• Tidak ada hasil yang ditemukan

SLIDE MODUL 4 DASAR-DASAR WACANA BAHASA INDONESIA

N/A
N/A
Anis Daebaby

Academic year: 2023

Membagikan "SLIDE MODUL 4 DASAR-DASAR WACANA BAHASA INDONESIA"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

DASAR-DASAR WACANA

BAHASA

INDONESIA

MODUL 4

(2)

KEGIATAN BELAJAR 1

Pengertian Wacana dan Alat-alat wacana

KEGIATAN BELAJAR 2

Kohesi, Koherensi, dan Jenis-jenis wacana Bahasa Indonesia

(3)

KB 1 Pengertia n Wacana dan Alat- alat

wacana

PENGERTIAN WACANA

Dalam linguistic dikatakan oleh Yuwono (2006:92) “wacana adalah kesatuan makna (semantis) antarbagian di dalam suatu bangun bahasa. Dengan makna, wacana dilihat sebagai bangun bahasa yang utuh karena setiap bagian di dalam wacana itu berhubungan secara padu”

(4)

KB 1 Pengertia n Wacana dan Alat- alat

wacana

PENGERTIAN WACANA

Wacana adalah satuan Bahasa yang lengkap. Dalam hierarki gramatikal merupakan satuan gramatikal yang tertinggi atau terbesar. Sebagai satuan Bahasa yang lengkap, wacana memiliki konsep, gagasan, pikiran atau ide yang utuh, yang bisa dipahami oleh pembaca (dalam wacana lisan).

Wacana merupakan alat komunikasi social. Wacana dalam komunikasi dapat berfungsi untuk berinteraksi atau bertransaksi. Dengan demikian, terdapat dua bentuk wacana yakni wacana lisan dan wacana tulis.

Wacana dibentuk dengan menggunakan alat-alat wacana, yaitu konjungsi, kata ganti, repitisi, dan ellipsis. Penggunaan alat-alat pembantu wacana ini bertujuan agar wacana yang disusun menjadi utuh dan padu.

(5)

KB 1 Pengertia n Wacana dan Alat- alat

wacana

Contoh wacana

adik sangat senang sekali karena ia lulus ujian.

Contoh di atas terdiri atas satu kalimat dengan 2 klausa, di dalam terkandung satu gagasan, yaitu tentang adik yang lulus ujian. Contoh tersebut dapat dikatakan wacana karena memiliki konsep dan mengandung makna/maksud yang dapat dipahami

(6)

KB 1 Pengertia n Wacana dan Alat- alat

wacana

Contoh wacana

Ibu senang. Adik lulus ujian.

Contoh di atas memang terdiri dari dua kalimat, tetapi jumlah kalimat yang banyak belum tentu merupakan wacana yang baik. Keduanya berdiri sendiri-sendiri. Kalimat “Ibu senang” tidak dapat diiterpretasikan bahwa senangnya ibu disebabkan oleh adik yang lulus ujian, bisa saja rasa senang ibu disebabkan oleh masalah lain.

Jadi dua kalimat tersebut tidak dapat dikatakan wacana yang baik karena tidak mengandung keutuhan atau kesatuan makna dan tidak memiliki konsep, ide, atau gagasan.

(7)

KB 1 Pengertia n Wacana dan Alat- alat

wacana

Stubbs (1983:1) berpendapat bahwa “wacana merupakan penggunaan bahasa untuk berkomunikasi dalam konteks social secara nyata. Satuan bahasa itu dapat berupa rangkaian ujaran (lisan) atau kalimat (tulis).”

Penggunaan bahasa secara lisan : percakapan/ dialog, wawancara, ceramah, pidato, orasi, diskusi, iklan radio, penyuluhan dll

Penggunaan bahasa secara tulis : surat, artikel, buku, iklan di surat kabar, tulisan di internet.

(8)

KB 1 Pengertia n Wacana dan Alat- alat

wacana

contoh wacana lisan:

Pewawancara : “apakah anda memiliki pengalaman kerja?”

Terwawancara : “Tidak, saya baru kali ini melamar pekerjaan”

Contoh wacana tulis:

Alferd Binet, psikolog yang mengembangkan tes IQ mendukung temuan grafologi dan menegaskan bahwa ciri-ciri karakter tertentu tercermin dalam tilisan tangan (Soemantoro, 2009:6)

Kedua contoh diatas merupakan sebuah wacana yang baik, karena memperlihatkan adanya keutuhan yang mengandung konsep , ide atau gagasan didalamnya.

(9)

KB 1 Pengertia n Wacana dan Alat- alat

wacana

ELEMEN ELEMEN WACANA

Elemen-elemen wacana adalah elemen atau unsur-unsur pembentuk wacana. Elemen-elemen wacana tertata secara sistematis dan hierarkis

(10)

KB 1 Pengertia n Wacana dan Alat- alat

wacana

Mohon teman-teman untuk membuka modulnya halaman 4.6 sampai 4.7

(6) Etika dan Estetika dalam Pendidikan yang berbudaya.

(11)

KB 1 Pengertia n Wacana dan Alat- alat

wacana

Jika diibaratkan sesosok tubuh, wacana terdiri atas kepala dan badan. Kepala wacana adalah judul pada wawancara tersebut, sedangkan badannya disebut tubuh wacana yang terdiri atas paragraph paragraph.

(12)

KB 1 Pengertia n Wacana dan Alat- alat

wacana

UNSUR-UNSUR PEMBANGUN WACANA

Sebuah wacana yang baik disusun dengan menggunakan alat pembangun wacana. Untuk ini Yuwono (2006) memberi istilah “Pemarka Kohesi”. Alat utama pembangun wacana tentu saja kata dan untuk membangun sebuah wacana, kata harus dipilih dan disusun secara efektif. Untuk dapat memilih atau menukarkan kata yang berfungsi sebagai alat pembangun wacana, berikut adalah alat-alat pembangun wacana.

(13)

KB 1 Pengertia n Wacana dan Alat- alat

wacana

1. KONJUNGSI ATAU KATA PENGHUBUNG

Konjungsi adalah kata atau kelompok kata yang digunakan untuk menghubungkan kata, frasa, atau klausa dalam suatu kalimat. Fungsi utamanya adalah menyatukan gagasan atau bagian-bagian kalimat sehingga kalimat tersebut memiliki makna yang lebih lengkap.

(14)

KB 1 Pengertia n Wacana dan Alat- alat

wacana

Contoh konjungsi yang umum digunakan dalam bahasa Indonesia meliputi:

1.Konjungsi Koordinatif:

1.dan: menyatukan dua unsur yang sejajar.

2.atau: menyatakan pilihan atau alternatif.

3.tetapi: menyatakan kontrast atau perbedaan.

4.serta: menyatakan hubungan sejajar yang erat.

2.Konjungsi Subordinatif:

1.karena: menyatakan sebab atau alasan.

2.jika: menyatakan kondisi atau syarat.

3.ketika: menyatakan waktu.

4.sebelum: menyatakan urutan waktu sebelum kejadian lain.

(15)

KB 1 Pengertia n Wacana dan Alat- alat

wacana

Contoh penggunaan konjungsi:

Saya pergi ke pasar dan membeli buah.

Dia ingin memilih pizza atau pasta.

Saya ingin bermain tenis, tetapi saya harus menyelesaikan pekerjaan terlebih dahulu.

Kita akan pergi ke pantai karena cuaca sangat bagus.

(16)

KB 1 Pengertia n Wacana dan Alat- alat

wacana

Contoh penggunaan konjungsi berdasarkan modul (halaman 4.11)

1. Badu sakit dan Bidu meninggal.

2. Badu sakit karena Bidu meninggal.

3. Badu sakit ketika Bidu meninggal.

4. Badu sakit kemudian Bidu meninggal.

5. Badu sakit sebelum Bidu meninggal.

6. Badu sakit setelah Bidu meninggal.

(17)

KB 1 Pengertia n Wacana dan Alat- alat

wacana

2. KATA GANTI

Kata ganti adalah kata yang digunakan untuk menggantikan atau merujuk kepada kata benda (orang, tempat, atau benda) atau kata ganti lainnya dalam suatu kalimat. Penggunaan kata ganti membantu menghindari pengulangan kata yang sama dalam kalimat dan membuat ungkapan lebih ringkas. Kata ganti juga digunakan untuk menunjukkan hubungan antara berbagai elemen dalam suatu kalimat.

(18)

KB 1 Pengertia n Wacana dan Alat- alat

wacana

Contoh kata ganti

1. Lala dan Lili dua bersaudara. Mereka belajar di sekolah yang sama.

2. Baim seorang actor cilik. Selain pandai ia sangat lucu.

3. Setiap hari sabtu Anto pergi ke sanggar seni. Di sana ia melatih para remaja menari tarian tradisional.

(19)

KB 1 Pengertia n Wacana dan Alat- alat

wacana

3. REPETISI

Repetisi atau pengulangan adalah penggunaan berulang-ulang dari kata-kata, frasa, atau elemen bahasa lainnya dalam suatu teks atau ucapan. Repetisi dapat digunakan dengan sengaja untuk mencapai efek tertentu, seperti penekanan atau pembentukan gaya bahasa tertentu, tetapi terkadang pengulangan yang berlebihan dapat membuat teks kurang menarik atau terkesan tidak bervariasi.

Contoh :

Adikku Irdam senang membaca buku. Beragam buku dibacanya. Buku-buku yang sudah dibaca disimpannya dengan rapi.

(20)

KB 1 Pengertia n Wacana dan Alat- alat

wacana

*Catatan penting : Dalam beberapa konteks, seperti sastra atau retorika, pengulangan dapat digunakan sebagai alat retorika untuk memperkuat argumen atau membangun efek dramatis. Namun, dalam kebanyakan situasi, terlalu banyak repetisi dapat merugikan pemahaman atau membuat teks terasa monoton. Oleh karena itu, penggunaan repetisi sebaiknya diperhatikan untuk menjaga keseimbangan dan efektivitas dalam komunikasi.

(21)

KB 1 Pengertia n Wacana dan Alat- alat

wacana

4. ELIPSIS ATAU PELEPASAN

Elipsis atau pelepasan adalah suatu bentuk singkat atau penyederhanaan kalimat dengan menghilangkan kata-kata atau frasa-frasa tertentu yang dapat dianggap tidak penting atau sudah dapat dipahami dari konteks kalimat tersebut. Penggunaan elipsis dapat membuat kalimat lebih ringkas dan efisien.

(22)

KB 1 Pengertia n Wacana dan Alat- alat

wacana

contoh penggunaan elipis (pelepasan)

1. Adik dan ayah berangkat ke tempat tugas masing- masing setelah sarapan pagi.

Pada wacana tersebut, terdapat kelompok kata (subjek) yang dilesapkan/ disembunyikan yaitu “ adik dan ayah”. Apabila tidak dilesapkan kalimat wacana tersebut berbunyi:

adik dan ayah berangkat ke tempat tugas masing- masing setelah adik dan ayah sarapan pagi.

(23)

KB 1 Pengertia n Wacana dan Alat- alat

wacana

contoh penggunaan elipis (pelepasan)

2. Kak Andi praktik lapangan di bengkel otomotif, kak Mayang di laboratorium botani.

Pada wacana di atas, terdapat pelepasan predikat, yaitu praktik lapangan. Apabila tidak dilesapkan

kalimat tersebut menjadi:

“Kak Andi praktik kerja di bengkel otomotif, Kak Mayang praktik lapangan di laboratorium botani.”

(24)

KB 2 Kohesi,

Koherensi, dan Jenis- jenis

wacana Bahasa

Indonesia

1. KOHESI

Kohesi adalah istilah yang digunakan dalam wacana yang membahas hubungan antarunsur dalam kalimat (wacana). Wacana yang memenuhi syarat kohesi disebut dengan istilah kohesif yang berarti utuh.

(25)

KB 2 Kohesi,

Koherensi, dan Jenis- jenis

wacana Bahasa

Indonesia

CONTOH KOHESI

Anak terpeleset jatuh ke sungai. Beberapa orang lewat di tempat itu mencoba menolongnya.

Kedua wacana tersebut dikatakan tidak efektif. Karena pada kalimat pertama merasa ada yang kurang. Timbul pertanyaan anak yang mana? Berapa anak yang

terpeleset? Kemudian begitu pula pada kalimat kedua, orang lewat artinya orang berlalu, tetapi pada kalimat itu “orang lewat mencoba menolong” bagaimana

caranya? Oleh karena kalimat tersebut tidak efektif atau dapat disebut dengan tidak kohesif.

Perbaikan : Anak itu terpeleset, lalu jatuh ke sungai.

Beberapa orang yang sedang lewat di tempat itu mencoba menolongnya.

(26)

KB 2 Kohesi,

Koherensi, dan Jenis- jenis

wacana Bahasa

Indonesia

2. KOHERENSI

Koherensi adalah sifat sebuah teks atau tulisan yang menunjukkan keterkaitan, kesatuan, dan urutan logis antara ide, informasi, atau peristiwa yang disampaikan.

Dalam konteks penulisan, koherensi memastikan bahwa setiap bagian dari teks saling terhubung dengan bagian lainnya sehingga membentuk suatu keseluruhan yang bermakna dan mudah dipahami.

(27)

KB 2 Kohesi,

Koherensi, dan Jenis- jenis

wacana Bahasa

Indonesia

Contoh :

"Pagi ini, saya bangun dengan semangat karena cuaca begitu cerah. Setelah sarapan, saya memutuskan untuk pergi ke taman. Di sana, saya bertemu dengan teman lama yang tidak pernah saya jumpai selama bertahun-tahun. Kami mengobrol dan tertawa mengenang kenangan masa lalu. Saat matahari mulai tenggelam, kami memutuskan untuk bersama-sama makan malam di restoran favorit kami.“

Dalam contoh tersebut, setiap kalimat atau paragraf terhubung secara koheren. Pergantian dari satu ide ke ide lainnya terjadi secara alami, dan penggunaan kata penghubung membantu membentuk alur pikiran yang lancar. Koherensi sangat penting untuk memastikan bahwa pesan atau informasi yang ingin disampaikan dalam suatu teks dapat dipahami dengan baik oleh pembaca atau pendengar.

(28)

KB 2 Kohesi,

Koherensi, dan Jenis- jenis

wacana Bahasa

Indonesia

3. JENIS-JENIS WACANA BAHASA INDONESIA

Wacana dibedakan atas jenis-jenisnya berdasarkan sudut pandang dari mana wacana itu dilihat. Yuwono (2006:93) menjelaskan, wacana dapat diklasifikasi berdasarkan beberapa segi yakni berdasarkan saluran komunikasi, fungsi bahasa, mitra tutur, peserta tutur, dan berdasarkan pemaparan.

(29)

KB 2 Kohesi,

Koherensi, dan Jenis- jenis

wacana Bahasa

Indonesia

1. Berdasarkan saluran komunikasi : wacana

dibedakan menjadi wacana lisan dan wacana tulis.

2. Berdasarkan fungsi bahasa : wacana diklasifikasi menjadi wacana eksperif, fatis, informasional, estetis dan direktif.

3. Dari sudut pandang mitra tutur : wacana dibedakan menjadi wacana interaksional dan transaksional.

4. Berdasarkan jumlah peserta tutur : wacana dibedakan atas wacana monolog, dialog, dan polilog.

5. Berdasarkan cara pemaparan : wacana dibedakan atas wacana narasi, deskripsi, eksposisi,

argumentasi, dan persuasi.

Referensi

Dokumen terkait

Tesis yang berjudul “Analisis Wacana Lisan Transaksi Jual Beli di Pasar Klewer dan Relevansinya sebagai Materi Pembelajaran Bahasa Indonesia pada Teks Negosiasi Kelas X

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah urutan pemerolehan kosa kata dasar bahasa Indonesia dalam bahasa lisan anak usia 3-4 tahun.. Urutan pemerolehan kosa kata dasar

Data penelitian berupa wacana percakapan lisan dalam interaksi kelas pada pelajaran bahasa Indonesia yang di dalamnya menggambarkan aspek sosial sebagai konteks

Tabel tersebut memperlihatkan frekuensi kesalahan pemakaian alat kohesi oleh siswa SLTP kelas II Etnis Tionghoa di Singkawang secara umum atau keseluruhan, pada wacana

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah urutan pemerolehan kosa kata dasar bahasa Indonesia dalam bahasa lisan anak usia 3-4 tahun.. Urutan pemerolehan kosa kata dasar

Topik yang mungkin untuk dibahas selanjutnya setelah wacana 2 harus dilihat dan dihubungkan dengan kalimat terakhir dari wacana tsb yang menyatakan bahwa negara2

alat peraga: alat bantu yang digunakan guru dalam pembelajaran agar materi yang diajarkan mudah dipahami oleh peserta didik asesmen diagnosis: asesmen pada awal tahun ajaran untuk

Tujuan Pembelajaran 4.10 Pelajar dapat mengemukakan pendapat terkait topik diskusi, mematuhi etika berdiskusi dan menghargai pendapat teman diskusi Perkiraan Jumlah Jam 5 Jam