• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pengembangan SDM untuk Mendukung Daya Saing UMKM di Era Pandemi COVID-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Strategi Pengembangan SDM untuk Mendukung Daya Saing UMKM di Era Pandemi COVID-19"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Strategi Pengembangan SDM: Upaya Penunjang Daya Saing UMKM di Era Pandemi Covid 19

Imran Ukkas1*), Muhammad Kasran2)

1*,2) Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Palopo

Jl. Jend. Sudirman Km. 3, Binturu Kota Palopo, Sulawesi Selatan E-mail: [email protected] 1*)

ABSTRAK

Pengembangan SDM pada UMKM perlu dilakukan dalam rangka meningkatkan kemampuan daya saing UMKM di era pandemi Covid 19. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan formulasi strategi pengembangan kualitas SDM yang efektif bagi UMKM di Kota Palopo sebagai upaya dalam menunjang daya saing UMKM di era pandemi Covid 19. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dengan analisis SWOT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi pada diagram matriks IE terletak pada kuadran IV yang berarti dalam kondisi grow and build. Sedangkan pada matriks SWOT, berada pada kuadran I yang berarti strategi yang tepat dilakukan yakni strategi agresif. Alternatif strategi yang dapat dilakukan antara lain peningkatan skill SDM dalam penguasaan teknologi digital dalam menunjang pengembangan usaha.

Kata kunci: Daya Saing; Pengembangan SDM, SWOT

ABSTRACT

Human Resource development for SMEs needs to be carried out in order to improve SMEs competitiveness in the Covid 19 pandemic era. This study aims to discover an effective formulation of Human Resource quality development strategies for SMEs in Palopo as an effort to support SMEs competitiveness in the Covid 19 pandemic era. The Methods used is descriptive qualitative with SWOT analysis. The results show that the position on the IE Matrix diagram is in quadrant IV which means it is in a Grow and Build condition. Meanwhile, in the SWOT matrix, it is in quadrant I, which means that the right strategy is carried out, which is an aggressive strategy. Alternative strategies which can be done include increasing Human Resource skills in mastering digital technology in supporting business development.

Keyword: Competitiveness; Human Resource Development; SWOT

PENDAHULUAN

Pandemi Covid 19 sangat berdampak pada semua sendi kehidupan manusia, tidak terkecuali pada bidang ekonomi. Parera et al. (2021) mengemukakan pandemi Covid 19 telah memberikan dampak negatif pada semua sektor kehidupan, baik sosial maupun ekonomi.

Salah satu sektor yang paling merasakan dampak pendemi Covid 19 ini adalah pelaku UMKM. Secara umum di Indonesia, pandemi Covid 19 juga berdampak pada keterpurukan UMKM, hal ini disebabkan oleh menurunnya produktivitas UMKM yang berakibat pada penurunan pendapatan bisnis di sektor UMKM. Hardilawati (2020) menyatakan bahwa di

(2)

Indonesia, hal ini tentunya juga memiliki dampak yang cukup signifikan terhadap pariwisata, sektor perdagangan, industri termasuk pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

Kondisi pandemi Covid 19 membuat masyarakat membatasi aktivitasnya di luar rumah, apalagi dengan adanya peraturan PPKM dari pemerintah yang menganjurkan untuk tidak berkumpul di tempat-tempat umum, termasuk di beberapa tempat UMKM, seperti warung makan, cafe, dan lain-lain. Bahtiar dan Saragih (2020), himbauan dari pemerintah mengenai social distancing berdampak serius terhadap penyerapan produk UMKM. UMKM perlu mengantisipasi setiap perubahan untuk dapat bertahan dan kelangsungan usahanya akan terus berjalan (Cakranegara dan Rahadi, 2020).

Meskipun sektor UMKM merupakan sektor yang sangat resisten dan adaptif terhadap kondisi krisis namun hal itu tidak berlaku pada kondisi pandemi Covid 19 saat ini. Arham et al. (2020) tidak sedikit pelaku UMKM yang harus gulung tikar, dan mengalami penurunan omset yang begitu drastis akibat pandemi Covid 19.Astuti (2021) pandemi telah memberikan dampak pada UMKM dengan menurunnya omset, produksi penjualan yang menurun, serta pemasaran yang sulit.Pada bulan Mei 2020 Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia melakukan survei kajian cepat dampak pandemi Covid 19 terhadap kinerja UMKM Indonesia. Data survei terhadap 679 pelaku UMKM tersebut menunjukkan bahwa selama pandemi, 94,69%

usaha mengalami penurunan penjualan. Berdasarkan skala usaha, penurunan penjualan lebih dari 75% dialami oleh 49,01% usaha ultra-mikro, 43,3% usaha mikro, 40% usaha kecil, dan 45,83% usaha menengah. Berdasarkan lama usaha, penurunan penjualan lebih dari 75%

dialami oleh 23,27% usaha berusia 0-5 tahun, 10,9% usaha berusia 6-10 tahun dan 8,84%

usaha yang telah berjalan lebih dari 10 tahun (Diah et al., 2021).

Dampak pandemi Covid 19 sangat dirasakan terutama di berbagai daerah di Indonesia yang profesi masyarakatnya sebagian besar bertumpu pada sektor UMKM, seperti Kota Palopo. Jumlah UMKM yang ada di Kota Palopo pada tahun 2020 tercatat sejumlah 11.022 unit (Palopo, 2021). Kondisi ini memaksa para pelaku UMKM di Kota Palopo memutar otak untuk merumuskan berbagai macam strategi agar usahanya dapat tetap bertahan di tengah pandemi Covid 19.

Salah satu penyebab menurunnya daya saing UMKM di tengah krisis ekonomi ini adalah masih rendahnya kualitas SDM yang dimiliki oleh pelaku UMKM, sebagai contoh dari segi penguasaan teknologi informasi yang berkaitan dengan manajemen pemasaran UMKM.

Masih banyak para pelaku UMKM di Kota Palopo yang kurang cakap dalam menguasai teknologi informasi, sebagai bukti bahwa masih minimnya penggunaan aplikasi digital marketing oleh para pelaku UMKM dalam memasarkan produk usahanya. Padahal

(3)

penggunaan media digital marketing merupakan salah satu solusi yang dapat ditempuh dalam meningkatkan daya saing UMKM. Menurut Diah et al. (2021) banyak sektor usaha yang kalah saing karena sumber daya manusianya masih belum cukup adaptif dan kompeten.

Pelaku UMKM juga dituntut untuk dapat melakukan pemasaran produk menggunakan digital marketing dan memanfaatkan media sosial dalam menjangkau konsumennya secara langsung (Hardilawati, 2020).

Kemampuan SDM dalam menggunakan potensi digital secara maksimal sangat penting untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (Harmoko, 2021). Daya saing juga dipengaruhi secara positif signifikan oleh kualitas sumber daya manusia yang mengerjakan produk. Artinya, semakin berkualitas sumber daya manusia yang menggarap produk, maka akan semakin kompetitif (Jaya et al., 2020).

Oleh karena itu, pengembangan kualitas sumber daya manusia UMKM di Kota Palopo perlu senantiasa dilakukan dalam rangka menunjang daya saing usaha di tengah pandemi Covid 19. Melalui strategi pengembangan kualitas SDM yang efektif, maka akan meningkatkan produktivitas dan kinerja UMKM. Sonita dan Helmi (2019), produktivitas yang rendah disebabkan oleh rendahnya kualitas SDM. Suci et al. (2020), strategi berbasis human resource merupakan nilai tambah yang mutlak dibutuhkan SDM pada UMKM. Cakranegara dan Rahadi (2020) UMKM yang memiliki kinerja yang baik harus didukung dengan kualitas sumber daya manusia berkualitas baik dalam hal kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan karakter kepribadian. Strategi pengembangan SDM yang baik, akan memberikan dampak yang positif bagi suatu industri (Faqih, 2019).

Organisasi harus meningkatkan daya saingnya agar lebih inovatif dari pesaingnya untuk mencapai keunggulan kompetitif (Hoang dan Ngoc, 2019; Njoku et al., 2019). UMKM harus memiliki ketahanan dalam berinteraksi dengan perubahan ekonomi sehingga mampu beradaptasi untuk memasuki era new normal (Parera et al., 2021).

Berdasarkan penjelasan di atas, adapun rumusan masalah dari penelitian ini yaitu apakah strategi pengembangan kualitas SDM dapat menjadi salah satu upaya dalam menunjang daya saing UMKM Kota Palopo di era pandemi Covid 19? Tujuan khusus dari penelitian ini yaitu untuk menemukan formulasi strategi pengembangan kualitas SDM yang efektif bagi UMKM di Kota Palopo sebagai upaya dalam menunjang daya saing UMKM di era pandemi Covid 19.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan pada UMKM di Kota Palopo dalam jangka waktu dari bulan

(4)

September – Desember 2021. Penelitian ini menggunakan metode dekriptif kuantitatif dengan pendekatan analisis SWOT. Adapun sampel penelitian sebanyak 46 unit UMKM yang dipilih dengan menggunakan teknik penentuan sampel menggunakan purposive sampling, dengan pertimbangan UMKM tersebut termasuk dalam kelompok toko (store) yang memiliki tenaga kerja atau SDM memadai.

Ada dua cara yang dilalui untuk kepentingan pengumpulan data dalam penelitian ini:

a. Riset Lapangan (field research). Dalam riset lapangan ini, ada tiga metode dalam mendapatkan data primer yang dibutuhkan:

1. Observasi atau pengamatan yang dilakukan untuk mendapatkan informasi gambaran riil mengenai fenomena UMKM yang ada di Kota Palopo.

2. Wawancara, kegiatan ini dilakukan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan melakukan tanya jawab kepada pelaku UMKM dengan harapan agar mendapatkan hasil yang maksimal.

3. Kuesioner, selain wawancara, responden juga diberikan angket yang berisi pertanyaan untuk memperoleh data yang sesuai dengan permasalahan penelitian.

b. Riset Kepustakaan (library research). Dalam riset kepustakaan ini peneliti membaca, meneliti, dan mempelajari beberapa referensi seperti buku, artikel, jurnal, dan informasi tertulis lainnya yang berkaitan dengan topik penelitian.

Setelah melakukan pengumpulan data dari observasi, wawancara, dan kuisioner, data yang didapatkan selanjutnya dikelompokkan berdasarkan faktor internal dan eksternal yang kemudian dianalisis secara deskriptif kuantitatif, dengan menggunakan teknik nalisis SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Treats).

Tahap awal analisis yakni melakukan identifikasi terhadap indikator dari masing – masing faktor internal dan eksternal berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan pada pelaku UMKM Kota Palopo. Setelah itu dilakukan evaluasi faktor internal dan eksternal melalui matriks IFE dan EFE. Tahapan evaluasi dimulai dengan penentuan bobot ditetapkan berdasarkan hasil kuesioner yang dikumpulkan dari 5 orang responden pelaku UMKM yang telah berhasil merintis usahanya. Tahapan selanjutnya dilakukan perhitungan rating dari masing-masing indikator faktor internal dan eksternal yang diperoleh dari hasil kuesioner yang dibagikan kepada 46 responden pelaku UMKM. Setelah itu dilakukan perhitungan nilai masing-masing indikator yang didapatkan dengan mengalikan bobot dengan rating.

Hasil evaluasi faktor internal dan eksternal selanjutnya dimasukkan pada matriks IE dan matriks SWOT, sehingga didapatkan posisi kuadran masing – masing. Berdasarkan posisi

(5)

kuadran tersebut dapat ditentukan beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk pengembangan UMKM Kota Palopo.

Tahapan akhir dari analisis SWOT ini yaitu perumusan rekomendasi strategi yang dapat dilaksanakan berdasarkan hasil evaluasi faktor internal dan evaluasi faktor eksternal.

Rekomendasi strategi terdiri atas: Strategi S-O; Strategi W-O; Strategi S-T; dan Strategi W-T.

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis IFE dan EFE

Berdasarkan survei yang diperoleh dari 46 pelaku UMKM Kota Palopo, maka dapat diidentifikasi karakteristik responden berdasarkan usia, tingkat pendidikan, dan pengalaman usaha. Karakteristik responden berdasarkan usia paling banyak antara 36-45 tahun yakni sebanyak 19 orang. Sedangkan berdasarkan tingkat pendidikan responden didominasi oleh pendidikan D4/S1. Adapun dari sisi pengalaman usaha, kebanyakan responden masih tergolong pengusaha pemula yang berkisar antara 0 sampai 5 tahun.

Selanjutnya, dilakukan analisis IFE dan EFE untuk mengidentifikasi masing-masing indikator dari faktor internal (kekuatan dan kelemahan) serta faktor eksternal (peluang dan ancaman) sekaitan dengan kondisi SDM yang dimiliki oleh UMKM Kota Palopo. Adapun hasil identifikasi dari IFE dan EFE dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Identifikasi Internal Factor Evaluation (IFE)

No Faktor Strategis Internal Bobot Rating Nilai

Indikator Kekuatan

1 Terbangun Mindset akan pentingnya berwirausaha. 0,21 1,87 0,39 2 Memiliki minat dan bakat dalam berwirausaha 0,13 2,39 0,31

3 Memiliki jiwa wirausaha yang tinggi. 0,19 2,04 0,39

4 Komitmen untuk menjadi wirausahawan yang sukses. 0,18 1,89 0,34

5 Memiliki semangat dalam bekerja. 0,16 2,30 0,38

6 Penguasaan teknologi informasi yang memadai. 0,06 1,96 0,13

7 Masih tergolong usia produktif. 0,06 2,17 0,14

Total 1,00 2,07

Indikator Kelemahan

1 Masih kurangnya pengetahuan tentang Manajemen Usaha/Bisnis. 0,24 1,76 0,42 2 Terbatasnya pengalaman dalam mengelola usaha/bisnis secara

professional. 0,23 1,67 0,38

3 Kurangnya kemampuan dalam menangkap peluang bisnis. 0,13 1,96 0,26 4 Cepat merasa puas dengan pencapaian usaha yang telah diraih. 0,21 1,28 0,27 5 Kemampuan adaptasi terhadap lingkungan bisnis yang masih

rendah. 0,10 1,80 0,17

6 Modal operasional untuk pengembangan usaha masih kurang. 0,10 1,72 0,16

Total 1,00 1,67

Skor Total IFE 3,74

Selisih Indeks Faktor Internal 0,40

(6)

Tabel 2. Identifikasi External Factor Evaluation (IFE)

No Faktor Strategis Eksternal Bobot Rating Nilai

Indikator Peluang

1 Adanya asosiasi pengusaha (HIPMI) yang dapat menjadi wadah

untuk sharing pengalaman antara pelaku usaha. 0,32 1,28 0,41 2 Kuantitas SDM yang cukup untuk menunjang keberlangsungan

usaha. 0,27 1,50 0,41

3 Penggunaan teknologi digital dalam menunjang pengembangan

usaha. 0,11 1,41 0,16

4 Kebijakan pemerintah dalam mendukung pengembangan UMKM. 0,29 1,96 0,57

5 Kemudahan dalam memperoleh bahan baku 0,21 1,46 0,31

Total 1,00 1,55

Indikator Ancaman

1 Perubahan kondisi sosial yang menyebabkan perubahan tuntutan

konsumen. 0,16 1,46 0,23

2 Kurangnya pelatihan wirausaha yang spesifik membahas tentang

pengembangan SDM UMKM. 0,24 1,20 0,29

3 Perubahan teknologi informasi yang menuntut kemampuan adaptasi

SDM UMKM. 0,23 1,46 0,33

4 Perubahan kondisi ekonomi global seperti inflasi. 0,16 1,54 0,25

5 Persaingan usaha yang semakin ketat. 0,21 1,33 0,28

Total 1,00 1,38

Skor Total EFE 2,93

Selisih Indeks Faktor Eksternal 0,17

Analisis faktor internal dilakukan untuk mengidentifikasi faktor kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness) yang terdapat pada lingkup internal UMKM Kota Palopo. Hasil analisis faktor internal ini selanjutnya digunakan untuk merumuskan matriks Internal Factor Evaluation (IFE). Dari hasil survei terhadap 46 responden diperoleh indikator faktor kekuatan sebanyak 7 indikator dan faktor kelemahan sebanyak 6 indikator. Setelah itu, masing-masing indikator tersebut diberikan bobot, rating, dan nilai untuk menghitung skor total IFE berdasarkan jawaban responden pelaku UMKM Kota Palopo.

Analisis faktor eksternal juga dilakukan dengan mengidentifikasi faktor peluang (opportunity) dan ancaman (threat) yang berasal dari lingkungan eksternal UMKM Kota Palopo. Hasil analisis yang diperoleh digunakan untuk merumuskan matriks External Factor Evaluation (EFE). Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan maka didapatkan indikator faktor peluang dan ancaman masing – masing sebanyak 5 indikator. Langkah selanjutnya yakni menghitung bobot, rating, dan nilai dari masing – masing indikator faktor eksternal yang didasarkan pada jawaban responden pada angket penelitian.

Matriks IE

Berdasarkan matriks IFE dan EFE maka diperoleh skor total IFE sebesar 3,74. Hal ini menunjukkan bahwa UMKM Kota Palopo berada pada posisi kuat. Sedangkan untuk skor total EFE diperoleh sebesar 2,93, sehingga angka tersebut menunjukkan bahwa UMKM Kota

(7)

Palopo berada pada posisi menengah. Jika kedua skor IFE dan EFE ditarik garis lurus berdasarkan sumbu vertikal dan sumbu horizontal, maka didapatkan titik potong pada kuadran empat. Adapun posisi tersebut ditunjukkan pada gambar berikut:

Total skor IFE

Total skor EFE Kuat (3-4) Rata-rata (2-2,99) Lemah (1-1,99)

Tinggi (3-4) I II III

Menengah (2-2,99)

IV (tumbuh dan kembangkan)

V VI

Rendah (1-1,99) VII VIII IX

Gambar 1. Matriks Internal dan Eksternal (IE)

Posisi UMKM Kota Palopo pada matriks IE menandakan bahwa strategi yang tepat untuk dipergunakan yaitu strategi tumbuh dan kembangkan (growth and build). Pada kuadran ini pilihan strategi yang dapat diterapkan yaitu strategi intensif dan integratif. Strategi intensif misalnya strategi penetrasi pasar. Adapun strategi integratif misalnya melalui strategi integrasi horizontal.

Strategi penetrasi pasar dapat dilakukan dengan cara meningkatkan pangsa pasar melalui pengembangan keterampilan SDM pelaku UMKM Kota Palopo dalam meningkatkan kemampuan literasi digital guna mendukung inovasi media pemasaran online produk UMKM.

Pelatihan SDM tentang pemasaran digital, produk inovasi, aplikasi transaksi keuangan, dan program kreativitas menjadi strategi pilihan dalam pengembangan SDM pada UMKM (Risnawati et al., 2022). Kondisi pandemi Covid 19 memaksa para pelaku UMKM agar dapat berinovasi dalam memasarkan produknya melalui media digital. Tuntutan tersebut tentunya harus ditunjang dengan kompetensi SDM yang memadai.

Adapun strategi integrasi horizontal yaitu merujuk pada strategi untuk melakukan kendali yang lebih besar atas perusahaan kompetitor. Formulasi strategi ini dapat ditempuh dengan cara mengoptimalkan potensi digital skill yang dimiliki oleh SDM UMKM dalam memenangkan persaingan usaha yang semakin ketat. Risnawati et al. (2022) mengungkapkan bahwa UMKM sangat membutuhkan pelatihan dari pemerintah, dan mentor khusus (pihak akademisi) untuk meningkatkan hard skill dan soft skill karyawan mereka, terutama dalam hal kemampuan beradaptasi dalam setiap perubahan yang terjadi. Salah satu faktor penentu agar UMKM dapat terus eksis di tengah kompetisi usaha yang sangat ketat yakni mampu baradaptasi dengan modernisasi teknologi informasi dalam manajemen usaha. Oleh sebab itu,

(8)

para pelaku UMKM Kota Palopo harus terus meng-upgrade kemampuan dalam manajemen usaha yang berbasis teknologi digital. Keberhasilan organisasi sangat ditentukan oleh kualitas orang – orang yang bekerja di dalamnya (Cahya et al., 2021).

Matriks SWOT

Sejalan dengan matrik IE, matriks SWOT juga dirumuskan berdasarkan hasil identifikasi data pada tiap indikator faktor internal dan eksternal. Namun, matriks SWOT ini lebih berfokus pada posisi UMKM Kota Palopo dengan melihat selisih antara indeks faktor internal dan indeks faktor eksternal. Pada faktor internal, total nilai dari indikator kekuatan sebesar 2,07 dikurangkan dengan total nilai dari indikator kelemahan sebesar 1,67 sehingga didapatkan selisih indeks faktor internal sebesar 0,4. Adapun pada faktor eksternal, total nilai dari indikator peluang sebesar 1,55 dikurangkan dengan total nilai dari indikator ancaman sebesar 1,38 sehingga diperoleh selisih indeks faktor eksternal sebesar 0,17. Jika kedua selisih indeks faktor internal dan faktor eksternal ini diproyeksikan pada matriks SWOT maka diperoleh hasil seperti pada diagram berikut:

Gambar 2. Matriks SWOT

Posisi UMKM Kota Palopo yang ditunjukkan pada diagram Matriks SWOT berada pada kuadran I, dimana posisi kuadran ini menggambarkan strategi yang tepat untuk dilakukan yaitu strategi agresif. Kuadran I merupakan situasi yang sangat menguntungkan, perusahaan memiliki peluang dan kekuatan strategi yang diterapkan yaitu mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Dalimunthe, 2019). Tentu pada kondisi dan situasi seperti ini sangat menguntungkan, sebab para pelaku UMKM memiliki peluang dan kekuatan yang dapat digunakan untuk mengoptimalkan strategi pengembangan kualitas SDM agar dapat bertahan di tengah krisis pandemi Covid 19. Analisis SWOT pada kuadran I menunjukkan posisi yang bagus sehingga strategi yang dapat diterapkan adalah SO (Suci et

(9)

al., 2020). Strategi SO dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar – besarnya (Dalimunthe, 2019). Strategi yang patut diaplikasikan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan kualitas SDM yang agresif (growth oriented strategy).

Tabel 3. Rekomendasi Strategi berdasarkan Matriks SWOT

Faktor Internal

Faktor Eksternal

Kekuatan

1. Terbangun Mindset akan pentingnya berwirausaha.

2. Memiliki minat dan bakat dalam berwirausaha.

3. Memiliki jiwa wirausaha yang tinggi.

4. Komitmen untuk menjadi wirausahawan yang sukses.

5. Memiliki semangat dalam bekerja.

6. Penguasaan teknologi informasi yang memadai.

7. Masih tergolong usia produktif.

Kelemahan

1. Masih kurangnya pengetahuan tentang Manajemen Usaha/Bisnis.

2. Terbatasnya pengalaman dalam mengelola usaha/bisnis secara professional.

3. Kurangnya kemampuan dalam menangkap peluang bisnis.

4. Cepat merasa puas dengan

pencapaian usaha yang telah diraih.

5. Kemampuan adaptasi terhadap lingkungan bisnis yang masih rendah.

6. Modal operasional untuk

pengembangan usaha masih kurang.

Peluang

1. Adanya asosiasi pengusaha (HIPMI) yang dapat menjadi wadah untuk sharing pengalaman antara pelaku usaha.

2. Kuantitas SDM yang cukup untuk menunjang

keberlangsungan usaha.

3. Penggunaan teknologi digital dalam menunjang

pengembangan usaha.

4. Kebijakan pemerintah dalam mendukung pengembangan UMKM.

5. Kemudahan dalam memperoleh bahan baku.

Strategi S-O

1. Sharing antar pelaku UMKM akan pentingnya upaya pengembangan SDM

2. Menumbuhkan jiwa wirausaha dengan meningkatkan kualitas SDM

3. Mengoptimalkan skill dalam penguasaan teknologi digital dalam menunjang

pengembangan usaha 4. Mengotimalkan potensi usia

yang produktif untuk mengembangkan usaha

Strategi W-O

1. Menambah pengetahuan tentang Manajemen SDM Usaha/Bisnis yang profesional

2. Memperkaya pengalaman dalam mengelola usaha/bisnis secara professional dengan meningkatkan kualitas SDM

3. Meningkatkan kemampuan

adaptasi terhadap lingkungan bisnis dengan penggunaan teknologi digital

4. Mengoptimalkan peran asosiasi pengusaha (HIMPI) khususnya dalam pengembangan SDM UMKM

Ancaman

1. Perubahan kondisi sosial yang menyebabkan perubahan tuntutan konsumen.

2. Kurangnya pelatihan wirausaha yang spesifik membahas tentang pengembangan SDM UMKM.

3. Perubahan teknologi informasi yang menuntut kemampuan adaptasi SDM UMKM.

4. Perubahan kondisi ekonomi global seperti inflasi.

5. Persaingan usaha yang semakin ketat.

Strategi S-T 1. Memaksimalkan

pengembangan SDM pada UMKM melalui kebijakan pemerintah

2. Mengantisipasi perubahan teknologi informasi untuk pengembangan SDM usaha 3. Menyemarakkan pelatihan

yang spesifik membahas tentang pengembangan SDM UMKM

4. Mengoptimalkan potensi penguasaan teknologi informasi dalam

memenangkan persaingan usaha

Strategi W-T

1. Meningkatkan kemampuan adaptasi SDM dalam

memenangkan persaingan bisnis yang semakin ketat.

2. Meningkatkan pengetahuan SDM tentang manajemen usaha dalam menangkap peluang bisnis seiring dengan perubahan kondisi sosial dan ekonomi

3. Meningkatkan kemampuan mengelola usaha melalui pelatihan khususnya yang berkaitan dengan pengembangan SDM UMKM

(10)

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan analisis faktor internal dan eksternal diperoleh hasil yang menunjukkan bahwa kondisi UMKM Kota Palopo dilihat dari segi kualitas SDM masih membutuhkan strategi pertumbuhan dan pengembangan (growth and build) sehingga pilihan strategi yang dapat diterapkan yaitu strategi intensif dan integratif. Pengembangan keterampilan SDM pelaku UMKM Kota Palopo dalam meningkatkan kemampuan literasi digital guna mendukung inovasi media pemasaran online produk UMKM menjadi implikasi praktis dari penelitian ini.

Selain itu, analisis SWOT menggambarkan bahwa strategi yang harus dilakukan dalam upaya peningkatan daya saing UMKM dalam menghadapi krisis di tengah pandemi Covid 19 antara lain mengoptimalkan skill dalam penguasaan teknologi digital dalam menunjang pengembangan usaha serta melakukan sharing antar sesama pelaku UMKM akan pentingnya upaya pengembangan SDM.

Penelitian ini juga merekomendasikan kepada peneliti berikutnya untuk mengkaji isu manajemen SDM yang lebih spesifik pada lingkup UMKM. Misalnya human capital management, kemampuan literasi digital, employee engangement, dan lain-lain.

REFERENSI

Arham, M. A., Mattoasi, Monoarfa, R., dan Husain, S. P. (2020). Strategi Pengelolaan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Era Pandemi Corona Virus Disease (Covid - 19). Jurnal Sibermas (Sinergi Pemberdayaan Masyarakat), 120–130.

https://www.researchgate.net/profile/Munirah_Faridah_Tuli/publication/345318651_Jur nal_Sibermas_Sinergi_Pemberdayaan_Masyarakat/links/5fa3a26e458515157bebff49/Ju rnal-Sibermas-Sinergi-Pemberdayaan-Masyarakat.pdf

Astuti, S. A. D. (2021). Dampak Covid-19 terhadap Ketenagakerjaan dan UMKM di Mojokerto. Jurnal Inovasi Penelitian, 1(9), 1775–1778.

Bahtiar, R. A., & Saragih, J. P. (2020). Dampak Covid-19 terhadap Perlambatan Ekonomi Sektor UMKM. Jurnal Bidang Ekonomi dan Kebijakan Publik, 7(6), 19–24.

Cahya, A. D., Rahmadani, D. A., Wijiningrum, A., dan Swasti, F. F. (2021). Analisis Pelatihan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia. YUME: Journal of Management, 4(2), 230–242. https://doi.org/10.37531/yume.vxix.861

Cakranegara, P. A., dan Rahadi, D. R. (2020). Sumber Daya Manusia Sektor UMKM di Kala Pandemi Covid 19. Sebatik, 24(2), 315–320. https://doi.org/10.46984/sebatik.v24i2.1126 Dalimunthe, L. (2019). Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia Guna Meningkatkan Kinerja Karyawan melalui Analisis SWOT Divisi Cash Processing Center pada PT Advantage SCM Kota Padang. 1, 76–85. https://doi.org/10.31933/JIMT

Diah, Y. M., Siregar, L. D., dan Saputri, N. D. M. (2021). Strategi Mengelola Sumber Daya Manusia (SDM) Unggul dalam Tatanan Normal Baru bagi Pelaku UMKM di Kota Palembang. Sricommerce: Journal of Sriwijaya Community Services, 2(1), 67–76.

https://doi.org/10.29259/jscs.v2i1.32

Faqih, W. A. (2019). Strategi Pengembangan SDM Dalam Persaingan Bisnis Industri Kreatif

di Era Digital. ’Adliya, 13(1), 115–126.

(11)

https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/adliya/article/view/4461

Hardilawati, W. L. (2020). Strategi Bertahan UMKM di Tengah Pandemi Covid-19. Jurnal Akuntansi dan Ekonomika, 10(1), 89–98. https://doi.org/10.37859/jae.v10i1.1934

Harmoko, D. D. (2021). Digital Literacy as a Solution to Improve The Quality Of Indonesia’s Human Resources. Research and Development Journal of Education, 7(2), 413.

https://doi.org/10.30998/rdje.v7i2.10569

Hoang, C. C., and Ngoc, B. H. (2019). The Relationship Between Innovation Capability and Firm’s Performance in Electronic Companies, Vietnam. Journal of Asian Finance,

Economics and Business, 6(3), 295–304.

https://doi.org/10.13106/jafeb.2019.vol6.no3.295

Jaya, P. E. J., Utama, M. S., Murjana Yasa, I. G. W., dan Yuliarmi, N. N. (2020). Improving Competitiveness and Well-Being through Human Resources Quality, Local Culture, and Product Performance. Cogent Business and Management, 7(1).

https://doi.org/10.1080/23311975.2020.1831247

Njoku, E., Ruël, H., Rowlands, H., Evans, L., dan Murdoch, M. (2019). An Analysis of The Contribution of e-HRM to Sustaining Business Performance. Advanced Series in Management, 23, 21–39. https://doi.org/10.1108/S1877-636120190000023003

Palopo, B. K. (2021). Kota Palopo dalam Angka 2021. BPS Kota Palopo.

Parera, J. M., Likumahua, D., dan Ismail, R. S. (2021). Development Strategy for Micro Small Business (UMK) During The Covid-19 Pandemic in Maluku Province. Media Trend, 16(2), 259–274. https://doi.org/10.21107/mediatrend.v16i2.11698

Risnawati, R., Wirastuti, W., Sriwanti, S., Fera, F., Surayya, S., Asriadi, A., dan Indrianinangsih, M. (2022). Strategi Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) pada UMKM Kota Palu di Era Pandemi Covid 19. Jurnal Ilmiah Aset, 24(1), 67–80.

https://doi.org/10.37470/1.24.1.202

Sonita, E., dan Helmi. (2019). Peningkatan SDM Menuju Kemandirian UMKM melalui Kualitas Pendidikan dalam Mewujudkan Sustainable Development Goals. JUSIE- Jurnal Sosial dan Ilmu Ekonomi, 4, 88–97.

Suci, R. P., Hermawati, A., dan Suwarta. (2020). Strategi Peningkatan Kinerja Sumber Daya Manusia (SDM) pada UMKM di Malang dengan Metode SWOT. Jurnal Manajemen Sains dan Organisasi, 1(2), 64–74. https://doi.org/10.52300/jmso.v1i2.2374

Referensi

Dokumen terkait

[9] Setelah itu, peneliti menggunakan analisis SWOT untuk mengembangkan strategi UMKM di sentra industri rajut Binong Jati dalam menghadapi ASEAN Econommic Community

 Strategi yang dilakukan oleh UMKM dan koperasi guna meningkatkan daya saing dalam menghadapi pasar bebas Asean antara lain dengan melakukan kemitraan dalam hal permodalan,

Menganalisis resiliensi UMKM Madu Trigona Queeny di Desa To’pongo, Kecamatan Lamasi, Kabupaten Luwu terhadap krisis pandemi COVID-19 Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini

Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana fenomena Pandemi Covid-19 yang terjadi di Indonesia dapat mengganggu kestabilan perekonomian di Indonesia khususnya

Hasil penelitian didapat bahwa upaya pemerintah dalam membantu pelaku usaha UMKM yang terdampak pandemi covid-19 yaitu adanya program Pemulihan Ekonomi Nasional

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis bagaimana bank syariah memiliki peran dalam upaya mengembangkan UMKM pada saat situasi pandemi Covid-19 di Indonesia berlangsung

STRATEGI PENGEMBANGAN BISNIS DI MASA PANDEMI COVID-19 TERHADAP PENDAPATAN BULANAN DI PANCHE HUB COFFEE AND ART SPACE DENGAN MENGGUNAKAN ANALISIS SWOT SKRIPSI Disusun Untuk

Pemetaan UMKM pada masa pandemi COVID-19 menggunakan analisis media sosial untuk meningkatkan