• Tidak ada hasil yang ditemukan

skripsi

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "skripsi"

Copied!
132
0
0

Teks penuh

Hubungan Antara Pengetahuan Dan Disiplin Dengan Perilaku Pekerja Di Ketinggian Pada Instalasi Besi Proyek Gerbang Selatan Tahun 2018”. Hubungan Pengetahuan Dan Disiplin Dengan Perilaku Pekerja Pada Ketinggian Di Instalasi Besi Proyek Gerbang Selatan Tahun 2018. Sarjana Terapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja, SMA Ilmu Kesehatan Binawan, SMA Jakarta.

Semua teman-teman dalam memperjuangkan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) 2014 Program A STIKes Binawan, yang memberikan ilmu dan pengalaman dalam penyusunan tugas ini.

Latar Belakang

2 perilaku tidak aman dan ini merupakan salah satu faktor penyebab kecelakaan kerja pada proyek konstruksi. Pada tahun 2013 PT. Jamsostek memberikan informasi bahwa kecelakaan kerja setiap tahunnya tumbuh rata-rata 1,76 persen. PT. PT Wiratman Cipta Manggala memiliki tujuan utama K3L yaitu penghapusan atau pengurangan bahaya kerja, kecelakaan kerja.

Selama bekerja, para pekerja tersebut dapat mengalami kecelakaan kerja yang disebabkan oleh beberapa faktor dibawah pengaruhnya, salah satunya adalah kurangnya pengetahuan dan kedisiplinan menggunakan Job Safety Analysis (JSA) yang menyebabkan kecelakaan pada pekerja di ketinggian pada saat pemasangan besi di Southgate. proyek .

Rumusan Masalah

Tujuan Umum

Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian .1 Bagi perusahaan

Bagi STIKes Binawan

Bagi peneliti / mahasiswa

Ruang Lingkup

Perilaku

  • Teori Perilaku
  • Bentuk Perilaku
  • Perilaku Aman
  • Perilaku tidak aman
  • Teori Perubahan Perilaku

Pekerja yang terbiasa melakukan suatu pekerjaan mungkin melakukan kesalahan atau kelalaian tanpa disadari (tergelincir) dibandingkan dengan pekerja baru karena tidak konsisten dengan kebiasaannya. Kesalahan atau kelalaian pekerja yang disebabkan oleh kesalahan atau kelalaian pekerja antara lain kesalahan atau kelalaian dalam memenuhi standar dan prosedur yang berlaku, penggunaan aturan dan prosedur yang tidak benar, penggunaan aturan dan prosedur yang sudah ketinggalan zaman. Kesalahan atau kelalaian yang dilakukan pekerja dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan, menyebabkan kesalahan atau kelalaian dalam mengambil keputusan dan asumsi.

Hal ini dapat terjadi karena kurangnya pemantauan perilaku berbahaya untuk menegakkan peraturan perusahaan oleh Dinas Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).

Pengetahuan

Teori Pengetahuan

Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Pendidikan

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman orang lain dan diri sendiri, sehingga pengalaman yang diperoleh menambah pengetahuan seseorang. Pengalaman seseorang terhadap suatu masalah akan membuat orang tersebut mengetahui cara penyelesaian masalah tersebut dari pengalaman sebelumnya yang pernah dialami sehingga pengalaman yang didapat dapat dijadikan sebagai pengetahuan jika memiliki masalah yang sama.

Sosial, Budaya dan Ekonomi

Informasi/ Media Massa

Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman orang lain dan diri sendiri sehingga pengalaman yang diperoleh dapat menambah pengetahuan. Pengalaman seseorang terhadap suatu masalah akan membuat orang tersebut mengetahui cara menyelesaikan masalah dari pengalaman sebelumnya yang pernah dialami sehingga mengalami apa yang telah dialaminya. diperoleh dapat digunakan sebagai pengetahuan ketika Anda menghadapi masalah yang sama.

Usia

Lingkungan

Tahu (know)

Memahami (comprehension)

Aplikasi (application)

Analisa (analisys)

Evaluasi

Cara Memperoleh Pengetahuan

22 Hingga saat ini, cara ini masih sering digunakan, terutama oleh mereka yang tidak mengetahui atau tidak mengetahui cara tertentu untuk menyelesaikan permasalahannya. Ini dilakukan dengan mengulangi pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan masalah masa lalu.

Cara modern atau cara ilmiah

  • Teori Pengalaman Kerja
  • Pendidikan
  • Disiplin
    • Pengertian Disiplin
    • Indikator-Indikator Disiplin Kerja
  • Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
    • Pengertian K3
    • Tujuan K3
  • Kecelakaan kerja
    • Definisi Kecelakaan kerja
    • Faktor Penyebab Kecelakaan kerja
  • Manajemen Resiko (Risk Management) .1 Bahaya
    • Proses Manajemen Risiko

03/Men/1998 adalah kejadian yang tidak diinginkan dan tidak diharapkan yang dapat menimbulkan korban jiwa dan harta benda (Permenaker No. 03/Men/1998)(34), sedangkan kecelakaan adalah kejadian yang tidak diinginkan yang dapat mengakibatkan hilangnya nyawa dan harta benda. dan biasanya terjadi akibat kontak dengan sumber yang melebihi ambang batas atau struktur (Frank A. Bird Jr, 1985)(35). Tidak terduga, sehingga tidak ada unsur sadar di balik peristiwa tersebut, apalagi dalam hal perencanaan, menyatakan bahwa akibat dari tindakan dan kondisi yang tidak aman merupakan faktor terjadinya kecelakaan dan dirangkai seperti kartu domino.

88% kecelakaan disebabkan oleh unsafe action, 10% disebabkan oleh unsafe condition dan 2% disebabkan oleh unspecified factor (Budiono Unsafe Act dan Unsafe Conditions menurut Budiono (1990) adalah sebagai berikut:(66). 1) Tindakan tidak aman tindakan aman (tidak aman). Berdasarkan pendapat Suma'mur (1996) menyatakan bahwa pekerja yang berpengalaman dan telah lama terlibat dalam pekerjaannya akan lebih mudah mengenal lingkungan sehingga lebih berhati-hati dalam bekerja (Suma'mur. Menurut Suma'mur. Suma'mur (1996) mengemukakan bahwa program pendidikan pekerja dalam kesehatan dan keselamatan kerja dapat memberikan landasan dasar yang memerlukan partisipasi yang efektif dalam mencari pemecahan masalah di tempat kerja.

Pendidikan yang dimaksud dalam hal ini adalah pendidikan formal yang diperoleh di sekolah (Suma'mur, 1996). Berdasarkan pendapat Suma'mur (1987) bahwa jumlah dan jenis kecelakaan kerja berbeda-beda pada unit operasional yang berbeda dalam suatu proses (Suma'mur, 1987)(41). Dulu dianggap bahwa karyawan yang tidak puas dengan pekerjaannya memiliki tingkat kecelakaan yang lebih tinggi.

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan oleh Suma'mur PK (1996) dalam Eka Swaputri (2009:39) bahwa peraturan perundang-undangan merupakan ketentuan wajib mengenai syarat-syarat kerja pada umumnya, perencanaan, pembangunan, perawatan dan pemeliharaan, pengawasan, pengujian dan pekerjaan industri peralatan. , tugas pengusaha dan. Berdasarkan pendapat Ramli (2010) bahwa manajemen risiko K3 adalah upaya mengelola risiko K3 untuk mencegah terjadinya kecelakaan yang tidak diinginkan secara menyeluruh, terencana, dan terstruktur dalam suatu sistem yang baik. tempat kerja yang dapat menimbulkan kerugian bagi perusahaan (Ramli, 2010).

Gambar  2.1.  Kartu  Domino  Heinrich  yang  dikembangkan  olehFrank E. Bird dan George L
Gambar 2.1. Kartu Domino Heinrich yang dikembangkan olehFrank E. Bird dan George L

Analisis Risiko

Pengendalian Risiko

Frekuensi Risiko

Dampak Risiko

Komunikasi dan Konsultasi

Setiap tahapan manajemen risiko yang teridentifikasi harus dikomunikasikan kepada semua pihak yang terkait dengan perusahaan.

Defenisi JSA

47 Proses yang digunakan untuk meninjau metode dan mengidentifikasi pekerjaan yang tidak aman serta melakukan koreksi sebelum terjadi kecelakaan adalah definisi dari JSA (Job Safety Analysis). Caltex Pacific Indonesia JSA atau sering disebut Job Safety Analysis adalah salah satu sistem penilaian risiko dan identifikasi bahaya yang dalam penerapannya menekankan pada identifikasi bahaya yang terjadi pada setiap tahapan pekerjaan/tugas yang dilakukan oleh tenaga kerja atau Job Safety Analysis adalah cara/metodenya digunakan untuk mempelajari dan menemukan bahaya yang sebelumnya terabaikan dalam desain tempat kerja, fasilitas/peralatan kerja, mesin yang digunakan, dan proses kerja. Langkah awal analisis bahaya dan kecelakaan dalam upaya menciptakan keselamatan kerja (PT. Caltex Pacific Indonesia, 1999).(54).

Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa JSA (Job Safety Analysis) adalah metode menganalisis dan mengendalikan bahaya sebelum menimbulkan kecelakaan.

Tujuan JSA

Manfaat penerapan JSA menurut Maysaroh (2013) yaitu: 1) Memberikan pemahaman yang sama masing-masing. orang tentang apa yang harus dilakukan untuk melakukan pekerjaan dengan aman.

Pelaksanaan JSA

Memilih (menyeleksi) pekerjaan yang akan dianalisis

49 2) Pekerjaan yang memiliki tingkat keparahan kecelakaan tinggi dalam hal jumlah hari hilang atau kebutuhan medis.

Membagi pekerjaan dalam langkah-langkahpekerjaan Berdasarkan pendapat dari Geigle (2002), sebelum

Melakukan identifikasi bahaya dan kecelakaan yang berpotensial

Mengembangkan prosedur kerja yang aman

  • Bekerja Di Ketinggian / Working at Hight (WaH)
    • Definisi WaH
    • Hirarki Kontrol WaH
    • Sistem Perlindungan
    • Metode Akses Tali (Rope Acces)
  • Jenis dan Rancangan Penelitian
  • Populasi danSampel
  • Instrumen penelitian
  • Pengumpulan Data
  • Pengolahan Data dan Analisa Data
  • Lokasi dan Waktu Penelitian
  • Profil PT Wiratman Cipta Manggala
    • Program Kerja HSE Southgate
    • Analisa Univariat
    • Analisa Bivariat
  • Kesimpulan
  • Saran
    • Bagi Subjek Penelitian (Pemasangan Besi )
    • Bagi Perusahaan
    • Bagi Peneliti Selanjutnya

65 menyebarkan kuesioner kepada sampel pekerja dengan menggunakan sistematik sampling di unit instalasi besi proyek southgate di PT Wiratman Cipta Manggala. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah tenaga kerja unit instalasi besi PT.Wiratman Cipta Manggala sebanyak 260 orang. Kamera dalam penelitian ini digunakan untuk memotret perilaku para pekerja saat bekerja di unit instalasi besi.

Dalam kegiatan penelitian ini yang menjadi objek observasi adalah para pekerja yang melakukan kegiatan pemancangan besi pada ketinggian di proyek Southgate, sedangkan data sekunder berupa rekaman data perusahaan berupa company profile, Job Safety. Analisis dilakukan dengan SPSS 17 menggunakan uji chi-square untuk melihat pengetahuan, disiplin dan perilaku bekerja di fasilitas besi. Penelitian ini dilakukan dengan cara observasi dan penyebaran kuesioner kepada para pekerja di unit fitting besi PT Wiratman Cipta Manggala, dan penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Mei 2018.

Berdasarkan pengamatan para pekerja besi di proyek Southgate, dalam upaya mengelola bahaya dan risiko, proyek HSE Southgate menerapkan beberapa program pengendalian HSE, PPE, HSEplan, HSEinduction, HSEtoolboxmeeting, Safetytalk, inspeksi HSEins, safety patrol dan pertemuan HSE dan program kesadaran keselamatan dan kesehatan kerja, seperti poster keselamatan kerja (K3), surat peringatan (SP)/evaluasi kinerja, safety education dan safety penalty. Berdasarkan distribusi frekuensi pengetahuan pemasang besi di proyek Southgate, 13 orang (17,8%) memiliki pengetahuan kurang dan 60 orang (82,2%) memiliki pengetahuan baik. Menurut distribusi frekuensi disiplin pekerja besi di proyek Southgate, terdapat 37 orang (50,7%) disiplin baik dan 37 orang (50,7%) disiplin buruk.

Berdasarkan distribusi frekuensi perilaku pekerja perbaikan besi di proyek Southgate, 33 orang (45,2%) berperilaku tidak aman dan 40 orang (54,8%) berperilaku aman. Pekerja yang memiliki pengalaman terbatas dalam melakukan pekerjaan instalasi besi juga menjadi faktor kemungkinan pekerja menjadi tidak aman karena peneliti mendapat informasi berdasarkan hasil pengamatan peneliti bahwa pekerja memiliki pengalaman yang kurang baik dalam instalasi besi. 85 Berbagai tahapan dalam proses pemasangan besi adalah fabrikasi, pengangkatan besi dan pemasangan besi di ketinggian.

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang hubungan antara pengetahuan dan kedisiplinan dengan perilaku pekerja di ketinggian di instalasi besi.

Gambar 2.4. Kerangka Teori
Gambar 2.4. Kerangka Teori

Manggala., PT Wiratman Cipta.Dokumen Perusahaan

Kondisi Kesehatan Kerja 2015 - Pusat Data dan Informasi Kesehatan Indonesia. 2015).[Dikutip:16. April 2018.]http://www.depkes.go.id/resources/d ownload/pusdatin/infodatin/infodatin-kesja.pdf. Khairunnisa, Lisa. Pengaruh faktor karakteristik demografi pekerjaan terhadap terjadinya kecelakaan kerja pada pekerja proyek Mata Air Pakubuwono. Tesis. Jakarta: STIKes Binawan, 2017. Hubungan karakteristik pekerjaan dan faktor pekerjaan dengan kecelakaan kerja di Perusahaan Kayu Desa Oesapa Kota Kupang.

Job Safety Analysis Sebagai Langkah Awal Dalam Upaya Mencegah Kecelakaan Kerja Di Area Fabrikasi Attachment PT. Indonesia, Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2016 tentang keselamatan dan kesehatan kerja di tempat kerja di ketinggian. 45 /Djppk/ Ix /2008 Tentang Pedoman Keselamatan dan Kesehatan Kerja Bekerja Di Ketinggian Menggunakan Rope Access. Semarang: s.n., 2008.

Hardiansyah, Agung Hubungan pengetahuan dan persepsi dengan perilaku tidak aman pekerja unit instalasi besi di Wisma Atlet Kemayoran C-23 Jakarta 2017. Alawiyah, Ela Minchah Laila; Rosyid, Haryanto Fadholan. Hubungan Disiplin Karyawan dengan Fadholan. Hubungan disiplin pegawai dengan pelaksanaan program kesehatan dan keselamatan kerja. Tesis. Yogyakarta: Program Studi Psikologi, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia Yogyakarta, 2008. Dewi, Hesti Utami. Faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku aman saat bekerja di ketinggian pada pekerja konstruksi untuk proyek pembangunan apartemen puncak. Tesis. Depok: Jurusan Keselamatan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Indonesia, 2006.

Kuesioner ini dibuat untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan kedisiplinan dengan perilaku pekerja di ketinggian di instalasi baja Proyek Gerbang Selatan tahun 2018. Oleh karena itu, saya mohon kesediaan Anda untuk mengisi kuesioner ini dengan lengkap, jujur ​​dan tulus. sesuai dengan keadaan saat ini sehingga informasi ilmiah yang disajikan nantinya dapat dipertanggung jawabkan.

Pengetahuan

Disiplin

10 Perusahaan selalu memberikan sanksi atau teguran kepada karyawan yang melanggar peraturan 11 Perusahaan selalu memberikan sanksi.

Perilaku

6 Saya tidak akan menggunakan peralatan yang rusak/cacat yang dapat mengganggu keselamatan 7 Saya tidak akan memindahkan perancah penyimpanan ketika. 8 Saya tidak menggunakan katrol untuk mengangkat peralatan yang diperlukan di atas permukaan kerja 9 Saya melaporkan kondisi yang sangat berbahaya. 13 Saya bekerja dengan cepat dan terburu-buru menyelesaikan tugas dalam waktu singkat 14 Saya tidak bekerja di bawah pengaruh alkohol.

Gambar

Gambar  2.1.  Kartu  Domino  Heinrich  yang  dikembangkan  olehFrank E. Bird dan George L
Tabel 2.6. Matriks Analisa Risiko Secara kualitatif     Menurut Standar AS/NZS 4360
Gambar 2.4. Kerangka Teori
Tabel 3.1. Defenisi Operational  No  Variabel
+6

Referensi

Dokumen terkait

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI Saya yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Tasya Nim : 1247041088 Prodi : Pendidikan Guru Sekolah Dasar S1 Judul skripsi : Penerapan Model