota Bengkulu, karena bahan ajar yang digunakan guru dalam penyampaian materi pembelajaran masih bersifat sederhana dan kurang bervariasi misalnya pada materi puisi rakyat Maka dari kerangka berpikir tersebut dapat diketahui bahwa rumusan masalah dan tujuan penulisan penelitian ini adalah untuk menghasilkan dan menggunakan modul pembelajaran bahasa Indonesia materi puisi rakyat kelas VII SMPN 13 Kota Bengkulu dan mendeskripsikan hasil kelayakan produk yang dihasilkan yaitu pengembangan modul guna untuk menciptakan bahan ajar yang baru dan berkualis dan cocok dipakai pada siswa di sekolah menengah pertama. Jika modul tersebut dinyatakan valid (layak dipakai) oleh ahli materi, ahli bahasa, dan ahli bahan ajar, maka modul akan siap untuk digunakan siswa dalam proses pembelajaran di sekolah.
46 A. Model Pengembangan
Latar tempat berkaitan dengan dengan ruang dan waktu penelitian.33 Penelitian ini dilakukan di sekolah menengah pertama (SMP) Negeri 13 Kota Bengkulu yang terletak di Jalan Soekarno-Hatta, Anggut Atas, Kec. Ratu Samban, Kota Bengkulu Provinsi Bengkulu 38222, Indonesia. Alasan dipilihnya tempat penelitian tersebut karena keadaan dan tempat penelitian sangat cocok terhadap fokus penelitian yang akan dilakukan.
Model penelitian yang penulis gunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan model penelitian research and development (R&D), atau yang sering disebut dengan penelitian pengembangan. Metode penelitian dan pengembangan adalah metode penelitian yang digunakan untuk menghasilkan produk
33 Tim Guru Eduka, Mega Bank Soal SMP Kelas 1, 2, & 3 (Jakarta Selatan: Cmedia, 2014), h. 340.