• Tidak ada hasil yang ditemukan

Skripsi tentang Nilai Keadilan dan Keimanan dalam Islam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Skripsi tentang Nilai Keadilan dan Keimanan dalam Islam"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh:

SITI ROSYIDA NIM. 084141409

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

OKTOBER 2019

(2)
(3)
(4)



Artinya “wahai orang-orang yang beriman, jadilah kamu sebagai penegak keadilan karena Allah (ketika) menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah kebencianmu terhadap suatu kaum mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlakulah adillah. Karena (adil) itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah maha mengetahui terhadap apa yang kamu kerjakan.” (Al- Ma’idah: 8)1

1Departemen Agama Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Al-Hikmah, (Bandung:

Diponegoro, 2010), 5:8

(5)

sederhana ini kepada:

1. Kepada orang tua yang telah berjuang dengan segala usaha dan do’a untuk kesuksesanku.

2. Untuk suami yang selalu menyemati dan memberi dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

3. Teman-teman seperjuangan, khususnya kelas A9 Program Studi PAI tahun akademik 2014/2015 yang telah memberi pengalaman berharga dan saling memberi dukungan dan motivasi dalam menunutut ilmu untuk menggapai cita-cita.

(6)

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan lancar, shalawat serta salam semoga senantiasatercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah membimbing kita menuju kehidupan yang terang melalui agama islam yang diridhoi Allah SWT.

Skripsi yang berjudul “Pembentukan Karakter Siswa melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Beladiri Merpati Putih Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Jember, merupakan upaya yang dilakukan penulis dalam rangka menyelesaikan studi di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Jember, penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan langsung dalam membantu penyusunan skripsi ini.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suhartono, SE., MM, selaku Rektorat Institut Agama Islam Negeri Jember yang telah memberikan segala fasilitas yang membantu kelancaran atas terselesainya skripsi ini.

2. Ibu Dr. Hj. Mukni’ah, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Jember yang telah mendukung dan memfasilitasi kami selama proses kegiatan belajar-mengajar di lembaga ini.

3. Bapak Drs. H. D. Fajar Ahwa, M.Pd.I. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam yang telah memberi segala fasilitas atas terselesainya skripsi ini.

4. Bapak H. Mursalim, M.Ag., selaku dosen pembimbing yang selalu membimbing dan mengarahkan atas terselesainya skripsi ini.

5. Segenap Dosen dan Karyawan IAIN Jember yang telah membantu dan melayani semua mahasiswa termasuk kepada peneliti.

(7)

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari harapan yang ideal, kekurangan pasti ada didalamnya. Namun, walaupun dengan waktu yang sangat terbatas penulis mencoba untuk menyusunnya berdasarkan kemampuan yang ada, dan untuk menyempurnakan tentu tidak lepas dari kritik dan saran yang bermanfaat konsturktif dari para pembaca.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis hanya berharap ridho Allah SWT, semoga karya ilmiah ini dapat memberikan manfaat dan barokah di dunia dan akhirat, khususnya bagi penulis dan para pembaca pada umumnya. Amin ya rabbal alamin.

Jember,15 Oktober 2019

Siti Rosyida NIM 084141409

(8)

Di era zaman moderen saat ini membawa dampak negatif bagi bangsa Indonesia, salah satunya adalah degradasi moral dan karakter anak bangsa.

Indikasi degradasi moral dan karakter anak bangsa bisa dilihat dari menurunnya sifat kejujuran pada siswa, sering terjadi tawuran antar pelajar, dan banyak para calon generasi penerus bangsa lebih mencintai budaya asing daripada budaya sendiri. Untuk mengatasi masalah ini perlu digalakkan penerapan pendidikan karakter dilingkungan keluarga dan lingkungan sekolah. Salah satu upaya penerapan pendidikan karakter di sekolah adalah melalui penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler. MTs Negeri 1 Jember adalah salah satu sekolah yang merapkan pendidikan karakter melalui berbagai macam kegiatan ekstrakurikuler.

Salah satu kegiatan ekstrakurikuler di MTs Negeri 1 Jember yang menerapkan pendidikan karakter jujur, cinta damai dan cinta tanah air adalah kegiatan ekstrakurikuler Beladiri Merpati Putih.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka fokus penelitian ini adalah: (1) Bagaimana Pembentukan Karakter Jujur Siswa melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Beladiri Merpati Putih di MTsN 1 Jember?. (2) Bagaimana Pembentukan Karakter Cinta Damai Siswa melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Beladiri Merpati Putih di MTsN 1 Jember?. (3) Bagaimana Pembentukan Karakter Jujur Siswa melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Beladiri Merpati Putih di MTsN 1 Jember?.

Adapun yang menjadi tujuan penelitian adalah(1) Untuk Mendeskripsikan Pembentukan Karakter Jujur Siswa melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Beladiri Merpati Putih di MTsN 1 Jember. (2) Untuk Mendeskripsikan Pembentukan Karakter Cinta Damai Siswa melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Beladiri Merpati Putih di MTsN 1 Jember. (3) Untuk Mendiskripsikan Pembentukan Karakter Cinta Tanah Air Siswa melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Beladiri Merpati Putih di MTsN 1 Jember.

Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitainfield research (penelitian lapangan). Subjek penelitian menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan Wawancara, Observasi, Dokumentasi. Analisis data menggunakan analisis interaktif Miles dan Huberman. Sedangkan keabsahan data mengunakan triagulasi sumber dan triangulasi teknik.

Hasil penelitian ini yaitu: (1) Pembentukan Karakter Jujur siswa yaitu:

Siswa menerapkan karakter jujur pada dirinya yang ditunjukkan kepada orang tua, pelatih kegiatan ekstrakurikuler beladiri merpati putih, dan guru. Selain itu karakter jujur diterapkan siswa dalam menjalani hukuman push-up dengan jumlah yang sesuai dengan ketentuan yang diberikan pelatih. (2) Pembentukan Karakter Cinta Damai yaitu: Pelatih menanamkan nilai-nilai cinta damai ketika perekrutan peserta baru. Sebelum siswa diajari dan dilatih teknik-teknik beladiri merpati putih, terlebih dahulu mereka didoktrin untuk selalu berpikir dua kali dan selalu berhati-hati dalam bertindak dan menggunakan beladiri merpati putih. Hal ini dilakukan untuk menghindari penyalahgunaan keahlian beladiri merpati putih untuk hal-hal negatif. penanaman karakter cinta damai ditunjukkan dengan sikap hormat perguruan setiap akan memulai latihan atau sebelum melakukan latih tanding (3) Pembentukan Karakter Cinta Tanah Air siswa yaitu: Penggunaan seragam berwarna merah dan putih yang merujuk pada kecintaan pada bendera merah putih sebagaai bendera Negara Indonesia. Selain itu, kerah baju berbentuk segilima, lima jahitan pada saku dan sabuk merujuk pada lima sila pada pancasila.

Dan beladiri ini adalah aset budaya indonesia.

(9)

PERSETUJUAN BIMBINGAN ... ii

PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Penelitian ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Definisi Istilah ... 9

F. Sistematika Pembahasan ... 10

BABA II KAJIAN KEPUSTAKAN A. Penelitian Terdahulu ... 12

B. Kajian Teori ... 17

1. Pembentukan Karakter ... 17

2. Kegiatan Ekstrakurikuler... 29

3. Pembentukan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Ekstrakurukuler ... 34

(10)

C. Subyek Penelitian ... 37

D. Teknik Pengumpulan Data ... 38

E. Analisis Data ... 40

F. Keabsahan Data ... 43

G. Tahap-Tahap Penelitian ... 43

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Gambaran Obyek Penelitian ... 45

B. Penyajian Data dan Analisis Data ... 59

C. Pembahasan Temuan ... 73

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ... 80

B. Saran-Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA ... 84 LAMPIRAN-LAMPIRAN

Lampiran 1 Pernyataan Keaslian Tulisan Lampiran 2 Matrik Penelitian

Lampiran 3 Instrumen Pengumpulan data Lampiran 4 Jurnal Penelitian

Lampiran 5 Surat Izin Penelitian

Lampiran 6 Surat Penyelesaian Penelitian Lampiran 7 Dokumentasi

Lampiran 8 Biodata Penulis

(11)

2.1 Persamaan dan Perbedaan penelitian terdahulu ... 15

2.2 Nilai-Nilai Pendidikan Karakter ... 20

4.1 Waktu Belajar MTs Negeri 1 Jember... 45

4.2Daftar Pendidik dan Tenaga Kependidikan MTs Negeri 1 Jember ... 53

4.3 Fasilitas Pendidikan MTs Negeri 1 Jember ... 56

4.4 Peserta Ekstrakurikuler Beladiri Merpati Putih MTs Negeri 1 Jember ... 57

4.5 Jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler Beladiri Merpati Putih MTs Negeri 1 Jember ... 58

4.6 Temuan Penelitian ... 72

(12)

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini masyarakat yang dihadapkan dengan berbagai macam problematika salah satunya adalah menurunnya perilaku remaja yang menyimpang jauh dari akhlak terpuji. Di era zaman saat ini menyebabkan masyarakat Indonesia melupakan pendidikan karakter bangsa. Padahal pendidikan karakter merupakan salah satu pondasi yang sangat penting dan perlu ditanamkan sejak dini kepada anak-anak.

Masuknya budaya barat ke Indonesia menyebabkan perubahan budaya yang berpengaruh terhadap sikap pelajar di sekolah. Pelajar merupakan salah satu bagian kecil dari masyarakat yang mudah menerima perubahan budaya.

Dalam keseharian tidak sedikit dari mereka yang bersikap tidak hormat kepada orang tua, guru, serta tokoh masyarakat lainnya. Perilaku ini sangat bertentangan dengan norma-norma sekolah dan ajaran islam seperti di jelaskan dalam surat Luqman (31) ayat 14 berikut ini:1





































“Artinya: Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. hanya kepada-Kulah kembalimu”

1 Departemen Agama RI, Mushaf Al-Qur’an Al-Hikmah, (Bandung: Diponegoro, 2010), 31:14

(13)

Dalam ayat tersebut diterangkan bahwa kita sebagai seorang anak harus berbuat baik kepada orang tua. Salah satu cara berbuat baik kepada kedua orang tua adalah berkata jujur kepada mereka. Pada masa ini, karakter jujur pada anak telah banyak luntur. Seringkali seorang anak berbohong kepada orang tuanya mengenai kegiatan sekolah. Seringkali ditemukan seorang anak meminta izin kepada orang tuanya untuk mengikuti kegiatan ekstra di sekolah. Namun pada kenyataannya anak tersebut malah pergi keluyuran dengan teman-temannya.

Perilaku ini tidak bisa di biarkan begitu saja, karena dapat merusak dan mengganggu proses pembentukan karakter siswa. Untuk mengatasi hal ini diperlukan kerja keras guru dalam menanamkan nilai-nilai moral dan karakter melalui kegiatan pembelajaran di sekolah dan pengembangan diri melalui pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler.

Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan yang telah tercantum dalam Undang-undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi

“pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”2

Pendidikan merupakan bahan utama untuk menumbuh kembangkan karakter yang baik. Proses pendidikan tidak bisa dilepaskan dari peran aktif

2Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003, (Bandung: Citra Umbara, 2014),2.

(14)

guru sebagai pendidik. Seorang pendidik tidak hanya mendidik para peserta didik untuk menjadi manusia cerdas, tetapi juga berkepribadian dan mampu melestarikan warisan budaya sebagai karakter bangsa. disinilah pentingnya pendidikan karakter di Madrasah.

Pendidikan karakter adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan nyata seseorang yaitu tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab, menghormati orang lain, kerja keras dan sebagainya.3 Pendidikan karakter harus ditanamkan dan dibiasakan sejak dini kepada anak.

Pembentukan karakter dimulai dari dalam keluarga yang merupakan lingkungan pertama bagi pertubuhan karakter anak. Pendidikan karakter juga harus dimulai saat anak-anak masuk dalam lingkungan Madrasah. Hal ini menjadi tugas berat guru untuk membentuk karakter siswa agar menjadi manusia yang berbudi luhur. Karena guru adalah ujung tombak di kelas, yang berhadapan langsung dengan peserta didik.4

Lembaga pendidikan atau sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal, secara sistematis telah merencanakan berbagai macam lingkungan yakni lingkungan pendidikan yang menyediakan berbagai macam kesempatan siswa untuk melakukan berbagai kegiatan belajar sehingga para siswa memperoleh pengalaman pendidikan.5 Peran Madrasah sangat penting dalam usaha pembentukan karakter. Dalam konteks tersebut, karakter adalah

3Yulianti Hartatik, Implimentasi Pendidikan Karakter di Kantin kejujuran (Malang: Gunung Samudera, 2014), 47

4Bafirman H. B, Pembentuka karakter siswa melalui pembelajaran penjasorkes (Jakarta: Kencana, 2016), 44

5Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar (jakarta: Bumi Aksara, 2011), 79

(15)

usaha Madrasah yang dilakukan secara bersama oleh guru, pimpinan sekolah melalui semua kegiatan sekolah untuk membentuk akhlak, watak atau kepribadian peserta didik melalui berbagai kebaikan yang terdapat dalam ajaran agama.6 Pembentukan karakter melalui pendidikan dapat dilakukan disekolah melalui kegiatan pembelajaran (intra) dan kegiatan diluar jam pelajaran (ekstra kurikuler).

Dalam peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan RI Nomor 81A tentang implementasi kurikulum 2013 dijelaskan bahwa ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan sari kegiatan kurikulum dan dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan kepribadian, bakat, minat dan kemampuan peserta didik yang lebih luas atau di luar minat yang dikembangkan oleh kurikulum.7

Ekstrakurikuler adalah kegiatan non-pelajaran formal yang dilakukan peserta disekolah atau universitas, umumnya di luar jam belajar kurikulum standar. Kegiatan-kegiatan ini ada pada setiap jenjang pendidikan dari Madrasah dasar sampai universitas. Kegiatan ekstrakurikuler ditujukan agar siswa dapat mengembangkan bakat, dan kemampuannya di berbagai bidang di luar bidang akademik. Dewasa ini hampir semua Madrasah menerapkan kegiatan ekstrakurikuler dalam rangka

6Anas Salahuddin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakter (Pendidikan Berbasis Agamadan Budaya Bangsa) (Bandung: CV Pustaka Setia, 2017), 45

7 Jasman Jalil, Pendidikan Karakter Implementasi Oleh guru, Kurikulum dan Sumber daya Pendidikan (Sukabumi: CV Jejak, 2018), 129

(16)

membentuk dan mengembangkan karakter siswa, salah satunya adalah MTsN 1 Jember.

MTsN 1 Jember adalah salah satu Madrasah Negeri dibawah naungan Kementerian Agama RI yang beralamat di Jl. Imam Bonjol No. 1 Jember, Kecamatan. Kaliwates, Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur. Di Madrasah ini banyak diselenggarakan kegiatan ekstrakurikuler, salah satu diantaranya adalah kegiatan ekstrakurikuler pencak silat bela diri Merpati Putih. Tujuan diadakannya kegiatan ekstrakurikuler ini adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik dan menumbuhkan karakter siswa yang luhur.

Merpati Putih (MP) merupakan salah satu Perguruan Pencak Silat Bela Diri Tangan Kosong (PPS Betako) dan merupakan salah satu aset budaya bangsa, mulai terbentuk aliran jenis beladiri ini pada sekitar tahun 1550-an dan perlu dilestarikan serta dikembangkan selaras dengan perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan serta teknologi dewasa ini. Saat ini Merpati Putih merupakan salah satu anggota Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI) dan Martial Arts Federation For World Peace (MAFWP) serta Persekutuan Pencak Silat Antar Bangsa atau PERSILAT (International Pencak Silat Federation).

Perguruan Pensilat Silat Beladiri Tangan Kosong (PPS Betako) Merpati Putih adalah salah satu warisan ilmu beladiri karya nenek moyang Indonesia asli, dan bertujuan menempa kepribadian anggota- anggotanya agar berwatak dan berkepribadian luhur, berbudi, kuat, harmonis, dinamis serta patriotis, sesuai filsafat Indonesia, yaitu Pancasila. Seni beladiri

(17)

adalah seperti pisau bermata dua, dapat digunakan untuk menolong maupun melukai. Untuk itulah suatu seni beladiri harus memiliki dasar-dasar filosofi yang kuat di dalam pengajarannya, agar tidak salah dan tidak disalah gunakan. Pada akhirnya, apapun yang dicapai oleh praktisi beladiri akan mengarah pada aspek vertikal terhadap Tuhan Sang Maha Pencipta.

Objek penelitian ini adalah siswa MTsN 1 Jember yang mengikuti Kegiatan Ekstrakurikuler Beladiri Merpati Putih, yang mana berada pada usia remaja awal. Pada usia ini, remaja dihadapkan pada proses pencarian jati diri, mudah emosi, dan sangat rentan terhadap tindak kekerasan antar siswa. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana usaha pembentukan karakter siswa di MTsN 1 Jember dengan judul penelitian: Pembentukan Karakter Siswa melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Beladiri Merpati Putih Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Jember

B. Fokus Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka fokus penelitian yang akan menjadi kajian peneliti antara lain:

1. Bagaimana Pembentukan Karakter Jujur Siswa melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Beladiri Merpati Putih di MTsN 1 Jember?

2. Bagaimana Pembentukan Karakter Cinta Damai Siswa melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Beladiri Merpati Putih di MTsN 1 Jember?

3. Bagaimana Pembentukan Karakter Cinta Tanah Air Siswa melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Beladiri Merpati Putih di MTsN 1 Jember?

(18)

C. Tujuan Penelitian

Dari fokus penelitian di atas, tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk Mendeskripsikan Pembentukan Karakter Jujur Siswa melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Beladiri Merpati Putih di MTsN 1 Jember.

2. Untuk Mendeskripsikan Pembentukan Karakter Cinta Damai Siswa melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Beladiri Merpati Putih di MTsN 1 Jember.

3. Untuk Mendiskripsikan Pembentukan Karakter Cinta Tanah Air Siswa melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Beladiri Merpati Putih di MTsN 1 Jember.

D. Manfaat Penelitian

Setiap penelitian diharapkan memilliki manfaat. Manfaat tersebut bisa bersifat teoritis dan praktis. Untuk penelitian kualitatif lebih bersifat teoritis, yaitu untuk mengembangkan ilmu, namun juga tidak menolak manfaat praktisnya untuk memecahkan masalah.8Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi pengembangan pengetahuan dan wawasan mengenai Pembentukan Karakter Siswa melalui Kegiatan Ekstrakulikuler Pencak Silat Merpati Putih di MTs Negeri 1 Jember.

8Sugiono, Metode penelitian kuantitatif, kualitatifdan R&D (Bandung: Alfabeta, 2013)291

(19)

2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti menambah wawasan dan memperluas pengetahuan berfikir serta mendapatkan pengalaman langsung dari penelitian untuk memperoleh kebenaran.

b. Bagi instansi yang diteliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadapa sekolah berupa masukan atau sebagai bahan evaluasi agar tercapai keberhasilan dalam pembentukan karakter siswa sesuai yang diharapkan

c. Bagi IAIN Jember

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menambah koleksi karya ilmiah dan menjadi referensi dalam pengembangan keilmuan bagi peneliti lain yang terkait dengan pembentukan karakter.

d. Bagi Pembaca

Penelitian ini mampu memberikan deskripsi informasi mengenai Pembentukan Karakter Siswa melalui Kegiatan Ekstrakurikuler Beladiri Merpati Putih di MTsn1 Jember. Pembaca juga akan mendapatkan wawasan baru setelah membaca penelitian ini.

(20)

E. Definisi Istilah

Definisi istilah berisi tentang pengertian istilah-istilah penting yang menjadi titik perhatian peneliti di dalam judul penelitian. Tujuan agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap makna istilah sebagaimana dimaksud oleh peneliti9

1. Pembentukan Karakter siswa

Pembentukan karakter terdiri dari dua kata yaitu pembentukan dan karakter. Pembentukan mempunyai arti proses, cara, perbuatan, membentuk. Berarti membimbing, mengarahkan (pendapat, pendidikan, watak dan sebagainya).10 Sedang kata karakter Dalam kamus Bahasa Indonesia diartikan dengan tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan orang lain. Karakter identik dengan akhlak sehingga karakter merupakan nilai-nilai perilaku manusia yang universal yang meliputi seluruh aktivitas manusia baik dalam rangka berhubungan dengan tuhan, diri sendiri,sesama manusia,maupun lingkungan yang terwujub dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan dan perbuatannya berdasarkan norma-norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat.11

2. Kegiatan Ekstrakurikuler beladiri

Kegiatan ekstrakurikuler adalah program kegiatan kurikuler yang alokasi waktunya tidak ditetapkan dalam kurikulum. Artinya kegiatan

9Tim Penyusun IAIN Jember, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. (Jember: STAIN Jember Press,2017), 45

10 Tim Penyusun Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), 178

11Marzuki, Pendidikan Karakter Islam (Jakarta: Amzah, 2015), 20-21

(21)

ekstrakurikuler adalah kegiatan kesiswaan di luar jam pelajaran yang bertujuan untuk membantu mengembangkan potensi peserta didik (siswa).12

Beladiri merpati putih adalah salah satu perguruan pencak silat beladiri tangan kosong yang terbentuk sekitar tahun 1550an. Merpati Putih merupakan salah satu anggota Ikatan Pencak Silat Seluruh Indonesia (IPSI). Merpati Putih adalah satu singkatan dalam bahasa jawa, yaitu: Mersudi Patitising Tindak Pusakane Titising Hening yang artinya berupaya menemukan sampai mendapat kebenaran dan ketenangan.

F. Sistematika Pembahasan

Sistematika pembahasan digunakan untuk memberikan gambaran secara global tentang penelitian ini dari tiap bab, sehingga akan mempermudah dalam melakukan tinjauan terhadap isinya. Untuk lebih jelasnya peneliti memaparkan seperti dibawah ini:

Bab I berisi pendahuluan, pada bab ini dibahas mengenai latar belakang masalah, dimana alasan yang membuat peneliti ingin mengambil judul ini.

Bab II berisi tentang kajian teori, pada bab ini terdapat sub-sub bab yakni, berisi tentang kajian terdahulu yang memiliki relevansi dengan penelitian yang akan dilakukan dan kajian teori sebagai landasan teori pada bab berikutnya guna menganalisis data yang diperoleh dari penelitian.

12Jasman Jalil, Pendidikan Karakter Implementasi Oleh guru, Kurikulum dan Sumber daya Pendidikan (Sukabumi: CV Jejak, 2018), 129

(22)

Bab III berisi metode penelitian, pada bab ini membahas semua langkah-langkah penelitian yang dilakukan mulai dari pendekatan dan jenis penelitian yang digunakan, pemilihan lokas penelitian, subjek penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data, keabsahan data yang digunakan dan tahap-tahap penelitian.

Bab IV berisi penyajian data dan analisis data, pada bab ini membahas tentang penyajian data dan analisis data secara empiris. Pada penelitian ini juga digambarkan tentang gambaran objek penelitian, penyajian data serta membahas tentang temuan selama proses penelitian. Fungsi bab ini diantaranya sebagai bahan kajian untuk memaparkan data yang diperoleh guna menemukan kesimpulan.

Bab V penutup, pada bab ini kesimpulan dari keseluruhan pembahasan yang terkait dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian. Kesimpulan merangkum semua pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya.

Sedangkan saran dituangkan agar bisa mengacu atas sumber dari temuan penelitian, pembahasan dan kesimpulan akhir hasil penelitian.

(23)

A. Kajian Terdahulu

Pada bagian ini peneliti mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu yang terkait dengan penelitian yang hendak dilakukan, kemudian membuat ringkasannya, baik penelitian yang sudah terpublikasi. Dengan melakukan langkah ini, maka akan dilihat sejauh mana orisinilitas dan posisi peneliti yang hendak di lakukan.13

1. Skripsi yang disusun oleh Alvia Nurul Handayani mahasiswa IAIN Jember Tahun 2018. Dengan judul “Penerapan Pembelajaran Kaligrafi Dalam Membentuk Karakter Peserta Didik Kelas IX F Di Sekolah Menengah Pertama Plus Darus Sholah Jember Tahun Pelajaran 2018/2019”.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif dan jenis penelitian adalah field research (penelitian lapangan).

Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarik kesimpulan. Keabsahan data menggunakan triagulasi sumber dan triagulasi teknik.

Hasil pebelitian ini adalah: 1) Penerapan Pembelajaran Kaligrafi Dalam Membentuk Karakterkenali diri peserta didik terjadi melalui

13Tim Penyusun IAIN Jember, Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. (Jember: STAIN Jember Press, 2017), 45.

(24)

proses pembelajaran didalam kelas dengan melihat dan menganalisis masing-masing bentuk tulisan tangan/kaligrafi peserta didik. 2) Penerapan Pembelajaran Kaligrafi Dalam Membentuk Karakter kesabaran peserta didik terjadi melalui proses didalam kelas dengan dua faktor yaitu internal dan eksternal. 3) Penerapan Pembelajaran Kaligrafi Dalam Membentuk Karakter ketekunan peserta didik terjadi melalui proses pembelajaran didalam kelas hal ini terlihat ketika proses pembelajaran kaligrafi berlangsung dari segi penulisan kaligrafi peserta didik dari hari ke hari semakin bagus dan bervariasi, akan tetapi yang lebih dominan ada faktor eksternal dalam ketekunan peserta didik.

2. Skripsi yang disusun oleh Anis Lailatul Fitriah mahasiswa IAIN Jember Tahun 2018. Dengang judul “Penerapan Nilai-nilai Karakter Melalui Koperasi Siswa Di Madrasah Aliyah Walisongo Tegalwangi Umbulsari Jember Tahun Pelajaran 2017/2018”.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis penelitian kualitatif deskriptif. Penentuan subjek penelitian dengan purposive sampling. Teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis menggunakan metode kualitatif deskriptif model interaktif model Miles Huberman yang terdiri dari pengumpulan data, penyajian data dan kesimpulan. Keabsahan data diuji dengan menggunakan triangulasi sumber dan teknik.

Hasil penelitian ini adalah: 1)penerapan nilai karakter tanggung jawab melalui koperasi: siswa memberikan pembelajaran bagi siswa

(25)

untuk bertanggung jawab dalam menjaga koperasi siswa sesuai dengan jadwal. Yakni melaksanakan semua kewajiban, tidak lari dari tugas, tidak menyalahkan orang lain dan berani mengambil resiko. 2)penerapan nilai karakter kedisplinan melalui koperasi diterapkan dalam menjaga koperasi siswa harus disiplin. Yakni selalui hadir tepat waktu sesuai dengan jadwal dan mentaati peraturan sesuai tata tertib dalam menjaga koperasi siswa. Dalam hal ini siswa yang tidak bertanggung jawab dan tidak disiplin akan mendapatkan sanksi maupun denda dari pihak yang telah ditentukan.

3. Skirpsi yang disusun oleh Veby Zahrina mahasiswa IAIN Jember Tahun 2018. Dengan judul “Internalisasi Nilai-nilai Karakter dalam Kurikulum Pengembangan Diri di Sekolah Menengah Pertama Negeri 7 Jember.”

Peneliti menggunakaan pendekatan kualitatif. Jenis penelitian adalah jenis penelitian lapangan. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi dan dokumentasi. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan.

Keabsahan data menggunakan triangulasi sumber dan teknik.

Hasil penelitian ini adalah: 1) bentuk internalisasi nilai karakter religius melalui kurikulum pengembangan diri di SMPN 07 Jember yaitu:

a) melalui kegiatan ekstrakurikuler Tartil, belajar membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar. b) kegiatan penunjang pengembangan diri meliputi: kegiatan membaca surah Yasin pada hari jum’at, shalat dhuhur berjamaah, merayakan hari besar Islam, melaksanakan kegiatan pada

(26)

bulan ramadhan, infaq dan santunan anak yatim. 2) bentuk internalisasi nilai karakter disiplin dalam kurikulum pengembangan diri di SMPN 07 Jember yaitu: a. Kegiatan ekstrakurikuler b. Kegiatan penunjang pengembangan diri dalam internalisasi nilai karakter disiplin yaitu:

datang tepat waktu, kedisiplinan kebersihan lingkungan, kedisiplinan berpakain rapi 3) bentuk internalisasi nilai karakter peduli sosial dalam kurikulum pengembangan diri di SMPN 07 Jember yakni a. Kegiatan ekstrakurikuler PMR, b. Kegiatan penunjang pengembangan diri meliputi: kegiatan penggalangan dana untuk teman yang dapat musibah dan melaksanakan bakti sosial.

Tabel 2.1

Persamaan dan perbedaan

No Judul Penelitian Persamaan Perbedaan

1 2 3 4

1 Alvia Nurul Handayani

mahasiswa IAIN Jember Tahun 2018. Dengan judul “Penerapan Pembelajaran Kaligrafi Dalam Membentuk Karakter Peserta Didik Kelas IX F Di Sekolah

Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah sama-sama meneliti tentang

pembentukan

karakter, jenis penelitian sama- sama menggunakan field

Penelitian terdahulu menekankan pada Penerapan

Pembelajaran

Kaligrafi Dalam Membentuk

Karakter Peserta Didik Kelas IX F sedangkan

Menengah

Pertama Plus Darus Sholah Jember Tahun Pelajaran

2018/2019”.

research (penelitian lapangan)

penelitian ini menekankan pada pembentuka karakter siswa melalui kegiatan

ekstrakurikuler

beladiri merpati putih.

(27)

1 2 3 4 2 Anis Lailatul

Fitriah mahasiswa IAIN Jember Tahun 2018.

Dengan judul

“Penerapan Nilai- nilai Karakter Melalui Koperasi

Siswa Di

Madrasah Aliyah Walisongo

Tegalwangi Umbulsari Jember Tahun Pelajaran 2017/2018”.

Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah sama-sama meneliti tentang karakter, keabsahan data menggunakan

triagulasi sumber dan teknik.

perbedaan terhadap lokasi penelitian, penelitian terdahulu penerapan nilai karakter melalui koperasi sedang penelitian ini meneliti tentang pembentukan

karakter melalui kegiatan ekstra kurikuler beladiri merpati putih.

3 Veby Zahrina mahasiswa IAIN Jember Tahun 2018. Dengan judul

“Internalisasi Nilai-nilai

Karakter dalam Kurikulum

Pengembangan Diri di Sekolah Menengah

Pertama Negeri 7 Jember.”

Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah teknik pengumpulan

data yaitu

wawancara, observasi,

dokumentasi dan Keabsahan data menggunakan

triangulasi sumber dan teknik.

perbedaan terdapat

pada lokasi

penelitian, penelitian terdahulu

internalisasi nilai karakter dalam Kurikulum

Pengembangan Diri sedangkan penelitian ini meneliti tentang pembentukan

karakter melalui kegiatan ekstra kurikuler beladiri merpati putih.

Penelitian ini yang dilakukan merupakan tindak lanjut dari penelitian terdahulu yang telah ada sebelumnya tentang pembentukan karakter disertai lokasi yang berbeda dengan subyek yang berbeda pula menjadikan hasil yang diperoleh tertentunya berbeda dengan penelitian sebelumnya, hal ini juga sebagai bentuk menghindari plagiasi.

(28)

B. Kajian Teori

1. Pembentukan Karakter

a. Pengertian pembentukan Karakter

Pembentukan karakter terdiri dari dua kata yaitu pembentukan dan karakter. Pembentukan karakter mempunyai arti proses, cara, perbuatan, membentuk. Berarti membimbing, mengarahkan (pendapat, pendidikan, watak dan sebagainya).14 Sedangkan pengertian karakter Secara etimologi Karakter berasal dari bahasa Yunani yaitu “kharassein” yang berarti mengukir, melukis atau menggoreskan. Sedangkan secara terminologis makna karakter adalah nilai-nilai perilaku manusia yang universal yang meliputi seluruh aktivitas manusia, baik dalam rangka berhubungan dengan tuhan, dengan diri sendiri, dengan sesama manusia, maupun dengan lingkungan, yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tatakrama, budaya dan adat istiadat.15

Dalam uraian diatas dapat dikatakan bahwa pembentukan karakter adalah proses yang dilakukan secara sadar, terencana, terarah dan teratur baik formal maupun non formal untuk membimbing dan mengarahkan seseorang agar memiliki kualitas karakter yang lebih baik atau secara sederhana dapat didefinisikan

14 Tim Penyusun Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), 178

15Rianawati, Implementasi Nilai-nilai Karakter Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah dan Madrasah (Pontianak: IAIN Pontianak Press, 2014), 20

(29)

sebagai usaha membimbing perilaku seseorang menuju kearah yang lebih baik.

Pengertian secara khusus, karakter adalah nilai-nilai yang khas baik (tahu nilai kebaikan, mau berbuat baik, berkehidupan baik, dan berdampak baik terhadap lingkungan) yang terdapat dalam diri dan terwujud dalam prilaku. Karakter secara koheren memancar dari hasil olah pikir, olah hati, olah raga, serta olah rasa dan karsa seseorang atau sekelompok orang. Karakter merupakan ciri khas seseorang atau sekelompok orang yang mengandung nilai, kemampuan, kapasitas moral dan ketegaran dalam menghadapi kesulitan dan tantangan.

Fungsi pendidikan karakter adalah sebagai berikut:

1) Pengembangan potensi dasar, agar “berhati abik, berpikiran baik, dan berperilaku baik.”

2) Perbaikan perilaku yang kurang baik dan pengetahuan perilaku yang sudah baik.

3) Penyaring budaya yang kurang sesuai dengan nilai-nilai luhur pancasila.16

b. Nilai-nilai Pendidikan Karakter

Djahari berpendapat bahwa nilai suatu jenis kepercayaan, yang letaknya berpusat pada sistem kepercayaan seseorang tentang bagaimana seseorang sepatutnya atau tidak sepatutnya dalam

16Anas Salahudin dan Irwanto Alkrienciehie, Pendidikan Karakter (pendidikan berbasis agama dan budaya bangsa) (Bandung: CV Pustaka Setia, 2017), 42-43

(30)

melakukan sesuatu atau tentang apa yang berharga dan tidak berharga untuk di capai. Gordon Allfort seorang ahli psikologi kepribadian menyatakan bahwa nilai adalah kenyakinan yang membuat seseorang bertindak atas dasar pilihannya. Allfort menempatkan kenyakinan pada posisi yang lebih tinggi, ketimbang hasrat, motif, sikap, keinginan dan kebutuhan. Sumantri menyebutkan bahwa nilai adalah hal yang terkandung dalam diri manusia yang lebih memberi dasar pada prinsip akhlak yang merupakan standart dari keindahan dan efisiensi atau keutuhan kata hati. Dari beberapa pengertian nilai diatas dapat disimpulkan bahwa nilai merupakan rujukan untuk bertindak. Nilai merupakan standart untuk mempertimbangkan dan meraih perilaku tentang baik atau tidak baik dilakukan.17

Kementrian Agama, melalui Direktorat Jendral Pendidikan Islam mencontohkan nilai karakter dengan merujuk pada Muhammad SAW sebagai tokoh agung yang paling berkarakter.

Empat karakter yang paling terkenal dari Nabi Muhammad SAW adalah Shidiq (benar), Amanah (dapat dipercaya), Tabliq (menyampaikan kebenaran) dan Fathonah (menyatunya kata dan perbuatan).18 Namun demikian, dalam pembahasan ini tidak mencangkup empat nilai karakter versi Kementrian Agama tersebut, melainkan fokus pada 18 nilai karakter versi Kemendiknas. Menurut

17Heri Gunawan, Pendidikan Karakter Konsep Dan Implementasi (Bandung: Alfabeta, 2017), 31.

18 Suyadi, Strategi pembelajaran Pendidikan Karakter (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), 7

(31)

suyadi nilai karakter versi Kemendiknas telah mencangkup nilai- nilaikarakter dalam berbagai Agama, termasuk Islam. Disamping itu 18 karakter tersebut telah disesuaikan dengan kaidah-kaidah ilmu pendidikan secara umum, sehingga lebih implementatif diterapkan dalam praktis pendidikan, baik sekolah maupun madrasah.19

Tabel 2.2

Nilai-nilai pendidikan karakter No Nilai Karakter

yang Dikembangkan

Deskripsi Perilaku

1 2 3

1 Religius Ketaatan dan kepatuhan dalam memahami dan melaksanakan ajaran agama yang dianut, termasuk dalam hal ini adalah sikap toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama lain serta hidup rukun dan berdampingan 2 Jujur Sikap dan perilaku yang mencerminkan

kesatuan antara pengetahuan, perkataan dan perbuatan, sehingga menjadikan orang yang bersangkutan sebagai pribadi yang dapat dipercaya

3 Toleransi Sikap dan perilaku yang mencerminkan penghargaan terhadap perbedaan agama, aliran kepercayaan, suku, adat, bahasa, ras, etnis,pendapat dan hal-hal lain yang berbeda dengan dirinya secara sadar dan terbuka serta dapat hidup ternate di tengah perbedaan tersebut

4 Disipin Kebiasaan dan tindakan yang Konsisten terhadap segala bentuk peraturan atau tata tertib yang berlaku

19Suyadi, Strategi pembelajaran Pendidikan Karakter (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), 7

(32)

1 2 3

5 Kerja Keras Perilaku yang menunjukkan upaya secara sungguh-sungguh dalam menyelesaikan berbagai tugas, permasalahan, pekerjaan dan lain-lain dengan sebaik-sebaiknya.

6 Kreatif Sikap dan perilaku yang mencerminkan inovasi dalam berbagai segi dalam Memecahkan masalah

7 Mandiri Sikap dan perilaku yang tidak bergantungankepada orang lain

8 Demokrasi Sikap dan cara berfikir yang mencerminkan persamaan hak dan kewajiban secara adil dan merata antara dirinya dengan orang lain.

9 Rasa ingin tahu

Cara berpikir, sikap ingin tahu yang mencerminkan penasaran dan keingintahuan terhadap segala hal

10 Semagat nasionalitas

Sikap dan tindakan yang menetapkan kepentingan bangsa dan negara di atas segalanya

11 Cinta tanah air Sikap dan perilaku yang mencerminkan rasa bangsa, setia, peduli dan penghargaan tinggi terhadap budaya, bahasa dan sebagainya

12 Menghargai prestasi

Sikap terbuka terhadap prestasi orang lain dan mengakui kekurangan diri sendiri tanpa mengurangi semangat prestasi yang lebih tinggi

13 Komunikatif Senang bersahabat atau proaktif

14 Cinta damai Sikap dan perilaku yang mencerminkan cinta damai, aman, tenang dan nyaman atas kehadiran dirinya dalam komunitas atau masyarakat tertentu

15 Gemar

membaca

Kebiasaan dengan tanpa paksaan untuk menyediakan waktu secara khusus guna

(33)

1 2 3

membaca berbagai informasi, sehingga menimbulkan berbagai kebijakan dalam dirinya

16 Peduli

lingkungan

Sikap dan tindakan yang selalu berupa menjaga dan melestarikan lingkungan sekitar

17 Peduli sosial Sikap dan perbuatan yang mencerminkan kepedulian terhadap orang lain maupun masyarakat yang membutuhkan

18 Tanggung jawab

Sikap dan perilaku seseorang dalam melaksanakan tugas dan kewajiban baik yang berkaitan dengan diri sendiri, sosial, masyarakat, bangsa, negara maupun Agama.

Nilai-nilai yang di kembangkan dalam pendidikan karakter di identifikasi dan bersumber dari Agama, pancasila, budaya dan tujuan pendidikan nasional. Dari sumber-sumber tersebut. kemudian di identifikasi nilai-nilai yang termuat dalam pendidikan karakter.

Sehingga di peroleh 18 nilai yang sudah di paparkan diatas, akan tetapi dalam penelitian ini peneliti menilti 3 karakter yiatu karakter jujur, cinta damai dan cinta cinta tanah air.

1) Karakter Jujur

Karakter Jujur adalah sikap keterbukaan dan transparan dari apa yang dipikirkan, dirasakan, dikatakan, dan dilakukan.

Disamping itu karakter jujur diartikan juga sebagai kesesuaian antara apa yang dipikirkan dengan apa yang dirasakan, dengan

(34)

apa yang dikatakan, dan dengan apa yang dilakukan.20 Jujur adalah perilaku seseorang yang menjadikan dirinya sebagaiorang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan.21

Jujur merupakan sikap dan perilaku yang tidak suka berbohong dan berbuat curang, berkata apa adanya dan berani mengakui kesalahan. Faktor yang mendorong kejujuran adalah akal, agama dan harga diri. Orang yang berakal pasti mengerti bahwa kejujuran itu bermanfaat dan berbohong itu membahayakan. Agama pun memerintahkan kejujuran dan melarang kebohongan. Orang memiliki harga diri tidak akan merendahkan diri dengan berbohong. Ia akan menghiasi dirinya dengan keindahan budi pekerti, karena tidak ada keindahan sama sekali dalam sebuah kebohongan.22

Jujur dapat diartikan dengan menyampaikan segala sesuatu sesuai dengan kenyataan yang ada. Penyampaian tersebut tidak hanya melalui perkataan, tetapi juga melalui tulisan, isyarat dan perbuatan. Kejujuran harus meliputi seluruh aktivitas setiap muslim, dimulai dari niat sampai pelaksanaanya,

20Rianawati, Implementasi Nilai-nilai Karakter Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah dan Madrasah (Pontianak: IAIN Pontianak Press, 2014), 31

21Muhammad Yaumi, Pendidikan Karakter landasan, Pilar dan Implementasi (Jakarta:

Prenadamedia Group, 2014),87

22Lanny Octavia, Pendidikan Karakter Berbasis Tradisional Pesantren (Jakarta: Rumah Kitab, 2014), 235

(35)

baik berupa perkataan, tulisan, kesaksian ataupun perbuatan- perbuatan lainnya.23

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa karakter jujur adalah nilai penting yang harus dimiliki setiap orang yang menunjukkan kesesuaian antara apa yang dikatakan dengan apa yang dilakukan.

karakter Jujur merupakan nilai penting yang harus dimiliki setiap orang. Jujur tidak hanya diucapkan tetapi juga harus tercermin dalam perilaku sehari-hari. Nilai jujur penting untuk ditumbuhkembangkan sebagai karakter karena sekarang ini kejujuran semakin terkikis. Hal ini di sebabkan ketidakjujuran telah sedemikian mewabah dan mempengaruhi sistem kehidupan secara keseluruhan, Jika ketidakjujuran telah menjadi sistem, masa depan bangsa ini akan suram. Langkah awal yang bisa dilakukan tidak harus dimulai dari hal besar. Aspek kecil dan sederhana justru memiliki peranan yang besar untuk membangun kesadaran terhadap nilai jujur.24

2) Karakter Cinta Damai

Cinta dalam kamus bahasa indonesia dijelaskan dengan arti perasaan suka dan senag terhadap sesuatu. Sedangkan damai berarti tidak ada peperangan atau kerusuhan. Cinta damai berarti

23Imam Suraji, Etika Dalam Perspektif Al-Qur’an dan Al-Hadist (Jakarta: Pustaka Al-Husna Baru, 2006), 250

24Ngainun Na’im, Character Building Optimalisasi Peran Pendidikan dalam Pengembangan Ilmu

& Pembentukan Karakter Bangsa (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), 132-134

(36)

suka dan senang dengan keadaan tanpa peperangan atau kerusuhan. Sedangkan dalam pedoman pendidikan karakter menjelaskan bahwa karakter cinta damai adalah sikap, perkataan dan tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadirannya.25

Cinta damai adalah karakter yang dapat menciptakan suasana tenang, tentram dan mendukung dalam melakukan setiap kegiatan.26

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Cinta damai adalah karakter yang dapat menciptakan suasana tenang, tentram dan mendukung dalam melakukan setiap kegiatan, yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadirannya

Karakter cinta damai sangat penting dimiliki setiap orang.

Kesadaran untuk menjaga kedamaian dalam diri seseorang dengan mengeyampingkan sikap emosional, menyatakan kebenaran atau berselisih karena ada kesalahpahaman. Karakter cinta damai perlu ditanamkan kepada siswa sejak dini agar terhindar dari perbuatan- perbuatan yang menyebabkan hilangnya kedamaian, seperti tawuran pelajar.

25Agus Wibowo, Pendidikan Karakter Strategi Membangun Karakter Bangsa Berperadaban (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2012), 100

26Rianawati, Implementasi Nilai-nilai Karakter Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah dan Madrasah (Pontianak: IAIN Pontianak Press, 2014), 61

(37)

Tawuran pelajar bukan lagi hal fenomena aneh. Apa yang dilakukan kaum pelajar sekarang bahkan tidak sebatas kenakalan, tetapi banyak yang berbentuk kriminal. Hampir diberbagai daerah sering terjadinya kekerasan tersebut.

Kekerasan tersebut harus segera diatasi, maka dibutuhkan usaha secara komprehensif sehingga kekerasan dapat dicegah sampai pada akar persoalannya dan kekerasan tersebut bisa dikurangi oleh pelajar bahkan dihilangkan. Kekerasan itu tidak hanya terjadi akibat dendam antar pelajar tetapi juga terkait dengan kesempatan, lingkungan sosial, dorongan, emosi dan sebagainya.27

Pendidikan adalah proses pemberdayaan yang diharapkan mampu memberdayakan peserta didik menjadi manusia yang cerdas, manusia yang berilmu dan berpengetahuan, serta manusia terdidik. Melalui proses belajar, mereka diharapkan memperoleh pengalaman mengembangkan potensi mereka serta melakukan pekerjaan dengan baik dan mampu bekerja sama dengan kemandirian. Budaya damai harus terus-menerus ditumbuhkembangkan dalam berbagai aspek kehidupan.

Kekerasan dalam berbagai bentuknya sekarang ini semakin banyak ditemukan . harus ada kemauan dari berbagai pihak

27Ngainun Na’im, Character Building Optimalisasi Peran Pendidikan dalam Pengembangan Ilmu

& Pembentukan Karakter Bangsa (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012),187-188

(38)

untuk membangun secara sistematis cinta damai menjadi budaya yang mengakar dalam kehidupan.28

3) Karakter Cinta Tanah Air

Cinta tanah air adalah cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsa29

Cinta tanah air yaitu mencangkup sikap dan perilaku yang mencerminkan rasa bangga, setia, peduli dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa, budaya, ekonomi, politik dan sebagainya.30

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Cinta tanah air adalah cara berfikir, bersikap, dan perilaku yang mencerminkan rasa bangga terhadap tanah air Indonesia.

Cinta tanah air merupakan salah satu karaktertermulia yang harus dimiliki oleh peserta didik agar anak mengenal, mengetahui, dan mencintai tanah airnya yaitu Indonesia. Dengan rasa cinta pada tanahair maka dalam jiwa anak akantertanam rasa memiliki tanah airnya, sehingga akan tumbuh dalam diri

28Ibit., 189-191

29Muhammad Yaumi, Pendidikan Karakter landasan, Pilar dan Implementasi (Jakarta:

Prenadamedia Group, 2014), 104

30Suyadi, Strategi Pemebelajaran Pendidikan Karakter (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013), 9

(39)

anak untuk menjaga, memelihara, melestarikan, dan memajukan kebudayaan dan kekayaan alam Indonesia.31

c. Indikator Nilai Karakter

1) Indikator Nilai Karakter Jujur

Berdasarkan rumusan Kemendiknas Balitbang Puskur diuraikan indikator sikap kejujuran adalah sebagai berikut :

a) Mengatakan dengan sesungguhnya sesuatu yang telah terjadi atau yang dialaminya.

b) Mau bercerita tentang kesulitan menerima pendapat temannya.

c) Mengemukan pendapat tentang sesuatu sesuai dengan yang diyakininya.

d) Mengemukakan ketidaknyamanan dirinya dalam belajar di sekolah.32

2) Indikator Nilai Karakter Cinta Damai

Berdasarkan rumusan Kemendiknas Balitbang Puskur diuraikan indikator sikap Cinta Damai adalah sebagai berikut :

a) Tidak menggunakan kekuatan fisik dalam berselisih dengan teman.

b) Berbicara dengan kata-kata yang tidak mengundang amarah teman.

c) Mengucapkan salam atau selamat pagi/siang/sore ketika betemu teman untuk pertama kali pada hari itu.

d) Mendamaikan teman yang sedang berselisih.

e) Menggunakan kata-kata yang menyejukkan emosi teman yang sedang marah.

f) Menjaga keselamatan teman33

31Rianawati, Implementasi Nilai-nilai Karakter Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah dan Madrasah (Pontianak: IAIN Pontianak Press, 2014), 54-55

32Ibid , 33

33Ibit., 62

(40)

3) Indikator Nilai Karakter Cinta Tanah Air

Berdasarkan rumusan Kemendiknas Balitbang Puskur diuraikan indikator sikap Cinta Tanah Air adalah sebagai berikut

a) Menyenangi keragaman suku bangsa dan bahasa daerah yangdimiliki Indonesia.

b) Mengagumi kekayaan budaya dan seni di Indonesia.

c) Mengagumi keragaman suku, etnis, dan bahasa sebagai keunggulan yang hadir di wilayah negara Indonesia.

d) Mengagumi peran hutan Indonesia bagi dunia.

e) Mengagumi peran laut dan hasil laut Indonesia bagi bangsa- bangsa di dunia.34

2. Kegiatan Ekstrakurikuler beladiri Merpati Putih a. Kegiatan Ekstrakurikuler

Dalam peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan RI Nomor 81A tentang implementasi kurikulum 2013 dijelaskan bahwa ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan kurikulum dan dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan kepribadian, bakat, minat dan kemampuan peserta didik yang lebih luas atau di luar minat yang dikembangkan oleh kurikulum.35 Kegiatan ekstrakulikuler dilaksanakan sebagai fasilitas pengembangan bakat dan kebutuhan anak yang berbeda-beda. Baik moral, sikap, bakat maupun kreatif.

34Rianawati, Implementasi Nilai-nilai Karakter Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah dan Madrasah (Pontianak: IAIN Pontianak Press, 2014), 55

35 Jasman Jalil, Pendidikan Karakter Implementasi Oleh guru, Kurikulum dan Sumber daya Pendidikan (Sukabumi: CV Jejak, 2018), 129

(41)

kegiatan ekstrakulikuler merupakan kegiatan yang dilakukan dalam mengembangkan aspek-aspek tertentu dari apa yang ditemukan pada kurikulum yang sedang dijalankan, termasuk yang berhubungan dari ilmu pengetahuan yang dipelajari oleh peserta didik sesuai dengan tuntutan kebutuhan hidup mereka maupun lingkungan sekitar. Ekstrakulikuler merupakan kegiatan pendidikan diluar jam pelajaran yang ditunjukkan untuk membantu perkembangan peserta didik, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh peserta didik atau tenaga kependidikan yang berkembang dan berkewanangan di sekolah.36

b. Tujuan ekstrakurikuler

1) Meningkatkan pengetahuan siswa dalam aspek kognitif maupun afektif

2) Mengembangkan bakat serta minat siswa dalam upaya pembinaan pribadi menuju manusia seutuhnya

3) Mengetahui, mengenal, serta membedakan hubungan antara satu mata pelajaran dengan yang lain37

Adapun menurut Depdikbut tujuan kegiatan ekstrakurikuler yaitu:

1) Siswa dapat memperdalam dan memperluas pengetahuan, mengenal hubungan antara berbagai mata pelajaran,

36Noor Yanti, Rabiatul, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 11 Mei 2016

37 Oteng Sutrisna, Administrasi Pendidikan (Bandung: Angkasa, 1985), 58

(42)

menyalurkan bakat dan minat, serta melengkapi upaya pembinaan manusia seutuh dalam arti beriman dan bertaqwa terhadap tuhan yang mahasa esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan sehat, jasmani dan rohani;

berkepribadian yang mantap, mandiri dan memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.

2) Untuk lebih memantabkan pendidikan kepribadian dan untuk lebih mengaitkan antara pengetahuan yang diperoleh dalam perogram kurikulum dengan keadaan dan kebutuhan lingkungan38

c. Prinsip kegiatan ekstrakurilkuler

Depdikna dalam buku pendidikan karakter konsep dan aplikasi living values education menegakkan prinsip pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler di indonesia sebagai berikut:

1) Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan potensi, bakat dan minat siswa masing-masing.

2) Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan keinginan dan diikuti secara sukarela siswa.

3) Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam suasana yang dikuasi dan menggembirakan siswa.

4) Menyenagkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam suasana yang disukai dan menggembirakan siswa.

38 Depdikbut RI, Petunjuk Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler, 3.

(43)

5) Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang membangun semangat untuk bekerja dengan baik dan berhasil.

6) Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan untuk kepentingan masyarakat.39

d. Beladiri Merpati Putih 1) Sejarah merpati putih

Merpati putih (MP) adalah warisan adat istiadat peninggalan nenek moyang indonesia yang pada awal mulanya adalah pengetahuan keluarga keraton yang diwariskan secara turun-temurun yang pada tidak bersisa atas wasiat sang guru pengetahuan merpati putih diperkenankan dan disebarluaskan dengan maksud untuk ditumbuhkembangkan agar bermanfaat bagi negara.

2) Tujuan Merpati Putih

Perguruan Pencak Silat Beladiri Tangan Kosong (PPS Batako) Merpati Putih adalah salah satu warisan penegtahuan beladiri karya nenek moyang indonesia asli. Dan bertujuan menempa kepribadian anggota-anggotanya agar ber watak dan berkepribadian luhur, berbudi, kuat, harmonis, dinamis serta patrioritis, sesuai filsafat indonesia adalah pancasila. Seni bela diri adalah seperti pisau bermata dua dapat digunakan untuk menolong maupun melukai. Untuk itulah suatu seni bela diri

39 Kokom Komalasari dan Didin Saripudin, Pendidikan Karakter Konsep dan Aplikasi Living Values Education, (Bandung: PT Refika Aditama, 2017), 125

(44)

wajib memiliki dasar-dasar filosofis yang kuat didalam pengajarannya agar tidak salah dan tidak salah digunakan.40 3) Manfaat baju seragam merpati putih

a) Baju

Terdapat lubang 3 pasang di dekat leher. Warna putih dengan leher warna merah berbentuk segi lima dengan garis-garis jahit berjumlah lima buah pada aspek setiap ujung lengan.

b) Celana

Berwarna hitam menggambarkan ciri khas pencak silat indonesia dan pakaian khas masyarakat (petani). Warna hitam juga melambangkan keteguhan hati.

c) Sabuk

Berwarna merah dengan jumlah jahitan 5 jalur menggambarkan pancasila. Dalam menggunakan seragam yang telah dilengkapi dengan menggunakan seragam sabuk merah manfaatnya telah siap sebagai anggota merpati putih yang memahami makna patut dan buruk serta bertanggung jawab dalam melaksanakan dan mengamalkan petuah perguruan adalah mersudi patitising tindak pusakane titiing hening. Anggota yang sudah bersabuk merah sebenarnya memiliki tanggung jawab yang besar. Anggota yang sudah

40Pencak-silat.alat.web.id/ind/1186-1074/merpati-putih-94383-umb-pencak-silat-alat.html, 1 mei 2019, 08.47.

(45)

diakui penuh, disumpah menjalani janjian anggota.di situlah perguruan mulai menanamkan sesuatu yang wajib dilangsungkan anggota yaitu: untuk tuhan yang maha esa, untuk negara dan bangsa sebagai perwujudan alam seisinya dan untuk prguruan sebagai wadah penggaliannya.41

3. Pembentukan karakter siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler

Pembentukan karakter terdiri dari dua kata yaitu pembentukan dan karakter. Pembentukan karakter mempunyai arti proses, cara, perbuatan, membentuk. Berarti membimbing, mengarahkan (pendapat, pendidikan, watak dan sebagainya).42 Sedangkan pengertian karakter Secara etimologi Karakter berasal dari bahasa Yunani yaitu “kharassein” yang berarti mengukir, melukis atau menggoreskan. Sedangkan secara terminologis makna karakter adalah nilai-nilai perilaku manusia yang universal yang meliputi seluruh aktivitas manusia, baik dalam rangka berhubungan dengan tuhan, dengan diri sendiri, dengan sesama manusia, maupun dengan lingkungan, yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tatakrama, budaya dan adat istiadat.43

Dalam peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan RI Nomor 81A tentang implementasi kurikulum 2013 dijelaskan bahwa

41Pencak-silat.alat.web.id/ind/1186-1074/merpati-putih-94383-umb-pencak-silat-alat.html, 1 mei 2019, 08.47.

42 Tim Penyusun Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia,

(Jakarta: Pusat Bahasa, 2008), 178

43Rianawati, Implementasi Nilai-nilai Karakter Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di Sekolah dan Madrasah (Pontianak: IAIN Pontianak Press, 2014), 20

(46)

ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari kegiatan kurikulum dan dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan tujuan untuk mengembangkan kepribadian, bakat, minat dan kemampuan peserta didik yang lebih luas atau di luar minat yang dikembangkan oleh kurikulum.44

Ekstrakulikuler sebagai fasilitas pengembangan bakat dan kebutuhan anak yang berbeda-beda. Baik moral, sikap, bakat maupun kreatif dan membantu perkembangan peserta didik, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat dan minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus diselenggarakan oleh peserta didik atau tenaga kependidikan yang berkembang dan berkewanangan di sekolah.45

Pembentukan karakter siswa melaluai kegiatan ekstrakulikuler adalah proses membentuk nilai-nilai perilaku siswa yang universal yang meliputi seluruh aktivitas siswa, baik dalam rangka berhubungan dengan tuhan, dengan diri sendiri, dengan sesama manusia, maupun dengan lingkungan, yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tatakrama, budaya dan adat istiadat. Dalam kegiatan ekstrakurikuler ini, nilai karakter yang ingin dibentuk adalah nilai karakter jujur, cinta damai dan cinta tanah air yang mana sangat penting dalam berbagai aspek kehidupan.

44 Jasman Jalil, Pendidikan Karakter Implementasi Oleh guru, Kurikulum dan Sumber daya Pendidikan (Sukabumi: CV Jejak, 2018), 129

45Noor Yanti, Rabiatul, Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan: Volume 6, Nomor 11 Mei 2016

(47)

A. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Secara metodologis, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Pendekatan ini dipilih karena peneliti akan memaparkan data yang diperoleh dengan menggunakan kata-kata, gambar dan bukan angka. Sebagaimana yang sampaikan oleh Bogdan dan Taylor dalam bukunya Lexy J. Moleong yang mendefinisikan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata- kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.46 Sehingga peneliti akan lebih leluasa dan dapat mengungkap data secara mendalam terhadap data yang sudah diperoleh.

Sedangkan jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah field research (penelitian lapangan), yaitu salah satu jenis penelitian kualitatif, dimana peneliti melakukan eksplorasi secara mendalam terhadap program, kejadian, proses, aktivitas, terhadap satu orang atau lebih. Melalui penelitian lapangan akan diperoleh pemahaman dan penafsiran secara mendalam mengenai data yang diperoleh dari lapangan dengan fakta yang relevan.

46Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2012), 4

(48)

B. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini bertempat di MTsN 1 jember yang beralamat di Jl.

Imam Bonjol No. 1 Jember, Kecamatan. Kaliwates, Kabupaten Jember Provinsi Jawa Timur. Penetuan lokasi penelitian ini dilakukan sengaja dan atas ketertarikan peneliti terhadap kegiatan ekstrakulikuler beladiri merpati putih di MTsN 1 Jember dan Dengan pertimbangan bahwa belum ada yang peneliti tentang permasalahan pembentukan karakter siswa melalui kegiatan ekstrakulikuler pencak silat merpati putih di MTsN 1 Jember.

C. Subjek Penelitian

Dalam menentukan subjek penelitian, peneliti menggunakan purposive sampling dimana peneliti memilih subjek penelitian dengan sengaja atas pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan yang hendak diperoleh. Hal ini berdasarkan pada pendapat sugiyono yang mengatakan bahwa purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.47 Pemilihan kelompok subjek didasarkan atas pertimbangan bahwa subjek penelitian yang dipandang memiliki sangkut paut dan dianggap paling tahu tentang kajian yang diteliti. Sehingga peneliti akan lebih mudah mendapat data yang sesuai dengan apa yang menjadi harapan peneliti. Adapun informasi yang menjadi subjek dalam penelitian ini antara lain:

1. Kepala Madrasah 2. Waka Kesiswaan

47Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2014), 85

(49)

3. Pelatih Ekstrakulikuler Merpati putih 4. Siswa

D. Teknik Pengumpulan Data

Dalam menentukan teknik pengumpulan data, peneliti menyesuaikan dengan jenis pendekatann yang digunakan. Karena dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, maka teknik pengumpulan data yang biasa digunakan adalah sebagai berikut:

1. Wawancara (Interview)

Wawancara merupakan percakapan antara dua orang yakni pewawancara dengan narasumber untuk mendapatkan informasi. Dalam penelitian ini wawancara yang digunakan adalah jenis wawancara terstruktur. Sebagaimana yang dikatakan oleh M. Djamal bahwa wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukan dengan menggunakan instrumen penelitian sebagai pedoman wawancara dalam mendapatkan data penelitian.48 Pemilihan wawancara jenis ini dimaksudkan agar peneliti dapat memperoleh data atau informasi secara lebih lengkap dan mendalam yang sesuai dengan permasalahan yang diinginkan.

Adapun data yang diperoleh dari hasil wawancara ini adalah sebagai berikut:

48M. Djamal, Pradikma Penelitian Kualitatif (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2015), 80

Gambar

Tabel 4.6  Temuan Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan: 1) Internalisasi nilai-nilai agama islam, 2) Pembentukan sikap, 3) Perilaku siswa, dan 4) kegiatan ekstrakurikuler

Faktor yang mendukung dalam pelaksanaan penerapan karakter melalui berkuda ini adalah penyediaan waktu yang cukup panjang dalam proses pelaksanaan ekstrakurikuler

Faktor yang mendukung dalam pelaksanaan penerapan karakter melalui berkuda ini adalah penyediaan waktu yang cukup panjang dalam proses pelaksanaan ekstrakurikuler

Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa: (1) Implementasi Kurikulum 2013 dalam pembelajaran PAI dalam membentuk karakter jujur tidak bisa terlepas dari

Dengan demikian, nilai cinta tanah air dalam novel Si Anak Savana relevan dengan penanaman pendidikan karakter di Madrasah Ibtidaiyah sesuai dengan indikator yang terdapat dalam