STANDARISASI MUTU SIMPLISIA DAN EKSTRAK Tujuan
Mahasiswa mengetahui cara standarisasi mutu simplisia dan ekstrak Alat:
Alumunium foil, botol, botol coklat, cawan krus, cawan porselen, destilat, kertas saring, labu bersumbat, labu tentukur, oven, oven abu, pipet tetes
Bahan:
Bahan yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah air, air jenuh kloroform, air projection, AlCl3, alkohol 96%, batu apung, CH3COONa, etanol, ekstrak “X”, simplisia “X” dan toluen jenuh air.
Cara Kerja:
1. Susut Pengeringan
Wadah kosong dipanaskan dalam oven dengan suhu 105°C selama 30 menit. Botol kosong ditimbang kemudian sampel simplisia dimasukkan ke dalam wadah kosong sebanyak 1 gram. Botol dipanaskan dengan oven pada suhu 105° selama 30 menit. Berat botol ditimbang kemudian dicatat. Dilakukan replikasi sebanyak 3 kali hingga didapat berat konstan.
Keterangan :
W = bobot sampel sebelum dikeringkan (gr) W1 = bobot sampel dan cawan kering (gr) W2 = bobot cawan kosong (gr)
2. Uji Kadar Abu
Timbang dengan seksama 2-3 gram contoh ke dalam sebuah cawan porselin yang telah diketahui bobotnya, untuk contoh cairan, uapkan di atas penangas air sampai kering. Arangkan di atas nyala pembakar, lalu abukan dalam tanur listrik. Pada suhu maksimum 550oC sampai pengabuan sempurna (sekalikali pintu tanur di buka sedikit, agar oksigen bisa masuk). Dinginkan dalam eksikator, lalu timbang dengan bobot tetap (SNI 01-2891, 1992).
Perhitungan:
Kadar Abu = (W1-W2/W) x 100%
- W = bobot contoh sebelum diabukan, dalam gram
- W1 = bobot contoh + cawan sesudah diabukan, dalam gram - W2 = bobot cawan kosong, dalam gram
3. Uji Kadar Abu Tidak Larut Asam
Larutan abu bekas penetapan kadar abu dengan penambahan 25 ml HCl 10% di didihkan selama 5 menit, selanjutnya saring larutan dengan kertas saring tak berabu (Whatmann No. 41) dan cuci dengan air suling sampai bebas klorida. Keringkan kertas saring dalam oven, masukkan ke dalam cawan porselin yang telah di ketahui bobotnya dan kemudian abukan. Dinginkan cawan di dalam eksikator hingga suhu kamar, lalu timbang penimbangan di ulangi hingga bobot tetap (SNI 01-2891, 1992).
Kadar Abu Tidak Larut Asam = (W1-W2/W) x 100%
- W = bobot contoh sebelum diabukan, dalam gram
- W1 = bobot contoh + cawan sesudah diabukan, dalam gram - W2 = bobot cawan kosong, dalam gram
4. Uji Kadar Sari Larut Air
Serbuk simplisia ditimbang sebanyak 5 gram, lalu dimasukkan ke dalam botol coklat atau labu bersumbat kaca. Air jenuh kloroform ditambahkan sebanyak 100 ml, kemudian digojok selama 1 jam dan didiamkan selama 30 menit, hinga serbuk mengendap lalu
disaring menggunakan kertas saring. Cawan porselen dipanaskan dalam oven dengan suhu 105°. Filtrat sampel yang berbentuk serbuk kemudian dimasukkan ke dalam cawan porselen. Cawan porselen berisi filtrat serbuk sampel dipanaskan didalam oven pada suhu 105° kemudian ditimbang hingga mencapai berat konstan, lalu kadar sari larut air dihitung.
5. Uji Kadar Sari Larut Etanol
Serbuk simplisia ditimbang sebanyak 5 gram, lalu dimasukkan ke dalam botol coklat 250 ml atau labu bersumbat kaca. Alkohol 96% ditambahkan sebanyak 100 ml, kemudian digojok selama 1 jam dan didiamkan selama 30 menit, hinga serbuk mengendap lalu disaring menggunakan kertas saring. Cawan porselen dipanaskan dalam oven dengan suhu 105°. Filtrat sampel yang berbentuk serbuk kemudian dimasukkan ke dalam cawan porselen sebanyak 20 ml. Cawan porselen berisi filtrat serbuk sampel dipanaskan didalam oven pada suhu 105° kemudian ditimbang hingga mencapai berat konstan, lalu kadar sari larut etanol dihitung
Kadar sari larut air dan kadar sari larut etanol (g/g) (W1-W2 )/(W1-W0) x 100/20 x 100%
Keterangan : W0 = Berat cawan kosong, W1 = Berat cawan + sampel yang digunakan, W2
= Berat cawan + hasil pengeringan