Tesis berjudul “Studi Banding Tafsir Berkah Menurut Al-Qurthubî dan Ibnu Katsîr” karya Dita Fiki Farchanti dengan NIM 13210510 diuji pada sidang Munaqasyah di Fakultas Ushuluddin Institut Ilmu Al-Qur’an (IIQ) Jakarta pada 18 Agustus 2017. Tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat memperoleh gelar sarjana (S.Ag) dari Institut Ilmu Al-Qur'an Jakarta, Fakultas Usuluddin, Jurusan Al-Qur'an dan Ilmu Tafsir. Khuzaemah Tahido Yanggo, Lc, MA, Bunda Kita Semua, Rektor Institut Ilmu Al-Qur'an (IIQ) Jakarta.
Ulinnuha Husnan, Lc, MA, selaku Ketua Departemen Beasiswa Al-Qur'an dan Tafsir yang banyak memberikan ilmu untuk penulisan disertasi ini. Sebagai pembimbing, Arison Sani, MA, telah banyak meluangkan waktunya untuk mengembangkan, mempelajari, dan memberikan banyak pembahasan faktual atas judul disertasi ini. Lu'luatul Ma'Muroh, rekan kuliah di Institut Ilmu Al-Quran, dan juga teman serumah yang selalu memberikan energi positif dan semangat untuk menyelesaikan disertasi ini.
Konsonan Huruf
Kata Sandang
Aturan ini berlaku umum baik tasydîd berada di tengah kata, di akhir kata, atau setelah kata sandang yang diikuti huruf syamsiyyah. Sedangkan ta mabathah yang diikuti atau disambung (di-washal) dengan kata benda (isim), diterjemahkan menjadi huruf “t”. Tesis ini membahas tentang keberkahan dalam Al-Qur'an dengan pendekatan studi banding tafsir al-Qurthȗbi dan Ibnu Katsȋr.
Karya Al-Qurthȗbi dipilih karena merupakan salah satu kitab tafsir mu'tabar yang dapat dijadikan referensi untuk memahami ayat-ayat ahkam. Dalam menafsirkan Al-Qur'an, al-Qurthȗbi tidak berpegang teguh pada pendapatnya sendiri atau hanya pendapat mufassir saja. Sedangkan karya Ibnu Katsȋr tercatat dalam sejarah sebagai orang yang paling mengetahui hadis, sahabat fatwa, ulama dan tabi'in.
Bagi penulis, hal ini menjadi dasar yang kuat untuk mengacu pada tafsir Ibnu Katsîr agar dapat memahami secara tepat makna shalawat. Kami sengaja membahas berkah berdasarkan terminologi yang terdapat dalam Al-Qur'an karena masih banyak orang yang belum mengetahui arti sebenarnya dari berkah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui metode dan hasil penafsiran al-Qurthȗbi dan Ibnu Katsir terhadap ayat-ayat yang diberkahi serta mengetahui persamaan dan perbedaan penafsiran keduanya.
Diakhir pembahasan dapat kita simpulkan bahwa keberkahan menurut al-Qurthȗbi adalah kebaikan yang langsung dirasakan oleh individu muslim. Bagi Ibnu Katsîr, kebaikan adalah yang dilandasi oleh keimanan yang benar, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Latar Belakang Masalah
Padahal, dalam hal ini, melalui Al-Qur'an, Islam telah menunjukkan kepada umat manusia pintu rezeki dan keberkahan yang senantiasa bertambah. Makna berkah atau berkah dapat dibaca dari penafsiran al-Qurthubî dan Ibnu Katsȋr sebagai dua ahli tafsir klasik – yang bentuk dan metode tafsirnya mempengaruhi perkembangan tafsir pada periode berikutnya. Ibnu Katsir mengartikannya sebagai kebaikan yang terus-menerus dan berkesinambungan.16 Memahami makna berkah dari kedua tokoh mufassir klasik ini menjadi asumsi dasar penulis untuk mengembangkan pemikiran kedua mufassir klasik ini dalam mengungkap makna berkah dalam Al-Quran.
Dalam penelitian ini, penulis menunjukkan perkataan berkat dalam al-Quran, yang sering disebut dan sepatutnya dicapai dalam bentuk tindakan yang berbeza setiap orang yang beriman dan bertaqwa melalui dua tafsiran klasik. Dalam menafsirkan al-Quran, al-Qurtubi tidak berpegang kepada pendapatnya sendiri mahupun pendapat seorang mufassir. Sedangkan Ibnu Katsir tercatat dalam sejarah sebagai salah seorang yang paling banyak mengetahui hadits, fatwa para Sahabat dan ulama tabi’in.20 Dengan demikian, kitab tafsirnya bercorak bil ma’tsȗr, yang di dalamnya terdapat banyak. riwayat dan pendapat para sahabat dan tabi' inov.
Meski demikian, Ibnu Katsȋr terkadang menggunakan pendekatan hubungan atau inferensi dalam menafsirkan ayat-ayat tersebut. 21 Oleh karena itu, yang menarik dari penjelasan Ibnu Katsir dalam pembahasan masalah keberkahan adalah langkah penafsirannya yang komprehensif dengan menjelaskan satu ayat dengan ayat yang lain, kemudian membandingkannya dengan makna ayat yang ditafsirkannya, sehingga menjadi jelas. Bagi penulis, hal ini menjadi landasan yang kuat untuk menentukan Tafsir Ibnu Katsîr memahami secara tepat makna shalawat. Ada ayat lain dalam Al-Qur'an yang berbicara tentang keberkahan, namun empat ayat yang diambil penulis adalah (QS.
Berdasarkan latar belakang di atas, penulis memberi judul “Studi Banding Tafsir Keberkahan Menurut Al-Qurthubî dan Ibnu Katsȋr”. Penelitian tentang hakikat nikmat dalam Al-Qur'an akan dibatasi pada penelaahan terhadap ayat-ayat Al-Qur'an, yaitu surat al-A'rȃf ayat 96, surat Hȗd ayat 48 dan 73, serta surat Maryam ayat 31. makna dari ayat-ayat tersebut. Ayat-ayat tersebut akan dibatasi dengan memilih dua kitab tafsir klasik, yaitu Kitab al-Jami' li Ahkam Al-Qur'an karya Abu 'Abdillah bin Ahmad al-Ansari al-Maliki al-Qurthubî dan kitab Tafsir Al-Qur'an. 'an al -'Adzim oleh Imam al-Din abi al-Fida' Isma'il bin Katsȋr, lebih dikenal dengan nama Ibnu Katsȋr.
Tinjauan Pustaka
Kedua, tesis yang ditulis Sari Nur Rizqillah, Fakultas Usuluddhin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Jakarta yang berjudul “Perspektif Masyarakat Tabarruk Terhadap Hadits”. Al-Qur'an. Ketiga, disertasi yang ditulis oleh Farihah Jadwa Izzaty, Fakultas Usuluddhin dan Filsafat Universitas Islam Negeri Jakarta yang berjudul. Berkah dari Perspektif Hadits.” 26 Beliau membahas tentang analisis hadis tentang keberkahan, serta menjelaskan isi dan kualitas hadis.
Dalam tesis yang ditulis oleh Sari dan Farihah dan yang akan penulis kaji, mereka masih membincangkan tentang keberkatan, perbezaannya adalah pada topik perbincangan, penulis berdasarkan topik tafsir manakala Sari dan Farihah fokus kepada hadith. Keempat, Tesis yang ditulis oleh Jamaludin Konsentrasi Al-Qur'an dan Al-Hadith Institut Pengajian Al-Qur'an Jakarta bertajuk "Berkah Dalam Perspektif Mufassirin". 27. Dalam tesis yang ditulis oleh Jamaludin dengan tesis yang akan penulis kaji ketika ini, mereka berdua membincangkan ayat-ayat keberkatan.
Kelima, disertasi yang ditulis oleh Uswatun Khasanah dari Fakulti Usuluddin dan Pemikiran Islam Universiti Islam Negeri Sunan Kalijaga. 26 Farihah Jadwa Izzaty, "Keberkatan Dalam Perspektif Hadis", (Tesis S1 dari Fakulti Agama dan Falsafah, Universiti Islam Negeri Jakarta, 2013). 27 Jamaludin, "Barakah dalam Perspektif Mufassirin", (Tesis Konsentrasi Al-Qur'an dan Al-Hadith, Institut Ilmu Al-Qur'an Jakarta, 2006).
Yogyakarta yang berjudul “Hubungan Kebaikan dan Berkah dalam Al-Qur'an” 28 Ia membahas tentang hubungan keberkahan dan rahmat dalam Al-Qur'an. Dalam skripsi yang ditulis oleh Uswatun Khasanah dan yang akan penulis kaji, kita masih membahas tentang shalawat dengan cara yang sama, yang membedakan adalah topik pembahasannya, penulis fokus pada penafsiran ayat-ayat shalawat.
Quran, kamus bahasa, jurnal dan buku-buku yang berkaitan dengan pembahasan dalam skripsi ini. Dalam pengumpulan data, penulis mengumpulkan data dokumentasi dengan cara mencari literatur dari berbagai sumber di berbagai perpustakaan dan mencari informasi terkait dari berbagai artikel di internet sebagai bahan yang kemudian dipelajari secara intensif sehingga dapat menunjang kejelasan dan bukti suatu permasalahan. Metode analisis komparatif.31 yaitu pendekatan melalui pengumpulan data yang berkaitan dengan masalah yang dibahas yaitu tentang “Berkah”.
Teknik dan Sistematika Penulisan
Kemudian dideskripsikan datanya yaitu penjelasan tafsir al-Qurthub dan Ibnu Katsir untuk mendapatkan kejelasan pada permasalahan “Baraq”. Bab pertama berisi pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah, tinjauan pustaka, tujuan penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan. Pada bab kedua ini, penulis membahas tentang ikhtisar berkah yang mencakup pengertian berkah, pentingnya mencari berkah, sebab dan hambatan memperoleh berkah, serta kosa kata berkah.
Hal ini untuk mengetahui bagaimana ayat-ayat Al-Quran menggunakan kata berkah dan maknanya, serta bagaimana manusia bisa mendapatkan berkah. Pada bab ketiga penulis membahas tentang dua mufassir yaitu al-Qurthubî dan Ibnu Katsȋr yang karya-karyanya dijadikan referensi dalam penelitian ini antara lain biografi, pemikiran dan karya yang dihasilkan, metode yang digunakan serta gaya penafsiran. Penulis juga menjelaskan pandangan umum tentang keberkahan menurut masing-masing Mufassir; al-Qurthubî dan Ibnu Katsȋr.
Bab keempat ini merupakan inti pembahasan mengenai penafsiran ayat-ayat berkah dalam Al-Qur'an. Dari tafsir tersebut dimaksudkan untuk mengungkap tafsir ayat shalawat menurut al-Qurthub dan Ibnu Katser, selain itu juga dijelaskan persamaan kedua tafsir tersebut, serta dicantumkannya pentingnya ayat shalawat dengan keyakinan. Pada bab terakhir ini akan dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: Jawaban penulis atas pertanyaan penelitian berdasarkan rumusan masalah yang menjadi fokus penelitian penulis.
Kesimpulan
Penafsiran Al-Qurtubi dan Ibnu Katsir terhadap ayat-ayat rahmat menegaskan bahwa ungkapan menggunakan istilah berkah mengandung pesan-pesan yang saling berkaitan, karena dengan demikian menurut al-Qur’an, manusia akhirnya akan sampai pada titik di mana iman dan taqwa akan bertemu. dengan berkat. Jika nikmat itu tidak berlaku di dunia, sudah tentu ia akan berlaku di akhirat, dan sebaliknya azab Allah yang keji dijatuhkan kepada kekufuran.
Saran-saran
Tafsir al-Qur'an al-'Adzhim Syaikh Shafiyyur Rahman al-Mubarekfuri, (Bogor: .Pustaka Ibnu Katsȋr, 2006). Jamaludin, Barakah Dalam Perspektif Mufassirin, (Skripsi Konsentrasi Al-Qur'an dan Al-Hadits, Institut Ilmu Al-Qur'an, Jakarta, 2006). Rahman, Fazlur, Tema Besar Al-Qur'an (Bandung: Pustaka, 1983) Dewan Redaksi, Ensiklopedia Islam (Jakarta: PT Ichtiar Van Horve, 1993) Suratno, Siti Chamamah, Ensiklopedia Al-Qur'an di Dunia Islam Modern .
Shihab, Quraish, Ensiklopedia Al-Qur’an, (Jakarta: PT. Intermasa, 1997) al-Suyuthi, Jalaluddin Muhammad bin Ahmad al-Mahallli wa As-Syaikh Al-. At-Tirmidzi, Sunan at-Tirmidzi, (Beirut: Dȃr al-Gharn al-Islami, 1998) Qayyim, Ibnul, Risalah ilȃ Kulȋ Muslim, (Kairo: Mathba'ah al-Madani) al-Qurthubȋ, Syamsuddin, al-Jami ' li Ahkam al-Qur'an (Kairo: Dar al-Kutub. al-Misriyah, 1964). Al Jami’ li Ahkȃm Al-Qur’an Sudi Rosadi, Fathurrahman, Ahmad Hotib, (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007).