• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Kasus Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan

N/A
N/A
YOHANES WAHYU

Academic year: 2025

Membagikan " Studi Kasus Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Inovasi Sosial dalam Pengelolaan Sampah: Studi Kasus Tempat Pembuangan Sampah Terpadu Piyungan (TPST)

Disusun Oleh :

Bryan Mukti Priambudi ( 20220520020 )

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADYAH YOGYAKARTA

(2)

PENDAHULUAN

Banyak kota di Indonesia menghadapi masalah sampah, yang merupakan salah satu masalah besar yang dihadapi mereka. Volume sampah yang dihasilkan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan aktivitas ekonomi.

Menurut Sholihah (2020) jumlah populasi penduduk yang mencapai 261.115.456 jiwa turut menyumbang suplai timbulan sampah yang menembus angka 65 juta ton/tahun.

Sebagai bagian penting dari sistem pengelolaan sampah, tempat pembuangan sampah (TPS) memainkan peran penting dalam menjaga lingkungan perkotaan tetap bersih. Namun demikian, TPS seringkali tidak bekerja dengan baik di banyak tempat. Salah satu masalah utama adalah volume sampah yang terlalu besar, kurangnya pemisahan antara sampah organik dan anorganik, dan manajemen yang kurang efektif. Untuk mencapai solusi yang berkelanjutan dan melibatkan partisipasi aktif masyarakat, inovasi sosial dalam pengelolaan sampah menjadi semakin penting dalam konteks ini.

Pada tahun 2018, dinas terkait menyatakan bahwa sistem pengelolaan sampah di daerah Yogyakarta menggunakan tempat pembuangan akhir Piyungan sebagai pengelolaan sampah terpadu TPST dan menggunakan lokasi tersebut sebagai tempat pembuangan sampah. Salah satu faktor yang menyebabkan volume sampah yang semakin meningkat adalah kurangnya sosialisasi dan pengedukasian tentang pengelolaan sampah di masyarakat sekitar TPA Piyungan.

Inovasi sosial adalah gagasan atau ide baru yang dilakukan untuk mengatasi masalah sosial masyarakat, melibatkan perubahan hubungan kelembagaan (kolaborasi), meningkatkan kapasitas juga kesejahteraan masyarakat, dan meningkatkan peluang jangka panjang atau keberlanjutan. Pengembangan Kawasan Wisata (Sanggel, 2018). Melalui studi kasus tempat pembuangan sampah terpadu piyungan (TPST) yang menerapkan pendekatan inovasi sosial, paper ini bertujuan untuk mengidentifikasi strategi inovatif yang dapat diterapkan untuk

(3)

mengatasi masalah sampah di daerah yogyakarta, serta menganalisis dampak dari pendekatan ini terhadap lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.

(4)

Permasalahan Sosial

Menurut Mulasari dkk (2014) permasalahan sampah di Kota Yogyakarta dilihat dari tiga sudut pandang yaitu, permasalahan di hilir, proses dan hulu.

Permasalahan di hilir berupa permasalahan yang timbul dimasyarakat.

Permasalahan di proses merupakan permasalahan pelayanan yang baru mencapai 85%. Dan permasalahan di hulu merupakan permasalahan di TPA Piyungan.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Putri & Hanum, 2021) permasalahan sosial yang terjadi di tempat pembuangan sampah terpadu piyungan (TPST) adanya konflik antara warga terdampak dengan pihak pengelola. Faktor penyebab terjadinya konflik meliputi : kurangnya komunikasi, kurangnya kerjasama antara warga terdampak dengan pihak pengelola, kerusakan dan pencemaran lingkungan, dan kompensasi dampak negatif yang kurang efektif.

Menurut penelitian yang dilakukan (Ardila dkk., 2017) permasalahan sosial yang terjadi di tempat pembuangan sampah terpadu piyungan (TPST) karena tren volume sampah yang terus meningkat dan belum adanya upaya pengolahan sampah. Apabila kapasitasnya telah terlampaui bukan tidak mungkin terjadi bencana seperti ledakan dan longsor sampah

(5)

Konsep dan Metode

Paper ini menggunakan metode tinjauan pustaka (literature review) untuk menganalisis berbagai jurnal terkait inovasi sosial dalam pengelolaan sampah.

Beberapa jurnal yang dijadikan referensi antara lain adalah penelitian oleh (Putri &

Hanum, 2021) tentang konflik warga terdampak dengan pengelola tpst piyungan, serta karya (Ardila dkk., 2017) yang membahas pengelolaan sampah TPST Piyungan. Dengan menganalisis hasil penelitian-penelitian ini, paper ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai inovasi sosial yang telah diterapkan di TPST Piyungan dan dampaknya terhadap pengelolaan sampah secara keseluruhan.

(6)

Implementasi

TPST Piyungan telah mulai menerapkan inovasi sosial untuk meningkatkan pengelolaan sampah. Implementasi pada penelitian yang dilakukan oleh (Putri &

Hanum, 2021) tentang konflik warga terdampak dengan pengelola tpst piyungan, yaitu pengaduan warga kepada pemerintah desa setempat yang kemudian akan disampaikan ke forum-forum pemerintahan. Kebutuhan warga sekitar akan lingkungan yang baik dan sehat tidak dapat terpenuhi akibat adanya dampak negatif dari adanya TPST Piyungan. Konfik di TPST Piyungan melibatkan Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY, Pemerintah Provinsi DIY, warga terdampak TPST Piyungan, dan Pemerintah desa terdampak TPST Piyungan. Selain itu Pemerintah provinsi juga menyalurkan kompensasi pembangunan melalui pemerintah desa, pengajuan dilakukan oleh warga ke pemerintah provinsi melalui pemerintah desa dalam rancangan anggaran desa.

Pada penelitian (Ardila dkk., 2017) yang membahas pengelolaan sampah TPST Piyungan, solusi yang dapat diambil berupa: (1) pembentukan komunitas peduli sampah dan lingkungan; (2) pendirian bank sampah; dan (3) pembangunan incinerator

(7)

Impact

Impact pada penelitian (Putri & Hanum, 2021) tentang konflik warga terdampak dengan pengelola tpst piyungan. Meningkatnya solidaritas In-Group kelompok warga. Konflik Terbentuknya kelompok warga terdampak tergabung dalam kelompok guyub rukun dikarenakan adanya kesamaan nasib sebagai pihak terdampak TPST dan kepentingan yaitu penemuhan kebutuhan akan lingkungan tinggal. Hal tersebut menimbulkan rasa kesetiaan dan tolong-menolong yang diwujudkan dengan ikut berpatisipasi dalam setiap aksi yang telah di rencanakan oleh anggota yang aktif selain itu dengan adanya konflik di TPST Piyungan, pengelolaan sampah di TPST mulai dibenahi sesuai dengan fungsinya. Fungsi balai pengelolaan sampah DLHK menurut peraturan gubernur DIY nomor 93 tahun 2018, meliputi penyusunan program kerja, pelaksanaan penyusunan standart oprasional prosedur pengelolaan sampah, pelaksanaan kegiatan ketatausahaan balai, pelaksanaan pengolahan dan pemrosesan akhir sampah, pengendalian kualitas lingkungan selama proses pengolahan akhir sampah, pengendalian kualitas residu hasil pengolahan ke media lingkungan secara aman, pemantauan evaluasi dan penyusunan laporan program balai, dan pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan sesuai tugas dan fungsi UPT.

Impact pada penelitian (Ardila dkk., 2017) yang membahas pengelolaan sampah TPST Piyungan terbentuknya suatu komunitas peduli sampah dan lingkungan untuk mengedukasi masyarakat tentang pengelolaan sampah.

Komunitas tersebut dapat berupa komunitas yang beranggotakan karang taruna dalam lingkup dusun atau padukuhan. Pendirian bank sampah, dengan metode bank sampah tersebut masyarakat sanggup untuk memisahkan antara sampah organik dan an-organik yang ada sehingga sampah yang ada tinggal sampah organik saja karena sampah anorganik sudah dijual di bank smpah. Metode ini merubah kebiasaan masyarakat yang dulunya harus membayar uang untuk membuang sampah, sekarang mendapat uang dari setiap kilogram sampah yang dikumpulkan sehingga dapat dengan mudah diterima dilingkungan masyarakat, dan impact selanjutnya pembangun tempat pembakaran sampah atau incinerator di sekitar

(8)

TPST sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU). Sampah an-organik merupakan sampah yang tidak dapat terurai oleh tanah atau terurai sangat lama, sehingga salah satu solusinya adalah membakar sampah tersebut. Namun, kegiatan membakar sampah ini dapat menyebabkan polusi udara. Solusi menggunakan incinerator tersebut dilakukan untuk menyaring hasil pembakaran. Udara yang dikeluarkan telah disaring terlebih dahulu sebanyak 3 kali, sehingga udara yang dikeluarkan sudah lebih bersih. Selain itu, dengan incinerator, dapat pula dibangun pembangkit listrik tenaga uap. Uap yang digunakan merupakan uap hasil pembakaran sampah an-organik seperti plastik. Selain aman terhadap lingkungan karena tidak ada lagi sampah plastik, pembakaran tersebut dapat juga menjadi solusi dari ancaman krisis energi yang akan terjadi

(9)

Kesimpulan

Dari tinjauan pustaka (literature review) untuk menganalisis berbagai jurnal terkait inovasi sosial dalam pengelolaan sampah didapatkan Kesimpulan yaitu:

1. Dari konflik warga terdampak dengan pengelola tpst piyungan. Dapat meningkatkan solidaritas In-Group kelompok warga konflik dan mempertegas tugas pengelolaan sampah

2. Dari tren volume sampah yang terus meningkat dan belum adanya upaya pengolahan sampah berdampak pada pembetukan komunitas peduli sampah dan lingkungan, pendirian bank sampah, dan pembangunan incinerator

(10)

TINJAUAN PUSTAKA

Ardila, R., Setyaji, G. W., Lalasati, N. A., Novendi, E., & Ilma, I. S. (2017).

Pengelolaan Sampah TPST Piyungan: Potret Kondisi Persampaha Kota Yogyakarta, Kabupate Bantul, dan Kabupate Sleman. UNIVERSITAS GADJAH MADA.

Mulasari, S. A., Husodo, A. H., & Muhadjir, N. (2014). Kebijakan Pemerintah dalam Pengelolaan Sampah Domestik. Kesmas: National Public Health Journal, 8(8), 404. https://doi.org/10.21109/kesmas.v8i8.412

Putri, C. M., & Hanum, F. (2021). KONFLIK WARGA TERDAMPAK DENGAN PENGELOLA TPST PIYUNGAN, BANTUL, DI YOGYAKARTA. E- Societas: Jurnal Pendidikan Sosiologi, 10(4). https://doi.org/10.21831/e- societas.v10i4.17176

Sanggel, A. I. I. (2018). INOVASI SOSIAL MASYARAKAT DALAM PENDEKATAN ASSET-BASED COMMUNITY DEVELOPMENT DI KAMPUNG LAWAS MASPATI KECAMATAN BUBUTAN KOTA SURABAYA. Universitas Airlangga.

Sholihah, K. K. A. (2020). KAJIAN TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI INDONESIA. Universitas Negeri Surabaya.

Zuchriyastono, M. A., & Purnomo, E. P. (2020). ANALISIS LINGKUNGAN LAHAN TEMPAT PEMBUANGAN SAMPAH TERPADU TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT SEKITAR. Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidu.

Referensi

Dokumen terkait

Tinggi rendahnya nilai tambah dipengaruhi oleh penggunaan biaya produksi, harga jual dan volume produksi (Baihaqi dkk., 2014). Nilai tambah sampah anorganik dari TPST

Nah sebelum tahun 1998 penumpukan sampah begitu menghawatirkn menumpuk di pinggir jalan namun sejak adanya TPS (Tempat Pembuangan Sampah) sekarang jalanan kelihatan

Perencanaan teknis pengelolaan sampah terdiri dari pemilahan, pewadahan, pengumpulan sampah, pengangkutan sampah dan pengolahan di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu

Skripsi ini disusun sebagai laporan akhir dari penelitian yang berjudul “Analisis Kualitas Air Sumur Sekitar Wilayah Tempat Pembuangan Akhir Sampah : Studi Kasus di TPA

Perencanaan teknis pengelolaan sampah terdiri dari pemilahan, pewadahan, pengumpulan sampah, pengangkutan sampah dan pengolahan di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu

Tinggi rendahnya nilai tambah dipengaruhi oleh penggunaan biaya produksi, harga jual dan volume produksi (Baihaqi dkk., 2014). Nilai tambah sampah anorganik dari TPST

Tinggi rendahnya nilai tambah dipengaruhi oleh penggunaan biaya produksi, harga jual dan volume produksi (Baihaqi dkk., 2014). Nilai tambah sampah anorganik dari TPST

JURNAL ILMIAH SOCIETY ISSN : 2337 – 4004 Jurnal Volume 3 No.2 Tahun 2023 1 Kondisi Tempat Pembuangan Akhir Sampah TPA Dalam Lingkungan Sosial Ekonomi dan Kesehatan Studi Kasus