• Tidak ada hasil yang ditemukan

strategi pengambilan keputusan dalam pemilihan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "strategi pengambilan keputusan dalam pemilihan"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

HIERARCHY PROCESS DAN TEORI HIMPUNAN FUZZY STUDI KASUS PADA LEMBAGA KURSUS COME

TESIS

Rachman Komarudin (14000158)

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU KOMPUTER SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

NUSA MANDIRI JAKARTA

2011

(2)

HIERARCHY PROCESS DAN TEORI HIMPUNAN FUZZY STUDI KASUS PADA LEMBAGA KURSUS COME

TESIS

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Ilmu Komputer (M.Kom)

Rachman Komarudin (14000158)

PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER ILMU KOMPUTER SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

NUSA MANDIRI JAKARTA

2011

(3)

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : RACHMAN KOMARUDIN

NIM : 14000158

Program Studi : Magister Ilmu Komputer Jenjang : Strata Dua (S2)

Konsentrasi : e-Business

Dengan ini menyatakan bahwa tesis yang telah saya buat dengan judul: “Strategi Pengambilan keputusan pemilihan media iklan menggunakan integrasi Analytic Hierarchy Process, dan teori himpunan Fuzzy Studi kasus pada lembaga kursus come” adalah hasil karya sendiri, dan semua sumber baik yang kutip maupun yang dirujuk telah saya nyatakan dengan benar dan tesis belum pernah diterbitkan atau dipublikasikan di manapun dan dalam bentuk apapun. Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya. Apabila dikemudian hari ternyata saya memberikan keterangan palsu dan atau ada pihak lain yang mengklaim bahwa tesis yang telah saya buat adalah hasil karya milik seseorang atau badan tertentu, saya bersedia diproses baik secara pidana maupun perdata dan kelulusan saya dari Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Nusa Mandiri dicabut/dibatalkan.

Jakarta, 4 Februari 2011 Yang menyatakan,

Materai Rp. 6.000,-

Rachman Komarudin

(4)

Tesis ini diajukan oleh :

Nama : RACHMAN KOMARUDIN

NIM : 14000158

Program Studi : Magister Ilmu Komputer Jenjang : Strata Dua (S2)

Konsentrasi : e-Business

Judul Tesis : “Strategi Pengambilan keputusan pemilihan media iklan

menggunakan integrasi Analytic Hierarchy Process, dan teori himpunan Fuzzy Studi kasus pada lembaga kursus come”

Telah berhasil dipertahankan dihadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Magister Ilmu Komputer (M.Kom) pada Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Nusa Mandiri (STMIK Nusa Mandiri).

Jakarta, 29 Mei 2011

Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri

Direktur

H.Mochamad Wahyudi, MM, M.Kom

D E W A N P E N G U J I

Penguji I : DR. Sularso Budilaksono ...

Penguji II : Drs. Bambang Setyarso, MA ...

Penguji III / : DR. Eng. Dwi Handoko ...

Pembimbing

(5)

PASCA SARJANA MEGISTER ILMU KOMPUTER STMIK NUSA MANDIRI

NIM : 14000158

Nama Lengkap : Rachman Komarudin Dosen Pembimbing : DR. Eng. Dwi Handoko

Judul Skripsi : Strategi Pengambilan keputusan pemilihan media iklan

menggunakan integrasi Analytic Hierarchy Process, dan teori himpunan Fuzzy Studi kasus pada lembaga kursus come

NO Tanggal Bimbingan Pokok Bahasan Paraf Dosen Pembimbing 1 12 Januari 2011 Pengajuan Judul

2 26 Januari 2011 Revisi Judul dan Pengajuan Bab 1 3 14 Februari 2011 Revisi Bab 1

4 24 Februari 2011 Pengajuan Bab II 5 07 Maret 2011 Revisi Bab II 6 23 Maret 2022 Pengajuan Bab III

7 04 April 2011 Revisi Bab III dan Pengajuan Bab IV

8 13 April 2011 Revisi Bab IV dan Pengajuan Bab V

9 25 April 2011 Revisi Bab V 10 28 April 2011 Acc Keseluruhan Dimulai pada tanggal : 12 Januari 2011 Diakhiri pada tanggal : 28 April 2011 Jumlah pertemuan bimbingan : 10 Kali Pertemuan

Jakarta, 28 April 2011 Dosen Pembimbing

DR. Eng. Dwi Handoko

(6)

Tiada kata yang dapat penulis ucapkan kecuali Alhamdulillah seraya memuji dan bersyukur pada Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan tesis ini tepat pada waktunya. Dimana tesis ini penulis sajikan dalam bentuk buku yang sederhana. Adapun judul tesis, yang penulis ambil sebagai berikut “ Strategi Pengambilan keputusan pemilihan media iklan menggunakan integrasi Analytic Hierarchy Process, dan teori himpunan Fuzzy Studi kasus pada lembaga kursus come”.

Tujuan penulisan tesis ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Magister Ilmu Komputer (M.Kom) pada Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Nusa Mandiri (STMIK Nusa Mandiri).

Tesis ini diambil berdasarkan hasil penelitian atau riset mengenai Strategi Pengambilan keputusan pemilihan media iklan menggunakan integrasi Analytic Hierarchy Process, dan teori himpunan Fuzzy sebagai studi kasus pada Lembaga kursus Come. Penulis juga melakukan pencarian dan menganalisa berbagai macam sumber referensi, baik dalam bentuk jurnal ilmiah, buku-buku literatur, internet, dan lain-lain yang terkait dengan pembahasan pada tesis ini. Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan dan dukungan dari semua pihak dalam pembuatan tesis ini, maka penulis tidak dapat menyelesaikan tesis ini tepat pada waktunya. Untuk itu ijinkanlah penulis dalam kesempatan ini untuk mengucapkan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. H. Mochamad Wahyudi, MM, M.Kom. selaku direktur Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Nusa Mandiri (STMIK Nusa Mandiri).

2. Bapak DR. ENG Dwi Handoko, selaku pembimbing tesis yang telah menyediakan waktu, pikiran dan tenaga dalam membimbing penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

(7)

butuhkan.

4. Orang tua tercinta yang telah memberikan dukungan material dan moral kepada penulis.

5. Ibu Hj. Diah Puspitasari, S.Kom yang memberikan dorongan dan kesempatan kapada penulis dalam menyelesaikan tesis

6. Semua Saudara – saudaraku tercinta yang telah memberikan do’a, semangat dan motivasinya.

7. Teman – teman karyawan Bina Sarana Informatika (BSI), khususnya teman- teman di Biro Administrasi Akademi Kemahasiswaan (BAAK BSI) yang telah memberikan motivasinya.

8. Seluruh staf pengajar (dosen) Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Nusa Mandiri yang telah memberikan pelajaran yang berarti bagi penulis selama menempuh studi.

9. Untuk Sahabat Hati Mypury yang selalu memberi semangat dan motivasi penulis selama menyusun tesis ini.

Serta semua pihak yang terlalu banyak untuk penulis sebutkan satu persatu hingga terwujudnya penulisan tesis ini semoga semua kebaikan yang telah diberikan dibalas oleh Allah SWT dengan beribu-ribu kebaikan kembali .

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih jauh sekali dari sempurna, untuk itu penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan penulisan karya ilmiah yang penulis hasilkan untuk yang akan datang.

Akhir kata semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca yang berminat pada umumnya.

Jakarta, 04 Februari 2011

Rachman Komarudin Penulis

(8)

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya : Nama : Rachman Komarudin NIM : 14000158

Program Studi : Magister Ilmu Komputer Jenjang : Strata Dua (S2)

Konsentrasi : E-Business Jenis Karya : Tesis

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, dengan ini menyetujui untuk memberikan ijin kepada pihak Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Nusa Mandiri (STMIK Nusa Mandiri) Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif (Non-exclusive Royalti-Free Right) atas karya ilmiah kami yang berjudul : “Strategi Pengambilan keputusan pemilihan media iklan menggunakan integrasi Analytic Hierarchy Process, dan teori himpunan Fuzzy Studi kasus pada lembaga kursus come” beserta perangkat yang diperlukan (apabila ada).

Dengan Hak Bebas Royalti Non-Eksklusif ini pihak STMIK Nusa Mandiri berhak menyimpan, mengalih-media atau bentuk-kan, mengelolaannya dalam pangkalan data (database), mendistribusikannya dan menampilkan atau mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari kami selama tetap mencantumkan nama kami sebagai penulis/pencipta karya ilmiah tersebut.

Saya bersedia untuk menanggung secara pribadi, tanpa melibatkan pihak STMIK Nusa Mandiri, segala bentuk tuntutan hukum yang timbul atas pelanggaran Hak Cipta dalam karya ilmiah saya ini.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Jakarta, 04 Februari 2011 Yang menyatakan,

Andi Saryoko

(9)

NIM : 14000158

Program Studi : Magister Ilmu Komputer Jenjang : Strata Dua (S2)

Konsentrasi : E-Business

Judul Tesis : “ Strategi Pengambilan keputusan pemilihan media iklan menggunakan integrasi Analytic Hierarchy Process, dan teori himpunan Fuzzy Studi kasus pada lembaga kursus Come” Pilihan kita terhadap media untuk pemasangan iklan sangat tergantung pada apa yang akan kita iklankan dan mengapa kita iklankan hal itu. Secara sederhana masing-masing media selalu mencantumkan segmen yang selalu ia layani, tetapi kita perlu mempelajari kekuatan dan kelemahan media tersebut sebelum kita memutuskan untuk memasang iklan pada media yang bersangkutan.

Berdasarkan hal tersebut maka Penulis melakukan penelitian tentang Strategi Pengambilan Keputusan Dalam Pemilihan Media Iklan Menggunakan Integrasi Analytical Hierarchy Process dan Teori himpunan Fuzzy, yang diharapkan dapat dijadikan alternatif strategis dalam memilih media iklan. Pada penelitian ini, dibahas model keputusan dalam strategi pemilihan media iklan dengan mengintegrasikan 2 model dasar, yaitu AHP, dan teori himpunan fuzzy. Model pada penelitian ini dinilai sesuai untuk menentukan skala prioritas pengambilan keputusan berdasarkan pembobotan prioritas media iklan. Dari penyusunan hirarki kriteria didapatkan 3 kriteria utama dan 6 sub kriteria dalam 4 alternatif yang digunakan untuk pemilihan media iklan.

Berdasarkan Hasil penelitian, dari nilai bobot kriteria dan sub kriteria berdasarkan integrasi AHP dan Fuzzy AHP didapatkan surat kabar sebagai media dengan nilai bobot tertinggi dibandingkan dengan media internet,brosur dan spanduk.

Kata kunci: Media Iklan, AHP, Fuzzy AHP

(10)

Name : Rachman Komarudin

NIM : 14000158

Study of Program : Magister Ilmu Komputer Levels : Strata Dua (S2)

Concentration : E-business

Thesis title: "Strategic Decision-making advertising media selection using the integration of Analytic Hierarchy Process, Fuzzy set theory and case studies on course institutions Come" Our choice of media for advertising depends on what we will advertise and why we're advertising it. Simply put each media always include segments that he always served, but we need to learn the strengths and weaknesses of these media before we decide to put ads in the media concerned. Based on this, the authors conducted research on Decision Making Strategies in Advertising Media Selection Using the Integration of Analytical Hierarchy Process and Fuzzy Set theory, which is expected to be used as a strategic alternative in choosing an advertising medium. In this study, discussed the decision model in advertising media selection strategies by integrating the two basic models, namely AHP, and fuzzy set theory. The model in this study is considered appropriate to determine the priority scale of decision making based on weighted priorities advertising media. From the preparation of the hierarchy of criteria obtained three main criteria and 6 in 4 sub- criteria used for selecting alternative advertising media.

Based on the results of the study, from the weight of criteria and sub criteria based on the integration of AHP and Fuzzy AHP acquired the newspaper as a medium with the highest weight value compared with the internet media, brochures

and banners.

Keywords: Media Advertising, AHP, Fuzzy AHP

(11)

xi

Halaman

HALAMAN SAMPUL ... i

HALAMAN JUDUL ... ………... ii

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ... ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

LEMBAR KONSULTASI BIMBINGAN TESIS ... v

KATA PENGANTAR ... vi

HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... .... viii

ABSTRAK ... .. ix

ABSTRCT ... x

DAFTAR ISI ... ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN ... xxi

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Penulisan ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Ruang Lingkup Penelitian ... 4

1.5. Hipotesis ………... 4

BAB II. LANDASAN PEMIKIRAN ... 6

2.1. Tinjauan Pustaka ... 6

2.2. Tinjauan Studi ... 26

2.3. Tinjauan Organisasi ... ... 29

BAB III. METODE PENELITIAN ... 31

3.1. Metode Penelitian... ... 31

(12)

xii

3.4. Instrumentasi ... 33

3.5. Teknik Analisis Data... 35

3.6. Model Penelitian... 35

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 37

4.1. Penerapan Model Penelitian... 37

4.2. Analisa Hirarki kriteria dan sub kriteria... 81

4.3. Analisa perbandingan pembobotan dengan AHP dan Fuzzy AHP .. 84

BAB 5. PENUTUP ... 87

5.1. Kesimpulan ... 87

5.2. Saran ... 87

DAFTAR REFERENSI ... 88

SURAT KETERANGAN RISET ... 89

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 90

(13)

xiii

Halaman

Tabel 2.1. Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan ... 12

Tabel 2.2. Nilai Random Index ... 16

Tabel 2.3 Bilangan Fuzzy digunakan untuk Penilaian Kualitatif ... 23

Tabel 2.4. Triangutar Fuzzy Number untuk Skala Likert ... 24

Tabel 3.1 Responden Kuesioner ... 32

Tabel 4.1 Skor total Pemilihan kriteria , sub kriteria dan alternatif... 37

Tabel 4.2 Matriks berpasangan kriteria utama dari setiap responden 1 39 Tabel 4.3 Matriks berpasangan kriteria utama dari setiap responden 2 39 Tabel 4.4 Matriks berpasangan kriteria utama dari setiap responden 3 39 Tabel 4.5 Matriks berpasangan kriteria utama dari setiap responden 4 40 Tabel 4.6 Matriks berpasangan Faktor Internal dari setiap responden 1 41 Tabel 4.7 Matriks berpasangan Faktor Internal dari setiap responden 2 42 Tabel 4.8 Matriks berpasangan Faktor Internal dari setiap responden 3 42 Tabel 4.9 Matriks berpasangan Faktor Internal dari setiap responden 4 42 Tabel 4.10 Matriks berpasangan Faktor Eskternal dari setiap responden 1 44 Tabel 4.11 Matriks berpasangan Faktor Eskternal dari setiap responden 2 44 Tabel 4.12 Matriks berpasangan Faktor Eskternal dari setiap responden 3 44 Tabel 4.13 Matriks berpasangan Faktor Eskternal dari setiap responden 4 46 Tabel 4.14 Matriks berpasangan Faktor Internal terhadap Visi misi dari setiap responden 1 ... 46

Tabel 4.15 Matriks berpasangan Faktor Internal terhadap Visi misi dari setiap responden 2 ... 46

Tabel 4.16 Matriks berpasangan Faktor Internal terhadap Visi misi dari setiap responden 3 ... 47

Tabel 4.17 Matriks berpasangan Faktor Internal terhadap Visi misi dari setiap responden 4 ... 47

Tabel 4.18 Matriks berpasangan Faktor Internal terhadap produk dari setiap responden 1 ... 49

(14)

xiv

Tabel 4.20 Matriks berpasangan Faktor Internal terhadap produk dari

setiap responden 3 ... 49 Tabel 4.21 Matriks berpasangan Faktor Internal terhadap produk dari

setiap responden 4 ... 49 Tabel 4.22 Matriks berpasangan Faktor Internal terhadap Biaya dari

setiap responden 1 ... 51 Tabel 4.23 Matriks berpasangan Faktor Internal terhadap Biaya dari

setiap responden 2 ... 51 Tabel 4.24 Matriks berpasangan Faktor Internal terhadap Biaya dari

setiap responden 3 ... 52 Tabel 4.25 Matriks berpasangan Faktor Internal terhadap Biaya dari

setiap responden 4 ... 52 Tabel 4.26 Matriks berpasangan Faktor Eksternal pada Target Market

dari setiap responden 1... 54 Tabel 4.27 Matriks berpasangan Faktor Eksternal pada Target Market

dari setiap responden 2 ... 54 Tabel 4.28 Matriks berpasangan Faktor Eksternal pada Target Market

dari setiap responden 3 ... 54 Tabel 4.29 Matriks berpasangan Faktor Eksternal pada Target Market

dari setiap responden 4 ... 54 Tabel 4.30 Matriks berpasangan Faktor Eksternal pada Distribusi dari

setiap responden 1 ... 56 Tabel 4.31 Matriks berpasangan Faktor Eksternal pada Distribusi dari

setiap responden 2 ... 56 Tabel 4.32 Matriks berpasangan Faktor Eksternal pada Distribusi dari

setiap responden 3 ... 56 Tabel 4.33 Matriks berpasangan Faktor Eksternal pada Distribusi dari

setiap responden 4 ... 57 Tabel 4.34 Matriks berpasangan Faktor Eksternal pada Frekuensi dari

setiap responden 1... 58

(15)

xv

Tabel 4.36 Matriks berpasangan Faktor Eksternal pada Frekuensi dari

setiap responden 3 ... 59 Tabel 4.37 Matriks berpasangan Faktor Eksternal pada Frekuensi dari

setiap responden 4 ... 59 Tabel 4.38 Matriks berpasangan Kepercayaan Customer dari setiap

responden 1 ... 61 Tabel 4.39 Matriks berpasangan Kepercayaan Customer dari setiap

responden 2 ... 61 Tabel 4.40 Matriks berpasangan Kepercayaan Customer dari setiap

responden 3 ... 61 Tabel 4.41 Matriks berpasangan Kepercayaan Customer dari setiap

responden 4 ... 62 Tabel 4.42 Integrasi matriks perbandinagan Kriteria Utama dalam

bilangan AHP kedalam Bilangan Fuzzy AHP untuk

responden 1 ... 63 Tabel 4.43 Integrasi matriks perbandinagan Kriteria Utama dalam

bilangan AHP kedalam Bilangan Fuzzy AHP untuk

responden 2 ... 63 Tabel 4.44 Integrasi matriks perbandinagan Kriteria Utama dalam

bilangan AHP kedalam Bilangan Fuzzy AHP untuk

responden 3 ... 64 Tabel 4.45 Integrasi matriks perbandinagan Kriteria Utama dalam

bilangan AHP kedalam Bilangan Fuzzy AHP untuk

responden 4... 64 Tabel 4.46 Matriks perbandinagan berpasangan Fuzzy untuk

Kriteria Utama ... 70 Tabel 4.47 Matriks perbandinagan berpasangan Fuzzy untuk

Faktor Internal ... 70 Tabel 4.48 Matriks perbandinagan berpasangan Fuzzy untuk

Faktor Eksternal ... 70

(16)

xvi

Tabel 4.50 Matriks perbandinagan berpasangan Fuzzy untuk Faktor

Internal pada Produk... 71 Tabel 4.51 Matriks perbandinagan berpasangan Fuzzy untuk Faktor

Internal pada Biaya... 71 Tabel 4.52 Matriks perbandinagan berpasangan Fuzzy untuk Faktor

Eksternal pada Target Market ... 71 Tabel 4.53 Matriks perbandinagan berpasangan Fuzzy untuk Faktor

Eksternal pada Distribusi ... 71 Tabel 4.54 Matriks perbandinagan berpasangan Fuzzy untuk Faktor

Eksternal pada Frekuensi ... 71 Tabel 4.55 Matriks perbandinagan berpasangan Fuzzy untuk

Kepercayaan Customer ... 72 Tabel 4.56 Nilai minimal dari perbandingan nilai fuzzy synthetic extent untuk kriteria utama... 75 Tabel 4.57 Nilai minimal dari perbandingan nilai fuzzy synthetic extent untuk Faktor Internal... 75 Tabel 4.58 Nilai minimal dari perbandingan nilai fuzzy synthetic extent untuk Faktor Eksternal... 76 Tabel 4.59 Nilai minimal dari perbandingan nilai fuzzy synthetic extent untuk Faktor Internal pada visi misi ... 76 Tabel 4.60 Nilai minimal dari perbandingan nilai fuzzy synthetic extent untuk Faktor Internal pada Produk... 76 Tabel 4.61 Nilai minimal dari perbandingan nilai fuzzy synthetic extent untuk Faktor Internal pada Biaya... 76 Tabel 4.62 Nilai minimal dari perbandingan nilai fuzzy synthetic extent untuk Faktor Eksternal pada target market... 77 Tabel 4.63 Nilai minimal dari perbandingan nilai fuzzy synthetic extent untuk Faktor Eksternal pada Distribusi ... 77 Tabel 4.64 Nilai minimal dari perbandingan nilai fuzzy synthetic extent untuk Faktor Eksternal pada Frekuensi ... 77

(17)

xvii

Tabel 4.66 Normalisasi bobot vector untuk kriteria utama ... 78 Tabel 4.67 Normalisasi bobot vector untuk Faktor Internal ... 78 Tabel 4.68 Normalisasi bobot vector untuk Faktor Eskternal ... 78 Tabel 4.69 Normalisasi bobot vector untuk Faktor Internal pada visi misi 78 Tabel 4.70 Normalisasi bobot vector untuk Faktor Internal pada produk... 79 Tabel 4.71 Normalisasi bobot vector untuk Faktor Internal pada Biaya... 79 Tabel 4.72 Normalisasi bobot vector untuk Faktor Eskternal pada target Market... 79 Tabel 4.73 Normalisasi bobot vector untuk Faktor Eskternal pada

Disitibusi ... 79 Tabel 4.74 Normalisasi bobot vector untuk Faktor Eskternal pada

Frekuensi... 80 Tabel 4.75 normalisasi bobot vector untuk kepercayaan customer ... 80 Tabel 4. 76 Perbandingan Bobot Kriteria utama dengan AHP dan

Fuzzy AHP... 84 Tabel 4. 77 Perbandingan Bobot Faktor Internal dengan AHP dan

Fuzzy AHP... 85 Tabel 4. 78 Perbandingan Bobot Faktor Eksternal dengan AHP dan

Fuzzy AHP... 86 Tabel 4. 79 Perbandingan Bobot Kepercayaan Customer dengan AHP dan Fuzzy AHP... 86

(18)

xviii

Halaman Gambar 2.1. Matriks Perbandingan Berpasangan... 13 Gambar 2.2. Matriks Perbandingan Berpasangan dengan

Nilai Intensitas ... 14 Gambar 2.3. Persamaan Matriks ... 14 Gambar 2.4. Struktur Organisasi COME ... 30 Gambar 3.1 Diagram Hirarki dan Keputusan dengan Pendekatan AHP 34 Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian ... 36 Gambar 4.1 Diagram Hirarki dan Keputusan dengan Pendekatan AHP 39 Gambar 4.2 Nilai rasio inkonsitensi kriteria utama setiap responden 1 41 Gambar 4.3 Nilai rasio inkonsitensi kriteria utama setiap responden 2 41 Gambar 4.4 Nilai rasio inkonsitensi kriteria utama setiap responden 3 42 Gambar 4.5 Nilai rasio inkonsitensi kriteria utama setiap responden 4 42 Gambar 4.6 Nilai rasio inkonsitensi Faktor Internal setiap responden 1 44 Gambar 4.7 Nilai rasio inkonsitensi Faktor Internal setiap responden 2 44 Gambar 4.8 Nilai rasio inkonsitensi Faktor Internal setiap responden 3 44 Gambar 4.9 Nilai rasio inkonsitensi Faktor Internal setiap responden 4 44 Gambar 4.10 Nilai rasio inkonsitensi Faktor Eksternal setiap

responden 1... 46 Gambar 4.11 Nilai rasio inkonsitensi Faktor Eksternal setiap

responden 2... 46 Gambar 4.12 Nilai rasio inkonsitensi Faktor Eksternal setiap

responden 3... 46 Gambar 4.13 Nilai rasio inkonsitensi Faktor Eksternal setiap

responden 4... 47 Gambar 4.14 Nilai rasio inkonsitensi Faktor Insternal dalam Visi

Misi setiap responden 1... 48 Gambar 4.15 Nilai rasio inkonsitensi Faktor Insternal dalam Visi

Misi setiap responden 2... 49 Gambar 4.16 Nilai rasio inkonsitensi Faktor Insternal dalam Visi

(19)

xix

Misi setiap responden 4 ... 49 Gambar 4.18 Nilai rasio inkonsitensi Faktor Internal dalam Produk

setiap responden 1... 51 Gambar 4.19 Nilai rasio inkonsitensi Faktor Internal dalam Produk

setiap responden 1... ... 51 Gambar 4.20 Nilai rasio inkonsitensi Faktor Internal dalam Produk

setiap responden 3 ... 51 Gambar 4.21 Nilai rasio inkonsitensi Faktor Internal dalam Produk

setiap responden 4... 52 Gambar 4.22 Nilai rasio inkonsitensi Faktor Internal dalam biaya

setiap responden 1... 53 Gambar 4.23 Nilai rasio inkonsitensi Faktor Internal dalam biaya

setiap responden 2... 54 Gambar 4.24 Nilai rasio inkonsitensi Faktor Internal dalam biaya

setiap responden 3... 54 Gambar4.25 Nilai rasio inkonsitensi Faktor Internal dalam biaya

setiap responden 4 ... 54 Gambar 4.26 Nilai rasio inkonsitensi Faktor Eksternal pada Target

Market setiap responden 1... 56 Gambar 4.27 Nilai rasio inkonsitensi Faktor Eksternal pada Target

Market setiap responden 2... 56 Gambar 4.28 Nilai rasio inkonsitensi Faktor Eksternal pada Target

Market setiap responden 3... 56 Gambar 4.29 Nilai rasio inkonsitensi Faktor Eksternal pada Target

Market setiap responden 4... 56 Gambar 4.30 Nilai rasio inkonsitensi Faktor Eksternal pada Distribusi setiap responden1... 58 Gambar 4.31 Nilai rasio inkonsitensi Faktor Eksternal pada Distribusi setiap responden 2... 58 Gambar 4.32 Nilai rasio inkonsitensi Faktor Eksternal pada Distribusi

(20)

xx

setiap responden 4... 59

Gambar 4.34 Nilai rasio inkonsitensi Faktor Eksternal pada Frekuensi setiap responden 1... 61

Gambar 4.35 Nilai rasio inkonsitensi Faktor Eksternal pada Frekuensi setiap responden 2... 61

Gambar 4.36 Nilai rasio inkonsitensi Faktor Eksternal pada Frekuensi setiap responden 3... 61

Gambar 4.37 Nilai rasio inkonsitensi Faktor Eksternal pada Frekuensi setiap responden 4... 61

Gambar 4.38 Nilai rasio inkonsitensi Kepercayaan Customer setiap responden 1... 63

Gambar 4.39 Nilai rasio inkonsitensi Kepercayaan Customer setiap Responden 2... 63

Gambar 4.40 Nilai rasio inkonsitensi Kepercayaan Customer setiap responden 3 ... 63

Gambar 4.41 Nilai rasio inkonsitensi Kepercayaan Customer setiap responden 4... 64

Gambar 4.42 Proses Input data proyek penelitian... 80

Gambar 4. 43 Proses Input data setiap responden ... 81

Gambar 4.44 Integrasi Matriks perbandingan AHP kedalam bilangan Fuzzy... 81

Gambar 4. 45 Perhitungan Bobot vektor... ... 82

Gambar 4. 46 Grafik bobot kriteria utama ... 82

Gambar 4. 47 Grafik bobot subkriteria faktor internal ... 83

Gambar 4. 48 Grafik bobot subkriteria faktor eksternal... 83

Gambar 4. 49 Grafik bobot subkriteria Kepercayaan Costomer ... 84

(21)

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran 1 Kuesioner Penentuan atribut kriteria ... 92 Lampiran 2 Kuesioner Strategi pengambilan keputusan ... 96

(22)

Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penulisan

Periklanan adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang, atau jasa secara non-personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. Iklan merupakan alat atau media untuk mengenalkan produk atau jasa yang ingin dipasarkan kepada pasar sasaran, selain iklan banyak media atau cara untuk mengenalkan produk perusahaan, namun iklan sangat berperan penting dalam dunia pemasaran. Tujuan iklan sangat tergantung dari setiap perusahaan, baik untuk menginformasikan, membujuk, atau mengingatkan.

Pilihan kita terhadap media untuk pemasangan iklan sangat tergantung pada apa yang akan kita iklankan dan mengapa kita iklankan hal itu. Secara sederhana masing-masing media selalu mencantumkan segmen yang selalu ia layani, tetapi kita perlu mempelajari kekuatan dan kelemahan media tersebut sebelum kita memutuskan untuk memasang iklan pada media yang bersangkutan.

Analisa pada suatu media sampai kita memutuskan untuk menempatkan iklan membutuhkan pekerjaan yang serius dan waktu yang relatif lama.

Pengamatan terhadap suatu media banyak dilakukan oleh divisi tersendiri atau dilakukan oleh agen perusahaan periklanan atau dapat juga dikonsultasikan kepada seorang pakar yang ahli dibidang pemilihan dan penempatan media untuk iklan.

Lembaga Kursus Come merupakan perusahaan yang bergerap dibidang pendidikan yang memberikan pelatihan atau kursus kepada masyarakat atau custumer, Lembaga Kursus Come memiliki banyak cabang yang tersebar di wilayah Jabodetabek. Lembaga Kursus Come menyadari bahwa persaingan semakin ketat karena sudah banyak perusahaan atau lembaga yang menyediakan kursus pelatihan atau keterampilan yang sama seperti Lembaga Kursus Come.

Berdasarkan hal tersebut Lembaga Kursus Come perlu menentukan keputusan dalam memilih media iklan untuk memasarkan produk-produk kursus. untuk menentukan keputusan memerlukan strategi yang matang agar media iklan yang

1

(23)

Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri

dipilih dapat tepat guna sasaran sesuai dengan visi dan misi yang dicanangkan oleh Lembaga Kursus Come.

Berdasarkan hal tersebut maka Penulis melakukan penelitian tentang perumusan “Strategi Pengambilan Keputusan Dalam Pemilihan Media Iklan Menggunakan Integrasi Analytical Hierarchy Process dan Teori himpunan Fuzzy”, yang diharapkan dapat dijadikan alternatif strategis dalam memilih media iklan. Banyak penelitian telah dilakukan untuk menentukan keputusan pemilihan iklan baik itu berupa model kualitatif, model kuantitatif maupun gabungan dari keduanya. Model yang digunakan dalam pengambilan keputusan pemilihan iklan oleh penulis menggunakan integrasi AHP dan fuzzy.

Alasan menggunakan metode AHP adalah Pada metode AHP menyediakan prosedur perbandingan berpasangan antar kriteria dalam penentuan kepentingan relatif setiap kriteria, walaupun hal ini berimplikasi pada banyaknya jumlah perbandingan berpasangan yang harus dibuat apabila kriteria yang dipertimbangkan banyak, memudahkan pengambil keputusan dalam memahami masalah, dekomposisi permasalahan ke dalam hirarki yang lebih rendah juga memungkinkan pengambil keputusan untuk dapat lebih berkonsentrasi pada satu subkriteria (atau sub-subkriteria) pada satu waktu ketika melakukan penilaian.

Secara implisit, ketidakpastian dapat dicakup kedalam model dengan menggunakan analisis sensitivitas (Esogbue & Hearness, 1998). Sebaliknya, Behrens & Choobineh (1989) di dalam Esogbue & Hearness (1998) menyatakan bahwa ketidakpastian dapat dimodelkan secara eksplisit dengan pendekatan analisis interval, possibility theory, probability theory, atau evidence theory.

Namun demikian, karena manusia tidak berpikir secara alamiah dalam terminologi probabilitas, Esogbue & Hearness (1998) menyarankan penggunaan konsep fuzzy untuk mengakomodasi ketidakpastian. Menurut Esogbue &

Hearness (1998), penggunaan konsep fuzzy dalam model keputusan lebih user- friendly. Penggunaan konsep probabilitas didalam model mengharuskan pengambil keputusan untuk dapat mengestimasi parameter-parameter tertentu sesuai fungsi distribusinya (Kahraman, 2001). Disamping itu, penggunaan probabilitas untuk memodelkan ketidakpastian mengasumsikan bahwa semua ketidakpastian bersifat random dan informasi mengenai distribusi probabilitas

(24)

Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri

dari elemen yang mengandung ketidakpastian dapat diketahui (Esogbue &

Hearness, 1998).

Berdasarkan uraian singkat mengenai perbandingan konsep ketidakpastian didalam pemodelan di atas, penelitian ini mengusulkan penggunaan konsep fuzzy untuk mengakomodasi faktor ketidakpastian dan informasi yang tidak sempurna dalam pengambilan keputusan pemilihan iklan. Beberapa alasan untuk menggunakan fuzzy adalah secara konsep mudah karena didasari oleh konsep matematika yang sederhana, toleran terhadap ketidakpresisian data, dapat mengakomodir data berdasarkan pengalaman para pakar, dan didasarkan pada bahasa alami (digunakan pada komunikasi manusia sehari-hari).

2.1 Identifikasi Masalah

Penelitian ini berfokus pada keputusan pemilihan media iklan berdasarkan kerangka permasalahan multi kriteria. Model dibangun dengan mengintegrasikan AHP dan teori himpunan fuzzy. Metode AHP memberikan kerangka yang menyeluruh dalam mengevaluasi faktor finansial dan faktor non-finansial yang mempengaruhi keputusan pemilihan teknologi. Sedangkan konsep fuzzy menyediakan kerangka matematis untuk merepresentasikan ketidakpastian, ketidakjelasan, ketidaktepatan, dan informasi yang kurang sempurna dalam pengambilan keputusan pemilihan teknologi yang didasarkan pada model dasar tersebut.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penelitian ini akan mengkaji permasalahan berdasarkan Kriteria dan sub-kriteria apa saja yang diperlukan dalam merumuskan dan menentukan alternatif strategi dalam pemilihan media iklan dalam hal ini studi kasus pada Lembaga Kursus Come.

2.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah :

1. memperoleh kriteria dan sub kriteria dalam skala prioritas pemilihan media iklan

(25)

Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri

2. Melakukan integrasi data dari metode AHP kedalam metode Fuzzy AHP sehinga didapatkan pembobotan skala prioritas dari kriteria dan sub kriteria pemilihan media iklan .

3. menganalisa hasil pembobotan dari integrasi ahp dan fuzzy ahp dari kriteria dan sub kriteria dan selanjutnya merancang suatu kerangka penelitian dimasa depan.

2.4 Ruang Lingkup Penelitian

Banyaknya media iklan sebagai pilihan yang digunakan maka penelitian ini hanya dibatasi dengan membandingkan media promosi melalui internet, koran atau surat kabar, spanduk dan brosur yang akan dilakukan pembobotan dari masing-masing media tersebut sehingga didapatkan skala prioritas pilihan untuk pengambilan keputusan media yang terpilih. Tempat penelitian dilakukan hanya terbatas di lingkungan Lembaga Kursus Come. Model keputusan multi kriteria yang dibahas adalah permasalahan dengan jumlah alternatif dan kriteria yang terbatas serta bersifat independen, model hanya menyediakan sarana untuk mengolah dan mengagregasikan pendapat atau data yang ada sehingga dihasilkan suatu kesimpulan yang selanjutnya dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan.

2.5 Hipotesis

Dari data sementara tentang media yang dipilih untuk melakukan promosi agar lebih efektif dalam menentukan media iklan berdasarkan data jumlah peserta kursus. Media iklan yang digunakan dalam melakukan promosi adalah dengan media Surat Kabar, berikut hipotesis yang didapat dalam menentukan keputusan memilih media iklan :

1. Pada pemilihan media iklan terdapat faktor yang dapat bersifat ambigu, diduga penggunaan metode Fuzzy AHP bisa menghilangkan sifat ambigu dan mentukan pemilihan media lebih baik.

2. Berdasarkan kriteria dan sub kriteria yang digunakan Diduga pemilihan media iklan Surat Kabar merupakan media dengan bobot tertinggi dibandingkan

(26)

Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri

dengan media yang lain, dan dapat disimpulkan menjadi media dengan skala perioritas pertama yang menjadi pilihan dalam penetuan keputusan.

(27)

Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri

BAB II

LANDASAN PEMIKIRAN

2.1 Tinjauan Pustaka A. Periklanan

Kata iklan berasal dari bahasa Yunani, yang artinya lebih kurang adalah

“menggiring orang pada gagasan”. Adapun pengertian periklanan secara komprehensif menurut Kotler (2003), Periklanan adalah segala bentuk penyajian dan promosi ide, barang atau jasa secara non-personal oleh suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran.

Pengertian iklan yang lain secara komprehensif adalah “semua bentuk aktivitas untuk menghadirkan dan mempromosikan ide, barang, atau jasa secara nonpersonal yang dibayar oleh sponsor tertentu. Caples, Jhon, (1997) menyatakan bahwa periklanan adalah segala bentuk penyajian non personal, promosi dan ide, barang ataupun jasa oleh sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran.

Sedangkan menurut Darmadi Durianto (2003) periklanan merupakan suatu proses komunikasi yang bertujuan untuk membujuk atau menggiring orang untuk mengambil tindakan yang menguntungkan bagi pihak pembuat iklan.Periklanan merupakan satu dari empat alat penting yang digunakan oleh perusahaan untuk memperlancar komunikasi persuasif terhadap pembelian dan masyarakat yang ditargetkan.

Iklan merupakan bagian dari komunikasi yang terdiri dari berbagai kegiatan untuk memberikan informasi dari komunikasi kepada pasar sasaran akan adanya suatu produk baik berupa barang, jasa dan ide. Berhasil tidaknya Iklan yang dilakukan tergantung dari media mana yang digunakan untuk mencapai sasaran, oleh karenanya masalah pemilihan media iklan tidak hanya didasarkan pada perkiraan saja, melainkan harus diperhatikan sifat-sifat iklan dan faktor- faktor lain yang mempengaruhi kegiatan iklan yang dilakukan.

. Namun ada beberapa kesalahan persepsi terhadap iklan yang sering terjadi , yaitu :

6

(28)

Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri

Mitos pertama : apabila suatu produk tidak terjual dengan baik maka kesalahan terletak pada iklan tersebut. Sebaik apapun sebuah iklan ia tidak dapat menyuruh orang untuk membeli produk yang mereka tidak inginkan. Iklan dapat menciptakan awareness terhadap suatu produk. Iklan dapat menarik orang untuk datang melihat produk tersebut tetapi apabila mereka tidak memerlukan atau tidak suka produk tersebut iklan tidak banyak gunanya.

Mitos kedua : Iklan dapat menciptakan penjualan. Banyak orang yang berangapan bahwa iklan adalah pemasaran atau penjualan. Iklan adalah salah satu cara untuk mengajarkan atau menginformasikan kepada orang-orang tentang produk kita, melalui iklan ini kita dapat mengkomunikasikan apa dan bagaimana produk kita tersebut, bagaimana produk itu dapat memenuhi kebutuhan konsumen , berapa harganya dan dimana ia dapat diperoleh. Iklan dapat kita gunakan sebagai alat untuk mendiferensiasi produk dan mengembangkan citra dimata konsumen.

Iklan tidak dapat menciptakan penjualan karena komponen-komponen pemassaran yang lain harus bekerjasama untuk menciptakan sinergi.

Mitos ketiga : iklan dapat memanipulasi konsumen agar mau membeli.

Seandainya ini bear maka akan banyak perancang iklan yang sukses, kenyataanya 80% produk baru gagal di pasar, konsumen memiliki kebutuhan produk dan jasa, dan memiliki kekuasaan untuk memilih. Mereka mengetahui secara pasti bagaimana memenuhi keinginannya tersebut,keputusan yang diambil untuk membeli suatu produk sangant didasarkan atas kepercayaannya bahwa produk tersebut dapat memuaskan keinginannya.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih media iklan adalah : a. Tujuan, apa yang kita inginkan terhadap iklan tersebut. Tujuan harus

dinyatakan dengan jelas dapat diukur dan kapan hal itu akan dicapai. Semakin jelas dan spesifik tujuan itu disebutkan, akan semakin baik dan mudah bagi kita untuk mengevaluasi apakah tujuan tersebut sudah tercapai atau tidak.

Tujuan yang ditetapkan harus sesuai dengan rencana promosi.

b. Pada saat dan kapan iklan tersebut harus ditayangkan.

c. Siapa yang menjadi target Audience? dan dimana orang tersebut berada?

Beberapa media menyebutkan siapa dan bagaimana karakteristik audiencenya.

Mempelajari secara seksama kesesuaian karakteristik audience untuk produk

(29)

Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri

yang kita hasilkan dengan karakteristiik audience media yang bersangkutan akan banyak menghemat biaya pemilihan media.

d. Apa pesan dan berapa banyak frekuensi yang akan ditayangkan? pesan apa yang akan kita sampaikan kepada customer? seberapa sering pesan tersebut disampaikan? media yang akan kita pilih harus dapat membawa pesan tersebut secara efektif.

B. Dasar-dasar pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan didalam suatu organisasi merupakan hasil suatu proses komunikasi dan partisipasi yang terus menerus dari keseluruhan organisasi.

Hasil keputusan tersebut dapat merupakan pemyataan yang disetujui antar altematif atau antar prosedur untuk mencapai tujuan tertentu.

Persoalan pengambilan keputusan, pada dasamya adalah bentuk pemilihan dari berbagai altematif tindakan yang mungkin dipilih yang prosesnya melalui mekanisme tertentu, dengan harapan akan menghasilkan suatu keputusan yang terbaik. Proses pengambilan keputusan adalah suatu proses memilih altematif tindakan untuk mencapai tujuan.

Proses pengambilan keputusan ini terdiri dari 4 fase utama, yaitu : 1. Fase Intelijen

Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh, diproses dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.

2. Fase Desain

Tahap ini merupakan proses menemukan, mengembangkan dan menganalisis altematif tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi proses untuk memahami permasalahan, menurunkan solusi dan menguji kelayakan solusi.

3. Fase Pemilihan

Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai altematif tindakan yang mungkin dijalankan. Proses pemilihan ini meliputi mencari, mengevaluasi dan merekomendasikan solusi yang tepat dari model. Solusi dari

(30)

Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri

suatu model adalah suatu set nilai untuk variabel keputusan dalam suatu altematif yang dipilih.

4. Fase Implementasi

Pada tahap ini, solusi yang telah disarankan mulai dijalankan.

C. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan

Sistem pendukung keputusan adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan. Dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi- terstruktur yang spesifik.

Menurut Moore and Chang, SPK dapat digambarkan sebagai sistem yang berkemampuan mendukung analisis ad hoc data, dan pemodelan keputusan, berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan, dan digunakan pada saat-saat yang tidak biasa [Wikipedia1 2009].

Tahapan SPK:

1. Definisi masalah

2. Pengumpulan data atau elemen informasi yang relevan

3. pengolahan data menjadi informasi baik dalam bentuk laporan grafik maupun tulisan

4. menentukan alternatif-alternatif solusi (bisa dalam persentase) Tujuan dari SPK:

a. Membantu menyelesaikan masalah semi-terstruktur b. Mendukung manajer dalam mengambil keputusan

c. Meningkatkan efektifitas bukan efisiensi pengambilan keputusan

Dalam pemrosesannya, SPK dapat menggunakan bantuan dari sistem lain seperti Artificial Intelligence, Expert Systems, Fuzzy Logic, dan lain-lain.

D. Analytic Hierarchy Process (AHP)

Analytic Hierarchy Process (AHP) merupakan salah satu metode pengambilan keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty, seorang profesor matematika dari University of Pittsburgh, Amerika Serikat pada awal

(31)

Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri

tahun 1970-an. Perkembangan Analytic Hierarchy Process berawal sebagai respons terhadap kebutuhan akan alokasi dan perencanaan sumber daya yang tidak mencukupi untuk militer.

AHP merupakan suatu alat analisa yang dapat digunakan untuk membuat keputusan pada kondisi dengan faktor-faktor yang kompleks, terutama jika keputusan tersebut bersifat subjektif. AHP menghasilkan pendekatan tersrruktur untuk menentukan nilai dan bobot untuk permasalahan multi-kriteria dan menstandarisasinya. sehingga dapat saling dibandingkan dan dapat diambil suatu keputusan

Metode AHP atau Proses Analisis Hirarki merupakan salah satu pendekatan yang sesuai untuk membantu pengambilan keputusan terhadap beberapa alternatif keputusan yang melibatkan lebih dari satu kriteria. Dalam metode AHP, faktor- faktor logika, intuisi, pengalaman, pengetahuan, emosi, dan perasaan dicoba untuk dioptimasikan dalam suatu proses yang sistematis.

AHP dapat memecahkan masalah yang kompleks dimana aspek atau kriteria yang diambil cukup banyak Juga kompleksitas ini disebabkan oleh struktur masalah yang belum jelas.

Ketidakpastian tersedianya data statistik yang akurat atau bahkan tidak sama sekali. Adakalanya timbul masalah keputusan yang dirasakan dan diamati perlu diambil secepatnya, tetapi variasinya rumit sehingga datanya tidak mungkin dapat dicatat secara numerik, hanya secara kualitatif saja yang dapat diukur, yaitu berdasarkan persepsi, pengalaman, dan instuisi. Namun tidak menutup kemungkinan, bahwa model-model lainnya ikut dipertimbangkan pada saat proses pengambilan keputusan dengan pendekatan AHP, khususnya dalam memahami para pengambil keputusan individual pada proses penerapan pendekatan ini.

AHP memiliki kelebihan-kelebihan, antara lain: struktur yang berhirarki sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih sampai pada sub-subkriteria yang paling dalam, melacak konsistensi logis pertimbangan-pertimbangan yang digunakan, terdapat suatu skala untuk mengukur hal-hal yang intangible, mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif berbagai faktor dari sistem, dan mampu menghasilkan hasil yang lebih konsisten dibandingkan metode-

(32)

Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri

metode lainnya. Di samping kelebihan-kelebihan tersebut, terdapat pula kekurangan-kekurangan dari AHP, antara lain: prosedur pertanyaan yang ambigu dan asumsi pada skala rasio yang kurang memuaskan, tidak memperhitungkan ketidakpastian yang terkait pada pemetaan persepsi seseorang ke sebuah angka, penilaian subyektif, responden yang dilibatkan harus memiliki pengetahuan yang cukup dalam (expert) mengenai permasalahan dan tentang AHP itu sendiri, tidak dapat diterapkan pada suatu perbedaan sudut pandang yang sangat tajam/ekstrim di kalangan responden, serta menyulitkan pengambil keputusan khususnya untuk ranking yang berdekatan.

Pada dasarnya langkah-langkah dalam metode AHP meliputi : 1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan.

2. Membuat struktur hirarki yang diawali dengan tujuan umum, dilanjutkan dengan subtujuan-subtujuan, kriteria, dan kemungkinan alternatif-alternatif pada tingkatan kriteria yang paling bawah.

3. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap masing-masing tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya. Perbandingan dilakukan berdasarkan judgement dari pengambil keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya.

4. Melakukan perbandingan berpasangan sehingga diperoleh judgement seluruhnya sebanyak [nx(n-1)/2] buah, dengan n adalah banyaknya elemen yang dibandingkan.

5. Menghitung eigenvalue dan menguji konsistensinya, jika tidak konsisten maka pengambilan data diulangi.

6. Mengulangi langkah 3, 4, dan 5 untuk seluruh tingkat hirarki.

7. Menghitung vektor eigen dari setiap matriks perbandingan berpasangan. Nilai vektor merupakan bobot setiap elemen. Langkah ini untuk mensintesis judgement dalam penentuan prioritas elemen-elemen pada tingkat hirarki terendah sampai pencapaian tujuan.

8. Memeriksa konsistensi hirarki. Jika nilainya lebih dari 10 % maka penilaian data judgement harus diperbaiki.

(33)

Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri

Secara naluriah manusia dapat mengestimasi besaran sederhana melalui inderanya. Prosesnya yang paling mudah adalah membandingkan dua hal dengan keakuratan perbandingan tersebut dapat dipertanggungjawabkan. Untuk itu, Saaty menetapkan skala kuantitatif 1-9 untuk menilai secara perbandingan tingkat kepentingan suatu elemen dengan elemen lain seperti ditampilkan pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Skala Penilaian Perbandingan Berpasangan

Intensitas

Kepentingan Persepsi Penjelasan

1 Kedua elemen sama pentingnya (equally important)

Kedua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar terhadap tujuan 3

Elemen yang satu sedikit lebih penting (moderate important) daripada elemen yang lain

Pengalaman dan penilaian sedikit mendukung satu elemen dibanding lainnya

5

Elemen yang satu penting (strong important) daripada yang lain

Pengalaman dan penilaian sangat kuat mendukung satu elemen dibanding lainnya

7

Elemen yang satu sangat penting (very strong) atau terlihat jelas kepentingannya (demonstrate important) dibanding elemen lainnya

Satu elemen yang kuat didukung dan dominan terlihat dalam praktek

9

Satu elemen mutlak penting (extreme important) daripada elemen lainnya

Bukti yang mendukung salah satu elemen yang memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan

2,4,6,8 Nilai-nilai antara dua nilai pertimbangan yang berdekatan

Nilai-nilai yang diberikan jika ada kompromi antara dua pilihan Kebalikan Jika aktivitas i mendapat angka n dibanding j, maka j mempunyai 1/n

angka dibanding i

Pada dasarnya formulasi matematis pada metode AHP dilakukan dengan menggunakan suatu matriks. Misalkan, dalam suatu subsistem operasi terdapat n elemen operasi, yaitu elemen-elemen operasi A1,A2,...,An, maka hasil perbandingan secara berpasangan elemen-elemen operasi tersebut akan membentuk matriks perbandingan sebagaimana ditampilkan pada Gambar 2.1.

(34)

Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri

Gambar 2.1. Matriks Perbandingan Berpasangan

Matriks A( n x n ) merupakan matriks resprokal dan diassumsikan n elemen yaitu w1, w2,...,wn yang akan dinilai secara perbandingan. Nilai (judgement) perbandingan secara berpasangan (w1,wj) yang dipresentasikan sebagai matriks berikut .

n j

i j i Wj a

Wi = (, ); , =1,2,....,

Dalam hal ini matriks perbandingan adalah matriks A dengan unsur- unsurnya adalah aij, dengan i, j = 1,2,...,n. Unsur-unsur matriks tersebut diperoleh dengan membandingkan satu elemen operasi terhadap elemen operasi lainnya untuk hirarki yang sama. Matriks tersebut dikenal juga dengan sebutan Pairwise Comparison Judgement Matrices (PCJM).

Bila vektor pembobot elemen-elemen operasi dinyatakan sebagai vektor W, dengan W = (W1,W2,...,Wn ), maka nilai intensitas kepentingan elemen operasi A1 terhadap A2 yaitu W1

/

W2 yang sama dengan a12, sehingga matriks perbandingan dapat dinyatakan seperti pada Gambar 2.2.

( 2.1 )

(35)

Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri

Gambar 2.2. Matriks Perbandingan Berpasangan dengan Nilai Intensitas

Nilai-nilai wi/wj, dengan i,j = 1,2,...,n, diperoleh dari partisipan yaitu orang-orang yang berkompeten dalam permasalahan yang dianalisis. Bila matriks A pada Gambar 2.2 dikalikan dengan vektor kolom W = W1,W2, ...,Wn, maka diperoleh hubungan:

AW = nW ( 2.2 )

Dalam teori tentang matriks, formula tersebut menyatakan bahwa W adalah eigen vektor dari matriks A dengan eigenvalue n. Bila ditulis secara lengkap maka persamaan tersebut akan terlihat seperti pada Gambar 2.2

Gambar 2.3. Persamaan Matriks

Variabel n pada persamaan (2.2) dapat digantikan secara umum dengan sebuah vektor λ sebagai berikut :

dimana λ = (λ1, λ2,..., λn).

( 2.3 )

(36)

Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri

Setiap λn yang memenuhi persamaan (2.3) disebut sebagai eigenvalue, sedangkan vektor W yang memenuhi persamaan (2.3) dinamakan eigen vector. Karena matriks A adalah suatu matriks resiprokal dengan nilai aii = 1 untuk semua i, maka

Apabila matriks A adalah matriks yang konsisten maka semua eigenvalue bernilai nol kecuali satu yang bernilai sama dengan n. Bila matriks A adalah matriks yang tak konsisten, variasi kecil atas aij akan membuat eigenvalue terbesar, λmax tetap dekat dengan n dan eigenvalue lainnya mendekati nol. Nilai λmax dapat dicari dengan persamaan berikut :

atau

dimana I adalah matriks identitas. Nilai vektor bobot W dapat dicari dengan mensubtitusikan nilai λmax ke persamaan (2.5).

Konsistensi

Dalam prakteknya, konsistensi tidak mungkin didapat. Nilai aij akan menyimpang dari rasio wi/wj dan dengan demikian persamaan (2.3) tidak akan terpenuhi. Deviasi λmax dari n merupakan suatu parameter Consistency Index (CI) dengan persamaan sebagai berikut:

Nilai CI tidak akan berarti bila tidak terdapat acuan untuk menyatakan apakah CI menunjukkan suatu matriks yang konsisten. Saaty memberikan acuan dengan melakukan perbandingan acak terhadap 500 buah sampel. Saaty berpendapat bahwa suatu matriks yang dihasilkan dari perbandingan yang dilakukan secara acak merupakan suatu matriks yang mutlak tak konsisten. Dari matriks acak tersebut didapatkan pula nilai Consistency Index yang disebut dengan Random Index (RI). Dengan membandingkan CI dengan RI maka didapatkan acuan

( 2.4 )

( 2.5 )

( 2.6 )

( 2.7 )

(37)

Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri

untuk menetukan tingkat konsistensi suatu matriks, yang disebut dengan Consistency Ratio (CR), melalui persamaan:

Dari 500 buah sampel matriks acak dengan skala perbandingan 1-9, untuk beberapa orde matriks, Thomas L. Saaty mendapatkan nilai rata-rata RI sebagaimana ditampilkan pada Tabel 2.2. Saaty menetapkan bahwa suatu matriks

Tabel 2.2. Nilai Random Index

perbandingan adalah konsisten bila nilai CR tidak lebih dari 0.10 atau 10%.

Pengujian di atas dilakukan untuk matriks perbandingan yang diperoleh dari partisipan. Pengujian harus dilakukan pula untuk hirarki. Prinsipnya adalah mengalikan semua nilai CI dengan bobot. Suatu kriteria menjadi acuan pada suatu matriks perbandingan berpasangan dan kemudian menjumlahkannya. Jumlah tersebut kemudian dibandingkan dengan suatu nilai yang didapat dengan cara yang sama tetapi untuk suatu matriks random. Hasil akhirnya berupa suatu parameter yang disebut dengan Consistency Ratio of Hierarchy (CRH).

Sama halnya dengan konsistensi matriks perbandingan berpasangan, suatu hirarki disebut konsisten bila nilai Consistency Ratio of Hierarchy (CRH) tidak lebih dari 0.10 atau 10%. Secara rinci, prosedur perhitungan CRH dapat diuraikan dalam langkah-langkah berikut:

1. Perbandingan antar kriteria yang dilakukan untuk seluruh hirarki akan menghasilkan beberapa matriks perbandingan berpasangan. Setiap matriks akan mempunyai beberapa hal berikut:

a. satu kriteria yang menjadi acuan perbandingan antara kriteria pada tingkat hirarki di bawahnya

Orde 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

RI 0.00 0.00 0.58 0.90 1.12 1.24 1.32 1.41 1.45 1.49

Orde 11 12 13 14 15

RI 1.51 1.48 1.56 1.57 1.59

( 2.8 )

(38)

Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri

b. nilai bobot untuk kriteria acuan tersebut relatif terhadap kriteria yang berada di tingkat yang lebih tinggi

c. nilai CI untuk matriks perbandingan berpasangan tersebut d. nilai RI untuk matriks perbandingan berpasangan tersebut

2. Untuk setiap matriks perbandingan, kalikan nilai CI dengan bobot kriteria acuan. Jumlahkan semua hasil perkalian tersebut, maka akan didapatkan nilai Consistency Index of Hierarchy (CIH).

3. Untuk setiap matriks perbandingan, kalikan nilai RI dengan bobot kriteria acuan. Jumlahkan semua hasil perkalian tersebut, maka didapatkan nilai Random Index of Hierarchy (RIH).

4. Nilai CRH sama dengan CIH dibagi dengan RIH.

Penilaian Perbandingan Multi Partisipan

Penilaian yang dilakukan oleh banyak partisipan akan menghasilkan pendapat yang berbeda satu sama lain. AHP hanya membutuhkan satu jawaban untuk satu matriks perbandingan. Jadi semua jawaban dari partisipan harus dirata – ratakan.

Untuk ini Saaty memberikan metode perataan dengan Geometric Mean.

Geometric Mean menyatakan bahwa jika terdapat n partisipan yang melakukan perbandingan berpasangan, maka terdapat n jawaban atau nilai numetrik untuk setiap pasangan. Untuk mendapatkan suatu nilai tertentu dari semua nilai tersebut, masing–masing nilai harus dikalikan satu sama lain kemudian hasil perkalian dipangkatkan dengan 1/n. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :

dimana aij adalah nilai rata – rata perbandingan antar kriteria Ai dengan Aj untuk n partisipan. Zi adalah nilai perbandingan antara kriteria Ai dengan Aj untuk partisipan ke-i dengan i = 1,2,… ,n.

E. Teori Himpunan Fuzzy

Menurut kamus Webster’s New World College Dictionary, terdapat enam kelompok arti yang dapat mewakili kata uncertainty, yaitu:

( 2.9 )

(39)

Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri

1. Tidak diketahui dengan pasti; dipertanyakan; problematik (not certainly known),

2. Kabur; tidak didefinisikan atau ditentukan (vague),

3. Meragukan; tidak memiliki pengetahuan tertentu; tidak yakin (doubtful), 4. Memiliki lebih dari satu penafsiran (ambiguous),

5. Tidak konstan; bermacam-macam (varying), 6. Dapat berubah (liable to change).

Permasalahan keputusan multi kriteria merupakan proses yang dinamis, kompleks, penuh dengan umpan balik, penuh dengan pencarian jalan keluar baru, pencarian dan pengabaian informasi, ketidakpastian, dan konflik. Agar sesuai dengan tujuannya semula, alat analisis yang digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan ini harus mampu mengatasi segala bentuk ketidakpastian dan ketidaktepatan yang terkandung dalam lingkungan yang kompleks ini.

Salah satu bentuk ketidakpastian dan ketidaktepatan dalam pengambilan keputusan ialah didalam penentuan bobot dari masing-masing kriteria dan penilaian alternatif terhadap masing-masing kriteria. Pengambil keputusan sering menghadapi keadaan dimana bobot atau nilai tersebut sangat sulit untuk dinyatakan secara tegas. Ia mungkin berpikir akan lebih baik menyatakannya misalnya dalam pernyataan “sekitar 10” atau “kira-kira 5”

daripada secara tegas mengatakan “10” atau “5”. Informasi lainnya juga mungkin lebih cocok dinyatakan dalam pernyataan linguistik misalnya “sangat banyak”, “banyak”, “cukup”, “sedikit”, “sangat sedikit”, dan sebagainya.

Ungkapan-ungkapan seperti di atas tidak dapat ditangani oleh metode analisis keputusan konvensional yang mengharuskan informasi dinyatakan secara numerik dan tegas. Metode pengambilan keputusan klasik sedikit sekali menaruh perhatian pada kondisi-kondisi informasi yang tidak sempurna. Untuk memecahkan permasalahan tersebut, konsep fuzzy dapat dimanfaatkan, yang memang dikembangkan untuk mengatasi ketidaktegasan. Pada tahun 1965, Lotfi A. Zadeh memperkenalkan teori himpunan fuzzy (fuzzy set theory). Zadeh menyatakan bahwa jika A merupakan suatu himpunan fuzzy dan x adalah suatu obyek, preposisi “x adalah anggota A” tidak dinyatakan salah atau benar,

(40)

Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri

tetapi bisa dinyatakan benar jika memiliki derajat tertentu, yang merupakan derajat x di dalam anggota A. Untuk menyatakan derajat keanggotaan di dalam himpunan fuzzy seperti derajat kepercayaan, dilakukan dengan suatu satuan interval tertutup [0,1]. Nilai ekstrim interval ini adalah 0 dan 1, menunjukkan penolakan dan penegasan suatu keanggotaan dari himpunan fuzzy yang diberikan.

Teori ini sangat berguna untuk memecahkan masalah yang berhubungan dengan hal-hal yang mengandung ketidaktepatan (imprecision). Himpunan fuzzy adalah himpunan yang memiliki batas yang tidak jelas (unsharp boundary), berbeda dengan teori himpunan biasa (crisp set theory) yang menuntut adanya batas yang jelas (sharp boundary). Jadi, daripada harus diberikan nilai pasti tertentu terhadap suatu fakta yang mengandung ketidakpastian dan ketidaktepatan, ketidakpastian dan ketidaktepatan tersebut dapat dimasukkan dalam analisis. Pendekatan pertama diatas disebut crisp decision dan pendekatan yang kedua disebut fuzzy decision.

Logika fuzzy merupakan suatu perluasan dari logika boolean. Logika boolean membutuhkan pernyataan-pernyataan atau kondisi-kondisi yang benar- benar betul atau benar-benar salah, sedangkan logika fuzzy bisa menggunakan sebagian benar dan sebagian salah. Kemampuan untuk menerangkan pernyataan- pernyataan sebagai sebagian betul dan sebagian salah memungkinkan logika fuzzy untuk mengatasi pernyataan-pernyataan yang kabur dan mendua arti.

Konsep himpunan fuzzy menyediakan kerangka dasar matematis untuk berhubungan dengan vagueness. Di lain pihak, konsep dari pengukuran fuzzy menyediakan kerangka dasar untuk berhubungan dengan ambiguity.

Definisi Fuzzy

Menurut kamus Webster’s New World College Dictionary, fuzzy berarti not clear, distinct, or precise: blurred. Jadi fuzzy adalah kata sifat yang menggambarkan sesuatu yang tidak jelas, meragukan, tidak tepat, atau kabur.

Karenanya, kata fuzzy jarang berdiri sendiri. Untuk mendapatkan arti yang lebih tepat, fuzzy diikuti oleh kata lainnya, misalnya: fuzzy logic, fuzzy set, fuzzy inference, fuzzy modeling.

(41)

Program Pascasarjana Magister Ilmu Komputer STMIK Nusa Mandiri

Pentingnya Konsep Fuzzy di dalam Pemodelan

Dalam membentuk suatu model, selalu diupayakan untuk memaksimalkan kegunaannya. Tujuan ini terkait secara erat dengan hubungan antara tiga karakteristik kunci setiap model dari suatu sistem, yaitu kompleksitas, kredibilitas,dan ketidakpastian (uncertainty) Ketidakpastian memiliki peran penting dalam memaksimasi kegunaan dari model suatu sistem.

Secara umum, semakin banyak ketidakpastian ditolerir dalam model maka cenderung semakin berkurang kompleksitas dan kredibilitas model yang dihasilkan.

Ketidakpastian menjadi hal penting dalam masalah pemodelan, dimana terdapat trade-off untuk mendapatkan karakteristik kunci model lainnya. Trade-off ini selanjutnya dapat digunakan untuk membangun model-model yang berguna secara maksimal sesuai dengan tujuannya. Pada tahun 1960-an disadari bahwa teori probabilitas bukan satu-satunya teori yang dapat menjelaskan ketidakpastian. Teori probabilitas hanyalah teori yang mampu mewakili satu dari beberapa jenis ketidakpastian yang ada.

Konsep himpunan fuzzy menawarkan suatu metode yang dapat menangani ketidakpastian di mana terdapat batas yang tidak jelas antara satu kondisi dengan kondisi yang lain. Himpunan fuzzy dapat mengatasi pernyataan- pernyataan yang mendua arti dengan membuat hubungan di antara himpunan- himpunan fuzzy. Jadi di sini yang menjadi masalah bukan affirmation atau denial, tetapi degree. Dengan kata lain, konsep himpunan fuzzy bekerja pada daerah abu- abu. Kemampuan himpunan fuzzy untuk mengekspresikan secara bertahap peralihan dari keanggotaan menjadi bukan keanggotaan pada suatu himpunan dan sebaliknya, memiliki kegunaan yang sangat luas. Kemampuan ini menyediakan tidak hanya representasi dari pengukuran ketidakpastian yang bermakna dan kuat, tetap juga representasi yang berarti yang menyangkut konsep yang vague dalam bahasa sehari-hari. Misalnya: berawan, cerah, mendung, dan sebagainya. Antara berawan dengan cerah tidak terdapat batas yang jelas.

Apakah langit yang mengandung 10% awan dikatakan cerah? Bagaimana jika terdapat 15% awan? Setiap hari manusia harus berhadapan dengan variabel- variabel linguistik, yaitu variabel-variabel yang mengandung ketidakpastian

Gambar

Tabel 2.4. Triangutar Fuzzy Number untuk Skala Likert
Gambar 2.4. Struktur Organisasi COME
Tabel 3.1 Responden Kuesioner
Gambar 3.1 Diagram Hirarki dan Keputusan dengan Pendekatan AHP
+7

Referensi

Dokumen terkait

Gambar Tampilan Data Preferensi Setelah semua sudah di input maka hasil perhitungan dari pemilihan gizi dengan metode TOPSIS dapat dilihat hasilnya pada form proses

Gambar 4 Nilai bobot prioritas subkriteria berdasarkan pemilihan system operasi kriteria biaya Berdasarkan hasil pengolahan data responden ahli diperoleh bahwa prioritas utama

Pengumpulan data dilakukan di lapangan dengan memilih sejumlah kriteria dan alternatif menggunakan pengisian formulir oleh 50 orang dosen sebagai responden di STMIK

Berdasarkan sub variabel budaya didapatkan hasil bahwa responden dengan budaya yang tidak mendukung kearah kesehatan memiliki resiko 1, 39 kali lebih besar untuk

Jurnal Konseling Andi Matappa Volume 4 Nomor 1 Februari 2020 Hal 28 34 p ISSN 2549 1857; e ISSN 2549 4279 (Diterima Oktober 2019; direvisi Desember 2019; dipublikasikan Februari 2020)

Namun jika dilihat dari pertanyaan keyakinan program studi yang dipilih, memang responden masih bersifat ragu dan tidak yakin akan jurusan yang dipilih sehingga

Disusun dalam rangka untuk memperoleh gelar magister Manajemen Pendidikan Islam (M.Pd). Program Pascasarjana

No Keterangan Jumlah Responden Persentase % 1 Sangat Setuju 3 6% 2 Setuju 31 62% 3 Ragu-ragu 16 32% 4 Tidak Setuju 0 0% 5 Sangat Tidak Setuju 0 0%