MAKALAH MANAJEMEN FARMASI STUDI KELAYAKAN PENDIRIAN APOTEK
“APOTEK PHARMORA”
KELOMPOK 4 Anggota :
1. Ajie Denandra : 2211102415110
2. Amelia : 2211102415113
3. Dhea Sumerya Rachmadhana : 2211102415108 4. Julianita Joyanti Melanie P : 2211102415120 5. Kharisma Putri Maulita : 2211102415115 6. Melita Triyani : 2211102415119 7. Muhammad Naufal Dhaifullah R : 2211102415103 8. Muhammad Reihan Zulfa S : 2211102415121
9. Mutmainnah : 2211102415116
10. Nur Fadhilah : 2211102415102 11. Salsa Hermadhiyaa Jauzaa : 2211102415105 12. Sheny Rania Farhan : 2211102415114
Dosen Pengampu : apt. Erfan Abdissalam, M.Farm.
PROGRAM STUDI S1 FARMASI FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR 2024/2025
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Tujuan ... 2
BAB II PROFIL APOTEK ... 3
2.1. Profil Apotek ... 3
2.2. Bangunan atau Ruko ... 4
2.3. Arti Nama... 5
2.2. Logo Apotek ... 6
BAB III STRUKTUR ORGANISASI ... 7
BAB IV VISI MISI STRATEGI DAN PROGRAM ... 8
4.1. Visi ... 8
4.2. Misi ... 8
4.3. Strategi ... 10
4.4. Program ... 11
BAB V ANALISA MANAJEMEN STRATEGIS ... 15
5.1. Analisis SWOT ... 15
5.2. Business Model Canvas ... 17
BAB VI ANALISA KEUANGAN ... 18
6.1. Sarana Fisik Umum... 18
6.2. Sarana Administrasi ... 18
6.3. Sarana Pelayanan ... 19
6.4. Biaya Operasional ... 20
6.5. Perhitungan ... 21
BAB VII KESIMPULAN ... 22
DAFTAR PUSTAKA ... 23
1 BAB I
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Kesehatan merupakan salah satu aspek paling penting yang dimiliki oleh setiap individu, karena kesehatan yang baik memberikan dampak yang signifikan terhadap kehidupan sehari-hari. Menurut penjelasan mengenai kesehatan dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009, kesehatan mencakup kesejahteraan fisik, mental, spiritual, dan sosial yang memungkinkan setiap individu untuk hidup dengan produktif, baik secara sosial maupun ekonomi (Suhartoyo, Chumaidiyah, & Suryana, 2024).
Apotek merupakan sebuah lokasi khusus yang berfungsi untuk melaksanakan tugas kefarmasian dan mendistribusikan pasokan farmasi kepada masyarakat. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 35 tahun 2014 mengenai Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, diungkapkan bahwa apotek adalah fasilitas yang menyelenggarakan praktik kefarmasian oleh seorang Apoteker. Salah satu upaya pemerintah dan pihak swasta dalam mengembangkan sektor farmasi adalah dengan menyediakan fasilitas layanan kesehatan, salah satunya adalah apotek. Apotek bertujuan untuk mendapatkan laba mengingat besarnya modal yang diinvestasikan serta biaya operasional yang tinggi. Saat ini, aktivitas layanan kefarmasian yang dulunya lebih menekankan pada pengelolaan obat sebagai barang dagangan, telah beralih menjadi layanan yang lebih memperhatikan pasien untuk meningkatkan kualitas hidup mereka. Diharapkan bahwa apoteker dapat menyeimbangkan antara aspek farmasi dan ekonomi demi keuntungan pasien.
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No.
1332/Menkes/SK/X/2003, apotek diartikan sebagai lokasi di mana kegiatan kefarmasian dilakukan, serta tempat distribusi obat dan peralatan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Dalam peraturan ini, apoteker memiliki tanggung jawab untuk mengelola apotek, sehingga pelayanan obat kepada masyarakat akan lebih terjamin keamanannya, baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya.
2 Analisis studi kelayakan berfokus pada manfaat konkret yang bisa diperoleh sebagai hasil dari suatu investasi. Investasi adalah proses yang berhubungan dengan aspek keuangan dan ekonomi, yang melibatkan pengumpulan suatu jenis aktivitas dengan harapan tertentu. Uang yang diinvestasikan oleh perusahaan harus menunjukkan kemampuan untuk memberikan imbal hasil finansial kepada para investor, dan imbal hasil tersebut setidaknya harus setara atau lebih tinggi dibandingkan dengan investasi berisiko sejenis lainnya. Saat mempertimbangkan keputusan anggaran modal, penting untuk juga menilai faktor-faktor finansial dan nonfinansial. Analisis kelayakan finansial merupakan metode analisis yang digunakan untuk menilai potensi ekonomi suatu investasi. Ini melibatkan penilaian terhadap kondisi keuangan dan kinerja operasional investasi serta meramalkan kondisi dan kinerja di masa yang akan dating (Pratiwi, Nurmalina, Achsani, Ma'arif, &
Rifin, 2020).
Analisis kelayakan adalah suatu proses yang dilakukan dengan langkah-langkah yang teratur dan terukur untuk menilai apakah suatu investasi pantas, dengan mempertimbangkan berbagai faktor sehingga dapat menilai peluang bisnis (Chumaidiyah, 2021). Tujuan dari studi kelayakan ini adalah untuk mencegah kesalahan dalam perencanaan, memperhatikan kondisi pasar, memprediksi kebutuhan tenaga kerja, dan lain sebagainya, sehingga tidak melakukan investasi yang berlebihan pada kegiatan yang tidak menguntungkan (Suhartoyo, Chumaidiyah, & Suryana, 2024).
1.2 Tujuan
Memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas kepada masyarakat dengan menyediakan obat-obatan yang aman, terjangkau, serta terjamin mutu dan kualitasnya dan memberikan pengalaman berbelanja yang nyaman, ramah dan mengikuti perkembangan teknologi sehingga menjadi apotek yang dikenal dengan kejujuran, integritas, dan pelayanan yang konsisten.
3 BAB II
PROFIL APOTEK 2.1 Profil Apotek
Nama Apotek : Pharmora
Tahun Berdiri : 2026
Lokasi : Jalan Sentosa RT.72, Kelurahan Sungai Pinang Dalam, Kecamatan Sungai Pinang, Samarinda, Kalimantan Timur
Luas Bangunan : 4 meter x 12 meter (2 Lantai) Luas Halaman : ±3 meter
Informasi kontak : No. Telp: +6282155763801
Gmail : [email protected]
Jam Operasional : Selasa-Minggu (08.00-22.00 WITA)
Pagi-Siang (08.00-15.00 WITA)
Sore-Malam (15.00-22.00 WITA) Setiap hari Senin LIBUR
Apotek Pharmora merupakan sebuah apotek yang akan dibangun pada tahun 2026, yang berlokasi di Jalan Sentosa RT. 72, sebuah kawasan yang terus berkembang dan semakin dinamis. Dengan luas bangunan mencapai 4 meter x 12 meter (2 lantai), apotek ini dirancang untuk memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan. Area halaman yang luas ± 3 meter memberikan ruang tambahan untuk kenyamanan pengunjung.
Sebagai apotek yang berlokasi di kawasan yang strategis, Apotek Pharmora akan melayani kebutuhan obat-obatan dan produk kesehatan lainnya bagi masyarakat setempat. Dengan pertumbuhan pesat di sekitar wilayah tersebut dan adanya permintaan tinggi akan layanan kesehatan, keberadaan Apotek Pharmora akan memberikan solusi praktis dan aksesibilitas yang lebih baik bagi masyarakat dalam mendapatkan produk kesehatan yang mereka butuhkan. Keberadaan apotek ini sangat relevan dengan perkembangan kawasan sekitar yang terus tumbuh.
4 2.2 Bangunan/Ruko
a. Tampak Foto
b. Tampak Google Maps 1. Tampak Depan
2. Tampak Kiri Ruko
5 3. Tampak Kanan Ruko
4. Tampak Seberang Ruko
2.3 Arti Nama
Nama yang kami gunakan adalah Pharmora yang berasal dari dua kata yakni "Pharma" dan "Aurora". Dimana Pharma berarti obat atau racun dan Aurora sendiri menurut kepercayaan orang Romawi Kuno berarti Dewi Fajar.
Dalam mitologi Romawi kuno, Aurora adalah dewi fajar, yang dipuja karena kecantikan dan cahayanya. Ia diyakini memberikan penerangan bagi dunia, yang melambangkan awal setiap hari.
Jadi, nama Pharmora sendiri dapat melambangkan fajar baru atau cahaya baru dalam pelayanan kesehatan. Dimana Pharmora diharapkan dapat mencerminkan nilai yang akan kami bangun yakni nilai inovasi, profesionalisme, dan komitmen untuk menjadi mitra kesehatan yang terpercaya bagi masyarakat.
6 2.4 Logo Apotek
7 BAB III
STRUKTUR ORGANISASI
Staff Gudang/Logistik Ajie Denandra, Amd. Farm Staff Administrasi
Nur Fadhilah, Amd. Farm Tenaga Vokasi Farmasi
Amelia, Amd. Farm Sheny Rania Farhan, Amd. Farm
Asisten Apoteker
Salsa Hermadhiyaa Jauzaa, Amd. Farm Pemilik Apotek dan Apoteker Penanggung Jawab
Apt. Melita Triyani S. Farm
8 BAB IV
VISI, MISI, STRATEGI DAN PROGRAM 4.1 Visi
Menjadi apotek terdepan yang memberikan pelayanan farmasi terbaik dengan mengutamakan mutu, kualitas, kepercayaan dan kepuasan konsumen dalam rangka mendukung peningkatan kesehatan masyarakat secara menyeluruh.
4.2 Misi
1) Menyediakan Obat Yang Berkualitas
Menyediakan obat yang berkualitas adalah fondasi dari setiap apotek yang bertanggung jawab. Proses ini dimulai dengan pemilihan pemasok yang terpercaya dan memiliki reputasi baik dalam industri farmasi. Apotek harus memastikan bahwa semua obat yang diterima telah melalui proses pengujian yang ketat dan memenuhi standar yang ditetapkan oleh badan pengawas obat dan makanan. Selain itu, apotek perlu melakukan pemeriksaan rutin terhadap stok obat untuk mendeteksi produk yang kadaluarsa atau rusak. Ini termasuk memeriksa kemasan, label, dan kondisi fisik obat. Dengan menyediakan obat yang berkualitas, apotek tidak hanya melindungi kesehatan pasien tetapi juga membangun kepercayaan di antara pelanggan, yang sangat penting untuk keberlangsungan bisnis.
2) Memberikan Pelayanan Profesional
Pelayanan profesional di apotek mencakup lebih dari sekadar transaksi penjualan obat. Apoteker dan staf apotek harus dilatih untuk memiliki pengetahuan yang mendalam tentang berbagai jenis obat, termasuk indikasi, kontraindikasi, dosis, dan efek samping. Mereka juga harus mampu memberikan informasi yang jelas dan mudah dipahami kepada pasien. Pelayanan yang baik melibatkan kemampuan untuk mendengarkan dan memahami kebutuhan pasien, serta memberikan solusi yang tepat.
Misalnya, jika seorang pasien memiliki pertanyaan tentang interaksi obat, apoteker harus dapat menjelaskan dengan jelas dan memberikan rekomendasi yang sesuai. Selain itu, sikap ramah dan empati dalam
9 berinteraksi dengan pasien dapat meningkatkan pengalaman pelanggan dan mendorong mereka untuk kembali ke apotek.
3) Meningkatkan Edukasi Kesehatan
Apotek memiliki peran penting dalam meningkatkan kesadaran kesehatan masyarakat. Edukasi kesehatan dapat dilakukan melalui berbagai cara, seperti penyuluhan langsung kepada pasien, distribusi materi edukasi seperti brosur dan pamflet, serta penyelenggaraan seminar atau workshop tentang topik kesehatan tertentu. Misalnya, apotek dapat mengadakan seminar tentang pentingnya vaksinasi atau cara mengelola penyakit kronis seperti diabetes. Dengan memberikan informasi yang akurat dan relevan, apotek dapat membantu pasien membuat keputusan yang lebih baik mengenai kesehatan mereka. Selain itu, edukasi kesehatan yang baik dapat mendorong pasien untuk lebih proaktif dalam menjaga kesehatan dan mencegah penyakit.
4) Mendukung Pengelolaan Terapi Pasien
Pengelolaan terapi pasien adalah aspek penting dalam pelayanan apotek.
Apoteker dapat berperan sebagai konsultan kesehatan yang membantu pasien memahami rencana pengobatan mereka. Ini termasuk memberikan informasi tentang cara menggunakan obat dengan benar, mengelola efek samping, dan memahami interaksi antara obat yang berbeda. Apoteker juga dapat melakukan pemantauan terhadap kemajuan terapi pasien, memberikan saran jika ada perubahan yang diperlukan dalam pengobatan, dan berkolaborasi dengan dokter untuk memastikan bahwa pasien mendapatkan terapi yang optimal. Dengan dukungan yang tepat, pasien dapat lebih mudah mengikuti rencana pengobatan mereka dan mencapai hasil kesehatan yang lebih baik.
5) Menyediakan Produk Kesehatan Lainnya
Selain obat-obatan, apotek juga berfungsi sebagai penyedia berbagai produk kesehatan lainnya. Ini termasuk suplemen nutrisi, alat kesehatan seperti tensimeter dan termometer, serta produk perawatan pribadi seperti krim dan salep. Dengan menyediakan berbagai produk ini, apotek dapat memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat secara lebih komprehensif.
10 Misalnya, pasien yang datang untuk membeli obat mungkin juga membutuhkan suplemen untuk mendukung kesehatan mereka. Dengan menawarkan produk yang relevan, apotek dapat meningkatkan kepuasan pelanggan dan mendorong mereka untuk melakukan pembelian tambahan.
6) Mengutamakan Teknologi dan Inovasi
penerapan teknologi dan inovasi dalam pengelolaan sistem stok barang dan keuangan di apotek tidak hanya meningkatkan efisiensi dan efektivitas operasional, tetapi juga memberikan nilai tambah bagi pelanggan. Dengan memanfaatkan teknologi informasi, apotek dapat memberikan pelayanan yang lebih baik, mengelola data dengan lebih efisien, dan beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan yang terjadi di pasar. Oleh karena itu, investasi dalam teknologi dan inovasi harus menjadi prioritas bagi setiap apotek yang ingin tetap kompetitif dan relevan di era digital ini.
4.3 Strategi
1) Memastikan Pencatatan Stok Akurat
Untuk memastikan pencatatan stok yang akurat di apotek, gunakan sistem manajemen digital yang terintegrasi, lakukan stok opname rutin, periksa dengan teliti penerimaan barang, dan pantau masa kedaluwarsa obat. Catat semua transaksi secara detail, manfaatkan barcode atau QR code untuk mengurangi kesalahan, serta berikan pelatihan kepada staf tentang pentingnya pencatatan stok. Selain itu, lakukan audit rutin untuk mengevaluasi dan menindaklanjuti penyebab selisih stok, sehingga operasional apotek tetap efisien dan akurat.
2) Memaksimalkan Pelayanan Pelanggan
Untuk memaksimalkan pelayanan pelanggan, apotek perlu memastikan staf bersikap ramah, profesional, dan responsif terhadap kebutuhan pelanggan.
Proses pelayanan harus cepat dan efisien, didukung dengan informasi obat yang jelas dan sistem antrian yang teratur. Lingkungan apotek yang bersih dan nyaman, ditambah dengan layanan tambahan seperti pengantaran obat atau konsultasi online, dapat meningkatkan kenyamanan pelanggan.
Pastikan ketersediaan obat lengkap dan gunakan teknologi, seperti aplikasi
11 atau website, untuk memudahkan akses informasi dan pemesanan. Selain itu, tanggapi masukan pelanggan secara proaktif dan adakan edukasi kesehatan untuk membangun kepercayaan dan loyalitas.
3) Meningkatkan Pemasaran dan Promosi
Untuk memaksimalkan pelayanan pelanggan, apotek perlu memastikan staf bersikap ramah, profesional, dan responsif terhadap kebutuhan pelanggan.
Proses pelayanan harus cepat dan efisien, didukung dengan informasi obat yang jelas dan sistem antrian yang teratur. Lingkungan apotek yang bersih dan nyaman, ditambah dengan layanan tambahan seperti pengantaran obat atau konsultasi online, dapat meningkatkan kenyamanan pelanggan.
Pastikan ketersediaan obat lengkap dan gunakan teknologi, seperti aplikasi atau website, untuk memudahkan akses informasi dan pemesanan. Selain itu, tanggapi masukan pelanggan secara proaktif dan adakan edukasi kesehatan untuk membangun kepercayaan dan loyalitas.
4) Menjaga Arus Kas Bisnis Agar Tetap Stabil
Untuk menjaga arus kas bisnis tetap stabil, penting untuk mengelola pendapatan dan pengeluaran dengan cermat. Pastikan pembayaran dari pelanggan tercatat dengan baik dan lakukan penagihan tepat waktu.
Kendalikan pengeluaran dengan menetapkan prioritas, seperti hanya membeli stok sesuai kebutuhan. Sediakan dana darurat untuk menghadapi situasi tak terduga dan pantau arus kas secara rutin untuk mengidentifikasi masalah lebih awal. Selain itu, tingkatkan pendapatan melalui promosi atau layanan tambahan, serta negosiasikan pembayaran yang fleksibel dengan pemasok untuk mengatur aliran uang lebih baik.
4.4 Program
1) Program Loyalitas
a. Poin Reward : Sistem ini memberikan poin kepada pelanggan setiap kali mereka melakukan pembelian di apotek. Poin ini kemudian dapat ditukarkan dengan diskon pada pembelian berikutnya atau bahkan dengan produk gratis. Contohnya, setiap pembelian Rp100.000,- pelanggan mendapatkan 1 poin, yang dapat ditukarkan dengan diskon
12 10% untuk pembelian berikutnya. Sistem ini mendorong pelanggan untuk melakukan pembelian berulang dan meningkatkan loyalitas mereka.
b. Diskon Spesial: Pengelola potek dapat menawarkan diskon khusus untuk pelanggan setia yang telah mencapai target poin tertentu atau telah menjadi pelanggan selama jangka waktu tertentu. Sebagai contoh, pelanggan yang telah mengumpulkan 1.000 poin bisa mendapatkan diskon 20% untuk semua produk selama satu bulan.
Pengelola apotek juga dapat memberikan diskon khusus di hari ulang tahun pelanggan sebagai bentuk penghargaan atas kesetiaan mereka.
c. Program Referral: Memberikan bonus kepada pelanggan yang mereferensikan teman atau keluarga untuk menjadi pelanggan baru.
Bonus ini dapat berupa poin tambahan, diskon, atau hadiah lainnya.
Program referral ini sangat efektif untuk meningkatkan jangkauan pelanggan dan memperkenalkan produk atau layanan Apotek kepada orang baru.
2) Program Promosi dan Pemasaran
a. Promosi Spesial: Pengelola apotek dapat menawarkan diskon atau paket khusus untuk produk tertentu. Misalnya, diskon 15% untuk semua produk vitamin selama satu minggu atau paket khusus untuk produk perawatan kulit dengan harga yang lebih murah. Promosi ini dapat menarik minat pelanggan untuk mencoba produk baru atau membeli produk dalam jumlah yang lebih besar.
b. Kolaborasi dengan Dokter: Membangun hubungan baik dengan dokter di sekitar apotek. Pengelola apotek dapat memberikan informasi tentang produk apotek kepada dokter dan meminta mereka untuk merekomendasikan produk tersebut kepada pasien. Pastikan bahwa produk yang direkomendasikan sesuai dengan kebutuhan pasien dan tidak menimbulkan konflik kepentingan.
c. Sosialisasi Kesehatan: Menyelenggarakan seminar atau workshop tentang kesehatan dan pengobatan dapat meningkatkan kredibilitas
13 apotek di mata masyarakat. Pengelola apotek dapat mengundang pakar kesehatan untuk memberikan informasi tentang berbagai topik seperti kesehatan jantung, diabetes, atau pencegahan penyakit. Acara ini dapat menarik minat pelanggan yang ingin meningkatkan pengetahuan mereka tentang kesehatan.
d. Media Sosial: Manfaatkan platform media sosial seperti Facebook, Instagram, dan Twitter untuk mempromosikan produk dan layanan apotek. Pengelola apotek dapat membagikan informasi tentang promo terbaru, tips kesehatan, atau kegiatan apotek. Media sosial juga dapat digunakan untuk membangun hubungan dengan pelanggan dan menjawab pertanyaan mereka.
e. Website: Membuat website apotek yang informatif dan mudah diakses untuk meningkatkan visibilitas apotek di internet. Website berisi informasi tentang produk dan layanan yang ditawarkan, jam operasional, alamat, dan nomor telepon. Pengelola apotek juga dapat menyediakan fitur pemesanan online untuk memudahkan pelanggan membeli produk tanpa harus datang ke apotek.
3) Program Operasional
a. Sistem Inventaris: Gunakan sistem inventaris yang efisien untuk melacak stok obat dan mencegah kekurangan stok. Sistem ini membantu apotek dalam menentukan kapan harus memesan obat baru dan memastikan bahwa selalu ada persediaan obat yang cukup untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
b. Sistem Pengadaan: Optimalkan proses pengadaan obat untuk memastikan ketersediaan obat yang aman dan berkualitas. Pastikan bahwa supplier apotek terpercaya dan dapat menyediakan obat dengan kualitas terbaik.
c. Pelatihan Staf: Berikan pelatihan kepada staf apotek tentang layanan pelanggan, pengetahuan obat, dan penanganan pasien. Staf yang terlatih dan kompeten dapat memberikan layanan yang lebih baik dan profesional kepada pelanggan.
14 d. Penilaian Kinerja: Lakukan penilaian kinerja staf secara berkala untuk meningkatkan kualitas layanan. Penilaian ini dapat membantu apotek dalam mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan dan memberikan pelatihan tambahan kepada staf yang membutuhkan.
15 BAB V
ANALISA MANAJEMEN STRATEGIS 5.1 Analisis SWOT
Analisis SWOT adalah sebuah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities), dan ancaman (Threats) yang dihadapi oleh suatu organisasi atau bisnis. Dalam konteks apotek, analisis SWOT dapat membantu Anda mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi kinerja apotek, sehingga Anda dapat merumuskan strategi yang tepat untuk meningkatkan daya saing
1. Strategi (Kekuatan)
Kekuatan adalah faktor internal yang menjadi keunggulan kompetitif di apotek. Contohnya antara lain seperti:
a. Ketersediaan produk yang lengkap: Apotek besar sering kali memiliki stok obat-obatan dan produk kesehatan lainnya yang lengkap, sehingga pelanggan merasa puas dengan layanan yang diberikan.
b. Pelayanan yang Ramah dan Profesional, Apotek yang mengutamakan pelayanan berkualitas, dengan apoteker yang berpengetahuan luas dan bersikap ramah, dapat membangun kepercayaan dan loyalitas masyarakat c. Lokasi Strategis: Berada di Jalan Sentosa RT. 72, kawasan yang
berkembang pesat, sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat sekitar.
d. Komitmen terhadap Inovasi dan Teknologi: Pharmora mengutamakan penggunaan teknologi, seperti sistem manajemen digital dan aplikasi pemesanan online, untuk meningkatkan efisiensi pelayanan.
2. Weaknesses (Kelemahan)
Kelemahan adalah faktor internal yang dapat menghambat pertumbuhan apotek. Contohnya antara lain seperti:
16 a. Ketergantungan pada Stok Obat, apotek yang tidak memiliki sistem manajemen persediaan yang baik dapat mengalami kekurangan stok obat tertentu, yang akan mengurangi kepuasan pelanggan dan merusak reputasi apotek.
b. Kurangnya Promosi atau Brand Awareness, jika apotek tidak melakukan promosi atau pemasaran yang efektif, masyarakat mungkin tidak akan mengetahui tentang keberadaan apotek tersebut, sehingga membatasi potensi pelanggan baru.
c. Modal Operasional yang Tinggi: Sebagai usaha baru, biaya operasional awal, termasuk penyewaan lokasi, pengadaan stok, dan pelatihan staf, dapat menjadi beban finansial.
3. Opportunities (Peluang)
Peluang adalah faktor eksternal yang dapat dimanfaatkan oleh apotek untuk tumbuh dan berkembang. Contohnya antara lain seperti:
a. Perkembangan teknologi, Munculnya teknologi baru seperti telemedicine dan farmasi digital dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan layanan b. Peningkatan Kesadaran Kesehatan Masyarakat, Dengan meningkatnya
kesadaran akan pentingnya gaya hidup sehat, masyarakat lebih cenderung membeli obat-obatan, suplemen, atau produk kesehatan lainnya secara rutin.
c. Kemitraan dengan Profesional Kesehatan: Kolaborasi dengan dokter dan klinik setempat dapat membantu meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap layanan apotek.
d. Inovasi dalam Pelayanan: Memanfaatkan teknologi terbaru, seperti sistem resep elektronik, dapat mempercepat pelayanan dan meningkatkan kepuasan pelanggan.
4. Threats (Ancaman)
17 Ancaman adalah faktor eksternal yang dapat membahayakan keberlangsungan bisnis apotek. Contohnya antara lain seperti:
a. Persaingan yang ketat: Apotek harus bersaing dengan apotek lainnya, baik yang berskala besar maupun kecil, serta dengan platform online yang menawarkan harga lebih murah atau layanan yang lebih cepat.
b. Regulasi Pemerintah: Kebijakan baru yang memengaruhi harga obat atau standar pelayanan dapat menjadi tantangan.
c. Fluktuasi Harga Obat dan Suplai: Ketergantungan pada pemasok dapat menyebabkan gangguan dalam ketersediaan produk dan stabilitas harga.
5.2 Business Model Canva
18 BAB VI
ANALISA KEUANGAN
Modal : Rp. 300.000.000,- Pengeluaran Biaya : Rp 219.444.000 Pembelian Ruko : Rp. 80.000.000,-
6.1 Sarana Fisik Umum
Nama Barang QTY Harga per
satuan (Rp)
Jumlah harga (Rp) Lemari Narkotik
dan Psikotropika
1 Buah Rp 2.100.000 Rp 2.100.000
Lemari Kaca 1 Buah Rp 2.500.000 Rp 2.500.000
Etalase 2 Buah Rp 2.200.000 Rp 4.400.000
Pendingin Ruangan 2 Buah Rp 2.800.000 Rp 5.600.000 Neon Box Plang 1 Buah Rp 1.300.000 Rp. 1.300.000 Alat-alat kebersihan
Sapu dan Sekop 2 Buah Rp 31.500 Rp. 63.000
Alat Pel 1 Buah Rp. 14.000 Rp. 14.000
Keset kaki 1 Buah Rp 17.000 Rp 17.000
Total Rp 15.994.000
6.2 Sarana Administrasi
Nama Barang QTY Harga per
satuan (Rp)
Jumlah harga (Rp) Set Komputer 1 Buah Rp. 4.000.000 Rp. 4.000.000
19 Set Mesin Kasir 1 Buah Rp. 2.000.000 Rp. 2.000.000
Printer 1 Buah Rp 2.000.000 Rp 2.000.000
Kertas 2 Rim Rp 57.000 Rp 115.000
Tinta Print 4 Kotak Rp 30.000 Rp 120.000
Kwitansi 5 Buah Rp 5.000.000 Rp 25.000
Buku Nota 10 Buah Rp 4.000 Rp 40.000
Surat Pesanan Obat
2 Buah Rp 260.000 Rp 520.000
Buku Logbook 1 Buah Rp 1.300.000 Rp. 1.300.000
Kartu Stock 100 Lembar Rp 1.000 Rp. 100.000
Bantex 5 Buah Rp 35.000 Rp 175.000
Pulpen 3 Kotak Rp 20.000 Rp 60.000
Stampel dan tinta 1 Buah Rp. 150.000 Rp 150.000
Total Rp 10.620.000
6.3 Sarana Pelayanan
Nama Barang QTY Harga per satuan
(Rp)
Jumlah harga (Rp) Neraca Analitik 2 Buah Rp 1.500.000 Rp. 3.000.000 Meja da Kursi Racik 1 Set Rp 1.500.000 Rp 1.500.000 Set Peralatan Racik 1 Set Rp. 1.000.000 Rp. 1.000.000
Set Plastik Obat 1 Set Rp. 150.000 Rp. 150.000
Set Wadah Pengemas 1 Set Rp. 500.000 Rp. 500.000
Alat Easy Touch 3 in 1 1 Buah Rp 500.000 Rp 500.000
Tensimeter 1 Buah Rp 500.000 Rp 500.000
Lap 5 Buah Rp 5.000 Rp. 25.000
Tissue 5 Buah Rp 10.000 Rp. 50.000
Total Rp 7.230.000
20 6.4 Biaya Operasional
Modal Pengadaan Stok : Rp 75.000.000 Beban Usaha dan
Biaya Lain-lain
Jumlah Harga Total
(per bulan) Beban Usaha
Beban gaji 5 orang Rp 3.500.000 Rp 17.500.000
Beban Sewa (Pajak) 1 Buah 10 % Rp 8.000.000
Biaya Lain-Lain Pemeliharaan Gedung dan Peralatan
1 Set Rp 2.000.000 Rp 2.000.000
Listrik 1 Buah Rp. 500.000 Rp. 500.000
PDAM 1 Buah Rp. 100.000 Rp. 100.000
Internet 1 Buah Rp. 350.000 Rp. 350.000
Sim Apotek 1 Buah Rp 150.000 Rp 150.000
Kas Tetap 1 Buah Rp 2.000.000 Rp 2.000.000
Total Rp 30.600.000
(Dalam Bentuk Fixed and Variable Cost)
Kategori Peruntukan Nilai
Fixed Cost Sewa Bangunan Rp 8.000.000
Internet Rp. 350.000
Sim Apotek Rp 150.000
Gaji Tetap Rp 17.500.000
Kas Tetap Rp 2.000.000
Variable Cost Listrik Rp. 500.000
PDAM Rp. 100.000
Pemeliharaan Gedung dan Peralatan
Rp 2.000.000
Total Rp 30.600.000
21 Total = Rp 75.000.000 + Rp 30.600.000 = Rp 105.600.000
Total Keseluruhan = Rp 15.994.000 + Rp 10.620.000 + Rp 7.230.000 + Rp 105.600.000
= Rp 219.444.000
6.5 Perhitungan
a) Perkiraan Pemasukan = Asumsi Margin 75 % dan 25 % Maka ;
𝑅𝑝 75.000.000 𝑥 75
100 = Rp 56.250.000
𝑅𝑝 56.250.000 𝑥 25
100 = Rp 14.062.500/Bulan Rp 14.062.500 x 12 = Rp 168.750.000/Tahun
Jadi, Laba Bersih yang didapatkan adalah Rp 168.750.000/Tahun sebanyak Rp 14.062.500/Bulan dan Rp 1.171.875/Hari
b) PBP = 𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ 𝑝𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒 = 𝑅𝑝 300.000.000
Rp 168.750.000 = 1,7
Jadi, apotek akan mendapatkan pengembalian modal dalam waktu 1 tahun 7 bulan
c) ROI = 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 x 100% = Rp 168.750.000
𝑅𝑝 300.000.000 x 100 % = 56,25 % atau 56%
Jadi, nilai investasi dapat dikatakan baik karena dapat menghasilkan profit dan dapat menambah pendapatan sebesar 56% dari nilai investasi.
Potensi Keuangan Apotek = Sangat Baik
22 BAB VII
KESIMPULAN
Pentingnya pendirian Apotek Pharmora sebagai upaya untuk meningkatkan aksesibilitas layanan kesehatan di masyarakat. Dengan lokasi yang strategis dan desain yang nyaman, apotek ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan obat-obatan dan produk kesehatan lainnya secara efektif. Apotek Pharmora tidak hanya berfokus pada penjualan obat, tetapi juga berkomitmen untuk memberikan pelayanan profesional dan edukasi kesehatan kepada masyarakat.
Melalui program-program seperti sistem loyalitas dan promosi, apotek ini bertujuan untuk membangun hubungan baik dengan pelanggan dan meningkatkan kepuasan pelanggan. Analisis kelayakan yang dilakukan menunjukkan bahwa investasi dalam pendirian apotek ini memiliki potensi untuk memberikan imbal hasil yang baik, baik dari segi finansial maupun sosial. Dengan demikian, Apotek Pharmora diharapkan dapat menjadi mitra kesehatan yang terpercaya dan berkontribusi positif terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat di sekitarnya.
23 DAFTAR PUSTAKA
Chumaidiyah, E. (2021). “Analisis dan Perancangan Perusahaan”. Bandung: Tel-U Press.
Hendina P, dkk. (2020). “Studi Kelayakan Pendirian Kantor Cabang Baru PT. XYZ di Provinsi Kalimantan Timur”. Jurnal Studi Manajemen dan Bisnis JSMB Vol. 7 (2) hlm. 103-113
Rivaldo Putra, dkk. (2024). “Analisis Perancangan dan Kelayakan Pembukaan Apotek di Kabupaten Cirebon”. Ranah Research : Journal of Multidisciplinary Research and Development. Vol. 6 No. 6 September 2024