MAKALAH
MANAJEMEN FARMASI
STUDI KELAYAKAN APOTEK SUKARNO
DISUSUN OLEH:
CINDY STEFFANIE (2343700100)
PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 JAKARTA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa, karena dengan kasih karunia-Nya kami masih diberikan kesempatan untuk menyelesaikan tugas.
Makalah ini disusun dalam rangka pemenuhan tugas Projek Manajemen Farmasi.
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa oleh karena berkat dan anugerah yang diberikannya penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Studi Kelayakan Apotek Sukarno”). Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Manajemen Farmasi pada program studi profesi Apoteker di Universitas 17 Agustus 1945 Jakarta.
Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat dalam meningkatkan wawasan serta pengetahuan Studi Kelayakan Apotek Sukarno, Demikian kami berharap akan kritik dan saran yang dapat membantu membangun demi perbaikan makalah ini di masa yang akan datang.
Jakarta, 2 Oktober 2023 Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...i
DAFTAR ISI...ii
BAB I...1
PENDAHULUAN...1
1.1 Latar Belakang...1
1.2 Tujuan...1
1.3 Manfaat...1
BAB II...2
STUDI KELAYAKAN APOTEK...2
2.1 Identitas Apotek...2
2.2 Visi dan Misi Apotek Sukarno...2
2.2.1 Visi...2
2.2.2 Misi...2
2.3 Strategi Apotek Sukarno...2
2.4 Aspek Lokasi Apotek...3
2.4.1 Denah Lokasi Lokasi...3
2.4.2 Tingkat Sosial Ekonomi...3
2.4.3 Pelayanan Kesehatan...3
2.4.4 Apotek Pesaing...4
2.5 Peluang/Prospek Pemasaran...4
2.5.1 Kekuatan/ Strength...5
2.5.2 Kelemahan/weakness...6
2.5.3 Ancaman/ Treats...6
2.6 Aspek Pasar dan Pemasaran...7
2.6.1 Potensi Pasar...7
2.6.2 Market Share...7
2.7 Pengelolaan Sumber Daya Manusia...7
2.7.1 Job Description...7
2.7.2 Standar Prosedur Operasional...10
2.8 Sarana dan Prasarana yang Dibutuhkan...16
2.8.1 Denah Ruang Apotek...16
2.8.2 Perbekalan Farmasi...18
2.8.3 Perlengkapan...18
2.9 Struktur Organisasi...19
2.10 Analisis Keuangan...19
2.10.1 Modal diperoleh dari pinjaman bank sebesar Rp. 500.000.000,- 19 2.10.2 Omzet Pertahun...21
2.10.3 Perhitungan Investasi...22
2.11 Perizinan...23
BAB III...35
KESIMPULAN...35
DAFTAR PUSTAKA...36
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Apotek merupakan sarana kesehatan yang sangat diperlukan untuk menunjang upaya pelayanan kesehatan dalam kehidupan bermasyarakat dan apotek merupakan sarana pelayanan kefarmasian yang dilakukan praktek kefarmasian oleh Apoteker (Permenkes, 2017). Tugas dan fungsi dari apotek yaitu tempat pengabdian bagi seorang apoteker, sarana yang digunakan dalam memproduksi dan mendistribusi dari sediaan farmasi yaitu obat, obat tradisional dan kosmetika, pelayanan informasi obat (PIO), pelayanan obat atas resep dari dokter, pengembangan obat, obat tradisional dan bahan obat.
Apotek juga berperan sebagai berperan sebagai sarana untuk menjalankan bisnis dengan tujuan untuk mendapatkan laba dari kegiatan penjualan sediaan kefarmasiaan di apotek. Kedua kegiatan tersebut diharapkan dapat berjalan dengan secara beriringan sehingga dilakukanlah studi kelayakan apotek untuk menilai aspek teknis, pasar, manajemen dan keuangan dalam pendirian apotek.
Studi kelayakan dilakukan untuk mendukung proses pengambilan keputusan, berdasarkan analisis cost-benefit, untuk melihat keberlangsungan bisnis atau perusahaan dalam hal ini adalah apotek sehingga keberlangsungan aspek bisnis dan pelayanan kefarmasian dapat dijalankan dengan optimal.
1.2 Tujuan
1. Sebagai sarana pelayanan kefarmasian untuk masyarakat.
2. Menyediakan kebutuhan obat dan perbekalan farmasi lainnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
3. Memberikan pelayanan informasi obat serta konseling dalam hal swamedikasi masyarakat.
4. Memberikan pelayanan informasi kesehatan sehingga dapat meningkatkan pemahaman pemahaman masyarakat masyarakat tentang tentang penggunaan penggunaan obat secara tepat dan rasional.
1.3 Manfaat
Untuk memudahkan masyarakat mendapatkan pelayanan kesehatan seperti kebutuhan obat, pelayanan informasi obat serta konseling dalam hal swamedikasi, dan meningkatkan pemahaman masyarakat tentang penggunaan obat secara tepat dan rasional.
BAB II
STUDI KELAYAKAN APOTEK
2.1 Identitas Apotek
Nama Apotek : Apotek Sukarno
Alamat : Jl. Adi Sucipto RT.02 Kecamatan Palaran, Kota Samarinda, Kalimantan Timur.
2.2 Visi dan Misi Apotek Sukarno 2.2.1 Visi
Menjadi Apotek yang terpercaya, melayani sesama dengan setulus hati, menyediakan obat yang lengkap dengan harga yang kompetitif sehingga keberadaan kami bermanfaat bagi masyarakat sekitar dan memberikan informasi yang benar tentang obat sesuai kode etik kefarmasian.
2.2.2 Misi
1) Menyediakan produk dan jasa layanan kesehatan yang aman, berkualitas, terpercaya dan terjangkau untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan peningkatan pemberdayaan individu, keluarga, masyarakat dan lingkungan.
2) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang berkualitas sesuai dengan etika profesi dan standard pelayanan.
3) Membuka lapangan kerja baru bagi orang muda yang antusias dengan merekrut dan mendidik lulusan sekolah kefarmasian sehingga menjadi tenaga yang mempunyai pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang baik di bidang pelayanan farmasi.
2.3 Strategi Apotek Sukarno
1. Memiliki persediaan obat yang lengkap
2. Melakukan promosi lewat media sosial dan internet 3. Menyediakan jasa konseling
4. Melakukan monitoring pasien dengan telepon, terutama untuk penyakit untuk penyakit kronis
5. Menyediakan fasilitas yang nyaman
6. Ruangan yang bersih dan pencahayaan yang baik
7. Menerima pelayanan pemesanan via online 8. Memberikan jasa pelayanan antar obat
9. Merancang SOP (standar operating procedure) dan standar organisasi kerja 10.Memberlakukan sistem reward and punishment bagi karyawan apotek.
11.Melayani pembelian obat secara online, juga melayani pengantaran obat langsung ke rumah pasien.
2.4 Aspek Lokasi Apotek 2.4.1 Denah Lokasi Lokasi
Merupakan salah satu aspek penting yang menentukan keberhasilan suatu apotek. Lokasi yang strategis adalah lokasi yang dekat dengan konsumen, dekat dengan supplier, mudah dikembangkan, pasarnya besar, aman dan nyaman. Selain itu perlu diperhatikan beberapa aspek lokasi yang meliputi: kepadatan penduduk, tingkat sosial ekonomi, kesehatan, jumlah pesaing,, data atau alamat apotek kompetitor, data klinik dokter dan data jumlah penduduk.
Apotek Sukarno terletak di Jl. Adi Sucipto RT.02 Kecamatan Palaran, Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Lokasi ini termasuk lokasi yang cukup ramai, yang cukup ramai, banyak dilalui dilalui oleh kendara umum maupun pribadi. Luas bangunan apotek sekitar 8 x 10 meter dan memiliki lahan parkir bersama yang cukup luas.
Apotek Sukarno terletak di kecamatan Palaran yang merupakan salah satu kacamatan dari 10 (sepuluh) kecamatan yang ada di Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur. Dengan luas wilayah kurang lebih 242,29 Km2, Kecamatan Palaran terbagi menjadi 5 (lima) kelurahan.
2.4.2 Tingkat Sosial Ekonomi
Kecamatan Palaran dikategorikan cukup baik secara sosial- ekonomi berdasarkan Data Kesehatan Penduduk. Tingkat pendidikan sekitar tergolong menengah ke bawah dengan persentase terbesar pendidikan terakhir SMA dan SMP. Sehingga, diperkirakan kesadaran akan kesehatan masih cukup bagus. Namun, kesadaran akan kesehatan ini tidak didukung dengan ketersediaan dan keterjangkauan fasilitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat.
2.4.3 Pelayanan Kesehatan
Fasilitas pelayanan kesehatan yang berada di sekitar apotek terdiri dari Klinik, Rumah Sakit, dan Puskesmas.
Tabel 2.1 Layanan Kesehatan di Kecamatan Palaran
No. Nama Alamat
1. UPTD Puskemas Palaran Jl. Kesehatan, Kel. Rawa Makmur, Kec. Palaran
2. Laboratorium Klinik Palaran Medika
Jl. Ampera No.08, RT.49, Rw.
Makmur, Kec. Palaran, Kota Samarinda, Kalimantan Timur 75243, Indonesia
3. Klinik Dewi Asih Jl. Ampera No.56, RT.10, Handil Bakti, Kec. Palaran, Kota Samarinda, Kalimantan Timur 75243
2.4.4 Apotek Pesaing
Terdapat beberapa Apotek pesaing yang lumayan dekat dengan Apotek Sukarno.
2.5 Peluang/Prospek Pemasaran
Melihat lokasi apotek yang strategis dan memperhatikan pola pengobatan mandiri masyarakat (Swamedikasi), maka pendirian Apotek Sukarno mempunyai prospek pemasaran yang cukup yang cukup bagus karena:
1. Kepadatan penduduk yang tinggi sebab dekat dengan daerah pemukiman penduduk dan penduduk dan kompleks pendidikan.
2. Tingkat pendidikan masyarakat relatif menengah dan menengah keatas.
3. Letak apotek yang strategis di jalan raya dan merupakan jalan jalur alternatif yang mudah dijangkau oleh berbagai kendaraan.
4. Penerapan staretegi pemasaran yang mengedepankan citra apotek yang lebih ekonomis, informatif, pelayanan ramah, lengkap dan memberikan kenyamanan bagi konsumen yang didukung dengan sarana dan prasarana yang ada di Apotek.
5. Menyediakan pelayanan kesehatan seperti: pelayanan dan konsultasi obat dengan apoteker, menyediakan pemeriksaan kesehatan (TD, BB, TB dan gula darah).
Berdasarkan data-data survey pendahuluan terhadap posisi strategis daerah/peta lokasi dan keberadaan apotek kompetitor, dapat diterangkan beberapa hal yang penting. Hal ini dapat dilihat dari aspek kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman terhadap apotek baru yang akan didirikan.
Berikut ini akan dipaparkan SWOT analysis ( strength, strength, weakness, weakness, opportunity, treat ) dari Apotek Sukarno secara lebih rinci.
2.5.1 Kekuatan/ Strength
Kekuatan Apotek Sukarno yang diprediksi akan menjadi kekuatan potensial bagi eksistensi apotek adalah sebagai berikut:
1. Ketersediaan obat, bahan obat, alkes serta perbekalan farmasi lainnya di Apotek Sukarno relatif lengkap sesuai kebutuhan masyarakat yang mampu mencapai Customer Satisfied sehingga akan meningkatkan omset apotek.
2. Lokasi dekat dengan fasilitas kesehatan lain seperti UPTD Puskemas Palaran, serta Klinik praktek dokter umum.
3. Apotek didirikan dengan konsep layanan patient oriented yang berbasis layanan kefarmasian pharmaceutical care.
4. Letak/ lokasi apotek berada di di Jl. Adi Sucipto RT.02 Kecamatan Palaran, Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Yang merupakan jalan 2 arah tanpa separator dan ramai akan lalu lalang kendaraan siang maupun malam, serta akses jalan yang mudah dijangkau dari segala yang mudah dijangkau dari segala arah.
5. Petugas apotek yang terseleksi merupakan petugas yang jujur, handal dan loyal, terdiri dari tenaga yang sudah berpengalaman dan tenaga tenaga muda yang penuh semangat dan kreatif. ‐
6. Apoteker yang selalu standby di apotek, siap memberikan layanan dan konsultasi seputar obat. Hal ini dikarenakan dari awal apotek ini memiliki konsep “ No pharmacist no service”
7. Apotek Sukarno buka setiap hari sehingga memaksimalkan pelayanan kepada pasien tanpa terhalang oleh waktu libur.
8. Memiliki layanan antar (delivery order )
9. Merupakan apotek jaringan/waralaba ( franchise) sehingga sudah dikenal oleh masyarakat.
2.5.2 Kelemahan/weakness
Apotek Sukarno merupakan apotek waralaba yang kental akan bisnis, sehingga terkadang kurang fokus pada pelayanan pasien.
1. Potensi Daerah
a. Jumlah Penduduk, terutama daerah desa dan Kota (sekitar lokasi apotek), cukup padat, sehingga menjadi sumber pelanggan apotek yang potensial.
b. Penduduk dengan latar belakang sosial yang sangat beragam memungkinkan untuk menjadi pelanggan. Masyarakat golongan ini mempunyai daya beli lebih tinggi, karena itu apotek harus dikonsep sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi keinginan pelanggan seperti mereka. Sebagai contoh apotek ditata agar bersih, nyaman, elegan, tanpa menimbulkan konsep mahal, sehingga tetap dapat menarik pelanggan dari kelas social menengah ke bawah.
c. Penduduk dengan tingkat pendidikan yang cukup tinggi.
Golongan masyarakat ini lebih kritis, lebih bisa menerima pikiran logis, dan mungkin lebih peduli dengan pola hidup sehat. Untuk menarik pelanggan dari golongan ini, salah satu kegiatan apotek bisa mengarah pada mereka (khususnya), contohya melalui progam konsultasi obat melalui telepon, penerbitan buletin kesehatan secara berkala, dll.
d. Penduduk golongan geriatri cukup banyak. Kaum geriatri banyak mengalami masalah kesehatan, terutama penyakit penyakit‐ degeneratif. Apotek dapat menerbitkan browsur, melakukan komunikasi telepon untuk menarik simpati mereka.
e. Karena dekat dengan rumah sakit, puskesmas dan klinik, dapat dilakukan kerja sama. Dalam penyediaan obat bagi masyarakat dengan menerapkan sistem ‘jemput bola’ atau layanan antar jemput resep atau pembelian obat lainnya.
2.5.3 Ancaman/ Treats
Ancaman terutama datang dari kompetitor/pesaing, yaitu fasilitas yang terdapat pada apotek lain di sekitar lokasi.
2.6 Aspek Pasar dan Pemasaran
2.6.1 Potensi Pasar
Letak yang sangat strategis dan dekat dengan berbagai pusat pelayanan kesehatan menjadikan potensi pasar Apotek cukup menjanjikan.
Perkiraan konsumen:
Diperkirakan jumlah pasien puskemas 200 orang/hari, pasien dari posyandu sekitar 100 orang/hari. Dalam hal ini, rumah sakit menerapkan beberapa usaha untuk mencegah resep keluar sehingga prediksi pasien yang membawa resep keluar dari rumah sakit adalah 25%. Sehingga total pasien yang diperkirakan akan berjumlah 100 orang/hari.
2.6.2 Market Share
Perkiraan market share Sukarno adalah masuknya 10 resep/ hari.
Jumlah ini dianggap lumayan menjanjikan sebagai prospek pasar Apotek Sukarno kedepannya.
2.7 Pengelolaan Sumber Daya Manusia 2.7.1 Job Description
a. Apoteker Pemegang SIA
Apoteker Pemegang SIA adalah Apoteker yang diberi Surat Izin Apotek oleh pemerintah daerah kabupaten/kota sebagai izin untuk menyelenggarakan Apotek. Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus dan mengucapkan sumpah jabatan apoteker, yang berdasarkan peraturan perundang-undangan berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai apoteker. Apoteker dalam melakukan pekerjaan kefarmasian di apotek harus menrapkan standar pelayanan kefarmasian di Apotek, ia memiliki peran sebagai berikut:
 Pemberi layanan: Apoteker sebagai pemberi pelayanan harus berinteraksi dengan pasien. Apoteker harus mengintegrasikan pelayanannya pada system pelayanan Kesehatan secara berkesinambungan.
 Pengambil keputusan: Apoteker harus mempunyai kemampuan dalam mengambil keputusan dengan menggunakan seluruh sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.
 Komunikator: Apoteker harus mampu berkomunikasi dengan pasien maupun profesi kesehatan lainnya sehubungan dengan terapi pasien. Oleh karena itu harus mempunyai kemampuan berkomunikasi yang baik.
 Pemimpin: Apoteker diharapkan memiliki kemampuan untuk menjadi pemimpin. Kepemimpinan yang diharapkan meliputi keberanian mengambil keputusan yang empati dan efektif, serta kemampuan mengkomunikasikan dan mengelola hasil keputusan.
 Pengelola: Apoteker harus mampu mengelola sumber daya manusia, fisik, anggaran dan informasi secara efektif. Apoteker harus mengikuti kemajuan teknologi informasi dan bersedia berbagi informasi tentang Obat dan hal-hal lain yang berhubungan dengan Obat.
 Pembelajar seumur hidup: Apoteker harus terus meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan profesi melalui Pendidikan berkelanjutan (Continuing Professional Development/CPD)
 Peneliti: Apoteker harus selalu menerapkan prinsip/kaidah ilmiah dalam mengumpulkan informasi Pelayanan Kefarmasian dan memanfaatkannya dalam pelaksanaan Pelayanan Kefarmasian.
Selain menjalankan peran tersebut, apoteker juga memiliki beberapa tugas di apotek, yaitu:
 Memimpin seluruh kegiatan apotek
 Membuat visi dan misi
 Membuat strategi, tujuan, sasaran dan program kerja
 Membuat dan menetapkan peraturan atau SOP pada setiap fungsi kegiatan di apotek
 Membuat dan menetapkan indikator form record pada setiap fungsi kegiatan di apotek
 Merencanakan stategi keuangan yang efektif dan efisien
 Mengusahakan agar apotek yang dipimpinnya dapat memberikan hasil yang sesuai rencana kerja (meningkatkan omset, mengadakan pembelian yang tepat dan penekanan sejauh mungkin biaya tak langsung lainnya).Apoteker bertanggung jawab kepada Kementerian Kesehatan yang telah memberikan surat izin Apotek.
Apoteker juga bertanggung jawab terhadap seluruh bidang yang ada di apotek:
Bidang keuangan: penggunaan secara efisien, pengamanan dan kelancaran aliran kas atau keuangan apotek.
 Bidang persediaan barang: pengadaan barang yang sehat, kelancaran penerimaan dan pengeluaran barang, serta penyimpanan barang yang dapat menjaga stabilitas barang.
 Bidang inventaris: penggunaan inventaris yang efisien serta pemeliharaan dan pengamanan seluruh inventaris yang ada.
 Bidang administrasi: bertanggungjawab terhadap seluruh kegiatan administrasi di apotek yang meliputi administrasi umum dan administrasi pelayanan.
 Bidang personalia: harus mempunyai kemampuan mengelola SDM di apotek.
 Bidang teknik kefarmasian: mengawasi pelayanan resep yang masuk di apotek agar menghasilkan pelayanan yang berkualitas kepada konsumen dan tidak mengecewakan konsumen.
 Bidang bisnis: meningkatkan keuntungan, pertumbuhan dan pengembangan apotek yang sedang dipimpin.
Wewenang Apoteker Pemegang SIA
 Memimpin kegiatan dan seluruh karyawan di Apotek.
 Membagi tugas kepada karyawan
 Melakukan penambahan atau pengurangan karyawan dengan pertimbangan tertentu.
 Menjalin komunikasi dengan pihak luar untuk kepentingan apotek yang terkait dengan kerjasama, seperti kerjasama dengan industri farmasi dalam mengadakan acara tertentu ataupun kerjasama dengan supplier terkait dengan pengadaan barang di apotek.
b. Tenaga Teknis Kefarmasian
Tenaga Teknis Kefarmasian adalah tenaga yang membantu Apoteker dalam menjalankan pekerjaan kefarmasian, yang terdiri atas Sarjana Farmasi, Ahli Madya Farmasi dan Analis Farmasi. TTK di apotek dalam membantu Apoteker dalam hal pembelian, pengelolaan gudang, pelayanan/penjualan, keuangan, dan juga petugas pembukuan.
Apoteker membuat SOP kegiatan, sedangkan TTK yang mengerjakan dengan pengawasan Apoteker.
c. Tenaga Administrasi
Mencatat pembelian tunai dan kredit.
- Mencatat penjualan tunai dan kredit.
- Membukukan penagihan penjualan dan kredit.
- Membukukan faktur pembelian dan faktur penjualan
- Membantu Apoteker dan Tenaga Teknis Kefarmasian dalam melaksankan tugas, menjaga kebersihan apotek dsb.
2.7.2 Standar Prosedur Operasional a. SOP Pelayanan OTC
1. Pasien datang.
2. Menyapa pasien dengan ramah dan menanyakan kepada pasien obat apa yang dibutuhkan,
3. Tanyakan lebih dahulu keluhan atau penyakit yang diderita pasien, kemudian bantu pasien untuk mendapatkan obat yang tepat,
4. Menghitung harga dan minta persetujuan terhadap nominal harga, 5. Bila sudah terjadi persetujuan, ambilkan obat yang diminta pasien sesuai dengan permintaan meliputi : nama obat dan jumlah obat,
6. Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat meliputi dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara penggunaan dan efek samping obat yang mungkin timbul setelah penggunaan obat, dan jika diperlukan pengatasan pertama terhadap efek samping yang ditimbulkan.
b. SOP Pelayanan OWA 1. Pasien datang,
2. Menyapa pasien dengan ramah dan menanyakan kepada pasien obat apa yang dibutuhkan,
3. Tanyakan pada pasien apa keluhan yang dialamlinya dan gejala penyakitnya,
4. Tanyakan pada pasien apakah sebelumnya pernah menggunakan obat tertentu dan bagaimana hasilnya (kondisi membaik atau bertambah parah),
5. Bila pasien telah menggunakan obat sebelumnya dan hasilnya tidak memuaskan maka pilihkan obat lain yang sesuai dengan kondisi pasien, pasien, begitu juga untuk pasien yang sama sekali belum pernah minum obat,
6. Menghitung harga dan minta persetujuan terhada Menghitung harga dan minta persetujuan terhada nominal harga, nal harga, 7. Setelah pasien setuju dengan harga obat, ambilkan obat diatas, 8. Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang
obat meliputi: dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara penggunaan dan efek samping samping obat yang mungkin timbul setelah penggunaan obat dan dan jika diperlukan pengatasan pertama terhadap efek samping yang ditimbulkan,
9. Catat nama pasien, alamat, dan no telp pasi Catat nama pasien, alamat, dan no. telp pasien.
10.Buat catatan khusus tentang pasien yang nantinya sebagai patien data record.
c. SOP Pelayanan Resep 1. Menerima resep pasien,
2. Lakukan skrining resep meliputi adsministrasi, pharmaceutical dan klinik,
3. Menghitung harga dan minta persetujuan terhadap menghitung harga dan minta persetujuan terhadap nominal harga, inal harga, 4. Pasien diberi no antrian,
5. Tulis no struk (print out) pada resep dan satukan resep dengan printout
6. Cocokkan nama, jumlah dan kekuatan obat dalam resep denga print out,
7. Siapkan obat sesuai dengan resep,
8. Jika obat racikan maka patuhi sop meracik, 9. Buat etiket dan cocokkan dengan resep,
10.Teliti kembali resep sebelum diserahkan pada pasien termasuk salinan resep dan kuitansi (jika diminta oleh pasien),
11.Serahkan obat kepada pasien disertai dengan informasi tentang obat meliputi dosis, frekuensi pemakaian sehari, waktu penggunaan obat, cara penggunaan dan efek samping samping obat yang mungkin timbul setelah penggunaan obat dan jika diperlukan pengatasan pertama terhadap efek samping yang ditimbulkan,
12.Catat nama pasien, alamat dan no telp pas catat nama pasien, alamat dan no telp pasien.
13.Buat catatan khusus tentang pasien.
d. SOP Meracik Obat
1. Siapkan alat yang akan digunakan dan bersihkan meja untuk meracik
2. Buatlah instruksi meracik meliputi : no resep, nama pasian, jumlah dan cara mencampur.
3. Siapkan etiket dan wadah obat sertakan bersam obat dan instruksinya untuk diracik.
4. Cucilah tangan bila perlu gunakan sarung tangan, masker.
5. Siapkan bat sesuai resep dan ccocokkan dengan yang tertera pada struknya
6. Jika ada bahan yang harus ditimbang maka persiapkan lebih dahulu.
7. Bacalah instruksi meracik dengan seksama dan lakukanlah hati‐
hati.
8. Pastikan hasil racikan sesuai dengan instruksinya.
9. Masukkan dalam wadah yang telah disediakan dan beri etiket, kemudian serahkan pada petugas lain untuk diperiksa dan diserahkan.
10.Bersihkan peralatan dan meja meracik setelah selesai.
11.Cucilah tangan sampai bersih.
e. SOP Menimbang
1. Bersihkan timbangan,
2. Setarakan timbangan terlebih dahulu sebelum mulai menimbang 3. Ambil bahan‐ bahan sesuai dengan permintaan resep
4. Ambil anak timbangan sesuai berat yang diminta dan letakkan pada ring timbangan sebelah kiri (timbangan dalam keadaan off), 5. Bahan baku yang dikehendaki diletakkan secukupnya pada piring
timbangan sebelah kanan,
6. Buka dan on kan timbangan kemudian dilihat apakah timbangna sudah seimbang atau belum,
7. Bahan ditambah atau dikurangi sampai diperoleh timbangan yang seimbang yang ditunjukkan ole letak jarum pada posisi nol, 8. Ambil bahan yang sudah ditimbang kemudian diberi nama sesuai
nama yang tertera pada botol persediaan bahan
9. Cek ulang anak timbangan apakah berat Cek ulang anak timbangan apakah berat yang diminta yang diminta sesuai dengan sesuai dengan resep kemudian dikembalikan ketempatnya, 10.Cek ulang apakah bahan yang diambi sudah sesuai dengan resep
kemudian dikembalikan ketempatnya.
f. SOP Konseling OTC
1. Menanyakan keluhan pasien dan mengapa menggunakan obat tersebut dan sudah berapa lama pasien mengalami keluhan tersebut,
2. Menanyakan bagaiman kondisi pasien setelah menggunakan obat tersebut
3. Apabila obat yang diminta sesuai dengan kondisi pasien dan memberikan efek seperti yang diharapkan maka obat boleh diberikan,
4. Apabila obat yang diminta tidak sesuai dengan kondisi pasien maka pasien dipilihkan obat yang tepat untuk pasien dipilihkan obat yang tepat untuk kondisinya kondisinya,
5. Menanyakan tentang bagaiman pasien menggunakan obat tersebut, bila ada bila ada yang kurang atau yang kurang atau salah maka salah maka farmasi farmasi wajib membenarkan wajib membenarkan dan melengkapinya,
g. SOP Konseling OWA
1. Menanyakan keluhan pasien sehingga pasien menggunakan obat tersebut dan sudah berapa lama pasien mengalami gejala tersebut, 2. Cocokkan kondisi pasien dengan obat yang diminta, bila obat kurang sesuai untuk pasein maka rekomendasikan obat yang tepat untuk pasien,
3. Menanyakan tentang bagaimana pasien menggunakan obta tersebut meliputi dosis, frekuensi, durasi,dan cara penggunaan;
bila ada yang kurang atau salah mak farmasis wajib membenarkan dan melengkapinya,
4. Menanyakan bagaimana kondisi pasien setelah menggunakan obat
5. Apabila obat yang diminta sesuai dengan kondisi pasien dan memberikan efek seperti yang diharapkan maka obat boleh diberikan,
6. Apabila kondisi pasien tidak membaik atau semakin memburuk makan sebaiknya dirujuk ke dokter,
7. Informasikan kepada pasien bahwa pasien diperbolehkan konsultasi dengan apoteker untuk berdiskusi tentang terapi yang dijalani pasien.
h. SOP Konseling resep
1. Obat diserahkan pada pasien sekaligus dicocokkan dengan data pasien,
2. Mencocokkan obat dengan kondisi pasien dengan cara menanyakan pad pasien tentang keluhan yang dialaminya, 3. Memberitahukan pada pasien tentang obat yang diberikan dan
tujuan penggunaan obat tersebut, 4. Memberikan innformasi pada pasien tentang aturan penggunaan obat (dosis, frekuensi, durasi, cara penggunaan),
4. Menanyakan kembali tentang semua informasi yang telah disampaikan untuk memastikan bahwa pasien telah paham dan mengerti tentang aturan penggunaan obat,
5. Memberitahukan pada pasien tentang ESO obat yang mungkin terjadi dan cara penanganan yang mungkin bisa dilakukan oleh pasien terhadap efek samping yang terjadi,
6. Menyarankan pasien untuk pergi ke dokter bila dirasa ESO cukup berat dan mengganggu,
7. Informasikan pada pasien tentang hal apa saja yang perlu dihindari atau yang perlu dilakukan untuk menunjang keberhasilan riset,
8. Catat nama pasien dan no telp pasein,
9. Buat catatan khusus tentang pasien sebagai penerima konseling.
i. SOP Penerimaan dan Penyimpanan Barang
1. Saat barang datang dari PBF,Cek kesesuaian antara SP dengan faktur dan barangnya (kecocokan tentang nama barang, bentuk, jumlah sediaan, no batch dan tanggal E jumlah sediaan, no batch dan tanggal ED),
2. Cek kondisi kondisi barang (rusak, (rusak, pecah, tersegel tersegel atau tidak), tidak),
3. Faktur ditandatangani oleh apoteker atau asisten apoteker dilengkapi dengan no SIPA/SIA/NIP serta dibubuhi stempel apotek,
4. Faktur diambi 1 lembar untuk arsip apotek,
5. Serahkan faktur kepada bagian adsministrasi untuk diedit di komputer,
6. Cocokkan harga yang sudah ada di computer dengan harga yang tertera pada faktur baru, apakah ada kenaikan atau tidak,
7. Tandatangani faktur yang telah diedit di komputer,
8. Hargai barang‐ barang/obat barang/obat bebas dan letakkan letakkan sesuai dengan spesifikasinya. Untuk obat keras langsung disimpan dalam almari sesuai dengan efek farmakologinya atau berasarkan abjad,
9. Arsip faktur sesuai dengan nama PBF masing masing.‐
2.8 Sarana dan Prasarana yang Dibutuhkan 2.8.1 Denah Ruang Apotek
Keterangan Denah Ruang Apotek:
1. Pintu keluar masuk apotek.
2. Kulkas (untuk minuman dingin).
3. Rak minuman (untuk minuman yang tidak dingin atau suhu ruang).
4. Etalase penyimpanan obat sirup (demam, vitamin atau suplemen) dan alat kontrasepsi.
5. Etalase penyimpanan obat sirup (batuk kering, batuk berdahak, flu, golongan jamu, madu, obat untuk masalah pencernaan).
6. Etalase penyimpanan obat sesuai kelas terapi dan bentuk sediaan (Parasetamol, Paratusin, Bodrex, Bodrex Migra, Mixagrip).
7. Etalase untuk penyimpanan susu kemasan, kapas, kasa steril, dan bedak bayi.
8. Meja komputer untuk menginput data-data penjualan, faktur dan lainnya.
9. Meja kasir, tempat penyimpanan uang penjualan apotek.
10. Meja konseling dan pemeriksaan pasien yang datang kontrol (tekanan darah, gula darah, asam urat dan kolesterol).
11. Etalase kosmetik.
12. Etalase alat kesehatan (auto check untuk gula darah, tekanan darah, asam urat dan kolesterol), masker, handscoon dan alat pengukur tekanan darah (tensimeter).
13. Etalase alat-alat kebutuhan bayi dan makanan ringan.
14. Etalase kosmetik.
15. Etalase penyimpanan stok obat seperti obat sirup, aroma terapi, vitamin.
16. Etalase penyimpanan obat paten (generik bermerek).
17. Etalase penyimpanan obat obat generik.
18. Meja racikan.
19. Rak atau tempat salep, krim dan gel untuk penggunaan pada kulit.
20. Kulkas (obat-obatan yang memakai suhu dingin atau suhu sekitar 2- 8oC) contohnya obat gula darah atau diabetes (Novorapid Flexpen).
21. Pintu masuk ke gudang penyimpanan obat.
22. Tempat penyimpanan obat golongan jamu.
23. Rak untuk menyimpan obat sirup demam anak contohnya Hufagrip.
24. Rak untuk menyimpan suplemen daya tahan tubuh, penambah nafsu makan, vitamin.
25. Rak obat di gudang untuk menyimpan obat berdasarkan alphabet (A- Z).
26. Washtaple.
27. Pintu belakang.
2.8.2 Perbekalan Farmasi
Perbekalan Farmasi yang diperlukan, antara lain:
a. Obat Keras (Obat dengan Resep dan OWA) b. Obat bebas (OTC) dan bebas terbatas
c. Alat Kesehatan: timbangan badan, pispot, masker,tutup kepala, termometer, perban, sarungtangan, kateter, spuit, dan lain-lain.
d. Produk Kosmetik, Produk jamu, makanan dan minuman kesehatan, perlengkapan bayi (bedak, botolsusu bayi, sabun, susu, madu, dan lainlain)
e. Bahan baku obat 2.8.3 Perlengkapan
a. Alat Perbekalan Farmasi Lemari pendingin, lemari dan rak untuk penyimpanan obat, lemari untuk penyimpanan penyimpanan narkotika, narkotika, psikotropika psikotropika dan bahan obat lain, sendok, sendok, spatula/sudip, wadah pembungkus dan pengemasan,
b. Alat Pembuatan dan Peracikan Obat Etiket, kertas perkamen, streples, selotipd, wadah pengemas, dan membungkus untuk penyerahan obat, botol berbagai ukuran, pot plastik berbagai ukuran, spatula, mortir dan alu.
c. Perlengkapan Administrasi
 Blanko pesanan obat
 Blanko kartu stock obat
 Blanko salinan resep
 Blanko faktur dan blanko nota penjualan.
 Buku defecta
 Buku ,Expire Date
 Buku Farmakope Indonesia
 Buku ISO atau MIMS Buku pembelian
 Buku penerimaan
 Buku pengiriman
 Buku pembukuan keuangan
 Buku pencatatan narkotik
 Surat pesanan obat narkotik
 Surat laporan obat narkotik
 Buku pencatan penyerahan resep
 Buku resep jika dokter akan beli obat
 Kwitansi, alat-alat tulis dan kertas
2.9 Struktur Organisasi
2.10 Analisis Keuangan
2.10.1 Modal diperoleh dari pinjaman bank sebesar Rp. 500.000.000,-
NO. MODAL NOMINAL
A Modal Tetap
1. Bangunan Rp 120.000.000,-
2. Sarana Fisik Umum
Lemari ( Lemari pendingin, lemari narkotika, lemari bahan berbahaya,
dll)
Rp 11.000.000,-
Etalase Rp 7.500.000,-
Pendingin ruangan (AC di ruang tunggu, ruang racik, kipas angin di
Rp 6.000.000,- PSA
(Pemilik Sarana Apotek)
TENAGA ADMINISTRASI (ADMIN)
TTK APA
(Apoteker Penanggung Jawab
TTK
ATTK ATTK ATTK ATTK
ruang konseling)
TV Rp 1.750.000,-
Neon box plang ap Neon box plang apotek
Rp 700.000,-
Alat-alat Alat-alat kebersihan Rp 250.000,-
Julmlah Rp 147.200.000,-
3. Sarana Administrasi
Mesin fax + telepon Rp 1.200.000,-
Set komputer komputer + program program internet
Rp 6.000.000,-
Set mesin kasir Rp 2.500.000,-
Kalkulator Rp 350.000,-
Nota, kwitansi, kwitansi, SP (Surat Pembelian), Pembelian), dll
Rp 300.000,-
Stampel, Stampel, tinta + bantalan Rp 250.000,-
Alat tulis Rp 300.000,-
Buku defekta, pesanan, penerimaan faktur dating
Rp 550.000,-
Kartu stok, catatan resep, copy resep, etiket
Rp 200.000,-
Blangko laporan narkotika dan psikotropika
Rp 325.000,-
Daftar harga obat Rp 120.000,-
Jumlah Rp 12.095.000,-
4. Sarana Pelayanan (Alat dan
Perbekalan Farmasi)
Timbangan Timbangan + validasi Rp 2.300.000,-
Meja racik Rp 1.250.000,-
Kursi racik Rp 550.000,-
Alat gelas (peralatan (peralatan racik)
Rp 3.200.000,-
Plastik obat Rp 300.000,-
Wadah pengemas Rp 1.000.000,-
Wadah pengemas sekunder Rp 350.000,-
(identitas apotek)
Buku-buku standar apotek Rp 2.250.000,- Alat kesehatan (cek gula,
kolesterol, dll)
Rp 2.250.000,-
Lap, tissue, tissue, dll Rp 250.000,-
Jumlah Rp 13.700.000,-
B. Modal Obat-Obatan Rp 70.000.000,-
Fixed Cost (Gaji karyawan, dll) (per tahun) *terlampir pada
tabel selanjutnya
Rp 250.000.000,-
Cadangan Cadangan Modal Rp 7.005.000,-
Total Modal Rp 500.000.000
FIXED COST
1. Biaya Gaji Karyawan
Apoteker Apoteker pengelola pengelola apotek
Rp 5.500.000,-
Apoteker Apoteker pendamping Rp 4.500.000,- Tenaga Teknis Kefarmasian
Kefarmasian (2 orang)
Rp 4.500.000,-
Kasir (2 orang) Rp 3.000.000,-
Jumlah Rp 17.500.000,-
2. Biaya Lain-Lain
Biaya pemeliharaan gedung dan peralatan
Rp 850.000,-
Biaya listrik listrik dan air Rp 2.000.000,-
Biaya telepon Rp 650.000,-
Jumlah Rp 3.500.000,-
Total Fixed Cost Rp 21.000.000,-
2.10.2 Omzet Pertahun
 Proyeksi Pendapatan
Diperkirakan jumlah resep yang masuk rata-rata 50 lembar perhari dengan harga rata-rata Rp 150.000,-
= Rp rata-rata Rp 150.000,- = Rp 18.750.000
 Penjualan Resep
30 (hari) x 7.500.000,-- x 12 (bulan) = Rp 2.700.000.00 2.700.000.000,-
 Penjualan Obat Bebas
30 (hari) x Rp 4.600.000,- x 12 (bulan)= Rp 1.800.000.000,- 2.10.3 Perhitungan Investasi
 Investasi = Rp 256.000.000
 Fixed cost = Rp 2 1.000.000,-/bula 1.000.000,-/bulan → Rp 250.000.000,- /tahun
 Total investasi investasi = Rp 506.000.000 506.000.000,-
 Indeks resep : 1,25 x 60% = 0,75
 Indeks OTC : 1,15 x 40% = 0,46
 Total indeks = 1,21
 OTC : 40/60 x Rp 2.700.000.0 2.700.000.000,- = Rp 4.500.000.000,-
 Laba Kotor
 0,29/1,21 x 100% = 23,97%
 Rp 23,97% x Rp 4.500.000.0,- = Rp 1.078.650.000,-
 Fixed cost = Rp 250.000.000,-
 Laba = Rp 1.078.650. - Rp 250.000.000,- = Rp 828.650.000,-
 PP = Rp 506.000.000,-/Rp828.650.000,-
= 0,61 tahun ~ 1 tahun
 ROI = (Rp 828.650.000,- / Rp 506.000.000,-) x 100% = 163,76%
 BEP = Rp (1/0,174) x Rp 250.000.000,- = Rp 1.436.781.609,-
= 23,97% x Rp 1.436.781.609,- = Rp 344.396.551,7
 BEP/tahun = 60% x Rp 1.436.781.609,- = Rp 862.068.965,4
 BEP/ hari = Rp 862.068.965,4/360 hari = Rp 2.394.636,015
 Resep yang harus dilayani = Rp 2.394.636,015/ Rp 150.000,-
= 15,96 resep ~ 16 lembar resep/hari.
2.11 Perizinan
Persyaratan izin Apotek
 Surat Tanda Registrasi Apoteker yang selanjutnya disingkat STRA adalah bukti tertulis yang diberikan oleh Konsil Tenaga Kesehatan Indonesia kepada Apoteker yang telah diregistrasi.
 Surat Izin Praktik Apoteker yang selanjutnya disingkat SIPA adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah daerah kabupaten/kota kepada Apoteker sebagai pemberian kewenangan untuk menjalankan praktik kefarmasian.
Contoh STRA Apoteker:
Contoh Surat Izin Apotek (SIA):
Contoh Surat Permohonan Izin Apoteker (SIPA):
 Penilaian Kesesuaian Apotek dilakukan oleh Tim yang melibatkan Unit pelayanan perizinan berusahakabupaten/kota,Dinas kesehatan
kabupaten/kota., dapat melibatkan organisasiprofesi.
Mekanisme Penilaian Kesesuaian Apotek dilakukan dengan cara:
a) Pengecekan administrasi, dapat dilakukan melalui sistem elektronik.
b) Pengecekan lapangan, dilakukan melalui kunjungan/verifikasi lapangan dan/atau secara virtual.
Sertifikat Standar Apotek dikeluarkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota setelah hasil penilaian kesesuaian sebagai persetujuan untuk mengeluarkan Izin Apotek. Sertifikat Standar Apotek digunakan sebagai dasar bagi Unit Pelayanan Perizinan Berusaha Kabupaten/Kota untuk menyampaikan notifikasi pada Sistem OSS untuk mengeluarkan Izin Apotek.
Contoh Sertifikat Standar Apotek
BAB III KESIMPULAN
Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktik kefarmasian oleh Apoteker. Dalam hal pelayanan kefarmasian, apotek memiliki tanggung jawab untuk menjamin mutu sediaan farmasi, pemberian informasi obat, serta monitoring terapi. Disamping perannya sebagai sarana pelayanan kefarmasian,, apotek juga berperan sebagai berperan sebagai sarana untuk menjalankan bisnis dengan tujuan untuk mendapatkan laba dari kegiatan penjualan sediaan kefarmasiaan di apotek. Kedua kegiatan tersebut diharapkan dapat berjalan dengan secara beriringan sehingga dilakukanlah studi kelayakan apotek untuk menilai aspek teknis, pasar, manajemen dan keuangan dalam pendirian apotek.
Studi kelayakan dilakukan untuk mendukung proses pengambilan keputusan, berdasarkan analisis cost-benefit, untuk melihat keberlangsungan bisnis atau perusahaan dalam hal ini adalah apotek sehingga keberlangsungan aspek bisnis dan pelayanan kefarmasian dapat dijalankan dengan optimal.
Berdasarkan hasil studi kelayakan pendirian Apotek Sukarno yang telah dilakukan, maka bisa disimpulkan bahwa Apotek Sukarno “LAYAK” untuk didirikan dan menjadi sarana pelayanan kefarmasian yang ada di kabupaten Palaran, Kota samarinda, kalimantan timur.
DAFTAR PUSTAKA
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2021. Permenkes Ri Nomor 14 Tahun 2021 Tentang Standar Kegiatan Usaha Dan Produk Pada Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko Sektor Kesehatan. Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 73 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
Jakarta: Kementrian Kesehatan Republik Indonesia.