Nama : Alya Irzzaq Nahya Alfandie NIM : 210131600908
Offering : A21
UTS Supervisi Klinis SOAL
1. Kedepankan urgensi supervisi klinis,baik secara konseptual-teoritik maupun secara empiris (dari hasi riset).
2. Buatlah analisis perbandingan antara supervisi klinis & supervisi umum!
3. Buatlah mind mapping tentang topik yg anda tampilkan dalam simulasi supervisi kilinis.
4. Buatlah analisis perbandingan antara supervisi yg menggunakan pendekatan scientific, artistik & klinik.
JAWABAN
1. Secara konseptual dan teoritik Supervisi klinis merupakan suatu proses pembinaan yang dilakukan secara professional yang dilaksanakan secara sistematis dan
sistematik serta terstruktur. Dalam dunia Pendidikan supervisi klinis adalah bentuk superivisi yang difokuskan pada peningkatan mengajar dengan melalui siklus yang sistematik, dalam perencanaan, pengamatan, serta analisis yang intensif dan cermat tentang penampilan mengajar yang nyata, serta bertujuan mengadakan perubahan dengan cara yang rasional. Konsep dasar supervisi klinis adalah kolegial, kolaboratif, memiliki keterampilan layanan dan prilaku etis. Secara empiris supervise klinis mampu meningkatkan kualitas pengajaran dengan supervise klinis secara efektif memungkinkan guru dan pendidik untuk menerima umpan balik yang konstruktif terkait pengajaran mereka. Hal ini membantu mereka untuk mengidentifikasi kekuatan kelemahan mereka, sehingga dapat meningkatkan kualitas pengajaran, kedua, pengembangan professional guru supervisi klinis dapat membantu guru dan pendidik memahami pentingnya pengembangan kompetensi berkelanjutan. Mereka dapat melihat supervisi sebagai kesempatan untuk pertumbuhan dan pembelajaran yang berkelanjutan, ketiga, kualitas pengajaran yang ditingkatkan melalui supervisi dapat berdampak positif pada prestasi siswa. Guru yang menerima supervisi yang baik
cenderung dapat memberikan pendidikan yang lebih efektif, yang pada gilirannya dapat meningkatkan pencapaian siswa, keempat, supervisi klinis yang dilakukan dengan adil dan mendukung dapat membantu dalam menjaga kesetaraan pendidikan.
Hal ini penting untuk memastikan bahwa semua siswa memiliki akses ke pendidikan berkualitas.
2. Supervisi secara umum merupakan layanan yang bersifat membimbing, memfasilitasi, memotivasi serta menilai guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan pengembangan profesi guru secara efektif yang dilakukan melalui pemberian contoh, diskusi, konsultasi dan juga pelatihan.Tujuan umum supervise ini adalah memberikan bantuan teknis dan bimbingan kepada guru (dan staf sekolah yang lain) agar personil tersebut mampu meningkatkan kualitas kinerjanya, terutama dalam melaksanakan tugas, yaitu melaksanakan proses pembelajaran. Sedangkan Supervisi Klinis
merupakan supervisi yang dilakukan berdasarkan adanya keluhan atau masalah dari guru yang disampaikan kepada supervisor. Dalam hal ini inisatif untuk melaksanakan kegiatan supervisi berawal dari keluhan guru yang mengalami masalah dalam
pembelajaran. Baik pada supervise umum dan supervise klinis pada keduanya sama sama memiliki tujuan untuk meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran sehingga kinerja guru yang optimal memiliki pengaruh terhadap ketercapaian tujuan
pembelajaran yang telah disusun.
3.
4. Berdasarkan Tujuan dan Pendekatan
1. Supervisi Ilmiah (Scientific) : Pendekatan ilmiah berfokus pada pengumpulan data objektif, pengukuran, dan analisis statistik. Tujuannya adalah
mengidentifikasi pola atau tren yang dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi atau efektivitas.
2. Supervisi Artistik (Artistic) Pendekatan artistik lebih bersifat kreatif dan intuitif.
Ini melibatkan ekspresi pribadi, seni, dan pendekatan berbasis intuisi dalam proses pengambilan keputusan.
3. Supervisi Klinis (Clinical): Pendekatan klinis lebih berfokus pada pemahaman kasus secara mendalam, pengamatan kualitatif, dan interpretasi. Tujuannya adalah memahami konteks unik dari masalah dan individu yang terlibat.
Berdasarkan Proses Evaluasi
1. Supervisi Ilmiah (Scientific) : Proses evaluasi dalam pendekatan ilmiah cenderung mengutamakan data dan angka. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan metode pengukuran yang kuantitatif, seperti pengukuran kinerja berdasarkan indikator kuantitatif.
2. Supervisi Artistik (Artistic) : Evaluasi dalam pendekatan artistik lebih subjektif.
Ini mungkin melibatkan penilaian berdasarkan persepsi dan kreativitas, seperti penilaian kualitas karya seni atau ekspresi pribadi.
Supervisi Klinis (Clinical) : Evaluasi dalam pendekatan klinis cenderung lebih kualitatif dan melibatkan analisis kasus secara mendalam, observasi perilaku, dan interpretasi.
Berdasarkan Keputusan dan Rekomendasi:
1. Supervisi Ilmiah (Scientific) : Keputusan dan rekomendasi dalam pendekatan ilmiah didasarkan pada data empiris dan bukti ilmiah. Keputusan cenderung objektif dan berdasarkan analisis data.
2. Supervisi Artistik (Artistic) : Keputusan dalam pendekatan artistik dapat lebih subjektif, didasarkan pada interpretasi pribadi dan kreativitas. Ini mungkin mencakup saran yang tidak dapat dengan mudah diukur secara objektif.
3. Supervisi Klinis (Clinical) : Keputusan dalam pendekatan klinis didasarkan pada pemahaman kasus secara mendalam dan observasi kualitatif. Ini cenderung berfokus pada intervensi yang cocok dengan kebutuhan individu.
Berdasarkan Konteks Penggunaan:
1. Supervisi Ilmiah (Scientific) : Pendekatan ilmiah sering digunakan dalam penelitian, ilmu pengetahuan alam, teknologi, dan manajemen untuk mengoptimalkan proses dan hasil.
2. Supervisi Artistik (Artistic) : Pendekatan artistik lebih cocok dalam seni,
kreativitas, serta disiplin yang mendorong ekspresi pribadi dan kualitas subjektif.
3. Supervisi Klinis (Clinical) : Pendekatan klinis sangat relevan dalam sektor kesehatan dan pelayanan sosial, khususnya dalam diagnosa dan perawatan individu.
Berdasarkan Fleksibilitas & Ketidakpastian:
1. Supervisi Ilmiah (Scientific): Lebih berkemungkinan untuk memberikan hasil yang konsisten dan dapat diulang. Lebih sedikit ruang bagi penilaian subjektif.
2. Supervisi Artistik (Artistic): Lebih fleksibel dan dapat merespon kebutuhan yang lebih beragam, tetapi cenderung lebih tidak pasti dalam kualitas dan hasilnya.
3. Supervisi Klinis (Clinical): Mengakui kompleksitas dan ketidakpastian dalam praktik klinis, tetapi berusaha untuk memahami individu secara lebih mendalam.