1
MINISTRY of PUBLIC WORKS and HOUSING DIRECTORATE GENERAL of WATER RESOURCES
Report KP-10.11
IOPIM SIMURP – WISMP 2
Preparation for Strategic Irrigation Modernisation and Urgent Revitalisation Project (P 157585)
WISMP2 - IBRD Loan 8027-ID
ENVIROMENTAL MANAGEMENT AND MONITORING PLAN – JURANG BATU IRRIGATION SCHEME
(Laporan Perencanaan dan Pengawasan Lingkungan – Daerah Irigasi JURANG BATU)
April 2018
2
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL ... i
DAFTAR GAMBAR ... ii
BAB1. PENDAHULUAN ... 1
1.1. Tujuan ... 1
1.2. Identitas Unit Pelaksana Kegiatan ... 1
1.3. Detail Lokasi dan Kegiatan ... 2
BAB 2. KONDISI LINGKUNGAN ... 5
2.1. Fisik dan Kimia ... 5
2.1.1. Curah Hujan ... 5
2.1.2. Hidrologi... 6
2.1.3. Kualitas Udara ... 6
2.1.4. Kualitas Air Permukaan ... 8
2.2. Sosial, Ekonomi dan Kebudayaan ... 9
2.2.1. Data Kependudukan ... 9
2.3. Kesehatan Masyarakat ... 19
BAB 3. EVALUASI DAN DAMPAK ... 22
BAB 4. RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL... 24
4.1. Rencana Penglolaan Lingkungan dan Sosial ... 24
4.2. Rencana Pemantauan Lingkungan dan Sosial ... 31
3
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Batasan Administrasi DI Jurang Batu ... 2
Tabel 2. Pola Tanam pada DI Jurang Batu ... 2
Tabel 3. Jenis dan Volume Kegiatan DI Jurang Batu ... 4
Tabel 4. Alat dan Bahan yang digunakan Selama Konstruksi pada DI Jurang Batu ... 4
Tabel 5. Data Curah Hujan Periode Januari – Desember (mm) ... 5
Tabel 6. Hasil Pengujian Kualitas Udara Ambient ... 7
Tabel 7. Hasil Pengujian Kualitas Air... 8
Tabel 8. Data Penduduk ... 9
Tabel 9. Data Pemeluk Agama ... 11
Tabel 10. Data Persentase Penduduk PerDesa/Kelurahan terhadap Kecamatan ... 13
Tabel 11. Data Sarana Pendidikan ... 15
Tabel 12. Data Sarana Ibadah ... 17
Tabel 13. Data Sarana Kesehatan ... 19
Tabel 14. Daftar 14 Penyakit dengan Penderita Terbanyak ... 24
Tabel 15. Hasil Penilaian Resiko Lingkungan dan Sosial untuk Tahun Pertama DI Jurang Batu ... 22
Tabel 16. Review Hasil Perkiraan Dampak Penting ... 23
Tabel 17. Matriks Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Sosial ... 24
Tabel 18. Matriks Rencana Pemantauan Lingkungan dan Sosial ... 31
4
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Peta Lokasi DI Jurang Batu Simurp ... 3
Gambar 2. Grafik Curah Hujan periode Januari - Desember (mm) ... 6
Gambar 3. Grafik Hasil Pengujian Kualitas Udara Ambient... 7
Gambar 4. Grafik Hasil Pengujian Kualitas Air ... 8
Gambar 5. Grafik Jumlah Penduduk ... 10
Gambar 6. Grafik Jumlah Pemeluk Agama ... 12
Gambar 7. Grafik Jumlah Penduduk Perdesa/Kelurahan Terhadap Kecamatan ... 14
Gambar 8. Grafik Sarana Pendidikan ... 16
Gambar 9. Grafik Sarana Ibadah ... 18
Gambar 10. Grafik Sarana Kesehatan ... 20
Gambar 11. Grafik Daftar Penyakit Dengan Jumlah Penderita Terbanyak ... 21
Gambar 9. Grafik Sarana Ibadah ... 18
Gambar 10. Grafik Sarana Kesehatan ... 20
5
RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL
DI JURANG BATU – SIMURP APRIL 2018
BAB 1 PENDAHULUAN
Modernisasi Irigasi Strategis dan Program Rehabilitasi Mendesak (SIMURP) menanggapi Kebutuhan sebagaimana dirumuskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Pemeritah (RPJM 2015-2019) dengan menggunakan kerangka lima pilar untuk mempromosikan rehabilitasi dan persiapan modernisasi sistem irigasi nasional yang ada, yang disebut dengan ‘Revitalisasi Irigasi’. Proyek yang diusulkan akan berfokus pada memungkinkan sekitar 110.00 hektar sistem irigasi nasional untuk direhabilitasi dan tahap yang luas dimodernisasi melalui program revitalisasi, sedangkan sistem Jatiluhur (224.000 hektar) akan menjadi obyek modernisasi strategis (komponen B). Kegiatan rehabilitasi dan modernisasi ini akan dikembangkan dalam hal penyampaian layanan yang lebih baik dan menangani sistem penilaian, informasi manajemen dan sistem pendukung keputusan, penguat kelembagaan, pengembangan sumber daya manusia dan studi dan desain untuk rehabilitasi dan modernisasi infrastruktur irigasi, saluran, dan pengolaan banjir. Semua kegiatan ini akan mengikuti Prinsip dan Praktik Pengelolaan Irigasi Partisipatif (PPSIP). Program SIMURP yang diusulkan terdiri dari 3 komponen yang sesuai dengan lima pilar modernisasi.
Proyek ini dirancang sesuai lima pilar yang mendefinisikan konsep modernisasi irigasi di Indonesia. Hal ini dimaksudkan untuk mendukung upaya Pemerintah dalam menangani masalah infrastruktur, institusi, informasi dan teknis yang diperlukan untuk meningkatkan efisiensi irigasi melalui pendekatan partisipatif yang jelas. Kelima pilar tersebut mencakup unsur pendekatan ABCDE + F yang dianjurkan dalam makalah Modernisasi Irigasi WBG. Hal ini bertujuan untuk memperbaiki sistem irigasi yang ada agar dapat lebih memenuhi layanan pengelolaan irigasi partisipasif, agar lebih efisien, efektif dan berkelanjutan. Pilar-pilar ini meliputi : (i) Meningkatkan Keamanan dan Ketersediaan Air; (ii) Rehabilitasi dan Peningkatan Infrastruktur; (iii) Perbaikan Sistem Manajemen; (iv) Penguatan Institusi; Dan (v) Penguatan Sumber Daya Manusia.
Sebagai bagian untuk mempercepat persiapan SIMURP, melalui IOPIM-WISMP 2 dilakukan SIMURP Desain Engineering Detail (DED) pada 6 (enam) Skema Irigasi, salah satunya adalah DI Jurang Batu yang terletak di Kabupaten Lombok Tengah – Provinsi Nusa Tenggara Barat di bawah BBWS Nusa Tenggara I.
1.1. Tujuan
1. Untuk menyiapkan usaha pencegahan dan pemantauan untuk setiap kegiatan di DI Jurang Batu.
2. Untuk meyakinkan semua pelaksanaan kegiatan pada SIMURP dilaksanakan secara berkelanjutan.
1.2. Identitas Unit Pelaksana Kegiatan
Nama Institusi: Balai Besar Wilayah Sungai Nusa Tenggara I
Alamat: Jl. Ahmad Yani No.1, Gerimax Indah, Narmada, Lombok Barat Nama Penjabat: Ir. Asdin Djulaidy, MM, MT
Jabatan: Kepala Balai Besar Wilayah Sungai Nusa Tenggara I
6 1.3. Detail Lokasi dan Kegiatan
DI Jurang Batu, secara administrasi termasuk dalam 5 kecamatan dan 16 desa berikut adalah nama kecamatan dan desa yang dilalui oleh DI Jurang Batu.
Tabel 1. Batasan Administrasi DI Jurang Batu
No Kecamatan Desa
1 Praya Bunut Baok & Kelurahan Semayan
2 Kopang Monggas
3 Praya Tengah
Jurang Jaler, Prai Meke, Jontlak, Kelurahan Gerantung, Kelurahan Sasake, Dakung, Kelebuh, Batunyala, Lajut & Pejanggik
4 Praya Timur Mujur & Sukaraja
5 Janapria Langko
Sumber: Detail Desain SIMURP DI Jurang Batu, 2018.
DI Jurang Batu memiliki panjang saluran primer 13,288 Km, panjang saluran sekunder 22,780 Km dan panjang saluran tersier 88,85 km. Serta melayani 3.491 Ha persawahan. Pertanian pada DI Jurang Batu memiliki 3 musim tanam dengan hasil utama dari pertanian yang dilayani oleh DI Jurang Batu adalah Padi, Kacang Hijau, Kedelai. Dan Jagung. Tabel 2 menunjukkan pola tanam pada setiap musim tanam.
Tabel 2. Pola Tanam pada DI Jurang Batu No Musim Tanam Jenis Komoditas Pertanian
1 Kesatu Padi
2 Kedua Padi dan Palawija
3 Ketiga Palawija (jagung, kacang hijau , dan kedelai)
Peta lokasi kegiatan SIMURP dapat dilihat di gambar 1. Sedangkan kegiatan yang akan dilaksanakan pada DI Jurang Batu seperti yang tertera pada tabel 2.
7
Gambar. 1 Peta Lokasi DI Jurang Batu Simurp
8
Tabel 3. Jenis dan Volume Kegiatan DI Jurang Batu
No Jenis Kegiatan Volume Kegiatan Keterangan
1 Perbaikan Pintu Saluran Irigasi 37 Buah Primer dan Skunder 2 Perbaikan Lining Saluran Primer 3,65 km
3 Perbaikan Lining Saluran Sekunder 7,46 km 4 Perbaikan Lining Saluran Tersier 17,77 km
5 Pengangkatan Lumpur 75.000 M3
Kegiatan SIMURP merupakan kegiatan yang berdasarkan partisipatif dari masyakarat pengguna saluran irigasi atau P3A. Semenjak awal kegiatan desain dimulai, P3A, IP3A dan GP3A telah dilibatkan baik pada tahap sosialisasi kegiatan, sosialisasi desain, sosialisasi ESMF, sosialisasi system planning dan sosialisasi draf desain.
Pada beberapa kegiatan untuk konstruksi akan melibatkan partisipasi dari masyarakat pengguna air, seperti perbaikan saluran tersier. Sehingga tidak banyak alat berat yang akan digunakan pada kegiatan ini. Pada tabel 4 disebutkan peralatan dan bahan yang akan digunakan selama kegiatan SIMURP pada DI Jurang Batu.
Tabel 4. Alat dan Bahan yang digunakan Selama Konstruksi pada DI Jurang Batu
No Kegiatan Peralatan Bahan
1 Perbaikan Pintu Saluran Irigasi Cangkul, mini molen Pasir, batu/kerikil, Semen
2 Perbaikan Lining Saluran Primer Cangkul, mini molen 3 Perbaikan Lining Saluran Sekunder Cangkul, mini molen 4 Perbaikan Lining Saluran Tersier Cangkul, Mini Molen
5 Pengangkatan Lumpur Excavator, Truk/Pick up Tidak ada
9
BAB 2 KONDISI LINGKUNGAN
2.1. Fisik dan Kimia 2.1.1. Curah Hujan
Data Curah hujan bersumber dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kabupaten Lombok Tengah yang dihimpun dalam Lombok Tengah dalam Angka 2017 karya Badan Pusat Statistik, sebagaimana yang disajikan pada tabel 5.
Tabel 5. Data Curah Hujan Periode Januari – Desember (mm)
Bulan
Pengukuran
I II III Rata-rata Maksimum
Januari 47 0 0 15,67 47
Februari 121 76 16 71 121
Maret 152 53 125 110 152
April 86 1 1 29,33 86
Mei 25 1 1 9 25
Juni 23 0 11 11,33 23
Juli 0 0 0 0 0
Agustus 0 0 2 0,67 2
September 0 0 0 0 0
Oktober 0 12 0 4 12
November 96 47 121 88 121
Desember 59 132 219 136,67 219
Sumber: Lombok Tengah dalam Angka, 2017
10
Gambar 2. Grafik Curah Hujan periode Januari - Desember (mm)
Berdasarkan data curah hujan diatas terlihat bahwa curah hujan bulanan tertinggi jatuh pada bulan Desember yaitu sebesar 219 mm dengan curah hujan rata-rata tertinggi sebesar 136,67 mm. Sedangkan curah hujan terendah terjadi pada bulan Agustus yaitu sebesar 2 mm dengan curah hujan rata-rata terendah adalah 0,67 mm. Pada bulan July dan September curah hujannya tidak tercatat.
2.1.2. Hidrologi
Saluran irigasi Di Jurang Batu berawal di Desa Bunut Baok Kecamatan Prayadan berakhir di Desa Langko Kecamatan Janapria. Saluran irigasi Jurang Batu memiliki panjangsaluran 36.068 Km denganpanjang saluranprimer 13.288 Km, Panjang saluran sekunder 22.780 Km dan panjang saluran tersier 88,85 km. Saluran irigasi Jurang Batu melayani 3.491 Ha areal persawahan.
2.1.3. Kualitas Udara
Pengambilan sampel untuk kualitas udara dilakukan pada 3 lokasi yang mewakili keseluruhan tipe lokasi yang ada di DI Jurang Batu. Pengambilan sampel udara dilakukan di :
1. Lokasi sampling 1 yang mewakili tempat tinggal atau perumahan yaitu pada kordinat Lintang 8°41.040"S dan Bujur 116° 17.53"T.
2. Lokasi sampling 2 yang mewakili daerah komersial, bisnis, industri dan perkantoran yaitu pada kordinat Lintang 8°41.49"S dan Bujur 116° 18.54"T.
3. Lokasi sampling 3 yang mewakili daerah hijau atau daerah pertanian yaitu pada kordinat Lintang 8°43.19"S dan Bujur 116°20.04"T.
Penentuan lokasi ini ditentukan berdasarkan lokasi yang paling padat atau luas. Baku mutu udara ambient yang digunakan mengacu kepada Peraturan Pemerintah Nomor 41 tahun 1999
-50 0 50 100 150 200 250
0 2 4 6 8 10 12 14
Data Curah Hujan Periode Januari - Desember
Pengukuran I Pengukuran II Pengukuran III
Pengukuran Rata-rata Pengukuran Maksimum
11
mengenai Pengendalian Pencemaran Udara. Hasil pengukuran kualitas udara di dalam tapak kegiatan dan sekitarnya seperti yang tersaji pada tabel 6.
Tabel 6. Hasil Pengujian Kualitas Udara Ambient
No Parameter Waktu
Pengukuran Satuan Baku mutu
Hasil sampling pada lokasi
1 2 3
1 Sulfur dioksida
(SO2,) 1 jam µg/Nm3 900 < 1 < 1 < 1
2 Karbon Monoksida
(CO) 1 jam µg/Nm3 30.000 < 1 < 1 < 1
3 Nitrogen Dioksida
(NO2) 1 jam µg/Nm3 400 < 1 < 1 < 1
4 Debu (TSP) 24 jam µg/Nm3 230 1.16 1.19 1.97
5 Kebisingan 1 jam dBA (Leq) 65 49,7 60,9 50,3
Sumber : Hasil Pengujian laboratorium DI Jurang Batu, 2018
Gambar 3. Grafik Hasil Pengujian Kualitas Udara Ambient
Hasil pemantauan menunjukkan bahwa parameter-parameter udara yang diukur masih berada di bawah baku mutu sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.41 tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara. Pengukuran tingkat kebisingan dilakukan di 3 lokasi dimana pada setiap lokasi menunjukkan hasil yang masih berada di bawah baku mutu.
2.1.4. Kualitas Air Permukaan
Pengambilan sampel untuk kualitas air permukaan dilakukan pada 2 lokasi. Penentuan lokasi ini berdasarkan kebutuhan untuk melihat kualitas air permukaan di titik awal dimana air masuk
0.9 0.95 1 1.05 1.1 1.15 1.2 1.25
SO2 CO NO2 TSP
Titik 1 Titik 2 Titik 3 0
10 20 30 40 50 60 70
Baku mutu Titik 1 Titik 2 Titik 3
12
ke saluran irigasi dan di titik akhir setelah melewati beberapa kegiatan disepanjang saluran yang juga memberikan dampak terhadap penurunan kualitas air permukaan saluran irigasi DI Jurang Batu. Pengambilan sampel air dilakukan di :
1. Titik awal (titik sampling 1) yang merupakan awal dari saluran irigasi DI Jurang Batu yaitu pada Kordinat Lintang 8°41.3"S dan Bujur 116° 17.53"T.
2. Titik tengah (titik sampling 2) yang merupakan lokasi yang berdekatan dengan permukiman dan perkantoran yaitu pada koordinat Lintang 8°41.49"S dan Bujur 116°
18.54"T.
3. Titik akhir (titik sampling 3) dimana akhir dari saluran irigasi DI Jurang Batu yaitu pada Kordinat Lintang 8°43.23"S dan Bujur 116° 21.51"T.
Hasil analisa laboratorium terhadap contoh air permukaan menunjukkan kondisi kualitas air yang bervariasi. Parameter utama yang diuji adalah BOD, COD, DO, TSS danTDS. Tabel berikut disajikan hasil pengujian kualitas air pada saluran irigasi Jurang Batu.
Tabel 7. Hasil Pengujian Kualitas Air
No Parameter Satuan Baku mutu Titik Awal Titik Tengah Titik Akhir
1 DO Mg/lt 4 6.88 4.93 3.40
2 BOD Mg/lt 3 3.77 6.72 16.6
3 COD Mg/lt 25 6.61 15.3 37.3
4 TSS Mg/lt 50 68 190 414
5 TDS Mg/lt 1000 76 173 386
Sumber : Hasil Uji Laboratorium DI Jurang Batu, 2018.
Gambar 4. Grafik Hasil Pengujian Kualitas Air
Hasil pemantauan menunjukkan bahwa parameter-parameter air yang diukur hasilnya bervariasi, beberapa parameter di beberapa titik hasilnya menunjukkan berada diatas baku mutu sedangkan dititik lain berada di bawah baku mutu seperti untuk parameter DO dan COD. Untuk
0 5 10 15 20 25 30 35 40
DO BOD COD
Baku mutu Titik Awal Titik Tengah Titik Akhir
0 200 400 600 800 1000 1200
TSS TDS
Baku mutu Titik Awal Titik Tengah Titik Akhir
13
parameter TDS masih berada di bawah baku mutu dan pada parameter TSS dan BOD berada di atas baku mutu sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pegendalian Pencemaran Air.
2.2. Sosial, EkonomidanKebudayaan 2.2.1 Data Kependudukan
Berdasarkan wilayah administrasi, wilayah kajian atau lokasi kegiatan daerah irigasi Jurang Batu melalui 16 Desa pada 5 Kecamatan di Kabupaten Lombok Tengah.
Tabel 8. Data Penduduk
No Kecamatan Desa
Laki- Laki (Jiwa)
Perempuan (Jiwa)
Jumlah (Jiwa)
Luas Wilayah
(Km2)
Kepadatan (Jiwa/Km2) 1
Praya
Bunut Baok 4502 4742 9244 7,41 1248
2 Kelurahan Semayan 2571 2698 5269 4,18 1261
3 Kopang Monggas 3107 3690 6797 4,97 1368
4
Praya Tengah
Jurang Jaler 1373 1509 2882 3,83 752
5 Prai Meke 1454 1660 3114 1,87 1665
6 Kelurahan Jontlak 3106 3215 6321 4,26 1484
7 Kelurahan Gerantung 1620 1747 3367 3,5 962
8 Kelurahan Sasake 1511 1637 3148 4,65 677
9 Dakung 1416 1551 2967 5,25 565
10 Kelebuh 3199 3791 6990 6,26 1117
12 Batunyala 3538 3781 7319 6,62 1106
12 Lajut 4116 4156 8272 12,15 681
13 Pejanggik 2824 3233 6057 6,25 969
14
Praya Timur
Mujur 3842 4299 8141 9,85 826
15 Sukaraja 2174 2290 4464 4,95 902
16 Janapria Langko 2139 2624 4763 4,38 1087
Jumlah 42492 46623 89115 90,44 16670
Sumber: Badan Pusat StatistikKabupatenLombok Tengah, 2017.
14
Gambar 5. Grafik Jumlah Penduduk
Penduduk di 5 kecamatan seluruhnya berjumlah 89.115 jiwa, terdiri dari 42.492 laki-laki dan 46.623 perempuan. Luas wilayah 5 kecamatan adalah 90,44 Km2 Maka kepadatan penduduknya adalah 16.670 jiwa/km2.
0 2000 4000 6000 8000 10000
Data Penduduk Berdasarkan Wilayah Administratif Desa di DI Jurang Batu
Laki-Laki (Jiwa) Perempuan (Jiwa) Jumlah (Jiwa) Luas Wilayah (Km2) Kepadatan (Jiwa/Km2)
15
Tabel 9. Data Pemeluk Agama
No Kecamatan Desa
Agama
Islam Kristen Khatolik Hindu /
Budha Lainnya 1
Praya
Bunut Baok 9244 - - - -
2 Kelurahan
Semayan 5269 - - - -
3 Kopang Monggas 6797 - - - -
4
Praya Tengah
Jurang Jaler 2882 - - - -
5 Prai Meke 3114 - - - -
6 Kelurahan Jontlak 6321 7 - 35 -
7 Kelurahan
Gerantung 3367 - - - -
8 Kelurahan Sasake 3148 - - - -
9 Dakung 2967 - - - -
10 Kelebuh 6990 - - - -
11 Batunyala 7319 - - - -
12 Lajut 8272 - - - -
13 Pejanggik 6057 - - - -
14
Praya Timur
Mujur 8138 - - 3 -
15 Sukaraja 4464 - - - -
16 Janapria Langko 4763 - - - -
Jumlah 89070 7 - 38 -
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Tengah 2018, Data Kecamatan 2018, data Kelurahan 2018.
16
Gambar 6. Grafik Jumlah Pemeluk Agama
Mayoritas rata-rata penduduk di 5 kecamatan yang memeluk agama Islam sebanyak 89.070 orang (99,95%), penduduk yang beragama Kristen sebanyak 7 orang (0,01%), Penduduk yang beragama Hindu dan Budha sebanyak 38 orang (0,04%). Di Kabupaten Lombok Tengah Untuk daerah administrasi yang dilalui ole DI Jurang Batu (Tabel 1), tidak terdapat penduduk yang beragama Katholik.
0 2000 4000 6000 8000 10000
Data Pemeluk Agama
Agama Islam Agama Kristen Agama Khatolik
Agama Hindu / Budha Agama Lainnya
17
Tabel 10 . Data Persentase Penduduk PerDesa/Kelurahan terhadap Kecamatan
No Kecamatan Desa Jumlah
Penduduk
Persentase terhadap Kecamatan 1
Praya
Bunut Baok 9244 8,27
2 Kelurahan Semayan 5269 4,71
3 Kopang Monggas 6797 8,50
4
Praya Tengah
Jurang Jaler 2882 4,48
5 Prai Meke 3114 4,84
6 Kelurahan Jontlak 6321 9,82
7 Kelurahan Gerantung 3367 5,23
8 Kelurahan Sasake 3148 4,89
9 Dakung 2967 4,61
10 Kelebuh 6990 10,86
11 Batunyala 7319 11,37
12 Lajut 8272 12,86
13 Pejanggik 6057 9,41
14
Praya Timur
Mujur 8141 12,21
15 Sukaraja 4464 6,69
16 Janapria Langko 4763 6,31
Jumlah 89115 125,06
Sumber: Badan Pusat Statistik Kabupaten Lombok Tengah 2018, Data Kecamatan 2018, data Kelurahan 2018.
18
Gambar 7. Grafik Jumlah Penduduk Perdesa/Kelurahan Terhadap Kecamatan
Dilihat dari tabel 8, jumlah penduduk setiap desa yang paling banyak berdasarkan tiap-tiap kecamatan adalah desa Lajut kecamatan Praya Tengah dengan kepadatan sebesar 12,8% dan jumlah penduduk di desa sebanyak 8.273 orang. Untuk kepadatan yang paling rendah adalah desa Jurang Jaler Kecamatan Praya Tengah dengan kepadatan sebesar 4,48% dan jumlah penduduk di desa sebanyak 2.882 orang.
7% 8%
4%4%
8%
4%4%
9%4%
9%
10%
7%
10%
6%6%
Prosentase Jumlah Penduduk Terhadap Kecamatan
Kelurahan Semayan Monggas
Jurang Jaler Prai Meke Kelurahan Jontlak Kelurahan Gerantung Kelurahan Sasake Dakung
Kelebuh
19
Tabel 11. Data Sarana Pendidikan
No Kecamatan Desa TK SD SMP SMA SMK Perguruan
Tinggi 1
Praya
Bunut Baok 5 6 2 0 0 0
2 Kelurahan Semayan 2 3 0 0 1 0
3 Kopang Monggas 1 3 0 0 0 0
4
Praya Tengah
Jurang Jaler 2 3 0 0 0 0
5 Prai Meke 1 1 0 0 0 0
6 Kelurahan Jontlak 1 4 2 1 2 0
7 Kelurahan Gerantung 2 2 0 0 0 0
8 Kelurahan Sasake 2 2 0 0 0 0
9 Dakung 0 0 1 0 0 0
10 Kelebuh 2 5 0 0 0 0
11 Batunyala 4 3 1 0 0 0
12 Lajut 2 3 0 0 0 0
13 Pejanggik 1 4 0 0 0 0
14
Praya Timur
Mujur 3 4 3 1 0 0
15 Sukaraja 2 3 0 0 0 0
16 Janapria Langko 1 3 1 0 0 0
Jumlah 31 49 10 2 3 0
Sumber: Data Statistik Kab. Lombok Tengah 2017 dan Data Kecamatan
20
Gambar 8. Grafik Sarana Pendidikan
Sarana pendidikan di 5 kecamatan mulai dari tingkat taman kanak-kanank sampai tingkat akademi, sudah cukup memadai. Jumlah sekolah taman kanak-kanak sebanyak 31buah, untuk tingkat SD sebanyak 49 buah, sedang untuk SMP sebanyak 10 buah, untuk tingkat SMA sebanyak 2 buah, untuk tingkat SMK sebanyak 3 buah, danuntuk tingkat akademis/universitas tidak terdapat di Kabupaten Lombok Tengah pada lokasi yang dilalui oleh DI Jurang Batu.
0 2 4 6
Data Sarana Pendidikan
TK SD SMP SMA SMK Perguruan Tinggi21
Tabel 12. Data Sarana Ibadah
No Kecamatan Desa Masjid Gereja Kuil /
Wihara
Langgar / Musolah 1
Praya
Bunut Baok 16 0 0 48
2 Kelurahan Semayan 4 0 0 15
3 Kopang Monggas 13 0 0 16
4
Praya Tengah
Jurang Jaler 12 0 0 12
5 Prai Meke 3 0 0 6
6 Kelurahan Jontlak 8 0 0 35
7 Kelurahan Gerantung 5 0 0 11
8 Kelurahan Sasake 4 0 0 13
9 Dakung 6 0 0 10
10 Kelebuh 15 0 0 42
11 Batunyala 13 0 0 20
12 Lajut 11 0 0 25
13 Pejanggik 7 0 0 16
14
Praya Timur
Mujur 5 0 0 25
15 Sukaraja 9 0 0 13
16 Janapria Langko 7 0 0 12
138 0 0 319
Sumber: Badan Pusat StatistikKab. Lombok Tengah 2017
22
Gambar 9. Grafik Sarana Ibadah
Jumlah tempat ibadah yang ada di 5 kecamatan adalah 457 tempat ibadah yang meliputi 319 buah mushola dan 138 buah masjid. Tidak terdapat Vihara,Pura, maupun Gereja di lokasi DI Jurang Batu
05 1015 2025 3035 4045 50
Data Sarana Ibadah
Masjid Gereja Kuil / Wihara Langgar / Musolah
23 3.3. Kesehatan Masyarakat
Tabel 13. Data Sarana Kesehatan
No Kecamatan Desa RS Poliklinik Puskesmas Pustu RSB
Tempat Praktek Dokter
Pos KB / Posyandu 1
Praya
Bunut Baok 0 0 0 1 0 0 16
2 Kelurahan
Semayan 0 0 0 1 0 0 6
3 Kopang Monggas 0 0 0 1 0 0 12
4
Praya Tengah
Jurang Jaler 0 0 0 1 0 0 10
5 Prai Meke 0 0 0 1 0 0 7
6 Jontlak 0 0 0 1 0 0 6
7 Kelurahan
Gerantung 0 0 0 1 0 0 6
8 Kelurahan
Sasake 0 0 0 1 0 0 6
9 Dakung 0 0 0 1 0 0 6
10 Kelebuh 0 0 0 1 0 0 17
11 Batunyala 0 0 1 0 0 0 12
12 Lajut 0 0 0 1 0 0 9
13 Pejanggik 0 0 0 1 0 0 10
14
Praya Timur
Mujur 0 0 1 0 0 0 19
15 Sukaraja 0 0 0 1 0 0 9
16 Janapria Langko 0 0 0 1 0 1 10
Jumlah 0 0 2 14 0 1 161
Sumber: Badan Pusat StatistikKab. Lombok Tengah 2017 dan data desa 2018.
24
Gambar 10. Grafik Sarana Kesehatan
Pada 5 kecamatan tersebut memiliki beberapa fasilitas kesehatan antara lain Puskesmas 2 buah, Puskesmas Pembantu 12 buah, dokter praktek 1 buah dan Pos KB/Posyandu sebanyak 161 buah. Namun pada lokasi yang termasuk kedalam DI Jurang Batu tidak terdapat Rumah Sakit, Rumah Sakit Bersalin maupun Poliklinik
Tabel 14. Daftar 14 Penyakit dengan Penderita Terbanyak
No Jenis Penyakit Banyaknya Kasus
1 ISPA (Non Pneumonia) 33.737
2 Diare 9.764
3 Hipertensi Esensial 7.921
4 DM II (Non-Insulin-Dependent Diabetes Melliyus) 4.264
5 Asma Bronchiale 3.796
6 Katarak 2.280
7 Osteoporosis 1.919
8 Obesitas 76
9 DBD (Demam Berdarah Dengue) 50
10 Malaria 46
11 Kanker Payudara 33
12 HIV 32
13 IVA 6
14 Kusta 5
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Lomok Tengah, 2017
0 5 10 15 20
Data Sarana Kesehatan
RS Poliklinik Puskesmas
Pustu RSB Tempat Praktek Dokter
Pos KB / Posyandu
25
Gambar 11. Grafik Daftar Penyakit Dengan Jumlah Penderita Terbanyak
Daftar jenis penyakit dan jumlah kasusnya, penyakit dengan penderita terbanyak yang ada di Kabupaten Lombok Tengah, dapat disimpulkan bahwa jumlah penderita penyakit ISPA merupakan Jenis Penyakit dengan jumlah kasus terbanyak yaitu 33.737 kasus. Sedangkan untuk penyakit dengan jumlah terkecil adalah penyakit kusta dengan jumlah penderita sebanyak 5 kasus.
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000
G R A F I K 14 P EN YA KI T DEN G A N P EN DER I TA T ER B A N YA K
26
BAB 3 EVALUASI DAMPAK
Hasil evaluasi terhadap dampak yang telah dilakukan pada proses pembuatan Kerangka Kerja Penaman Lingkungan dan Sosial (ESMF) tersebut digunakan sebagai acuan dalam menentukan upaya-upaya pengendalian dampak negatif dan penanganan dampak positif dalam rencana pengelolaan lingkungan dan rencana pemantauan lingkungan pada kegiatan SIMURP.
Tabel 15. Hasil Penilaian Resiko Lingkungan dan Sosial untuk Tahun Pertama DI Jurang Batu
Kegiatan Aspek Masalah Sosial dan
Lingkungan
Tingkat Dampak Pengumpulan Data Keresahan masyarakat Resiko Sedang Mobilisasi peralatan, bahan
dan tenaga kerja
Transportasi Kualitas udara dan kebisingan Resiko Rendah Mobilisasi tenaga
kerja
Keresahan masyarakat Resiko Rendah Pembongkaran struktur
beton
Pekerjaan Pembongkaran
Kualitas udara dan kebisingan Resiko Rendah Penempatan puing Tidak ada dampak tambahan Resiko Rendah Pengerukan/pemindahan
sedimen
Aktifitas Pengerukan Kebauan Resiko Rendah Kualitas udara Resiko Rendah Rehabilitasi Saluran Pekerjaan sipil Kualitas udara dan kebisingan Resiko Rendah Pemasangan pintu irigasi Pekerjaan sipil Kualitas udara dan kebisingan Resiko Rendah
Tabel 16. Review Hasil Prekiraan Dampak Penting
No Prakiraan Dampak Evaluasi Dampak Rencana
Pengelolaan
Rencana Pemantauan
I Tahap Persiapan Penting Dikelola Dipantau
Keresahan Masyarakat Penting Dikelola Dipantau
II Tahap Konstruksi
Keresahan masyarakat Penting Dikelola Dipantau
Penurunan Kualitas Udara Penting Dikelola Dipantau
Terhambatnya akses masyarakat Penting Dikelola Dipantau III Tahap Operasional
Keresahan Masyarakat Penting Dikelola Dipantau
Mencegah sedimentasi/penyumbatan saluran
Penting Dikelola Dipantau
27
BAB 4 RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN DAN SOSIAL
4.1 Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Sosial
Tabel 17. Matriks Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Sosial Jenis dampak lingkungan Sumber
dampak
Tolak ukur dampak
Upaya pengelolaan dampak
Lokasi pengelolaa n
Periode pengelolaan
Institusi Pengelolaan Lingkungan Pelaksana Pengawas Pelapora Tahap Pra Konstruksi
Keresahan Masyarakat Pekerjaan persiapan
persepsi negatif yang muncul di masyarakat sekitar lokasi kegiatan dalam bentuk
keluhan/pengadua n
- Melakukan sosialisasi rencana kegiatan melalui FGD atau konsultasi publik - Menyampaikan
rencana kegiatan melalui papan pengumuman/plan k
- Melibatkan masyarakat termasuk pemerintah Desa dan Kecamatan dalam
perencanaan design
- Mensosialisasikan kebutuhan lahan dengan
masyarakat setempat.
- Melakukan pendekatan terhadap masyarakat yang lahannya akan dibebaskan
Desa yang dilewati oleh kegiatan SIMURP
Selama kegiatan persiapan dilakukan
Pemrakars a dibantu konsultan pelaksana
DLH Kabupate n Lombok Tengah, PMU, WB
Pemrakars a
28 Tahap Konstruksi
1. Keresahan masyarakat Pekerjaan konstruksi, rehab dan perbaikan pintu
persepsi negatif yang muncul di masyarakat sekitar lokasi kegiatan dalam bentuk keluhan
- Melakukan koordinasi dengan pemerintah Desa dan Pemerintah Kecamatan terkait dengan kebutuhan tenaga kerja - Mengutamakan
masyarakat sekitar lokasi untuk menjadi tenaga kerja konstruksi pembangunan.
- Memberikan kesempatan untuk masyarakat sekitarnya untuk melakukan usaha sekitar lokasi kegiatan - Melakukan
pembinaan usaha bagi masyarakat baik masyarakat sekitar lokasi maupun
masyarakat sekitar kegiatan pada umumnya.
- Memberikan upah kerja yang minimal sama dengan UMK atau UMP yang berlaku
- Memaksimalkan usaha local untuk menunjang pelaksanaan
Desa yang dilewati oleh kegiatan SIMURP
Selama Pekerjaan konstruksi, rehab dan perbaikan pintu dilaksanaka n
Pemrakars a dibantu konsultan pelaksana
DLH Kabupate n Lombok Tengah, PMU, WB
Pemrakars a
29 kegiatan seperti sewa alat berat, pemenuhan kebutuhan material dan bahan bangunan 2. Penurunan Kualitas
Udara
Pelaksanaan kegiatan
Peraturan Pemerintah No.
41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara; Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan dan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.50 Tahun 1996 Tentang Tingkat kebauan
- Menutup material pada saat
pengangkutan.
- Kendaraan yang digunakan harus menggunakan filter emisi untuk penetrasi kebisingan pada knalpot.
- Penyiraman berkala di areal kegiatan dan sekitarnya.
- Menggunakan alat berat/ peralatan yang ramah lingkungan atau melakukan uji emisi terhadap peralatan dan kendaraan yang digunakan selama kegiatan
- Mewajibkan para pekerja/buruh untuk menggunakan peralatan K3 diantaranya helm pengaman, masker, sepatu
Lokasi kegiatan SIMURP dilakukan
Selama pelaksanaan kegiatan
Pemrakars a dibantu konsultan pelaksana
DLH Kabupate n Lombok Tengah, PMU, WB
Pemrakars a
30 safety dan ear plug.
- Pengaturan waktu kerja. Tidak melaksanakan kegiatan di malam hari kecuali dengan persetujuan masyarakat setempat.
3. Terhambatnya akses masyarakat
Pelaksanaan kegiatan
terjadinya hambatan akses yang diakibatkan oleh kegiatan SIMURP
- Menepatkan rambu-rambu lalulintas di sepanjang areal kegiatan.
- Menempatkan petugas serta rambu-rambu lalu lintas untuk mengatur lalu lintas di pintu jalan masuk dan keluar
- Membuatkan akses sementara untuk masyarakat sekitar kegiatan.
Jalur mobilisasi material dan alat dan sekitar lokasi kegiatan SIMURP
Selama pelaksanaan kegiatan
Pemrakars a dibantu konsultan pelaksana
DLH Kabupate n Lombok Tengah, PMU, WB
Pemrakars a
Tahap Operasional
1. Keresahan Masyarakat Pembagian air ke masyarakat
keluhan masyarakat pengguna air dan petani terhadap distribusi air
- Berkoordinasi dengan instansi yang bertanggung jawab untuk melakukan pengaturan air.
- Melibatkan masyarakat untuk melakukan ronda
Setiap kelompok P3A
Selama kegiatan pembagian air ke masyarakat dilakukan
Pemrakars a dibantu konsultan pelaksana
DLH Kabupate n Lombok Tengah, PMU, WB
Pemrakars a
31 air untuk tiap-tiap desa
2. Mencegah
sedimentasi/penyumbat an saluran
Pemeliharaa n saluran irigasi
Debit bulanan - Melibatkan masyarakat pengguna air untuk ikut memelihara saluran irigasi - Melibatkan
masyarakat yang tinggal di sekitar saluran irigasi untuk tidak membuang sampah ke saluran irigasi/
memelihara kebersihan saluran irigasi
- Secara berkala melakukan pembersihan saluran irigasi dari sedimentasi/samp ah yang ada.
- Berkoordinasi dengan Dinas Lingkungan Hidup dalam upaya mencegah perilaku membuang sampah di saluran seperti
pemasangan plank/peringatan larangan membuang sampah
saluran irigasi DI Jurang Batu
Selama kegiatan pemeliharaa n saluran irigasi dilakukan
Pemrakars a dibantu konsultan pelaksana
DLH Kabupate n Lombok Tengah, PMU, WB
Pemrakars a
32 4.2. Rencana Pemantauan Lingkungan dan Sosial
Tabel 18. Matriks Rencana Pemantauan Lingkungan dan Sosial Dampak penting yang dipantau Sumber
dampak
Parameter yang dipantau
Metode Pemantauan Institusi Pemantauan
Komponen Lingkungan Indikator Metode
pemantauan
Lokasi Jangka waktu/frekue
nsi
Pelaksana Pengawas Pelaporan
Tahap Pra Konstruksi
Keresahan Masyarakat persepsi negatif yang muncul di masyarakat sekitar lokasi kegiatan dalam bentuk keluhan/peng aduan
Pekerjaan persiapan
Jumlah keluhan dari masyarak at yang muncul akibat adanya kegiatan SIMURP
observasi langsung terhadap masyarakat pengguna air atau petani dan mereview keluhan masyarakat yang muncul akibat kegiatan SIMURP.
Hasil observasi dan wawancara atas keluhan dibuat dalam tabulasi untuk dibandingka n dengan bulan sebelumnya
Desa yang dilewati oleh kegiatan SIMURP
Setiap bulan Pemrakars a dibantu konsultan pelaksana
DLH Kabupaten Lombok Tengah, PMU, WB
Pemrakarsa
Tahap Konstruksi 1. Keresahan
masyarakat
persepsi negatif yang
Pekerjaan konstruksi
Jumlah keluhan
: observasi langsung
Desa yang
Setiap bulan Pemrakars a dibantu
DLH Kabupaten Lombok Tengah,
Pemrakarsa
33 muncul di
masyarakat sekitar lokasi kegiatan dalam bentuk keluhan
, rehab dan perbaikan pintu
dari masyarak at yang muncul akibat adanya kegiatan SIMURP
terhadap masyarakat pengguna air atau petani dan mereview keluhan masyarakat yang muncul akibat kegiatan SIMURP.
Hasil observasi dan keluhan dibuat dalam tabulasi untuk dibandingka n dengan bulan sebelumnya
dilewati oleh kegiatan SIMURP
konsultan pelaksana
PMU, WB
2. Penurunan Kualitas Udara
Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 Tentang Pengendalian Pencemaran Udara;
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan dan
Pelaksana an kegiatan
SOx, NOx, CO, Pb, Debu, kebisinga n, NH3, CH3SH, H2S, ((CH3)2)S , dan C6H5CH CH2
Pengambila n sample udara ambien dengan menggunak an “air sampler impinger”
dan dianalisa di laboratorim.
Hasil laboratoriu m
dibandingka
merujuk ke peta pemanta uan kualitas udara ambien
Setiap 6 bulan
Pemrakars a dibantu konsultan pelaksana
DLH Kabupaten Lombok Tengah, PMU, WB
Pemrakarsa
34 Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup No.50 Tahun 1996 Tentang Tingkat kebauan
n dengan baku mutu.
3. Terhambatnya akses masyarakat
terjadinya hambatan akses yang diakibatkan oleh kegiatan SIMURP
Pelaksana an kegiatan
Keluhan masyarak at terhadap akses masyarak at
memantau keluhan terhadap akses jalan
Jalur mobilisas i material dan alat dan sekitar lokasi kegiatan SIMURP
Setiap bulan Pemrakars a dibantu konsultan pelaksana
DLH Kabupaten Lombok Tengah, PMU, WB
Pemrakarsa
Tahap Operasional 1. Keresahan
Masyarakat
keluhan masyarakat pengguna air dan petani terhadap distribusi air
Pembagia n air ke masyaraka t
adanya perespsi negatif yang muncul dari masyarak at pengguna air terhadap pendistrib usian air
observasi langsung terhadap masyarakat pengguna air atau petani dan mereview keluhan masyarakat yang muncul akibat kegiatan SIMURP.
Hasil observasi dan keluhan dibuat dalam tabulasi
- Setiap kelompo k P3A
Setiap 3 bulan sekali
Pemrakars a dibantu konsultan pelaksana
DLH Kabupaten Lombok Tengah, PMU, WB
Pemrakarsa
35 untuk dibandingka n dengan bulan sebelumnya 2. Mencegah
sedimentasi/penyum batan saluran
Debit bulanan
Pemelihar aan saluran irigasi
kuantitas air
Penghitunga n debit air dan membandin gkannya dengan data sebelumnya
saluran irigasi DI Jurang Batu
6 bulan sekali Pemrakars a dibantu konsultan pelaksana
DLH Kabupaten Lombok Tengah, PMU, WB
Pemrakarsa
36
Lampiran 1. Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan
37
38
39
40 Lampiran 2. Hasil Laboratorium Kualitas Udara
41
42
43 Lampiraan 3. Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan
44 Lampiran 4. Hasil Laboraorium Kualitas Air
45
46
47