• Tidak ada hasil yang ditemukan

SUB MUTU profesi keperawatan

dina afriani

Academic year: 2023

Membagikan "SUB MUTU profesi keperawatan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PANDUAN

SUB KOMITE MUTU PROFESI KOMITE KEPERAWATAN

RSUP H. ADAM MALIK

2018

J L . B U N G A L A U - M E D A N

PANDUAN KREDENSIAL PERAWAT

D I S U S N U

OLEH

KOMITE KEPERAWATAN

BAB I DEFINISI A. Pengertian

(2)

J L . B U N G A L A U - M E D A N

Mutu (kualitas) pelayanan kesehatan adalah derajat dipenuhinya standar profesi atau Standar Prosedur Operasional (SPO) dalam pelayanan pasien dan terwujudnya hasil-hasil outcome seperti yang diharapkan oleh profesi maupun pasien yang meliputi pelayanan, diagnosa terapi, prosedur atau tindakan penyelesaian masalahklinis.

Mutu adalah gambaran total sifat dari suatu produk atau jasa pelayanan yang berhubungan dengan kemampuannya untuk memberikan kebutuhan kepuasan. Profesi adalah suatu pekerjaan yang ditujukan untuk kepentingan masyarakat dan bukan untuk kepentingan golongan atau kelompok tertentu.

Profesi sangat mementingkan kesejahteraan orang lain, dalam konteks bahasan ini konsumen sebagai penerima jasa pelayanan keperawatan profesional.

Tenaga Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spiritual yang komprehensif, ditujukan pada individu, keluarga, dan masyarakat, baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia, memiliki standar asuhan dan menggunakan kode etik, serta

dilandasi oleh profesionalisme yang mandiri dan/atau kolaborasi. Mutu profesi tenaga keperawatan harus selalu ditingkatkan melalui program pengembangan profesional secara terus menerus sesuai perkembangan masalah kesehatan, ilmu pengetahuan dan teknologi, perubahan standar profesi, standar pelayanan serta hasil-hasil penelitian terbaru. Mutu profesi yang tinggi akan meningkatkan percaya diri, kemampuan mengambil keputusan klinik dengan tepat, mengurangi angka kesalahan dalam pelayanan keperawatan dan kebidanan.

Akhirnyameningkatkan tingkat kepercayaan pasien terhadap keperawatan dalam pemberian pelayanan keperawatan, keperawatan gigi, dan kebidanan. Menurut Permenkes No 39 tahun 2013 tentang Komite Keperawatan, tujuan penyelenggaraan komite keperawatan adalah untuk meningkatkan profesionalisme tenaga keperawatan serta mengatur tata kelola klinis yang baik

(3)

agar mutu pelayanan keperawatan, keperawatan gigi dan pelayanan kebidanan yang berorientasi pada keselamatan pasien di rumah sakit lebih terjamin dan terlindungi.

BAB II

RUANG LINGKUP

A. Ruang Lingkup Subkomite Mutu Profesi Keperawatan Perkembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)

(4)

a) Direktorat Keperawatan.

b) Subkomite Kredensial Keperawatan.

c) Seluruh tenaga keperawatan di area praktek klinik 2. Panduan Asuhan Keperawatan (PAK)

a) Komite Keperawatan b) Direktorat Keperawatan c) Mitra Bestari

3. Audit Profesi Tenaga Keperawatan a) Komite Keperawatan

b) Direktorat Keperawatan.

c) Panitia Adhoc

d) Seluruh tenaga keperawatan di area praktek klinik

BAB III TATA LAKSANA

Subkomite Mutu profesi Keperawatan dikelola secara profesional dengan

(5)

menetapkan tanggung jawab dan tugas pokok serta penatalaksanaannya sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan, keperawatan gigi dan kebidanan yang berorientasi kepada keselamatan pasien sesuai kewenangannya.

A. Perkembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) atau Continuous Professional Development (CPD) adalah proses pengembangan keprofesian yang meliputi berbagai kegiatan yang dilakukan seseorang dalam kapasitasnya sebagai tenaga keperawatan praktisi, guna mempertahankan dan meningkatkan profesionalismenya sebagai tenaga keperawatan sesuai standar kompetensi yang ditetapkan dimiliki.

1. Ketua Subkomite Mutu Profesi Keperawatan berkolaborasi dengan Ketua Subkomite Kredensial Keperawatan dan Direktorat Keperawatan untuk data mapping keperawatan sesuai area praktik.

2. Ketua Subkomite Mutu Profesi keperawatan mengidentifikasi kesenjangan kompetensi yang berasal dari data Subkomite Kredensial Keperawatan sesuai perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan perubahan standar profesi.

3. Ketua Subkomite Mutu Profesi Keperawatan merekomendasikan perencanaan pengembangan keprofesionan berkelanjutan tenaga keperawatan yang terdiri dari : Pendidikan Formal, Pendidikan Non Formal, dan pertemuan ilmiah internal dan eksternal.

a. Menyusun PKB.

b. Melakukan sosialisasi:

1) Sosialisasi pada tingkat pimpinan.

2) Sosialisasi pada tingkat pelaksana.

c. Melaksanakan PKB

1) Ketua Subkomite Mutu Profesi Keperawatan menerima berkas perawat yang akan di kredensial dari Ketua Subkomite Kredensial.

2) Ketua Subkomite Mutu Profesi Keperawatan akan membuat

(6)

rekomendasi bila ada hal yang tidak sesuai dengan standar PKB kepada Ketua Komite Keperawatan.

3)Ketua Subkomite Mutu Profesi Keperawatan membuat rekomendasi Pendidikan Formal dan Non Formal.

4) Berkolaborasi dengan Direktorat Keperawatan untuk pencapaian kewenangan

klinis.

5) Melakukan koordinasi dengan praktisi klinik untuk pendampingan dan bimbingan terhadap perawat sesuai dengan kebutuhan.

4. Ketua Subkomite Mutu Profesi Keperawatan menyusun laporan kegiatan Subkomite Mutu Profesi Keperawatan untuk disampaikan kepada Ketua Komite Keperawatan setiap 1 bulan sekali.

5. Ketua Subkomite Mutu Profesi Keperawatan melakukan Evaluasi dari kegiatan

Subkomite Mutu Profesi Keperawatan setiap 3 bulan sekali.

B. Panduan Asuhan Keperawatan (PAK)

1. Ketua Subkomite Mutu Profesi Keperawatan berkolaborasi dengan Direktorat Keperawatan dan Mitra Bestari dalam penyusunan PAK.

2. Ketua Subkomite Mutu Profesi Keperawatan berkolaborasi dengan Direktorat Keperawatan untuk menelaah kritis PAK.

C. Audit Profesi Tenaga Keperawatan

1. Audit Kewenangan Klinis sesuai Level Kompetensi a. Komite Keperawatan menetapkan standar dan kriteria.

b. Komite Keperawatan menentukan populasi dan sampel perawat di area praktik klinik yang sudah ada hasil dari asesmen kompetensi.

c. Komite Keperawatan menggunakan metode Audit Klinik keperawatan dengan cara review dokumen metode pengumpulan data yang digunakan antara lain :

1. Retrospektif

(7)

f. Komite Keperawatan dengan panitia adhoc menentukan teknik sampling yaitu random sampling.

g. Komite Keperawatan dengan panitia adhoc menentukan instrumen yang digunakan dalam melakukan observasi yaitu lembar observasi.

h. Komite Keperawatan dengan panita adhoc menentukan metode pengumpulan data adalah metode pengamatan (observasi).

i. Komite Keperawatan dengan panita adhoc menentukan metode pelaporan data kuantitatif deskriptif.

j. Komite Keperawatan dengan panitia adhoc menentukan waktu dan tempat.

k. Komite Keperawatan dengan panitia adhoc akan melakukan audit.

l. Komite Keperawatan dengan panitia adhoc melakukan analisa kasus yang tidak sesuai standar dan kriteria.

m. Ketua Subkomite Mutu Profesi Keperawatan melakukan rencana reaudit.

n. Ketua Sub Komite Mutu Profesi Keperawatan membuat rekomendasi dan laporan kegiatan subkomite mutu profesi keperawatan untuk disampaikan kepada ke Ketua Komite Keperawatan setiap 3 bulan sekali.

o. Ketua Sub Komite Mutu Profesi Keperawatan melakukan evaluasi dari kegiatan Sub Komite Mutu Profesi Keperawatan setiap 3 bulan sekali.

3. Audit Kelengkapan Dokumentasi Keperawatan a. Komite Keperawatan membentuk panitia adhoc.

b. Komite Keperawatan dengan panitia adhoc melakukan pemilihan topik atau masalah untuk diaudit.

c. Komite Keperawatan dengan panitia adhoc menetapkan standar dan kriteria.

d. Komite Keperawatan dengan panitai adhoc menentukan populasi dan sampel perawat di area praktik klinik.

e. Komite Keperawatan menggunakan metode pemilihan dengan menggunakan Rumus Slovin.

Keterangan :

(8)

n = jumlah sampel

N = jumlah total polupasi e = toleransi error

Akurasi 95 % atau 98 % Populasi Perawat yang praktik klinik di atas 1 tahun. Akurasi yang diambil adalah 95%, error 5 %. Jadi Sampel yang diambil adalah perawat pelaksana.

f. Komite Keperawatan dengan panitia adhoc menentukan teknik sampling yaitu random sampling.

g. Komite Keperawatan dengan panita adhoc menentukan instrumen yang digunakan dalam melakukan observasi yaitu lembar observasi.

h. Komite Keperawatan dengan panita adhoc menentukan metode pengumpulan data adalah observasi dokumen.

i. Komite Keperawatan dengan panitia adhoc menentukan metode pelaporan data kuantitatif deskriptif.

j. Komite Keperawatan dengan panita adhoc menentukan waktu dan tempat.

k. Komite Keperawatan dengan panitia adhoc melakukan audit.

l. Komite Keperawatan dengan panitia adhoc melakukan analisa kasus yang tidak sesuai standar dan kriteria.

m. Ketua Subkomite Mutu Profesi Keperawatan melakukan rencana reaudit.

n. Ketua Sub Komite Mutu Profesi Keperawatan membuat rekomendasi dan laporan kegiatan subkomite mutu profesi keperawatan untuk disampaikan kepada ke Ketua Komite Keperawatan setiap 3 bulan sekali.

n = N / (1+Ne2)

o. Ketua Sub Komite Mutu Profesi Keperawatan melakukan evaluasi dari kegiatan Sub Komite Mutu Profesi Keperawatan setiap 3 bulan sekali.

BAB IV DOKUMENTASI

(9)

Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk menyediakan dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat dari pencatatan sumber-sumber informasi khusus dari karangan/ tulisan, buku, undang-undang, dan sebagainya. Dokumentasi ini digunakan untuk mendapatkan keterangan dan penerangan pengetahuan dan bukti. Dokumentasi biasanya juga digunakan dalam sebuah laporan pertanggung jawaban dari sebuah acara.

Dokumentasi adalah catatan yang dapat dibuktikan dan dijadikan bukti secara hukum.Dokumen yang berisi data lengkap, nyata dan tercatat bukan hanya tentang tingkat kesakitan pasien, tetapi juga jenis dan kualitas pelayanan yang diberikan. Dokumentasi yang digunakan:

1. Data Profil Keperawatan dan Mapping Unit Keperawatan 2. PAK

3. Surat Rekomendasi 4. Format Laporan 5. Format Evaluasi

DAFTAR PUSTAKA

(10)

Akreditasi Rumah Sakit. 2015. Pedoman Penyusunan Panduan Praktik Klinis Dan Terintegrasi sesuai Standar. Jakarta: Akreditasi Rumah Sakit 2015.

Arikunto, Suharsimi(2009). Prosedur Penelitian Suatu Pendekat Praktik.

Jakarta: Rinek.

Danim, S. 2003. Riset Keperawatan: Sejarah dan Metodologi. Jakarta: Buku Kedokteran EGC.

Menentukan Jumlah sampel dengan rumus . Diakses dari: http://analisis- statistika.blogspot.co.id/2012/09/menentukan-jumlah-sampel-dengan-

rumus.html,tanggal 10 Maret 2017

Paper Komite Keperawatan Rumah Sakit . Diakses dari:

http://www.academia.edu/11397270/PAPER_KOMITE_KEPERAWATAN_R UM

AH_SAKIT , tanggal 27 Agustus 2017.

Permenkes RI. Komite Keperawatan Rumah Sakit tahun 2013.Jakarta : Permenkes RI;

2013.

PPNI.Pedoman Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Perawat Indonesia.

Jakarta : PPNI; 2013.

Program Kerja Subkomite Mutu Profesi. Diakses dari:

https://www.scribd.com/document/337590364/Program-Kerja-Sub-Komite- MutuProfesi, tanggal: 15 Agustus 2017

(11)

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung : Alfabeta

Referensi

Dokumen terkait

Praktek profesi keperawatan anak merupakan program yang menghantarkan mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk menerima pendelegasian kewenangan secara bertahap dalam

Praktek profesi keperawatan gerontik merupakan program yang menghantarkan mahasiswa dalam adaptasi profesi untuk menerima pendelegasian kewenangan secara bertahap dalam

Ruang lingkup pedoman indikator mutu pelayanan keperawatan klinik di sarana kesehatan meliputi: konsep mutu, indikator klinik, indikator klinik mutu

LAPORAN PROFESI KEPERAWATAN KOMPREHENSIF ASUHAN KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN ISOLASI SOSIAL: MENARIK DIRI DENGAN MENERAPKAN TERAPI SOCIAL

Dalam menyusun analisis SWOT Prodi S1 Keperawatan dan Profesi Ners menggunakan indikator penilaian mutu pendidikan tinggi diantaranya: visi misi, tata kelola, mahasiswa

ii Program Studi Ilmu Keperawatan FK-KMK UGM Buku Panduan Profesi Ners: Buku Kerja Harian/Log Book Mahasiswa.. Buku Panduan Profesi Ners: Buku Kerja Harian/Log Book Mahasiswa

2) Perawat senantiasa memelihara mutu pelayanan keperawatan yang tinggi disertai kejujuran profesional yang menerapkan pengetahuan serta ketrampilan keperawatan

panduan sub etik dan disiplin komite