Oleh karena itu penelitian ini difokuskan pada nilai-nilai kedermawanan dalam tradisi peringatan Ledhug Suro di Kabupaten Magetan dan relevansinya dengan tujuan pendidikan Islam. Menambah dan memperluas khasanah keilmuan dan pemahaman tentang nilai-nilai kedermawanan dalam tradisi perayaan Ledhug Suro di Kabupaten Magetan serta relevansinya dengan tujuan Pendidikan Islam.
Sistematika Pembahasan
Tahap fieldworker, yang meliputi: memahami latar belakang peneliti dan persiapan diri, memasuki lapangan dan berpartisipasi dalam pengumpulan data. Bab ini membahas tentang penyajian data yang meliputi uraian data umum Kabupaten Magetan yang meliputi: sejarah berdirinya Kabupaten Magetan, gambaran umum Kabupaten Magetan, visi dan misi Kabupaten Magetan, letak geografis Kabupaten Magetan, lambang dan makna Kabupaten Magetan, penduduk Kabupaten Magetan dan gambaran tradisi perayaan Ledhug Suro di Kabupaten Magetan, yang meliputi sejarah dan prosesi tradisi perayaan Ledhug Suro.
Definisi Budaya/Tradisi
Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa kebudayaan adalah segala sesuatu yang diciptakan oleh manusia, konkret dan abstrak, yang digunakan untuk memenuhi kehidupan. Tradisi dalam arti sempit adalah kumpulan benda, bahan, dan gagasan yang diberi arti khusus yang berasal dari masa lalu.18 Dari pengertian tersebut, tradisi dapat diartikan sebagai kebiasaan atau kegiatan yang berasal dari masa lampau dan masih dilakukan. . Hari ini.
Perwujudan Kebudayaan
Bentuk ini disebut sistem sosial, karena mencakup tindakan dan perilaku yang dimodelkan oleh masyarakat itu sendiri. Sebagai contoh bentuk gagasan budaya. ide) mengatur dan memberi arah pada tindakan (aktivitas) dan karya (artefak).
Keutamaan Bulan Muharram/Suro
Kemudian Nabi s.a.v.s. juga memutuskan untuk berpuasa pada 10 Muharram sebagai rasa syukur atas pertolongan Allah. Oleh itu, dianjurkan puasa ini diikuti dengan puasa sehari sebelum atau selepasnya.
Definisi Nilai Kedermawanan
Orang yang memberi dengan mudah disebut karim, yang berarti dermawan.35 Al-karam adalah kecenderungan untuk bermurah hati. Maka dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai kedermawanan adalah sikap seseorang yang ikhlas memberi, menolong atau rela berkorban di jalan Allah SWT baik dengan harta maupun dengan jiwa dan raganya sebagai cerminan. rasa solidaritas kemanusiaan dari seorang hamba Allah SWT kepada hamba lainnya yang membutuhkan.
Karakteristik Sikap Dermawan
Bahkan jika ingin memberi bantuan, orang yang dermawan akan memberikan bantuan tanpa ada yang mengetahuinya dengan keyakinan bahwa apapun yang dilakukan untuk membantu orang lain hanyalah mengharap ridha Allah SWT. Menyembunyikan dan mengeluarkan sedekah dapat mengangkat derajat seseorang dan menjadi lebih baik di sisi Allah SWT.
Keutamaan Sikap Dermawan
Maksudnya: “Perumpamaan orang-orang yang membazirkan hartanya di jalan Allah adalah seperti sebutir benih yang tumbuh daripadanya tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dialah Pemberi rezeki yang sebaik-baiknya.”
Definisi Ilmu Pendidikan Islam
Arifin menyatakan dalam buku Ilmu Pendidikan Islam bahwa pendidikan Islam adalah sistem pendidikan yang mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba-hamba Allah SWT.56. Omar Muhammad Al-Touny al-Syaebany, dikutip Muzayyin, mendefinisikan bahwa pendidikan Islam adalah upaya untuk mengubah perilaku individu dalam kehidupan pribadi atau sosialnya. Rahmayulis dalam buku Ilmu Pendidikan Islam berpendapat bahwa pendidikan Islam adalah proses pendidikan yang mengarah pada pembentukan akhlak atau kepribadian.
Muhammad Fadhil al-Jamali, dikutip Abdul Mujib, mendefinisikan pendidikan Islam sebagai upaya mengembangkan, mendorong dan mengajak manusia untuk lebih maju berdasarkan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan yang mulia, untuk membentuk kepribadian yang lebih utuh, baik dari segi akal. . , perasaan, tetapi juga tindakan. Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam adalah upaya mengembangkan fitrah manusia melalui ajaran Islam sehingga terwujud kehidupan manusia yang sukses dan bahagia.
Konsep Tujuan Pendidikan Islam
Metode-Metode Pendidikan Islam
Oleh karena itu, yang dimaksud dengan metodologi pendidikan Islam adalah cara yang dapat ditempuh untuk mempermudah tercapainya tujuan pendidikan Islam. Metode Al-Qur'an dan Nabawi Hiwar (percakapan) adalah percakapan alternatif antara dua pihak atau lebih tentang suatu hal dan sengaja diarahkan pada tujuan yang diinginkan. Metode Al-Qur’an dan Kisah Nabawi, merupakan penyajian materi pembelajaran yang memuat kisah-kisah yang terdapat dalam Al-Qur’an dan Hadits Nabi SAW.
Dongeng Al-Qur'an merupakan salah satu cara untuk mendidik manusia agar beriman kepada-Nya, dan dalam pendidikan Islam, dongeng merupakan metode pendidikan yang sangat penting karena dapat menyentuh hati manusia. Metode Al-Qur'an Amtsal (perumpamaan), adalah penyajian bahan ajar dengan mengangkat perumpamaan-perumpamaan dalam Al-Qur'an.
Isi Materi Pendidikan Islam
Al-Farabi, mengklasifikasikan ilmu-ilmu yang bersumber dari Al-Qur'an, seperti linguistik, logika, fisika dan metafisika, dan ilmu-ilmu sosial. Mohammad Fadhil al-Djamaly, materinya adalah semua jenis ilmu yang harus diajarkan dalam Al Quran, antara lain: ilmu agama, sejarah, astronomi, geografi, psikologi, kedokteran, pertanian, biologi, ekonomi, balaghoh, ilmu bahasa arab, ilmu ilmu bela negara dan segala ilmu yang dapat mengembangkan kehidupan umat manusia dan mengangkat derajatnya. Ilmu Imam Ghozali dirinci dalam dua kategori yaitu: ilmu fard'ain yaitu ilmu yang harus dipelajari oleh semua umat Islam termasuk ilmu agama atau ilmu yang berasal dari kitab suci Al-Qur'an dan ilmu yang fard.kifayah terdiri dari ilmu yang dapat digunakan.
Dari berbagai pendapat para ahli pendidikan Islam tentang bidang dan klasifikasi ilmu, dapat disimpulkan bahwa semua ilmu pada hakekatnya sama, yaitu sumbernya dari Al-Qur’an. Masalah akidah diutamakan dalam penyusunan materi pendidikan Islam, karena merupakan ajaran yang pertama kali ditanamkan pada anak.
Evaluasi Pendidikan Islam
Evaluasi dengan demikian bukan sekedar menilai suatu kegiatan secara spontan dan acak, melainkan suatu kegiatan menilai sesuatu secara terencana, sistematis dan berdasarkan tujuan yang jelas. Selanjutnya evaluasi dalam pendidikan Islam adalah suatu cara atau teknik menilai tingkah laku peserta didik berdasarkan perhitungan baku yang sifatnya menyeluruh dari segala aspek kehidupan mental-psikologis dan spiritual-religius karena manusia bukan hanya individu yang tidak hanya beragama. , tetapi juga berpengetahuan dan terampil, yang mampu melakukan perbuatan baik dan melayani Tuhan dan masyarakat. Evaluasi pendidikan Islam merupakan kegiatan untuk mengetahui tingkat kemajuan suatu kegiatan dalam pendidikan Islam.
Evaluasi dalam pendidikan Islam dengan demikian berarti mengambil sejumlah keputusan terkait pendidikan Islam untuk melihat sejauh mana keberhasilan pendidikan sesuai dengan nilai-nilai Islam sebagai tujuan pendidikan Islam itu sendiri. Jadi evaluasi pendidikan Islam adalah kegiatan menilai tingkah laku seluruh aspek mental-psikologis dan religio-spiritual dalam pendidikan Islam, dalam hal ini tentunya tolak ukurnya adalah Al-Qur’an dan Hadits.
Telaah Hasil Penelitian Terdahulu
Kemudian kaitannya dengan tradisi masyarakat Jawa dalam kajian Ahmad Nur Fauzi sebelumnya yang berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan Islam dalam Ritual dan Tradisi Jawa (Kajian Analitik dalam Buku)” dan tradisi oleh KH. Muhammad Sholikhin dan bagaimana nilai-nilai tersebut pendidikan Islam tertuang dalam buku “Ritus dan Tradisi Islam Jawa” karya KH.
Dari hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa ritual dan tradisi Islam Jawa tertuang dalam buku “Ritual dan Tradisi Islam Jawa” karya K.H. Sedangkan nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung dalam ritual dan tradisi Jawa dibahas dalam buku “Ritual dan Tradisi Islam Jawa”.
DESKRIPSI DATA
Deskripsi Umum Kabupaten Magetan 1. Sejarah berdirinya kabupaten magetan
Selain itu jika dilihat dari sejarahnya, Kabupaten Magetan yang dulunya merupakan wilayah Mataram Mancanegara yaitu daerah yang ditaklukkan oleh kerajaan Mataram ini memiliki banyak peristiwa sejarah dan peninggalan. Kabupaten Magetan merupakan salah satu kabupaten di provinsi Jawa Timur yang berada di kaki Gunung Lawu, dengan Magetan sebagai ibukotanya. Di Kabupaten Magetan terdapat stasiun kereta api yang merupakan salah satu stasiun penghubung Provinsi Jawa Timur ke Jawa Tengah yaitu Stasiun Barat yang terletak di Kabupaten Barat.
Kabupaten Magetan terletak di sebelah timur kaki Gunung Lawu yang membujur dari selatan ke utara, sehingga Kabupaten Magetan dikenal dengan Green Belt Lawu atau lingkaran hijau Lawu. 3. Visi dan Misi Kabupaten Magetan a. Bentuk keseluruhannya adalah kulit sapi, ciri khas Kabupaten Magetan yang terkenal dengan kerajinan kulitnya. B.
Deskripsi Tradisi Perayaan Ledhug Suro 1. Sejarah tradisi perayaan Ledhug Suro
Dalam tradisi ini dilakukan proses pembagian kebaikan dan nilai sedekah dari pemerintah dengan biskuit bagi masyarakat Magetan. Usai kedatangan biskuit Rahayu di alun-alun kota, roti tersebut terlebih dahulu diserahkan secara simbolis kepada bupati, kemudian dibagikan kepada masyarakat umum. Dibuat oleh industri biskuit lokal di wilayah Magetan dengan lead time satu minggu.
Roti bolu yang digunakan dalam tradisi menyambut bulan Muharram dimaknai dengan niat yang baik agar selalu ingat bahwa segala sesuatu yang diciptakan adalah wujud keagungan Allah SWT dan bukan dari yang lain. Mereka percaya bahwa dengan mendapatkan kue bolu tersebut, mereka akan mendapat berkah di kemudian hari dan jika mereka memintanya.
NILAI-NILAI LIBERAL DALAM TRADISI PERAYAAN LEDHUG SURO KABUPATEN MAGETAN. Relevansinya dengan tujuan pendidikan Islam). Sehingga dapat disimpulkan bahwa dalam tradisi merayakan Ledhug Suro ini mengandung simbol dan pesan agar kita sebagai umat Islam dapat memperingati adanya bulan yang istimewa yaitu Suro/Muharram bersama masyarakat untuk beramal dan beribadah untuk mendapatkan rahmat Allah SWT yaitu sedekah terbaik berupa roti bolu sekaligus bermakna untuk memberikan pelajaran tentang kehidupan yang begitu mendalam. Ledhug Suro dan sikap saling mengenal, tradisi ini juga mengajarkan kita untuk bermurah hati atau saling memberi.
Ilmu dan pemikiran orang yang menjadi pemimpin dan pengurus DESIMA dalam merumuskan tradisi Ledhug Suro. Dalam tradisi sambutan Ledhug Suro, beliau telah mengajar kita supaya mempunyai sikap tolong-menolong dan tolong-menolong.
Relevansi Nilai-Nilai Kedermawanan Dalam Tradisi Perayaan Ledhug Suro Di Kabupaten Magetan Dengan Tujuan Pendidikan Islam
Dalam Islam kita belajar untuk berbagi kepada saudara, keluarga, sahabat dan masyarakat yang membutuhkan tanpa membeda-bedakan agama, ras dan suku, karena berbagi pada hakekatnya adalah bentuk kedermawanan seseorang sehingga dapat bermanfaat bagi orang lain.
Sehingga menunjukkan bahwa saling memberi akan membantu meringankan beban orang lain. Oleh karena itu, sangat relevan dengan tujuan pendidikan Islam yang mengarah pada pembentukan akhlakul karimah. Hal tersebut menunjukkan sikap pribadi yang akan membentuk akhlak setiap manusia untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT sehingga sangat relevan dengan tujuan pendidikan Islam.
Untuk (miskin) orang yang meminta dan orang yang tidak punya apa-apa (yang tidak mau meminta)”. Artinya: “Dan atas harta mereka ada hak bagi fakir miskin yang meminta dan fakir miskin yang tidak mendapat bagian”.
PENUTUP
Kesimpulan
Saran