STUDI KELAYAKAN USAHA KEBAB MANIS
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Studi Kelayakan Usaha Dosen Pengampu : Bayu Cahyoadi, S.E, M.Pd., M.M
Disusun Oleh :
Mohammad Yusuf Ananwar Ferdiansyah (21187203124)
FAKULTAS SOSIAL DAN HUMANIORA UNIVERSITAS BHINNEKA PGRI TULUNGAGUNG
2024
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kebab yang sudah ada sebelumnya dan tersebar diberbagai sudut kota memiliki varian rasa yang tidak jauh berbeda, yaitu daging. Buanies yang menghadirkan varian rasa baru akan menjadi opsi lain yang sangat berbeda dengan kebab-kebab pada dasarnya. Usaha dengan memfokuskan pada makanan manis masih tergolong sedikit, didaerah tempat Buanies beroperasi pun hanya sedikit dan konsumen harus merogoh kocek yang sedikit lebih besar untuk memenuhi keinginannya.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa tujuan dilakukan studi kelayakan pada usaha Kebab Manis ? 2. Bagaimana tahapan studi kelayakan pada usaha Kebab Manis ? 1.3 Manfaat Penulisan
Tujuan kami mendirikan usaha ini adalah mendapatkan keuntungan untuk menambah uang jajan kami dan untuk mendapatkan pengalaman serta menyalurkan ilmu – ilmu yang telah kami dapatkan saat kami kuliah.
Sedangkan untuk konsumen kami ada untuk membuat sebuah inovasi dimana masyarakat yang memiliki kesenangan untuk mencoba hal baru seperti kebab manis ini yang jarang ditemui dengan memberikan produk berkualitas yang aman untuk dikonsumsi seluruh keluarga karena sangat cocok untuk menjadi snack di hari santai atau saat liburan.
BAB II PEMBAHASAN A. Tujuan Studi Kelayakan Usaha
‘Ngemil’ atau menikmati makanan ringan yang biasa disebut snack sudah membudaya bagi masyarakat Indonesia. Hal tersebut disampaikan sendiri oleh Dr. Dra. Erna Ermawati Chotim, M.Si selaku sosiolog, dosen, sekaligus pengamat sosial.kini, sudah banyak variasi camilan yang dijual di pasaran. Baik itu ditambahkan bahan susu, keju, margarin, cokelat, tepung, atau bahan lainnya. Namun, kegemaran ngemil ini masih melekat. Seiring perubahan waktu ke waktu atau lebih tepatnya di zaman milenial ini menyebabkan masyarakat indonesia khususnya masyarakat DKI Jakarta adalah masyarakat yang cenderung memiliki perilaku yang konsumtif dan praktis dalam memenuhi kebutuhannya. Apapun yang menurutnya bagus dan murah pasti dibeli. Bunnies menyediakan camilan manis dengan berbagai isian yang menarik, tidak merogoh kocek yang terlalu dalam dan yang pastinya halal untuk dikonsumsi semua umat.
Sehingga bunnies merupakan jawaban yang tepat untuk masyarakat yang senang akan makanan manis.
B. Tahapan penyusunan Studi Kelayakan Usaha
Pada pelaksanaan studi kelayakan bisnis ada beberapa tahapan yang perlu dilaksanakan, berikut beberapa tahapannya :
1. Penemuan Ide
Ide ataupun strategi yang perlu dilakukan oleh pemilik home industri keripik tempe untuk meningkatkan daya saing usahanya yaitu dengan menjalin atau membangun hubungan (loyalitas) dengan pelanggan. Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membangun hubungan tersebut yaitu dengan tetap mempertahankan harga jual produk. Harga jual suatu produk juga merupakan satu hal yang sering dilihat dan dipertimbangkan oleh konsumen saat akan membeli suatu produk. Dengan menjaga harga jual suatu produk, maka konsumen akan melakukan pembelian secara berulang pada produk tersebut. Dan juga memberikan kualitas produk yang baik pada produk yang dijual juga akan membantu pemilik usaha untuk membangun hubungan dengan konsumen. Pemilik usaha juga memanfaatkan ketersediaan sumber daya yang ada dalam melakukan produksi. Berikut ide / strategi:
1. Menjaga kualitas Kebab Manis untuk mempertahankan pelanggan tetap
2. Mempertahankan harga Kebab Manis untuk mempertahankan pelanggan tetap
3. Menjalin hubungan dan komunikasi yang baik dengan konsumen/pelanggan.
2. Tahap Penelitian
Metode penelitian yang digunkaan dalam artikel ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan mennggunakan pendekatan SWOT.
Metode kualitatif deskriptif dipilih karena metode ini dapat mendeskripsikan latar belakang, mendeskripsikan proses dan memperoleh kejelasan makna dari setiap pola perilaku pelaku UMKM Keripik Tempe. Untuk memperoleh data yang dibutuhkan
akan akan dilakukan kegiatan wawancara dengan pemilik usaha yaitu fokus pada strategi pemasaran yang dilakukan oleh pemilik usaha. Dari data yang diperoleh nantinya akan dilakukan analisis SWOT yang mencakup :
1. kekuatan (strengthss), 2. kelemahan (weakness),
3. kesempatan/peluang (opportunities) dan 4. ancaman (threats).
Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan wawancara secara langsung dengan pemilik usaha keripik tempe. Jika telah memperoleh data dari analisis SWOT tersebut maka dapat dilakukan dengan penelitian yang lebih mendalam dengan metode ilmiah yakni:
Mengumpulkan data
Mengolah data
Menganalisis dan mengindenterpresentasikan hasil pengolahan data
Menyimpulkan data
Membuat laporan hasil. (Devi Santi & Axel Giovanni, 2023)
3. Tahap Evaluasi
Tahap evaluasi ada 3, yaitu :
Mengevaluasi usaha yang akan didirikan
Mengevaluasi pasar, produk, tempat, harga, dan promosi
Mengevaluasi kinerja pemilik usaha, pekerja, dan kekurangan di setiap bidang.
4. Tahap Pengurutan Usulan Yang Layak
Aspek teknis dalam studi kelayakan bisnis memiliki beberapa hal penting yang dibahas mulai dari lokasi dan layout dari usaha, luas produksi hingga teknologi/mesin atau peralatan apa yang digunakan oleh usaha tersebut. Lokasi produksi dalam suatu usaha akan menentukan kelangsungan bisnis dari usaha tersebut. Lokasi
yang strategis akan membantu sebuah usaha untuk mengembangkan bisnisnya sekaligus mempercepat perkembangan bisnis yang dijalaninya. Lokasi tidak hanya mempertimbangkan dimana usaha tersebut didirikan namun juga dapat dikaitkan dengan konsumen potensial, letak bahan baku utama kualitas SDM dan sumber daya lain yang berpotensi untuk menunjang kelangsungan bisnis.(Fahrani et al., 2021)
5. Tahap Rencana Pelaksanaan
Setelah rencana bisnis dipilih perlu dibuat rencana kerja untuk mempertahankan dan pengembangan usaha mulai dari :
1.Memanfaatkan fasilitas pemerintah untuk meningkatkan inovasi, permodalan dan pemasaran
2.Mengoptimalkan penggunaan berbagai media dalam meningkatkan promosi 3.Menambah inovasi produk, serta melakukan promosi agar permintaan keripik tempe dari konsumen tinggi dengan memanfaatkan teknologi informasi
4.Menambah tenaga distribusi untuk meningkatkan kinerja distribusi
Strategi.
6. Tahap Pelaksanaan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa faktor internal yang menjadi kekuatan utama dalam bisnis atau usaha adalah sumber daya yang mencukupi, kualitas produk, sarana transportasi yang dimiliki pemilik industri rumahan keripik tempe yang mendukung. Produksi yang berjalan sesuai dengan permintaan, tenaga kerja yang memadai. Faktor internal yang menjadi kelemahan dalam usaha ini yaitu lemahnya pemodalan, promosi yang dilakukan belum maksimal, kurangnya desain kemasan dan variasi produk, harga yang bervariasi, dan dalam mengelola keuangan belum diolah dengan baik. Faktor eksternal yang menjadi peluang dari usaha industri rumahan keripik tempe yaitu masih terbukanya peluang pasar online
maupun offline. Bahan baku yang terpenuhi dalam memproduksi keripik tempe. Hubungan kerjasama yang baik dengan supplier.
Faktor eksternal yang menjadi ancaman yaitu harga bahan baku yang terus menerus naik, belum adanya pengawasan dari pemerintah, banyaknya pesaing yang memanfaatkan kemajuan teknologi serta maraknya produk yang sejenis. Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang diberikan yaitu :
(1) Melakukan perbaikan dalam keungan dengan melakukan pembukuan secara sistematis.
(2) Mendorong pemilik usaha untuk membuat ijin edar produk supaya terlindungi dari hak-hak dalam pemasaran produk sehingga pemasaran dapat dilakukan secara luas.
(3) Mempertahankan tingkat kualitas produk dan harga produk sehingga dapat mempertahankan pelanggan tetap.
(4) Menambah varian produk baik itu dari segi rasa seperti rasa pedas, balado, atau sesuai dengan permintaan pelanggan dan juga dapat menambahkan varian produk supaya pelanggan dapat menentukan pilihan yang lain.(Devi Santi & Axel Giovanni, 2023)
DAFTAR PUSTAKA
Agribis, J., Andajani, W., Lisanty, N., Pamujiati, A. D., Sidhi, E. Y., Agribisnis, P. S., Pertanian, F., Kadiri, U., Trenggalek, K., Industri, H., & Kripik, T.
(2021). Pendapatan Home Industri Tempe Kripik. 7(1), 16–32.
Devi Santi, & Axel Giovanni. (2023). Analisis Swot Terhadap Strategi Pemasaran Usaha Home Industry Kripik Tempe. Transformasi: Journal of Economics and Business Management, 2(2), 217–224.
https://doi.org/10.56444/transformasi.v2i2.747
Fahrani, M. P., Irgi, M., Billah, N., & Putra, R. A. (2021). Analisis Kelayakan Usaha UD. Sederhana di Sentra Industri Sanan Kota Malang. Jurnal Multidisiplin West Science, 01(02), 149–156.
Jatiningrum, C., Muharlisiani, L., Rahayu, S., & Ramadhani, A. (2021).
Pengembangan UMKM Melalui Peningkatan Pemasaran Produk Kripik Tempe di Desa Wonoharjo Kabupaten Tanggamus. NEAR: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 1(1 SE - Articles), 1–6.
https://jurnal.kdi.or.id/index.php/nr/article/view/264