STRATEGI PEMASARAN HASIL LAUT KELOMPOK
NELAYAN MEKAR JAYA DI DUSUN CEMARA DESA LEMBAR KECAMATAN LEMBAR KABUPATEN LOMBOK BARAT
“(TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM)”
S K R I P S I
Diajukan kepada Universitas Islam Negeri Mataram untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana Ekonomi Islam
Oleh:
FIRMAN WAHYUDI NIM. 152.125.187
JURUSAN EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) MATARAM
TAHUN 2018
PERSEMBAHAN
Puji syukur yang tiada tara kepada Allah SWT yang telah mencurahkan rahmat-Nya, taufiq dan hidayah-Nya dalam setiap langkahku, hembus nafasku, sehingga aku dapat menggapai impian dan harapan dalam hidupku.
Skripsi ini kupersembahkan untuk Orang tuaku tercinta, (Nurtani dan Sumatri) Motivator terbesar dalam hidupku yang tak pernah jemu mendo’akan dan menyayangiku, atas semua pengorbanan dan kesabaran mengantarku sampai kini. Tak pernah cukup ku membalas cinta, kasih sayang, dan jasa kalian yang tak terhingga padaku.
Skripsi ini aku persembahkan juga untuk kakakku dan adikku tersayang (.
Terima kasih atas motivasi dan dukungan yang selama ini telah kalian berikan sampai penulisan skripsi ini selesai, semoga kalian menjadi orang yang berguna bagi nusa, bangsa, negara, agama dan terutama bagi keluarga.
Skripsi ini aku persembahkan juga untuk paman dan bibikku tersayang Terima kasih atas motivasi dan dukungan yang selama ini telah kalian berikan sampai penulisan skripsi ini selesai, semoga kalian menjadi paman dan bibik yang berguna bagi , nusa, bangsa, Negara, Agama dan terutama bagi keluarga.
Untuk bibikku Alm. Hazamiah, terima kasih atas segala kemurahan dan kasih sayangmu dari saya kecil hingga dewasa yang terus memberikan semangat dan motivasi. Mudah-mudahan Allah SWT menjadikan kuburnya menjadi bagian dari taman surga.
vii
MOTTO :
Bercita-citalah setinggi bintang di langit, tapi ingat berkatalah serendah pasir di pantai,
Buatlah pakaian itu menjadi kehormatanmu, jangan buat kehormatan itu menjadi pakaianmu.
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat, hidayah serta inayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “STRATEGI PEMASARAN HASIL LAUT KELOMPOK NELAYAN MEKAR JAYA DI DUSUN CEMARA DESA LEMBAR (TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM)”. Selawat dan salam semoga selalu dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW beserta seluruh keluarganya, sahabat dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Dengan penuh kerendahan hati, penulis menyadari skripsi ini tidak mungkin bisa tersusun apabila tanpa petunjuk dan bimbingan dari Allah SWT, serta bantuan dari berbagai pihak. Berkat pengorbanan, perhatian dan motivasi merekalah, baik secara langsung maupun secara tidak langsung skripsi ini bisa terselesaikan. Oleh karena itu, penulis mengucapakan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah bersusah payah membantu dan mendukung terselesaikannya penyusunan skripsi ini. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih banyak kepada:
1. Rektor UIN Mataram, Prof. Dr. H. Mutawali, M.Ag beserta staf dan jajaran civitas akademika UIN Mataram.
2. Dr. H. Ahmad Amir Aziz, M.Ag selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Mataram.
3. Kajur Bq. Elbadriati, MEI dan Sekjur Bahrur Rosyid, MM, beserta staf dosen dan jajaran civitas akademika Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam UIN Mataram, yang telah berjasa mendidik dan memberikan bimbingan dengan penuh keikhlasan kepada penulis selama menjalankan studi di UIN Mataram
4. Kepada Ibu Dr. Hj. Teti Indrawati P, M. Hum, selaku pembimbing I dan kepada Ma’shum Ahmad, MH, selaku pembimbing II yang dengan sabar membimbing dan memberikan masukan serta motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini bisa terselesaikan.
5. Kepada Bapak/Ibu Penguji Proposal skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Mataram
6. Kepada semua Bapak/Ibu Dosen Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam yang selama ini memberikan masukan, arahan, serta motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini bisa terselesaikan.
7. Keluarga besar Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam IAIN Mataram periode 2012, khususnya untuk kelas ‘B’ Ekonomi Islam, terima kasih atas canda tawa kalian….thanks atas semua kenangan-kenangan selama 4 tahun kebersamaan kita di UIN Mataram, semoga kita dapat berjumpa dan bersua kembali, mengukir cita- cita dan masa depan demi dunia pendidikan.
8. Almamater tercintaku, Fakultas Syari’ah dan Ekonomi Islam UIN Mataram yang menanamkan dan memberikan bekal segudang ilmu pengetahuaan.
Penulis menyadari bahwa skripsi masih sangat jauh dari kata kesempurnaan, oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun demi kesempunaan penelitian selanjutnya.
Semoga skripsi ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis khususnya. Amiiiin
Mataram, 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Halaman Persetujuan ... ii
Halaman Nota Dinas ... iii
Halaman Pernyataan Keaslian... iv
Halaman Pengesahan Ujian... v
Halaman Persembahan ... vi
Halaman Motto... ix
Kata Pengantar ... x
Daftar Isi... xiii
BAB I: PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian ... 1
B. Fokus Penelitian ... 6
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ... 6
D. Ruang Lingkup dan Setting Penelitian ... 8
E. Telaah Pustaka ... 9
F. Kerangka Teoritik ... 12
1. Pengertian Strategi ... 12
2. Pengertian Pemasaran ... 18
a. Definisi Pemasaran ... 18
b. Strategi Pemasaran ... 20
c. Konsep Pemasaran... 21
3. Pengertian Etika Bisnis dan Etika Bisnis Islam ... 28
a. Etika Bisnis ... 28
b. Etika Bisnis Islam ... 29
c. Nilai-Nilai Dalam Etika Bisnis Islam ... 30
d. Aksioma Dasar ( Ketentuan Umum) Etika Bisnis Islam ... 31
e. Prinsip-Prinsip Etika Bisnis ... 34
G. Metode Peneltian ... 38
1. Pendekatan Penelitian ... 38
2. Kehadiran Peneliti ... 40
3. Sumber dan Jenis Data ... 40
4. Tehnik Pengumpulan Data ... 42
5. Tehnik Analisis Data ... 46
6. Validitas Data ... 46
H. Sistematika ... 49
BAB II : PAPARAN DATA DAN TEMUAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 52
B. Pemasaran Ikan Laut ... 54
C. Strategi Pemasaran Ikan laut Kelompok Nelayan Mekar Jaya di Desa Cemara Kecamatan Lembar Kabupaten Lombok Barat. ... 56
D. Tinjauan Etika Bisnis Islam terhadap Strategi Pemasaran Ikan Laut Kelompok Nelayan Mekar Jaya di Desa Cemara Kecamatan Lembar Kabupaten Lombok Barat ... 60
1. Strategi Pemasaran Ikan Laut yang Sesuai Dengan Etika Bisnis Islam di Dusun Cemare Desa Lembar Kecamatan Lembar Lombok Barat….. 60
2. Strategi Pemasaran ikan Laut Yang Belum Sesuai Dengan Etika Bisnis Islam di Dusun Cemare Desa Lembar Kecamatan Lembar Lombok Barat.
………..62
BAB III : PEMBAHASAN
A. Analisis strategi Pemasaran Ikan Laut dalam Meningkatkan Penjualan
pada Kelompok Nelayan Mekar Jaya ... 66 B. Analisis Tinjauan Etika Bisnis Islam Terhadap Strategi Pemasaran
Ikan Laut oleh Kelompok Nelayan Mekar Jaya ... 71
BAB IV : PENUTUP
A. Kesimpulan ... 84 B. Saran ... 85 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Abstrak
Etika berpengaruh terhadap para pelaku bisnis, terutama dalam hal kepribadan, tindakan dan prilakunya. Etika bisnis dalam pandangan Islam memiliki etika yang senantiasa memelihara kejernihan aturan agama (syari’at) yang jauh dari keserakahan dan egoisme. Etika ini di implikasikan secara baik dalam kegiatan usaha, maka usaha yang dijalankan menjadi jalan yang membentuk sebuah masyarakat yang makmur dan meraih ridho Allah. Ada beberapa etika yang perlu diketahui, diantaranya: Etika produksi, etika distribusi dan pemasaran, serta etika konsumsi.
Islam juga memandang etika ini sebagai langkah penting pertama dalam menentukan kaidah-kaidah prilaku ekonomi dalam masyarakat Islam. Tujuan peneliti malakukan penelitian ini adalah ingin mengetahui bagaimana pemasaran kerajinan brugak pada UD. Samuni di Desa Taman Sari Kec. Gunungsari dari segi etika bisnis Islam.
Dalam penelitian ini digunakan pendekatan kualitatif-deskriftif karena menggambarkan gejala apa yang ada yang terjadi di lapangan berupa kata-kata tertulis atau lisan dari pihak UD. Samuni, sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer berupa data yang diperoleh dari pemilik, karyawan, dan pihak yang terlibat didalamnya yang mengetahui kondisi lapangan. Kemudian sumber data skunder seperti buku, majalah atau internet yang terkait. Dengan metode pengumpulan data melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Ada beberapa hasil analisis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa dalam memasarkan barang kerajinan brugak yang dilakukan oleh UD. Samuni di Desa Taman Sari Kec. Gunungsari yakni terdapat ketidak transpararansi atau kejujuran dalam memberikan informasi yang fakta atau real kepada konsumen yang menyebabkan terjadinya penyimpangan prinsip-prinsip dasar etika bisnis dalam Islam. Hasil analisis selanjutnya adalah adanya perlakuan positif dalam prinsip amanah dan adil, yakni menyesuaikan pesanan dengan keinginan konsumen. Dalam hal ini implementasi dari prinsip amanah diterapkan oleh UD. Samuni.
BAB I PENDAHULUAN
A. KONTEKS PENELITIAN
Bekerja dalam Islam merupakan sebuah keniscayaan bagi setiap muslim agar kebutuhan hidupnya sehari-hari dapat terpenuhi. Salah satu jalan untuk memenuhi kebutuhan itu antara lain melalui Bisnis sebagaimana telah di contohkan oleh Rasulullah Saw, sejak usia masih muda. Hanya saja Rasulullah dalam berbisnis benar-benar menerapkan standar moral yang di gariskan dalam AL-Qur’an.
Dalam era globalisasi persaingan bisnis menjadi sangat tajam, baik di pasar domestik (nasional) maupun di pasar internasional (global). Perusahaan- perusahaan dihadapkan pada berbagai peluang dan ancaman baik yang berasal dari luar maupun dari dalam negeri. Saat ini perdagangan internasional lebih mengarah pada liberalisasi perdagangan dimana hambatan- hambatan tarif maupun non tarif menjadi semakin berkurang. Bagi perusahaan yang memiliki daya saing dan efisiensi produk yang tinggi, liberalisasi perdagangan ( hasil laut ) merupakan peluang yang besar untuk memenangkan persaingan di tingkat global, sebaliknya bagi perusahaan yang memiliki daya saing dan efisiensi produk yang rendah hal ini merupakan ancaman bagi kelangsungan usaha mereka.
Dalam kurun waktu 50 tahun terakhir ini, ia terus tumbuh menyempurnakan diri di tengah-tengah beragamnya sistem sosial dan ekonomi konvensiaonal yang berbasiskan pada sekuler. Di katakan baru
karena sesungguhnya ilmu ekonomi Islam sudah pernah diperaktikkan secara sempurna di masa Rasulullah hingga masa kemasa daulah Islamiyah beberapa abad yang lalu. Seorang muslim tentu akan meyakini bahwa ekonomi Islam itu ada dalam tataran ideal posisinya lebih tinggi dan lebih baik dari system konvensional saat ini. Sehingga sistem ini benar-benar lebih baik secara riil dan lebih tinggi kualitasnya jika dibandingkan dengan sistem lain yang ada dibumi ini.1
Dengan demikian, kegiatan pemasaran adalah sangat penting dalam semua kegiatan yang menghasilkan barang ataupun jasa. Hasil perikanan dapat dikelompokkan ke dalam bahan mentah dan barang konsumsi. Sebagai bahan mentah dapat dibeli oleh pabrik atau usaha pengolahan untk diolah menjadi barang jadi misalnya ikan kaleng, aneka olahan ikan, tepung ikan, dsb. Sebagai barang konsumsi akan dibeli oleh konsumen akhir (household consumer, restaurant, hospital, dll). Produk perikanan dan kelautan termasuk
“perishable good” atau produk mudah rusak, maka akan sangat memerlukan startegi pemasaran yang berbeda dengan produk barang maupun jasa pada umumnya. Apalagi “image” nelayan terhadap produk-produk perikanan juga berbeda atau beragam dengan produk pada umumnya. Berdasarkan pendapat atau pengamatan dari praktisi pemasaran produk perikanan dan kelautan, bahwa persepsi nelayan terhadap produk perikanan dan kelautan antara lain jika makan ikan alergi, ikan baunya amis, ikan banyak duri, ikan mahal, ikan rumit memasaknya, ikan hanya bisa atau paling enak digoreng. Karena image
1Muhammad Djakfar,Etika Bisnis Islam,Tataran teori dan praksis (Malang: UIN Malang Press,2008),h.74.
nelayan terhadap produk perikanan masih demikian kompleknya, maka diperlukan strategi pemasaran yang dapat merubah image tersebut, sehingga kendala pemasaran produk perikanan dan kelautan dapat diatasi
Suatu kegiatan bisnis haruslah di lakukan sesuai dengan etika atau norma-norma yang telah di tetapkan. Ini semua dimaksudkan agar para pengusaha tidak melanggar aturan yang telah ditetapkan dan usaha yang di jalankan memperoleh simpati dari berbagai pihak. Pada akhirnya etika tersebut ikut membentuk pengusaha yang bersih dan dapat memajukan serta membesarkan usaha yang dijalankan dalam waktu yang relatif lebih lama, karena moral atau etika merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam dunia bisnis. Selain dimaksudkan bukan hanya untuk menilai pantas atau tidak pantas, benar atau salah, baik atau buruk, akan tetapi lebih dari itu adalah untuk menjaga dan memelihara hubungan dan keberlangsungan bisnis itu sendiri. Etika bisnis juga menjadi perangkat dalam setiap transaksi yang adil dan saling menguntungkan pihak-pihak yang terlibat.
Masalah jual beli merupakan aktivitas sentral dalam dunia bisnis. Jual beli juga merupakan aktivitas pokok dalam lalu lintas prekonomian suatu negara. Bahkan aktivitas jual beli sebagai bagian dari dunia bisnis merupakan cermin kemajuan ekonomi sekelompok nelayan atau suatu Negara. Sistem peraturan jual beli yang berdasarkan aturan yang baik sangat perlu di terapkan.
Maka dari itu untuk menjamin keselarasan dan keharmonisan dalam jual beli, dibutuhkan suatu kaedah, moral, norma dan patokan akhlak lainnya yang mengatur intraksi manusia dalam jual beli. Kaidah, moral, norma ini adalah
etika bisnis Islam dalam jual beli yang berdasarkan ajaran agama yang di ambil dari AL-Qur’an dan Al-Hadits.2
Padahal dalam melakukan usaha, dituntut untuk bekerja dengan tetap mengedepankan sikap jujur, keterbukaan dan tetap menjaga kedua hubungan yakni hubungan dengan Allah dan manusia serta tetap bersikap profesionalisme. Bersikap profesionalisme dan selalu berupaya mencari hasil terbaik. Seorang mukmin di manapun di bekerja dan apapun jenis pekerjaannya itu dengan penuh ketekunan dan obsesi memperoleh hasil serta prestasi yang baik-baiknya. Dia senantiasa menjunjung tinggi profesionalitas.
Ketekunan dan kesungguhan dalam bekerja merupakan bagian dari kewajiban dan perintah agama yang harus di amalkan setiap mukmin.3
Seorang pengusaha dalam pandangan etika Islam bukan sekedar mencari keuntungan, melainkan keberkahan yaitu kemantapan dari usaha itu dengan memperoleh keuntungan yang wajar, ini berarti yang harus diraih oleh seorang dalam melakukan bisnis tidak sebatas keuntungan materiil (bendawi), tetapi yang lebih penting dalah keuntungan Imaterril (Spritual).4
Untuk mendapatkan dan memamfaatkan harta, biasanya manusia mendapatkan godaan yang luar biasa dari setan (Setan jin dan setan manusia), Supaya melakukan penyimpangan-penyimpangan yang merusak tatanan muamalah yang telah di atur sedemikina rupa dalam Islam, sebagai contoh dalam dunia dagang dan usaha, semua orang ingin mendapatkan keuntungan sebanyak mungkin. Tetapi adakalanya, orang yang berdagang dan berusaha itu
2Muhammad Djakfar,Etika Bisnis Islam (UIN Malang Press Anggota IKAPI,2008),h.281.
3Miftahul Huda,Aspek Ekonomi dan Syari;at Islam (LKBH IAIN mataram,2007),h.49.
4 Muhammad,Etika …….,h.348.
tidak mengenal batas halal dan haram, sah atau tidaknya akad yang penting mengejar keuntungan yang besar, dengan demikian ada salah satu pihak yang di rugikan, hal inilah yang menyebabkan akad (transaksi) dipergunakan sebagai alat untuk memeras, menipu dan merugikan orang lain. Dengan demikian untuk meyakini bahwa walaupun bagaimana baiknya suatu konsepsi dan teori, tidak akan membawa hasil apabila manusia belum kembali kepada ajaran agama Islam.5
Oleh karena itu berdasarkan hasil observasi, peneliti ada beberapa masalah dan permasalahan dalam pemasaran hasil laut nelayan yang ada didusun Cemara Desa Lembar Kecamatan Lembar Kabupaten Lombok Barat, para nelayan di dusun cemara khususnya kelompok Mekar Jaya sangat membutuhkan teknik pemasaran yang baik sehingga para nelayan mampu dan bisa mengembangkan hasil tangkapan ikan laut dengan tidak mengandalkan pengusaha kecil yang membeli hasil tangkapan hasil laut mereka, dengan demikian maka diperlukan strategi pemasaran hasil laut untuk nelayan di dusun Cemara Desa Lembar, Kecamatan Lembar, Kabupaten Lombok Barat6. Berdasarkan konteks penelitian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “STRATEGI PEMASARAN HASIL LAUT KELOMPOK NELAYAN MEKAR JAYA DI DUSUN CEMARA DESA LEMBAR “(TINJAUAN ETIKA BISNIS ISLAM”)
5M.Ali Hasan,berbagai Macam transaksi dalam Islam (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,2004),h.80.
6Wawancara, Anggota nelayana, Pada tanggal, 3 Pebruari, 2017
B. Fokus Penelitian
Berdasarkan uraian konteks penelitian masalah di atas, penulis membatasi rumusan masalah yang akan di teliti oleh peneliti, dan masalah pokok yang dapat penulis rumuskan dalam menyusun proposal ini adalah sebagai berikut:
1) Bagaimana strategi pemasaran hasil laut kelompok nelayan Mekar Jaya di Dusun Cemara di Desa Lembar Kecamatan Lembar Kabupaten Lombok Barat?
2) Bagaimana tinjauan etika bisnis Islam terhadap strategi pemasaran hasil laut kelompok nelayan Mekar Jaya di Dusun Cemara di Desa Lembar Kecamatan Lembar Kabupaten Lombok Barat?
C. Tujuan dan Mamfaat penulis
Sesuai dengan permasalahan yang ada di atas, maka tujuan dan mamfaat dalam penulisan proposal ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan Penulisan
a. Untuk mengetahui strategi pemasaran hasil laut kelompok nelayan Mekar Jaya di dusun cemara di Desa Lembar Kecamatan Lembar Kabupaten Lombok Barat.
b. Untuk mengetahui tinjauan etika bisnis Islam terhadap strategi pemasaran hasil laut kelompok nelayan Mekar Jaya di Dusun Cemara di Desa Lembar Kecamatan Lembar Kabupaten Lombok Barat.
2. Manfaat Penulisan
Dalam setiap penelitian diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara umum manfaat penelitian ini dibedakan menjadi dua, yaitu secara teoritis dan secara praktis.
a. Secara Teoritis
1) Dari informasi yang diperoleh dalam penilitian ini, diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan, khususnya pada bidang keilmuan tentang etika bisnis dalam Islam dan ilmu pengetahuan ekonomi.
2) Dari informasi yang diperoleh dari penelitian ini, diharapkan dapat berguna bagi peneliti selanjutnya, tentang penelitian yang berkaitan dengan pembahasan ini.
b. Secara Praktis
1) Bagi lokasi penelitian pada Dusun Cemara Desa Lembar, informasi yang didapatkan dalam penelitian ini diharapkan dapat mengembangkan pemikiran baru tentang bagaimana etika bisnis dalam Islam.
2) Bagi peneliti berikutnya, melalui penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan pemikiran dan informasi bagi semua pihak.
D. Ruang Lingkup Dan Setting Penelitian
Ketika berbicara tentang ruang lingkup dan lokasi penelitian, sangat erat kaitannya dengan batasan-batasan penelitian, tempat lokasi dimana peneliti bisa mendapat informasi yang akan dijadikan objek penelitian.
1. Ruang Lingkup Penelitian
Untuk mempermudah pemahaman terhadap pembahasan dalam proposal ini dan agar tidak melebarnya pembahasan, maka penulis perlu memberi ruang lingkup dan keterbatasan penelitian yang akan dibahas adalah bagaimana strategi pemasaran hasil laut kelompok Mekar Jaya di Dusun Cemara Kecamatan Lembar Kabupaten Lombok Barat akan dibahas berdasarkan tinjauan etika bisnis Islam.
2. Setting Penelitian
Dalam penelitian ini, lokasi yang dipilih oleh peneliti adalah di Dusun Cemara Desa Lembar Kecamatan Lembar Kabupaten Lombok Barat. Adapun beberapa alasan peneliti memilih Dusun Cemara Desa Lembar Kecamatan Lembar Kabupaten Lombok Barat sebagai lokasi karena lokasi yang begitu setrategis dan merupakan salah satu desa yang sebagian besar nelayan sebagai pelaut atau nelayah, dan juga merupakan tempat terjadinya pemasaran ikan yang tidak sesuai dengan dengan etika bisnis Islam.
Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah nelayan di Dusun Cemara Desa Lembar kecamatan Lembar Kabupaten Lombok Barat serta para pembeli hasil tangkapan laut.
E. Telaah Pustaka (Penelitian terdahulu)
Telaah Pustaka merupakan penelusuran terhadap studi-studi atau karya-karya terdahulu yang terkait, untuk menghadiri duplikasi, plagiasi, repetisi, serta menjamin keaslian dan keabsahan penelitian yang dilakukan, peneliti mendapatkan atau menemukan beberapa penelitian yang telah di lakukan peneliti sebelumnya:
1. Baiq Siti Syahrini, Strategi dan Etika Pengembangan Bisnis Islam (Studi di UD. Budi Rahman, Desa Batujai, Kecamatan Praya Barat Lombok Tengah), Skripsi IAIN Mataram 2002. Dalam Skripsi ini ada beberapa permasalahan yang dikaji mengenai strategi dan etika pengebaangan bisnis Islam, Yaitu:
Setiap usaha dalam mencapai tujuan pasti memiliki strategi dan etika dalam menjalankan bisnisnya agar memberikan arahan dan kontribusi bagi usaha dimasa yang akan dating. Tujuan utama dari penerapan strategi adalah untuk mencapai keuntungan atau laba serta memenangkan persaingan guna mengembangkan bisnis. Keterkaitan dengan keuntungan ini merupakan alas an mengapa bisnis selalu ekstra rawan dari sudut pandang etika.
Perbedaan skripsi yang diteliti oleh Baiq Siti Syahrini dengan penelitian ini terletak pada strateginya, yang di mana penelitian tersebut lebih cendrung kepada strategi yaitu pemasaran kepada konsumen, sedangkan peneliti ini berfokus kepada tahap awalnya yaitu strategi pemasaran hasil prouk laut.
Persamaan penelitian Baiq Siti Syahrini dengan penelitian ini terletak pada pembahasan tentang etika an juga membahas tentang bagaimana cara untuk mendapatkan keuntungan yang sebesarnya dengan modal seminimal mungkin agar dapat memenuhi kebutuhan hidup serta Membahas tentang bagaimana cara etika bisnis yang sesuai dengan dalam Islam.7
2. Yek Imam, Implementasi Bisnis Islam (Studi tentang praktik jual beli Grabah di Desa banyumulek Kecamatan Kediri Kabupaten Lombok barat). Skripsi fakultas syari’ah IAIN Mataram,2012. Di dalam penelitian ini mengkaji terntang bagaimana cara berbisnis yang sesuai dengan tuntunan syari’at dan dengan mengkaji tentang adanya kecurangan- kecurangan yang terjadi dalam berbisnis seperti eksploitasi, monopoli maupun penipuan. Islam tampil memberikan segala ketentuan yang mencoba mengembangkan agama, etika, moral, dan ekonomi atau bisnis.
Beberapa nilai moral yang sejalan dengan dunia bisnis diangkat oleh Islam seperti toleransi, kesetiaan, kepercayaan, dan emosi religious, hal ini dimaksudkan agar dunia mengetahui bahwa Islam memiliki etika yang lebih baik dari yang ada.
Perbedaan skripsi yang diteliti oleh Yek Imam dengan penelitian ini terletak pada objek pembahasannya, penelitian tersebut lebih cendrung membahas tentang prilaku pelaku usaha itu sendiri yaitu tentang bagaimana cara menjalankan bisnis yang di dasari dengan kepercayaan
7Baiq Siti Syahrini, Strategi dan Etika Pengembangan Bisnis Islam (Studi di UD. Budi Rahman, Desa Batujai, Kecamatan Praya Barat Lombok Tengah), Skripsi IAIN Mataram 2002
akan tetapi melanggar kepercayaan tersebut dengan cara tidak konsisten terhadap apa yang telah di sepakati. Berbeda halnya dengan peneliti ini, peneliti ini membahas tentang bagaiman cara untuk menjalankan usaha agar mendapatkan kontribusi yang lebih dari yang sebelumnya.
Persamaan penelitian Yek Imam dengan penelitian ini terletak pada pembahasan tentang etika, yang dimana dalam melakukan bisnis kita harus selalu berprilaku yang baik terhadap sesama tanpa ada eksploitasi, monopili, maupun penipuan.8
3. Zaki Hidayaturrahman, (Tinjauan etika bisnis Islam terhadap pemasaran industri kerajinan brugak dalam meningkatkan penjualan pada UD.
Samuni Desa Taman Sari Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat) Skripsi fakultas syari’ah IAIN Mataram, 2016. Di dalam penelitian ini mengkaji terntang bagaimana cara berbisnis yang sesuai dengan tuntunan syari’at dan dengan mengkaji tentang adanya kecurangan- kecurangan yang terjadi dalam berbisnis seperti kualitas kayu. Islam tampil memberikan segala ketentuan yang mencoba mengembangkan agama, etika, moral, dan ekonomi atau bisnis. Beberapa nilai moral yang sejalan dengan dunia bisnis diangkat oleh Islam seperti toleransi, kesetiaan, kepercayaan, dan emosi religious, hal ini dimaksudkan agar
8Yek Iman, “Implementasi Bisnis Islam Study tentang jual beli gerabah di desa banyumulek, Kecamatan Kediri, kabupaten Lombok Barat” (Skripsi Fakultas Syari’ah IAIN Mataram 2012).
dunia mengetahui bahwa Islam memiliki etika yang lebih baik dari yang ada.9
Perbedaan skripsi yang diteliti oleh Zaki Hidayaturrahman dengan penelitian ini terletak pada objek pembahasannya, penelitian tersebut lebih cendrung membahas tentang prilaku pelaku usaha dalam berbisnis dalam menerapkan bisnis hukum islam yang dianjurkan oleh syariat islam itu sendiri yaitu tentang bagaimana cara menjalankan bisnis yang di dasari dengan ajaran dalam islam. Berbeda halnya dengan peneliti ini, peneliti ini membahas tentang bagaiman cara untuk menjalankan usaha dengan mengacu kepada hukum syariat Islam agar mendapatkan kontribusi yang lebih.
Persamaan penelitian Zaki Hidayaturrahman dengan penelitian ini terletak pada pembahasan tentang etika bisnis dalam Islam, yang dimana dalam melakukan bisnis sama-sama menerapkan pola bisnis dalam islam sehingga tidak menimbulkan yang tidak diinginkan, seperti ada penipuan, eksploitasi, monopoli.
9Zaki Hidayaturrahman, (Tinjauan etika bisnis Islam terhadap pemasaran industri kerajinan brugak dalam meningkatkan penjualan pada UD. Samuni Desa Taman Sari Kecamatan Gunungsari Kabupaten Lombok Barat) Skripsi fakultas syari’ah IAIN Mataram, 2016
BAB II
KERANGKA TEORITIK A. Pengertian Strategi
Dalam rangka pencapaian tujuan organisasi, telah umum diketahui bahwa istilah strategi semula bersumber dari kalangan militer dan secara populer sering dinyatakan sebagai "kiat yang digunakan oleh para jenderal untuk memenangkan suatu peperangan." Dewasa ini istilah strategi sudah digunakan oleh semua jenis organisasi dan ide-ide pokok yang terdapat dalam pengertian semula tetap dipertahankan hanya saja aplikasinya disesuaikan dengan jenis organisasi yang menerapkannya, karena dalam arti yang sesungguhnya, manajemen puncak memang terlibat dalam satu bentuk "peperangan" tertentu.1
Pendapat lain menyatakan bahwa strategi merupakan istilah yang sering diidentikkan dengan "taktik" yang secara bahasa dapat diartikan sebagai "concerning the movement of organisms in respons to external stimulus" (suatu yang terkait dengan gerakan organisme dalam menjawab stimulus dari luar).2
Sementara itu, secara konseptual strategi dapat dipahami sebagai suatu garis besar haluan dalam bertindak untuk mencapai sasaran yang telah ditentukan. Strategi juga bisa dipahami sebagai segala cara dan
1Sondang P. Siagaan, Manajemen Stratejik, Jakarta: Bumi aksara, 2008, h. 15
2 Lewis Mulford Adams, dkk, Websters World University Dictionary, Washington: D.C.
Publisher Company, Inc, 1965, h. 1019
daya untuk menghadapi sasaran tertentu dalam kondisi tertentu agar memperoleh hasil yang diharapkan secara maksimal3.
Strategi dapat didefinisikan paling sedikit dari dua perspektif yang berbeda: dari perspektif mengenai apa yang akan dilakukan oleh sebuah organisasi, dan juga dari perspektif mengenai apa yang pada akhirnya dilakukan oleh sebuah organisasi, apakah tindakannya sejak semula memang sudah demikian direncanakan atau tidak. Dari perspektif yang pertama, strategi adalah "program yang luas untuk mendefinisikan dan mencapai tujuan organisasi dan melaksanakan misinya.
Kata "program" dalam definisi ini menyiratkan adanya peran yang aktif, yang disadari, dan yang rasional, yang dimainkan oleh manajer dalam merumuskan strategi perusahaan/organisasi. Dari perspektif yang kedua, strategi adalah "pola tanggapan organisasi yang dilakukan terhadap lingkungannya sepanjang waktu." Dalam definisi ini, setiap organisasi mempunyai suatu strategi walaupun tidak harus selalu efektif sekalipun strategi itu tidak pernah dirumuskan secara eksplisit. Artinya, setiap organisasi mempunyai hubungan dengan lingkungannya yang dapat diamati dan dijelaskan. Pandangan seperti ini mencakup organisasi di mana perilaku para manajernya adalah reaktif, artinya para manajer menanggapi dan menyesuaikan diri dengan lingkungan hanya jika mereka merasa perlu untuk melakukannya. Pembahasan mengenai strategi dalam tulisan ini akan menyangkut kedua definisi di atas, namun akan menekankan
3M. Arifin, Psikologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2008, h. 39
pada peran aktif. Perumusan sebuah strategi secara aktif dikenal sebagai perencana strategis (strategic planning), yang fokusnya luas dan umumnya berjangka panjang4.
Dalam merumuskan suatu strategi, manajemen puncak harus memperhatikan berbagai faktor yang sifatnya kritikal antara lain :
Pertama: Strategi berarti menentukan misi pokok suatu organisasi karena manajemen puncak menyatakan secara garis besar apa yang menjadi pembenaran keberadaan organisasi, filosofi yang bagaimana yang akan digunakan untuk menjamin keberadaan organisasi tersebut dan sasaran apa yang ingin dicapai. Yang jelas menonjol dalam faktor pertama ini ialah bahwa strategi merupakan keputusan dasar yang dinyatakan secara garis besar.
Kedua: dalam merumuskan dan menetapkan strategi, manajemen puncak mengembangkan profil tertentu bagi organisasi. Profil dimaksud harus menggambarkan kemampuan yang dimiliki dan kondisi internal yang dihadapi oleh organisasi yang bersangkutan.
Ketiga: pengenalan tentang lingkungan dengan mana organisasi akan berinteraksi, terutama situasi yang membawa suasana persaingan yang mau tidak mau harus dihadapi oleh organisasi apabila organisasi yang bersangkutan ingin tidak hanya mampu melanjutkan eksistensinya, akan tetapi juga meningkatkan efektivitas dan produktivitas kerjanya5,
Keempat: suatu strategi harus merupakan analisis yang tepat tentang kekuatan yang dimiliki oleh organisasi, kelemahan yang mungkin melekat pada dirinya, berbagai peluang yang mungkin timbul dan harus dimanfaatkan serta ancaman yang diperkirakan akan dihadapi. Dengan analisis yang tepat berbagai alternatif yang dapat ditempuh akan terlihat.
Kelima: mengidentifikasikan beberapa pilihan yang wajar ditelaah lebih lanjut dari berbagai alternatif yang tersedia dikaitkan dengan keseluruhan upaya yang akan dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran organisasi.
Keenam: menjatuhkan pilihan pada satu alternatif yang dipandang paling tepat dikaitkan sasaran jangka panjang yang dianggap mempunyai nilai yang paling stratejik dan diperhitungkan dapat dicapai karena didukung oleh kemampuan dan kondisi internal organisasi
Ketujuh: Suatu sasaran jangka panjang pada umumnya mempunyai paling sedikit empat ciri yang menonjol, yaitu: (a) sifatnya yang idealistik, (b) jangkauan waktunya jauh ke masa depan, (c) hanya bisa dinyatakan secara kualitatif, dan (d) masih abstrak. Dengan ciri-ciri seperti itu, suatu
4James A.F. Stoner, Manajemen, Jilid 1, Alih Bahasa, Alfonsus Sirait, Jakarta: Erlangga, 1992
5Sondang P. Siagaan, op. cit., h. 16
strategi perlu memberikan arah tentang rincian yang perlu dilakukan. Artinya, perlu ditetapkan sasaran antara dengan ciri-ciri: (a) jangkauan waktu ke depan spesifik, (b) praktis dalam arti diperkirakan mungkin dicapai, (c) dinyatakan secara kuantitatif, dan (e) bersifat konkret.
Kedelapan: Memperhatikan pentingnya operasionalisasi keputusan dasar yang dibuat dengan memperhitungkan kemampuan organisasi di bidang anggaran, sarana, prasarana dan waktu.
Kesembilan: mempersiapkan tenaga kerja yang memenuhi berbagai persyaratan bukan hanya dalam arti kualifikasi teknis, akan tetapi juga keperilakuan serta mempersiapkan sistem manajemen sumber daya manusia yang berfokus pada pengakuan dan penghargaan harkat dan martabat manusia dalam organisasi.
Kesepuluh: teknologi yang akan dimanfaatkan yang karena peningkatan kecanggihannya memerlukan seleksi yang tepat.
Kesebelas: Bentuk, tipe dan struktur organisasi yang akan digunakan pun sudah harus turut diperhitungkan, misalnya apakah akan mengikuti pola tradisional dalam arti menggunakan struktur yang hierarkikal dan piramidal, ataukah akan menggunakan struktur yang lebih datar dan mungkin berbentuk matriks.
Keduabelas: menciptakan suatu sistem pengawasan sedemikian rupa sehingga daya inovasi, kreativitas dan diskresi para pelaksana kegiatan operasional tidak "dipadamkan."
Ketigabelas: sistem penilaian tentang keberhasilan atau ketidakberhasilan pelaksanaan strategi yang dilakukan berdasarkan serangkaian kriteria yang rasional dan objektif.
Keempatbelas: Menciptakan suatu sistem umpan balik sebagai instrumen yang ampuh bagi semua pihak yang terlibat dalam pelaksanaan strategi yang telah ditentukan itu untuk mengetahui apakah sasaran terlampaui, hanya sekedar tercapai atau mungkin bahkan tidak tercapai.
Kesemuanya itu diperlukan sebagai bahan dan dasar untuk mengambil keputusan di masa depan.
Dari pembahasan di atas kiranya jelas bahwa pada dasarnya yang dimaksud dengan strategi bagi manajemen organisasi pada umumnya dan manajemen organisasi bisnis khususnya ialah rencana berskala besar yang berorientasi jangkauan masa depan yang jauh serta ditetapkan sedemikian rupa sehingga memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif dengan lingkungannya dalam kondisi persaingan yang kesemuanya
diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan dan berbagai sasaran organisasi yang bersangkutan6.
Steiner dan Milner mengemukakan strategi adalah penetapan misi perusahaan, penetapan sasaran organisasi dengan meningkatkan kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakan dan implementasi secara tepat sehingga tujuan dan sasaran utama organisasi akan tercapai7. Strategi menurut Hamdun Hanafi adalah penetapan tujuan jangka panjang yang dasar dari suatu organisasi dan pemilihan alternatif tindakan dan alokasi sumber daya yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut8. Suryana kewirausahaan mengemukakan 5P yang memiliki arti sama dengan strategi, yaitu: 1) Strategi adalah perencanaan (plan), 2) Strategi adalah pola (patern), 3) Strategi adalah posisi (position), 4) Strategi adalah perspektif (perspektive) dan 5) Strategi adalah permainan (play), untuk lebih jelasnya akan diuraikan secara satu persatu yaitu :
1) Strategi adalah perencanaan (plan)
Konsep pemasaran tidak terlepas dari aspek perencanaan, arahan atau acuan gerak langkah perusahaan untuk mencapai suatu tujuan di masa depan. Akan tetapi, tidak selamanya strategi adalah perencanaan ke masa depan yang belum dilaksanakan. Strategi juga menyangkut segala sesuatu yang telah dilakukan di masa lampau, misalnya pola-pola perilaku bisnis yang telah dilakukan di masa lampau.
6Ibid., h. 17
7Geroge Stainer dan John Milner, Management Strategic, Jakarta: Erlangga, h. 70
8M. Hamdun Hanafi, Manajemen, Yogyakarta: Unit Penerbit, 2003. h. 136
2) Strategi adalah pola (patern)
Strategi yang belum terlaksana dan berorientasi ke masa depan atau intended strategy dan disebut realized strategy karena telah dilakukan oleh perusahaan.
3) Strategi adalah posisi (position)
Menempatkan produk tertentu ke pasar tertentu yang dituju. Strategi ini cenderung melihat ke bawah, yaitu ke satu titik bidik dimana produk tertentu bertemu dengan pelanggan, dan melihat ke luar, yaitu meninjau berbagai aspek lingkungan eksternal.
4) Strategi adalah perspektif (perspektive)
Dalam strategi ini lebih ke dalam perspektif melihat ke dalam, yaitu ke organisasi tersebut.
5) Strategi adalah permainan (play)
Strategi sebagai suatu maneuver tertentu untuk memperdaya lawan atau pesaing Pada umumnya strategi harus diturunkan dari analisa terhadap tiga elemen, yaitu: masalah dan peluang, sasaran serta sumber daya dan kompetensi. Strategi harus konsisten dengan sasaran, dicapai dengan sumber daya yang ada dan diperkirakan akan ada, serta memperhitungkan peluang serta ancaman yang mungkin timbul pada lingkungan
B. Pengertian Pemasaran 1. Definisi Pemasaran
Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh para pengusaha untuk mempertahankan kelangsungan hidup usahanya,
berkembang dan untuk mendapatkan laba. Berhasil tidaknya dalam pencapaian tujuan bisnis, tergantung pada keahlian mereka di bidang pemasaran, prosuksi, keuangan maupun bidang lain. Selain itu tergantung pada kemampuan mereka dalam mengkombinasikan fungsi- fungsi tersebut agar perusahaan berjalan lancar. Untuk berhasil pemasaran harus memaksimalkan penjualan yang menghasilkan laba dalam jangka panjang. Jadi pelanggan harus benar-benar merasa kebutuhannya dipenuhi agar supaya perusahaan memperoleh kesinambungan usaha yang dapat penting bagi perusahaan.
Arman Hakim Nasution menyatakan pemasaran adalah suatu proses sosial (yang didalamnya berupa individu dan kelompok) untuk mendapatkan apa yang mereka butuhkan (need) dan inginkan (want) dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk dengan pihak lain.9 Menurut American Marketing Association (AMA) 1960, yang menyatakan pemasaran adalah hasil prestasi kerja kegiatan usaha yang berkaitan dengan mengalirnya barang dan jasa dari produsen sampai ke konsumen.
Sofjan Assauri menyatakan pemasaran sebagai kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.10 Menurut Kotler, pemasaran adalah
9 Arman Hakim Nasution, Indung Sudarso, & Lantip Tri Sunarno (Ed), ManajemenPemasaran Untuk Engineering, (Yogyakarta : Andi Offset, 2006), h. 1
10Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, Cet. Ke-13, Edisi ke-1, (Jakarta : Rajawali Pers,2014), h. 3-5
sekelompok orang memperoleh apa yang dibutuhkan dan diinginkannya melalui penciptaan dan pertukaran produk dan nilai.
M. Syakir Sula mendefinisikan pemasaran syari’ah sebagai sebuah disiplin bisnis strategis yang mengarahkan proses penciptaan, penawaran, dan perubahan nilai (values) dari satu inisiator kepada pemegang sahamnya (stake holders), yang dalam keseluruhan prosesnya sesuai dengan akad dan prinsip-prinsip muamalah dalam Islam.11
Berdasarkan beberapa pengertian diatas, pemasaran dapat digambarkan sebagai suatu sistem dari kegiatan-kegiatan yang saling berhubungan yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, dan mendistribusikan barang atau jasa kepada pembeli secara individual maupun kelompok pembeli.12
Diberikan suatu gambaran bahwa pemasaran itu merupakan suatu sistem keseluruhan kegiatan terpadu. Kegiatan sudah dimulai sebelum produk ada yaitu sejak ide tentang suatu produk muncul dan masih berlangsung setelah produk terjual.
2. Definisi Strategi Pemasaran
Menurut Sofjan Assauri strategi pemasaran pada dasarnya adalah rencana yang menyeluruh, terpadu dan menyatu di bidang pemasaran,
11Muhammad Firdaus, dkk, Dasar & Strategi Pemasaran Syariah, (Jakarta: Renaisan,2005), h. 15
12Veithzal Rivai, Islamic Marketing Membangun dan Mengembangkan Bisnis dengan Produk Marketing Rasulullah saw, (Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, 2012), h. 6-7.
yang memberikan panduan tentang kegiatan yang akan dijalankan untuk dapat tercapainya tujuan pemasaran suatu perusahaan.13
Sedangkan menurut Indriyo Gitosudarmo strategi pemasaran yaitu strategi untuk melayani pasar atau segmen pasar yang dijadikan target oleh seorang pengusaha14.
3. Konsep Pemasaran
Pengusaha yang sudah mulai mengenal bahwa pemasaran merupakan faktor penting untuk mencapai kesuksesan bagi perusahannya akan mengetahui cara dan falsafah yang terdapat di dalam konsep pemasaran.
Menurut Sofjan Assauri konsep pemasaran adalah suatu falsafah manajemen dalam bidang pemasaran yang berorientasi kepada kebutuhan dan keinginan konsumen dengan didukung oleh kegiatan pemasaran terpadu yang diarahkan untuk memberikan kepuasan konsumen sebagai kunci keberhasilan organisasi dalam usahanya mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Konsep pemasaran bertujuan untuk memberikan kepuasan terhadap kebutuhan dan keinginan dengan mendapatkan sejumlah laba, maka seluruh kegiatan dalam perusahaan yang menganut konsep pemasaran harus diarahkan. Untuk memenuhi tujuan tersebut, kegiatan ini meliputi personalia, keuangan, pemasaran, dan kegiatan lain.
13Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran... h. 168.
14Indriyo Gitosudarmo, Manajemen Pemasaran, Edisi kedua, Cet. 3, (Yogyakarta : BPFE, 2014), h. 163
Perusahaan harus menetapkan konsep pemasaran dalam praktek agar keuntungan – keuntungan yang terkandung di dalamnya dapat direalisasikan dan dalam pelaksanaannya diperlukan manajemen pemasaran.
Pada hakikatnya konsep pemasaran menekankan orientasi pada kebutuhan dan keinginan konsumen yang didukung oleh kegiatan pemasaran yang terpadu, yang ditunjukan untuk keberhasilan mencapai tujuan. Dengan demikian ada empat unsur pokok yang terdapat dalam konsep pemasaran, yaitu :15
1) Orientasi pada konsumen (kebutuhan dan keinginan konsumen), 2) Kegiatan pemasaran yang terpadu,
3) Kepuasan konsumen/ langganan, 4) Tujuan perusahaan jangka panjang.
Perusahaan juga dapat memilih enam konsep untuk memilih kegiatan pemasaran, yaitu :16
1) Konsep produksi,
Konsep produksi menyatakan bahwa konsumen menyukai produk yang tersedia di banyak tempat dan selaras dengan kemampuannya. Konsep produksi memusatkan perhatian pada usaha- usaha untuk mencapai efisiensi produksi yang tinggi dan distribusi yang luas. Sebagaimana firman Allah SWT, dalam surah Al A’raaf (7:10) :
1
.
15Sofjan Assauri, Manajemen Pemasaran, ... h. 81
16Veithzal Rivai, Islamic Marketing Membangun dan Mengembangkan Bisnis dengan Produk Marketing Rasulullah saw... h. 27-30
Artinya :“10. Sesungguhnya Kami telah menempatkan kamu sekalian di muka bumi dan Kami adakan bagimu di muka bumi (sumber) penghidupan. (Tetapi) amat sedikitlah kamu bersyukur.”
2) Konsep Produk,
Konsep produk menyatakan konsumen menyukai produk yang berkualitas dan prestasi paling baik. Konsep produk memusatkan perhatian pada usaha untuk menghasilkan produk yang unggul dan terus – menerus menyempurnakannya.
3) Konsep penjualan,
Konsep penjualan menyatakan bahwa konsumen akan membeli produk jika perusahaan melakukan promosi dan penjualan yang menonjol. Sehingga dalam melaksanakan penjualan setiap produk, pemasar perlu berupaya keras, cerdas dengan tepat mengedepankan atas ridho Allah sehingga akan dimudahkan dalam setiap upaya, sebagaimana firman Allah SWT, dalam surah Al Ankabut (29:69) :
2
.
Artinya : “Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) Kami, benar- benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.”
4) Konsep pemasaran,
Konsep pemasaran menyatakan bahwa kunci meraih tujuan perusahaan adalah memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.
Konsep pemasaran bertujuan memberikan kepuasan terhadap keinginan dan berorientasi kepada kebutuhan konsumen.
5) Konsep pemasaran kenelayanan,
Konsep pemasaran kenelayanan menyatakan bahwa tugas organisasi adalah memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen dan mempertahankan serta mempertinggi kesejahteraan nelayan.
6) Konsep pemasaran strategis
Konsep pemasaran strategis adalah konsep pemasaran yang mengubah fokus pemasaran dari pelanggan atau produk ke pelanggan dalam konteks lingkungan eksternal yang lebih luas. Konteks pelanggan eksternal yang lebih luas, menyangkut persaingan, kebijakan, dan peraturan pemerintah serta kekuatan-kekuatan makro, ekonomi, sosial-budaya, demografi, hukum-politik, dan teknologi. Perubahan lainnya adalah dalam hal tujuan pemasaran, yaitu dari profitabilitas menjadi keuntungan pihak yang berkepentingan. Pihak yang berkepentingan merupakan individu dan kelompok yang mempunyai kepentingan dalam kegiatan perusahaan, meliputi pelanggan, karyawan, manajemen, nelayan, dan pemerintah.
4. Tujuan Pemasaran
Secara umum tujuan pemasaran perusahaan adalah untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan. Untuk mengetahui kebutuhan-kebuttuhan dan keinginan konsumen dapat dilakukan dengan mengadakan pendekatan analisis permintaan dan kebiasaan konsumen (customer behavior). Untuk itu perusahaan harus mengetahui
produk/ jasa apa yang dibutuhkan oleh konsumen dan cara yang mereka inginkan untuk memenuhi kebutuhannya.17
Dengan kendali syariah, bisnis dalam Islam bertujuan untuk mencapai empat hal utama, yaitu sebagai berikut:18
1) Target Hasil; profit materi dan benefit nonmateri
Tujuan bisnis tidak selalu untuk mencari mencari profit (nilai materi), tetapi harus dapat memperoleh dan memberikan benefit (keuntungan atau manfaat) nonmateri, baik bagi pelaku bisnis sendiri maupun pada lingkungan yang lebih luas, seperti terciptanya suasana persaudaraan, kepedulian sosial, zakat dan sebagainya.
2) Pertumbuhan
Upaya pertumbuhan ini tentu dalam koridor syariat. Misalnya, dalam meningkatkan jumlah produksi, seiring dengan perluasan pasar dan peningkatan inovasi agar bisa menghasilkan produk baru, dan sebagainya.
3) Keberlangsungan
Pencapaian target hasil dan pertumbuhan terus diupayakan keberlangsungannya dalam kurun waktu yang cukup lama dan dalam menjaga keberlangsungan itu dalam koridor syariat Islam.
4) Keberkahan
Faktor keberkahan atau upaya mencari ridho Allah, merupakan puncak kebahagian hidup muslim. Para pengelola bisnis harus mematok orientasi keberkahan ini menjadi visi bisnisnya, agar senantiasa
17Philip Kotler, Manajemen Pemasaran, Jilid 1, (Jakarta : Prenhallindo, 2002), h. 9.
18Veithzal Rivai, dkk (ed), Islamic Business and Economic Ethics, Cet. 1, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2012), h. 13.
dalam kegiatan bisnis selalu berada dalam kendali syariat dan diraihnya keridhoan Allah.
5. Bauran Pemasaran (Marketing Mix)
Dalam dunia pemasaran selalu terkait dengan yang dinamakan bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran terdiri dari empat variabel yang dikenal dengan istilah “4 P” yaitu product, price, place, and promotion. Menurut Basu Swastha dan Irawan yang dimaksud bauran pemasaran (marketing mix) adalah kombinasi dari empat variabel atau kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran perusahaan yaitu produk, struktur harga, lokasi perusahaan dan sistem distribusi, dan kegiatan promosi.19
Sedangkan menurut Indriyo Gitosudarmo marketing mix adalah perpaduan antar produk, harga, promosi dan distribusi yang digunakan oleh pengusaha untuk memasarkan produknya atau melayani konsumennya, juga digunakan untuk mempengaruhi konsumennya20
Dari kedua definisi di atas dapat penulis simpulkan bahwa bauran pemasaran (marketing mix) merupakan inti pemasaran. Setiap unsur yang terdapat dalam kombinasi tersebut saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Berikut adalah penjelasan bauran pemasaran dalam perspektif syariah adalah:
1) Produk (product)
Produk adalah sesuatu yang bisa ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian, pembelian, pemakaian, atau konsumsi yang dapat
19
Basu Swastha dan Irawan, Manajemen Pemasaran Modern, Edisi 2, (Yogyakarta : Liberty, 1999), h. 78.
20
Indriyo Gitosudarmo, Manajemen Pemasaran, Edisi pertama, (Yogyakarta : BPFE, 1995), h. 110.
memenuhi keinginan atau kebutuhan21.13 Al-Qur’an menggunakan konsep produksi barang dalam arti yang sangat luas. Tekanan Al-Qur’an diarahkan pada manfaat dari barang yang diproduksi. Memproduksi suatu barang harus mempunyai hubungan dengan kebutuhan hidup manusia.
Di samping itu, Islam mengajarkan untuk memperhatikan kualitas dan keberadaan produk tersebut. Islam melarang jual beli suatu produk yang belum jelas (gharar) bagi pembeli.
Islam juga memerintahkan untuk memperhatikan kualitas produk. Barang yang dijual harus terang dan jelas kualitasnya, sehingga pembeli dapat dengan mudah memberi penilaian. Tidak boleh menipu kualitas dengan jalan memperlihatkan yang baik bagian luarnya, dan menyembunyikan yang jelek pada bagian dalam22.
2) Harga (price)
Harga adalah sejumlah uang dan atau barang yang dibutuhkan untuk mendapatkan kombinasi dari barang lain yang disertai dengan pemberian jasa23. Penentuan harga ditentukan oleh mekanisme pasar, yakni bergantung pada kekuatan-kekuatan permintaan dan penawaran.
Dalam praktis fiqih muamalah, pricing mengambil posisi tengah, tidak berlebih-lebihan, tidak pula merendah-rendahkan. Ini berarti dalam praktik muamalah, pricing mestinya harus proporsional24.
3) Tempat (place)
21Suliyanto, Studi Kelayakan Bisnis: Pendekatan Praktis, (Yogyakarta: CV. Andi Offset, 2010), h. 83.
22Muhammad Firdaus, dkk, Dasar & Strategi Pemasaran Syariah, (Jakarta: Renaisan, 2005), h. 23-24
23Suliyanto, Studi Kelayakan Bisnis: Pendekatan Praktis,... h. 87
24Muhammad Firdaus, dkk, Dasar & Strategi Pemasaran Syariah,... h. 25.
Distribusi merupakan semua kegiatan yang dilakukan perusahaan dengan tujuan membuat produk yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen dapat dengan mudah diperoleh pada waktu dan tempat yang tepat.25 Penentuan lokasi dan saluran yang digunakan untuk menyampaikan produk ke tangan konsumen termasuk dalam cakupan distribusi.
Penempatan barang adalah faktor vital dalam dunia usaha. Berkaitan erat dengan posisi ini adalah sarana transportasi dan pengangkutan.
Nabi dengan tegas melarang pemotongan jalur distribusi dengan maksud untuk menaikkan harga. Ini bisa dimaknai bahwa jangan pernah membeli dari penjual yang belum mengetahui harga pasar. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi penjual dari penipuan mengenai barang yang sebenarnya26.
4) Promosi (promotion)
Menurut Kotler promosi sebagai semua aktivitas yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan produk pada target pasar.27 Pada prinsipnya, dalam Islam mempromosikan suatu barang diperbolehkan. Hanya saja dalam berpromosi tersebut mengedepankan faktor kejujuran dan menjauhi penipuan. Di samping itu, metode yang dipakai dalam promosi tidak bertentangan dengan syariah Islam28. Dari keempat variabel tersebut perlu dikombinasikan denganbaik agar kegiatan pemasaran dapat bekerja secara efektif dan efisien.
25Suliyanto, Studi Kelayakan Bisnis: Pendekatan Praktis,... h. 91.
26Muhammad Firdaus, dkk, Dasar & Strategi Pemasaran Syariah,... h. 26.
27Suliyanto, Studi Kelayakan Bisnis: Pendekatan Praktis,... h. 91.
28Indriyo Gitosudarmo, Manajemen Pemasaran, ...h. 151.
C. Pengertian Etika Bisnis dan Etika Bisnis Islam 1. Etika Bisnis
Etika Bisnis (business ethic) dapat diartikan sebagai pengetahuan tentang tata cara ideal pengaturan dan pengelolaan bisnis yang memperhatikan norma dan moralitas yang berlaku secara universal dan secara ekonomi / sosial, dan penerapan norma dan moralitas ini menjunjung maksud dan tujuan kegiatan bisnis.29
Secara umum dipahami, bahwa etika bisnis merupakan penerapan nilai-nilai standar-standar moral dalam kebijakan, kelembagaan dan perilaku bisnis yang penerapannya akan dapat meningkatkan profitabilitas jangka panjang dan yang diperoleh dari citra positif dari bisnis yang dijalankan.30 2. Etika Bisnis Islam
Etika bisnis Islam merupakan penerapan sikap dan perilaku yang simpatik, selalu bersikap bersahabat dengan orang lain, dan orang lain pun dengan mudah bersahabat dan bermitra dengannya.31
Dalam konteks bisnis perusahaan, penerapan etika bisnis dihadapkan dengan masalah-masalah yang meliputi proses, people dan teknologi. Pada tataran prosesnya, etika bisnis berhadapan dengan masalah- masalah klasik seperti jaringan, kualitas, dan persaingan.
Bisnis bukanlah dunia yang berdiri sendiri dan terpisah dari nelayan. Bisnis membutuhkan nelayan dan nelayan membutuhkan bisnis.
29Imam Hardjanto,Amirullah, Pengantar Bisnis (Yogyakarta: Graha Ilmu,2005),h.37.
30 Muhammad, Fauroni, R. Lukman, Visi Al-Qur‟an Tentang Etika dan Bisnis (Jakarta:Salemba Diniyah,2002),h.100.
31 Hermawan Kertajaya, Muhammad Syakir Sula,Syariah Marketing (Bandung: Mizan,2006),h.102.
Karena itu kehidupannya tidak terlepas dari eksistensi keseluruhan nelayan dengan seluruh atribut dan simbol-simbol melekat pada nelayan.
Bisnis tidak terpisah dari etika dikarenakan bisnis tidak bebas nilai, bisnis merupakan bagian dari sistem sisial, aplikasi etika bisnis identik dengan pengelolaan bisnis secara professional. Perkembangan bisnis atau perusahaan, baik sebagai akibat maupun sebagai salah satu sebab perkembangan politik, ekonomi sosial maupun teknologi serta aspek lingkungan disekitarnya, jika selama ini berintraksi dan manghasilkan barang dan jasa bagi nelayan yang membutuhkannya, maka bisnis atau prusahaan itu harus menyadari akan tanggung jawab sosial dengan segala aspeknya. Agar suatu prusahaan atau bisnis dapat mencapai tujuan serta kontinyu dengan dukungan nelayan luas, maka manajmen perusahaan harus menjaga efektivitas intraksi yang berlangsung antara perusahaan dan konsumen dan stekholdernya dengan cara-cara yang berdasarkan nilai-nilai dan norma-norma etika bisnis.32
Pada hakikatnya etika merupakan bagian integral dalam bisnis yang dijalankan secara professional. Dalam jangka panjang, suatu bisnis akan tetap berkesinambungan dan secara terus menerus benar-benar menghasilkan keuntungan, jika dilakukan atas dasar kepercayaan dan kejujuran. Demikian pula suatu bisnis dalam prusahaan akan berlangsung bila bisnis itu dilakukan dengan memberi perhatian kepada semua pihak dalam prusahaan. Inilah sebagian dari tujuan etika bisnis, yaitu agar semua
32 Ibid,h.102.
orang yang terlibat dalam bisnis mempunyai kesadaran tentang adanya dimensi etis dalam bisnis itu sendiri dan agar belajar bagaimana mengadakan pertimbangan yang baik secara etis maupun ekonomis.
3. Nilai-Nilai Dalam Etika Bisnis Islam
Setiap orang dalam menjalani aktivitas prekonomian, harus senantiasa berupaya mengikuti nilai-nilai etika yang diajarkan oleh syari’at yang antara lain meliputi:33
a. Bekerja atas dasar motivasi ibadah. Seorang mukmin bekerja bukan semata-mata untuk mendapatkan keuntungan material atau financial demi meningkatkan taraf kesejahteraan hidupnya,melainkan juga dihayati sebagaimana dia menjalankan shalat, puasa, zakat dan haji.
b. Bersikap professional dan selalu berupaya mencari hasil yang baik.
Seorang mukmin dimanapun dia bekerja dan apapun jenis pekerjaan atau tugas yang dilakukan, harus menjalankan pekerjaan itu dengan penuh ketekunan dan obsesi memperoleh hasil serta prestasi yang sebaik-baiknya. Dia senantiasa harus menjunjung tinggi profesionalitas.
Ketekunan dan kesungguhan dalam bekerja merupakan bagian dari kewajiban dan perintah agama yang harus di amalkan setiap mukmin.
c. Tetap mempertahankan rasa empati kepada orang lain. Dalam ajaran syari’at kegiatan prekonomian nelayan adalah salah satu bentuk intraksi social yang harus di dasarkan pada perinsip kerja sama yang saling menguntungkan, Saling membutuhkan serta merupakan ekpresi dari rasa silidaritas social antara warga nelayan. Para mitra bisnis, Pekerjaan, dan semua warga nelayan adalah saudara yang harus diperlukan dengan sebaik-baiknya, tidak boleh di tipu,diperas ataupun di rugikan dengan sengaja.
d. Menikmati dan menggunakan harta kekayaan dalam batas-batas yang memang benar-benar diperlukan serta menjauhi diri dari menghambur- hamburkan harta kekayaan serta sia-sia dan foya-foya. Al-Qur’an menyatakan: “ janganlah kamu suka berbuat Mubadzir. Sesungguhnya orang-orang yang berbuat mubadzir adalah menjadi kawan-kawan setan.
e. Mensukuri hasil kerja. Sekalipun secara lahiriah seluruh hasil kerja merupakan buah dari kerja keras yang telah dilakukan, namun secara kejiwaan dan batiniah seorang mukmin harus memandang semua hasil tersebut sebagai bagian dari karunia nikmat Allah yang di berikan kepadanya. Oleh karena itu, respon langsung orang-orang beriman atas
33 Miftahul Huda, Aspek Ekonomi dalam Syari‟at Islam ( Mataram: LKBH (Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum) IAIN Mataram, 2007),h.47.
setiap nikmat yang dia peroleh tersebut adalah bersukur kepadanya, baik dengan sikap dan keyakinan,dan ungkapan lisan maupun dalam bentuk amal-amal kebajikan. Allah berfirman dalam Al-Qur’an: “ Barang siapa yang mensukuri nikmat-ku akan kutambah nikmat-ku kepadanya akan, akan tetapi barang siapa yang kufur atas nikmat-ku maka axabku amat pedih.”
f. Memamfaatkan sumber daya alam tanpa merusaknya. Semua kegiatan ekonomi pada dasarnya selalu bertujuan untuk mencari keuntungan yang sebesar-besarnya ( Bahkan jika mungkin dengan pengorbanan yang sekecil-kecilnya) namun semuanya harus dilakukan dengan ukuran dan cara-cara yang dapat meminimalkan dampak negative terhadap kelestarian dan kualitas lingkungan hidup hingga menimbulkan kerugian bagi kehidupan.
4. Aksioma Dasar ( Ketentuan Umum) Etika Bisnis Islam
Sejumlah aksioma dasar atau hal yang sudah menjadi umum dan jelas kebenarannya sudah dikembangkan oleh serjana muslim yang diharapkan menjadi rujukan bagi para pembisnis muslim untuk menentukan prinsip yang dianut dalam menalankan bisnisnya, aksioma tersebut antara lain:34
a. Persatuan
Konsep tauhid (dimensi vertical) berarti Allah sebagai Tuhan yang Maha Esa menetapkan batas-batas tertentu atas prilaku manusia sebagai khalifah, untuk memberkan mamfaat pada individu tanpa mengorbankan hak-hak individu lainnya.
b. Keseimbangan
Dalam beraktivitas di dunia kerja dan bisnis,Islam mengharuskan untuk berbuat adil,tak terkecuali kepada pihak yang tidak disukai. Pengertian adil dalam Islam diarahkan agar hak orang
34 Faisal Badroen, Etika Dalam Islam (Jakarta: Kencana, 2006),h.88.
lain, hak lingkungan social, hak alam semesta dan hak Allah dan Rasul- nya berlaku sebagian stakeholder dari perilaku adil seseorang. Semua hak-hak tersebut harus ditempatkan sebagaimana semestinya (sesuai aturan syari’ah). Tidak mengakomodir salah satu hak diatas, dapat menempatkan seseorang tersebut pada kezaliman. Karenanya orang yang adil akan lebih dekat dengan ketakwaan.
c. Kehendak Bebas
Konsep Islam memahami bahwa institusi ekonomi seperti pasar dapat berperan efektif dalam kehidupan ekonomi, hal ini dapat berlaku bila perinsip persaingan bebas berlaku secara efektif, dimana pasar tidak mengharapkan adanya intervensi dari pihak manapun, tak terkecuali Negara dengan otoritas penentuan harga atau privat sector dengan kegiatan monopolitik.35
d. Tanggung Jawab
Penerimaan pada perinsip tanggung jawab individu, tanggung jawab individu ini berarti setiap orang akan diadili secara personal di hari kiamat kelak. Tidak ada satu cara pun bagi seorang untuk menlenyapkan perbuatan-perbuatan jahatnya kecuali dengan memohon ampunan Allah SWT dan melakukan perbuatan-perbuatan yang baik (amal saleh). Islam sama sekali tidak mengenal konsep dosa warisan, dan tidak ada seseorang pun bertanggung jawab atas kesalahan- kesalahan orang lain.36
35 Ibid,h.94.
36 Ibid,h.100.