• Tidak ada hasil yang ditemukan

STASE KEPERAWATAN ANAK WORKBOOK

N/A
N/A
FITROH HANIFAH

Academic year: 2024

Membagikan "STASE KEPERAWATAN ANAK WORKBOOK"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

STASE KEPERAWATAN ANAK WORKBOOK

YOHANA DAHOKLORY 012142071

UNIVERSITAS BINAWAN

FAKULTAS KEPERAWATAN DAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI PROFESI NERS

2022

(2)

AKTIVITAS KLINIK

Minggu I - Harike -1 Orientasi

Lakukan Orientasi di ruang rawat anak

Identifikasi adakah tempat penyimpanan obat dan cairan, trolly emergency, ruang bermain Jawaban :

Diruang mawar tersedia lemari sebagai tempat penympanan obat-obatan dan cairan, juga tersedia 2 trolly emergency. Namun saat ini ruang bermain untuk anak belum tersetting lagi dikarenakan pandemi Covid-19.

Jelaskan apa saja yang dilakukan ketika menerima pasien baru?

Jawaban :

Saat menerima pasien baru dilakukan perbed (persiapan tempat tidur pasien), lalu melakukan serah terima ruangan dari IGD, dilakukan pengkajian keperawatan dan menulis hasil dari anamnesis, melakukan pemeriksaan TTV, melakukan orientasi ruangan (peraturan ruangan), dan langsung melakukan pemberian obat jika sudah ada obat yang harus diberikan

Baca status pasien

Pelajari istilah istilah yang tertulis pada status pasien

Tulis istilah istilah tersebut dan jelaskan artinya (tanyakan perawat di ruang rawat ) Jawaban :

TPM : Tetes permenit

IVFD : Intravenous fluid drops KU : Keadaan umum

PCT : Paracetamol BBL : Berat badan lahir RA : Cairan infuse asering

Pelajari form-form yang ada di status pasien yang harus diisi dan dilengkapi oleh perawat!

Tulis jenis form yang ada dan jelaskan kegunaan dari form tersebut!

Jawaban :

- Form penilaian awal keperawatan yaitu form yang harus diisi oleh perawat saat pasien ke ruang rawat inap - Form pengkajian keperawatan anak yaitu form yang digunakan untuk mengkaji saat awal pasien diruangan - Form serah terima ruangan yaitu form pindahnya pasien dari ruangan ke ruangan lain

- Form monitoring pasien yaitu form yang berisi tentang terapi obat yang diberikan - Form informasi dan edukasi untuk mencatat pelaksanaan dan edukasi pada pasien

- Form catatan perkembangan pasien terintegrasi rawat inap yaitu catatan asuhan keperawatan yang diisi

(3)

AKTIVITAS KLINIK

Minggu I – Hari ke-1 Komunikasi & Pendekatan pada pasien anak Tugas baca

Topik terkait: pendekatan dan komunikasi pada anak, teknik komunikasi

Wong, D. L. (2003). Whaley and Wong’s nursing care of infants and children. (7th ed.). St. Louis:

Mosby.

Wong, D. L. (2000). Whaley and Wong’s clinical manual of pediatric nursing. (5th ed.). St. Louis:

Mosby

Berdasarkan literature, sebutkan teknik komunikasi yang bisa dilakukan ketika berkomunikasi dengan anak!

Jawaban :

Verbal : melalui orang ketiga, melakukan komunikasi secara berkesinambungan, menggunakan kalimat positif, gunakan kalimat yang sederhana dan mudah dipahami oleh anak, menganjurkan pertanyaan yang terbuka dan merangsang anak untuk berpikir atau menemukan jawaban sendiri, memberi tanggapan yang benar

Non verbal : menulis, menggambar, bermain

Berdasarkan literature, hal-hal apa saja yang harus diperhatikan ketika berkomunikasi dengan anak!

Jawaban :

- Berikan lingkungan yang aman

- Perhatikan kesiapan anak ketika berkomunikasi - Berikan perhatian dan tanda non verbal

- Tulus dan jujur pada anak - Senangkan anak

- Berbicara sesuai usia anak - Hormati privasi anak

- Pertahankan kontrol diri pada anak - Gunakan humor

- Perhatikan kontak mata pada anak

Ketika di lahan praktek, identifikasi satu pasien anak dengan melihat identitas terlebih dahulu di catatan perawat (jenis kelamin, usia, diagnosa medis, sudah berapa hari anak dirawat).

Jawban :

Nama : An. Mikhaila

Diagnosa medis : DIARE

Usia : 11 bulan

Lama dirawat : 2 Hari

Lakukan komunikasi dan pendekatan pada anak yang sudah teridentifikasi!

Gunakan teknik komunikasi tersebut di atas ketika berkomunikasi dengan anak?

Ceritakan respon anak ketika dilakukan pendekatan dan komunikasi ! Jawaban :

Pada saat melakukan pemeriksaan TTV, klien tampak ketakutan. Namun saat dilakukan pendekatan

(4)

dengan cara melakukan permainan cilkubah, anaknya mulai tenang dan tindakan dapat dilakukan.

Ceritakan hambatan apa saja yang di alami ketika pertama kali berinteraksi dengan anak tersebut?

Kadang anaknya rewel dan tidak mau berinteraksi dengan orang lain selain ibunya

Apa yang sudah dilakukan untuk mengatasi hambatan yang di alami dalam berkomunikasi &

ceritakan hasilnya?

Jawaban :

Ketika anaknya masih menangis petugas melakukan permainan cilukba, dan balon kecil untuk menenangkan bayi

(5)

Minggu I – Hari ke- 2 Tugas baca 2 Cairan dan Elektrolit

Wong, D. L. (2003). Whaley and Wong’s nursing care of infants and children. (7th ed.). St. Louis:

Mosby.

Wong, D. L. (2000). Whaley and Wong’s clinical manual of pediatric nursing. (5th ed.). St. Louis:

Mosby

Berdasarkan literature, jawab 3 pertanyaan di bawah ini!

Sebutkan indikasi dan kontraindikasi pemberian cairan intravena pada anak?

Jawaban :

a.

Indikasi pemberian cairan intravena pada anak

Menurut Perry & Potter (2006) indikasi pada pemberian terapi intravena: pada seseorang dengan penyakit berat, pemberian obat melalui intravena langsung masuk ke dalam jalur peredaran darah.

Misalnya pada kasus infeksi bakteri dalam peredaran darah (sepsis). Sehingga memberikan keuntungan lebih dibandingkan memberikan obat oral. Namun sering terjadi, meskipun pemberian antibiotika intravena hanya diindikasikan pada infeksi serius, rumah sakit memberikan antibiotika jenis ini tanpa melihat derajat infeksi. Antibiotika oral (dimakan biasa melalui mulut) pada kebanyakan pasien dirawat di rumah sakit dengan infeksi bakteri, sama efektifnya dengan antibiotika intravena, dan lebih menguntungkan dari segi kemudahan administrasi rumah sakit, biaya perawatan, dan lamanya perawatan.

Pasien tidak dapat minum obat karena muntah, atau memang tidak dapat menelan obat (ada sumbatan di saluran cerna atas). Pada keadaan seperti ini, perlu dipertimbangkan pemberian melalui jalur lain seperti rektal (anus), sublingual (di bawah lidah), subkutan (di bawah kulit), dan intramuskular (disuntikkan di otot).

b.

Kontraindikasi pemberian cairan intravena pada anak

Menurut Darmadi (2008) kontraindikasi pada pemberian terapi intravena: Inflamasi (bengkak, nyeri, demam) dan infeksi di lokasi pemasangan infus. Daerah lengan bawah pada pasien gagal ginjal, karena lokasi ini akan digunakan untuk pemasangan fistula arteri-vena (A-V shunt) pada tindakan hemodialisis (cuci darah). Obat-obatan yang berpotensi iritan terhadap pembuluh vena kecil yang aliran darahnya lambat (misalnya pembuluh vena di tungkai dan kaki).

Sebutkan jenis-jenis cairan infuse dan indikasinya?

Jawaban :

a. Cairan Hipotonik (<240 mOsm/L)

Indikasi : untuk sel yang mengalami dehidrasi : dialysis, diuretic, hiperglikemia dengan ketoasidosis diabetic.

Contohnya : Nacl 0.45%, dan Dekstrosa 2.5%

b. Cairan Isotonik (240-350 mOsm/l)

Indikasi : untuk pasien yang mengalami hipovolemi

Contohnya : cairan Ringer-Laktat (RL) dan normal saline/larutan garam fisiologis (NaCl 0.9%) c. Cairan hipertonik (>350 mOsm/l)

Indikasi: Untuk Oedema cerebri

Contohnya : Dextrose 5% + NaCl 0.45% hipertonik, Dextrose 5%+ + Ringer- Lactate, Dextrose 5% + Nacl 0.9%, produk darah (darah), dan albumin

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pemberian cairan parenteral pada pasien anak!

Jawaban :

a.

Kondisi yang membutuhkan pemberian cairan parenteral

b.

Pada bayi yang tidak dapat mencerna nutrisi dari asi atau susu formula yang baik, seperti pada kondisi necrotizing enterocolitis atau NEC

c.

Prosedur pemberian nutrisi parenteral

(6)

- Nutrisi parenteral total (TPN) metode pemberian nutrisi parenteral ini dilakukan untuk pasien yang sama sekali tidak bias mencerna seluruh nutrisi, sehingga seluruh asupan nutrisinya diberikan sepenuhnya melalui infus.

d.

Efek Samping dan Risiko Pemberian Nutrisi Parenteral : Meski bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dan cairan tubuh, pemberian nutrisi secara parenteral juga dapat menimbulkan beberapa risiko dan efek samping berikut ini:

- Infeksi, biasanya pada pembuluh darah vena

- Pembengkakan di tangan, tungkai, wajah, atau di organ tertentu, seperti paru-paru - Sesak napas

- Gangguan elektrolit - Demam dan menggigil - Pembekuan darah

Tulis rumus penghitungan tetesan infus!

Jawaban :

Rumus dalam satuan menit

Jumlah Tetesan Per Menit=Jumlah Kebutuhan Cairan x Faktor Tetes Waktu(Menit)

Rumus dalan satuan jam

Jumlah Tetesan Per Menit=Jumlah Kebutuhan Cairan x Faktor Tetes Waktu(Jam)x60menit

Identifikasi pasien anak yang terpasang infus!

Nama : An. Mikhayla

Usia : 11 bulan

Diagnosa pasien : Diare Jenis cairan : RL

Berapa ml total pemberian cairan infuse tsb dalam 24 jam : 1000 ml Berapa tetes / permenit : 7 tpm

Cairan yang masuk perjam : 28 ml

Lakukan pengkajian pada area terpasang infuse, identifikasi adanya tanda infeksi?

Jawaban : arean infus tampak kering dan bersih, Tidak ada tanda-tanda infeksi, tidak ada phlebitis, dan tidak nyeri

(7)

Minggu I - Hari ke-2 Tugas baca Keseimbangan cairan dan elektrolit

Wong, D. L. (2003). Whaley and Wong’s nursing care of infants and children. (7th ed.). St. Louis:

Mosby.

Wong, D. L. (2000). Whaley and Wong’s clinical manual of pediatric nursing. (5th ed.). St. Louis:

Mosby

Berdasarkan literature, tulis rumus penghitungan balance cairan pada pasien bayi atau anak!

Jawaban :

Balance cairan = input – output Input :

Air (makan dan minum), cairan infus, therapy injeksi Rumus kebutuhan cairan anak-anak dalam 24 jam

<10kg = 100 ml/KgBB

10-20kg = 1000 ml + 50 ml/KgBB (bb-10Kg x 50)

>20kg = 1500 + 20 ml/KgBB

Dalam menghitung balance cairan anak tergantung tahap umur. Untuk menentukan Air Metabolisme menurut Iwasa M, Kogoshi S dalam Fluid Tehrapy Bunko do (1995) dari PT. Otsuka, Indonesia yaitu:

a. Usia Balita (1 – 3 tahun) : 8 cc/kgBB/hari b. Usia 5 – 7 tahun : 8 – 8,5 cc/kgBB/hari c. Usia 7 – 11 tahun : 6 – 7 cc/kgBB/hari d. Usia 12 – 14 tahun : 5 – 6 cc/kgBB/hari

Berdasarkan literature, jelaskan yang di maksud dengan keseimbangan cairan & elektrolit?

Jawaban :

Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dan air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh.

Ketika di lahan praktek, Identifikasi pasien yang mengalami gangguan keseimbangan cairan &

elektrolite (bisa kekurangan atau kelebihan). Tulis di bawah ini, nama, diagnosa medis, usia (tahun &

bulan), berat badan dan keluhan utama.

Jawaban :

Nama : An. mikhayla

Diagnose medis : Diare

Usia : 11 bulan

BB : 10,2 kg

Keluhan utama : BAB encer, bayi lemas, nafsu makan menurun

Jelaskan mekanisme kehilangan cairan pada pasien tsb (ceritakan berdasarkan patofisiologi penyakit)

Jawaban :

Pasien mengalami diare yang disebabkan oleh alergi makanan sehingga terjadi peradangan

(8)

pada saluran cerna terutama pada usus sehingga menyebabkan diare, mual dan muntah, jika hal ini berlebihan maka akan mengakibatkan kehilangan cairandan lektrolit.

Apakah pada pasien tsb ditemukan tanda-tanda klinis gangguan keseimbangan cairan?

Jika ya, sebutkan?

Jawaban :

Diare, Saat pasien menangis tidak ada air mata, pasien juga terlihat pucat.

Pantau intake dan output selama 6 jam, dan lakukan penghitungan balance cairan pada pasien tersebut? Simpulkan hasil penghitungan balance cairan apakah normal, terjadi kelebihan ataupun kekurangan!

Jawaban : Input cairan :

Infus : 3600 ml/24 jam

: 3600 : 4 (hitungan per 6 jam) : 900 cc/6 jam

Air metabolisme : 5 cc x 10,5 kg : 4 = 14 ml Hasil : 900 + 14 = 944 ml

Output cairan :

Urine : 1300 cc/24 jam

: 1300 : 4 = 324

IWL : (30 - 12) cc x 10,5 kg : 4 jam : 48 ml / 6 jam

Hasil : 324 + 48 = 372 ml

Maka balance cairannya adalah : Input cairan – output cairan : 944 – 372

: + 576 ml / 6 jam

Lakukan tindakan keperawatan untuk mengatasi gangguan keseimbangan cairan pada pasien tersebut dan selanjutnya lakukan evaluasi terhadap masalah tsb!

Jawaban :

-

Mengobrservasi balance cairan

-

Menganjurkan ibu pasien untuk banyak memberi ASI dan susu formula

-

Menganjurkan keluarga pasien untuk memantau urine/outputnya pasien
(9)

Minggu I - Hari ke-3 Pengkajian dan penatalaksanaan nyeri Tugas Baca

Wong, D. L. (2003). Whaley and Wong’s nursing care of infants and children. (7th ed.). St. Louis:

Mosby.

Wong, D. L. (2000). Whaley and Wong’s clinical manual of pediatric nursing. (5th ed.). St. Louis:

Mosby

Pengkajian nyeri dengan metode FLACCS untuk anak usia 1-3 thn

SKALA FLACC UNTUK < 6 TAHUN

Pengkajian 0 1 2 Nilai

Wajah Tersenyum / Tidak Menangis

Terkadang menangis

/ menarik diri Sering menggetarkan dagu dan mengatupkan rahang

1

Ekspersi Khusus

Kaki Gerakan normal/relaksasi Tidak tenang/tegang kaki dibuat

menendang/menarik diri

0

Aktivitas Tidur, Posisi normal, mudah bergerak

Gerakan menggeliat , Berguling, kaku

Melengkungkan

punggung/kaku/menghentak 0

Menangis Tidak menangis (bangun/tidur)

Mengerang, merengek-rengek

Menangis terus menerus, terisak, menjerit

1

Bersuara Bersuara Normal Tenang Tenang bila dipeluk, Digendong/diajak bicara

Sulit untuk menenangkan 1

Total

Score 3 kurang nyaman

Skala : 0 = Nyaman 4-6 = Nyeri Sedang

1-3 = Kurang Nyaman 7-10 = Nyeri Berat

Berdasarkan literature, jelaskan pengkajian nyeri dengan metode QUESTT!

Jawaban :

Pengkajian nyeri QUESTT adalah salah satu pendekatan atau metode terhadap pengkajian nyeri pada anak- anak. Dimana :

a. Q (Question the child) / tanyakan pada anak

Anak-anak mungkin tidak mengetahui apa itu arti kata nyeri dan membutuhkan bantuan untuk menjelaskankannya dengan bahasa yang dikenal. Meminta anak untuk menunjukkan lokasi nyeri juga sangat berguna, bermain dapat menjadi cara lain untuk membantu anak mengungkapkan rasa tidak nyaman. (Wong, 2009)

b. U (Use a pain rating scale) / gunakan skala nyeri

Penggunaan skala nyeri pada anak-anak merupakan tindakan bersifat kuantitatif. Agar anak-anak tidak bingung dengan instruksi yang diberikan terlebih dahulu mengenalkan skala tersebut pada anak dengan memfasilitasi penggunaannya pada saat anak tersebut benar-benar mengalami nyeri

c. E (Evalute behavioral and physiologic changes) / evaluasi perubahan-perubahan sikap dan fisiologis

(10)

Perubahan perilaku merupakan indikator umum nyeri dan sangat bermanfaat dalam mengkaji nyeri pada anak-anak. Respon perilaku anak terhadap nyeri berubah sejalan dengan pertambahan usia (Wong, 2009).

d. S (Secure parent’s involvement) / pastikan keterlibatan orang tua

Orang tua harus memainkan peranan utama dalam pengkajian nyeri yang dialami anak mereka. Beberapa orang tua mungkin tidak pernah melihat anaknya dalam keadaan nyeri berat. Peran orang tua sangat penting untuk mengkaji nyeri anak secara lebih baik. Perawat dapat mewawancarai orang tua tentang pengalaman nyeri anak sebelumnya

e. T (Take the cause of pain into account) / pertimbangkan penyebab nyeri

Pada saar anak-anak menunjukan perilaku yang mengindikasikan adanya nyeri, perawat harus mencari penyebab yang menyebabkan terjadinya nyeri

f. T (Take action evaluate result) / lakukan tindakan dan evaluasi hasilnya

Pengurangan nyeri dilakukan dengan menggunakan intervensi farmakalogi dan non farmaklogis. Tetapi peredaan nyeri secara sempurna merupakan hal yang tidak mungkin. Evaluasi hasil merupakan hal yang sangat penting. Catatan pengkajian nyeri digunakan untuk memantau efektivitas intervensi (Hockenberry

& Wilson, 2015).

Berdasarkan literature, gambarkan skala nyeri Wong Baker Faces!

Jawaban :

Skala nyeri ini tergolong mudah untuk dilakukan karena hanya dengan melihat wajah pasien pada saat bertatap muka tanpa kita menanyakan keluhan. Skala ini adalah skala kesakitan yang dikembangkan oleh Donna Wong dan Connie Baker. Skala ini menunjukan serangkaian wajah milai dari wajah gembira pada 0, “Tidak ada sakit hati” sampai wajah menangis di skala 10 yang menggambarkan “Sakit Terburuk”. Pasien harus memilih wajah yang paling menggambarkan bagaimana perasaan mereka. Penilaian skala nyeri ini menggambarkan bagaimana perasaan mereka. Penilaian skala nyeri ini dianjurkan untuk usia 3 tahun ke atas. Tidak semua klien dapat memahami atau menghubungkan skala intensitas nyeri dalam bentuk angka. Klien ini mencakup anak- anak yang tidak mampu mengkomunikasikan ketidaknyamanan secara verbal. Skala wajah mencantumkan skala angka dalam setiap ekspresi nyeri sehingga intensitas nyeri dapat didokumentasikan oleh perawat.

Ketika dilahan praktek, identifikasi pasien anak dengan keluhan nyeri! Tulis di bawah ini nama anak, usia, diagnosa medis, keluhan utama

Jawaban

Nama : An. Gomgom Usia : 11 tahun Diagnosa : DHF

Keluhan : Demam, sakit kepala

(11)

Berdasarkan literature, jelaskan patofisiologi nyeri yang di keluhkan pasien anak, terkait penyakit diderita!

Jawaban :

Ketika di lahan praktek, lakukan pengkajian nyeri dengan metode QUEST pada pasien anak tersebut, pilih salah satu alat ukur sesuai dengan usia anak ( FLACCS untuk usia 1-3 thn, Wong Baker Faces untuk usia > 3 thn, atau Numeric Scale untuk usia remaja). Kemudian dokumentasikan hasil pengkajian nyeri tersebut di bawah ini!

Jawaban : Dilakukan pengkajian nyeri Numeric Scale dan didapat hasil skala nyeri 3

Ketika di lahan praktek, tindakan keperawatan yang telah dilakukan untuk mengatasi nyeri pada pasien anak adalah…..

Jawaban :

Tindakan keperawatan yang dilakukan adalah kompres air hangat dan berikan suasana nyaman pada anak

Hasil evaluasi (SOAP) terhadap tindakan keperawatan yang sudah dilakukan adalah…..

Jawaban :

S : ibu klien mengatakan anak sudah bisa tidur O : Klien tampak lemas, keadaan umum baik A : Masalah keperawatan nyeri teratasi P : Intervensi keperawatan dihentikan

Nyamuk aedes Aegepti menggigit manusia

Beredar dalam aliran darah

Proses inflamasi

Pelepasan mediator-mediator

kimia

Menekan free nerve ending

nyeri otot, sendi dan kepala

(12)

Minggu I - Hari ke-4 Pemberian obat Tugas Baca

Berdasarkan literature, sebutkan hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam memberikan obat pada pasien anak?

Jawaban :

a. Sebelum memberikan obat, perawat harus mengetahui indikasi pemberian obat dan efek samping obat

b. Tetap menerapkan prinsip 5 benar dalam pemberian obat

c. Dalam pemberian obat oral harus diperhatikan jenis obatnya. Pemberian obat secara sublingual dilakukan dengan cara meletakkan obat di bawah lidah dan menganjurkan pasien agar tetap menutup mulut, tidak minum/berbicara selama obat belum larut seluruhnya. Dalam pemberian obat disarankan pasien untuk berkumur dengan obat yang telah ditentukan, siapkan wadah untuk membuang cairan kumur.

d. Perawat harus memastikan bahwa pasien betul-betul meminum obatnya. Bila ada penolakan dari pasien untuk makan obat, maka perawat dapat mengkaji penyebab penolakan serta memotivasinya.

Bila pasien atau keluarga tetap menolak pengobatan seletah dilakukan informed concent, maka pasien atau keluarga yang bertanggung jawab, menandatangani surat penolakan.

e. Setelah mengecek perintah pengobatan, bacalah tabel 3 kali ketika mempersiapkan obat:

- Saat mengambil obat

- Saat membuka/menuang atau mencampur - Saat mengembalikan

f. Obat yang sudah lama, lebih-lebih yang sudah hilang etiketnya atau tidak jelas jangan dipakai g. Perhatikan reaksi setelah minum obat

h. Mencatat atau membutuhkan paraf pada waktu atau pada status pasien setelah memberikan obat

Ketika di lahan praktek, identifikasi pasien anak yang akan dilakukan pemberian obat! (Nama, usia,

diagnose medis, keluhan utama).

Jawaban

Nama : An. Gomgom Usia : 11 th

Diagnosa : DHF

Keluhan : Demam, nyeri kepala

Sebutkan jenis obat, dosis, rute, dan indikasi di berikan obat tersebut! (Pilih dua jenis obat injeksi) Jawaban

1. IVFD Sanmol Dosis : 3 x 40 mg

Rute pemberian : melalui intravena.

Indikasi : diberikan untuk meredakan nyeri dan peradangan

(13)

Hitung dengan menggunakan rumus normogram dan simpulkan apakah dosis obat yang diberikan kepada pasien anak tersebut aman?

2. IVFD Sanmol

Dik : Dosis 40 mg BB klien = 43 kg TB klien = 140 cm

Peny : BSA

(

m2

)

=

(tinggi badan x BB) 3600

¿

(1403600x43)

¿

(6.020)3600

Batasan minimal : BSA

(

m2

)

1.73(kg)X dosis dewasa

¿1,0871

1.73 X10mg=6,28 mg Batasan maksimal :

BSA

(

m2

)

1.73(kg)X dosis dewasa

¿1,0871

1.73 X60mg=37,7mg

Jelaskan perawatan atraumatik yang rencananya akan dilakukan dalam memberikan obat pada pasien anak tsb!

- Distraksi - Play atraumatic

Jelaskan respon pasien sebelum, ketika dan setelah diberikan obat tersebut!

Sebelum pemberian pasien menangis, namun dibantu dengan orang tuanya untuk menenangkan sehingga anak berhenti menangis. pasien merasa tenang dan mau untuk dilakukan tindakan pemberian obat injeksi.

(14)

Minggu I – Hari ke-5 Pengkajian Resiko Jatuh (HumptyDumpty) Berdasarkan literature, jelaskan tujuan dilakukan pengukuran resiko jatuh pada anak!

Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pasien memiliki tingkat resiko jatuh yang tinggi atau tidak.

SKALA RISIKO JATUH

HUMPTY DUMPTY UNTUK PEDIATRI

Nama : Mikhayla

No. Reg/NRM :

TglLahir/Umur : 11 bulan

Ruang : Ruang mawar

PARAMETER KRITERIA POIN SKO

R TGL

…..

SKO R TGL

…..

SKOR TGL…

.

Usia < 3 tahun 4 4

3 – 7 tahun 3

7 – 13 tahun 2

≥ 13 tahun 1

Jenis Kelamin Laki-laki 2

Perempuan 1 1

Diagnosis Diagnosis Neurologi 4

Perubahan oksigenisasi (diagnosis respiratorik, dehidrasi, anemia, anoreksia,

sinkop, pusing, dsb.) 3 3

Gangguan perilaku / psikiatri 2

Diagnosis lainnya 1 1

Gangguan kognitif Tidak menyadari keterbatasan dirinya 3

Lupa akan adanya keterbatasan 2

Orientasi baik terhadap diri sendiri 1 Faktor lingkungan Riwayat jatuh / bayi diletakkan di tempat

tidur dewasa 4

Pasien menggunakan alat bantu / bayi diletakkan dalam tempat tidur bayi / perabot

rumah 3

Pasien diletakkan di tempat tidur 2 2

Area di luar rumah sakit 1

Respon terhadap:

1. Pembedahan/

Sedasi / anestesi

Dalam 24 jam 3

Dalam 48 jam 2

> 48 jam atau tidak menjalani

pembedahan/sedasi/anestes i

1 1

2. Penggunaan medikamentosa

Penggunaan multiple: sedative, obat hypnosis, barbiturate, fenotiazin,

antidepresan, pencahar, diuretic, narkose 3 Penggunaan salah satu obat di atas 2 Penggunaan medikasi lainnya / tidak

ada medikasi 1 1

Skore pengkajian resiko jatuh : (skore minimum 7, skore maksimum 23)

 Skore 7–11 : risikorendah

 Skore ≥12 : risikotinggi

(15)

Minggu I – Hari ke 5 Pengkajian Resiko Jatuh (HumptyDumpty) Identifikasi Pasien Jatuh

Tgl Skor Kategori TTD Perawat

Nama Jelas TTD Keluarga Nama Jelas 30

Des 2021

13 Resiko Tinggi

INFORMASI PENCEGAHAN RISIK JATUH PADA PEDIATRI

Nama :………..

No. Reg/NRM :………..

TglLahir/Umur :………thn...bln

Ruang :………..

1 Informasikan kepada keluarga, pasien berisiko jatuh

2 Orientasi Lingkungan (pagar tempat tidur, bel) kepada pasien/keluarga 3 Libatkan Keluarga dalam pendampingan / perlindungan pasien 4 Kaji ulang risiko jatuh pada pasien

5 Selalu memasang penghalang / pengaman tempat tidur sisi kiri dan kanan 6 Dekatkan standar infuse pada dinding

7 Kaji pengobatan yang telah diberikan 8 Dekatkan alarm/bel kea rah pasien

9 Kaji kenyamanan dan kebutuhan eliminasi & dekatkan alat-alat untuk eliminasi : pispot / Urinal / Comode

10 Pasang keset yang anti slip 11 Kunci roda tempat tidur

12 Dekatkan semua kebutuhan pasien

13 Tekan bel segera bila membutuhkan bantuan perawat

PemberiInformasi Mengetahui

Perawat Keluarga Pasien

( ) ( )

(16)

Minggu I - Harike-5 Hospitalisasi & Terapi bermain Tugas baca

Wong, D. L. (2003). Whaley and Wong’s nursing care of infants and children. (7th ed.). St. Louis:

Mosby.

Wong, D. L. (2000). Whaley and Wong’s clinical manual of pediatric nursing. (5th ed.). St. Louis:

Mosby

Berdasarkan literature, sebutkakan respon hospitalisasi yang umum terjadi pada anak?

Jawaban

 Faktor lingkungan rumah sakit

 Faktor berpisah dengan orang yang sangat berarti

 Faktor kurangnya informasi

 Faktor kehilangan kebebasan dan kemandirian

 Faktor pengalaman yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan

 Faktor perilaku atau interaksi dengan petugas rumah sakit

 Faktor perilaku atau interaksi dengan petugasrumah sakit

Berdasarkan literature, apa yang di maksud dengan play terapi dan terapeutik play?

Jawaban

Therapeutic play atau terapi bermain adalah pendekatan/metode intervensi berdasarkan teori psikologi, baik secara preventif maupun rehabilitasi, terhadap perkembangan kesehatan mental, emosi, dan perilaku anak-anak.

Play therapy berdasarkan ide bahwa anak-anak berkomunikasi melalui bermain. Saat bermain, seorang anak bebas mengekspresikan serta memproses pengalaman dan emosi mereka. Di saat anak bermain, praktisi play therapy dapat membantu dan mengarahkan anak untuk menghadapi masalah mereka. Play therapy menggunakan berbagai media bermain seperti pasir, tanah liat, boneka, musik, menari, menggambar, cerita, dan visualisasi.

Play therapy biasanya diperuntukkan bagi anak-anak yang memiliki kesulitan berkomunikasi, ketidakstabilan emosi, tidak bisa mengontrol amarah, trauma, korban bullying, atau dampak psikis akibat perilaku abusive.

Sebutkan jenis kegiatan bermain yang terkait prosedur ataupun terkait unsur-unsur yang ada di rumah sakit!

Jawaban

Usia infant : mainan bergerak dan berbunyi, ayunan / dipangku, merangkak/ stimulasi Toddler : bermain balok, mendengar musik, creative material

Usia sekolah : game, bacaan, mewarnai, radio / tape, nonton tv dan mendiskusikannya.

Ketika di lahan praktek, identifikasi pasien anak yang memperlihatkan adanya respon hospitalisasi

& jelaskan seperti apa respon hospitalisasi yang diperlihatkan? Sebutkan terlebih dahulu, nama, usia, diagnose medis, keluhan utama!

Jawaban

Nama : An. Mayyesa Usia : 4 th

Diagnosa : bronkopneumonia Keluhan : demam, batuk, sesak nafas

Identifikasi kebutuhan bermain yang akan dilakukan pada pasien anak tersebut! Jelaskan!

Jawaban

Pasien perlu untuk diberikan kebutuhan bermain, karena pasien sebelum sakit sering bermain dengan teman- temannya. Permainan yang diberikan pada pasien adalah permainan kesukaan pasien (robot-robotan dan mobil- mobilan). Dan pada saat akan dilakukan tindakan pemberian obat intravena, pasien tenang saat diberikan mainan kesukaan pasien tersebut.

(17)

Lakukan kegiatan terapeutik play untuk mengatasi hospitalisasi pada anak? Jelaskan rincian kegiatan tersebut dan ceritakan bagaimana hasilnya!

Jawaban

Saat dilapangan, saya melakukan terapeutik play dengan memberikan mainan berupa balon. Saat akan dilakukan tindakan pemberian obat melalui intravena, pasien terlihat tenang dan focus dengan permainan yang diberikan kepada pasien.

Referensi

Dokumen terkait

Proses keperawatan merupakan cara yang sistematis yang dilakukan oleh perawat bersama pasien dalam menentukan kebutuhan asuhan keperawatan denganmelakukan pengkajian,

Pelaporan meliputi rekapitulasi data pasien Covid-19; data ketersediaan ruangan dan tempat tidur, persiapan tempat tidur yang merupakan data persiapan tempat tidur

Hand off bedside (serah terima di samping tempat tidur pasien) dilakukan agar perawat saling memberikan informasi pasien yang diperlukan untuk menjamin berlangsungnya perawatan

Petugas RR dan perawat ruangan melakukan serah terima pasien serta menjelaskan seluruh laporan tindakan invasif yang sudah dilakukan pada pasien tersebut

Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam pasien merasa tidur dengan nyenyak2. Kriteria Hasil : jumlah jam tidur tidak terganggu, perasaan segar setelah tidur

Hasil studi menunjukkan bahwa pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien STEMI dalam pemenuhan kebutuhan istirahat tidur dengan masalah keperawatan gangguan pola tidur

1) Pasien di periksa oleh DPJP dan harus dilakukan tindakan operasi cito. 2) Perawat ruangan/IGD melakukan persiapan pasien. 3) Pasien di konsultasikan ke dokter anastesi. 4)

Hasil studi kasus menunjukkan bahwa pengelolaan asuhan keperawatan pada pasien STEMI dalam pemenuhan istirahat tidur dengan masalah keperawatan pola tidur yang dilakukan tindakan